BAB III METODOLOGI
1.1
Kerangka Pikir Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar
di bawah ini :
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Pada gambar 3.1 di atas, input dari kerangka pikir adalah survey dimana dari tahap ini peneliti memperoleh data-data dari perusahaan industri dan provider penanggungjawab kesehatan kerja perusahaan tersebut.
1
2
Kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu proses terdiri atas identifikasi masalah, identifikasi sebab masalah, dan studi literatur. Dari hasil survey penyebab masalah yang dapat diidentifikasi adalah tidak optimalnya disease management karena belum dapat dipantau pelaksanaanya sehingga target rencana perawatan kesehatan tidak tercapai. Masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana memantau suatu rencana perawatan kesehatan yang sedang dijalankan oleh pasien dapat mencapai hasil sesuai dengan target yang telah ditentukan. 2. Bagaimana
meningkatkan
kesadaran
kepatuhan
pasien
terhadap
rekomendasi - rekomendasi yang diberikan. Studi literatur sebagai pedoman untuk menghasilkan sistem yang akan dirancang. Hal ini dilakukan dengan membandingkan standar perawatan kesehatan untuk penyakit diabetes, hipertensi, dan TBC di dunia dengan perawatan kesehatan yang telah dilakukan oleh PMI. Output dari penelitian berupa perancangan Sistem informasi yang mendukung perawatan penyakit Diabetes, Hipertensi, dan TBC di PMI sebagai solusi. Manajemen penyakit ini dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan karyawan dengan memantau makanan karyawan, aktifitas olahraga karyawan, mengikutsertakan karyawan pada program-program kesehatan; konsultasi mingguan karyawan dengan dokter umum dan dokter K2. Hal ini dapat mengurangi risiko peningkatan sakit karyawan dan dapat mendukung kinerja karyawan. Dengan adanya sistem ini, informasi dapat diperoleh dengan lebih mudah baik oleh pihak staf Disman maupun oleh pasien.
3
1.1.1 Sistem yang sedang berjalan Program kesehatan kerja dan pihak-pihak yang terkait di dalamnya :
Gambar 3.2 Komponen dalam Program Kesehatan Kerja PT. Panasonic Manufacturing Indonesia
Di PT Panasonic untuk kesehatan kerja, seperti yang telah dijabarkan pada gambar 3.2 di atas, terdapat empat pihak yang terlibat yaitu PMI sendiri, IBS sebagai Health Consultant, Citra Husada sebagai provider program kesehatan kerja, dan EQUITY sebagai Insurance Company. •
IBS, sebagai konsultan kesehatan mengatur koordinasi antara JPK Citra Husada dan perusahaan asuransi, memonitoring program kesehatan yang berjalan, kebijakan asuransi; mengevaluasi kinerja JPK dan perusahaan asuransi.
•
EQUITY sebagai perusahaan asuransi.
4
•
JPK provider yaitu Citra Husada sebagai penyedia dan penanggung jawab kesehatan kerja karyawan PT PMI melakukan beberapa tindakan untuk menjaga kesehatan kerja karyawan sehingga dapat mendukung produktifitas karyawan.
Klasifikasi tindakan yang dilakukan antaranya : environtment, health education, medical treatment, herediter/genetic. •
Environment meliputi : Health Screening, Health Clearance Test, Medical Check Up related to workplace, Health risk assessment, nutrition/canteen hygiene.
•
Health Education meliputi : Health promotion, medical emergency response plan, hearing conservation program, personal protective equipment.
•
Medical Treatment meliputi : Disease management, Medical audit, hearing conservation program, medical data management, health provider network.
•
Herediter/genertic : Health screening test. Dalam penelitian ini peneliti akan fokus pada Disease
management (DisMan) yang merupakan bagian dari medical treatment. DisMan diperuntukan bagi karyawan PMI yang berpenyakit kronis (diabetes, hipertensi, dan TBC), sehingga karyawan penderita penyakit kronis tersebut tidak bertambah parah.
