BAB III METODOLOGI DAN TINJAUAN LAPANGAN
3.1. Metodologi Balanced Scorecard yaitu: 1. Financial Perspective Ukuran performa dengan menggunakan perspektif keuangan melihat perencanaan strategis dan implementasi yang memberikan pengembangan pada keuntungan perusahaan. Peningkatan direfleksikan kedalam target khusus yang berhubungan dengan keuntungan, pertumbuhan bisnis, dan nilai Shareholders. Pengukuran performa keuangan mempertimbangkan tiga tahap daur hidup bisnis dengan target yang berbeda maka ditekankan pengukuran yang berbeda. Tiga tahap daur hidup bisnis tersebut adalah: a. Growth. Tahap pertumbuhan terjadi dalam frase awal daur hidup bisnis dimana perusahaan membuat produk dan layanan dengan tingkat potensi pertumbuhan yang sangat signifikan. Manajemen berkomitmen untuk mengembangkan dan mengubah produk dan layanan baru, mengembangkan fasilitas produksi meningkatkan kemampuan operasi, pengembangan sistem, infra struktur, dan jaringan distribusi yang mendukung hubungan global, dan membuat hubungan pengembangan pelanggan. Pada tahap ini, bisnis beroperasi dengan arus kas
30
31
negatif dan tingkat pengembalian modal yang rendah. Jadi, tujuan keuangan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dengan persentase pertumbuhan sebagai pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan sebagai target pasar. b. Sustain. Ini adalah tahap kedua dimana mayoritas unit bisnis pada perusahaan akan berada. Perusahaan tetap menarik untuk diinvestasi dan diinvestasi lagi dan dibutuhkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari modal yang sudah diinvestasikan. Pada tahap ini, perusahaan akan mencoba untuk menjaga pangsa pasar dan mengembangkannya sebisa mungkin. Investasi pada umumnya diarahkan untuk menghilangkan kemacetan kinerja, kapasitas pengembangan dan pengembangan terus menerus. Target finansial berfokus pada penghasilan yang didapat pada modal yang diinvestasikan biasanya menggunakan Return on Investment (ROI), Return on Capital Employed (ROCE) dan Economic Value Added (EVA). c. Harvest. Ini adalah tahap akhir dimana perusahaan benar-benar memanen semua investasi yang telah dibuat dari 2 tahap sebelumnya. Tidak ada investasi besar lagi baik ekspansi atau pun membuat kemampuan baru, kecuali untuk fasilitas maintenance. Target keuangan pada tahap ini adalah untuk memaksimalkan inflow kas dan mengurangi modal kerja. 2. Customer Perspective. Filosofi manajemen sekarang telah memperlihatkan pengakuan pentingnya fokus dan kepuasan pelanggan. Perspektif ini memberi indikator, jadi jika pelanggan
32
tidak puas, mereka akan mencari produsen lain yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Performa yang tidak baik dari perspektif pelanggan akan mengurangi jumlah pelanggan di masa yang akan datang meskipun performa keuangan terlihat baik sekarang. Perspektif pelanggan memiliki 2 kelompok pengukuran yaitu: a. Pengukuran pelanggan inti. Pengukuran pelanggan inti, dapat dilihat pada gambar 2.3 Perpektif Pelanggan. Pengukuran Inti, memiliki beberapa pengukuran,yaitu: 1) Pangsa pasar. Pangsa pasar merefleksikan proporsi bisnis dalam pasar unit bisnis yang menjual dan mengandung volume penjualan, jumlah pelanggan, dan volume unit yang dijual. 2) Retensi Pelanggan. Pengukuran di level mana perusahaan dapat menjaga hubungan dengan pelanggan. 3) Akuisisi Pelanggan. Pengukuran, pada tingkat tertentu, unit bisnis dapat menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. 4) Kepuasan Pelanggan. Memperkirakan tingkatan kepuasan pelanggan yang berhubungan dengan kriteria performa yang khusus pada nilai preposisi. 5) Keuntungan Pelanggan. Pengukuran keuntungan pelanggan setelah pengurangan dari pengeluaran khusus dibutuhkan untuk mendukung pelanggan.
33
Sumber: Kaplan, et. al, 2000, p. 60 Gambar 3.1 Perpektif Pelanggan, Pengukuran Inti.
b. Preposisi nilai pelanggan. Preposisi nilai pelanggan dapat dilihat seperti gambar 2.4 Nilai Preposisi Pelanggan, pemicu performa yang ada pada preposisi nilai inti berbasis pada atribut: 1) Atribut produk dan layanan. Atribut produk dan layanan meliputi fungsi produk/layanan, harga, dan kualitas. Pelanggan memiliki bermacam-macam keingingan atas produk yang ditawarkan. Beberapa pelanggan menginginkan fungsi produk, kualitas atau harga. Perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dari penawaran produk, kemudian mengukuran performa dapat ditentukan. 2) Hubungan Pelanggan. Hubungan Pelanggan berhubungan dengan perasaan pelanggan melalui proses dari produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan pelanggan
34
tergantung pada respon dari perusahaan dan waktu pengiriman. Pelanggan biasanya mempertimbangkan waktu pengiriman yang cepat sebagai factor yang penting untuk kepuasan mereka. 3) Image dan Relasi Image dan reputasi mendatangkan faktor yang tidak dapat dinilai untuk menarik pelanggan kepada perusahaan. Membuat image dan reputasi dapat dicapai melalui iklan dan kualitas pengiriman produk dan layanan.
Sumber: Kaplan, et. Al., 2000, p. 65 Gambar 3.2 Nilai Preposisi Pelanggan
1.
Internal Process Business Perspective. Pada perspektif ini, para manajermen lakukan identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Analisis proses bisnis internal dilakukan dengan memanfaatkan analisis rantai nilai. Dalam analisis ini, manajemen mengidentifikasi proses bisnis internal yang dianggap sebagai sesuatu yang superior bagi perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka dan apakah produk dan servis sudah sesuai dengan harapan
35
pelanggan. Perspektif ini harus didesain secara rinci oleh seseorang yang sangat mengerti misi perusahaan.
3.2. Sejarah Singkat PT. MEDCO E&P Indonesia PT. Medco E&P Indonesia adalah anak dari PT. MedcoEnergi Tbk. Yang merupakan perusahan publik swasta nasional (sejak 1994). Perusahaan adalah salah satu perusahaan swasta dalam negri yang bergerak dalam bidang industri minyak dan gas bumi. Perusahaan sendiri berdiri pada 9 juni 1980 yang pada awalnya adalah sebuah perusahaan kontraktor partikelir dibidang jasa pemboran minyak dan gas bumi didaratan (onshore drilling). Bidang usaha termasuk dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, industri hilir: produksi Liquid Peroleum Gas (LPG), distribusi bahan bakar diesel dan pembangkit tenaga listrik. Saat ini Perusahaan beroperasi di lima belas wilayah kerja minyak dan gas di Indonesia yang tersebar dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, serta di satu wilayah kerja minyak di Oman, satu wilayah kerja minyak dan gas di Libya, satu wilayah kerja minyak dan gas di Tunisia, dua wilayah kerja minyak dan gas di Yaman, dan dua belas wilayah kerja di Amerika Serikat. Berikut adalah sejarah perkembangan perusahaan : 1. Th 1992
: Akuisisi Tesoro, Kalimantan Timur (PT. Exspan) 5.000 Barrel Oil Per Day (BOPD).
2. Th 1995
: Akuisisi Stanvac, Riau dan Sumatera Selatan (PT. Exspan) 12.000 BOPD.
36
3. Th 2004
: Rebranding menjadi PT. Medco E & P Indonesia Akuisisi Novus Australia Ltd.
4. Th 2005
: Membeli Blok Merangin, Sembakung.
5. Th 2006
: Bersama Premier dan Japex, membeli “MBAL” di blok A (Aceh).
6. Th 2007
: Bersama Premier membeli “CPAL” (anak perusahaan Conoco Phillips) di Blok-A sekaligus menjadi operator Blok-A.
7. Th 2008
: Penandatanganan HOA untuk penjualan gas dari Lap. Senoro (Sulawesi Tengah).
Perusahaan menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama dengan BP Migas. Perusahaan ini memiliki wilayah kerja di berbagai wilayah di Indonesia dan memiliki kapasitas produksi minyak bumi sebesar 50,000 Barrel Oil per Day (BOPD) serta gas alam sebesar 110 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) (Status Oktober 2006).
37
3.3. Struktur Organisasi, Job Description dan Tanggung Jawab 3.3.1. Struktur Organisasi Berikut adalah struktur organisasi Perusahaan:
Sumber: Annual Report 2008, P132 PT. Medco Energi Internasional Tbk. Gambar 3.3. Struktur Organisasi PT. Medco Energi International Tbk.
38
Berikut setruktur Departemen Produksi:
Sumber: Annual Report 2008, P. 133 PT. Medco Energi Internasional Tbk. Gambar 3.4. Struktur Departemen Produksi PT. Medco Energi International Tbk.
3.3.2. Job Description Berdasarkan wawancara dengan Manajer Petroleum Engineer Perusahaan, job description masing-masing posisi dalam Perusahaan adalah sebagai berikut: 1.
Manajer. Job description Direktur adalah: a. Bertanggung jawab dalam memantau kinerja Perusahaan. b. Membuat visi dan misi yang ingin dicapai oleh Perusahaan. c. Menentukan objektif dalam rangka mewujudkan visi dan misi. d. Mengarahkan dan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai visi dan misi Perusahaan.
2.
Lead Engineer. Job description Lead Engineer adalah: a. Bertanggung jawab dalam mengendalikan sumber daya untuk memaksimalkan kinerja perusahaan.
39
b. Menerima arahan dari Direktur dan memimpin kegiatan produksi di lapangan. c. Memberikan laporan kinerja sumber daya dan sejauh mana proyek sudah diselesaikan. 3.
Supervisor. Job description supervisor adalah: a. Memantau apa yang sedang dikerjakan oleh tenaga kerja di lapangan. b. Mengarahkan tenaga kerja agar bekerja maksimal di lapangan dan menegur
bila terdapat penyimpangan. c. Memberi tanda setiap penyelesaian tugas kerja yang dilakukan oleh tenaga
kerja dan memberi laporan kepada Lead Engineer. 4.
Kepala Gudang. Job description Kepala Gudang adalah: a. Bertanggung jawab atas segala proses keluar dan masuknya barang pada
gudang. b. Mencatat semua transaksi keluar masuknya barang dari gudang. c. Memastikan bahwa persediaan alat di gudang sesuai kebutuhan.
5.
Mekanik. Job description Mekanik adalah: a. Menjaga tingkat produktivitas alat. b. Melakukan schedule maintenance sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
dan membuat laporan pekerjaan tersebut secara tertulis.
40 c. Melakukan perbaikan atas kerusakan alat dengan segera dan melakukan
tindakan yang perlu diambil dengan tujuan untuk menghindari downtime alat yang terlalu lama. d. Membuat laporan pekerjaan yang dilakukan setiap hari secara jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan. 6.
Keuangan. Job description Keuangan adalah: a. Bertanggung jawab atas kondisi keuangan di lapangan. b. Memastikan pengeluaran harian untuk karyawan sesuai kebutuhan.
3.4. Tinjauan Lapangan Kaji-Semoga Menurut sumber manajemen produksi Perusahaan, di Sumatera Selatan, Perusahaan mempunyai daerah operasi yang tersebar pada tiga blok area, yaitu: Blok Rimau, Blok South Sumatra Extension, dan Blok Lematang.
41
Sumber : Data File Wilayah produksi PT. MEDCO E&P Indonesia Sumatra Selatan Gambar 3.5. Peta Area Blok Usaha Hulu Minyak dan Gas di Daerah Sumatera Bagian Selatan
1. Blok Rimau a. Lapangan Kaji Semoga yang berada di Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin. b. Lapangan Tabuan, Langkap dan Kerang. c. Lapangan West Iliran dan Rimbabat. 2. Blok South Sumatera Extension. a. Lapangan Jene. b. Lapangan Ibul berada di kabupaten Muara Enim.
42
c. Lapangan Pian Taras, dan Rambutan yang berada di Kabupaten Musi Rawas dan Lapangan Lagan dan Gunung Kembang yang berada di Kabupaten Muara Enim. Lapangan ini adalah sumur gas. d. Lapangan Soka yang berada Kabupaten Rawas. e. Lapangan Fariz. 3. Blok Lematang, blok ini sekarang ini sedah dikembangkan.
3.4.1. Sejarah Lapangan Kaji - Semoga Dari sumber data file wilayah produksi PT. MEDCO E&P Indonesia Sumatra Selatan lapangan lapangan Kaji-Semoga adalah salah satu lapangan penghasil minyak dan gas onshore di Sumatera Selatan yang dikelola oleh PT Medco E&P Indonesia. Lapangan Kaji-Semoga ditemukan pada tahun 1996, secara regional termasuk dalam daerah Rimau Block Area Sumatra Selatan, berada di Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyu Asin. Lapangan Kaji-Semoga terletak pada koordinat 104o 4’, 21. 94” Bujur Timur dan 002o 49’, 14.43” Lintang Selatan sekitar 70 km barat selatan kota Palembang. Lokasi lapangan Kaji-semoga ini dapat dilihat pada Gambar 3.6.
43
Sumber: PT. MEDCO E&P Indonesia Gambar 3.6. Peta Lokasi Lapangan Kaji-Semoga
3.4.2. Aspek Geologi Beberapa aspek geologi yang dapat menentukan jenis lapisan batuan dan wilayah perusahaan, sebagai berikut: 1. Geologi Regional. Lapangan Kaji-Semoga berdekatan dengan lapangan lain seperti Barat Illiran, Langkap, Rumbi, Rimbabat, Bunga, Kerang, Tabuan yang kesemuanya berada dalam block Rimau. Lapangan Kaji-Semoga terletak pada Palembang high, yang dibatasi oleh Jemakur subgraben di bagian Utara, Sekayu subgraben pada bagian Barat, Gambar 3.7. Akumulasi minyak pada bagian Barat Palembang high, dikontribusi oleh source rock pada Jemakur subgraben dan Sekayu subgraben, Perbedaan source ini
44
menyebabkan perbedaan oil gravity antara lapangan Kaji-Semoga dengan lapangan lain dalam block Rimau. Gravity rata-rata Langkap dan lapangan sekitarnya berkisar 33 °API, sedangkan lapangan Kaji-Semoga Oil gravity berkisar 38°API jika dibandingkan dengan Langkap dan lapangan sekitarnya hanya 33°API.
Sumber: PT. MEDCO E&P Indonesia Gambar 3.7. Geologi Regional Lapangan Kaji-Semoga
Minyak yang dihasilkan dari sumur-sumur Kaji-Semoga pun kebayakan berasal dari formasi Baturaja Limestone, beberapa sumur juga berasal dari lapisan Talang Akar dan Telisa dan semua sumur-sumur di Lapangan Kaji Semoga menembus formasi Telisa.
45
2. Stratigrafi. Sedimen yang paling tua pada region ini adalah Paleo Oligicene Terrestrial endapan formasi Lemat, diatasnya terdapat formasi Talang Akar (Oligocene) tanpa ada keselarasan, yang merupakan endapan Fluvial. Lemat dan formasi Talang Akar berada dibawah Palembang high dan terbentang tepat diatas Pretertiaty basement. Berada di atas Pre-tertiary basement atau formasi Talang Akar adalah formasi Batu raja Limestone (Early Miocene). Formasi Telisa (Early Miocene) marine sand dan lapisan shale terbentang diatas formasi Baturaja. Diatas formasi Baturaja adalah Palembang formation berumur Pliocene. Sand bewarna abu-abu terang, very fine grain dengan calcareouse cement, angular subrounded, sortasinya sedang, kebanyakan terdiri dari butiran Quartz, namun terkadang Glauconite, Orthoclase, Plagioclase, Biotite, Muscovite, Clorite, Chert Fragment, Dan Volcanic Rock Fragment. Batu pasir ini diklasifikasikan sebagai ”Lithic Wacke” yang sering diinterpretasikan sebagai produk sedimentasi dari Tectonic yang tidak stabil.
3.4.3. Kondisi Lapangan Perusahaan mempunyai lima area operasi yaitu Tabuan, Langkap, Kerang, Semoga dan Kaji yang berpusat di Kaji. Kemudian mempunyai sumur minyak dan gas yang masih produktif sebanyak 383 sumur yang dibagi dalam 61 cluster. Seluruh produksi dari setiap stasiun dikumpulkan di Stasiun Kaji yang kemudian dikirimkan sebagian ke Tengguleng dan sebagian ke Pangabuan Booster menuju Serdang
46
Booster. Dari Tengguleng minyak dikirim ke floating Storage Offloading (FSO) Laksminati dan dari Serdang Booster minyak dikirim ke kilometer 3 Plaju. Kemudian untuk proses umum kegiatan distasiun pengumpul dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Sumber: PT. MEDCO E&P Indonesia Gambar 3.8. Skema Proses Produksi
3.5. Pengertian Gas Lift Menurut web www.slb.com, Gas Lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi ke dalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing.
