BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A Tipe Penelitian Tipe penelitian adalah bagaimana cara peneliti dalam menganalisis data sehingga memiliki keabsahan tipe penelitian. Metode dan rancangan penelitian menentukan validnya penelitian.1 Sedangkan penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Priset sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual (landasan teori), priset melakukan oprasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel dan indikatornya. Riset ini bertujuan untuk menggambarkan realitas tanpa menjelaskan hubungan antar variabel. 2 Dalam konteks ilmu komunikasi, riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Kuantitatif lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset danggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Riset ini mengharuskan peneliti bersikap objektif dan memisahkan diri dari data, artinya peneliti tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak.
1 2
Rakhmat jalaluddin., Metode Penelitian Komunikasi. PT.Remaja Rosdakarya Bandung 1999 hal 21 Ibid. Hal 69
29
30
Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme). Kaum positivis mempertahankan filsafat deterministik bahwa sebab– sebab ( faktor–faktor kausatif ) sangat mungkin menentukan akibat atau hasil akhir. Filsafat kaum positivis juga cenderung reduksionistis yang orientasinya adalah mereduksi gagasan–gagasan besar menjadi gagasan–gagasan terpisah yang lebih kecil untuk diuji lebih lanjut, seperti halnya variabel–variabel yang umumnya terdiri dari sejumlah rumusan masalah dan hipotesis penelitian. 3 Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal ( sebab akibat ), maka dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan beberapa variabel saja. Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan tehnik analisis statistik yang akan digunakan. 4
3
4
John W.Cresswel.,RESEARCH DESIGN Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta 2013 hal 9 Sugiyono.,Metodologi Penelitian Kuantitatif,Kualitatif. Alfabeta Bandung 2010 hal 42
31
B Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode
survei yang dapat dimulai dari
manapun tergantung keahlian dan kemampuan peneliti. Survei merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditujukan pada sejumlah individu atau kelompok. Dalam survei, fokus perhatian hanya difokuskan pada beberapa variabel saja. Dengan metode survei, peneliti hendak mengambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi, apakah berkenaan dengan sikap, tingkah laku atau aspek lainnya. Metode ini menekankan pada penentuan informasi variabel daripada individu. Survei digunakan untuk mengukur gejala– gejala yang ada tanpa tanpa menyelidiki kenapa gejala–gejala tersebut ada ( exist ). 5 Dalam rancangan survei, peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka) kecenderungan–kecenderungan, perilaku–perilaku, atau opini– opini dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tesebut. 6 Survei mempunyai dua lingkup, yaitu sensus dan sampel. Sensus adalah survei yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan, sedangkan sampel survei adalah survei yang dilakukan hanya pada bagian kecil dari suatu populasi.7 Menurut Sevilla ( 1993 ), lingkup dan permasalahan survei dapat digolongkan ke dalam empat kategori :
5
Elvinaro Ardianto., Metodologi Penelitian untuk Public Relations. Simbiosa Rekatama Media 2011 hal 52 6 John W.Cresswel,RESEARCH DESIGN Pendekatan kualitatif,kuantitatif,dan mixed,Pustaka Pelajar,Yogyakarta 2013,hal 216 7 Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations, Simbiosa Rekatama Media , 2011 hal 53
32
1. Sensus hal–hal yang nyata ( tangible ). Sensus ini meliputi jumlah populasi yang kecil dimana variabel–variabelnya konkret ( nyata ). 2. Sensus hal–hal yang tidak nyata ( intangible ). Sensus ini mengukur konstruk– konstruk berdasarkan pengukuran yang tidak langsung. 3. Survei sampel hal–hal yang nyata, memperoleh informasi dari kelompok besar dimana variabel–variabelnya adalah nyata. 4. Survei sampel hal–hal yang tidak nyata, menyangkut pengukuran kontruksi psikologis atau sosiologis, serta membandingkan anggota– anggota populasi yang besar dimana variabelnya tidak langsung diamati. Proses penelitian dengan metode survei merupakan suatu rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sitematis, saling mendukung, dan secara keseluruhan merupakan satu benang merah. C Populasi dan Sampel8 3.1.