5
PT PMI menetapkan 4 tingkat karyawan berdasarkan tanggung jawab kerja: 1. entry level 2. supervisor 3. manager 4. direksi Setiap tingkat karyawan akan diberikan pelayanan pengobatan yang berbeda-beda sesuai dengan batas tanggungan asuransi. Seluruh karyawan di hari pertama bekerja akan mendapatkan: 1. buku petunjuk pelayanan kesehatan PT PMI 2. KBS (Kartu Berobat Sementara) yang berlaku selama 1 bulan pertama sebelum mendapatkan Kartu Berobat JPK CH dan Kartu Berobat Equity yang akan selesai dalam waktu 7 hari, KBS dapat diperoleh dengan mendaftarkan diri sebagai peserta K2T (Kesehatan Kerja Terpadu) Selain karyawan, keluarga karyawan juga diberikan Kartu Berobat: 1. Satu suami/istri pertama, berlaku sampai karyawan pensiun 2. Tiga anak kandung/angkat pertama, berlaku sampai usia anak 21 tahun, belum menikah, dan belum bekerja, atau sampai karyawan pensiun (tergantung kondisi mana yang lebih dulu tercapai)
6
Kesehatan Kerja Terpadu (K2T) adalah layanan yang diberikan oleh JPK CH dengan menekankan pelayanan perlindungan sehingga pelayanan pengobatan dapat dihindari. Slogan K2T: 1. tercatat, artinya semua informasi dicatat 2. terawasi, artinya ada pemeriksaan kesehatan berkala 3. bertingkat, artinya ada tingkatan jenis pelayanan pengobatan
Alasan pelayanan pengobatan harus dihindari: 1. menjaga produktivitas karyawan 2. menekan biaya pelayanan pengobatan 3. menjaga
kesejahteraan
karyawan
sesuai
peraturan
JamSosTek
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja), PT PMI dapat dituntut secara hukum jika karyawan sakit karena pekerjaan.
Bentuk layanan K2T: 1. MCU (Medical Check Up) yang dilakukan pada saat diterima bekerja 2. pemberian penanganan khusus untuk penyakit kronis 3. penentuan divisi kerja dan lokasi kerja 4. pemberian penyuluhan kesehatan, dan paket keamanan kerja (i.e. masker, etc.) 5. pemberian program kesehatan (i.e. kolesterol tinggi diberikan program kesehatan makan rendah garam, etc.)
7
6. pemberian makan pagi dan makan siang yang sehat, dan anjuran makan malam yang sehat 7. pemeriksaan kesehatan berkala 8. penanggapan pelayanan konsultasi, pengobatan, dan UGD (Unit Gawat Darurat) 9. MCU (Medical Check Up) yang dilakukan pada saat akan dimutasi jika karyawan menjadi sakit selama bekerja di divisi kerja dan lokasi kerja yang dimaksud
Gambar 3.3 Proses Penentuan Program K2
Gambar 3.3 Proses penentuan program K2 untuk setiap karyawan diawali dengan Medical check up karyawan. Kemudian sesuai dengan hasil medical check up, dilanjutkan ke tahap penempatan kerja. Dengan mempertimbangkan hasil MCU dan data lingkungan tempat kerja maka akan ditentukan karyawan tersebut masuk dalam program k2 tertentu sesuai dengan kebutuhannya.
8
Gambar 3.4 Struktur Departemen Kesehatan Kerja
Departemen Kesehatan Kerja seperti pada gambar 3.4, dikepalai oleh seorang kepala departemen dan membawahi divisi klinik dan staf dari setiap program-program K2 yang disediakan. Programprogram K2 dilakukan untuk membantu menjaga kondisi kesehatan karyawan agar tetap baik. Salah satunya adalah program DisMan. Sedangkan klinik untuk menangani karyawan yang telah sakit.