47
Sehingga tekanan reservoir mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan. Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas bertekanan tinggi yang digunakan untuk proses aerasi fluida dalam lubang sumur. Gas bertekanan tinggi tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki tekanan tinggi, atau dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor. Dibandingkan dengan sistem pengangkatan buatan lainnya seperti Electric Submersible Pump (ESP), Progressive Cavity Pump (PCP), Sucker Rod Pump (SRP), dan Hydraulic Pump; dapat dikatakan bahwa gas lift memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Sistem gas lift juga lebih dapat mengakomodasi faktor kesalahan desain, dimana suatu sistem gas lift yang didesain secara kurang baik pada umumnya masih dapat mengangkat fluida dari dalam sumur.
48
Sumber: PT. MEDCO E&P Indoneia Surface and Subsurface Facilities, P. 16
Gambar 3.9. Sekema Sistem Gas Lift
Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua parameter penting yaitu kedalaman titik injeksi (injection depth) dan laju aliran gas yang diinjeksikan (injection rate). Kedua parameter tersebut pada umumnya merupakan hasil perhitungan dari desainer dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti performa reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi, kemiringan sumur, dan lain sebagainya. Secara garis besar, komponen utama dari suatu sistem gas lift dapat dikelompokkan ke dalam peralatan permukaan (surface equipments), dan peralatan
49
dalam sumur (downhole equipments). Peralatan permukaan meliputi sumber gas tekanan tinggi (sumur gas atau kompresor), pipa saluran gas injeksi, dan meter pengukur laju aliran gas injeksi (umumnya DP flowmeter). Sedangkan peralatan dalam sumur meliputi satu atau beberapa gas lift mandrel (GLM) dan katup gas lift (gas lift valve) yang dipasang di dalam mandrel. Sumur minyak yang beroperasi dengan sistem gas lift pada umumnya memiliki beberapa GLM yang ditempatkan di titik-titik kedalaman tertentu di sepanjang tubing produksinya. Penempatan GLM yang baik pada proses komplesi awal (initial completion) akan sangat menunjang tercapainya performa optimal dari satu sumur minyak. Hal ini mengingat bahwa kadang-kadang diperlukan penataan ulang terhadap letak dan setting katup gas lift untuk mendapatkan kondisi operasi yang diinginkan. Penambahan atau perubahan letak GLM dikarenakan initial completion yang kurang baik, atau konversi sebuah sumur menjadi sumur gas lift hanya dapat dilakukan dengan kerja ulang (workover) berupa pencabutan tubing dari dalam sumur. Hal ini tentu saja memerlukan biaya tinggi, terutama untuk sumursumur di anjungan lepas pantai. Gas lift mandrel yang umum digunakan adalah jenis side pocket mandrel (SPM). Penggunaan SPM memungkinkan katup gas lift untuk dipasang dan dicabut (atau sebaliknya) dari dalam mandrel dengan wireline operation. Hal ini membuat sistem gas lift menjadi sangat fleksibel, dimana penataan ulang katup-katup yang ada dapat dilakukan dengan relatif mudah dan murah tanpa memerlukan pencabutan tubing produksi. Alat yang digunakan dalam wireline operation untuk memasang dan mencabut katup gas lift biasa disebut kick over tool (KOT).
50
3.6. Visi, Misi Perusahaan, Objektif kegiatan produksi, Current Strategy and Action Plan Dalam mewujudkan tujuan perusahaan sehingga berkembang secara berkesinambungan, maka perusahaan membuat visi dan misi guna memberikan pandangan kepada karyawannya untuk mencapai visi dan misi yang dimaksudkan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing–masing. 3.6.1. Visi Perusahaan Menjadi Perusahaan Energi pilihan bagi investor, pemegang saham, mitra kerja, karyawan, serta masyarakat umum. 3.6.2. Misi Perusahaan Untuk membangun sumberdaya energi menjadi portofolio investassi yangmenguntungkan dilakukan dengan benar dan bertanggung jawab. (sumber buku Ringkasan Laporan Tahunan PT. Medco Energi International Tbk. Halaman 1.). 3.6.3. Objektif Kegiatan Produksi Melaksanakan kegiatan produksi secara efektif dan efisien untuk mencapai target produksi. (sumber: Manajemen support Dept. Produksi). 3.6.4. Current Strategy dan Action Pland Beberapa strategi berdasarkan sumber dari departemen produksi pada kegiatan produksi dengan menggunakan metode gas lift. disertai action plan yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Maksimalisasi Net Income. Action plan:
51
a. Mengerjakan kegiatan produksi secara efektif dan cepat. b. Mengurangi pembelian asset baru. 2. Mengoptimalkan sumber gas. Action plan: a. Menggunaka jalur pipa yang sudah ada. b. Membuat Time Frame penyelesaian kegiatan produksi. 3. Membangun sistem manajemen strategis. Action plan: a. Membuat ukuran keberhasilan dalam kegiatan produksi secara finansial. b. Membuat laporan hasil kinerja setiap hari. 4. Meningkatkan efisiensi finansial. Action plan: a. Membuat standar laporan finansial. b. Mengurangi pembelian dengan memperbaiki peralatan yang rusak. c. Penyediaan spare part agar bisa digunakan bila dibutuhkan. d. Membuat prioritas dalam memperbaiki peralatan. e. Melakukan maintenance sesuai dengan check list. f. Mengurangi break down dengan perawatan berkala. 5. Mengawasi sumber daya agar bekerja dengan efektif dan efisien. Action plan: Mengawasi kinerja dari sumber daya agar bekerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian.
52
3.7. Proses Kegiatan Produksi Perusahaan Suatu kinerja dikatakan effektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target untuk penyelesaiaanya, sedangkan suatu kinerja dapat dikatakan effesien apabila terdapat unsur penghematan dalam biaya. Urutan dari proses pengerjaan sistem Gas Lift dapat dilihat pada gambar 3.8.
Sumber: Dokumen Proses Produksi PT. MEDCO E&P Indonesia Gambar 3.10. Urutan Pengerjaan Sistem GasLift
Berikut analisis efektifitas dan efisiensi proses kegiatan: 1. Design Gas Lift. Disain GasLift adalah suatu kegiatan kerja dimana seorang engineer merancang susunan gas lift agar mendapatkan produksi yang maksimal. Suatu disain bisa dikatakan baik apa bila sudah benar-benar mendapatkan tekanan unloding yang ideal. Tekanan unloading adalah kemampuan gas menekan fluida (cairan). 2. C ompl at i on Progra m. Complation program adalah kegiatan work over–well service (WOWS), dimana kegiatan ini untuk mempersiapkan sumur yang akan menggunakan gas lift. Proses ini biasa dilakukan dalam 5 hari atau lebih. Completion program bisa dikatakan efektif apabila dapat dilakukan dalam 3 hari kerja. Dari waktu yang efesien inilah dapat dikatakan efesien. Proses WOWS sudah cukup efektif karena lama kinerja
53
s udah sesuai dengan standar kinerja pada umumnya sedangkan dari segikualitas perlu peningkatan keahlian untuk mendapatkan hasil maksimal. 3. Wireline Instalation Wireline installation adalah proses kerja yang dilakukan di where house, disinilah rangkaian gas lift dirakit sesuai dengan disain yang sudah dibuat oleh engineer. Proses instalasi cukup efektif karena sudah cukup baik dan sesuai dengan standar kinerja pada umumnya, sehingga proses instalasi tidak memberikan masalah yang berarti bagi perusahaan. 4. Rig Job. Didalam kegiatan rig job inilah proses instalasi dan running gas lift dilakukan. Prosesrig job dinilai cukup efektif karena perusahaan sudah terbiasa menangani instalasi rangkaian dan running gas lift sehingga tidak ada masalah yang cukup berarti dalam proses ini. Dari segi efisiensi prosesrunning gaslift juga memiliki kinerja yang baik karena department artificial lift dan vendor (pihak ketiga) sudah terbiasa dengan lapangan dan pekerjaan running gaslift, sehingga tidak terdapat masalah yang cukup berarti bagi perusahaan untuk menyelesaikan proses membuat jembatan ini.