Populasi Populasi adalah keselurahansubyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus.9
8
9
Sugiono,Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif dan R&D,Alfabeta Bandung,2010 hal 80-87
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Rineka Cipta Jakarta,2010 hal 173
33
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat di ruangan perawatan bedah dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Nopember 2014 sebanyak 1424 orang. Table 1 Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Usia
Usia (Th)
Jumlah
Persentase
17-25
409
28,7%
26-35
356
36-45
369
25,9%
46-55
290
20,4%
Total
1.424
100 %
25,0%
Setelah variabel usia dikelompokkan, diperoleh persentase usia terbesar adalah di usia 17-25 tahun yaitu sebesar 28,7 %. Persentase usia 26-35 tahun yaitu sebesar 25,0 %, sedangkan persentase usia 36-45 adalah 25,9 %
dan
persentase usia 46-55 tahun adalah 20,4 %. 3.2.
Sampel Menurut Prijana ( 2005 ), Sampling adalah proses untung mendapatkan
sampel dari suatu populasi karena pada hakikatnya yang kecil adalah yang besar. Artinya, kesimpulan-kesimpulan yang diangkat dari sampel merupakan kesimpulan-kesimpulan atas populasi.10
34
Penelitian ini adalah penelitian survey. Yang menjadi sampel adalah pasien yang dirawat di ruang Perawatan bedah yang dirawat dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Nopember 2014 yaitu dengan populasi sebesar 1424 orang, pasien yang berumur 17 tahun sampai dengan yang berumur 55 tahun. Pasien-pasien yang dirawat di ruang Perawatan bedah adalah pre operasi dan pasca operasi. Penentuan jumlah (ukuran) sampel menggunakan rumus Slovin yaitu; 11 N n= ------------------1+ Ne² Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolerir,misalnya 2%,kemudian e ini dikuadratkan. 3.3.
Teknik Sampling Tehnik sampling adalah merupakan tehnik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai tehnik sampling yang digunakan. Peneliti menggunakan teknik sampling purposif (PurposiveSampling ). Tehnik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tidak dijadikan sampel.
10 11
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations, Simbiosa Rekatama Media , 2011 hal 169 Kriyantono Rachmat ,Teknis Praktis Riset Komunikasi,Kencana Jakarta,2010 hal 164
35
Sebelum menentukan sampel, peneliti terlebih dahulu harus menentukan pendekatan sampel yang akan dipakai, dalam penelitian ini menggunakan sampel Nonprobilitas. Pendekatan sampel nonprobabilitas adalah sampel tidak melalui teknik random (acak). Sehingga jumlah sampel berdasarkan rentang usia yang akan digunakan adalah sebagai berikut; Table 2 Jumlah Sample Berdasarkan Rentang Usia
Golongan Usia
Jumlah
Rumus Slovin
Jumlah Sampel
17-25 Tahun
409
409/1+409 (0,05)²
40
26-35Tahun
356
356/1+356 (0,05)²
40
36-45 Tahun
369
369/1+369 (0,05)²
40
46-55 Tahun
290
290/1+290 (0,05)²
40
Total
1424
3.4.
160
Tehnik Pengumpulan Data
Data berdasarkan sumbernya 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti, yaitu berupa hasil jawaban responden terhadap kuesioner. Dalam hal ini peneliti melakukan kontak langsung dan menyebarkan kuesioner terhadap responden
36
(pasien/keluarga) sejumlah sampel yang dibutuhkan untuk diolah dan dianalisa sehingga menghasilkan kesimpulan penelitian. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait serta dari berbagai sumber pustaka lainnya. Data ini bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, seperti data rekam medik pasien yang dirawat di ruang rawat bedah dalam kurun waktu mulai Januari 2013 sampai dengan Nopember 2014. Dalam hal ini peneliti menggunakan data sekunder yaitu Rekam Medik yang diolah kembali sebagai data pendukung untuk menetapkan jumlah populasi dalam penelitian.
