BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, untuk mendapatkan sebuah hasil kesimpulan dari faktor variabel yang akan diteliti. Dalam penyusunan skripsi ini objek penelitiannya adalah pengguna media sosial, utamanya pada pengguna youtube dan orang yang sudah bekerja Di PT. Axa Mandiri Financial Services
3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis adalah metode analisis kausal. Penelitian kausal ditujukan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat antara satu atau lebih variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi) sedangkan penelitian deskriptif lebih mengenai terhadap pertanyaan keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (Sugiyono, 2010:36-37). Unit analisis pada penelitian ini adalah individu, yaitu para pengguna sosial media yang menggunakan youtube
3.3 Variabel dan Skala Pengukuran
52
53
3.3.1 Variabel Menurut (Sugiyono, 2010:38) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu : a. Variabel bebas (variabel independen) yaitu Alturisme(X1) dan Persepsi Kemanfaatan (X2). b. Variabel Intervening (variabel antara) merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2010:39). Dalam penelitian ini variabel intervening yaitu Penggunaan Layanan Jaringan Sosial (Y). 3.3.2 Skala Pengukuran Pengukuran
masing-masing
variabel dalam
penelitian
ini
menggunakan skala likert. Definisi skala Likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang dan sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator dijabarkan sebagai titik tolak dalam penyusunan pertanyaan yang kemudian masing-masing pernyataan diberi skor. Pemberian skor dari jawaban terhadap masing-masing variabel dengan ketentuan sebagai berikut :
54
Tabel 3.1 Skala Interval Penilaian
Skor
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Netral
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
(Sumber : Sugiyono, 2010;94)
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen atau variable X adalah Alturism dan persepsi kemanfaatan, serta dalam penelitian ini terdapat variable intervening yaitu pada variable Y yaitu penggunaan jaringan sosiall. Operasionalisasi dari variable-variabel yang diteliti dijelaskan pada 54embe 3.2 berikut ini :
55
Tabel 3.2 Operasional Variabel Altruisme Variabel
Dimensi
Suasana hati
Indikator Skala Jika suasana hati sedang enak, orang juga akan Skala terdorong untuk Ordinal memberikan yang terbaik Seseorang yang altruis merasakan perasaan yang sama sesuai dengan situasi yang terjadi.
Empati
Alturisme
Interpretasi
Rela berkorban
Inisiatif
Social responsibility.
Skala empati (pengalaman Ordinal menempatkan diri pada keadaan emosi orang lain seolah-olah mengalaminya sendiri) Seseorang yang altruisme Skala dapat mengiterpretasikan Ordinal dan dirinya sendi Ada hal yang rela dikorbankan dari seseorang Skala yang altruisme Ordinal untuk melakukan tindakan menolong. Seseorang yang altruism memiliki inisiatif untuk Skala melakukan tindakan Ordinal menolong dengan cepat dan tepat. Seseorang yang altruis merasa bertanggung jawab Skala terhadap situasi yang ada Ordinal disekitarnya
56
Variabel
Alturisme
Dimensi
Indikator keyakinan bahwa dalam jangka panjang yang salah akan dihukum dan yang baik akan dapat ganjaran. orang yang keyakinannya kuat terhadap keadilan dunia akan Meyakini termotivasi untuk mencoba Keadilan Dunia memperbaiki keadaan ketika mereka melihat orang yang tidak bersalah menderita. Maka tanpa piker panjang mereka segera bertindak memberikan pertolongan jika ada orang yang kemalangan. Secara sepintas perilaku altruistis Memberikan kesan kontraproduktif,mengandun g risiko tinggi termasuk Faktor terluka dan bahkan mati. Sosiobiologis. Ketika orang yang ditolong bisa selamat, yang menolong mungkin malah tidak selamat. Bahwa factor situasional turut mendorong seseorang untuk Faktor Situasional memberikan pertolongan kepada orang lain.
Skala
Skala Ordinal
Skala Ordinal
Skala Ordinal
Sumber.http://personalityazmipriyanda.wordpress.com(2010)
Tabel 3.3 Operasional Variabel Persepsi Kemanfaatan Variabel
Persepsi Kemanfaatan
Dimensi Meningkatkan kerja Individu (improves job performance) Menambah produktifitas (increases productivity)
Indikator Memberikan manfaat bagi penggunanya Jika pengguna percaya bahwa system informasi berguna maka dia akan menggunakannya Penggunaan system mampu menambah tingkat produktifitas individu dalam bekerja
Skala
Skala Ordinal
Skala Ordinal
57
Variabel
Dimensi Bermanfaat
Persepsi Kemanfaatan
(Usefulness) Meningkatkan efesiensi waktu kerja
Indikator Terdapat pengaruh penting manfaat dalam pemahaman respon individual dalam teknologi informasi Pengunaan system mampu meningkatkan efesiensi waktu penggunanya
Skala Skala Ordinal Skala Ordinal
(Sumber : Davis et al. (dalam jurnal)
Tabel 3.4 Operasional Variabel Penggunaan Jaringan Sosial Variabel
Penggunaan Layanan Jaringan Sosial
Dimensi Indikator Informasi (information Memperoleh informasi utility) atau berita online Online untuk alasan yang tidak istimewa, hanya Kesenangan (leisure/fun untuk kesenangan atau activities) untuk menghabiskan waktu Komunikasi (communication) Transaksi (transactions)
(Sumber : Wikipedia, 2011)
Mengirim atau menerima pesan, misalnya Email Membeli produk secara online, misalnya buku, musik, mainan, atau pakaian
Skala Skala Ordinal
Skala Ordinal
Skala Ordinal Skala Ordinal
58
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Kuesioner Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian kuesioner (angket) yang ditujukan kepada responden tentang tanggapan atau pandanganya terhadap Alturism, persepsi kemanfaatan, dan penggunaan layanan jaringan sosial pada youtube. Pengumpulan data dengan menggunakan kombinasi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka, yang diberikan kepada responden secara langsung sehingga didapatkan keobjektifan data yang tepat. Data yang dikumpulkan meliputi identitas responden serta tanggapan pengguna media social youtube Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skala Likert 1-5 dengan menggunakan pertanyaan berskala (scaling questions). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifikasi oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yang ditunjukkan pada tabel 3.1 diatas.
59
3.5.2 Wawancara Selain kuesioner, juga digunakan teknik wawancara untuk mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner tersebut. Wawancara juga digunakan untuk memperluas pandangan peneliti tentang data-data lain yang tidak terformulasi dalam kuesioner. Namun, akan memiliki implikasi strategis bagi perusahaan, sehingga layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu wawancara juga digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui kuesioner.
3.6 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010:137). Data primer merupakan data kuantitatif yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dan diperoleh melalui responden untuk mendapat tanggapan terhadap penggunaan youtube dengan cara menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden (sampel) yang menggunakan youtube di Perkantoran PT Axa Mandiri Financial Services
3.7 Populasi dan Sampel 3.7.1 Populasi “Populasi adalah wilayah generaliasasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2010:80).
60
Populasi dari penelitian ini adalah pengguna media sosial youtube yang sudah bekerja. Dari sejumlah populasi ini diambil sampel yang jumlahnya mencukupi sehingga dengan mempelajari dan mengetahui karakteristik sampel tersebut dapat diketahui karakteristik populasi secara keseluruhan. Populasi untuk karakteristik responden ini tidak diketahui.
3.7.2 Sampel Sampel (sample) didefinisikan sebagai bagian dari jumlah dan kareakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2010;81). Sampel diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin peneliti meneliti seluruh anggota populasi. Dengan kata lain, sejumlah tapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Data dikumpulkan dengan cara metode non probability sampling yakni teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dimana teknik mengambil sampelnya dilakukan dengan cara purposive yang artinya penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian dan sampel dari penelitian ini adalah orang yang sudah bekerja dan yang menggunakan youtube. Sebagai tambahan untuk karakteristik model yang diestimasikan tersebut, ukuran sampel harus ditingkatkan dalam lingkungan dibawah ini :
61
1. Data menunjukkan karakteristik yang tidak normal 2. Menggunakan prosedur-prosedur estimasi yang pasti 3. Diharapkan lebih dari 10 persen data yang hilang Untuk memastikan solusi yang akurat, para peneliti saat ini harus mempertimbangkan
sejumlah
factor-faktor
potensial
yang
mungkin
mempengaruhi peningkatan ukuran sampel melebihi petunjuk yang umum. Dari kriteria ukuran sampel diatas maka dapat dihitung ukuran minimum sampel yang dignaka adalah 5 responden untuk tiap indikator. Penentuan ukuran sampel dari populasi berdasarkan yang diisyaratkan oleh alat analisa yang digunakan. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasikan. Jadi, jumlah sampel 5-10 kali jumlah indikator. Rumus dari Hair et al.,(2006:67) 5 x jumlah indikator Ukuran sampel minimum yaitu 5 x 22 = 110. Maka dari itu pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah responden yang sudah bekerja dan yang menggunakan youtube, hal ini dilakukan untuk menghindari data yang menyimpang dan juga sesuai dengan prosedur estimasi.
3.8 Metode Analisis Data Menurut Rosgandika Mulyana (2005:8) analisis data kuantitatif merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor (scoring).
