50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SD Negeri 2 Guwa Lor yang beralamat di Jalan Barat Kalensuda Desa Guwa Lor Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon. Alasan peneliti mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri 2 Guwa Lor ini karena SD Negeri 2 Guwa Lor siswanya mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika khususnya siswa kelas III, yaitu tentang soal cerita matematika yang melibatkan uang. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2012 sampai dengan bulan Maret 2013. a. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel) Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 2 Guwa Lor tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan. Alasan peneliti mengadakan di kelas III karena peneliti menemukan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran matematika dalam materi soal cerita matematika yang melibatkan uang. b. Metode dan Desain penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya menggunakan permainan jual beli dengan
51
diskusi kelompok ataupun diskusi kelas. Pemilihan metode penelitian classroom action research ini karena karakteristik dari metode ini dianggap yang paling sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini sesuai pendapat Iskhak (2008 : 39) yang mengatakan bahwa : classroom action research adalah suatu upaya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi guru serta dapat dipecahkan secara kolaboratif dengan teman sejawat untuk mencapai peningkatan kualitas pembelajaran yang dihadapi dan kualitas pendidikan pada umumnya. Sukardi (2003 : 211) menyatakan beberapa karakteristik classroom action research diantanya yaitu : a.
Masalah yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari. Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi peneliti sebagai guru. b) Peneliti memberikan perlakukan yang berupa tindakan yang terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dirasakan implikasinya untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas yang bersangkutan. c) Langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus. d) Adanya langkah berpikir reflektif dari peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan. e) Dilakukan secara kolaboratif. f) Penelitian lebih berfungsi sebagai pemecah masalah praktis pendidikan dan sedikit sekali digunakan untuk pengembangan ilmu. g) Pemanfaatan temuan penelitian berlaku pada saat itu pula dan belum tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan datang. 2. Desain Penelitian Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral refleksi yang dikembangkan oleh kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2008 : 66) yang terdiri dari 4 komponen yaitu : perencanaan (planing), pelaksanaan (action), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
52
Bagan spiral refleksi yang dikembangkan oleh kemmis dan Mc Taggart ditunjukan oleh gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 Bagan Spiral Refleksi Kemmis dan Mc Taggart
Perencanaan (Planing) disusun berdasarrkan masalah yang hendak dipecahkan dan solusi untuk memecahkan masalah tersebut yaitu menggunakan permainan jual beli supaya terjadi perubahan dan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi soal cerita matematika yang melibatkan uang. Langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan direncanakan secara rinci dan sistematis sehingga dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan. Langkah-langkah tersebut yaitu mengindentifikasi aspek-aspek dan hasil proses pembelajaran dalam peningkatan pemahaman soal cerita yang melibatkan uang
53
dengan menggunakan permainan jual beli sebagai dampak pelaksanaan tindakan. Pada pelaksanaan tindakan diidentifikasi faktor pendukukng atau penghambat pelaksanaan tindakan. Kegiatan
Observasi
dalam
penelitian
tindakan
diperlukan
untuk
pengumpulan data atau infofmasi tentang proses dan perubahan dalam memahami materi soal cerita yang melibatkan uang dengan menggunakan pemainan jual beli di kelas III sehingga data yang diperoleh akurat. Refleksi merupakan bagian yang sangan penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil mengenai pemahaman siswa pada materi soal cerita yang melibatkan uang dengan menggunakan permainan jual beli di kelas III. C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari dari satu pertemuan selama 3 jam pelajaran (3x35 menit). Pada akhir pembelajaran diharapkan target penelitian yang telah ditetapkan diawal dapat tercapai. Dalam
penelitian
tindakan
kelas
digunakan
model
spiral
yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini bebentuk siklus berulang dan berkelanjutan. Sehingga diharapkan semakin lama pencapaian atau keberhasilan siswa semakin meningkat. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan yang dilakukan dapat dijabarkan sebagai berikut :
54
1. Tahap Perencanaan tindakan a) Permohonan izin kepada kepala sekolah dan siswa kelas III untuk melakukan penelitian. b) Melihat RPP asli guru kelas III tentang pembelajarn soal cerita matematika yang melibatkan uang
kemudian membuat RPP perbaikan dengan
menggunakan metode permainan jual beli dalam pembelajaran materi soal cerita matematika uang melibatkan uang. c) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di dalam pembelajaran, seperti kelengkapan permainan jual beli (seperti uang mainan, peralatan tulis), sumber belajar, dan bebagai peralatan lain yang diperlukan. d) Membuat lembar observasi untuk mengukur kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan permainana jual beli. Selain itu juga guru membuat lembar wawancara untuk guru dan siswa untuk mengetahui kesan-kesannya selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan permainan jual beli. e) Membentuk kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa. f) Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat peningkatan pemahaman siswa tentang materi soal cerita yang melibatkan uang setelah menggunakan permainan jual beli diterapkan. Alat evaluasi berbentuk soal tes.
55
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini adalah melaksanakan pembelajaran pada materi soal cerita yang melibatkan uang dengan menerapkan permainan jual beli di kelas III SDN 2 Guwa Lor. Pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru memasuki ruangan kelas dengan pakaian dan penampilan yang rapih, dan sopan, dan sikap yang ramah penuh senyum semangat. 3) Guru melakukan kegiatan rutin di awal pembelajaran (berdoa, mengecek kahadiran siswa, mengkondisikan kelas) 4) Guru menggunakan permainan jual beli sebagai konteks yang akan dipakai sebagai titik tolak pelajaran 5) Guru menyiapkan semua media pembelajaran yang akan digunakan yaitu alat permainan jual beli 6) Guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai siswa 7) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan dengan tiap kelompok beranggotakan 4 siswa 8) Guru menjelaskan bahwa waktu yang disediakan adalah 105 menit. Dengan rincian 15 menit untuk kegiatan awal termasuk apersepsi, 75 menit untuk kegiatan inti yaitu melakukan permainan jual beli sekaligus mengerjakan LKS yang telah disediakan, dan 15 menit untuk kegiatan akhir yaitu menyimpulkan materi yang telah dipelajari
56
9) Guru memberikan LKS kepada seluruh siswa 10) Guru memberikan pengarahan kepada siswa untuk bekerja secara kelompok ketika melakukan permainan jual beli dan mendiskusikan/ membahas hasil pekerjaan mereka dalam LKS setelah mendapat pengarahan dari guru 11) Guru menjelaskan aturan pengisian LKS dengan cara melakukan permainan jual beli, yaitu baik posisi siswa yang menjadi penjual ataupun sebagai pembeli dengan posisinya masing-masing sesuai dalam kelompoknya 12) Guru melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab tentang uang
sekaligus memperkenalkan uang logam yang berlaku sekarang di Indonesia, yaitu Rp.100,00 (seratus rupiah), Rp.200,00 (dua ratus rupiah), Rp.500,00 (lima ratus rupiah), dan Rp.1.000,00 (seribu rupiah) 13) Kemudian Guru memperkenalkan uang kertas yang berlaku sekarang di Indonesia, yaitu Rp.1.000,00 (seribu rupiah), Rp.2.000 (dua ribu rupiah), Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah), Rp.10.000,00 (sepuluh ribu rupiah), Rp.20.000,00 (dua puluh ribu rupiah), Rp.50.000,00 (lima puluh ribu rupiah), Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) b. Kegiatan Inti 1) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang kaitan materi soal cerita yang melibatkan uang yang sebelumnya guru memperkenalkan uang pada kegiatan awal di apersepsi
57
2) Siswa menyebutkan berbagai nilai mata uang logam dan kertas dari yang terkecil sampai yang terbesar 3) Guru menjelaskan kesetaraan nilai uang dari berbagai satuan uang lainnya 4) Siswa menyebutkan dan menentukan
kesetaraan nilai uang dari
