BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng – Jakarta Pusat, Indonesia. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut adalah tempat penulis bekerja. Adapun waktu pengambilan data ini dilaksanakan pada Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2014 sampai data yang diperlukan terpenuhi.
B. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, aktual dan akurat mengenai data-data yang tersedia. Pada penelitian ini menggunakan seluruh data Laporan keuangan berupa neraca, laporan laba/rugi serta penjualan/pendapatan perusahaan.
27
C. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah: Studi Pustaka ‘library research’, cara ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku textbook yang berkaitan dengan materi yang dibahas dan buku-buku kuliah yang diajarkan.
D. Jenis Data Penelitian ini menggunakan Data Sekunder, merupakan data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari Biro Statistik, dokumen-dokumen perusahaan atau organisasi, surat kabar dan majalah, ataupun publikasi lainnya menurut Marzuki (2005).
28
E. Metode Analisa Data Analisis Penilaian Atas Pengelolaan Piutang A. Analisis Rasio 1) Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Ada dua ukuran dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu : •
Rasio Lancar, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan
dalam
membayar
kewajiban
jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Alat ukur likuiditas yang diperoleh dengan membagi aktiva lancar dengan pasiva lancar
Rasio Lancar =
•
Rasio
Cepat
adalah
Aktiva Lancar Passiva Lancar
sama
dengan
rasio
lancar
dengan
memperhitungkan persediaan yang dianggap sebagai aktiva lancar yang lebih likuid.
29
Rasio Cepat =
(Aktiva Lancar - Persediaan) Passiva Lancar
Untuk kedua alat ukur likuiditas, rasio lancar dan rasio cepat semakin tinggi nilainya maka likuiditas perusahaan semakin baik. Menurut Van Home : “Sistem pembelanjaan yang baik adalah dimana rasio lancar harus berada pad batas 200% dan rasio cepat berada pada 100%. 2) Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan berapa perkiraan menjadi penjualan atau kas. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dengan melihat pada perkiraan rasio lancar saja, pengukuran likuiditas pada umumnya tidak memadai. Perbedaan komposisi dari aktiva lancar dan hutang lancar dapat berpengaruh secara berarti pada likuiditas yang sebenarnya. Rasio – rasio aktivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : •
Rasio Perputaran Piutang Rasio ini mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini 30
berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan tentunya kondisi tersebut baik bagi perusahaan. Sebaliknya jika rasio ini hasilnya semakin rendah, maka perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang yang dilakukan perusahaan. Dapat diartikan pula bahwa, jika perusahaan mempunyai kesulitan dalam penagihan, maka perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasionya rendah. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang baik maka saldo piutang rendah sehingga rasionya tinggi.
Rasio Perputaran Piutang =
•
Penjualan Piutang
Rasio Umur Piutang (Rata – Rata Umur Piutang) Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Tujuan dari perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui masalah penagihan 31
piutang secara tepat. Untuk mengetahui rata – rata umur piutang yang baik, harus dilakukan perbandingan setiap periodenya. Rata – rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi tiga ratus enam puluh atau tiga ratus enam puluh lima hari.
Rata - Rata Umur Piutang =
Piutang X 360 Penjualan
3) Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas ini mengukur kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajibannya. Analisis ini sering disebut juga analisis pengungkit (leverage analysis). Analisis solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan pemilik dengan pembelanjaan dari kreditur. Analisis ini mempunyai sejumlah implikasi. Pertama, makin besar dana yang disediakan pemilik, makin besar batas pengaman bagi kreditur. Bila pemilik hanya menyediakan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko perusahaan sebagian besar akan ditanggung kreditur. Bagi perusahaan, hal ini akan mempersulit pelunasan pinjaman, oleh karena tidak seimbangnya beban bunga dengan laba yang diperoleh. Kedua, dengan pinjaman, pemilik akan memperoleh manfaat. Yaitu, dapat dipertahankannya kontrol terhadap perusahaan dengan investasi 32
yang tetap. Sementara itu, bila hasil yang diperoleh dari pinjaman lebih besar daripada bunga yang harus dibayar, maka pengembalian kepada pemilik akan berlipat. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah : •
Rasio Kewajiban Rasio ini mengukur perbandingan persentase dana yang disediakan kreditur dengan dana yang disediakan oleh pemiliknya. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Kewajiban meliputi kewajiban lancar dan semua utang jangka panjang. Makin rendah rasio ini maka semakin besar penyangga kerugian yang mungkin timbul pada waktu likuidasi. Total Kewajiban Total Aktiva
Rasio Kewajiban =
B. Analisis Kebijakan / Investasi Piutang Analisis investasi piutang digunakan untuk menganalisis atau mengetahui apakah dengan memberikan piutang dapat diperoleh manfaat yang lebih tinggi daripada biaya investasi yang dikeluarkan perusahaan. Besarnya investasi pada piutang dapat dihitung dengan mencari biaya pengadaan piutang dari 33
jumah dana yang diinvestasikan pada piutang dan menambahkannya dengan biaya dari penghematan atau penambahan yang disebabkan karena adanya perbedaan antara biaya tanpa adanya piutang dan biaya dengan adanya piutang. Rata – rata investasi pada piutang dapat dihitung sebagai berikut :
Rata - rata Investasi pada Piutang = Perputaran Piutang =
Total penjualan tahunan Perputaran piutang
Penjualan Piutang
Analisis Penilaian Atas Pengelolaan Kas 1) Arus Kas Bebas Perspektif Operasi Arus kas bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan di akhir suatu periode keuangan untuk pengembangan usaha. Pendapatan dari perusahaan dikatakan dapat menunjang usaha adalah jika arus kas bebas perusahaan berada pada nilai positif. Dan begitu pula sebaliknya, jika arus kas bebas perusahaan berada pada nilai negatif maka pendapatan perusahaan tidak dapat atau mampu menunjang pengembangan usaha perusahaan. Suatu arus kas bebas perusahaan, dipandang dari suatu perspektif operasi adalah arus kas setelah pajak yang dihasilkan dari operasi usaha dikurangi dengan investasi perusahaan pada aktiva. 34
Aliran Kas Bebas = Arus kas operasi - Belanja Modal
2) Rasio Kas Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Semakin tinggi rasio ini maka dapat dipastikan bahwa perusahaan memiliki ketersediaan uang kas yang baik untuk membayar utangnya, sedangkan jika rasio yang dihasilkan rendah, maka harus menjadi suatu perhatian bagi perusahaan bahwa kas yang tersedia belum mampu untuk mencukupi pembayaran tang perusahaan. Ketersediaan uang kas dapat menunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dari bank. Kas + Bank Kewajiban
Rasio Kas =
3) Rasio Perputaran Kas Menurut James O. Grill, rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan. Apabila rasio 35
perputaran kas tinggi, berarti kemampuan perusahaan dalam membiayai tagihannya sangat baik. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan bahwa terdapat kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang sedikit atau dapat diartikan dimana perusahaan memiliki ketidakmampuan dalam membayar tagihannya. Penjualan Modal Kerja
Rasio Perputaran Kas =
4) Analisis Rata – Rata Saldo Kas Analisis rata – rata saldo kas digunakan untuk menentukan jumlah minimal operating cash agar terlihat jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Dimana semakin besar cash turnover atau perputaran kas, semakin kecil jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Begitu pula sebaliknya, jika semakin kecil cash turnover atau perputaran kas, maka semakin besar jumlah kas yang dibutuhkan dalam pemenuhan operasional perusahaan.
Rata - Rata Saldo Kas =
Jumlah pengeluaran kas / tahun Perputaran Kas
36