BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
STUDI LITERATUR
STUDI LAPANGAN
QFD (Quality function deployment)
VOC
HOQ
ANALISA DATA
PERANCANGAN
PENGGUJIAN
KESIMPULAN
SELESAI
Gambar 3.1. Diagram alir Perancangan
14
Metode penelitan merupakan usaha yang harus dilakukan & dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Hal yang perlu diperhatikan adalah metode yang digunakan haruss disesuaikan dengan obyek penelitian dan tujuan yang akan dicapai, sehingga penelitian dapat mengarah„ berjalan dengan baik dan sistematis.
3.2 Mengidentifikasi Masalah Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan. Langkah awal dalam peneIitain ini adalah mengidentifikasi permasalah yang terjadi. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana merancang dan mengembangkan TAMBAL BAN ELEKTRIK yang sesuai dengan keinginan konsumen melalui pendekatan metode QFD (Quality Function Deployment). 3.2.1 Menentukan Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat yang berada di sekitar wilayah Driyorejo Gresik jawa timur. 3.2.2 Menentukan Sampel Sampel adalah sebagian wakil populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat di sekitar wilayah Driyorejo Gresik Jawa Timur.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam peneliitian ini menggunakan teknik pengum-pulan data secara primer. Untuk mengumpulakan data dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu :
15
3.3.1 Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab (dialog) secara langsung antara pewawancara dengan responden (yang diwawancarai). Metode wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan dengan pihak-pihak yang berkompeten tentang kebutuhan atau keinginan para pengguna kendaran bermotor. Teknik pengumpulkan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan interview dari juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut: 1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dari dapat dipercaya. 3. Bahwa intetpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oieh Wawancara dapat dilaku.kan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. 3.3.2 Metode Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dari kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka obsservasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
16
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenteng adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan secara sistematis dengan sengaja melalui pengamatan terhadap gejala yang diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek apa yang Tampak pada obyek penelitian, yaitu tambal ban elektrik
3.4 Penyusunan Kuesioner (Angket) Penyusunan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data Tujuan pokok penyusunan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relefan dengan survai dari untuk memperoleh informasi dengan validitas dan reliabilitas setinggi mungkin. Setelah mengidentifikasi kebutuhan konsumen, maka dilakukan penyusunan kuesioner dari hasil wawancara dan penentuan responden untuk menjawab kuesioner. 3.4.1 Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekeIompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pemyataan atau pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor atau nilai, misalnya: 1. Setuju/ selalu/ sangat positif diberi skor
5
2. Setuju/ sering/ positif di beri skor
4
17
3. Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral diberi skor
3
4. Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negative diberi skor
2
5. Sangat tidak setuju/ tidak pernah diberi skor
1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Berikutnya adalah tahap pengujian, Pada tahap pengujian ini yang akan digunakan untuk menguji atau untuk mengetahaui hasil yang diperoleh adalah dengan menggunakan uji Validitas dan Realiabilitas.
3.5 Penerapan Quality Function Deployment (QFD) Tahap selanjutnya yaitu penerapan Quality function deployment (QFD) dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi keinginan konsumen Mengidentifikasi kebutuhan konsumen, keinginan dan kebutuhannya adalah tahap awal dari Quality function deployment (QFD) 2. Membuat matriks perencanaan (Planning Matrix) a. Tingkat kepentingan konsumen (I\portance to customer) b. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang ada (Customer satisfaction performance) c. Perfonnansi kepuasan pesaing (CompetitifSatisfaction Performance) d. Sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh tim ra.sio perbaikan (Improvement Ratio) Rasio perbaikan yaitu perbandinagn antara nilai target yang akan dicapai pihak perusahaan dengan tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Dihitung dengan rumus:
18
e. Titik jual (Sales Point) Titik jual adalah kontribusi suatu kebutuhan konsumen terhadap daya jual produk. Untuk penilian terhadap titik jual terdiri dari: 1. Tanpa titik penjualan 2. Titik penjualan menengah 3. Titik penjualan kuat f. Pembobotan (Raw Weight) Raw weight merupakan nilai keseiuruhan dari data-data yang dimasukkan dalam planning matrix tiap kebutuhan konsumen untuk proses perbaikan selanjutnya dalam pengembangan produk. g. Normalisasi pembobotan (Arormalized Raw Weight) Merupakan nilai dari RCIW Weight yang dibuat dalam skala antara 0 - 1 atau dibuat dalam bentuk persentase. Catatan: Namun dalam prakteknya tidak semua tipe data ini diterapkan karena hal itu sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi pengembangan. 3. Penyusunan kepentingan teknik Pada tahap ini penulis ingin mengidentifikasi kebutuhan teknik yang sesuai dengan keinginan dari kebutuhan konsumen. 4. Menentukan hubungan antara kepentingan teknik dengan kebutuhan konsumen Penentuan ini menunjukkan hubugan (Relatioonship matrix) antara setiap kebutuhan konsumen dan kepentingan teknik. 5. Penentuan target peneapaian untuk setiap karakteristik teknik Pada langkah ini, ditentukan target yang akan dicapai untuk masingmasing karakteristik teknik, tingkat kesulitan pembuatan produk, tindat kepentingan dan perkiraan biaya tingkat masing-masing karakteristik teknik.
19
3.6 Analisis Data Memuat uraian mengenai analisa dari penerapan Quality Function Deployment (QFD) yang meliputi analisa planning matrix, evaluasi tingkatkepuasan konsumen, penentuan prioritas dari kepentingan teknik yang akan dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
3.7 Perancangan Tambal Ban Elektrik Alat tambal ban elektrik merupakan alat inovasi baru,dengan ukuran mungil. Alat seberat 1,5 kg dan berdimensi 12,5 x 9,5 x10 cm ini bisa masuk di hampir semua bagasi sepeda motor, juga ransel. Sistem pemanas tambal ban elektrik ini, dari accu berdaya 5 ampere dan 12 volt yang dipakai untuk kendaraan bermotor, menggunakan elemen inverter untuk mengubah setrum DC menjadi AC. Panas berasal dari plat pemanas yang menghasilkan suhu 150 derajat Celsius pada lempengan baja. Arus listrik yang masuk juga melewati unit pengatur waktu, yang mati dalam 15 menit.
20
