BAB III METODOLOGI
3.1. Kerangka Berpikir Perusahaan harus melakukan invoasi agar dapat menghasilkan yang terbaik dan bisa memberikan suatu nilai yang baik bagi konsumennya sekaligus tetap dapat menjaga relasi dengan suplier. Situasi tersebut memaksa perusahaan harus memiliki suatu strategi yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan siklus rantai pasok (supply chain) agar dapat menentukan keputusan strategis perusahaan. Supply chain management menjadi suatu konsep untuk mengatur siklus barang atau jasa dari suplier hingga sampai ke konsumen. Dengan supply chain management yang efektif dapat menurunkan biaya persediaan dan operasional perusahaan. Supply chain management menjadi sarana dalam melaksanakan kegiatan persediaan barang. Untuk itu perlu dicari tahu sejauh mana proses yang ada mempengaruhi kinerja supply chain management. Dengan menggunakan IT balanced scorecard untuk mengukur kinerja sistem supply chain management, akan menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan perusahaan untuk rencana pengembangan ke depannya.
35
36
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang Faktor
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Topik
Indikator monitoring (data capturing)
perencanaan dan penetapan tujuan bersama Informati on flow
Kolaborasi
Jurnal Simatupang, T.M. and Sridharan, R. (2002b). Supply chain discontent: sources and remedies. Supply Chain Management: An International Journal.
Mohr, J. and Spekman, R. (1994), “Characteristics of partnership success: partnership attributes, communication behavior and conflict resolution techniques”, Strategic Management Journal, Vol. 15, pp. 135-52.
Handfield, R.B. and Bechtel, C. (2002), “The role of trust and relationship structure in improving supply chain responsiveness”, Industrial Marketing Management, Vol. 31 No. 4, pp. 367-82.
Statement Information sharing adalah kemampuan untuk melihat data sistem dari partner dan memantau progres dari produk ketika produk tersebut melewati setiap proses dari supply chain. Peningkatan respon dan penggunaan informasi dapat diperoleh dengan bentuk yang lebih advance dari SCM. Bentuk yang lebih advance ini adalah partisipasi informasi, koordinasi dan resolusi konflik. Partisipasi informasi tersebut mengacu pada partner yang bersama sama melakukan perencanaan dan menetapkan tujuan. Syarat utama dari integrasi informationflow yang efisien adalah relasi tersebut berlandaskan keinginan untuk berbagi dan menerima informasi dan bekerja secara kolaboratif.
Variabel
Info 1
Info 2
Info 3
37
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang (sambungan) Topik
Faktor
Indikator
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Sinkronisasi
Informatio n flow
Cost
warehouse management
Material flow
Jurnal
Statement
Monczka, R.M., Petersen, K.J., Handfield, R.B. and Ragatz, G.L. (1998), “Success factors in strategic supplier alliances: the buying company perspective”, Decision Sciences, Vol. 29 No. 3, pp. 553-77. Johnson, P.F., Klassen, R.D., Leenders, M.R. and Awaysheh, A. (2007), “Utilizing ebusiness technologies in supply chains: the impact of firm characteristics and teams”, Journal of Operations Management, Vol. 25 No. 6, pp. 1255-74. Ramaa, A., Subramanya, K.N., Rangaswamy, T.M. (2012). Impact of Warehouse Management in a Supply Chain. International Journal of Computer Application (0975-8887) Volume 54-No1. September 2012
Keuntungan dari aliansi perusahaan dengan supplier adalah peningkatan sinkronisasi dari supplychain, pengurangan totalcost, peningkatan kualitas dan cycle time dan juga posisi kompetitif perusahaan. Ada hubungan antara aplikasi IT supplychain dan penurunan cost transaksi.
Variabel
Info 4
Info 5
Sebuah WarehouseManagement System (WMS) adalah aplikasi berbasis database komputer untuk meningkatkan efisiensi gudang dengan mengarahkan cutaways dan untuk mempertahankan persediaan yang akurat dengan mencatat transaksi gudang.
Material 1
38
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang (sambungan)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Topik
Faktor
Material flow
Indikator
Jurnal
Statement
supply and shipping
Huggins, E.L., Olsen, T.L. (2003). Supply Chain Management with Guaranteed Delivery. Management Science 2003 Informs Vol 49. No 9, September 2003.
Supplychain adalah sebuah sistem yang menghubungkan antara supplier hingga akhirnya ke konsumen untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Sebagai konsekuensinya, biaya harus diturunkan di seluruh rantai dengan mengeluarkan biaya yang tidak perlu untuk penanganan dan pemindahan. Dengan adanya SupplyChainManagement yang baik, persediaan barang dari procurementproduction dan dari production-distribution dapat diminimalisir. Memilih suplier yang sesuai adalah hal yang sangat penting. Membangun partnership jangka panjang dengan supplier sangat baik untuk supplier maupun perusahaan karena informationsharing bisa mengurangi inventory.
Inventory
Supplier
Killy, Gerald L. (2000). Inventory Management within the Supply Chain. Hospital Material Management Quarterly; May 2000 Araz, Ceyhun, Ozkarahan, Irem (2007), Supplier evaluation and management system for strategic sourcing based on a new multicriteria sorting procedure, Int. J. Production Economics 106 (2007) 585?606
Variabel
Material2
Material3
Material4
39
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang (sambungan) Faktor
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Topik
Indikator
Jurnal
Statement
financial risk
Croxton, K., GarciaDastugue, S., Lambert, D., and Rogers, D. “The supply chain management processes,” International Journal of Logistics Management (12), 2001, pp. 13-36. Ellram, L., Tate, W., and Billington, C. “Understanding and managing the services supply chain,” Journal of Supply Chain Management (40), 2004, pp. 17-32. Fellenz, Martin R. and Brady, Mairead and Greene, Joe and Cannon, Brendan and Woodward, Nigel and Cholakova, Magdalena, Reconsidering Financial Flows in Supply Chain Management. Sweeney, E.:The Financial Dimension of Supply Chain Management.Logistic s Solutions, the Journal of the National Institute for Transport and Logistics, Vol. 7, No. 2, pp. 13-15, July 2004.
Dimana resiko operasional dikurangi melalui proses dan optimasi supply chain, menghasilkan resiko keuangan yang lebih rendah sehingga mempengaruhi financialcost. Untuk itu harus ada data operasional untuk memungkinkan hal tersebut terjadi.
financial control
Financ ial flow
Liquidity
credit / debtor days
Kontrol operasional dan kontrol finansial bergantung pada data yang akurat mengenai keadaan penciptaan nilai dari sepanjang supplychain.
Variabel
Finansial 1
Finansial 2
Keberadaan dari setiap bisnis adalah tergantung pada kemampuannya untuk memenuhi hutang jangka pendek. Finansial 3
Memastikan konsumen membayar secara tepat waktu sehingga kas yang tersedia bisa digunakan untuk membayar supplier secara tepat waktu.
Finansial 4
40
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang (sambungan) Topik
Faktor
Indikator
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Customers
Forecasting
Elemen Elemen SCM
Design
capacity planning
Jurnal
Statement
Garwood, D. (1999). Supply Chain Management: New Paradigms for Customers and Suppliers. Hospital Material Management Quarterly 20.3 (Feb 1999) Helms, et al. (2014). Supply Chain ForecastingCollaborative Forecasting Support Supply Chain Management.
Supply chain management berfokus pada menyelesaikan masalah proses bisnis yang penting bagi pelanggan.
Khan, O., Martin, C., & Creazza, A. (2012). Aligning product design with the supply chain: A case study. Supply Chain Management, 17(3), 323-336. Venkatadri, U., Srinivasan, A., & Montreuil, B. (2003). Demand and price planning in supply chain networks. IIE Annual Conference.Proceedi ngs, , 1-6.
Ramalan tidak lagi hanya mengandalkan informasi historis semata. Data untuk peramalan sekarang tersedia dari berbagai sumber termasuk POS (data langsung dari konsumen) dan data pasar. Perusahaan harus merancang supply chain nya sesuai dengan end market agar bisa lebih customer driven.
Supply chain dari perusahaan akan membuat aliran perencanaan dan keputusan berdasarkan data perusahaan yang nyata, sehingga dapat mengambil keputusan terkait masalah demand dan supply dengan lebih baik.
Variabel
Elemen 1
Elemen 2
Elemen 3
Elemen 4
41
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang (sambungan) Topik
Faktor
Indikator
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Processing
Inventory Elemen Elemen SCM
Purchasing
Jurnal
Statement
Hamprecht, J., Corsten, D., Noll, M., & Meier, E. (2005). Controlling the sustainability of food supply chains. Supply Chain Management, 10(1), 7-10.
Kontrol yang efektif dari praktek yang berkelanjutan dalam supply chain tidak membangun serangkaian skill yang baru yang seutuhnya. Melainkan usaha untuk menciptakan praktek yang lebih berkelanjutan memberikan kontribusi pada kemampuan perbaikan terus menerus dari bisnis. Denga cara menghilangkan inventory yang tidak perlu dengan meningkatkan proses, desain produk yang lebih baik, peningkatan penjadwalan.
Kilty, G. L. (2000). Inventory management within the supply chain. Hospital Materiel Management Quarterly, 21(4), 1824. Leenders, M. R., Nollet, J., & Ellram, L. M. (1994). Adapting purchasing to supply chain management. International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, 24(1), 40
jika fungsi dari purchasing adalah untuk memberikan kontribusi yang efektif untuk tujuan dan strategi organisasi, maka purchasing harus terintegrasi dengan customer-employersupplier.
Variabel
Elemen 5
Elemen 6
Elemen 7
42
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang (sambungan) Topik
Faktor
Indikator
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Supplier
Location
Elemen – Elemen SCM
Logistic
Jurnal
Statement
Wisner, J. D., & Keah, C. T. (2000). Supply chain management and its impact on purchasing. Journal of Supply Chain Management, 36(4), 33-42. Fattouh, M., & Issa, A. (2006). Location/allocation and routing decisions in supply chain network design. Journal of Modelling in Management, 1(2), 173-183. Handifeld, R.B. (1994). U.S. Global Sourcing: Patterns of Development. International Journal of Operations and Production Management, (14:6), 1994, pp. 40-51.
Perusahaan yang menerapkan SCM secara aktif meningkatkan aktivitas pembelian mereka dengan supplier kunci sembari mengurangi penggunaan dengan supplier biasa.
Tujuannya adalah untuk menemukan jumlah optimal dari gudang diantara sejumlah lokasi untuk memenuhi permintaan dari konsumen dan rute dari gudang ke konsumen. Sistem logistik yang terintegrasi mengatur inventory melalui hubungannya dengan supplier, transportasi, distribusi, dan delivery. Tujuannya adalah menghilangkan inventory dengan menggantinya dengan sistem informasi untuk mendukung koordinasi dan visibility. Dengan begitu inventory dapat diisi ulang dengan jumlah yang sedikit.
Variabel
Elemen 8
Elemen 9
Elemen 10
43
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang (sambungan) Faktor
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Topik
Indikator
Jurnal
Statement
Pengembang an Produk
Feng, T; Wang, D. (2012). Supply chain involvement for better product development performance.
Perusahaan perlu untuk mengembangkan relasi, bertukar informasi, dan memecahkan permasalahan bersama antara fungsi internal dan partner Supply Chain luar ketika mengembangkan produk baru. Manajer perlu menerapkan perspektif Supply Chain ketika mengembangkan produk baru untuk mencapai performa yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pendekatan cost effective yang akan membuat perusahaan manufaktur mencapai keunggulan kompetitif dengan koordinasi dengan supplier dan pembeli untuk menciptakan situasi yang win win solution.
Pengadaan
Fungsi SCM
Perencanaan dan Pengendalian
Kifor, C., Bucur, A., & Farooq, M. A. (2012). Development & implementation of supply chain management focusing on procurement process & supplier. Annals of Faculty Engineering HunedoaraInternational Journal of Engineering. Datta, S., Granger, CWJ., Barari, M., & Gibbs, T. (2007). Management of supply chain: an alternative modelling techinque for forecasting. Journal of the Operational Research Society (2007) 58, 14591469.
SCM adalah pendekatan untuk mengintegrasikan supplier, manufaktur, distributor, gudang dan outlet sehingga barang dapat diproduksi dengan jumlah yang tepat, dikirim ke lokasi yang tepat, pada waktu tepat untuk meminimalisir pelebaran biaya dan memuaskan pelanggan.
Variabel
Fungsi 1
Fungsi 2
Fungsi 3
44
Tabel 3.1. Hubungan antara Faktor, Indikator, dan Pernyataan dalam Evaluasi Sistem Persediaan Barang (sambungan) Topik
Faktor
Indikator
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Robertson et.al, 2002, Stevenson, 2007, Pujawan, 2005)
Operasi
Fungsi SCM
Distribusi
Jurnal
Statement
Storey, J., Emberson, C., Godsell, J. & Harrison, A. (2006). Supply chain managmenet: theory, practice and future challenges.
