54
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan Perumpaan kata “Embus” berasal dari hembusan nafas manusia. Nafas
adalah elemen terpenting dalam kehidupan dan salah satu bentuk anugerah yang di berikan Tuhan kepada manusia. Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan dengan banyak memiliki keistimewaan, salah satunya adalah sistem pernafasan. Setiap orang memiliki hal-hal penting yang harus dilakukan dalam hidupnya. Tapi tidak satu pun dari semuanya yang lebih penting dari pada sebuah nikmat yang manusia miliki setiap saat, yaitu nafas. Nafas adalah hal pertama dan juga terakhir yang kita lakukan dalam kehidupan ini. Bisa dikatakan seluruh cerita perjalanan hidup ini, terjadi diantara nafas pertama dan terakhir. Berawal dari hembusan nafas Ibu yang selalu menghembuskan nafas nya ke kepala anak nya, yang dimana hembusan tersebut adalah sebuah do’a menjadikan sumber dalam karya ini. Tak hanya itu, karya ini juga memaparkan mengenai pola bernafas yang menggambarkan kondisi batin dan hati manusia, perhatikan bagaimana pola nafas berubah ketika batin seseorang sedang merasa emosi, marah, lega, merasa nikmat, sedih, dan lain sebagainya. Stimulan sebagai lahirnya karya ini tidak lepas dari hembusan nafas Ibu. Dari hembusan nafas Ibu lah penulis percaya bahwa hembusanya yang menjadikan awal kehidupan bagi penulis. Ketika dalam kandungan Ibu melalui plasenta, ketika itu lah lahir melalui nafas dan cinta kasih sayang Ibu, hingga apa
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
55
yang penulis rasakan dari kecil hingga dewasa ini tidak lepas dari hembusan nafas Ibu. Sebuah gambaran fenomena kehidupan manusia yang tertuju pada realita hidup kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya menjadi landasan terciptanya karya seni ini. Penyajian ”Embus” menggunakan instrumen Suling Sunda dan Suling Bali sebagai gagasan awal. Gagasan awal tersebut dimusikalisasikan dengan bentuk Orkestra atau rampak suling yang menyajikan berbagai bentuk nuansa musik etnis meliputi Sunda, Jawa, dan Bali. Perwujudan realita hidup dan kasih sayang Ibu tersebut dituangkan ke dalam penggarapan elemen-elemen musik pada teknik pengolahan tabuhan instrumen. Teknik tersebut menggunakan pengolahan olah musik barat filler, diminution, augmentation, repetition, sequens, modulation, dan sebagainya. Juga pengolahan pada karawitan Jawa padhang-ulihan, garap soran, garap lirih dan sebagainya. Nilai keindahan merupakan hasil interaksi antara obyek dan subyek. Sesuatu dikatakan indah apabila bermanfaat bagi orang lain misalnya dapat memberikan kekaguman, kebahagiaan, kebaikan, kepuasan dan sebagainya, tetapi sesuatu yang jelek bukan berarti tidak ada unsur keindahannya.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
56
KEPUSTAKAAN
A.
Tertulis
Ali Albar, Muahamad. 2004. Penciptaan Manusia, “kaitan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits dengan ilmu kedokteran”. Yogyakarta: Mitra Pustaka. A Naafiah dan A Rozalena. 2010. Manjurnya Do’a Ibu dan Ayah. Yogyakarta: Mutiara Media. Ari Wardhani dan Wawan Susetya. 2008. Rahasia Terkabulnya Do’a. Yogyakarta: Pustaka Marwa. ‘Audah, Faiza. 2011. Dahsyatnya Teknik Pernafasan. INTERPREBOOK. Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik, Yogyakarta: Kanisius.
Yogyakarta:
Edmund Prier SJ, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Harjana, Suka. 2004. Musik Antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta: Kompas. Hadi, Y. Sumandyo. 2011. Koreografi Bentuk Teknik Isi. Yogyakarta: Cipta Media. Martono, Hendro. 2010. Mengenal Tata Cahaya Lampu. Yogyakarta: Cipta Media. Marianto, M. Dwi. 2006. “Metodelogi Penciptaan Seni” dalam Surya Seni : Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni Volume 2 No 1. M. Dahlan. Y. Al-Barry dan L.Lya Sofyan Yacub. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah Seni Intelektual. Surabaya: Target Press Surabaya. M. Moeliono, Anton. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Nani Sri Prihatini. 2009. “Ekspresi Perempuan dalam Seni Pertunjukan” dalam Endang Caturwati (Ed), Pesona Perempuan dalam Sastra dan Seni Pertunjukan. Bandung: Sunan Ambu Press. Parmono, Kartini. 2008. Horizontal Estetika. Yogyakarta: Kahfi Offset. Rachmawati, Yeni. 2005. Musik Sebagai Pembentuk Budi Pekerti Sebuah Panduan Untuk Pendidikan. Yogyakarta: Panduan.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
57
Suherman, Yuyus. 2008. Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Grafindo Media Pratama. Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan I. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Waridi. 2006. “Memaknai Kekaryaan Karawitan : Dari Sudut Pandang Pendekatan Penciptaanya” : Selonding Jurnal Etnomusikologi Indonesia, Vol III. Yogyakarta: Masyarakat Etnomusikologi Indonesia.
B.
Internet
http://agus-mustofa.blogspot.com/2009/12/mengenal-4-anasir-api-angin-airtanah.html, diakses pada tanggal 30 April 2014 jam 11.18. http://repository.upi.edu “Musik Minimalis”. Diakses pada tanggal 31 Mei 2013, pukul 00.00 WIB.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
58
DAFTAR NARASUMBER/INFORMAN Bayu Citra Raharja, 24 tahun, pemain perkusi, Desa Sebapang Pendowoharjo Sewon Bantul. Praptika Kamalia Jaya, 24 tahun, komposer, jalan. Mawar no. 2, Baciro, Gondokusuman. Yogyakarta. Mang Udung, 28 tahun, pengrajin alat tiup bambu, Jl.Bukit Dago Utara no.53. kota Bandung. Jaja Dm, 38 tahun, dosen STSI Bandung, Komposer, Komplek Permata Biru. F 140, Kabupaten Bandung.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
59
DISKOGRAFI Samba Sunda, lagu Milenium Ritual, Bandung: Gema Pertiwi Record, 2010 Siguros, lagu All alright, Icelandia: FatCat Records, 1999. World of Music, Song For Tibeth, India : Ceremonial Homs Records, 1997. Mogwai, lagu I Know You But Who I’am?, Icelandia: Spunk Records, 2003
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
60
GLOSARIUM andagio con ekspresso = Tempo lambat dengan penuh perasaan andagio con amore = Tempo lambat andante con maestoso = Tempo cepat dengan ekspresi agung balungan = Kerangka lagu chaos = Keadaan tanpa bentuk, kacau, tanpa aturan. gendhingan = Instrumental improve = Melakukan sesuatu tanpa persiapan kempyung = Interval 666 2/3 cent dalam tangga nada pelog, 700 cent dalam tangga nada diatonis, serta 720 cent dalam salendro padantara. Salendro bedantara mempunyai jarak sejauh 706 cent Hz. Misalnya antara nada barang dengan galimber, loloran dengan singgul, panelu dengan barang gede. Dalam tangga nada diatonis; antara nada C dan G. Dalam karawitan Sunda disebut kungbem; di Bali:ngero; dalam istilah musik:kwint. Plasenta = Atau juga yang biasa dikenal sebagai ari-ari untuk embrio yang ada dalam kandungan. Sekar = Lagu
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta