BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. 1 Maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran kepuasan komunikasi karyawan dalam proses privatisasi pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kantor pusat periode 2009-2011.
3.2.
Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian atau cara menyusun teori-teori untuk dapat diaplikasikan pada data yang merupakan rencana koseptual dari suatu pengamatan. 2 Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu 1
2
Moh. Nazir. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2009, 54. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2005, 120.
24
25
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 39 F
Metode ini digunakan karena penulis ingin mengetahui gambaran kepuasan komunikasi karyawan dalam proses privatisasi pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kantor pusat periode 2009-2011. Dimana dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti
karakteristik atau ciri-cirinya. 40 Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT F
F
Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berada di kantor pusat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di Soekarno Hatta, Cengkareng. Di kantor PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terdapat 420 orang karyawan yaitu dengan pembagian unit kerja sebagai berikut: Tabel 3.1 Populasi Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Kantor Pusat Unit Kerja
39
40
Jumlah Karyawan
Corporate Communication
20
Corporate Secretary
40
Financial Analysist
30
Treasury Management
30
Financial Accounting
50
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. 2006, 3. Sanafiah Faizal. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press. 1992, 21.
26
3.3.2
Human Capital Management
40
Business Support
40
Strategic Management
10
Fleeet Management
20
Marketing
40
Network Management
30
Lain-lain
70
Total Karyawan
420
Sampel Sampel adalah kelompok yang terseleksi dari populasi besar dan sampel
hendaknya mewakili populasinya. 41 Sampel dalam suatu penelitian dipergunakan F
F
untuk mempermudah dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin seperti berikut: 42 F
n =
N 1 + N.e2
=
420 1 + 420.(0,1)2
= 41 42
420
Ardi Bulaeng. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset. 2004, 131. Husein Umar. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2002, 133.
27
5,2 =
80,769 Dari 80,769 sampel peneliti membulatkan menjadi 81 sampel.
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probabilitas sampling dengan metode stratified sampling. Alasannya karena ciri populasi dalam penelitian ini sulit ditentukan. Untuk itulah penelitian membuat stratifikasi berdasarkan unit kerja. Sampling propabilitas adalah cara pengambilan sampel berdasarkan probabilitas atau peluang. Dalam semua sampling probabilitas, cara pengambilannya dilakukan secara acak (random), artinya semua objek atau elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. 43 Sedangkan stratified random sampling (sampling acak berlapis) adalah F
F
bentuk sampling random dimana populasi (elemen populasi) dibagi dalam kelompok-kelompok yang disebut strata. 44 F
Proses pengerjaannya adalah sebagai berikut: 1.
Bagilah populasi menjadi beberapa bagian/ sub populasi/ stratum.
2.
Dari tiap bagian/ sub populasi/ stratum diambil sebuah sampel random. Banyaknya unsur yang dipilih dari tiap stratum boleh sebanding, disebut sampling acak berlapis proporsional atau tidak sebanding dengan jumlah stratum dalam populasinya, disebut sampling acak berlapis tidak proporsional.
43 44
Iqbal Hasan. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. Bandung: Ghalia Indonesia. 2002, 64. Iqbal Hasan. Op.cit. 64.
28
3.
Hasil pengambilan sampel tiap stratum digabungkan menjadi satu sampel yang diperlukan. Dan peneliti menggunakan stratified random sampling tidak proporsional.
Untuk itu peneliti mengambil sampel dari 5 unit kerja yang ada, dengan ciri populasi adalah pada unit kerja dalam populasi yaitu sbb: Tabel 3.2 Penyebaran Sampel Unit Kerja
Jumlah Sampel (Orang)
Corporate Communication
15
Corporate Secretary
15
Financial Analist
20
Business Support
21
Marketing
10
Jumlah
81
3.4. Definisi dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1
Definisi Konsep Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, konsep-konsep yang
digunakan secara garis besar yaitu: a.
Kepuasan komunikasi karyawan adalah tingkat kepuasan komunikasi yang dirasakan karyawan dalam lingkup komunikasi.
b.
Privatisasi adalah perubahan status kepemilikan perusahaan negara menjadi perusahaan publik (milik individu).
29
3.4.2
Operasionalisasi Konsep
Variabel
Dimensi
Tabel 3.3 Operasionalisasi Konsep Indikator
Skala Pengukuran
Kepuasan
(1) Informasi yang
(a) Karyawan merasa puas
Sangat Setuju
=5
komunikasi
berkaitan dengan terhadap uraian pekerjaan
Setuju
=4
karyawan
pekerjaan
yang diberikan oleh atasan
Ragu-Ragu
=3
terkait rencana privatisasi
Tidak Setuju
=2
perusahaan.
Sangat Tidak Setuju =1
(b) Karyawan merasa puas terhadap terhadap pekerjaan dan jenis tugas yang Anda kerjakan pada masa privatisasi perusahaan
(c) Karyawan merasa puas terhadap kebijakan baru yang dikeluarkan oleh atasan terkait privatisasi perusahaan.
30
(2) Kecukupan
(a) Karyawan merasa puas
informasi
terhadap informasi mengenai Setuju
=4
peraturan baru terkait
Ragu-Ragu
=3
rencana privatisasi
Tidak Setuju
=2
perusahaan.
Sangat Tidak Setuju =1
(b) Karyawan merasa puas terhadap informasi kebijakan perusahaan terkait rencana privatisasi yang disosialisasikan oleh atasan, baik yang lama maupun yang baru. (c) Karyawan merasa puas terhadap informasi rencana privatisasi perusahaan.
Sangat Setuju
=5
31
(3) Kemampuan
(a) Karyawan merasa puas
Sangat Setuju
=5
menyarankan
bila perbaikan terkait
Setuju
=4
perbaikan
rencana privatisasi dilakukan Ragu-Ragu
=3
sesuai dengan saran mereka. Tidak Setuju
=2
(b) Karyawan merasa puas atas perbaikan terkait rencana privatisasi yang dilakukan oleh perusahaan. (c) Karyawan merasa puas terhadap perubahan akibat privatisasi yang dibuat oleh perusahaan.
Sangat Tidak Setuju =1
32
(4) Efisiensi berbagai (a) Karyawan merasa puas
Sangat Setuju
=5
saluran komunikasi
mendapat informasi tentang Setuju
=4
ke bawah
rencana privatisasi
Ragu-Ragu
=3
perusahaan dari atasan.
Tidak Setuju
=2
(b) Karyawan merasa puas Sangat Tidak Setuju =1 terhadap efektivitas saluran komunikasi yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan rencana privatisasi perusahaan. (c) Karyawan merasa puas terhadap materi tulisan tentang privatisasi perusahaan yang dibuat oleh media perusahaan.
33
(5) Kualitas media
(a) Karyawan merasa puas Sangat Setuju
=5
terhadap mutu tulisan media Setuju
=4
perusahaan tentang
Ragu-Ragu
=3
privatisasi perusahaan.
Tidak Setuju
=2
(b) Karyawan merasa puas Sangat Tidak Setuju =1 terhadap nilai informasi tentang privatisasi perusahaan yang diterima melalui media perusahaan. (c) Karyawan merasa puas terhadap keseimbangan informasi mengenai privatisasi perusahaan yang tersedia dan ketepatan informasi yang akan datang.
34
(6) Cara sejawat
(a) Karyawan merasa puas Sangat Setuju
=5
(rekan kerja)
dapat berdiskusi masalah
=4
berkomunikasi
pekerjaan pada masa proses Ragu-Ragu
=3
privatisasi dengan teman
Tidak Setuju
=2
sekerja.
Sangat Tidak Setuju =1
(b) Karyawan merasa puas dapat memperoleh informasi privatisasi perusahaan dari teman sekerja. (c) Karyawan merasa puas dapat bersosialisasi dengan teman sekerja.
Setuju
35
(7) Informasi tentang (a) Karyawan merasa puas Sangat Setuju
=5
organisasi secara
mengetahui visi dan misi
=4
keseluruhan
perusahaan terkait privatisasi Ragu-Ragu
=3
perusahaan.
=2
Setuju
Tidak Setuju
(b) Karyawan merasa puas Sangat Tidak Setuju =1 mengetahui tentang budaya perusahaan. (c) Karyawan merasa puas mengetahui target kerja yang dicapai oleh perusahaan terkait rencana privatisasi perusahaan.
36
(8) Integrasi
(a) Karyawan merasa puas Sangat Setuju
=5
Organisasi
mendapat dukungan dari
Setuju
=4
perusahaan pada masa
Ragu-Ragu
=3
proses privatisasi
Tidak Setuju
=2
perusahaan.
Sangat Tidak Setuju =1
(b) Karyawan merasa puas dapat menjaga nama baik perusahaan pada masa proses privatisasi perusahaan. (c) Karyawan merasa puas terhadap bantuan yang diberikan oleh perusahaan pada masa proses privatisasi perusahaan.
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
3.5.1
Data Primer Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan cara menyebarkan
kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang dianggap sesuai dengan rumusan
37
masalah penelitian. Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. 45 F
Kuesioner tersebut diisi oleh responden yang merupakan sampel dalam penelitian ini. Dimana pertanyaan peneliti dan jawaban responden dilakukan dengan bentuk kuesioner lembaran tertulis/ tercetak.
3.5.2
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan. 46 Untuk pengumpulan data sekunder F
F
peneliti melakukan studi kepustakaan dari berbagai buku-buku referensi, koran, skripsi, berita dari internet, data dan media internal perusahaan dan sebagainya yang terkait dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
3.6 Validitas dan Reliabilitas 3.6.1. Validitas Dalam proses penelitian ilmiah tahapan yang sangat penting adalah menyusun alat ukur (instrumen) penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. 45 46
Mardalis. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. 2007, 67. Rachmat Kriyantono. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada. 2005, 122.
38
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpul adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; apakah si pewawancara yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner. 47 F
Validitas alat pengumpulan data menurut pendapat beberapa ahli dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yakni: validitas konstruk (construct validity), validitas isi (content validity), validitas prediktif (predictive validity), validitas eksternal (external validity), dan validitas rupa (face validity). Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis validitas konstruk. Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep tersebut ada beberapa cara yang harus dilakukan oleh peneliti, yang pertama adalah mencari definisi-definisi konsep dari para ahli yang nantinya akan dioperasionalisasikan dan selanjutnya menanyakan definisi konsep tersebut kepada responden dalam bentuk kuesioner. Langkah-langkah pengujian validitas adalah sbb: 1.
Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Konsep yang akan diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga operasionalnya dapat dilakukan.
2.
47
Melakukan uji coba alat pengukur tersebut pada sejumlah responden.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy. Op.cit. 124
39
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. 3.
Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4.
Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dari skor total dengan memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut: n ( ∑XY ) – ( ∑X ∑Y ) r= n∑X2 – ∑X
2
n∑Y2 – ∑Y
2
Selanjutnya, secara metode statistika, nilai korelasi yang diperoleh harus diuji terlebih dahulu untuk menyatakan apakah nilainya signifikan atau tidak. Caranya adalah dengan nilai korelasi. Jika ada angka korelasi yang negatif, hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut bertentangan dengan pertanyaan lainnya, dan oleh karenanya pertanyaan tersebut tidak valid atau tidak konsisten dengan pertanyaan yang lain. Apabila dalam perhitungan ditemukan pertanyaan yang tidak valid, ada kemungkinan bahwa pertanyaan tersebut penyajiannya kurang baik, susunan katakata atau isi kalimatnya menimbulkan penafsiran yang berbeda, sehingga pertanyaan itu perlu diubah. 48 F
Dengan menggunakan software pengolah data SPSS 17, didapat hasil
48
Husein Umar. Op.cit. 105-108.
40
penghitungan uji validitas sebagai berikut: Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kepuasan Komunikasi Item P1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P2
.000
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P13
81
Sig. (2-tailed)
N
P5
.000 .542*
Sig. (2-tailed)
P4
.581**
Pearson Correlation N
P3
r hitung
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
81 .752** .000 81 .726** .000 81 .739** .000 81 .734** .000 81 .673** .000 81 .788** .000 81 .749** .000 81 .681** .000 81 .710** .000 81 .712** .000 81 .664** .000
41
N P14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P18
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P19
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P21
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P22
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P23
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
P24
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Skor Total
Pearson Correlation
81 .670** .000 81 .661** .000 81 .572** .000 81 .585** .000 81 .676** .000 81 .665** .000 81 .686** .000 81 .734** .000 81 .733** .000 81 .682** .000 81 .775** .000 30 1
Sig. (2-tailed) N
81
42
Dari hasil analisis didapatkan nilai korelasi antara skor item dan skor total. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, dimana nilai r tabel dicari pada signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) adalah 81. Maka didapat nilai r tabel sebesar 0,361. Item pernyataan dikatakan valid jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar daripada nilai r tabel. Dan melihat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, karena nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel.
3.6.2. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukuran dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukuran tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. 49 F
Berhubung gejala sosial tidak semantap gejala fisik, maka dalam mengukur gejala sosial harus selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran (measurement error). Dalam riset sosial, kesalahan pengukuran ini cukup besar. Oleh karena itu, untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Hasil pengukuran gejala sosial merupakan kombinasi antara hasil pengukuran yang sesungguhnya (true score) dan 49
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy. Loc.cit. 140.
43
penambahan kesalahan pengukuran. Secara matematis, keadaan tersebut digambarkan dalam persamaan berikut Xo = Xt + Xe
ini: dimana:
Xo = angka yang diperoleh (obtained score) Xt = angka yang sebenarnya (true score) Xe = kesalahan pengukuran (measurement error) Semakin kecil kesalahan pengukuran, semakin reliabel alat pengukur. Sebaliknya semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Besar-kecilnya kesalahan pengukuruan dapat diketahui antara lain dari nilai korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua. Bila nilai korelasi (r) dikuadratkan, maka hasilnya disebut koefisien determinasi (coefficient of determination), yang merupakan petunjuk besar-kecil hasil pengukuran yang sebenarnya. Semakin tinggi angka korelasi, semakin besar nilai koefisien determinasi, dan semakin rendah kesalahan pengukuran. Misalkan, ditemukan korelasi antara pengukuran pertama dan kedua sebesar r = 0,90. Hasil pengukuran yang sesungguhnya adalah 0,90 x 0,90 = 81 persen. Apabila angka korelasi (r) yang ditemukan hanya 0,50, maka koefisien determinasinya hanya 0,25. Berarti hanya 25 persen saja yang merupakan hasil pengukuran yang sebenarnya. Ada cukup banyak teknik untuk mengukur reliabilitas. Peneliti memilih teknik Cronbach. Mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat dilakukan dengan menggunakan
44
koefisien alpha (α) dari Cronbach. Rumus ini ditulis sebagai berikut: 11
1
1
∑
dimana: r11 = reliabilitas instrumen k
= banyak butir pertanyaan = varian total
∑
= jumlah varian butir Adapun skala pengukuran tingkat reliabilitas instrumen penelitian dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 3.5 Skala Pengukuran Reliabilitas Cronbach Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20
Kurang reliabel
0,20 – 0,40
Agak reliabel
0,40 – 0,60
Cukup reliabel
0,60 – 0,80
Reliabel
0,80 – 1,00
Sangat reliabel
Sehingga akhirnya dapat disimpulkan apakah instrumen reliabel atau tidak. Dan berdasarkan penghitungan dengan menggunakan software SPSS 17 maka didapatkan hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
45
Tabel 3.6 Case Reliability N Cases
Valid Excludeda Total
% 81
100.0
0
.0
81
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 3.7 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .950
24
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
P1
90.6173
107.689
.534
.950
P2
90.7531
108.538
.493
.950
P3
90.8272
104.720
.719
.948
P4
90.7531
105.738
.693
.948
P5
90.7531
107.238
.713
.948
P6
90.7531
106.413
.705
.948
P7
90.6667
106.650
.635
.949
P8
90.7778
105.700
.763
.947
P9
90.7654
105.807
.719
.948
P10
90.8642
107.819
.649
.948
P11
90.7654
107.182
.680
.948
46
P12
90.8642
106.844
.681
.948
P13
90.8272
107.045
.626
.949
P14
90.8765
106.160
.630
.949
P15
90.8765
106.985
.623
.949
P16
90.6790
107.871
.525
.950
P17
90.8395
109.486
.548
.949
P18
90.7407
108.469
.646
.949
P19
90.6790
108.446
.634
.949
P20
90.6790
107.896
.655
.948
P21
90.6296
106.736
.706
.948
P22
90.8519
105.078
.699
.948
P23
90.5802
108.722
.654
.948
P24
90.7654
105.432
.747
.947
Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,950. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner penelitian ini sangat reliabel.
3.7 Tekhnik Analisis Data Pada tahap ini dilakukan analisa dan pembahasan terhadap data-data yang telah diolah pada tahap sebelumnya. Analisa data dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul dan kemudian diolah melalui tahap: 1.
Data diolah dari jawaban responden setelah kuesioner terkumpul.
2.
Menyederhanakan data dalam bentuk tabel.
3.
Kemudian data dianalisa secara kuantitatif dengan melihat perolehan angka-angka yang menunjukkan frekuensi penyebaran data. 50 F
50
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2003, 91.
47
Teknik analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh diolah ke dalam data kuantitatif yaitu editing, koding, dan tabulasi data. 51 F
Jenis skala dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval. Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. 52 Sedangkan tipe skala pengukurannya F
F
menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. 53 Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh F
F
peneliti, yang disebut sebagai variabel penelitian. Untuk setiap pertanyaan pertanyaan responden diberi skor (yang sebenarnya merupakan rating) sesuai dengan skala kategori yang diberikan, skor tersebut kemudian dijumlahkan, maka metode ini dinamakan “metode rating yang dijumlahkan” atau Method of Summating Rating oleh Bird (1940) yang dikembangkan oleh Rensis Likert, sehingga lebih dikenal dengan skala Likert. 54 F
Kriteria penilaian untuk masing-masing indikator yang dinyatakan melalui pernyataan dalam kuesioner adalah sebagai berikut:
51 52 53 54
Sangat setuju
:5
Setuju
:4
Ragu-ragu
:3
Tidak Setuju
:2
Narbuko Cholid dan Abu Achmad. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. 1999. Hal. 153 Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2007, 9. Riduwan. Ibid. Hal. 12. Saiffudin Azwar. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, 154.
48
Sangat Tidak Setuju
:1
Selanjutnya dicari rata-rata tiap jawaban responden. Untuk memudahkan penilaian tersebut maka dibuat interval. Dalam penelitian ini peneliti menentukan banyaknya interval sebanyak 5 (lima) pilihan respon. Alasannya bila respon terlalu sedikit maka hasilnya terlalu kasar, sedangkan bila terlalu banyak maka responden sulit untuk membedakan. 55 Rumus yang digunakan adalah sbb: 56 F
Panjang kelas interval =
F
F
Rentang Banyak kelas interval
Rentang
= Nilai tertinggi – Nilai terendah
Maka interval kriteria penilaian adalah sbb: 1,00 - 1,79
= Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Puas
1,80 - 2,59
= Tidak Setuju / Tidak Puas
2,60 - 3.39
= Ragu-ragu / Bisa Puas Bisa Juga Tidak Puas
3,40 - 4,19
= Setuju / Puas
4,20 - 5,00
= Sangat Setuju / Sangat Puas
Total skor jika semua responden menjawab: Batas Bawah (B) = jumlah responden x skor terendah (1) x jumlah pertanyaan Batas Atas (A)
= jumlah responden x skor tertinggi (5) x jumlah pertanyaan
Range (A-B) atau n = Batas Atas (A) – Batas Bawah (B) Quartil I (Q1)
= B+ n 4
55 56
Harun Al Rasyid. Teknik Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Hand Out PPs Unpad, 2000, 127. Harun Al Rasyid. Ibid.
49
Quartil II (Q2)
= B+ n 2
Quartil III (Q3)
= B + n.3 4
Apabila total skor dari data lapangan (responden) berada antara: B s/d Q1
= maka sikap sangat negatif
> Q1 s/d < Q2 = maka sikap negatif > Q2 s/d < Q3 = maka sikap positif > Q3
= maka sikap sangat positif
Batas Bawah
Q1
Q2
Q3
Q4
Dengan demikian akan diketahui score kepuasan komunikasi responden terhadap setiap pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan kepuasan komunikasi karyawan pada proses privatisasi PT Garuda Indonesia Tbk.