berbagai satuan uang lainnya 5) Guru menjelaskan cara menaksir jumlah harga dari sekelompok barang yang bisa dibeli atau dijual sehari-hari 6) Siswa dapat menaksir jumlah harga dari sekelompok barang yang bisa dibeli atau dijual sehari-hari (sesuai contoh daftar barang dan harga yang disediakan guru) 7) Siswa menyimak aturan permainan jual beli dari guru 8) Sebelum permaian jual beli dimulai setiap siswa diberi modal barang berupa peralatan tulis dan masing-masing siswa juga diperbolehkan untuk mengeluarkan peralatan tulis yang mereka miliki sebagai modal barang yang akan dijual dalam permainan jual beli 9) Kemudian setiap siswa diberikan modal uang, dengan berbagai pecahan nilai mata uang sebagai alat tukar yang akan digunakan dalam permainan jual beli yaitu 1 lembar pecahan seratus ribu rupiah, 1 lembar pecahan lima puluh ribu rupiah, 1 lembar pecahan dua puluh ribu rupiah, 5 lembar pecahan sepuluh ribu rupiah, 5 lembar pecahan lima
ribu rupiah, 5
lembar pecahan dua ribu rupiah, 5 lembar
pecahan seribu rupiah, 5 keping pecahan lima ratus rupiah, 5 keping
58
pecahan lima ratus rupiah, 5 keping pecahan dua ratus rupiah, 5 keping pecahan seratus rupiah 10) Guru menjelaskan cara permainan jual beli dan menyuruh beberapa siswa ke depan untuk melakukan contoh permainan jual beli dari contoh soal cerita matematika yang disediakan guru 11) Siswa bersama kelompoknya masing-masing memperhatikannya dengan seksama 12) Guru memberikan LKS dalam bentuk soal cerita kepada masingmasing kelompok 13) Siswa bersama kelompoknya masing-masing menyelesaikan soal cerita matematika dengan melakukan permainan jual beli yaitu, dari setiap
kelompoknya
yang
berjumlah
4
siswa,
satu
siswa
memposisikan diri sebagai penjual dan 3 siswa lainnya memposisikan sebagai pembeli dan bila perlu posisi penjual dan pembeli dapat bergantian posisi. 14) Guru mengawasi jalannya permainan jual beli 15) Setelah selesai semua kelompok mengumpulkan jawaban c. Kegiatan Akhir 1) Siswa dan guru membahas hasil diskusi kelompok secara bersamasama 2) Siswa menyusun kesimpulan berdasarkan hasil diskusi dan pertanyaan bimbingan dari guru
59
3. Observasi Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dan mencatat hal-hal unik atau temuan-temuan selama pembelajaran menggunakan format catatan lapangan, selain itu peneliti juga meminta bantuan tiga orang observer untuk mengamati kinerja guru, aktivitas siswa dalam penerapan permainan jual beli melalui format indikator keberhasilan proses pembelajaran materi soal cerita yang melibatkan uang. Observasi tersebut dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Instrumen yang digunakan dalam kegiatan ini adalah lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, serta format indikator keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan permainan jual beli. Observasi ini dilakukan dengan tujuan mengumpulkan data dan merekam peristiwa baik itu kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta hambatan-hambatan yang dialami siswa. Hasil observasi tersebut bisa dijadikan sumber informasi dan bahan kajian untuk mengukur keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. 4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tindakan penelitian. Refleksi mencakup kegiatan analisis, interprestasi, dan eksplansi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan informasi yang didapat dibandingkan dengan teori atau hasil penelitian yang relevan. Hasil yang sudah dianalisis, kemudian melalui proses refleksi akan ditarik sebuah kesimpulan.
60
Tahap analisis dan refleksi dapat memberikan sebuah gambaran yang jelas mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan dalam pembelajaran soal cerita matematika yang melibatkan uang. Hasil analisis dan refleksi bermanfaat bagi peneliti dalam melakukan tindakan berikutnya yakni sebagai umpan balik. Dengan kegiatan refleksi ini, semua unsur dalam penelitian terjalin dan terkoordinasi dengan baik yaitu antara peneliti dan praktisi, sehingga semua yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh bahan masukan yang berharga untuk meningkatkan profesionalismenya berkaitan dengan tugas mengajar di kelas. Hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis dan refleksi dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan, atau meninggalkan hal-hal yang kurang baik dalam proses pembelajaran sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran pada materi soal cerita matematika yang melibatkan uang dengan permainan jual beli pada siswa kelas III SDN 2 Guwa Lor meningkat. Kegiatan refleksi dalam penelitian ini adalah : a) Mengecek data yang terkumpul dari lembar observasi (Kinerja guru dan aktivitas) dalam pembelajaran materi soal cerita matematika yang melibatkan uang menggunakan permainan jual beli. Setelah itu, data hasil dari observasi tersebut dikumpulkan dan dianalisis serta diinterpretasi. Hasil dari analisis dan interpretasi, data tersebut dijadikan patokan berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan. b) Mendiskusikan langkah selanjutnya dari data yang diperoleh dengan ahli (dosen, guru, dan atau teman sejawat yang melaksanakan PTK).
61
c) Penyusunan kembali RPP dengan perbaikan yang mengacu pada hasil analisis tindakan sebelumnya. D. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu berupa lembar observasi, lembar wawancara, tes, dokumentasi dan catatan lapangan. Instumen dapat dilakukan selama proses dan di akhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui dan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa, dengan mengetahui dan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa pekerjaan yang dilakukan hasilnya akan lebih baik. “Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjan dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Arikunto, 1997 : 136). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah : 1. Lembar Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi. “Observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu objek” (Arikunto, 1997 : 136). Objek yang dimaksud adalah kinerja guru dan aktivitas siswa serta proses pembelajaran secara keseluruhan. Observer pertama mengamati kinerja guru dan dituangkan ke dalam lembar observasi kinerja guru yang mengamati kinerja guru mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi. Observer kedua mengamati aktivitas siswa seperti ketepatan, kerjasama, partisipasi, motivasi dan sikap sportif siswa saat melakukan permainan. Observer ketiga mengamati proses penerapan permainan jual beli
62
yang dituangkan dalam format indikator keberhasilan proses pembelajaran permainan jual jual beli. Observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Format observasi dapat terlampir. 2. Lembar wawancara Wawancara adalah kegiatan dialog antara pewawancara dan yang diwawancarai dengan tujuan untuk memperoleh informasi. Arikunto, (1997 : 132) mengemukakan bahwa “wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee)”. Wawancara tersebut dilakukan terhadap observer dan siswa di akhir kegiatan, yaitu tentang pembelajaran matematika pada materi soal cerita matematika yang melibatkan uang dengan menerapkan permainan jual beli. Wawancara yang dilakukan mengacu pada lembar wawancara sebagai instrumen agar pertanyaan yang diajukan dalam wawancara terarah dan sesuai tujuan. Format wawancara dapat terlampir. 3. Tes Tes adalah latihan soal, baik soal berupa pertanyaan lisan ataupun tulis dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa. “Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok” (Arikunto, 1997 : 127). Dalam penelitian ini dilakukan tes tes tulis yaitu tes pada akhir pembelajaran, dengan alat berupa soal untuk mengetahui
63
peningkatan pemahaman siswa pada materi soal cerita matematika yang melibatkan uang dengan menerapkan permainan jual beli Format tes dapat terlampir. 4. Dokumentasi Dokumentasi adalah data tertulis, tercetak, dan terekam sebagai bukti atau keterangan. Menurut Arikunto (1997 : 135). “Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan” Pada instrumen ini peneliti mencari data dalam bentuk foto dalam melakukan permainan jual beli dan diskusi. Dokumentasi dilakukan selama proses pembelajaran. 5. Catatan Lapangan Catatan lapangan dilakukan selama proses pembelajaran, yaitu untuk memperoleh data tentang kinerja guru dan aktivitas siswa kelas III SD Negeri 2 Guwa Lor dalam pembelajaran matematika pada materi soal cerita yang melibatkan uang dengan menerapkan permainan jual beli. Catatan lapangan ini dirancang dan dibuat sendiri oleh peneliti dan digunakan pada setiap proses pembelajaran berlangsung. Data hasil catatan lapangan diolah dengan cara dianalisis kemudian dideskripsikan menjadi berupa penjelasan atau pembahasan. Teknik pengolahan data hasil catatan lapangan tidak dibuatkan lebih rinci, karena catatan lapangan digunakan untuk memperkuat data hasil dari observasi kinerja guru maupun aktivitas siswa selama pembelajaran. Alat pengumpul data pada catatan lapangan yaitu menggunakan lembar catatan lapangan.
