BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian Untuk penulisan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggan Dalam Pengambilan Keputusan Pemakaian Elektronik Listrik Prabayar Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang (Area pelayanan cikokol)” Penulis melakukan penelitian dan pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan riset atau penelitian hanya pada PT. PLN (Persero) Area pelayanan Cikokol Tangerang. Responden yang diambil adalah pelanggan listrik prabayar.
3.2 Gambaran Umum Perusahaan 3.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah berdirinya PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang diawali pada tahun 1897, yaitu dengan mulai digarapnya bidang listrik oleh salah satu perusahaan Belanda (NV NIGM) yang ditandai dengan pendirian pusat pembangkitan tenaga listrik (PLTU) yang berlokasi di Gambir. Sejalan dengan pasang surutnya sejarah perjuangan bangsa, maka pada masa pemerintahan Jepang NV NIGM (Belanda) diambil
- 25 -
alih oleh Pemerintah Jepang yang pada akhirnya dialihkan ke perusahaan Djawa Denki Jogyosha Djakarta Shisha. Dengan berakhirnya kekuasaan Jepang pada 17 Agustus 1945, maka dibentuklah Djawatan Listrik dan Gas Tjabang Djakarta yang selanjutnya dikembalikan lagi kepada pemilik asal (NV NIGM) pada tahun 1947 dan namanya berubah menjadi NV OGEM. Kemudian dengan berakhirnya masa konsesi NV OGEM Cabang Jakarta yang selanjutnya diikuti dengan nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia sesuai Keputusan Menteri PU dan Tenaga No. U 16/9/I tanggal 30 Desember 1953, maka pada tanggal 01 Januari 1954 dilakukan serah terima dan pengelolaannya diserahkan ke Perusahaan Listrik Jakarta dengan wilayah kerjanya adalah meliputi Jakarta Raya dan Ranting Kebayoran & Tangerang. Seiring dengan berjalannya waktu, maka perubahanpun terus bergulir sesuai kronologi berikut ini: 1. Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 dan PP No. 67 tahun 1961, dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN) khusus untuk wilayah Jakarta dengan nama Perusahaan Listrik Negara Exploitasi XII. 2. Berdasarkan SK Direksi BPU PLN No. Kpts/030/DIRPLN/62 tanggal 21 Desember 1962, wilayah kerja PLN Exploitasi XII dibagi menjadi 7 buah distrik dengan kelas yang berbeda-beda.
- 26 -
3. Pada tahun 1965 terjadi perubahan tanggung jawab, dimana PLN Exploitasi XII meliputi Cabang Gambir & Cempaka Putih, Jakarta Kota, Kebayoran, Jatinegara & Cawang, Tangerang dan Cabang Tanjung Priok pada tahun 1970. 4. Berdasarkan PP No. 18 tahun 1972, status Perusahaan Listrik Negara dirubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. 5. Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No. 01/Prt/1973 tanggal 23 Maret 1973, PLN Exploitasi XII dirubah menjadi Perum Listrik Negara Distribusi IV yang meliputi Cabang Gambir, Kota, Kebayoran, Jatinegara, Tanjung Priok, Tngerang dan Bengkel Karet. 6. Berdasarkan SK Menteri PUTL No. 45/Kpts/1976 tanggal 8 Agustus 1976, nama PLN Distribusi IV dirubah menjadi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (sesuai SE Direksi PLN No. 025/PST/1976 tanggal 17 April 1976). 7. Berdasarkan penjelasan dan pengumuman Pemerintah tentang pembentukan Kabinet Pembangunan III tanggal 29 Maret 1978, PLN yang semula bernaung di bawah Departemen PUTL dialihkan menjadi di bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi. 8. Pada kurun waktu 1984 s/d 1988 terjadi beberapa penambahan Unit Kerja, sehingga PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang memiliki tujuh cabang sebagai unsur pelaksana, satu unit pengatur distribusi dan satu bengkel pemeliharaan kelistrikan. Dua yang disebut terakhir adalah sebagai unsur penunjang.
- 27 -
9. Berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994, PLN yang dulunya dikenal sebagai PERUM berubah statusnya menjadi PERSERO, sehingga namanya berubah menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. 10.Berdasarkan White Paper Mentamben Agustus 1998, maka Pemerintah
meluncurkan
kebijakan
Restrukturisasi
Ketenagalistrikan sesuai Keputusan Menko
Sektor
WASPAN
No.
39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT PLN (Persero) Kantor Pusat, maka PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya & Tangerang diarahkan kepada Stategic Business Unit/Investment Centre. 11. Sehubungan dengan butir no. 10 di atas, maka Direksi PLN telah mengeluarkan SK No. 161.K/010/DIR/2000 tanggal 05 September 2000 tentang organisasi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. Sesuai SK Direksi tersebut, maka susunan organisasi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah sebagai berikut: a. Unsur Pimpinan adalah General Manager b. Unsur pembantu pimpinan, meliputi bidang-bidang: 1. Pemasaran dan Pengembangan Usaha 2. Pelayanan Pelanggan 3. Komersil 4. Perencanaan
- 28 -
5. Operasi dan Pelayanan Gangguan 6. Pemeliharaan 7. Logistik 8. Teknologi Informasi 9. Keuangan 10. Akuntansi 11. Organisasi dan SDM 12. Hukum 13. Hubungan Masyarakat 14. Umum c. Unsur Pengawasan, oleh Auditor Intern d. Unit Pelayanan (UP) e. Unit Pengelola Jaringan (UPJ) f. Unit Gardu Induk g. Unit Pengatur Distribusi (UPD) 12. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.010.K/010/DIR/2003 tanggal 16 Januari 2003 tentang Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi se Jawa-Bali, maka susunan organisasi PT PLN (Persero) Distribusi se Jawa-Bali sebagai berikut : a. Unsur Pimpinan adalah General Manager b. Unsur pembantu pimpinan, meliputi bidang-bidang: 1. Perencanaan
- 29 -
2. Distribusi 3. Niaga 4. Keuangan 5. SDM dan Organisasi 6. Komunikasi Hukum dan Administrasi c. Unsur Pengawasan, oleh Auditor Intern d. Area Pelayanan (AP) e. Area Jaringan (AJ) f. Area Pengatur Distribusi (APD) g. Area Pelayanan dan Jaringan : 1) Unit Pelayananan 2) Unit Pelayananan Jaringan 3) Unit Pelayananan dan Jaringan ( untuk sementara struktur organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang masih mengacu kepada butir No.11 )
3.2.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, Tujuan dan Sasaran PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Kedudukan, tugas pokok, tujuan, dan fungsi PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dituangkan dalam surat keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 010.K/010/DIR/2003 Tanggal 16 Januari 2003.
- 30 -
a.
Kedudukan PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Jakarta sebagai ibukota negara, pusat pemerintahan dan barometer perekonomian nasional memerlukan dukungan energi listrik yang besar, bermutu dan handal. PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang merupakan salah satu ujung tombak PLN dalam melayani pelanggan diwilayah DKI Jakarta. Kotamadya Tangerang, Kabupaten Tangerang, serta sebagian Kabupaten Bogor, Kabupaten Depok dan Kabupaten Bekasi. Total luas wilayah operasi adalah 2.067 km2.
b.
Tugas PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Tugas pokok PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang. meliputi distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayanan pelanggan. Operasionalisasi tugas pokok tersebut dikendalikan melalui unsur pelaksana yang terdiri dari 35 Area Pelayanan yang tersebar dipenjuru Jakarta dan Tangerang, didukung oleh 4 Area Jaringan dan 1 Area Pengatur Distribusi. Pengembangan bisnis dilakukan dengan berpedoman pada konsep retail dan wire, dimana retail menekankan pada aktivitas bisnis berorientasi
pelanggan
- 31 -
dan
wire
memfokuskan
pada
pengembangan jaringan fisik untuk mendukung layanan bagi pelanggan.
c.
Fungsi PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Dari sisi retail kegiatan dilaksanakan oleh Area Pelayanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan layanan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang saling berkaitan. Model pelayanan yang dibangun adalah one stop service. Dari sisi wire kegiatan dilaksanakan oleh Area Jaringan dengan tujuan menjaga mutu dan keandalan pasokan tenaga listrik. Dengan didukung oleh aplikasi sistem informasi yang berbasis teknologi mutakhir, menjadikan sistem pelayanan pelanggan PLN Disjaya & Tangerang menjadi lebih mudah, sehingga pelanggan dapat menikmati kemudahan-kemudahan proses pelayanan seperti: 1)
Komunikasi antara Area Pelayanan (AP) dan Area Jaringan (AJ), serta tempat pembayaran (bank), sehingga program pelayanan satu atap (one stop services) dapat dengan mudah dilaksanakan.
2)
Pelanggan
dapat
mengetahui/monitor
status
rekening
(berjalan atau tunggakan) secara online melalui aplikasi info rekening yang tersedia.
- 32 -
3)
Penelusuran data lebih mudah, terutama jika ada complaint dari pelanggan.
d.
Tujuan PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang 1)
Korporatisasi (kelayakan keuangan) sebagai perusahaan yang mandiri
2)
Transparansi/akuntabilitas
dalam
bidang
peran,
tugas,
tanggung jawab & wewenang 3)
e.
Peningkatan efisiensi dan pengembangan usaha
Visi, Misi, dan Sasaran PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Visi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang : Sebagai satu kesatuan usaha PLN. PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang memiliki Visi “Menjadi perusahaan distribusi tenaga listrik yang handal, tangguh dan berkembang”. Misi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang : 1)
Melaksanakan
bisnis
distribusi
tenaga
listrik
yang
berorientasi kepada pelanggan, karyawan dan pemilik. 2)
Meningkatkan profesionalisme SDM
3)
Menjadikan bisnis tenaga listrik sebagai sarana pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
- 33 -
4)
Melaksanakan usaha sesuai kaidah bisnis
Sasaran PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang : 1)
Menyiapkan Strategi Unit Bisnis menjadi anak perusahaan yang mandiri.
2)
Meningkatkan Customer Value, Share holder Value dan Employee Value.
3)
Meningkatkan kompetensi dan efektifitas kinerja SDM.
4)
Mengupayakan penerapan tarif tenaga listrik sesuai dengan nilai ekonominya (Customer Oriented Company)
5)
Menyediakan tenaga listrik dengan jumlah dan kualitas yang memadai sesuai dengan kaidah bisnis yang wajar.
f.
Peluang PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Tingginya pertumbuhan akan permintaan tenaga listrik yang mencapai 11% sebelum terjadinya krisis moneter, merupakan suatu peluang bisnis yang menjanjikan. Pemulihan ekonomi yang mulai bergulir saat ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan akan permintaan tenaga listrik yang sempat terpuruk pada tahun 1998. Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan yang bergerak naik dari 8,96% pada tahun 1998 menjadi 6,45% pada tahun 1999 dan sesuai perkiraan menjadi 12,75% pada akhir tahun 2000.
- 34 -
g.
Keunggulan PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Memiliki sistem kelistrikan yang andal, dengan dukungan sistem Jaringan Tenaga Listrik (JTL) yang terdiri dari: 1)
Sistem JTL yang lengkap yang terdiri dari JTM 11.510 Kms, JTR 25.087 Kms, Gardu Distribusi (GD) 11.006 unit, Gardu Hubung (GH) 173 unit (status Januari 2003) dan konfigurasi jaringan yang sedemikian rupa sehingga menjamin keandalan pasokan tenaga listrik ke konsumen.
2)
Tersebarnya Area-Area Pelayanan yang berjumlah 35 unit di Wilayah Distribusi Jakarta dan Tangerang yang mendekati konsentrasi
pelanggan,
sehingga
menjamin
kecepatan
pelayanan kepada masyarakat pelanggan.
h.
Arti Lambang PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
- 35 -
Gambar 1 : Lambang PLN Dari gambar lambang diatas dapat diuraikan menjadi : Lambang PT. PLN (Persero) mempunyai arti dan makna tersendiri. Keterangan dari gambar diatas adalah sebagai berikut : Element-element dasar lambang : 1) Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menfadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan
- 36 -
semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. 2) Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan
perusahaan
serta
keberanian
dalam
menghadapi
tantangan perkembangan jaman 3) Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
- 37 -
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
I.
Produk Layanan Listrik Service
A. LISTRIK PRABAYAR Listrik prabayar adalah layanan terbaru PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang untuk konsumen dalam mengelola konsumsi listrik melalui meter elektronik prabayar (MPB). B. KEUNGGULAN DAN MANFAAT PRABAYAR 1) Mengendalikan sendiri pemakaian 2) Pembelian disesuaikan kemampuan 3) Tidak ada sanksi pemutusan 4) Privasi tidak terganggu 5) Kemudahan pembelian token/pulsa
- 38 -
6) Tanpa uang jaminan pelanggan 7) Tanpa dikenakan biaya beban 8) Biaya penyambungan pasti 9) Pelaksanaan penyambungan cepat C.
PROSES LAYANAN PASANGAN BARU 1)
Calon pelanggan melakukan pendaftaran dilengkapi dengan KTP dan sket lokasi
2)
Petugas PLN melakukan survey lokasi
3)
Penerbitan surat persetujuan
4)
Pelanggan menyampaikan sertifikasi laik operasi (SLO)
5)
Calon pelanggan menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik
6)
Petugas PLN melaksanakan penyambungan (hanya tiga hari kerja)
D.
UBAH DAYA 1)
Pelanggan melakukan pendaftaran dilengkapi dengan KTP
2)
Penerbitan surat persetujuan
3)
Pelanggan membayar biaya administrasi/biaya penyambungan dan token perdana
4)
Calon pelanggan menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik
- 39 -
5) Petugas melaksanakan penyambungan (hanya 2 hari kerja) E.
MIGRASI (Paska bayar/postpaid ke Prabayar/prepaid) 1)
Calon pelanggan melakukan pendaftaran dilengkapi dengan KTP dan sket lokasi
2)
Penerbitan surat persetujuan
3)
Pelanggan membayar biaya penyambungan dan token perdana
4)
Calon pelanggan menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik
5)
Petugas melaksanakan penyambungan (hanya 2 hari kerja)
F.
STRUK DAN TOKEN 1)
LPB menggunankan sistem "token" dan mengikuti standard transfer specification (STS)
2)
Token adalah 20 puluh digit angka yang unik dan berisi informasi untuk di-masuk-kan ke dalam kWh meterLPB yang didapatkan oleh setiap pelanggan pada saat membeli energi listrik di delivery channel PLN
3)
Untuk transaksi pembelian voucher/token LPB yang digunakan adalah nomor seri meter, terdiri atas 11 digit.
- 40 -
3.3 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian dengan tujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifatsifat-sifat dari populasi (obyek) penelitian.
3.4 Definisi Operasional Variabel dan Sklala Pengukuran Dalam setiap penelitian terlebih dahulu harus ditentukan variabelvariabel apa saja yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan dalam melakukan keputusan pemakaian terhadap produk listrik prabayar. Dalam penelitian ini akan dianalisis faktor-faktor apa saja yang akan menjadi alasan utama dalam melakukan keputusan pemakaian listrik prabayar, dapat diukur oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Kualitas Produk 2. Harga produk 3. Kebutuhan terhadap produk tersebut 4. Merek produk
- 41 -
Tabel 3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Variabel Keputusan
Dimensi a. Kualitas produk
Indikator 1. Privasi tidak terganggu 2. Kemudahan pembelian
Pembelian
token/pulsa 3. Pelaksanaan penyambungan cepat b. Faktor daya tarik
1. Mengendalikan sendiri pemakaian 2. Pembelian disesuiakan kemampuan 3. Tidak ada sanksi Pemutusan 4. Tanpa uang jaminan Pelanggan 5. Tanpa dikenakan biaya Beban 6. Biaya penyambungan pasti
c. Merek produk
1. Produk terbaru
d. Faktor harga
1. Tarif yang sesuai Kemampuan
Sumber: Philip Kotler (2005:227) dan www.plnjaya.co.id Definisi operasional variabel merupakan konsep-konsep yang berupa kerangka menjadi kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala, yang dapat diamati, dapat diuji kebenarannya oleh orang lain. Pengukuran terhadap variabel dilakukan dengan menggunakan skala Likert yang merupakan metode
- 42 -
pengukuran dengan skala ordinal yaitu angka-angka yang dinilai berdasarkan tingkatan, sebagai berikut: Sangat setuju
=5
Setuju
=4
Netral
=3
Tidak setuju
=2
Sangat tidak setuju
=1
3.5 Metode Pengumpulan Data Untuk menunjang penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner yang merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner-kuesioner yang disebarkan kepada responden dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup, maksudnya pertanyaan yang diajukan kepada responden yang telah disediakan pilihan jawaban dan juga pertanyaan terbuka untuk teknik perhitungan data dari kuesioner yang telah diisikan oleh responden-responden digunakan menggunakan skala Likert.
