BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Tipe Penelitian Tipe penelitian kualitatif yang peneliti gunakan dalam proposal penelitian ini adalah
deskriptif yang dimana didalamnya menggambarkan tentang suatu keadaan sosial yang terjadi pada masa sekarang tentang kehidupan masyarakat Minang dengan budayanya. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan keadaan sosial tertentu. Makna dari deskriptif adalah penyajian data, tetapi dalam melakukan penelitian kualitatif ini tidak cukup hanya dengan menyajikan data tapi harus sampai pada ditemukannya makna dibalik informasi-informasi yang telah dikumpulkan secara detail dan mendalam. Penelitian kualitaif berawal dari adanya suatu keadaan sosial yang berbed sehingga membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap keadaan sosial tersebut tetapi tidak hanya dari keadaan sosial yang terjadi, penelitian kualitatif bisa berawal dari keingin tahuan peneliti akan suatu objek sehingga layak untuk diteliti.
3.2.
Metode Penelitian Metode penelitian kualitatif yang peneliti gunakan adalah metode studi kasus mengenai
komunikasi antarbudaya orang Minang di Jakarta pada arus tradisi matrilineal diera moderenisasi. Dimana adat matrilineal dalam budaya minang membuat banyak masyarakat khususnya diluar daerah minangkabau salah mengartikan adat tersebut. Ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukan ciri naturalistik yang penuh keotentikan. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dilakukan harus tetap objektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang budaya yang dianut oleh masyarakat minang, yaitu budaya matrilineal yang dimana anggota keluarga (anak) mengikuti keluarga ibu dan harta yang diwariskan hanya kepada anak perempuan. Hal ini menjadi kontradiksi dengan ajaran yang diajarkan oleh agama islam yang menjadi panutan masyarakat minang. Menurut hukum Islam, harta haruslah diturunkan sesuai dengan faraidh yang sudah diatur pembagiannya antara pihak perempuan dan laki-laki. Namun di Minangkabau, seluruh harta keluarga yang disebut dengan harta pusaka tinggi diturunkan kepada anggota keluarga perempuan dari garis keturunan ibu.
Menurut masyarakat minang harta pusaka tinggi adalah harta yang memang diwariskan kepada anak perempuan dalam keluarga namun hak yang digunakan bukanlah hak milik melainkan hak pakai atau hak kelola. Jika suatu saat didalam anggota keluarga membutuhkan pertolongan wajib bagi penerima harta waris membantu keluarganya. Dan jika ahli waris ingin menjual harta pusaka tinggi keluarga itu tidak diperbolehkan, hanya diperbolehkan dengan menggadainya saja itupun harus dengan persetujuan seluruh anggota keluarga. Garis keturunan menurut ibu menjadikan kecenderungan negatif bagi anak laki-laki diminangkabau. Mereka hanyalah sebagai “Pejantan” yang dinikahi oleh perempuan. Namun, disisi lain garis keturunan menurut ibu lebih mengangkat derajat sosial perempuan dimata dunia. Bahwa laki-laki minangkabau tidak bisa semena-mena dengan perempuan. Berbeda dengan masyarakat diluar minang yang menganut sistem patrilineal, yang dimana garis keturunan dalam keluarga adalah keluarga ayah. Dimana anggota dalam keluarga (anak) mewariskan dan mengikuti keluarga dari pihak ayah dan dimana prialah yang memiliki kuasa penuh dalam keluarga. Patrlineal atau patriarkhat berasal dari dua kata yang lain, yaitu pater yang berarti "ayah" dan archein (bahasa Yunani) yang berarti "memerintah"1. Jadi, "patriarkhi" berarti "kekuasaan berada di tangan ayah atau pihak laki-laki". Penganut adat patrilineal adalah bangsa Arab, bangsa Eropa, suku Batak dan masih banyak lagi. Adat patrilineal lebih umum digunakan kelompok masyarakat dunia dibandingkan matrilineal yang lebih jarang penggunaannya. 3.3.
1
Subyek Penelitian
Website. http://ensiklopedia/adatmatrilineal.co.id
Peneliti memilih 3 keluarga dan 2 orang Minang untuk dijadikan narasumber informasi penelitian. Tiga keluarga yang menjadi narasumber yaitu, keluarga Bapak Mukni yang memliki latar belakang budaya yang sama dengan istrinya dan memang menganut adat Matrilineal. Bapak Mukni adalah seorang pedagang jam tangan dan istrinya pedagang pakaian, mereka mempunyai usaha di Pasar Sunter. Bapak Mukni mempunyai tiga orang anak, Anak pertamanya adalah Desy Novianti yang kini duduk di bangku SMA. Sedangkan anak keduanya masih SD yaitu M. Hardi, dan anak ketiganya masih Balita, Feliza. Bapak Mukni dan Istrinya berasal dari Padang, lahir dan besar di Padang kemudian mereka merantau ke Jakarta dan menetap di Jakarta2. Keluarga yang kedua yaitu keluarga Bapak Hendra yang dimana ia berasal dari Sunda tepatnya Kuningan Jawa Barat dan Istrinya berasal dari Padang, Pariaman yang berarti ia dengan istrinya memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda3. Peneliti tidak hanya menjadikan orang Minang yang telah berkeluarga saja untuk dijadikan narasumber, melainkan peneliti juga menggali informasi dari orang Minang yang merantau ke Jakarta dan orang Minang keturunan. Orang Minang yang merantau ke Jakarta adalah saudara Titik Suwarni, ia adalah seorang mahasiswa. Titik lahir di Padang dan merantau ke Pulau Jawa untuk mengenya pendidikan. Ia tinggal dan dibiayai oleh bibinya, adik dari ibu 4. Sedangkan orang Minang yang 3.4.
2
Teknik Pengumpulan Data
Informasi dari Bapak Mukni Informasi dari Bapak Hendra 4 Informasi dari saudara Titik Suwarni 3
Dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk memperkaya referensi data penelitian. Berikut beberapa teknik yang dipakai oleh peneliti: a. Teknik Pengumpulan Data Primer Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah observasi. Observasi yang kita gunakan adalah observasi interaksi dengan metoda atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai bagaimana kehidupan masyarakat minang, dari cara komunikasi, pernikahan, dan bagaimana mewariskan harta pusaka. b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder Teknik penumpulan data sekunder yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung penelitian kualitatif ini adalah Wawancara Mendalam. Mewawancarai narasumber secara langsung untuk mendapatkan informasi tentang pengalaman, pendapat, perasaan dan hal – hal subjektif lainnya lebih dalam mengenai judul dari proposal penelitian kualitatif ini. 3.4.
Definisi Konsep 1.
Komunikasi antarbudaya
komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang dilakukan oleh orang yang berbeda kebudayaan. Beberapa faktor yang menyebabkan pentingnya komunikasi antarbudaya yaitu, mobilitas, pola imigrasi, saling ketergantungan ekonomi, teknologi komunikasi, dan stabilitas politik.
2.
Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi adalah dilakukan hanya dua orang, dimana para komunikator atau komunikan dapat langsung merespon pesan, baik dengan verbal maupun nonverbal. 3.
Budaya Minang
Budaya minang adalah kebiasaan-kebiasaan, atau nilai-nilai yang tertanam dalam masyarakat minang. 3.5.
Fokus Penelitian Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti memfokuskan pada beberapa hal yang dianggap
penting untuk dikaji. Adapun beberpa hal penting yang akan diteliti oleh peneliti yaitu: 1. Budaya, karakteristik budaya yaitu pertama, kebudayaan bersifat kompleks dan banyak segi. Kedua, kebudayaan pada dasarnya tidak dapat dilihat. Ketiga, kebudayaan berubah sejalan dengan waktu. 2. Komunikasi antarbudaya, beberapa faktor menyebabkan pentingnya komunikasi antarbudaya yaitu, moblitas, pola imigrasi, salng ketergantungan ekonomi, teknologi komunikasi, dan stabilitas politik. 3. Komunikasi antarpribadi, enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu, pertama, komunikasi antar pribadi dimulai dari diri pribadi. Kedua, komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Ketiga, komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antrpribadi. Keempat, komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Kelima, komunikasi
antar pribadi melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu dengan yang lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi. Keenam, komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. 3.6.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan penelitian kualitatif ini
ada beberapa, teknik tersebut yaitu: 1. Mengorganisasi data, cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data yang ada sehingga peneliti dapat menemukan data dan memilih data mana yang sesuai dengan penelitian. 2.
Membuat kategori, menentukan tema, dan pola. Menentukan kategori merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti harus mampu mengelompokkan data ke dalam suatu kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas.
3. Mencari eksplanasi alternatif data, yaitu peneliti memberikan keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung dalam data tersebut.
4. Menulis laporan, penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata, frasa, dan kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan data hasil analisa.
3.7.
Teknik pemeriksaan keabsahan Data Untuk menguji keabsahan atau kebenaran data yang dikumpulkan, peneliti melakukan
Trianggulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu5. Dalam buku Metodologi penelitian kualitatif, Moleong mengutip pernyataan Dnzim yang mengemukakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan, yaitu sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dengan sumber. Dalam buku Metodologi penelitian kualitatif, Moleong mengartikan triangluasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif6. Dengan melakukan triangulasi melalui sumber peneliti bisa membandingkan dan mengecek kembali apa yang didapat dilapangan dengan data-data yang didapat sebelumnya. Hal ini dimaksud agar peneliti mendapatkan hasil penelitian, dan hasil penelitian tersebut merupakan hasil pembandingan dari, kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran.
5 6
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: Rosda, 2010, hlm, 330 ibid