3.5.
Definisi Operasional dan Operasional Konsep
3.5.1
Definisi Konsep
1. Efek Komunikasi, adalah dampak yang diikuti dari beragam bentuk pesan atau content, komunikasi yang ditransformasikan dalam interaksi komunikasi atau komunikasi massa target audience yang menjadi sasaran media dan saluran politik lainnya. 2. Tim pelaksana kesehatan Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
37
3. Pasien Pasien adalah seseorang individu yang mencari atau menerima perawatan medis. 4. Kepuasan Pasien Suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diterima sesuai dengan apa yang diharapkannya. 5. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 3.5.2
Operasional Konsep Table 3 Operasional Konsep Efek Kognitif
VARIABEL Efek Komunikasi
DIMENSI Pengetahuan (Kognitif)
INDIKATOR Dokter 1. Pasien mudah mengetahui identitas dokter yang menanganinya. 2. Pasien mengetahui informasi tentang penyakitnya dengan detail dari dokter 3. Pasien mengetahui kapan dokter akan melakukan penanganan selanjutnya. Perawat 1. Pasien mudah mengetahui identitas pasien yang menanganinya. 2. Pasien mengetahui informasi tentang tindakan
SKALA 5 = Sangat Setuju 4= Setuju 3= Kurang Setuju 2= Tidak Setuju 1= Sangat Tidak Setuju
38
keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat. 3. Pasien mengetahui siapa perawat yang akan melakukan tindakan keperawatan selanjutnya.
Table 4 Operasional Konsep Efek Afektif
VARIABEL
DIMENSI
Efek
Sikap
Komunikasi
(Afektif)
INDIKATOR Dokter 1. Pasien merasakan keyakinan dengan penanganan dokter terhadap keluhannya. 2. Pasien menyukai penangan dokter yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) 3. Pasien merasa puas terhadap penanganan dokter terhadap keluhannya.
Perawat 1. Pasien merasakan keyakinan terhadap tindakan perawatan yang diberikan oleh perawat. 2. Pasien menyukai tindakan perawatan yang diberikan oleh perawat yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO). 3. Pasien merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat.
SKALA 5 = Sangat Setuju 4= Setuju 3= Kurang Setuju 2= Tidak Setuju 1= Sangat Tidak Setuju
39
Table 5 Operasional Konsep Efek Konatif VARIABEL
DIMENSI
Efek
Prilaku
Komunikasi
(Konatif)
INDIKATOR Dokter 1. Pasien mematuhi anjuran pengobatan yang diberikan oleh dokter. 2. Pasien menyiapkan diri untuk penanganan yang akan dilakukan oleh dokter. 3. Pasien dapat bekerja sama dengan dokter terhadap penanganan penyakitnya. Perawat 1. Pasien mengikuti saran yang diberikan oleh perawat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. 2. Pasien menyiapkan diri untuk tindakan keperawatan selanjutnya. 3. Pasien dapat bekerja sama
SKALA
5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Kurang Setuju 2 = Tidak Setuju 1= Sangat Tidak Setuju
dengan perawat saat dilakukannya tindakan perawatan Kepuasan
Tingkat
Pasien
Kepuasan pasien
Dokter 1. Pasien merasa puas terhadap penanganan dokter terhadap keluhannya. Perawat 1. Pasien merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat.
5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Kurang Setuju 2 = Tidak Setuju 1= Sangat Tidak Setuju
40
3.6.
Teknik Analisa Data Sebelum dianalisis, tentunya peneliti harus melakukan pengumpulan data
dari kuesioner yang sudah diberikan kepada objek penelitian dalam hal ini adalah pasien yang dirawat di ruang perawatan bedah Perawatan bedah. A. Editing ( Pemeriksaan Data) Editing dilakukan dengan memeriksa seluruh kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Dari pemeriksaan ini peneliti harus melihat apakah seluruh responden sudah menjawab pertanyaan dengan benar seperti yang telah diperintah dalam kuesioner. Dari hasil pemeriksaan ini maka dapat diketahui berapa banyak data yang dinyataka valid dan invalid. Data yang valid inilah yang dijadikan sebagai data yang sebenarnya untuk diadakan proses pengolahan lebih lanjut. Untuk data yang invalid akan dianggap data yang tidak sah (tidak berlaku) yang disebabkan sebagai faktor antara lain kesalahan dalam mengisi jawaban, tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan dan sebagainya. B. Coding Tahap ini dilakukan dengan memberikan kode pada setiap indikator yang sudah ditentukan sebelumnya. Pemberian kode atau tanda ini dilakukan untuk mempermudah dalam membaca atau mengartikan tanda atau simbol yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat mempercepat proses input data kedalam tabel sehingga data yang terdapat dalam tabel dapat dianalisis dengan mudah dan cepat.
41
C. Tabulasi Setelah tahap coding selesai,langkah selanjutnya adalah dengan memindahkan seluruh data ke dalam tabel. Hal ini akan mempermudah dalam membaca data yang akan diproses lebih lanjut. D. Analisa Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan interpretasikan. Karena metode yang akan digunakan adalah metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, artinya setelah semua data dihimpun.12 Yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Pada kuisioner responden mengisikan jawaban yang diberi nilai sesuai skala Linkert.Skala Linkert merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian. Dengan skala Linkert maka variabel yang akan diukur menjadi subvariabel, kemudian subvariabel tersebut dijabarkan menjadi komponenkomponen yang terukur.13 Dari komponen di atas akan dijadikan sebagai titik tolak dalam menyusun instrumen yang dapat berupa pernyataan yang kemudian 12
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, 1994, hlm. 137 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta, 1994, hal….
13
42
dijawab oleh responden, dimana setiap jawaban yang tersedia diberi bobot nilai, sebagai berikut : a. Bobot
nilai
5
untuk
jawaban
sangat
setuju/selalu
patuh/selalu
menerima/sangat taat. b. Bobot nilai 4 untuk jawaban setuju/patuh/menerima/taat. c. Bobot nilai 3 untuk jawaban ragu-ragu/kadang-kadang patuh/kadang-kadang menerima/kadang-kadang taat. d. Bobot nilai 2 untuk jawaban tidak setuju/tidak patuh/tidak menerima/tidak taat. e. Bobot nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju/sangat tidak Patuh/sangat tidak menerima/sangat tidak taat. Proses analisa yang penulis lakukan akan melalui tahapan tahapan sebagai berikut : a. Mengolah setiap jawaban pernyataan dari kuisioner yang disebarkan kepada khalayak untuk dihitung frekuensi dan presentasenya. b. Memberi skala jawaban-jawaban kuesioner tersebut. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala liker dengan memberi skor 1 sampai 5. Jumlah kuisioner pada penelitian ini terdapat 18 pernyataan. Karena masing-masing pernyataan diberi skor seperti skala likert, maka kemungkinan nilai terendah yang diperoleh setiap responden adalah 18dan tertinggi adalah 90.
43
Selanjutnya data dianalisa menggunakan table frekuensi tabulasi penilaian dan jarak. Jumlah skor ideal untuk setiap pernyataan dan intervalnya adalah sebagai berikut:14 Skor ideal
= (NT X S) – (NR X S) = (5 X 160) – (1 X 160) = (800) – (160) = 640
Interval
= skor ideal : bobot = 640 : 5 = 128
setelah diketahui adanya interval, maka kategori peneliaan untuk setiap pernyataan ini dapat dikelompokkan menjadi:
14
672 – 800
= Sangat Baik
544 – 671
= Baik
416 – 543
= Cukup Baik
288 – 415
= Kurang Baik
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2003. Hal. 88-99
44
160 – 287
= Tidak Baik
Jumlah skor ideal untuk setiap dimensi dan intervalnya adalah sebagai berikut:15 a. Efek Kognitif Skor ideal
= (NT X S X P) – (NR X S X P) = (5 X 160 X 6 ) – (1 X 160 X 6) = (4800) – (960) = 3840
Interval
= skor ideal : bobot = 3840 : 5 = 768
setelah diketahui adanya interval, maka kategori peneliaan untuk setiap pernyataan ini dapat dikelompokkan menjadi:
15
4032 – 4800
= Sangat Positif
3264 – 4031
= Positif
2496 – 3263
= Netral
1728 – 2495
= Negatif
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2003. Hal. 88-99
45
960 – 1727
= Sangat Negatif
Jumlah skor ideal untuk setiap dimensi dan intervalnya adalah sebagai berikut:16 b. Efek Afektif Skor ideal
= (NT X S X P) – (NR X S X P) = (5 X 160 X 4 ) – (1 X 160 X 4) = (3200) – (640) = 2560
Interval
= skor ideal : bobot = 2560 : 5 = 512
setelah diketahui adanya interval, maka kategori peneliaan untuk setiap pernyataan ini dapat dikelompokkan menjadi:
16
2688 – 3200
= Sangat Positif
2176 – 2687
= Positif
1164 – 2175
= Netral
1152 – 1163
= Negatif
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2003. Hal. 88-99
46
640 – 1151
= Sangat Negatif
Jumlah skor ideal untuk setiap dimensi dan intervalnya adalah sebagai berikut: c. Efek Konatif Skor ideal
= (NT X S X P) – (NR X S X P) = (5 X 160 X 6 ) – (1 X 160 X 6) = (4800) – (960) = 3840
Interval
= skor ideal : bobot = 3840 : 5 = 768
setelah diketahui adanya interval, maka kategori peneliaan untuk setiap pernyataan ini dapat dikelompokkan menjadi: 4032 – 4800
= Sangat Positif
3264 – 4031
= Positif
2496 – 3263
= Netral
1728 – 2495
= Negatif
960 – 1727
= Sangat Negatif
47
d. Kepuasan pasien Skor ideal
= (NT X S X P) – (NR X S X P) = (5 X 160 X 2 ) – (1 X 160 X 2) = (1600) – (320) = 1280
Interval
= skor ideal : bobot = 1280 : 5 = 256
setelah diketahui adanya interval, maka kategori peneliaan untuk setiap pernyataan ini dapat dikelompokkan menjadi: 1344 – 1600
= Sangat Positif
1088 – 1343
= Positif
832 – 1087
= Netral
576 – 831
= Negatif
320 – 575
= Sangat Negatif
48
Sedangkan jumlah skor ideal untuk efek komunikasi antara tim pelaksana kesehatan dengan pasien terhadap peningkatan kepuasan pasien diruang perawatan bedah rumah sakit marinir cilandak Jakarta selatan dan intervalnya akan dijabarkan sebagai berikut :17 Skor ideal
= (NT X S X P) – (NR X S X P) = (5 X 160 X 18) – (1 X 160 X 18) = (14400) – (2880) = 11520
Interval
= skor ideal : bobot = 11520 : 5 = 2304
setelah diketahui adanya interval, maka kategori peneliaan untuk setiap pernyataan ini dapat dikelompokkan menjadi:
17
12096 – 14400
= Sangat Positif
9792 – 12095
= Positif
7488 – 9791
= Netral
5184 – 7487
= Negatif
2880 – 5183
= Sangat Negatif
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta, 2003. Hal. 88-89
49
Keterangan : NT
= Nilai tertinggi
NR
= Nilai Terendah
S
= Jumlah sample
P
= Jumlah pernyataan