3.6 Jenis Data Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat digolongkan menjadi dua golongan menurut Sugiyono (2005:129) Data Primer
- 43 -
Yaitu data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dalam hal ini dengan menyebarkan kuesioner kepada pelanggan listrik prabayar.
3.7 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas : objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2005:72) Karena luasnya unit sampling yang dapat diambil untuk digunakan dalam penelitian ini, maka penulis hanya mengambil unit sampling pelanggan yang menggunakan listrik prabayar di Area Pelayanan PLN Cikokol Jl. Daan Mogot No. 54 Tangerang. Dalam melakukan penelitian ini, cara pengambilan sebagai subjek penelitian yang berdasarkan pada penggunaan responden yang mudah atau siap diakses oleh peneliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Sampel yang diambil penelitian ini adalah pemilik dari rekening listrik. Jumlah anggota sampel sering dinyatakan ukuran sampel. Jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian tergantunng pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, sebaliknya makin kecil tingkat kesalahan, maka semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2005) menyatakan bahwa penelitian bidang
- 44 -
sosial seperti bidang ekonomi, maka penelitian menggunakan sampel sebanyak seratus responden karena dianggap telah mewakili populasi yang diamati. Sehingga menyebabkan penulis hanya menarik 100 orang pelanggan sebagai responden, dengan menggunakan metode Convenience Sampling yakni metode sampling yang digunakan peneliti dengan cara menentukan sendiri responden yang akan diteliti. Atau siapa saja yang kebetulan dijumpai karena keterbatasan waktu dan biaya.
3.8 Metode Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam pengelolaan data ini adalah dengan menggunakan analisis faktor yaitu cara yang digunakan untuk mendefinisikan variabel dasar atau faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu himpunan variabel observasi. Sebelum memasuki proses analisis faktor ini penulis editing terlebih dahulu terhadap data mentah yang penulis kumpulkan selama penelitian melaui daftar kuesioner yang penulis berikan kepada setiap responden. Setelah data mentah tersebut terkumpul peneliti melakukan pemberian angka pada setiap pertanyaan yang ada di kuesioner tersebut. Hal ini dilakuakan agar data mentah terdapat dimasukan kedalam tabulasi untuk diataur angka-angkanya kedalam tebel dan dapat dihitung jumlah kasusnya dalam berbagai kategori. Setelah itu baru dapat dilakukan analisis terhadap datanya.
- 45 -
Secara garis besar tahapan pada analisis faktor ini adalah sebagai berikut : a. Memilih variabel yang layak dimasukan kedalam analisis faktor. Jika sebuah variabel atau lebih berkolerasi lemah dengan variabel lainya maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor alat seperti MSA (Measure of Sampling Adequency) atau Batler’s test dapat digunakan untuk keperluan ini, karena berfungsi untuk menguji metode validasi data. b. Setelah jumlah variabel terpilih, maka dilakukan ”ekrasi” variabel tersebut hinggan menjadi satu atau beberapa faktor. Dalam hal ini digunakan metode principal component. c. Faktor yang terbentuk dalam banyak hal kasus kuarang menggambarkan perbedaan antara faktor-faktor yang ada, hal tersebut akan mengganggu analsis, karena justru sebuah faktor harus berbeda secara nyata dengan faktor
yang lain. Untuk itu, jika isi faktor masih diragukan, dapat
dilakuakan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang berbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. d. Setelah faktor benar-benar terbentuk, maka proses dilanjutkan dengan menamakan dengan faktor yang ada. Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program for Social Seciance) versi 17, yang melalui 4 tahap, yaitu Editing, Coding, Tabulating, Analizing. 1.
Editing. Data mentah diedit guna melengkapi kelengkapan, konsistensi, dan standarisasi satuan angka nyang terdapat dalam daftar kuesioner.
- 46 -
2.
Coding. Memberikan angka atau kode pada tiap pertanyaan agar memudahkan tahap tabulating.
3.
Tabulating. Memasukan data kedalam tabel tabulasi dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah-jumlah kasus dalam berbagai kategori.
4.
Analizing. Merupakan pengelompokan membuat uraian, memanipulasi serta menyingkat data sehingga mudah dibaca. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang diteliti, mencari arti lebih luas dan menghubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
- 47 -