64
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini berasal dari hasil wawancara, observasi, dan tes hasil belajar yang dilakukan terhadap siswa kelas III SDN 2 Guwa Lor Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon berupa data proses dan data hasil belajar siswa. 1. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, tes, dan teknik hasil belajar. Data yang diperoleh dengan
teknik-teknik
diatas
dikumpulkan
secara
bertahap
dari
setiap
pembelajaran. Data yang diperoleh akan disatukan, dirangkum kemudian dianalisis kemudian disimpulkan. Data yang diperoleh dari berbagai instrumen seperti observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar, kemudian dikumpulkan dan dibagi ke dalam data kualitatif dan data kuantitatif. a. Data kualitatif Pengolahan
data
bersifat
kualitatif
adalah
data
yang
diperoleh
dikategorikan dan klasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dan disajikan secara sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian. Data kualitatif diperoleh dari observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Data kualitatif dari hasil observasi pada pembelajaran soal cerita matematika yang melibatkan uang berupa kinerja guru dan aktivitas siswa. Data kulitatif hasil
65
wawancara berasal dari keterangan-keterangan yang didapat dari siswa dan guru. Data kualitatif catatan lapangan berdasarkan temuan-temuan atau kejadian selama pembelajaran soal cerita matematika yang melibatkan uang dengan penerapan permainan jual beli. b. Data kuantitatif Data kuntitatif diperoleh dari instrumen tes hasil belajar. Tes hasil belajar ini berupa soal isian 10 nomor dan soal cerita yang berjumlah 5 nomor sebagai data awal setelah pelaksanaan tindakan. Setiap soal isian mempunyai skor 10 sehingga skor akhir menjadi 100 dan soal cerita mempunyai skor 20 sehingga skor akhir menjadi 100. Untuk menentukan kelulusan dengan cara menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Proses pengolahan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan membuat abstraksi
yaitu merangkumnya menjadi intisari
yang terjaga
kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, dan terakhir diperiksa keabsahannya. 1) Teknik Pengolahan data proses Data proses diolah dengan memberikan penilaian terhadap aspek yang terdapat pada lembar observasi kinerja guru, aktivitas siswa, catatan lapangan dan wawancara. Data proses diperoleh dari pelaksanaan tindakan yang diperlukan untuk mengetahui gambaran penerapan permainan jual beli yang berupa deskripsi proses pembelajaran dalam menyelesaikan soal cerita matematika. a) Observasi kinerja guru
66
Data hasil observasi terhadap kinerja guru diolah dengan teknik penskoran yang berpedoman pada deskriptor penskoran yang kemudian ditentukan jumlah skor serta diprosentasikan (%) terhadap aspek yang diamati selanjutnya dibandingkan dengan target yang harus dicapai kemudian dideskripsikan. Kinerja guru yang diamati terdiri dari perencanaan, pelaksanaan yang terdiri dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, kegiatan akhir dan evaluasi. Perencanaan terdiri dari 8 aspek yang diamati, dan pelaksanaan terdiri dari 30 aspek yang diamati. Untuk masing-masing aspek memiliki 4 deskriptor. Kemunculan keempat descriptor ini dimasukan ke dalam penskoran. Skor berkisar antara 0-4. Setiap skor yang diperoleh pada semua aspek yang ada dalam perencanaan dipersentasikan untuk diisi di dalam kolom daya capai indikator. Jumlah skor pada perencanaan dipersentasikan terhadap skor ideal setiap aspek yaitu 16, dengan cara sebagai berikut : Persentase = Jumlah skor yang diperoleh X 100% skor ideal Selanjutnya menghitung jumlah skor pada aspek pelaksanaan dan evaluasi yang kemudian dipersentasikan seperti cara di atas hanya bedanya terletak pada skor ideal saja. Skor ideal untuk kegiatan awal pembelajaran adalah 32, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran 120, serta evaluasi mempunyai skor ideal 60. Langkah berikutnya ialah menentukan jumlah dan persentase masingmasing skor. Jumlah untuk skor 4, diperoleh dengan cara menjumlahkan setiap skor 4 yang diperoleh. Selanjutnya dipersentasikan dengan skor idealnya. Begitu pula untuk skor 3, 2, 1, dan 0 hanya bedanya skor ideal masing-masing
67
skor berbeda. Skor 3 mempunyai skor 45, skor 2 memiliki skor ideal 30, skor 1 memiliki skor ideal 15 dan skor 0 tentu saja skor idealnya juga 0. Setelah itu menentukan jumlah skor dan persentase keseluruhan. Cara perhitungan persentase sebagai berikut : Persentase = Jumlah skor yang diperoleh X 100% skor ideal Target kinerja guru yang dicapai dalam penelitian ini adalah 90% untuk aspek yang diamati. b) Observasi aktivitas siswa Data hasil aktivitas siswa diolah dengan teknik penskoran. Aspek yang diamati terdiri dari 4 aspek. Setiap aspek memiliki 4 indikator yang harus muncul sehingga setiap aspek menyajikan skor antara 0-4. Jumlah skor yang didapat siswa kemusian dijumlahkan dan dipersentasikan dengan skor ideal yaitu 16. Persentase yang diperoleh kemudian diinterpretasikan ke dalam kategori sebagai berikut : 81% - 100% : Baik 41% - 80% : Cukup 0% - 40% : Kurang Selanjutnya menghitung jumlah dan persentase dari murid yang mendapatkan kriteria B (baik), C (cukup), dan K (kurang) yang dipersentasikan terhadap jumlah siswa. Target aktivitas siswa yang dicapai dalam penelitian ini adalah 90% untuk aspek yang diamati.
68
2. Teknik pengolahan data hasil Data hasil belajar diperoleh melalui tes tulis. Dalam mengolah data hasil belajar, terlebih dahulu harus menetukan aspek-aspek yang akan dinilai. Aspekaspek yang dinilai mengacu pada indikator materi soal cerita matematika yang melibatkan uang, yaitu menyebutkan nilai mata uang rupiah dari yang terkecil sampai yang terbesar yang berlaku sekarang dengan benar, menentukan kesetaraan nilai uang dengan berbagai satuan uang lainnya, menentukan jumlah harga dari sekelompok barang yang bisa dibeli atau dijual sehari-hari, menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang. Penilaian mengacu pada pedoman penskoran. Sedangkan batas kelulusan skor didasarkan pada KKM yang telah ditetapkan diawal tahun pelajaran., seperti terlihat dalam tabel di bawah ini : Rentangan batas ketuntasan disesuaikan dengan KKM yang telah ditentukan oleh guru wali kelas III SDN 2 Guwa Lor adalah 65. Siswa yang mendapat skor 65 atau lebih atau lebih dikatakan siswa itu tuntas. Siswa yang mendapat skor kurang dari 65 dikatakan tidak tuntas. Langkah selanjutnya menghitung berapa siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Dengan demikian, akan diketahui aspek mana yang belum dicapai siswa sehingga peneliti dapat menentukan tindakan selanjutnya. Berikut ini dijelaskan deskriptor KKM, yaitu : a. Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap kompetensi dasar/ indikator yang harus dicapai oleh siswa. Jika tingkat kompleksitas tinggi, skor yang dicantumkan rendah, begitu juga sebaiknya. Tingkat kompleksitas tinggi, jika dalam pelaksanaannya menuntut.
69
1)
SDM (a) Memahami kompetensi yang harus dicapai siswa. (b) Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran.
2)
Waktu Cukup lama karena perlu pengulangan
3)
Penalaran dan kecermatan peserta didik yang tinggi
b. Daya Dukung Yaitu ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan termasuk media pembelajaran, biaya, manajemen sekolah dan kepeduliaan stakeholders sekolah. Jika daya dukung tinggi, skor yang dicantumkan tinggi, begitu juga sebaliknya. c. Intake Siswa Intake siswa adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan pada tahun sebelumnya. 3. Teknik analis data Analisis data yang digunakan bersifat kualitatif. Data yang diperoleh dikategorikan dan klasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dan disajikan secara sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian. Untuk menganalisis data, hasil tindakan yang dilakukan peneliti bersama guru sebagai praktikan disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dilakukan serta jenis perilaku yang telah dilakukan guru dan para siswa beserta dampak yang ditimbulkannya.
70
Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya, data tersebut disusun dan kategorisasikan, disajikan, dimaknai, disimpulkan, dan diperiksa keabsahannya. F. Validasi Data (untuk penelitian tindakan) Validasi dilakukan untuk menguji derajat kebenaran penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Validasi data dalam penelitian ini merujuk pendapat Hopkins (wiriaatmadja, 2008 : 168) yaitu “menempuh langkah member check, audit trail, expert opinion, dan triangulasi. 1. Member Check Member Check, yakni meninjau kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara, dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru maupun siswa melaui kegiatan reflektifkolaboratif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Syamsudin dan Damaianti (2006 : 242) mengemukakan bahwa “Member Check adalah memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara, apakah keterangan/ informasi itu tidak berubah atau ajeg”. Dalam penelitian ini, Member Check dilakukan dengan meninjau kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperolah selama observasi atau wawancara, dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru maupun siswa melalui kegiatan reflektif-kolaboratif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil temuan
71
sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi tambahan baik dari guru maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validasi yang tinggi. 2. Audit Trail Audit trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, peneliti senior dan teman-teman peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validasi yang tinggi. Audit Trail dilakukan untuk memvalidasi penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran materi soal cerita matematika yang melibatkan nilai uang dengan permainan jual beli. Kegiatan audit trail mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dngan cara mendiskusikan dengan pembimbing dan teman sejawat yang memiliki kemahiran berkaitan dengan PTK yang dilakukan. 3. Expert Opinion Expert Opinion, dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan. “Expert Opinion dilakukan dengan mengecek validasi data dengan pakar profesional untuk memberikan pendapat atau arahan terhadap permasalahan maupun langkahlangkah penelitian yang telah dilakukan”. (Syamsudin dan Damaianti, 2006 : 242). Pakar profesional dalam penelitian ini adalah pembimbing atau dosen mata kuliah matematika. Arahan atau pendapat dari pakar profesional tersebut akan memberikan validasi penelitian dan meningkatkan derajat kepercayaan.
72
4. Triangulasi Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti, dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. “Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran dengan membandingkan dengan orang lain” (Syamsudin dan Damaianti, 2006 : 242). Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang observer (teman sejawat). Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Peneliti melakukan kegiatan kolaboratif dengan guru, siswa, dan observer melalui kegiatan wawancara untuk memperoleh data yang valid.