BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di kecamatan Cisurupan, kabupaten Garut . Kecamatan Cisurupan mempunyai luas wilayah sekitar 4.580 Ha2. Kecamatan Cisurupan terletak pada koordinat 7o15’9” LS – 7o22’0,84” LS dan 107o43’8,76” BT – 107o48’50,4” BT Kecamatan Cisurupan berbatasan dengan beberapa wilayah diantaranya: 1. Sebelah utara dengan kecamatan Sukaresmi 2. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Bayongbong dan Cigedug 3. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Cikajang, dan 4. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Bandung. Kecamatan Cisurupan memiliki jarak ke ibukota Kabupaten Garut sekitar 15 km atau bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam. Kabupaten Garut terbagi kedalam tiga bagian yaitu bagian utara, bagian tengah, dan bagian selatan. Kecamatan Cisurupan terletak di bagian tengah Kabupaten Garut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kecamatan Cisurupan terdiri dari 17 desa diantaranya desa Sukawargi, desa Sukatani, desa Didatar, desa Cisero, desa Cisurupan, desa Karamatwangi, desa Balewangi, desa Tambakbaya, desa Sirnajaya, desa Sirnagalih, desa Pakuwon, desa Simpangsari, desa Pangauban, desa Cipaganti, desa Pamulihan, desa Situsari, dan desa Cinta Asih. Kecamatan Cisurupan terdiri dari 40 dusun, 118 Rukun Warga, dan 665 Rukun Tetangga yang tersebar di 167 Kampung. Sebagian besar desa di Kecamatan Cisurupan merupakan berada pada ketinggian 1.000 mdpl- 1.300 mdpl. Sehingga sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian karena ketinggiannya yang cocok. Pertanian yang ada di Kecamatan Cisurupan terdiri dari pangan dan hortikultura. Namun sebagian besar pertanian di Kecamatan Cisurupan merupakan pertanian hortikultura.
40
Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
Gambar 3.1 Peta Administratif Kecamatan Cisurupan
Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
B. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006, hlm. 26) mengungkapkan “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya”.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Fathoni (2006, hlm. 100) mengemukakan bahwa “metode survei adalah metode pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empirik yang berlangsung di lapangan atau lokasi penelitian, umumnya dilakukan terhadap unit sampel yang dihadapi sebagai responden dan bukan terhadap seluruh populasi sasaran”. Menurut Tika (1997, hlm. 9) menyatakan bahwa: Survei suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti. Data yang dikumpulkan dapat bersifat fisik misalnya tanah, geomorfologi, faktor iklim, dan sebagainya. Sedang yang bersifat sosial dapat berupa kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan penduduk. Menurut Nasution (2009, hlm. 25) suatu penelitian survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil populasi itu. Dalam survey sering muncul masalahmasalah yang sebelumnya tidak diketahui atau diduga, sehingga sekaligus bersifat eksploratoris. Metode survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei deskriptif. Menurut Fathoni (2006, hlm. 100) mengemukakan bahwa survey deskriptif yaitu survei untuk mengadakan pemeriksaan dan melakukan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empiric yang diperiksa. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi menurut Sumaatmadja (1988, hlm. 112), “keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang diteliti, yang ada di daerah penelitian menjadi objek penelitian geografi. Populasi wilayah yang akan diteliti mencakup seluruh desa yang ada di kecamatan Cisurupan yang meliputi 17 desa. Sedangkan populasi petani yang akan diteliti memiliki jumlah 18.424 orang petani.
Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Yang Bekerja Di Sektor Pertanian NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Desa/Kelurahan Sukawargi Sukatani Cidatar Cisero Cisurupan Karamatwangi Balewangi Tambakbaya Sirnajaya Sirnagalih Pakuwon Simpangsari Pangauban Cipaganti Pamulihan Situsari Cinta Asih Jumlah
Jumlah Petani 1.430 1.967 1.173 1.352 1.152 965 984 253 3.115 830 978 826 564 715 774 725 621 18.424
Sumber: kecamatan Cisurupan dalam Angka 2014
2. Sampel Sampel menurut Sumaatmadja (1988, hlm. 112) “sampel merupakan bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling jenis simple random sampling. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 122) mengemukakan bahwa “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi anggota sampel”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi. Metode penarikan sampel acak sederhana menggunakan undian tabel angka acak (random). Menurut Masyhuri (2008, hlm. 168) syarat yang harus dipenuhi diantaranya (1) harus tersedia daftar kerangka sampling (sampling frame), (2) sifat populasi harus homogen, (3) keadaan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis. Daftar sampel dalam penelitian ini didapatkan dari intansi terkait berupa kelompok tani yang ada di setiap desa di Kecamatan Cisurupan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Kecamatan Cisurupan. Dan populasi dalam Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
penelitian ini tersebar secara administratif yaitu di desa-desa yang telah ditentukan. Jumlah sampel yang akan diambil dihitung berdasarkan rumus Slovin. Rumus Slovin dalam Noor (2013, hlm 158) dirumuskan sebagai berikut: n=
𝑁 1 + 𝑁𝑒²
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = tingkat kesalahan pengambilan sampel (dengan tingkat kesalahan 10 % (Tingkat kesalahan yang biasa digunakan dalam penelitian sosial) Maka jumlah sampel yang diambil: n= n=
𝑁 1 + 𝑁𝑒²
18424 1 + 18424.10² n = 99,46
Jadi, sampel petani yang akan diambil berjumlah 100 orang. Untuk menentukan desa yang dijadikan sampel maka dilakukan pembagian desa berdasarkan jumlah penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Pembagian Desa Menurut Jumlah Penduduk No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Desa/Kelurahan Sirnajaya Sukatani Sukawargi Cisero Cidatar Cisurupan Balewangi Pakuwon Karamatwangi Sirnagalih Simpangsari Pamulihan Situsari Cipaganti Cinta Asih Pangauban Tambakbaya
Jumlah Petani 3115 1967 1430 1352 1173 1152 984 978 965 830 826 774 725 715 621 564 253
Kategori Kepadatan Penduduk
Desa Sampel
Tinggi
Sirnajaya
Sedang
Balewangi
Rendah
Situsari
Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
Maka dilihat dari Tabel 3.2 dapat diketahui desa sampel yang mewakili jumlah petani yang tinggi, sedang, dan rendah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Pengambilan Sampel Desa NO 1. 2. 3.
Desa Sampel Sirnajaya Balewangi Situsari Jumlah
Jumlah Petani 3115 984 725 4824
Berdasarkan tabel 3.3 maka proporsi masing-masing desa untuk diambil sampel penduduknya adalah: 𝑛=
𝑃𝑖 𝑥100 𝑃𝑡
Keterangan: n= Jumlah Sampel Pi=Jumlah penduduk didesa sampel Pt= Jumlah seluruh penduduk sampel 1. Desa Sirnajaya 3115 𝑥 100 = 64,5 4824 Dibulatkan menjadi 65 2. Desa Balewangi 984 𝑥100 = 20,3 4824 Dibulatkan menjadi 20 3. Desa Situsari 725 𝑥100 = 15,029 4824 Dibulatkan menjadi 15
Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Jadi masing-masing desa diambil sampel dengan jumlah Desa Sirnajaya 65 petani, Desa Balewangi 20 petani, dan Desa Situsari 15 petani. D. Variabel penelitian Menurut Noor (2013, hlm. 48) variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka variabel yang ditetapkan untuk diteiliti yakni karakteristik petani dan tingkat kesiapan petani dalam menghadapi pengembangan kawasan agropolitan ini. Dalam penelitian ini, variabel akan diuraikan dalam tabel 3.4. Tabel 3.4 Variabel Penelitian Variabel Penelitian Karakteristik Petani
Kesiapan Petani
Indikator 1. Umur 2. Tingkat pendidikan, 3. Jumlah anggota keluarga 4. Pengalaman berusaha tani 5. Luas lahan garapan, 6. Status Kepemilikian Lahan 7. Komoditi yang ditanam 8. Modal usaha tani 9. Pendapatan yang diperoleh 1. Usaha Mencari Informasi Baru 2. Kerjasama Petani 3. Pengetahuan Pengelolaan Budidaya 4. Pemasaran produk
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya: 1. Observasi Observasi menurut Noor (2013, hlm. 140) menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrumen yang dapat digunakan pada saat observasi seperti lembar pengamatan, panduan pengamatan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi infrastruktur, lahan
Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
pertanian di kecamatan Cisurupan, serta sarana dan prasarana yang menunjang aktifitas agrobisnis di kecamatan Cisurupan. 2. Wawancara Wawancara menurut Noor (2013, hlm. 138) mengungkapkan bahwa wawancara merupakan salahsatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancara tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara dilakukan kepada petani terutama, serta kepada penyuluh dan kepala UPTD kecamatan Cisurupan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. 3. Studi Dokumentasi Menurut Noor (2013, hlm. 141) sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cinderamata, laporan, dll. Sifat utama data tersebut tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang pada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi pada waktu silam. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mendapatkan data dari intansi terkait mengenai perkembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Cisurupan. F. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2011, hlm. 148) mengemukakan bahwa “instrument penelitian adalah suatu alat yang akan digunakan dalam mengkaji fenomena alam maupun fenomena sosial objek kajian yang akan diamati”. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur gejala-gejala sosial berupa pertanyaan yang disusun oleh peneliti berupa kuesioner untuk wawancara. Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan petani di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut untuk memperoleh informasi yang diperlukan diantaranya mengenai karakteristik petani (usia, jenis kelamin, pendidikan formal dan pendidikan nonformal, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, jumlah tenaga kerja, lamanya pengalaman berusaha tani, jenis komoditas yang ditanam, modal usaha tani, pendapatan yang diperoleh, biaya tenaga kerja), dan kesiapan petani (usaha Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
mencari informasi baru, kerjasama petani, pengetahuan pengelolaan budidaya, serta pemasaran hasil pertanian). G. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase. Teknik analisis ini digunakan untuk menginterpretasikan data yang berbentuk angka atau yang bersifat sistematis. Rumus yang digunakan yakni: 𝑓
P= 𝑁 𝑥 100% Dengan : P = Persentase (%) yang dicari f = jumlah responden yang memilih alternatif jawaban N = Jumlah keseluruhan responden Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Persentase Persentase Kriteria 0% Tidak ada/tak seorang pun 1 % - 24 % Sebagian kecil 25% - 49% Kurang dari setengahnya 50 % Setengahnya 51 % - 74 % Lebih dari setengahnya 75 % - 99% Sebagian besar 100 % Seluruhnya Sumber: Arikunto (dalam Nureni, 2011)
Syifa Utami H, 2015 TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu