BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan dikontrol secara penuh.
Penelitian ini digunakan untuk melihat
pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap sesuatu yang diharapkan. Dalam jenis penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana pengambilannya dilakukan secara random.1 Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: R O1 X O2 R O3
O4
Keterangan: R
= Kelompok eksperimen dan kontrol diambil secara random
O1 & O3
= Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pre test untuk mengetahui kemampuan awal
O2
= Kemampuan siswa kelompok eksperimen setelah mengikuti strategi pembelajaran kreatif produktif.
O4
= Kemampuan siswa kelompok kontrol yang tidak diberi strategi pembelajaran kreatif produktif.
X
= Perlakuan, kelompok atas sebagai kelompok eksperimen. Pengaruh dan perbedaan kemampuan pemecahan masalah dengan strategi pembelajaran kreatif produktif adalah O2 – O4.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, 2011, hlm. 113
Penelitian ini akan dilakukan pada kelas VII semester ganjil di MTs Darul Hikmah pekanbaru, pada tahun ajaran 2013/2014. TABEL III.1 PROSES PENELITIAN No
Kegiatan
Waktu
1
Pengajuan Sinopsis
Juni 2012
2
Proses pengerjaan Proposal
Juli 2012
3
Seminar Proposal
April 2013
4
Penelitian lapangan
Agustus 2013
5
Proses Pengerjaan Skripsi
September 2013
C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Darul Hikmah Pekanbaru yang terdiri dari sembilan lokal berjumlah 359 orang siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah lokal VII.B2 dan VII.B3. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Probabilty Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik Probability Sampling yang digunakan adalah teknik Simple Random Sampling. Teknik ini digunakan karena pengambilan anggota dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk kelas eksperimen adalah kelas VII.B2 dan untuk kelas kontrol adalah kelas VII.B3 D. Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang penjabarannya adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas yaitu strategi pembelajaran kreatif produktif. 2. Variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah matematika E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi Teknik observasi pada penelitian ini menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran kreatif produktif yang dilakukan setiap kali tatap muka. 2. Dokumentasi Dokumentasi ini diperoleh dari pihak sekolah, untuk memperoleh data-data yang terkait dengan keadaan sekolah dan administrasi sekolah. Serta data tentang hasil belajar matematika siswa yang diperoleh langsung dari guru bidang studi matematika.
3. Tes Metode ini digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang pemahaman siswa tentang kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol. Tes yang diberikan berupa soal uraian yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Tes yang diberikan berbentuk uraian dengan jumlah tiga butir soal. Soal-soal tersebut telah diuji validitas dan reabilitas. Setelah tes dikerjakan oleh siswa, selanjutnya hasil pekerjaan siswa
dikumpulkan oleh peneliti untuk dikoreksi dan diberikan skor. Skor dari hasil tes merupakan data dalam penelitian ini. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi. Tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku atau pengetahuan tertentu.2 Dalam penelitian ini aspek yang diukur adalah tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes uraian. Tes uraian adalah butir soal atau tugas yang jawabannya diisi oleh peserta tes dengan gagasan-gagasan deskriptef dan argumentatif.3
Berikut ini akan diuraikan kelebihan dan kelemahan tes uraian menurut Bermawi Munthe yaitu sebagai berikut :4 1. Kelebihan tes uraian a. Cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks. b. Cocok untuk mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep atau ide dari berbagai sumber kedalam suatu pikiran utama. c. Cocok untuk mengukur hasil belajar yang mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulis sesuai dengan gaya pikir dan gaya bahasa sendiri. Dan lainnya. 2. Kelemahan tes uraian a. Pemberian skor terhadap jawaban tes kurang reliabel. 2
