24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan diteliti. Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu negara Indonesia. Sedangkan waktu penelitian yang direncanakan adalah selama 1 bulan dimulai dari bulan Desember sampai dengan bulan Januari. Adapun objek penelitian yang akan diteliti adalah Pendapatan perkapita, Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penerimaan pajak selama 9 tahun (2004 – 2012 ). Kurun waktu yang diambil ini didasarkan pada pemerintahan presiden SBY. Dalam pemerintahanya pendapatan APBN mencapai 1.800 triliun pada tahun 2013 meningkat dibandingkan pemerintahan sebelumnya yang hanya mencapai 400triliun pada tahun 2004.
3.2 Desain Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
dengan
menggunakan metode korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan – hubungannya. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk ditetapkan
(Sugiyono,
2010:
13).
menguji hipotesis yang telah
Sedangkan
tujuan
pendekatan
25
korelasional adalah untuk mempelajari hubungan antar variable bebas dan terikat dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent (Pendapatan perkapita dan Pertumbuhan ekonomi) terhadap variabel dependent (penerimaan pajak) Dalam penelitian ini penulis membuat paradigma penelitian sebagai berikut: Gambar 2 : Paradigma Penelitian Pertumbuhan ekonomi Penerimaan Pajak Pendapatan Perkapita
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. a. Variabel Independent (Bebas) Variabel independent (X) atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel defendent (terikat), (Sugiyono, 2010: 59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendapatan perkapita dan Pertumbuhan ekonomi.
26
b. Variabel Terikat (Dependent) Variabel defendent (Y) atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak. Untuk memudahkan dalam pengujian hipotesis penelitian, maka peneliti menetapkan variabel penelitian yang disajikan dalam tabel definisi operasional variabel sebagai berikut ini : Tabel 4 : Definisi Operasional Variabel 1. Pendapatan perkapita
2. Pertumbuhan ekonomi
3. Penerimaan Pajak
Definisi Operasional Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara (Djoko Untoro : 2010 : 13) Pertumbuhan ekonomi artinya kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya (Kuznets, 2009:11). Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 4 Tahun 2012)
Satuan Rupiah
Sumber Data BPS dan Depkeu
Persen
BPS Depkeu
Rupiah
DJP dan KPP Pratama
dan
27
3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2010 : 193) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data sekunder ini berbentuk data runtut waktu (time series). Data yang dipilih adalah data pada kurun waktu tahun 2004 sampai 2012 dalam bentuk tahunan.
3.4.2 Sumber Data Data-data yang digunakan adalah data berupa time series yaitu pendapatan perkapita dan Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 9 tahun terakhir dan data berupa jumlah penerimaan pajak di Indonesia. Data yang akan digunakan ini akan diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Departemen keuangan dan KPP Pratama Gorontalo serta dengan menambahkan beberapa data dari internet
(www.pajak.go.id dan
www.bps.go.id).
3.5 Teknik Pengumpulan Data Data
sekunder
dikumpulkan
dengan
metode
dokumentasi.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan variabel penelitian dengan cara mencari pada catatan, buku, surat kabar, majalah, berita di media elektronik dan lain-lain (Arikunto, 2006: 231). Dengan cara ini
28
peneliti mencari data dari website, majalah dan berita elektronik mengenai Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita dan penerimaan pajak. Data dikumpulkan mengkombinasikan manual dan online, yaitu dengan mengumpulkan data dari Badan Pusat Statistik, Departemen keuangan dan KPP Pratama Gorontalo serta dengan menambahkan data dari internet (www.pajak.go.id dan www.bps.go.id).
3.6 Metode Analisis Dan Teknik Analisis Data 3.6.1 Metode Analisis Model dan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Menurut Sugiyono (2010: 270) regresi
digunakan bila kita ingin mengetahui bagaimana variabel
dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen. Penggunaan metode regresi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi pengaruh variabel dependen (penerimaan pajak) didasarkan pada nilai variabel independen (pendapatan perkapitan dan Pertumbuhan ekonomi) yang diketahui. Melalui penelitian ini akan diketahui
naik
turunnya
variabel
independent
apakah
dapat
mempengaruhi variabel dependent. Analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan independent berkaitan erat dengan hubungan yang bersifat statistik. Suatu model regresi linear berganda dengan hanya dua variabel
29
independen dari suatu populasi dimana terdapat satu variabel dependen dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Dimana :
Y
= Penerimaan Pajak
B0
= Konstanta
B1, B2
= Koefisien Regresi
PPKPT
= Pendapatan Perkapita
PE
= Pertumbuhan ekonomi
e
= Error
Berdasarkan analisis regresi linear berganda maka akan diperoleh koefisien regresi linear dari masing-masing variabel. Untuk menguji setiap koefisien dengan pengujian koefisien determinasi R2, Regresi secara individual/parsial (t-test) dan secara bersama-sama/simultan (F-test). 3.6.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan suatu pengujian untuk mendapatkan regresi yang baik dengan tidak adanya kesalahan ataupun penyimpangan. Untuk pengujian asumsi klasik dapat meliputi berbagai cara, yaitu (Ghozali, 2001: 57-74): 1. Uji Normalitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat diuji melalui normal probability plot. Apabila grafik dalam pengujian tersebut menunjukan penyebaran
30
data yang berada disekitar wilayah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF), pengujian ini bertujuan untuk menguji ada dan tidaknya korelasi antara variabek bebas (Independent) dalam suatu regresi. Pada pengujian ini dikatakan tidak terdapat korelasi apabila VIF dari uji Multikolinieritas kurang dari 10. 3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel penganggu dalam masingmasing variabel bebas. Dalam pengujian ada tidaknya autokorelasi sering digunakan tes Durbin Watso dengan ketentuan sebagai berikut: dW < dL, berarti ada autokorelasi positif (+) dL< dW < dU, tidak dapat disimpulkan dU < dW < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi. 4-dU < dW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan dW > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-) Daerah pengujian durbin watson dapat dilihat pada gambar berikut: Autokorelasi Positif
0
dl
Derah Keraguraguan
Tdak ada autokrelasi
Derah Keraguraguan
du
4-du
4-dl
Autokorelasi negatif
4
31
Rumus uji durbin watson sebagai berikut:
Keterangan : d = nilai Durbin Watson et = residual periode t 4. Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedasitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu regresi terjadi perbedaan variance dari residual data yang ada. Cara yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan analisa grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Adapun dasar dari analisa ini adalah: a. Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang
menyempit),
teratur maka
(bergelombang, mengindikasikan
melebar telah
kemudian terjadi
heteroskesdasitas. b. Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdasitas. 5. Uji Linieritas Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya adalah apakah garis X dan Y membentuk garis linier atau tidak, jika tidak linier maka analisis regrei tidak dapat dilanjutkan. Berikut rumus yang digunakan dalam uji linieritas (Sugiyono, 2012:265).
32
JK (S) = JK (T) – JK (A) – JK (b│a)
JK (TC) = JK (S) – JK (G)
Dimana: JK (T)
= jumlah kuadrat total
JK (A)
= jumlah kuadrat koefisien a
JK (b|a)
= jumlah kuadrat regresi (b|a)
JK (S)
= jumlah kuadrat sisa
JK (G)
= jumlah kuadrat galat
JK (TC)
= jumlah kuadrat tuna cocok
3.7 Hipotesis Statistik Pengujian
hipotesis
ini
bertujuan
untuk
mengujinada
tidaknya
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis penelitian ini di uji dengan menggunakan analisis regresi berganda. 1. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial (uji t) bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial tehadap variabel dependen. Secara parsial hipotesis penelitian yang akan di uji dirumuskan menjadi hipotesis sebagai berikut: H1 : B1X1 B2Xx ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial bepengaruh terhadap variabel dependen.
33
H1 : B1X1 B2Xx = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak bepengaruh terhadap variabel dependen. Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Untuk menentukan nilai ttabel ditentukan dengan tingkat signifikan 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut: Jika thitung > ttabel (n-k-1) maka Ho ditolak Jika thitung < ttabel (n-k-1) maka H0 diterima Selain uji t, dapat pula dilihat dari segi besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikan α
= 5%). Adapun
kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak Jika p value > 0,05 maka Ho diterima Untuk dapat mengetahui seberapa besar presentase sumbangan dari variabel independen pendapatan perkapita (X1) dan pertumbuhan ekonomi (X2) secara bersama-sama terhadap penerimaan pajak (Y) sebagai variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2). Dimana R2 menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini menjelaskan variabel dependen.
34
2. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang serentak atau bersama-sama mempengaruhi Y. Uji ini menggunakan uji F menurut Hasan (2008) yaitu:
Keterangan :
n = Jumlah subjek K = Jumlah variabel bebas R2 = Koefisien determinasi
Secara simultan keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: H1 : B1X1 B2Xx ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara simultan bepengaruh terhadap variabel dependen. H1 : B1X1 B2Xx = 0, artinya suatu variabel independen secara simultan tidak bepengaruh terhadap variabel dependen. Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel
dependen
(terikat).
Pembuktian
dilakukan
dengan
cara
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunkan adalah sebagai berikut: Jika Fhitung > Ftabel (n-k-1) maka Ho ditolak dan H1 diterima, arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen (X1 dan X2) berpengaruh terhadap nilai variabel (Y).
35
Selain itu uji F pula dapat dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikan a = 5%). Adapun kriteria pengujian yang digunakan misalnya: Jika p value < 0,05 maka H0 ditolak Jika p value > 0,05 maka H1 diterima Selanjutnya untuk mengrtahui seberapa besar persentase sumbangan dari variabel indepnden X1, X2 secara bersama-sama terhadap variabel dependen Y dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R 2). Dimana R2 menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini menjelaskan variabel dependen. 3. Koefisien Determinasi R2 Koefisien
determinasi
pada
intinya
mengukur
seberapa
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel.
jauh
Koefisien
determinasi ini digunkan karena dapat menjelaskan kebaikan dari model regresi
dalam
variabel
dependen.
Semakin
tinggi
nilai
koefisien
determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Niali R2 yang kecil berarti kempuan variabel-variabel indepnden dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel
independen
memberikan
hampir
semua
informasi
dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen.
yang