9
1.1.2 Sistem DisMan yang dilakukan
Gambar 3.5 Sistem DisMan yang dilakukan Gambar 3.5 menggambarkan sistem DisMan yang dilakukan di PT.PMI. Karyawan yang sudah dikategorikan sebagai peserta DisMan wajib menjalankan rencana perawatan kesehatan yang telah disepakati bersama dengan Staf DisMan. Rencana perawatan kesehatan meliputi target yang harus dicapai oleh karyawan, jenis dan jumlah nutrisi yang harus dikonsumsi oleh karyawan, waktu aktifitas fisik yang harus dijalani oaleh karyawan, mengikuti program DisMan yang telah dijadwalkan untuk menambah pengetahuan karyawan mengenai penyakitnya dan usaha menanganinya, pengobatan yang harus dilakukan dan jadwal konsultasi yang harus dilaksanakan. Saat ini, Karyawan biasanya melakukan kunjungan (kontrol) ke dokter khusus yang telah disediakan oleh CH yang dilaksanakan mingguan. Karyawan juga diperbolehkan untuk konsultasi di luar tetapi diwajibkan untuk melapor mengenai obat dan dosisnya. Pemantauan yang
10
dilakukan dalam pelaksanaan program DisMan yang dilakukan oleh PMI adalah pemantauan menu makanan rendah garam. Staf Dismen kemudian memeriksa keadaan pasien dan menilai apakah target rencana perawatan kesehatan menyimpang atau tidak. Ketika konsultasi Staf Dismen akan menanyakan di bagian mana dan kapan karyawan
tidak
patuh
terhadap
rencana
perawatan
yang
telah
dijalankannya. Kemudian setelah mendapat informasi tersebut dan dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan saat konsultasi, Staf DisMan membuat laporan dan menyimpulkan langkah-langkah apa saja yang akan di ambil sebagai bahan masukan dalam pembuatan rencana perawatan kesehatan selanjutnya.
1.1.3 Kerangka Pikir Sistem Disease Management Sistem DisMan yang diusulkan melibatkan Alert Management System dan Self Monitoring System. Alert Management System untuk mendukung
kegiatan
konsultasi, olahraga,
dan edukasi DisMan.
Sedangkan Self Monitoring System untuk menyediakan data gula darah, tekanan darah, dan obat pasien. Alur sistem dapat dilihat pada gambar 3.6.
11
Gambar 3.6 Kerangka Pikir Sistem Gambar 3.6 menjelaskan tentang sistem DisMan yang akan didesain pada studi ini. Sistem DisMan yang telah ada (lihat gambar 3.5) akan dilengkapi dengan: Alert Management System untuk membantu mengingatkan pasien
untuk
menjalankan
program DisMan; Self
Monitoring System untuk membantu pasien dalam mengetahui kondisi terkini mereka berdasarkan hasil data pengukuran mereka; dan E-guideline yang bisa mereka akses melalui web. Sistem yang didesain ini akan memudahkan staf DisMan untuk memantau pasien.
12
1.2
Jenis Penelitian
Studi ini termasuk dalam riset kualitatif yang dilakukan dengan riset pustaka untuk mengetahui sistem DisMan yang berlaku di dunia. Dari hasil studi pustaka tersebut, akan dibangun suatu rancangan sistem informasi yang dapat mendukung pelaksanaan DisMan di PT. PMI yang mengacu pada bisnis proses yang ada pada PT. PMI. Dalam riset kualitatif tidak diperlukan adanya hipotesis, analisis data, dan pengujian terhadap hipotesis tersebut.
1.3
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data adalah :
a. Wawancara dengan provider penanggung jawab kesehatan kerja karyawan Untuk mendapatkan proses sistem yang sudah berjalan dan mengetahui alur data. b. Wawancara dengan Lembaga HRD perusahaan Untuk memperoleh gambaran sistem umum antara perusahaan dan provider. c. Studi Literatur Untuk mendapatkan data atau informasi kesehatan atau IT-IS dalam merancang sistem.
13
d. Online Searching Melalui browser dengan bantuan search engine, mendapatkan jurnal, ebook online, artikel online.
1.4
Jenis Data a. Data Kategorikal – Data Nominal = jenis kelamin (pria, wanita), keanggotaan DisMan (diabetes, hipertensi, TBC) – Data Ordinal = glycemic (hyperglycemic, hypoglycemic), tekanan darah (hipertensi tahap 1, hipertensi tahap 2) – Data Binari
= absensi olahraga (hadir, tidak hadir), obat
(minum obat, tidak minum obat), food tracking (patuh, tidak patuh) b. Data Pengukuran – Data diskrit = banyaknya karyawan yang tidak mencapai target rencana perawatan kesehatan – Data kontinu = berat badan, nilai gula darah, nilai tekanan darah, usia
14
1.5
Metode Perancangan
Perancangan sistem dilakukan dengan membuat Unified Modeling Language (UML ) yaitu class diagram, use case diagram dan sequence diagram.
1.6
Model Penelitian
1.6.1 Model Pengembangan Disease Management Model yang digunakan adalah model Incremental dalam pembangunan software dan Chronic Care Model sebagai pendekatan yang digunakan untuk penanganan manajemen penyakit kronis.