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran , Rosda Karya, Bandung, 2009, hlm.3 Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2009, hlm. 106 4 Ibid., hlm. 107 3
b. Tes uraian menghendaki jawaban-jawaban yang relatif panjang. c. Mengoreksi tes uraian memerlukan waktu yang cukup lama. G. Uji Coba Instrumen Sebelum tes diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol, terlebih dahulu soal-soal tes ini diujicobakan kepada siswa kelas lain. Setelah soal-soal tersebut diujicobakan kemudian dicari validitas soal, reliabelitas soal, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. Setelah itu soal-soal yang sudah divalidasi baru diberikan kepada siswasiswa dikelas eksperimen dan kelas kontrol
1. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Setelah soal-soal diujicobakan, maka selanjutnya adalah menganalisis hasi uji coba instrumen yang meliputi tes kemampuan pemecahan masalah matematika, akan disajikan sebagai berikut : a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan suatu instrumen.5 Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu digunakan sebagai alat ukur yang mampu mengukur responden yang sesungguhnya. dengan tepat sesuai dengan kondisi. Dalam menentukan validitas digunakan rumus product moment yaitu:
[ ∑
∑ –(∑ ) (∑ ) – ∑ ) [ ∑ – (∑ ) ]
Keterangan :
= Koefisien korelasi tiap item
5
Hartono, Metodologi Penelitian, Zanafa Publishing, Pekanbaru, 2010, hlm. 67
N
= Banyaknya subjek uji coba
∑
= Jumlah skor item
∑
= Jumlah skor total
∑
= Jumlah kuadrat skor total
∑
= Jumlah kuadrat skor item
∑
= Jumlah perkalian skor item dan skor total Setelah setiap butir instrumen dihitung besarnya koefisien korelasi dengan skor
totalnya, maka langkah selanjutnya adalah menghitung uji-t dengan rumus sebagai berikut: √
thitung = √
keterangan : t = Nilai t hitung r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan (dk = n− 2). thitung yang diperoleh
kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria keputusan: Jika thitung > ttabel berarti valid Jika thitung < ttabel berarti tidak valid b. Reliabilitas
Reliabelitas instrumen adalah instrumen yang apabila digunakan untuk menjaring data dari subjek penelitian menghasilkan data yang tetap (konsisten) walaupun dilakukan berulang kali.6 Reliabilitas mengacu pada suatu pengertian bahwa
6
Ibid., hlm.80
suatu instrumen cukup dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengukuran reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha yaitu sebagai berikut : –
∑
Keterangan :
∑
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total = Jumlah soal tes yang diberikan Proses perhitungan reliabelitas dengan menggunakan metode alpha adalah
sebagai berikut: 1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus sebagai berikut:
Rumus Varians item soal :
=
∑
(∑
)
Keterangan : = Varians skor tiap-tiap item ∑
= Jumlah kuadrat item Xi
(∑
)
= Jumlah item Xi dikuadratkan
= Jumlah responden
2) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus sebagai berikut: ∑
+
+ ⋯ +
Keterangan: ∑
=
Jumlah varians semua item
=
+
+
+
+ ⋯ +
= Varians item ke 1, 2, 3 dan seterusnya
3) Menghitung varians total dengan rumus sebagai berikut: Rumus Varians item total : Keterangan :
=
∑
(∑
)
= Varians skor tiap-tiap item ∑
= Jumlah kuadrat item Xt
(∑
)
= Jumlah item Xt dikudratkan = Jumlah responden
4) Masukkan nilai Alpha dengan rumus sebagai berikut:
∑ –
Keterangan :
∑
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total = Jumlah soal tes yang diberikan
Selanjutnya hasil rhitung dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan α = 5 %, Jika rhitung > rtabel maka dinyatakan reliabel. Jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak reliabel c. Taraf Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang, maka dapat
dikatakan bahwa soal tersebut baik. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah soal dalam bentuk soal uraian, untuk menghitung tingkat kesukarannya adalah menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau dibawah batas lulus untuk tiap-tiap soal. Untuk menafsirkannya tingkat kesukaran soal dapat digunakan kriteria berikut :7 1) Jika jumlah peserta didik yang gagal menjawab mencapai 27% termasuk mudah. 2) Jika jumalah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72% termasuk soal sedang. 3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas termasuk soal sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran suatu soal dapat digunakan rumus sebagai berikut : TK =
∑
(
∑
Keterangan :
)
TK
= Tingkat Kesukaran
∑
= Jumlah skor kelompok atas
∑
= Jumlah skor kelompok bawah = Jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah = skor tertinggi yang diperoleh untuk menjawab dengan benar satu soal = skor terendah yang diperoleh untuk menjawab dengan benar satu Soal 7
Zainal Arifin, Op. Cit, hlm. 273
d. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.8 Untuk mengetahui daya pembeda item soal digunakan rumus sebagai berikut.9 DP =
(
∑
∑
Keterangan :
)
DP
= Daya pembeda
∑
= Jumlah skor kelompok atas
∑
= Jumlah skor kelompok bawah = Jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah = skor tertinggi yang diperoleh untuk menjawab dengan benar satu soal = skor terendah yang diperoleh untuk menjawab dengan benar satu soal
2. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes t. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan tes t ada dua syarat terlebih dahulu dilakukan, yaitu : a. Uji Normalitas
8 9
Zainal Arifin, loc. Cit. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 106
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan kelas eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji liliefors. Pada perhitungan diperoleh <
maka dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika
>
maka dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Jika kedua data sampel yang dianalisis salah satu atau keduanya tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji non parametrik, menggunakan uji Mann Whitney. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi sama atau tidak sama. Uji statistik yang digunakan unntuk menghitung homogenitas data adalah metode Bartlet adalah sebagai berikut : 10 =
keterangan :
10 × ( − Σ
ln 10 : bilangan tetap yang bernilai 2,302 B
: harga yang harus dihitung sebelumnya Rumus diatas baru dapat disubtitusikan setelah kita menghitung dua hitungan
berikut : 1) S (varians gabungan ) dihitung dengan rumus S=
10
.
.
Purwanto, Statistika Untuk Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, hlm. 180
2) Harga Barlet dengan rumus: B = (Log S) x (∑
− 1
Kriteria keputusannya adalah kelompok-kelompok yang dibandingkan dinyatakan mempunyai varians yang homogen apabila x2hitung < x2tabel pada taraf kesalahan tertentu. c. Uji “t” Apabila data sudah normal dan homogen, maka data dapat dianalisis dengan menggunakan rumus tes t. Terdapat beberapa macam rumus untuk menghitung tes t. Penggunaan rumus tes t tergantung kepada tiga hal. Pertama, kelompok yang dibandingkan merupakan dua kelompok yang berkorelasi atau independen. Kelompok yang berkorelasi adalah kelompok yang dibandingkan berasal dari sampel yang sama tetapi pada kondisi yang berbeda. Misalnya perbedaan kinerja karyawan antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Kelompok yang independen adalah kelompok yang dibandingkan berasal dari dua sampel berbeda dan berada dalam kondisi yang berbeda. Misalnya perbedaan kinerja karyawan antara lulusan Diploma dan Sarjana. Kedua, jumlah sampel pada kelompok yang dibandingkan sama (n1 = n2) atau tidak. Ketiga, kelompok yang dibandingkan mempunyai varians yang homogen (
=
) atau tidak.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, rumus uji t adalah sebagai berikut : 11
1) Sampel berkorelasi t=
dk = n1 + n2 – 2
11
Ibid., hlm. 198
(
) (
)
2) Sampel Independen =
a) Bila n1 = n2 dan t=
dk = n1 + n2 – 2 ATAU t=
(
)
(
)
(
)
)
dk = n1 + n2 – 2 =
b) Bila n1’’’n2 dan t=
(
)
dk = n1 + n2 – 2 ≠
c) Bila n1 = n2 dan t=
dk = n1 – 2 atau dk n2 – 2 ATAU t=
(
)
(
dk = n1 – 2 atau dk n2 – 2 d) Bila n1 ≠ n2 dan t=
≠
ttabel =
keterangan :
(t
dk = n − 1)
+
= Nilai rata-rata skor kelas eksperimen = Nilai rata-rata kelas kontrol = Banyaknya subjek kelompok eksperimen = Banyaknya subjek kelompok kontrol = Variansi sampel kelas eksperimen = Variansi sampel kelas kontrol Kriteria pengujiannya: 1. Jika thitung sama dengan atau lebih besar dari ttabel maka hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan. 2. Jika thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis (H0) diterima, yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan.