BAB III PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN SATELIT COMPASS
3.1 Sejarah Satelit COMPASS Sistem satelit navigasi merupakan infrastruktur bangunan angkasa yang sangat penting, dimana dapat memperluas rentang aktifitas manusia dan mengembangkan kemampuan bersosialisasi mereka. Satelit navigasi membawa perubahan dalam dunia politik, ekonomi, militer, teknologi dan budaya. Dengan sejarah yang panjang dan kebudayaan yang indah, China merupakan salah satu negara yang penting dalam perkembangan peradaban awal manusia. Di masa kuno, rakyat China menggunakan konstelasi rasi bintang biduk (Big Dipper) dalam penentuan arah. Mereka juga yang pertama kali menemukan alat navigasi pertama di dunia, yaitu kompas kuno (Sinan), yang mana kompas kuno itu lah yang memberi kontribusi sangat besar dalam perkembangan peradaban dunia. Dalam peradaban modern, sistem satelit navigasi COMPASS buatan mereka, akan menjadi kontribusi lainnya bagi umat manusia (CSNO, 2011). Beidou (COMPASS) Satellite Navigation System adalah sebuah proyek yang dikembangkan oleh China dalam rangka membuat sistem satelit navigasi yang independent, tidak tergantung sistem negara lainnya. Nama dari sistem ini diambil dari rasi bintang biduk (Big Dipper) dimana dalam bahasa China disebut Beidou. Konstelasi rasi bintang biduk atau Big Dipper ditunjukkan pada Gambar 3.1. Secara harfiah nama itu berarti Biduk Utara atau Northern Dipper, nama yang diberikan para astronom untuk 7 bintang paling terang dalam konstelasi Ursa Major atau “The Great Bear”. Sejarahnya, susunan bintang ini lah yang digunakan para astronom dalam penentuan lokasi arah bintang utara kutub. Dengan demikian, Beidou juga merupakan sebuah metafora tujuan sistem satelit navigasi.
25
Gambar 3.1 Rasi bintang Big Dipper (Buzzle.com, 2010)
Ide pembuatan sistem satelit navigasi Beidou pertama kali dikemukakan dan dikerjakan oleh Chen Fangyun dan tim pada awal tahun 1980-an. Chen fangyun adalah seorang ilmuwan yang mengabdikan diri pada negara dalam penelitian sistem dan teknologi luar angkasa China. Beliau lahir pada tahun 1916 dan wafat pada tahun 2000. Proyek sistem satelit navigasi COMPASS merupakan ide yang lahir dari otak briliannya. Beliau sangat berperan penting dalam proses pembangunan sistem ini sampai akhir hidupnya (wikipedia.org, 2012). Sama seperti sistem GNSS lainnya yaitu GPS, GLONASS dan GALILEO, sistem ini dirancang untuk menyediakan dua layanan navigasi, yaitu pelayanan terbuka untuk pengguna komersil dan sebuah layanan komunikasi penentuan posisi, kecepatan, dan waktu untuk pihak berwenang. Untuk menuju semua kepentingan itu, menurut China Satellite Navigation Office dalam presentasinya pada tahun 2010 di Munich, China membangun sistem ini dengan kebijakan sebagai berikut : a. Openness (keterbukaan) Pada prinsip ini dijelaskan bahwa Sistem COMPASS akan menyediakan pelayanan penggunaan langsung gratis dengan kualitas tinggi kepada seluruh dunia. China juga akan berkomunikasi dan menjalin hubungan kerjasama secara terbuka dan mendalam dengan negara-negara lain dalam bidang satelit navigasi. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan kompatibilitas dan interoperabilitas diantara seluruh sistem GNSS yang ada, serta untuk mendorong kemajuan industri dan teknologi satelit navigasi dunia. 26
b.
Independency Pemerintah China akan mengembangkan dan mengoperasikan sistem satelit navigasi COMPASS secara independent dan tidak bergantung pada pihak manapun. COMPASS nantinya juga akan menyediakan pelayanan kepada pengguna secara independent dengan kualitas pelayanan lebih tinggi pada wilayah Asia-Pasifik.
c. Compatibilty (kompatibilitas) Sistem satelit navigasi COMPASS akan mengusahakan mendapatkan solusi untuk mewujudkan kompatibilitas dan interoperabilitas dengan sistem satelit navigasi lainnya yang termasuk dalam kerangka ICG (International Committee on Global Navigation Satellite Systems) dan ITU (International Telecommunication Union). Berdasarkan peraturan perlindungan pengguna dan industri saat ini, semua pengguna akan menikmati peningkatan dari sistem satelit navigasi COMPASS. d. Gradualness Untuk mengontrol dan mengatasi resiko teknis dan ekonomi, sistem COMPASS akan dikembangkan melalui tahap demi tahap yang sesuai dengan keadaan tingkatan ekonomi dan teknologi negara China. Sistem COMPASS juga akan memberikan pelayanan jangka panjang bagi pengguna dan terus menerus meningkatkan kinerja sistem untuk mewujudkan hubungan dan transisi sinyal yang mulus pada setiap tahapan.
27
3.2 Pembangunan Sistem COMPASS Menurut
China
Satellite
Navigation
Office
(2011),
proses
pengembangan
pembangunan sistem satelit navigasi global milik China ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu : 1. Fase I (Tahun 2000-2003) Fase ini disebut Beidou Navigation Satellite Demonstration System atau Beidou- I. Pada tahun 1994, China memulai pembangunan sistem satelit demonstrasi ini. Sistem yang digunakan pada fase ini hanyalah Radio Determination Satellite System (RDSS). Pada tahun 2000 dimulailah rangkaian peluncuran sistem keluar angkasa. Satelit pertama, Beidou-1A diluncurkan pada 30 Oktober 2000, diikuti satelit kedua, Beidou-1B pada 20 Desember 2000. Satelit ketiga yang berfungsi sebagai satelit back-up, Beidou-1C diluncurkan dan menempati orbitnya 25 May 2003. Suksesnya peluncuran satelit ketiga ini juga berarti fase pertama dari pembangunan sistem satelit navigasi COMPASS telah selesai. Keberhasilan ini diikuti dengan peluncuran satelit back-up kedua, yang juga merupakan satelit terakhir pada fase pembangunan pertama, Beidou-1D pada awal tahun 2007. Pada awalnya satelit ini dilaporkan mengalami kegagalan fungsi sistem kontrol, namun berhasil diperbaiki kembali. Fungsi utama dan spesifikasi kinerja dari Beidou Navigation Satellite Demonstration System adalah sebagai berikut : a. Fungsi utama : penentuan posisi, penentuan waktu one-way dan two-way, komunikasi pesan singkat (SMS). b. Area pelayanan : China dan wilayah sekitarnya. c. Ketelitian posisi : hingga ketelitian 20 meter. d. Ketelitian waktu : 100 ns pada one way, 20 ns pada two way. e. SMS : 120 Chinese karakter per waktu. Beidou Navigation Satellite Demonstration System terdiri dari tiga komponen utama, yaitu segmen angkasa, segmen sistem kontrol, dan segmen pengguna. Segmen angkasa terdiri dari tiga satelit geostasioner (GEO) yang berada pada 80°BT, 110.5°BT, dan 140°BT diatas bidang ekuator. Segmen sistem kontrol terdiri dari kontrol pusat darat dan beberapa stasiun kalibrasi.
28
Kontrol pusat darat bertugas untuk melengkapi penentuan orbit satelit, koreksi ionosfir, penentuan posisi pengguna, dan pusat pertukaran dan pengolahan layanan SMS pengguna. Stasiun kalibrasi di darat berguna terutama untuk menyediakan data pengolahan jarak dan parameter koreksi kepada kontrol pusat. Segmen pengguna atau user receiver termasuk di dalamnya tipe hand-held, tipe kendaraan, command type, dan tipe receiver lain, dapat melayani aplikasi penentuan posisi, menerima informasi koordinat lokasi, aplikasi pesan singkat, dan fungsi lainnya. 2. Fase II (Tahun 2004-2012) Fase ini disebut juga Beidou Navigation Satellite (regional) System atau
Beidou-
II/COMPASS. Fungsi utama dan parameter kinerja dari Beidou Navigation Satellite (regional) System adalah sebagai berikut : a. Fungsi utama : penentuan posisi, pengukuran kecepatan, penentuan waktu one-way dan two-way, dan layanan SMS. b. Area pelayanan : China dan sebagian wilayah Asia-Pasifik, termasuk Indonesia. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.2. c. Ketelitian posisi : hingga ketelitian 10 meter. d. Ketelitian kecepatan : hingga ketelitian 0.2 m/s. e. Ketelitian waktu : 50 ns. f. SMS : 120 Chinese karakter per waktu.
Gambar 3.2 Cakupan wilayah Satelit COMPASS (area warna kuning) pada fase II (China.org.cn, 2011). 29
Gambar 3.2 menjelaskan area cakupan sistem COMPASS pada fase kedua yaitu meliputi wilayah poligon dari 84°BT sampai 160°BT dan dari 55°LU hingga 55°LS. China telah memulai pembangunan sistem satelit navigasi COMPASS tahap kedua sejak tahun 2004. Namun, baru pada April 2007, satelit pertama Beidou fase kedua atau disebut juga satelit navigasi COMPASS yang bernama COMPASS-M1 ditempatkan pada orbit kerjanya. Satelit kedua konstelasi sistem Beidou-2 atau COMPASS yang bernama COMPASSG2 diluncurkan pada 15 April 2009. Satelit ketiga, COMPASS-G1 dibawa ke orbit oleh kendaraan angkasa LM-3C pada 17 January 2010. Pada 2 Juni 2010, satelit keempat sukses diluncurkan ke luar angkasa. Satelit kelima, diantarkan ke orbitnya oleh kendaraan luar angkasa LM-3I dari Xichang Satellite Launch Center pada 1 Agustus 2010. Tiga bulan kemudian, tepatnya pada 1 November 2010, satelit ke enam telah mengorbit. Satelit lainnya, COMPASS-IGSO5 diluncurkan pada 1 Desember 2011. Rekapitulasi peluncuran sistem satelit navigasi Beidou/COMPASS sampai saat ini secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran I dan II. Dibagian itu akan diinformasikan mengenai detail-detail peluncuran dan parameter-parameter segmen satelit COMPASS, seperti nama dan kode satelit, tanggal peluncuran, deskripsi satelit, dan parameter teknis dari sebuah satelit pada orbitnya. Fase kedua dari tiga tahap pembangunan sistem satelit navigasi COMPASS ini akan berakhir pada tahun 2012, dimana sistem ini nantinya akan terdiri dari 14 konstelasi satelit dengan menggunakan dua metode layanan sistem satelit yaitu, Radio Determination Satellite System (RDSS) dan Radio Navigation Satellite System (RNSS), tergantung pada aplikasinya.
30
3. Fase III (Tahun 2012-2020) Pada fase ini sistem satelit navigasi COMPASS akan terdiri dari 35 konstelasi satelit dan akan dapat menyediakan layanan penentuan posisi, navigasi, dan waktu kepada pengguna di seluruh dunia. COMPASS juga direncanakan akan menyediakan penggunaan layanan augmentasi wide area differensial dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi. a. Fungsi utama : Penentuan posisi, pengukuran kecepatan, pengukuran waktu one-way dan two-way, dan layanan SMS. b. Daerah layanan : seluruh dunia, seperti yang terlihat pada Gambar 3.3. c. Ketelitian posisi : hingga ketelitian dibawah 10 m. d. Ketelitian kecepatan : hingga 0.2 m/s. e. Ketelitian waktu : hingga 20 ns.
Tahap III Tahap II
Tahap I
Gambar 3.3 Area cakupan sistem Beidou (Chengqi, 2012)
Gambar 3.3 mengilustrasikan tahap cakupan area yang akan dilayani oleh sistem COMPASS dari fase I hingga fase III. Terlihat daerah cakupan pada fase I adalah wilayah regional China, cakupan pada fase II adalah wilayah Asia-pasifik, dan akhirnya sistem COMPASS akan beroperasi dan melayani pengguna di seluruh dunia pada fase III.
31
Sistem COMPASS pada tahap ketiga ini akan menggunakan layanan Radio Determination Satellite System (RDSS) dan Radio Navigation Satellite System (RNSS). Radio Determination Satellite System (RDSS) dapat memberikan informasi baik parameter lokasi maupun waktu kepada para pengguna (X,Y,Z,T), dan juga dapat melayani layanan pesan singkat di antara pengguna pada saat yang sama. Radio Navigation Satellite System (RNSS) dapat menyediakan informasi lokasi pengguna, kecepatan, dan parameter waktu (X,Y, Z, Vx, Vy, Vz, dan T). Pada Gambar 3.4 dapat dilihat keseluruhan skema rencana pengembangan dan pembangunan sistem Beidou dari lokal hingga global seperti yang telah dijelaskan.
Gambar 3.4 Skema pembangunan sistem Beidou (Chengqi., 2012)
32
3.3 Aplikasi Sistem COMPASS Sejak secara resmi melayani pengguna pada tahun 2003, sistem satelit navigasi COMPASS telah banyak digunakan dalam berbagai bidang khususnya oleh pemerintah dan masyarakat China. Selain itu sistem COMPASS juga penting dalam hal navigasi, penentuan waktu, dan komunikasi, khususnya ketika sistem komunikasi terrestrial tidak bekerja. Menurut China National Administration of GNSS and Applications (CNAGA), pengguna Sistem COMPASS meningkat dari tahun ke tahun (Gambar 3.5), hal ini menunjukkan betapa tingginya antusiasme konsumen terhadap sistem ini.
Jumlah pengguna
tahun Gambar 3.5 Grafik peningkatan pengguna sistem COMPASS (CNAGA, 2009)
Melalui pembangunan sistem Beidou yang terintegrasi, sistem ini akan dapat mengintegrasikan sumber daya nasional melalui penggunaan di berbagai sektor perdagangan dan wilayah, serta perpindahan dari layanan tunggal atau perseorangan menjadi layanan terpadu seperti skema yang terlihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Transisi aplikasi sistem COMPASS (Chengqi, 2012) 33
Sistem satelit navigasi melayani para pengguna untuk berbagai macam aplikasi menggunakan dua sistem atau metode, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu Radio Determination Satellite System (RDSS) dan Radio Navigation Satellite System (RNSS). Datadata dan informasi yang dihasilkan sistem satelit navigasi COMPASS akan melewati beberapa tahap manajemen sebelum sampai kepada para pengguna. Skema integrasi manajemen informasi sistem COMPASS itu ditunjukkan oleh Gambar 3.7. Pertama, berbagai sensor mengumpulkan informasi yang akan diolah lebih lanjut. Kemudian informasi dikirim ke terminal pengguna yang selanjutnya diteruskan ke satelit. Lalu satelit mentransmisikan informasi itu ke sistem informasi COMPASS agar dapat diinterpretasikan. Hasil data olahan diteruskan ke pusat manajemen pengguna. Disini data dikelompokkan berdasarkan aplikasi atau sensor yang mengirimkannya. Kemudian dikirimkan lagi ke sistem informasi COMPASS agar diteruskan ke satelit. Akhirnya, satelit mentransimisikan data itu ke terminal pengguna. Pengguna pun mendapatkan informasi yang diinginkan.
Gambar 3.7 Skema integrasi aplikasi sistem COMPASS (Shusen, 2012)
34
Saat ini sistem COMPASS telah memainkan peranan penting dalam berbagai bidang seperti transportasi, kelautan dan perikanan, pemantauan hidrologi, ramalan meteorologi, pencegahan kebakaran hutan, pengaturan waktu untuk telekomunikasi, distribusi tenaga, mitigasi bencana, keamanan nasional dan banyak bidang lainnya. Beberapa dari perananperanan itu dijelaskan sebagai berikut. a. Bidang Transportasi Aplikasi COMPASS dalam bidang transportasi telah dibangun sejak saat sistem satelit Beidou I atau Beidou Navigation Satellite Demonstration System mulai aktif. Seperti sistem monitoring satelit navigasi untuk transportasi umum di Xinjiang, sistem monitoring infrasruktur jalan raya (Gambar 3.8), serta sistem monitoring jadwal dan posisi kapal di pelabuhan. Sebagai contoh, tujuan utama dari sistem monitoring untuk transportasi umum, khususnya mobil adalah untuk memberikan informasi bagi semua kendaraan yang sedang beroperasi agar mengurangi terjadinya kemacetan lalu lintas. Kuncinya terletak pada transmisi data dari mobil di jalan ke pusat informasi. COMPASS RDSS bertindak sebagai radio komunikasi dan sumber informasi posisi yang pertama.
Gambar 3.8 Road infrastructure safety monitoring system (Jingnong, 2011)
35
b. Bidang Kelautan dan Perikanan Dalam bidang kelautan dan perikanan, fasilitas pelayanan informasi kelautan dan perikanan semakin meningkat dengan adanya sistem COMPASS. Informasi mengenai posisi kapal, real-time monitoring, penyelamatan darurat, distribusi kapal pancing di dalam dan luar pelabuhan, serta pelayanan administrasi perikanan lainnya dapat disediakan oleh COMPASS secara cepat dan efisien. Sebagai contoh, penggunaan sistem COMPASS dalam pelayanan monitoring kapal pancing diilustrasikan dengan skema pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Beidou Integrated Marine Information Service System (Shusen, 2012)
Dalam gambar terlihat sinyal yang dipancarkan oleh terminal-terminal yang ada pada kapal diterima oleh pusat informasi. Kemudian informasi sinyal itu diolah dalam jaringan sistem (network platform) yang terintegrasi dengan pusat kontrol data sistem COMPASS, sistem satelit kelautan, pusat data pesan singkat berbasis CDMA/GSM, dan pusat informasi transmisi gelombang pendek. Hasil olahan sinyal berupa data posisi didistribusikan kembali kepada terminal-terminal yang tadinya memancarkan sinyal. Skema ini dilakukan berulang sehingga membentuk monitoring posisi kapal secara real-time (Shusen, 2012). 36
Selain itu, masih banyak lagi fungsi lainnya, seperti sistem alarm berbahaya saat cuaca buruk, pemantauan dan pelacakan kapal, dll. Lebih kurang 14.000 orang nelayan China telah menggunakan Sistem COMPASS pada kapal mereka dan sekitar 40.000 orang lagi memakaikannya pada telepon genggam. Sejak tahun 2007, lebih dari 500 kapal pancing telah selamat dari kecelakaan berkat adanya alarm berbahaya yang disediakan oleh sistem COMPASS (Jingnong, 2011). c. Bidang Konservasi Air Sistem satelit navigasi COMPASS menjadi bagian dari Hydrological Data Collection System (Gambar 3.10) yang digunakan China dalam bidang konservasi air. Sistem ini menggunakan transmisi real-time untuk memberikan informasi perkiraan air di wilayah pengunungan, dimana telah meningkatkan akurasi mengenai ramalan bencana dan membantu program perencanaan serta penjadwalan pengontrolan bencana banjir dan kekeringan. Contohnya penggunaan pada sungai Yang-Tze seluas 370.000 km² yang sangat diperlukan pemerintah untuk mendapatkan laporan kondisi perairannya, atau pemantauan otomatis dan laporan atas stasiun pembangkit hidroelektrik di hilir Sungai Jinsha dengan cakupan 45.443 km² (Shusen, 2012).
Gambar 3.10 Beidou hydrological data collection system (Jingnong, 2011) 37
d. Bidang Meteorologi Di bidang peramalan cuaca, serangkaian peralatan dan terminal sistem Beidou telah dikembangkan. Berbagai macam sistem praktis telah berhasil dibuat untuk mengatasi masalah pengiriman transmisi data otomatis bagi Kantor Administrasi Meteorologi China, stasiun cuaca pusat, dan sejumlah stasiun cuaca lokal. Macam-macam data dan informasi yang dihasilkan aplikasi peramalan cuaca, yaitu : a. Transmisi informasi digital otomatis antara pemerintah nasional pusat, regional, serta berbagai stasiun cuaca dan meteorologi. b. Visualisasi peta distribusi stasiun cuaca berbasis Geographic Information System (GIS). c. Transmisi informasi ke ratusan COMPASS sistem terminal. Salah satu contoh sistem COMPASS dalam aplikasi peramalan cuaca yang dibangun pemerintah China adalah di Gunung Everest seperti yang terlihat pada Gambar 3.11. Sistem ini diinformasikan sangat membantu dalam pengamatan meteorologi untuk Olimpiade Beijing tahun 2008 (Jingnong, 2011).
Gambar 3.11 Meteorological observation system at Mount Everest (Jingnong, 2011)
38
e. Bidang Pencegahan Kebakaran Hutan Fasilitas peringatan bahaya kebakaran berdasarkan sistem COMPASS didukung oleh Biro Kehutanan Nasional China. Sistem ini dapat mengirimkan data posisi real time dari dan ke semua pemadam kebakaran, kendaraan dan pesawat terbang, membuat peta digital terkait, dan membuat semua objek itu berhubungan melalui pesan singkat. Sistem pencegahan kebakaran hutan berbasis COMPASS terdiri dari beberapa komponen, yaitu temperature sensor, Beidou data collection device, Beidou satellite, Command Center, dan Beidou hand-held yang diilustrasikan oleh Gambar 3.12.
Gambar 3.12 COMPASS forestry fire prevention system (Jingnong, 2011)
Apabila terjadi kebakaran maka sensor suhu yang dipasangi COMPASS terminal akan mengirimkan sinyal ke Beidou data collection device. Kemudian perangkat ini menginformasikan sinyal ke command center agar diolah lalu nantinya diteruskan ke satelit Beidou melalui pemancar. Informasi yang ada di satelit di distribusikan ke semua Beidou han-held yang dipegang oleh para penyelamat. Akhirnya dari informasi ini dapat diketahui posisi titik terjadinya kebakaran (Jingnong, 2011). 39
f. Sinkronisasi waktu Dalam sinkronisasi waktu untuk sistem telekomunikasi, keberhasilan pelaksanaan program Beidou Two-way Demonstration telah memberikan terobosan pada beberapa sektor kunci, seperti teknologi kabel panjang jarak jauh dan sistem basis waktu satelit terpadu. Beberapa hal penting lainnya dalam aplikasi sistem Beidou untuk sinkronisasi waktu, adalah : a. Beidou/GPS dual-mode time synchronization devices. b. Embedded Beidou/GPS timing module Timing. c. Timing test of CDMA network in 7 provinces of southeast coast. d. Percobaan yang sukses pada 200 stasiun dasar. e. Telah digunakan selama 4 tahun. f. Ketelitian sinkronisasi kecil dari 100 ns. Dengan mengambil keuntungan dari layanan waktu berakurasi tinggi yang disediakan oleh COMPASS, tingkat kecelakaan yang disebabkan oleh akurasi waktu seperti penjadwalan kereta dan tingkat kerusakan fasilitas-fasilitas seperti pembangkit listrik adalah 0. Fakta ini melebihi standar kerusakan fasilitas yang ditetapkan oleh Internasional (Shusen, 2012).
g. Bidang Distribusi Tenaga Listrik Dalam bidang ini, keunggulan sistem COMPASS dalam sinkronisasi waktu yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi, telah menciptakan suatu aplikasi dasar dalam menganalisis kecelakaan listrik, sistem peringatan dini, dan sistem perlindungan listrik. Contohnya pada sistem pemeriksaan dan pemantauan untuk saluran transmisi daya 500 kilovolt China yang membentang total sepanjang 3000 km dan memiliki menara inspeksi sebanyak 4000 buah. Sistem ini dapat memberikan pengiriman informasi inspeksi real-time keamanan, perekaman staf, perekaman kendaraan dan helikopter kepada instansi atau pengguna yang bersangkutan (Shusen,2012).
40
h. Bidang Mitigasi Bencana Di bidang mitigasi bencana, kemampuan laporan navigasi, penentuan posisi, dan layanan komunikasi SMS dari sistem satelit navigasi COMPASS, telah menyediakan pelayanan real time bencana nasional hingga meningkatkan respon cepat bantuan bencana darurat dan kemampuan pengambilan keputusan. Hal ini dapat terwujud karena sistem ini memungkinkan pengiriman komunikasi dan laporan serta pemberitahuan informasi bencana yang cepat. Contohnya pada gempa bumi yang terjadi di Wenchuan, Provinsi Sichuan dan di Yushu, Provinsi Qingshai. Pada gempa itu, jalan lokal dan infrastruktur telekomunikasi hancur lebur. Namun dengan adanya sistem COMPASS, komunikasi dari pemerintah pusat ke daerah bencana tidak pernah putus. Pada Gambar 3.13 terlihat petugas penyelamat sedang mengirimkan informasi dan laporan dari tempat kejadian menggunakan receiver COMPASS (Jingnong, 2011).
Gambar 3.13 Penggunaan sistem COMPASS pada saat gempa bumi di Wenchuan
(Jingnong,
2011)
41
3.4 Kerjasama Internasional Dalam laporan yang dikeluarkan oleh China Satellite Navigation Office pada akhir tahun 2011, pertukaran teknologi dan kerja sama internasional untuk sistem satelit navigasi COMPASS akan dilakukan dengan cara aktif dan pragmatis. Kerja sama itu sejalan dengan kebijakan luar negeri China yang fokus pada tugas-tugas dasar dan tujuan strategis dalam pembangunan sistem satelit navigasi mereka, serta menggunakan sumber daya melalui pasar domestik dan internasional yang terkoordinasi. Kegiatan ini akan berlangsung secara bertahap, tidak diskriminatif, dan selektif sesuai dengan keseluruhan rencanan pengembangan sistem satelit navigasi China. Juga akan dibangun atas dasar kesetaraan, saling menguntungkan, saling melengkapi, pembangunan bersama, dan prinsip-prinsip yang berlaku umum di hukum internasional. Sistem satelit navigasi COMPASS akan bersikap ramah dan terbuka, aktif melakukan kegiatan pertukaran teknologi dan kerjasama internasional, serta berkonsultasi dengan negara lain yang memiliki sistem satelit navigasi. Hal ini dilakukan dalam rangka mempromosikan kompatibilitas dan interoperabilitas sistem satelit navigasi global. China juga akan mendukung sumber daya yang ada secara global, dan berbagi manfaat perkembangan satelit navigasi melalui kerja sama dengan negara yang tidak mempunyai sistem satelit navigasi. Kerjasama internasional yang dilakukan oleh China di bidang satelit navigasi dimulai sejak 1990-an. Dalam jangka waktu hampir 20 tahun, berbagai bentuk kegiatan telah dilakukan dengan hasil yang ekstensif. Pada tahun 1994, di bawah naungan International Telecommunication Union (ITU), China memulai koordinasi frekuensi sistem satelit navigasi Beidou/COMPASS. Informasi jaringan satelit telah disampaikan sesuai dengan rencana dan kemajuan konstruksi sistem COMPASS. Koordinasi frekuensi internasional telah dilakukan tahap demi tahap. China secara aktif telah berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan satelit navigasi dunia, Hal ini dilakukan dengan cara mendukung program kerjasama dalam kompatibilitas dan interoperabilitas GNSS, pemantauan dan evaluasi kinerja pelayanan GNSS, peningkatan kinerja dan teknologi, aplikasi, standar internasional, penerbangan sipil dan maritim, serta deteksi gangguan dan mitigasi layanan terbuka GNSS.
42
Untuk mengembangkan sistem Beidou menjadi lebih baik, China juga melakukan kegiatan koordinasi frekuensi bilateral dengan Eropa (GALILEO), Amerika Serikat (GPS) dan Rusia (GLONASS). Juga secara aktif mengambil bagian dalam Konferensi Komunikasi Radio Dunia, serta mengikuti berbagai pertemuan kelompok kerja dan riset ITU. Menurut China Satellite Navigation Office (CSNO), kegiatan kerjasama dan koordinasi yang pernah dilakukan China dengan negara atau organisasi penyedia layanan GNSS lainnya adalah sebagai berikut : a. Kerjasama bilateral dengan Amerika Serikat (GPS)
Gambar 3.14 Ilustrasi koordinasi antara COMPASS dengan GPS (CSNO, 2010)
Telah dilaksanakan tiga pertemuan yang membahas tentang koordinasi kompatibilitas frekuensi, yaitu : a. Pertemuan I diadakan di Jenewa, Swiss, pada bulan Juni 2007. b. Pertemuan II diadakan di Xi’an, China, pada bulan May 2008. c. Pertemuan III diadakan di Jenewa, Swiss, pada bulan Oktober 2008
b. Kerjasama bilateral dengan Rusia (GLONASS)
Gambar 3.15 Ilustrasi koordinasi antara COMPASS dengan GLONASS (CSNO, 2010)
Hanya ada sekali pertemuan yang diadakan oleh kedua negara di bidang satelit navigasi yaitu dalam rangka koordinasi kompatibilitas frekuensi, diadakan di Moskow, Rusia, pada Januari 2007. 43
c. Kerjasama bilateral dengan Eropa (GALILEO)
Gambar 3.16 Ilustrasi koordinasi antara COMPASS dengan GALILEO (CSNO, 2010)
Artikel mengenai sistem COMPASS di situs wikipedia.org menyebutkan, pada Oktober 2004 China memutuskan untuk bergabung dengan European GALILEO Positioning System dan menginvestasikan kekayaan sebesar €230 million (USD296 million) pada proyek GALILEO. China secara resmi ikut serta dalam proyek pembangunan sistem satelit navigasi GALILEO setelah menandatangani Agreement on the Cooperation in the GALILEO program between the “GALILEO joint Undertaking” (GJU) and the ‘National Remote Sensing Centre of China” (NRSCC). Pada masa ini dipercaya bahwa sistem Beidou milik China hanya akan digunakan dalam bidang militer. Berdasarkan kesepakatan itu, pada Desember 2004 didirikanlah China GALILEO Industries (CGI) sebagai kontraktor utama keterlibatan China dalam program GALILEO. Namun pada tahun 2008 China mengumumkan ketidaknyamanannya berada dalam aturan proyek GALILEO dan memutuskan untuk bersaing dengan GALILEO pada pasar asia melalui sistem Beidou mereka. Beberapa pertemuan antara kedua negara dalam bidang satelit navigasi adalah sebagai berikut : a. Dalam hal koordinasi kompatibilitas frekuensi. a. Pertemuan I diadakan di Beijing, China, pada bulan Mei 2007. b. Technical Working Group dalam hal kompatibilitas dan interoperabilitas. b. Pertemuan I diadakan di Beijing, China, pada bulan September 2008. c. Pertemuan II diadakan di Beijing, China, pada bulan Desember 2008. d. Pertemuan III diadakan di Brussels, Belgia, pada Juni 2009. 44
China, sebagai anggota penting komite nternasional dalam hal Global Navigation Satellit System atau International Committee of GNSS (ICG), telah berpartisipasi dalam setiap Rapat Majelis Umum ICG dan Forum Penyedia ICG. Pada tahun 2007, China menjadi salah satu dari empat penyedia inti yang ditunjuk oleh organisasi. Berfokus pada kompatibilitas dan interoperabilitas, China telah melakukan pertukaran yang luas dan kerjasama aktif dengan sistem satelit navigasi lainnya di dunia. China juga bertindak sebagai pengatur dan penyelenggara pertukaran pelajar internasional di bidang satelit navigasi, yang juga termasuk konferensi American Institute of Navigation (ION), International Symposium on GNSS (ISGNSS), Munich Satellite Navigation Summit, dan forum serta konferensi internasional lainnya. Konferensi akademik China di bidang satelit navigasi diadakan setiap tahun, bersama-sama dengan forum dan seminar lainnya. China membentuk, mendorong, dan mendukung lembaga-lembaga penelitian dalam dan luar negeri, perusahaan industri, universitas, dan organisasi sosial, di bawah bimbingan kebijakan pemerintah untuk melakukan pertukaran internasional, koordinasi, dan kegiatan kerjasama dengan negara lain dan organisasi internasional dibidang kompatibilitas dan interoperabilitas, standar satelit navigasi, kerangka koordinat, referensi waktu, dan pengembangan aplikasi serta penelitian ilmiah, contohnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.28.
Gambar 3.17 The Asia-Pacific Space Cooperation Organization (APSCO) 2nd meeting tahun 2009 (Jingnong, 2011)
45