SCM dapat dilihat sebagai sesuatu yang mempengaruhi perusahaan dalam hal outsourcing, pekerjaan lintas departmen, bentuk karakteristik organisasi yang baru yang lebih tidak kaku. Supply chain adalah sekumpulan entitas yang berhubungan langsung dengan supply, distribusi dari suatu barang, servis, keuangan, informasi dari sumber (suplier) ke konsumen
James, A.M.J. (2011). A new introduction to supply chains and supply chain management: Definition and theories perspective
Variabel
Fungsi 4
Fungsi 5
3.2. Kerangka Konsep Kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya dapat digambarkan menjadi sebuah kerangka konsep seperti berikut:
45
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.3. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan selama proses penyusunan penelitian. Tahapan yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:
46
Gambar 3.2. Rancangan Penelitian
47
1. Memahami model dan proses bisnis perusahaan Wawancara dilakukan untuk memperoleh pemahaman kondisi perusahaan sehingga bisa diketahui proses bisnis yang berjalan saat ini. Selain itu juga akan memperoleh persepsi dan harapan pihak perusahaan terkait permasalahan yang dievaluasi. 2. Merancang sistem supply chain management di perusahaan Pada tahap ini, dilakukan perancangan sistem SCM yang akan diterapkan di perusahaan. Perancangan dilakukan dengan memperhatikan infrastruktur yang sudah berjalan di perusahaan dan sistem yang berjalan di perusahaan. 3. Implementasi sistem di perusahaan Pada tahap ini dilakukan implementasi dari sistem yang sudah dirancang sebelumnya. 4. Merancang kuesioner untuk survei Setelah dilakukan implementasi, sistem tersebut akan dievaluasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan merancang kuesioner untuk survei. Kuesioner disusun berdasarkan topik tentang supply chain management. 5. Penyebaran kuesioner dan analisa data Tahapan selanjutnya adalah penyebaran kuesioner kepada karyawan yang merupakan pengguna dari sistem SCM yang diimplementasikan tersebut. Kuesioner yang telah diisi nantinya akan diolah sehingga diperoleh data-data yang diperlukan untuk
48
melakukan penelitian lebih mendalam. Sebelum mengolah data, dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitas. 6. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi SCM Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan analisa faktor, maka akan didapatkan faktor-faktor yang memepengaruhi SCM dalam perusahaan. 7. Evaluasi faktor yang mempengaruhi SCM Setelah diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi SCM, maka faktor-faktor tersebut dilakukan pembahasan terkait dengan IT BSC. 8. Rancangan model pengukuran SCM dengan IT BSC Setelah faktor yang mempengaruhi SCM tersebut dikaitkan dengan perspektif dari IT BSC, maka dilakukan perancangan model pengukuran SCM dengan IT BSC.
3.4. Hipotesis Adapun hipotesis yang dibentuk untuk penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem SCM perusahaan dapat disusun dari teori tentang SCM. 2. KPI dari IT BSC dapat disusun dari faktor-faktor yang mempengaruhi sistem supply chain management di perusahaan.
49
3.5. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah karyawan perusahaan. Karyawan yang dimaksud
adalah
karyawan
sebagai
user
dari
sistem
SCM
yang
diimplementasikan oleh perusahaan. Jumlah karyawan perusahaan adalah 80 orang sehingga tidak dilakukan teknik sampling dalam pengumpulan data karena jumlah populasi tidak terlalu besar.
3.6. Metode Pengumpulan Data 3.6.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Foto 2000 group yang berlokasi di Semarang. Perancangan dan implementasi dilakukan dalam rentang bulan Desember 2013 hingga bulan Juni 2014. Setelah itu dilakukan evaluasi hasil implementasi sistem.
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelititan ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu: 1. Observasi Langkah
pertama
sebelum
melakukan
pengumpulan
data,
dilakukan observasi terhadap perusahaan terkait. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan dan permasalahan dalam proses bisnis yang berjalan di perusahaan sebelum dilakukan implementasi sistem SCM. 2. Wawancara
50
Dalam melakukan observasi akan dilakukan wawancara untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai proses bisnis dalam perusahaan. Wawancara dilakukan terhadap pemilik perusahaan dan kepala bagian. 3. Studi literatur Untuk mendukung pelaksanaan penelitian, dilakukan studi literatur untuk memperoleh informasi mengenai hasil penelitiaan terkait SCM dan IT BSC. 4. Kuesioner Kuesioner akan disebar ke seluruh karyawan Foto 2000 group. Pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam kuesioner akan mengacu dari hasil studi literatur mengenai SCM. Kemudian hasil analisa kuesioner tersebut akan dianalisa dan dikaitkan dengan IT BSC. Pada setiap pernyataan yang ada, responden akan diberikan beberapa alternatif jawaban yang menyatakan tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan terkait. Alternatif jawaban yang disediakan tersebut menggunakan skala likert yang dibagi menjadi lima kategori, yaitu: Tabel 3.2. Skala Likert Kuesioner Kategori Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Singkatan STS TS N S SS
Sumber: A Technique for the Measurement of Attitudes(Likert, 1932)
51
Skala penilaian tersebut diwakili dari range angka 1 sampai 5. Angka 1 mewakili pilihan STS, sedangkan angka 5 mewakili SS.
3.7. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah dengan menggunakan analisa faktor, analisa regresi dan juga analisis deskriptif. Selain itu juga akan dilakukan uji validitas dan uji realibilitas berdasarkan data dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden.