BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan a.
Sejarah PT Angkasa Pura 1 (Persero) PT. Angkasa Pura I (Persero) yang selanjutnya disebut Angkasa Pura Airports bertekad mewujudkan perusahaan berkelas dunia yang profesional. Angkasa Pura Airports yakin dapat melakukan yang terbaik dengan memberikan pelayanan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan berstandar internasional bagi para pelanggan. Sejarah Angkasa Pura Airports sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula dari kunjungan kenegaraan Presiden Soekarno ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden John F Kennedy. Setibanya di tanah air, Presiden Soekarno menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara dengan lapangan terbang di negara maju. Tak lama kemudian, pada tanggal 15 November 1962 terbitlah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan
1
Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri selain penerbangan domestik. Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20 Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih secara penuh aset dan operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta dari Pemerintah. Tanggal 20 Februari 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Angkasa Pura Airports. Pada tanggal 17 Mei 1965, berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan Tambahan PP Nomor 33 Tahun 1962, PN Angkasa Pura Kemayoran berubah nama menjadi PN Angkasa Pura, dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia. Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai-Bali, Halim Perdanakusumah-Jakarta, Sepinggan-Balikpapan,
Polonia-Medan, dan
Sultan
Juanda-Surabaya,
Hasanuddin-Ujungpandang,
kemudian bergabung dalam pengelolaan PN Angkasa Pura. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987, nama
2
Perum Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura I, hal ini sejalan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang secara khusus diberi tugas untuk mengelola Bandara SoekarnoHatta dan Bandara Halim Perdanakusuma. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor C2470.HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor2914/1993. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Januari 1998 dan telah diaktakan oleh Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 30 tanggal 18 September 1998. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-25829.HT.01.04 Tahun 1998 tanggal 19 November 1998 dan dicantumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3740/1999.
3
Hingga saat ini, Angkasa Pura Airports mengelola 13 (tiga belas) bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia, yaitu: 1) Bandara Ngurah Rai-Denpasar 2) Bandara Juanda-Surabaya 3) Bandara Hasanuddin-Makassar 4) Bandara Sepinggan-Balikpapan 5) Bandara Frans Kaisiepo-Biak 6) Bandara Sam Ratulangi-Manado 7) Bandara Syamsudin Noor-Banjarmasin 8) Bandara Ahmad Yani-Semarang 9) Bandara Adisutjipto-Yogyakarta 10) Bandara Adisumarmo-Surakarta 11) Bandara Internasional Lombok-Lombok Tengah 12) Bandara Pattimura-Ambon 13) Bandara El Tari-Kupang b.
Sejarah Bandara Internasional Adi Soemarmo Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta, pada zaman penjajahan merupakan lapangan terbang darurat yang terletak di sebelah barat kota Surakarta (14 KM) dibangun pada tahun 1940 oleh pemerintah Belanda dan bertepatan dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia. Lapangan terbang tersebut dihancurkan oleh Belanda dan dibangun kembali oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942 yang kemudian digunakan sebagai basis militer penerbangan Angkatan Laut Jepang (Kaigun-Bokusha).
4
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, kesanggupan dan kemampuan menyelenggarakan penerbangan dimanivestasikan dalam bentuk organisasi yang dinamakan “Penerbangan Surakarta” yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 1946 dan pada bulan Mei 1946 “Penerbangan Surakarta” berubah menjadi “Pangkalan Udara Panasan” yang mana kegiatan penerbangannya
hanya
diperuntukan
Penerbangan
Militer.
Menjelang Konferensi PATA tahun 1974 fasilitas pelabuhan udara bagi
keselamatan
penerbangan
ditingkatkan
sehingga
dapat
dimanfaatkan untuk melayani penerbangan komersial disamping penerbangan militer. Penerbangan komersial secara teratur resmi dibuka sejak tanggal 23 April 1974 dan dilayani oleh perusahaan PT. Garuda dengan route Jakarta-Solo-Jakarta sebanyak 3 kali dalam 1 minggu. Semakin meningkatnya arus barang dan penumpang yang menggunakan jasa penerbangan di Bandara Adi Soemarmo, frekuensi penerbangan yang semula 3 kali dalam 1 minggu ditingkatkan menjadi 5 kali dalam sehari. Disamping peningkatan frekuensi penerbangan, kemampuan Bandar Udara Adi Soemarmo juga ditingkatkan sehingga mampu melayani operasi penerbangan untuk DC 09 dan sejenisnya. Penerbangan DC 09 ke dan dari Bandara Adi Soemarmo diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1986 oleh Menteri Perhubungan.
5
Untuk meningkatkan pelayanan bagi wisatawan, melalui SK Menteri Perhubungan No. KP.2/AU.005/PBH-89 tanggal 31 Maret 1989, Departemen Perhubungan menetapkan Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta sebagai bandar udara yang selain melayani penerbangan domestik juga melayani penerbangan ke luar negeri. Penerbangan perdana ke luar negeri yaitu Singapore-Jakarta-Solo (PP) yang dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia dan diresmikan pada 1 Mei 1989. Terhitung tanggal 1 April 1992 Bandara Adi Soemarmo Surakarta secara resmi masuk jajaran Perum Angkasa Pura I berdasarkan PP No.5 tahun 1992. Kemudian pada tanggal 2 Januari 1993 status Badan Hukum Perum Angkasa Pura I berubah menjadi PT. Angkasa Pura I (Persero) berdasarkan PP No.14 tahun 1993. Mulai tanggal 15 Maret 1997 Bandara Adi Soemarmo secara resmi menjadi Embarkasi Haji untuk daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada saat Bandara Adi Soemarmo dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1940, tidak ada yang menduga bandara ini akan menjadi bandara internasional kelas menengah yang mampu didarati pesawat berbadan lebar jenis MD 11. Program pembangunan nasional pada tahun 1970-an membawa perubahan yang begitu cepat dalam
berbagai
aspek
kehidupan
termasuk
dalam
bidang
kebandarudaraan. Bandar Udara yang dulunya hanya sebagai tempat naik turunnya pesawat terbang, berkembang menjadi salah satu
6
infrastruktur penting bagi perekonomian bangsa sekaligus sebagai kawasan bisnis baru yang menjanjikan beragam peluang. Pada tahun 1990-an diperkenalkan pola pengembangan terpadu
kawasan
segitiga
Yogyakarta-Solo-Semarang
(JOGLOSEMAR), karena Departemen Perhubungan memandang perlu adanya pengembangan salah satu bandara yang ada di Joglosemar tersebut untuk mengimbangi pertumbuhan kawasan itu pada masa mendatang. Setelah melalui kajian yang mendalam melalui konsultan JICA (Japan Internatioanal Coorperation Agency) terhadap 3 bandara yang ada di kawasan joglosemar yaitu Bandara Adi Soemarmo, Bandara Adisucipto, Bandara Ahmad Yani, akhirnya disimpulkan bahwa bandara yang sudah sejak tahun 1989 telah berstatus bandara internasional, yaitu Bandara Adi Soemarmo dinilai paling memenuhi syarat kelayakan untuk dikembangkan. Melalui proyek PFBU Dirjen Perhubungan Udara pada tahun 1996 dimulai pengembangan tahap I Bandara Adi Soemarmo yang meliputi pembangunan terminal baru dan apton di sisi utara, serta perpanjangan landasan pacu (runway). Bandara Adi Soemarmo memiliki berbagai keunggulan, sehingga diharapkan memiliki prospek yang cerah untuk dapat dikembangkan pada masa mendatang. Oleh karena itu, manajemen Bandara Internasional Adi Soemarmo memproyeksikan bandara ini sebagai The Premier Air Gateway of Central Java and Yogyakarta, terutama untuk kegiatan pariwisata, industri dan perdagangan.
7
Letak Bandara Internasional Adi Soemarmo sangat strategis, berada di dekat kota Solo yang sejak zaman Hindia Belanda dikenal sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri dan perdagangan di jalur selatan Pulau Jawa. Selain itu, Bandara Internasional Adi Soemarmo terletak hanya 60 km dari Yogyakarta yang merupakan kota daerah tujuan wisata ke-2 setelah Pulau Bali serta 100 km dari kota Semarang yang merupakan kota industri dan perdagangan terbesar ke-3 setelah Jakarta dan Surabaya. Tanggal 7 Maret 2009, terminal baru Bandara Internasional Adi Soemarmo diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Terminal yang terdiri dari 3 (tiga) lantai tersebut dibangun di atas lahan seluas 13.000
dan menelan biaya 58
miliyar rupiah. Terminal baru Bandara Internasional Adi Soemarmo memiliki fasilitas parking stand 9 pesawat bertubuh kecil (narrow body) dan 3 pesawat bertubuh besar (wide body), seperti Boeing 737200, 737-300, 737-400. Terminal baru Bandara Internasional Adi Soemarmo berbentuk bangunan khas Jawa (Joglo) ini terletak tepat di bandara lama. Terminal baru mampu menampung 600 orang. 2. Visi dan Misi Perusahaan Visi dan misi dari PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara International Adi Soemarmo Surakarta adalah sebagai berikut :
8
a.
Visi Perusahaan Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola bandar udara terbaik di Asia.
b.
Misi Perusahaan 1) Meningkatkan nilai pemangku kepentingan 2) Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi 3) Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang
memenuhi
standar
keamanan,
keselamatan,
dan
kenyamanan 4) Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreativitas dan inovasi 5) Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan hidup 3. Tujuan Perusahaan Tujuan PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara International Adi Soemarmo Surakarta antara lain : a.
Meningkatkan kemanfaatan perusahaan bagi stakeholder dengan perusahaan pelayanan jasa Lalu Lintas Udara dan jasa bandar udara yang berkualitas tinggi dan efisien.
b.
Agar manajemen dapat memiliki informasi yang dapat digunakan sebagai pedoman yang terukur dan terstruktur dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun.
4. Jenis Usaha Jenis – jenis usaha PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara International Adi Soemarmo Surakarta antara lain sebagai berikut :
9
a.
Jasa Pelayanan Aeronautika 1) Jasa pelayanan pendaratan, penempatan, dan parkir pesawat udara. 2) Jasa pelayanan penumpang pesawat terbang. 3) Jasa pelayanan penerbangan dan pelayanan aeronautika yang lain.
b.
Jasa Pelayanan Non Aeronautika 1) Jasa fasilitas kantor 2) Jasa penyewaan ruang dan tanah 3) Jasa pungutan konsesi 4) Jasa advertensi 5) Jasa pelayanan dan pengunjung bandara 6) Jasa parkir kendaraan 7) Jasa penyedia listrik, air, telepon dan pelayanan non aeronautika yang lain.
c.
Operasi penerbangan di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara International Adi Soemarmo Surakarta. PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara International Adi Soemarmo Surakarta menyelenggarakan 2 jenis operasi penerbangan, yaitu : 1) Operasi penerbangan terjadwal (regular) Operasi
penerbangan
terjadwal
adalah
operasi
yang
diselenggarakan secara terjadwal atau kontinu yang umumnya melayani penerbangan komersial.
10
2) Operasi penerbangan tak terjadwal (incidental) Operasi
penerbangan
tidak
terjadwal
adalah
operasi
penerbangan yang diselenggarakan pada waktu yang tidak ditentukan, misalnya pada waktu yang tidak ditentukan, misi kebudayaan atau pariwisata, penyelenggaraan embarkasi haji atau acara khusus yang lainnya memerlukan jasa penerbangan. 5. Logo Perusahaan
Gambar. 3.1 Sumber : PT. Angkasa Pura I (Persero) Tulisan Angkasa Pura tampil dengan segar berdampingan dengan kata AIRPORTS untuk memperjelas bisnis yang digeluti perusahaan. Warna hijau bermakna bisnis membumi, berakar, tumbuh dan lestari yang dipadu dengan warna hijau yang melambangkan langit atau angkasa. Dua warna yang berbeda dipadu secara harmonis untuk memberi pesan tentang : cita – cita setinggi langit dan harus dimulai dengan sinergi konsep dan kerja yang membumi, berakar, tumbu dan lestari. 6. Struktur Organisasi Struktur organisasi kantor cabang PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Adi Soemarmo Surakarta adalah sebagai berikut :
11
a.
General Manager General Manager mempunyai tugas antara lain : 1) Sebagai pimpinan tertinggi kantor cabang PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Adi Soemarmo Surakarta. 2) Sebagai koordinator dalam pelaksanaan tugas – tugas yang diemban oleh kantor cabang PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Adi Soemarmo Surakarta sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang digariskan Direksi. 3) Mengkoordinir semua tugas yang dilakukan oleh Manager dan Asisten Manager.
b.
Airport Duty Manager (ADM) Airport Duty Manager (ADM) merupakan staf fungsional yang memiliki fungsi penanggulangan masalah pelayanan operasi bandar udara, yang menjalankan tugasnya secara bergiliran. Dalam melaksanakan
fungsi
dan
tugasnya
Airport
Duty
Manager
bertanggung jawab kepada General Manager. c.
Kepala Unit Pengadaan Kepala Unit Pengadaan bertugas menangani pengadaan dan pemesanan kupon PJP2U. Kepala Unit Pengadaan bertanggung jawab kepada General Manager.
12
d.
Manager Operasi dan Teknik
Manager Operasi dan Teknik mempunyai tugas-tugas sebagai berikut : 1) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pelayanan jasa operasi keselamatan dan keamanan bandar udara. 2) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan pelayanan jasa operasi bandar udara. 3) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pelayanan jasa operasi lalu lintas penerbangan. 4) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik umum dan peralatan bandar udara. 5) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik elektronika dan listrik bandar udara. Dalam melaksanakan tugasnya Manager Operasi dan Teknik dibantu oleh : 1) Asisten Manager Keselamatan dan Keamanan Bandara Asisten
Manager
Keselamatan
dan
Keamanan
Bandara
mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran serta pengamanan dan penertiban umum bandar udara.
13
2) Asisten Manager Pelayanan Umum Bandar Udara Asisten Manager Pelayanan Umum Bandar Udara mempunyai tugas
membuat
rencana
kerja,
menyelenggarakan
dan
melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan operasi sisi udara (air side), sisi darat (land side), terminal serta penerbangan bandar udara. 3) Asisten Manager Operasi Lalu Lintas Penerbangan Asisten Manager Operasi Lalu Lintas Penerbangan mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelengarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanan jasa operasi lalu lintas penerbangan pertolongan
serta
menunjang
kecelakaan
kegiatan
penerbangan
di
pencarian daerah
dan
adalah
aerodrome traffic zone (ATZ), pelayanan jasa bantuan operasi penerbangan berupa komunikasi penerbangan dan penerangan aeronautika. 4) Asisten Manager Teknik Umum dan Peralatan Asisten manager teknik umum dan peralatan mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas bangunan, landasan, tata lingkungan bandar udara, mekanikal, air bersih, kendaraan operasi, alat-alat besar serta perbengkelan. 5) Asisten Manager Teknik Elektronika dan Listrik Asisten manager teknik elektronika dan listrik mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan
14
hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas teknik keselamatan
penerbangan
yang
meliputi
telekomunikasi
penerbangan, navigasi udara, radar, elektronika dan listrik bandar udara yang meliputi sistem pembangkit jaringan listrik. 6) Manager Keuangan, Komersial dan Umum Manager keuangan, komersil dan umum mempunyai tugas dalam koordinator dalam menyiapkan dan melaksanakan kegiatan : a) Komersial dan Pengembangan Usaha b) Akuntansi dan Anggaran c) Perbendaharaan
dan
Program
Kemitraan
dan
Bina
Lingkungan (PKBL) d) Personalia dan Umum Manager Keuangan, Komersial, dan Umum dibantu oleh empat Asisten Manager, yaitu : a) Asisten Manager Komersial dan Pengembangan Usaha Asisten manager komersial dan pengembangan usaha mempunyai
tugas
membuat
rencana
kerja
menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengembangan produk jasa, pemasaran dan pemungutan pendapatan jasa pelayanan aeronautika serta non aeronautika.
15
b) Asisten Manager Akuntansi dan Anggaran Asisten manager akuntansi dan anggaran mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pencatatan dan pelaporan akuntansi keuangan, akuntansi managemen, akuntansi persediaan dan aktiva tetap serta penyusunan, pengendalian dan pelaporan anggaran Kantor Cabang PT. Angkasa Pura I (Persero). c) Asisten Manager Perbendaharaan dan PKBL Asisten manager perbendaharaan dan program kemitraan serta bina lingkungan (PKBL) mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan
pengolaan
penerimaan
dan
pengeluaran kas atau bank (manajemen kas), administrasi dan penyimpanan surat berharga, bukti – bukti kekayaan perusahaan serta penghapusan aset, pengelolaan, penarikan dan pencairan piutang, perpajakan, pemotongan dan penyetoran iuran pegawai, kegiatan administrasi lainnya, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengelolaan barang persediaan di gudang beserta administrasi pendukungannya serta penyaluran dana dan pengendalian PKBL.
16
d) Asisten Manager Personalia dan Umum Asisten Manager Personalia dan Umum mempunyai tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengembangan personalia,
ketatausahaan
kantor,
hukum,
hubungan
masyarakat, sistem informasi managemen (SIM) sebagai alat bantu untuk percepatan dan ketepatan pengambilan keputusan managemen, termasuk perangkat keras dan perangkat lunaknya, kegiatan pengumpulan, pengelolaan, penyajian data dan laporan, pengadaan barang dan jasa.
17
STRUKTUR ORGANISASI PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KANTOR CABANG BANDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SURAKARTA General Manager Abdulah Usman
Operation Departement Head
Sales & Shared Service Departement Head
Yaka Sulistya W
Junius F. Walenta
Airport Operation & Readiness Section
Sales Section Head Annang Setia Budhi
Kadari
Safety Management System & Health Environment Section Head
Quality Management & Customer Service Section Head Rini Sri Rahayu
Herdiansyah Human Capital & General Affair Section Head Nur Kholismajid Finance & Information Tecnology Section Head Rianda Wahju A
Procurement Section Head Ruspandi
Gambar 3.2 Sumber : PT. Angkasa Pura I (Persero)
18
B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja merupakan suatu bentuk kegiatan penunjang perkuliahan di luar kampus yang berorientasi pada dunia kerja. Magang kerja ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat menerapkan teori – teori yang sudah diperoleh di bangku kuliah. Magang kerja tersebut merupakan program Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam rangka upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada program DIII Manajemen Bisnis, sehingga mahasiswa dapat beradaptasi dengan dunia kerja secara nyata setelah menyelesaikan perkuliahan. Selain itu, pada waktu magang kerja mahasiswa juga melakukan penelitian untuk memperoleh data yang digunakan untuk menyusun Tugas Akhir. Data yang telah diperoleh akan diolah kemudian dibahas dan dijabarkan dalam Tugas Akhir. 2. Tujuan Magang Kerja a. Sebagai perbandingan antara teori dengan kenyataan di lapangan sebagai gambaran permasalahan yang sebenarnya dan mencoba untuk memberikan alternatif solusi dan penerapannya. b. Menambah wawasan dan melatih pola pikir mahasiswa untuk menggali permasalahan dan kemudian dianalisis dan dicari penyelesaiannya. c. Mendapatkan pengalaman kerja dan pengetahuan secara langsung mengenai berbagai kegiatan dalam dunia kerja.
19
d.
Meningkatkan kreativitas dan profesionalitas mahasiswa agar siap dalam persaingan di era global mendatang.
e.
Membangun serta membina hubungan yang baik antara Jurusan DIII Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan lembaga dimana mahasiswa menjalankan praktik Kuliah Kerja Lapangan.
3. Manfaat Magang Kerja a.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian yang diperoleh dari mahasiswa yang melakukan magang kerja dapat dijadikan pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih baik khususnya dalam Penerapan Sistem Perekrutan Dan Seleksi Karyawan Bagian Sales Section PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta.
b.
Bagi Mahasiswa 1) Agar mahasiswa mampu menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan khususnya dalam dunia bisnis. 2) Mempersiapkan mahasiswa untuk berfikir secara praktis dan kreatif terhadap segala masalah yang dihadapi dalam dunia kerja.
c.
Bagi Universitas Dengan adanya program magang yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret akan mampu menghasilkan mahasiswa yang memiliki keterampilan kerja dan kemampuan kerja yang sebanding dengan para pekerja professional yang sudah ada.
20
4.
Tempat dan Pelaksanaan Magang Kerja a.
Tempat Magang Kerja Magang kerja dilaksanakan di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta.
b.
Pelaksanaan Magang Kerja Kegiatan magang kerja dilaksanakan selama 1 bulan, dengan penempatan kerja di bagian Komersial. Pelaksanaan magang kerja di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta dimulai dari hari senin sampai jumat dengan rincian waktu sebagai berikut :
5.
Hari Senin – Kamis
: Jam 08.00 – 16.30 WIB
Hari Jum’at
: Jam 08.00 – 15.30 WIB
Rincian Kegiatan Magang Kerja Dalam kegiatan magang kerja penulis didampingi oleh staf perusahaan untuk membantu kegiatan kerja yang dilakukan untuk pelaksanaan kegiatan magang kerja yang dilakukan penulis. Kegiatan yang dilakukan penulis selama magang kerja yaitu :
21
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Magang Tanggal 04 Januari 2016
Kegiatan
Diperkenalkan bagian – bagian apa saja yang dikerjakan oleh bagian komersial.
Diperkenalkan setiap ruangan yang ada di kantor PT. Angkasa Pura I (Persero) dan terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Foto copy data – data yang dibutuhkan serta digunakan sebagai arsip.
05 Januari 2016
Foto copy surat perjanjian.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Mengantar surat undangan rapat kepada setiap maskapai.
06 Januari 2016
Mendata surat masuk dan keluar.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo
22
07 Januari 2016
Menagih laporan laba rugi di cargo.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
08 Januari 2016
Menginput data aviobrige dan PJP4U
Mengikuti senam pagi bersama karyawan PT. Angkasa Pura I (Persero).
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
11 Januari 2016
Mengantar surat undangan rapat kepada setiap maskapai dan mitra usaha.
Mengecek laporan laba rugi non Aero tahun 2015.
12 Januari 2016
Menginput data konsesi.
Foto copy data – data yang dibutuhkan serta digunakan sebagai arsip
13 Januari 2016
Melanjutkan input data konsesi.
Foto copy surat – surat masuk maupun keluar.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
23
14 Januari 2016
Menginput data sewa ruang.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
15 Januari 2016
Mengikuti senam pagi bersama karyawan PT. Angkasa Pura I (Persero).
Foto copy surat – surat masuk maupun keluar.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
18 Januari 2016
Menata berkas laporan laba rugi mitra usaha.
Menata arsip – arsip setiap maskapai.
Foto copy data – data yang dibutuhkan serta digunakan sebagai arsip
19 Januari 2016
Adendum kontrak kerja sama mitra usaha.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
20 Januari 2016
Foto copy surat perjanjian.
Mencocokan data yang di upload AMC dengan yang ditulis tangan.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi
24
Soemarmo. 21 Januari 2016
Menginput data PSC On Tiket.
Mengeprint tagihan yang ditujukan kepada para maskapai penerbangan.
22 Januari 2016
Berpartisipasi dalam “Jum’at Bersih” yaitu membersihkan kantor dan membuang seluruh berkas yang sudah tidak terpakai.
25 Januari 2016
26 Januari 2016
Membantu pengarsipan.
Menginput data AMC.
Menginput data Penerbangan.
Menginput data PSC On Tiket.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
26 Januari 2016
Menginput data AMC.
Foto copy dan mengantar surat ke terminal.
Mengambil berkas yang dibutuhkan bagian komersial di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Mengcopy data – data yang dibutuhkan serta
25
digunakan sebagai arsip. 27 Januari 2016
28 Januari 2016
Menginput daftar surat masuk.
Foto copy dan mengantar surat ke maskapai.
Menata arsip – arsip yang lama untuk di simpan.
29 Januari 2016
Menscan surat masuk.
Foto copy surat masuk.
Mengikuti senam pagi bersama karyawan PT. Angkasa Pura I (Persero).
Menginput nomor surat masuk.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
01 Februari 2016
Menginput data penerbangan Airnav. Mencocokan data yang di upload AMC dengan yang ditulis tangan.
02 Februari 2016
Melakukan pengarsipan. Menagih laporan omset ke mitra usaha. Foto copy dan mengantar surat undangan rapat ke terminal.
Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
26
03 Februari 2016
Mengambil data di Gapura Angkasa. Mengambil data penerbangan ke AMC dan PJP4U di terminal Bandara Internasional Adi Soemarmo.
Mencocokan data yang di upload AMC dengan yang ditulis tangan.
04 Februari 2016
Mengeprint tagihan yang ditujukan kepada para maskapai penerbangan.
Penyerahan vandel dan sertifikat.
C. Pembahasan 1. Sistem Perekrutan dan Seleksi Karyawan Outsourching bagian Sales Section Mendapatkan calon karyawan yang tepat dengan penempatannya yang sesuai dengan harapan perusahaan merupakan tujuan utama dari diselenggarakannya kegiatan rekruitmen. Dalam rekruitmen calon karyawan yang tepat tersebut diperlukan serangkaian tahapan pekerjaan dengan prosedur yang sistematis dan mudah untuk dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya rekruitmen selain menetapkan kualifikasi karyawan yang dibutuhkan, perlu juga diusahakan agar dapat dilaksanakan dengan caracara rekruitmen yang terbaik yang secara umum juga dilaksanakan oleh organisasi perusahaan sejenis lainnya. Proses selama rekruitmen berlangsung juga harus benar-benar diperhatikan agar calon karyawan yang akan diterima nanti dapat
27
ditempatkan pada posisi pekerjaan atau jabatan yang tepat, sedangkan untuk perusahaan sendiri dengan proses yang mudah serta sistematis diharapkan tujuan atau sasaran perusahaan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu sistem rekruitmen yang baik dapat dilihat dari prosedur kerjanya yang sistematis, teratur dan mudah untuk dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 : “Sistem yang dilakukan untuk perekrutan karyawan outsourching disini adalah sesuai dengan kebutuhan dari devisi Sales Section, kemudian kepala devisi membuat nota dinas untuk penambahan karyawan yang ditujukan kepada Human Capital & General Affair kemudian kepala Human Capital & General Affair membuat surat keluar yang ditujukan kepada Angkasa Pura Support sebagai pihak kedua dalam melakukan perekrutan dan seleksi karyawan. Selanjutnya pihak Angkasa Pura Support membuka lowongan untuk kriteria yang dibutuhkan devisi Sales Section mulai dari jenjang SMA sampai Sarjana, lowongan kerja tersebut ditempel di setiap mading yang ada di Bandara Internasional Adi Soemarmo. Setelah berkas-berkas pelamar masuk ke Angkasa Pura Support kemudian akan dilakukan seleksi tahap awal mulai dari seleksi berkas, administrasi dan tes tertulis. Setelah karyawan yang dinyatakan telah lolos seleksi tahap pertama akan akan di sampaikan melalui surat yang ditujukan ke devisi Sales Section untuk melakukan seleksi wawancara. Pada tahap seleksi wawancara calon karyawan akan di seleksi dari pihak Angkasa Pura Support dan Kepala Sales Section. Setelah dinyatakan lolos seleksi calon karyawan kemudian menandatangani kontrak kerja di Angkasa Pura Support.”
Dari pernyataan diatas peneliti jabarkan bahwa bagian sales section di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Adi Soemarmo dalam melakukan
perekrutan
menggunakan
perekrutan
eksternal
yaitu
melibatkan Angkasa Pura Supports dalam melakukan perekrutan. Ada beberapa jenis perekrutan eksternal yang dapat digunakan dalam perusahaan tersebut, salah satu yang digunakan perusahaan adalah
28
perekrutan melalui agen tenaga kerja seperti yang dikemukakan oleh Mathis (2001). Dalam proses perekrutan pegawai outsourching pihak Angkasa Pura Supports melakukannya sesuai dengan kontrak dengan PT. Angkasa Pura I (Persero), seperti yang tegaskan oleh informan 2 : “ Angkasa Pura Supports merupakan anak perusahaan dari PT. Angkasa Pura I (Persero) yang termasuk dalam perusahaan BUMN. Pihak Angkasa Pura Supports juga men-support seluruh kebutuhan bandara seperti Sumber Daya Manusia, pengadaan peralatan, pemeliharaan peralatan bandara serta menyewakan. Untuk penyedia SDM pihak Angkasa Pura Supports menyediakan ataupun merekrut untuk kebutuhan administrasi, driver protokoler, aviation security, dan fire fighting and rescue. Dalam sistem prekrutan yang digunakan oleh Angkasa Pura Supports banyak menggunakan sistem yang kebanyakan perusahaan lain gunakan dan belum mempunyai SOP. Untuk spesifikasi karyawan yang dibutuhkan itu sudah sesuai dengan SOP yang ada, jenjang pendidikan untuk calon karyawan adalah dari SMA hingga S1. Untuk kebutuhan SDM PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai user mempunyai kontrak untuk pengadaan SDM, jika pihak user memerlukan SDM tambahan maka user perlu adendum kontrak untuk tambahan karyawan sesuai dengan kebutuhan, kemudian pihak Angkasa Pura Supports mengidentifikasi pekerjaan dari user setelah itu membuka lowongan kerja yang ditempel di area bandara dan website, kemudian calon karyawan mengumpulkan berkas ke Angkasa Pura Supports, setelah itu karyawan mengikuti tes psikotes, tes pekerjaan, tes kesehatan, wawancara. Untuk proses wawancara akhir dilakukan oleh pihak devisi yang bersangkutan dan Angkasa Pura Supports agar karyawan yang akan di wawancara sesuai yang dibutuhkan oleh user”. Dari hasil wawancara diatas dapat peneliti jabarkan bahwa rekruitmen untuk karyawan outsourching bagian sales section adalah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh bagian tersebut. Jika bagian sales section membutuhkan karyawan maka akan langsung menghubungi pihak Angkasa Pura Supports untuk mencarikan karyawan yang sesuai spesifikasi pekerjaan yang di bagian sales section. Dalam
29
proses perekrutan karyawan pihak Angkasa Pura Suports menggunakan sistem yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan lain karena belum mempunyai SOP untuk standar perekrutan. Sedangkan untuk spesifikasi karyawan yang dibutuhkan mulai dari jenjang SMA hingga S1 sudah ada di SOP. Dari uaraian diatas bahwa pihak Angkasa Pura Supports sudah menjalankan beberapa proses seleksi yaitu tes psikotes, tes kesehatan, dan tes wawancara, seperti yang diungkapkan oleh Hasibuhan (2008). Sedangkan untuk sumber-sumber perekrutan yang digunakan adalah perekrutan eksternal yaitu media massa dan internet seperti yang diungkapkan oleh Mathis (2001). Dari uraian tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa sistem perekrutan karyawan outsourching bagian sales section di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Adi Soemarmo Surakarta dilakukan melalui Angkasa Pura Supports melalui serangkaian tahapan atau langkahlangkah sebagai berikut : a.
Menganalisis pekerjaan
b.
Membuka lowongan kerja
c.
Menerima berkas lamaran yang masuk
d.
Melakukan tes psikotes
e.
Melakukan tes pekerjaan
f.
Melakukan tes kesehatan
g.
Melakukan wawancara
h.
Memberikan keputusan penerimaan
30
Untuk menjamin bahwa hanya pelamar
yang betul-betul
memenuhi syarat saja yang diterima, maka pengambilan serangkaian langkah konkret dalam menentukan pilihan siapa diantara para pelamar yang bener-bener sesuai harus diperhatikan dengan benar. Langkahlangkah tersebut diperlukan untuk memandu jalannya rekruitmen. Tahapan-tahapan sebagaimana yang dilakukan oleh Angkasa Pura Supports untuk merekrut calon karyawan dapat peneliti jelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut : a.
Menganalisis pekerjaan Langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah menganalisis pekerjaan yang kekurangan karyawan dari sinilah rekruitmen dilakukan, dengan menganalisis pekerjaan dan kriteria apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan dan apakah kebutuhan tersebut mendesak atau tidak mendesak akan segera dilakukan rekruitmen jika tidak maka akan dilakukan ketika jumlah kebutuhan sudah banyak.
b.
Membuka lowongan kerja Langkah kedua yang dilakukan adalah membuka lowongan kerja dengan mempublikasikan lowongan di tempat umum, website, dan media sosial. Dalam hal perekrutan pihak Angkasa Pura Supports menginformasikan lowongan diberbagai sumber media massa dan melalui internet, sesuai dengan sumber-sumber rekruitmen yang di ungkapkan oleh Mathis (2001).
31
c.
Menerima berkas lamaran yang masuk Dalam hal ini pelamar bisa datang langsung ke perusahaan untuk menyerahkan surat lamaran kerjanya atau lamaran dikirim lewat POS, tetapi dari pihak rekruitmen mengharapkan agar pelamar datang langsung membawa surat lamaran langkah ini dilakukan untuk memperoleh kesan pertama tentang pelamar melalui pengamatan terhadap penampilan, sikap ataupun faktor-faktor lain yang dipandang penting. Sedangkan bagi pelamar, dengan datang langsung ke tempat tujuan, pelamar diharapkan akan memiliki pandangan umum tentang perusahaan yang akan mempekerjakannya nanti jika lamarannya diterima. Setelah surat lamaran masuk maka akan dilakukan pengelompokan atas surat-surat lamaran yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat, jika memenuhi syarat akan dipanggil untuk mengikuti seleksi berikutnya, seperti yang dijelaskan oleh Hasibuhan (2008).
d.
Melakukan tes psikotes Ujian atau tes diselenggarakan oleh perusahaan dengan maksud untuk memperoleh informasi yang lebih obyektif dengan tingkat akurasi yang diharapkan cukup tinggi dari pelamar. Tes psikotes bertujuan untuk mengukur aspek-aspek individu secara psikis, dalam hal ini yang diukur adalah kecenderungan perilaku. Selain itu juga digunakan untuk mengukur berbagai kemungkinan atas bermacam kemampuan secara mental dan apa-apa yang mendukungnya, termasuk prestasi dan kemampuan, kepribadian, intelegensi, atau
32
bahkan fungsi neurologis. Dari tes tersebut sudah sesuai dengan yang diungkapkan oleh Mathis (2001). e.
Melakukan tes pekerjaan Perusahaan mengambil kebijaksanaan dalam penyelenggaraan ujian atau tes dalam bentuk praktek (tes pelaksanaan pekerjaan). Tes ini dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dipunyai oleh masing-masing pelamar. Tes ini juga menguji sejauh mana kemampuan pelamar dengan pekerjaan yang akan dikerjakannya. Tes juga dimaksudkan untuk menilai lebih lanjut tentang sesuai tidaknya pelamar dengan pekerjaan yang akan dijabatnya.
f.
Melakukan tes kesehatan Test kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan fisik pelamar apakah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. Misalnya, pendengaran, pengelihatan (buta warna atau tidak), berpenyakit jantung atau tidak, dan mempunyai cacat badan atau tidak. Dalam hal ini Angkasa Pura Supports melakukan tes kesehatan yang sesuai dengan ungkapan Hasibuhan (2008)
g.
Melakukan wawancara Kepala bagian atau atasan langsung mewawancarai pelamar untuk memperoleh data yang lebih mendalam tentang kemampuan pelamar dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya. Dalam hal ini tes wawancara yang digunakan adalah wawancara akhir atasan langsung, seperti yang diungkapkan oleh Hasibuhan (2008).
33
h.
Memberikan keputusan penerimaan Keputusan seorang calon karyawan untuk diterima atau tidak bekerja diperusahaan dilakukan oleh pimpinan bagian rekruitmen langsung. Pimpinan bagian rekruitmen dalam hal ini yang berhak diterima atau ditolak. Keputusan tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan dari hasil rekruitmen-rekruitmen yang telah pelamar lalui. Pelamar yang tidak memenuhi persyaratan (spesifikasi) akan ditolak, sedangkan pelamar yang memperoleh hasil penilaian tinggi dari keseluruhan proses
rekruitmen akan diterima menjadi karyawan baru
diperusahaan. Langkah yang terakhir ini sesuai yang diungkapkan oleh Hasibuhan (2008). 2. Kendala yang dihadapi pada saat perekrutan karyawan outsourching. Pada saat melakukan perekrutan karyawan outsourching bagian sales section mengalami beberapa kendala yang dihadapi. Seperti yang dungkapkan oleh informan 1 : “ Pada saat perekrutan sering sekali para pelamar yang lolos ketahap selanjutnya tidak hadir pada saat tes berikutnya”. Dari ungkapan di atas dapat peneliti dijabarkan bahwa pada saat melakukan perekrutan ada kendala yang dihadapi yaitu para pelamar yang lolos ketahap selanjutnya tidak hadir pada saat tes selanjutnya, hal ini juga memberikan kerugian bagi perusahaan yang melakukan seleksi karena jumlah pelamar yang ketahap selanjutnya jadi berkurang dan perusahaan cuma memiliki pilihan pelamar yang sedikit. Kendala yang selanjutnya adalah adanya titipan-titipan orang dalam dari PT. Angkasa Pura I (Persero) supaya dapat lolos seleksi dan
34
dapat bekerja di perusahaan tersebut. Seperti yang ditegaskan oleh informan 2 : “ Kadang ada pelamar yang dia titipan dari karyawan PT. Angkasa Pura I (Persero) yang berasal dari saudara, teman dekat, dan keluarga. Tetapi banyak calon pelamar yang titipan tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan dan tidak lolos dalam proses atau tahapan seleksi yang ada. Karena perusahaan tidak mau mengambil resiko jika yang diterima itu bukan pelamar yang benar-benar lolos dari tes, hal tersebut akan berpengaruh dalam kinerja di perusahaan tersebut”. Dari keterangan diatas peneliti jabarkan bahwa hampir di semua perusahaan BUMN rawan terjadinya sistem titip-menitip yang santer menerpa hampir semua perusahaan BUMN di Indonesia. Bahkan perusahaan BUMN menjadi lahan basah untuk praktik nepotisme. Tetapi pihak Angkasa Pura Supports tidak mau ambil resiko dalam menerima titipan-titipan tersebut, pihaknya lebih mengutamakan yang lolos melalui tahapan-tahapan tes agar calon karyawan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan dan kriteria pekerjaan. Apabila pihak Angkasa Pura Supports menggunakan sistem titip-menitip bukan tidak mungkin calon karyawan yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan perusahaan atau user, itu juga berdampak ke perusahaan dalam upaya bersaing dengan perusahaan lain, sementara itu dampak bagi Angkasa Pura Supports adalah hilangnya kepercayaan dalam melakukan perekrutan calon karyawan. 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Dalam melaksanakan perekrutan perusahaan berupaya untuk mengatasi kendala yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 :
35
“Untuk mengatasi kendala tersebut PT. Angkasa Pura I (Persero) menggunakan peraturan jika pelamar tidak hadir pada saat tes tahap selanjutnya maka pelamar tersebut dinyatakan gugur”. Hal ini dilakukan agar para pelamar tidak lari begitu saja jika sudah dinyatakan lolos ketahap selanjutnya karena jika tidak hadir maka pelamar dinyatakan gugur dan pelamar akan rugi. Perusahaan juga rugi saat melakukan perekrutan jika pelamar hanya ada sedikit pilihan. Upaya dalam mengatasi kendala selanjutnya yang dihadapi oleh Angkasa Pura Support. Seperti yang diungkapkan oleh informan 2 : “Dalam perusahaan BUMN banyak sekali yang menggunakan sistem titip-menitip apalagi di PT. Angkasa Pura I (Persero) masih sering terjadi titip-menitip calon karyawan untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut, tetapi Angkasa Pura Supports tidak menggunakan sistem tersebut, walaupun ada yang titip kami tetap tegaskan untuk ikut tahapan tes yang sudah disediakan. Banyak sekali titipan-titipan calon karyawan yang tidak dapat lolos tes dan tidak memenuhi spesifikasi yang perusahaan inginkan, jika tidak memenuhi tetap kami coret dan tidak lolos. Karena kami tidak mau calon karyawan yang dihasilkan tidak dapat bekerja sesuai yang diharapkan perusahaan, jika kami menerima calon karyawan tersebut maka kami yang terkena imbasnya bisa-bisa karyawan tersebut dikembalikan ke kami dan diputus kontraknya sebelum kontraknya habis dan hal tersebut bisa merusak reputasi kami’. Dalam hal ini pihak Angkasa Pura Supports mengantisipasi terjadinya praktik nepotisme dalam perekrutan calon karyawan di PT. Angkasa Pura I (Persero) dengan tidak membeda-bedakan calon karyawan yang titipan atau tidak, semua diberlakukan sama yaitu harus melalui tes tahapan yang sudah disediakan agar dapat lolos dan bekerja di PT. Angkasa Pura I (Persero). Dalam pemikiran penulis, untuk menghindari dan memperkecil peluang terjadinya nepotisme dalam proses rekruitmen dan seleksi perlu menggunakan e-recruitment.
36