62
Dalam proposal skripsi ini penulis menggunakan model analisis kuantitatif yaitu suatu model analisis yang dipakai untuk mengetahui dan menguji pengaruh Altruisme dan persepsi kemanfaatan terhadap penggunaan media sosial pada pengguna youtube Model analisis kuantitatif yang dipakai adalah :
3.8.1 Uji Instrument 3.8.1.1 Uji Validitas Menurut Sugiyono (2010;267) uji validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan peneliti. Dengan demikian dta yang valid adalah data “yang tidak berdeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Aritonang R (2007;123) uji validitas digunakan untuk mengukur variable yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrument yang memiliki validitas yang tinggi karena karakteristik yang akan diukur dari variable yang demikian tidak dapat diobsevasi secara langsung, tetaoi hanya melalui indikator (petunjuk tak langsung) tertentu. Untuk uraian selanjutnya, instrument yang dijadikan contoh adalah angket, yaitu daftar yang terdiri atas beberapa butir pertanyaan. Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05. Suatu instrument
63
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud
rix
n ix ( i )( x)
n i
2
( i ) 2 n x 2 ( x ) 2
Dimana rix
= koefisien korelasi item total (bivariate pearson)
i
= skor item
X
= Skor total
N
= banyaknya subjek
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05. kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1 Jika r hitung ≥ r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen itemitem pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) 2 Jika r hitung < r tabel ( uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
64
3.8.1.2 Uji Reliabilitas Sedangkan uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya atau kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach. (Umar;2005) menyatakan bahwa nilai suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach >0.6. Rumus Alpha Cronbach’s (Umar, 2005) adalah sebagai berikut:
Dimana : r
= Reliabilitas instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan
αb2
= Jumlah varians butir
αt2
= Jumlah varians total
65
3.8.3 Uji Asumsi Klasik 3.8.3.1 Uji Normalitas Uji
normalitas
dimaksudkan
untuk
mengetahui
apakah data
berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji no rmalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal suatu grafik. Ketentuannya adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji apakah distribusi variable pengganggu atau residual normal ataukah tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006). Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali, 2006): a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
66
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram, tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.8.3.2 Multikolinearitas Multikolinearitas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hamper sempurna antara variable bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu terhadap variable terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variable bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), dimana menurut Duwi Priyatno (2009) variable dikatakan mempunyai masalah multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10. 3.8.3.3 Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS, dimana meneurut Duwi Priyatno (2009) ketentuannya adalah sebagai berikut : a. Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
67
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
3.8.4 Uji Hipotesis Analisis regresi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dengan variable terikat yaitu antara Alturism (X1) dan persepsi kemanfaatan (X2). Namun selain hal ini digunakan juga untuk mengetahui sejauh mana Alturism dan persepsi kemanfaatan. Adapun rumus yang digunakan adalah senagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dimana : Y = Keputusan Penggunaan a = Bilangan Konstanta b = Bilangan Koefisien X1 = Alturisme X2 = Persepsi Kemanfaatan 3.8.4.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji F Statistik) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variable terikat (Ghozali;2006). Dalam penelitian
ini pengujian hipotesis
secara simultan
dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variable bebas yaitu
68
Alturism dan persepsi kemanfaatan terhadap penggunaan jaringan social sebagai variable terikatnya. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : H0 : β1 : β2 = 0, variabel-variabel bebas (Alturisme dan Persepsi Kemanfaatan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersamasama terhadap variable terikatnya (Penggunaan Jaringan Sosial). H1 : β1 : β2 ≠ 0, variabel-variabel bebas (Alturisme dan Persepsi Kemanfaatan) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variable terikatnya (Penggunaan Jaringan Sosial). Dasar
pengambilan
keputusan
(Ghozali,2006)
yaitu
dengan
membandingkan nilai F hitung dengan F table : Apabila F table > F hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila F table < F hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima. 3.8.4.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t Statistik) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable bebas secara individual dalam menerangkan variasi variable terikat (Ghozali,2006). Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variable bebas (Alturism dan Persepsi Kemanfaatan) terhadap variable terikat (Penggunaan Jaringan Sosial) secara terpisah atau parsial. Hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah : H0 : β0 ≠ 0, variable bebas (Alturism dan Persepsi Kemanfaatan) tidak mempunyai
pengaruh
yang
(Penggunaan Jaringan Sosial).
signifikan
terhadap
variable
terikat
69
H1 : β0 ≠ 0, variable bebas (Alturism
dan Persepsi Kemanfaatan)
mempunyai
terhadap
pengaruh
yang
signifikan
variable
terikat
(Penggunaan Jaringan Sosial). Dasar pengambilan keputusan (Ghozali,2006) : 1) Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t table. Apabila t table > t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila t table < t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan tingkat signifikasi 95% (α = 5 %). 2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi. Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3.8.5 Koefisien Determinasi (R2) Koefisisen Determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisian determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatkati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
70
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikasi terhadap variabel dependen. Maka digunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik karena Adjusted R2 dapat naik turun apabila satu variabel independen di tambahkan ke dalam mode.