BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Paradigma Menurut Guba dan Lincoln Paradigma sebagai serangkaian keyakinan-keyakinan
dasar
(basic
beliefs)
atau
metafisika
yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip utama atau prinsip-prinsip pokok. Paradigm ini menggambarkan suatu pandangan dunia (worldview) yang menentukan, bagi penganutnya, sifat dari “dunia” sebagai tempat individu dan kemungkinan hubungan dengan dunia tersebut beserta bagianbagiannya. Macam-macam paradigm bervariasi. Guba dan Lincoln menyebut ada 4 macam paradigma: Positivisme, post positivisme; konstruktivisme; dan teori kritis. 21
21
Adnan Husein, MixMethodology dalam Penelitian Komunikasi. Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: 2011, hal 4.
31
32
Peneliti menggunakan paradigma Postpositivisme dalam penelitian ini.
Dimana
mernurut
Guba
(1990:20),
postpositivisme
adalah:
“Postpositivism is best characterized as modified version of positivism. Having assessed the damage that positivism has occured, postpositivists strunggle to limited that damage as well as to adjust to it. Prediction and control continue to be the aim.” Kutipan tersebut mempunyai arti Postpositivisme mempunyai ciri utama sebagai suatu modifikasi dari Positivisme. Melihat banyaknya kekurangan
pada
Postpositivisme
Positivisme
berupaya
menyebabkan
memperkecil
para
kelemahan
pendukung tersebut
dan
menyesuaikannya. Prediksi dan kontrol tetap menjadi tujuan dari Postpositivisme tersebut.” Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme bahwa paradigma ini merupakan aliran
yang
ingin
memperbaiki
kelemahan-kelemahan
Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal, yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti). Oleh karena itu secara metodologi pendekatan eksperimental melalui metode triangulation yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, peneliti dan teori.Creswell membedakan 2 macam paradigma; kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dalam paradigma positivistik ditandai oleh beberapa hal adanya
33
keyakinan pada realitas objektif yang dapat diketahui hanya melalui observasi empirik; mengkaji variable; mengembangkan teori yang memungkinkan prediksi, eksplanasi dan control; mencari hukum-hukum umum dan observasi dalam bentuk data kuantitatif.
3.2
Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dimana peneliti memaparkan strategi strategi apa saja yang dilakukan oleh seorang Parent Ralation Officer di SIS Kebon Jeruk dalam kegiatan menambah dan mempertahankan costumer. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif
adalah
penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara , catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.variabel melalui pengujian hipotesa.22 Penelitian deskriptif pada pada prisnsipnya ditujukan untuk: 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2.
Mengidentifikasi masalah atau memerikasa kondisi dan praktek praktek yang berlaku.
22
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta, hal. 5
34
3.
Membuat perbandingan atau evaluasi.
4.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman merekan utuk menetapkan rencana dan keuptusan pada waktu yang akan datang.23 Penelitaian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif karena
dalam penelitian ini diperlukan suatu uaraian atau deskripsi mengenai suatu konsep untuk mencaapai hasil penelitian yang diinginkan, Jenis penelitian deskriptif tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variable yang ada, ridak dimaksudkan untuk menarik generasi
eksplanatif, pelaksanaanya memerlukan konsep dan variabel
yang menjelaskan bariabel bariabel yang menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial. Karenanya penelitian ini tidak menggunakan dan ridak melakukan pengujian hipotesis, tidak dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan pebendaharaan teori. 24
3.3
Subyek Peneltitian Dalam penelitian ini dibutuhkan subyek penelitian. Peneliti melakukan penelitian ini dalam Singapore School Kebon Jeruk. Dibutuhkan aktivitas public baik internal maupun eksternal
agar
wawancara dapat dilaksanakan dan berjalan dengan baik, peran pewawancara terutana dalam mengendalikan wawancara. Jika wawancara 23
24
Jalaludin, Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya,Bandung,2004,hal. 25 Dedy, Mulyana , Metode Penelitian Kualitatif, PT Rosdakarya, Bandung 2003, hal. 28
35
dilakukan secara terbuka makan pewawancara harus berperan bertanya agar wawancara tidak terganggu karena kehadiranya sebagai peneliti. 25 Dengan melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Peneliti menentukan 6 informan yang di wawancarai. Dari keterangan informan ini maka peneliti dapat mendapatkan penjelasan mengenai pendapat akan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Informan dalam wawancara ini terbagi menjadi 2 yaitu pihak internal management dan costumer yaitu orang tua murid. Key informan pada SIS Kebon Jeruk dalam hungungannya dengan penelitian ini adalah Ms Elly Kusumastuti selaku Parent Relations Officer SIS Kebon Jeruk serta Ibu Wida, Ibu Amelia dan Ibu Itchu sebagai costumer. Sedangkan sebagai informan peneliti mendapatkan informasi dari Bapak Heru Priantoko dan Ibu Anggreany. Dalam penelitian ini peneliti mengelompokkan subyek penelitian pada key informan dan informan sebagai berikut:
1.
Ms Elly Kusumastuti, selaku Parent Relation Officer, pihak yang mengetahui MPR actifity yang digunakan oleh perusahaan dalam menambah dan mempertahankan costumer.
2.
Bapak Heru Priantoko, selaku Administrator Singapore School Kebon Jeruk, yang mengetahui secara keseluruhan kegiatan operasional.
25
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, jakarta, Kencana,2007,hal. 108
36
3.
Ibu Anggraeny, selaku Manager Keuangan Singapore School Kebon Jeruk, yang mengetahui segi administrasi keuangan khususnya biaya pendidikan yang sehungunan dengan kompetisi biaya pendidikan di Jakarta Barat.
4.
Ibu Widi, selaku orang tua murid Singapore School Kebon Jeruk, untuk Primary 6 dan Secondary 2
5.
Ibu Amelia, selaku orang tua murid Singapore School Kebon Jeruk, untuk Primary 6
6.
Ibu Itchu, selaku orang tua murid Singapore School Kebon Jeruk, untuk Primary 2, Kindergarten 2 dan Kindergaten 1
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Rachmat Kriyantono dalam bukunya teknik praktis riset komunikasi, ada beberapa teknik yang bisa kita gunakan dalam pengumpulan data. Antara lain :
3.4.1
Data Primer Merupakan usaha untuk mengumpulkan data dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden.33
33
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Komunikasi, Prenada Media Group, 2007, Jakarta, hal. 221
37
3.4.2
Data Sekunder Yaitu meneliti dan menvari data atau bahan bahan yang diperlikan utuk memperoleh teori yang berkaitan dengan masalah masalah yang akan diteliti. Penulis mencari informasi melalui buku yang ada hubungannnya dengan juduk penelitian.
3.5
Teknik Analisis Data Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian kualitatif
terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu
dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya :
1.
Mengorganisasikan Data Peneliti
mendapatkan
data
langsung
dari
subjek
melalui
wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan. 2.
Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang
38
muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan
penjelasan
singkat,
kemudian
dikelompokan
atau
dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.