41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dari bulan September 2012 hingga Maret 2013. Lokasi penelitian di Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta, Jl. Pejompongan No. 57, Jakarta Pusat. Perusahaan air minum ialah perusahaan daerah air minum wilayah DKI Jakarta yang disebut PAM Jaya sebagai pihak pertama. Operator air minum swasta ialah kedua mitra swasta asing PAM Jaya yaitu PT PAM Lyonnaise Jakarta (PT Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta (PT Aetra d/h Thames PAM Jaya) sebagai pihak kedua. Kerjasama Pemerintah Swasta yang berpola konsesi dalam hal ini berbentuk ODT (Operate Develop and Transfer). Pola ini digunakan PAM Jaya kepada dua mitra swastanya, PT Palyja dan PT Aetra d/h Thames PAM Jaya (TPJ). Saat ini PAM Jaya menanggung hutang akibat pendapatan dari tarif yang dikenakan kepada masyarakat pelanggan tidak mampu menutupi bagian imbalan mitra swastanya. PAM Jaya saat ini masih berhutang kepada kedua mitra swastanya sebesar Rp 637.346.703.569,-, yang berasal dari outstanding monies PT Palyja Rp 406.466.799.489,- dan PT Aetra Rp 230.879.904.080,(Laporan Escrow, Januari 2013).
42
Krisis suplai air ke pelanggan salah satunya diakibatkan masih tingginya tingkat kebocoran atau Non Revenue Water (NRW) yang dialami operator air bersih tersebut. NRW tahun 2011 pada posisi 41,3%. Kebocoran disebabkan dua hal yaitu kebocoran teknis dan komersil (BRPAM-DKI Jakarta). Dari segi target teknis dan standar pelayanan dengan adanya tingkat kebocoran air yang tinggi dan cakupan pelayanan yang rendah perlu menjadi perhatian bersama. Oleh karena itu menurut Badan Regulator PAM DKI Jakarta (2008) : Sangat diperlukan kapasitas yang memadai dalam memonitor kontrak-kontrak publik. Terlebih dalam era yang menuntut adanya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Corporate Governance). Masyarakat berhak untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh PAM Jaya dan serta kedua mitra swastanya yaitu PT Palyja dan PT Aetra.
Gambar 3.1 Kepemilikan PT Palyja
(Sumber:http://id.PTPalyja.co.id/profil/tata-kelola-perusahaan/pemegangsaham/)
43
Gambar 3.2 Stakeholder PT Palyja
(Sumber: Bahan Presentasi PT Palyja: Practical Indonesian PPP, April 2010) Menurut PT Palyja (2011) : Saat ini, sumber air PT Palyja sebanyak 63% air baku dari Jatiluhur, 33% beli air curah dari Tangerang dan 4% sisanya dari kali Krukut. Harga air baku dari Jatiluhur mencapai Rp 162 per meter kubik (m³). Harga air curah dari Tangerang, saat perjanjian diteken tahun 1998 sebesar Rp 450 per m³ dan kini harganya telah naik menjadi Rp 2.200 per m³.
Biaya operasional terbesar PT Palyja adalah untuk pembelian air curah dari Tangerang (Laporan Audit, 2011).
44
B. Desain Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti maka penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi desain penelitian kausalitasdan studi kasus. Desain penelitian kausalitas adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antar variabel. Penelitian kausal merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut : Ho₁ : ßx₁ : ßx₂ = 0;
Artinya tidak ada pengaruh signifikan secara simultan antara jumlah pelanggan dan volume produksi terhadap biaya pemeliharaan jaringan.
Ho₁ : ßx₁ = 0;
Artinya tidak ada pengaruh signifikan secara parsial antara jumlah pelanggan terhadap biaya pemeliharaan jaringan.
Ho₁ : ßx₂ = 0;
Artinya tidak ada pengaruh signifikan secara parsial antara volume produksi terhadap biaya pemeliharaan jaringan.
45
Ho₂ : ßx₁ : ßx₂ = 0;
Artinya tidak ada pengaruh signifikan secara simultan antara jumlah pelanggan dan volume produksi terhadap biaya pelayanan pelanggan.
Ho₂ : ßx₁ = 0;
Artinya tidak ada pengaruh signifikan secara parsial antara jumlah pelanggan terhadap biaya pelayanan pelanggan.
Ho₂ : ßx₂ = 0;
Artinya tidak ada pengaruh signifikan secara parsial antara volume produksi terhadap biaya pelayanan pelanggan.
Ha₁ : ßx₁ : ßx₂ ≠ 0;
Artinya ada pengaruh signifikan secara simultan antara jumlah pelanggan dan volume produksi terhadap biaya pemeliharaan jaringan.
Ha₁ : ßx₁ ≠ 0;
Artinya ada pengaruh signifikan secara parsial antara
jumlah
pelanggan
terhadap
biaya
pemeliharaan jaringan. Ha₁ : ßx₂ ≠ 0;
Artinya ada pengaruh signifikan secara parsial antara
volume
produksi
terhadap
biaya
pemeliharaan jaringan.
Ha₂ : ßx₁ : ßx₂ ≠ 0;
Artinya ada pengaruh signifikan secara simultan
46
antara jumlah pelanggan dan volume produksi terhadap biaya pelayanan pelanggan. Ha₂ : ßx₁ ≠ 0;
Artinya ada pengaruh signifikan secara parsial antara jumlah pelanggan terhadap biaya pelayanan pelanggan.
Ha₂ : ßx₂ ≠ 0;
Artinya ada pengaruh signifikan secara parsial antara volume produksi terhadap biaya pelayanan pelanggan.
D. Definisi Operasional Variabel Peneliti mendefinisikan variabel-variabel penelitiannya sebagai berikut: Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel X1 Variabel
Jumlah pelanggan adalah jumlah pelanggan domestik dan non domestik per tahun.
independen Pelanggan domestik adalah kelompok pelanggan dengan pertama.
golongan 5A, 5B, 2A1, 2A2, 2A3, 2A4, 2B, 3D, 3D1, 3Q, 1A, 1B, 2G, 3S, 5F1, 5F2, 5F3 dan 5F3. Pelanggan non domestik adalah kelompok pelanggan komersil. Istilah lain jumlah pelanggan adalah jumlah sambungan rumah tangga (connection).
47
X2
Volume produksi adalah total volume air per tahun yang
Variabel
dihasilkan oleh sistem produksi dalam periode satu tahun
independen sebelum kedua
ditambah
dengan
air
curah
untuk
siap
didistribusikan kepada konsumen. Merupakan sumber air yang berasal dari air baku (raw water), kali Krukut dan kali Pesanggrahan
yang
kemudian
diolah
di
instalasi
pengolahan air (IPA). Air baku diproduksi di Pejompongan I dan II (IPA Pejompongan). Sumber air dari kali Krukut dan kali Pesanggrahan diproduksi di Cilandak dan Taman Kota (IPA Miniplant). Y1
Biaya pemeliharaan jaringan (network maintenance cost)
Variabel
adalah total biaya jaringan distribusi dan pemulihan jalan
terikat
per tahun.
pertama Y2
Biaya pelayanan pelanggan (customer service cost)
Variabel
adalah total biaya per tahun untuk printing-bills, bill
terikat
delivery, meter reading, meter transport/cisco mas-money
kedua
transport, marketing activities/advertisement, collection expense, escrow agent, customer care expense dan census project.
Sumber: Permendagri No. 23 tahun 2006, Pergub No. 11 Tahun 2007 dan Laporan Biaya Operasional.
48
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara penelitian dokumen. Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Peneliti melakukan penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen), arsip data dan catatan orisinil PT Palyja sebagai laporan rutin yang wajib disampaikan kepada Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta.
F. Jenis Data Dalam karya ilmiah ini peneliti menggunakan data sekunder. Data sekunder penelitian ini adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh PT Palyja. Peneliti menggunakan data deret waktu (time series) dari laporan keuangan internal berupa realisasi biaya PT Palyja.
G.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Jumlah populasi (N) dalam penelitian ini berjumlah 15 Tahun. Karakteristik populasi dalam penelitian ini (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, 2008) adalah : Konsesi wilayah barat Jakarta dengan PT Palyja, konsesi wilayah timur Jakarta dengan PT Aetra Air Jakarta, konsesi wilayah Batam
49
dengan Cascal By dan Bangun Cipta Sarana, konsesi sebagian wilayah Palembang dengan PT Bangun Cipta Sarana serta konsesi sebagian wilayah Tangerang dengan PT Aetra Air Tangerang. 2. Sampel Jumlah sampel (n) dalam penelitian ini adalah realisasi biaya operasional selama 15 Tahun konsesi PAM Jaya dengan PT Palyja sejak tahun 1998 hingga tahun 2012. “Untuk penelitian kausalitas (hubungan sebab akibat) dianjurkan minimal 30 subjek per kelompok” (Guy dan Diehl, 1996). Oleh karena itu besaran jumlah 15 sampel merupakan kelemahan dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Probability Sampling – purposive sampling. Dengan menggunakan teknik
penentuan
sampel
Purposive
Samplingmaka
dengan
pertimbangan tertentu data realisasi biaya, volume produksi dan jumlah pelanggan sebanyak 15 Tahun akan mampu memenuhi tujuan penelitian.
H. Metode Analisis Data Dari hal di atas maka peneliti dalam menganalisis data menggunakan SPSS 16 melakukan analisisuji asumsi klasik dan goodness of fit termasuk analisis regresi di dalamnya.
50
1. Multikolonieritas Menurut Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com, Akt (Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS, 2012) : Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. 2. Auto korelasi “Uji Durbin Watson digunakan pada sampel kurang dari 100 dan uji Lagrange Multiplier untuk sampel besar di atas 100 observasi” (Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com, Akt., 2012). Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com, Akt (2012) menyatakan : Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Menurut Pakde Sofa (2008) dalam blognya menjelaskan : Kesalahan pengganggu adalah variable acak yang mewakili semua variabel lain yang dapat mempengaruhi perubahan variable terikat, namun tidak dimasukkan dalam model persamaannya, sehingga tidak turut diperhitungkan. Variabel yang dikatagorikan sebagai unsur kesalahan pengganggu, sebenarnya juga memiliki peluang untuk terpilih sebagai variabel yang dapat mempengaruhi. Sehingga disebut sebagai variable acak.
51
3. Heteroskedastisitas Disebutkan oleh Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com, Akt (Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 2 : 2012) bahwa : Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas yang jarang terjadi pada data time series melainkan pada data crossection. 4. Uji Normalitas Menurut Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com, Akt (Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 2 : 2012) : Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.