BAB III METODOLOGI
3.1. PROFIL PERUSAHAAN 3.1.1. SEJARAH BBPOPT Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) merupakan kelengkapan kelembagaan sistem perlindungan tanaman yang telah dirintis sejak tahun 1977 sejalan dengan pengembangan institusi Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di daerah, mengingat tugas teknis dan pekerjaan di bidang perlindungan tanaman akan semakin berat, dan tetap merupakan masalah pokok dalam produksi tanaman. Kelengkapan kelembagaan perlindungan ini telah mengalami beberapa perubahan status kelembagaan, sebagai berikut: •
Periode 1987-1994 Sentra Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan, Jatisari, sebagai
instalasi laboratorium lapangan Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. •
Periode 1994-2002 Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor:
467/Kpts/OT.210/6/1994, 9 Juni 1994, instalasi Sentra Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan, Jatisari diubah statusnya menjadi Balai Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPHPTPH), eselon 3, sebagai UPT Pusat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Bina
23
24
Perlindungan Tanaman dan secara administratif operasional dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian setempat (Jawa Barat). •
Periode 2002-2004 Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor:
285/Kpts/OT.210/4/2002,16 April 2002, BPHPTPH ini diubah dengan nama Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BPOPT). •
Periode 2004-Sekarang Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor:
392/Kpts/OT.130/6/2004, 9 Juni 2004, BPOPT diubah statusnya menjadi Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), eselon II-b. Sebagai UPT Pusat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan, yang secara teknis dibina oleh Direktur Perlindungan
Tanaman
Pangan
dan
Direktur
Perlindungan
Tanaman
Hortikultura.
3.1.2. VISI DAN MISI 3.1.2.1. VISI Visi dari BBPOPT adalah menjadi lembaga terdepan dalam menciptakan dan mengembangkan model peramalan dan rujukan proteksi tanaman.
3.1.2.2. MISI •
Mengembangkan Balai Besar Peramalan OPT yang profesional, efektif dan efisien.
•
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas perlindungan di
25
bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT •
Menciptakan model peramalan OPT utama dan potensial eksplosif yang sesuai dan tepat Menciptakan metode pengamatan OPT yang manageable dan akurat
•
Memformulasikan dan mengembangkan teknologi pengendalian OPT tepat guna yang efektif, efisien dan aman
•
Mengembangkan dan menerapkan sistem PHT yang sesuai dengan ekosistem dan fenomena iklim setempat
•
Meningkatkan
pelayanan
dan
diseminasi
informasi
peramalan,
pengamatan dan pengendalian OPT.
3.1.3. TUGAS DAN FUNGSI 3.1.3.1. TUGAS Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan Oganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
3.1.3.2. FUNGSI Dalam melaksanakan tugas, BBPOPT menyelenggarakan fungsi: •
Melakukan penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura
•
Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor penentu perkembangan OPT Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem
26
pengendalian hama terpadu (PHT) •
Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT
•
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT
•
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP)
•
Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.
3.1.4. STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi BBPOPT terdiri atas: Kepala Balai Besar Peramalan OPT Bagian Umum: a) Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha b) Subbagian Keuangan c) Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Bidang Program dan Evaluasi: a) Seksi Program b) Seksi Pemantauan dan Evaluasi Bidang Pelayanan Peramalan: a) Seksi Pelayanan Teknik b) Seksi Informasi dan Dokumentasi
27
Kelompok Jabatan Fungsional: Pejabat Fungsional Pengendali OPT dengan komposisi POPT Ahli Madya, Ahli Muda, Ahli Pertama, Terampil Lanjutan, Terampil Pelaksana, dan Terampil Pertama. Dalam melaksanakan tupoksinya, saat ini BBPOPT mempunyai sumberdaya manusia sebanyak 73 orang.
3.2. PROSES BISNIS Proses bisnis di BBPOPT adalah penyediaan data hasil ramalan. Data yang berasal dari masing-masing daerah di seluruh Indonesia akan dikumpulkan di BBPOPT sekaligus proses pengolahan data. Seluruh data akan dimasukan dalam tabel yang kemudian tabel-tabel tersebut akan digunakan dalam peramalan. Pengguna yang mengakses aplikasi web ini dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu Administrator, Supervisor, Pengguna. Untuk tingkatan tertinggi berada di pihak administrator yang bertugas untuk mengelola aplikasi web SIG ini, supervisor bertugas untuk melakukan proses ramalan untuk musim mendatang, sedangkan pengguna hanya dapat melihat web tersebut dan dapat mencetak hasil ramalan tersebut jika perlu.
1. Administrator : Proses Ramalan Hama WBC, Proses Ramalan Penyakit Tungro, Input Data Hama WBC, Input Data Penyakit Tungro, Lihat Data Ramalan, Cetak Laporan Hasil.
28
2. Supervisor : Proses Ramalan Hama WBC, Proses Ramalan Penyakit Tungro, Lihat Data Ramalan, Cetak Laporan Hasil. 3. Pengguna : Lihat Data Ramalan, Cetak Laporan Hasil
Skenario : 1. Administrator/supervisor dapat melakukan proses ramalan untuk hama WBC & penyakit tungro yang berada di musim mendatang. 2. Apabila, musim yang diramal sudah selesai maka administrator dapat melakukan inputan data sebenarnya dari penyakit tungro dan hama wbc yang terjadi pada musim itu. (contoh : administrator dapat melakukan input untuk data sebenarnya dari musim hujan yang diramalkan.) 3. Pengguna/supervisor/administrator dapat melihat data hasil ramalan & data sesungguhnya (bila sudah ada) pada aplikasi SIG.
29
Gambar 3.1. Diagram alur proses Aplikasi SIG.
Seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. bahwa pada saat membuka aplikasi web ini pertama kali, pengguna diberi kebebasan dalam memilih. Apabila pengguna merasa memiliki hak untuk melakukan proses aplikasi, maka pengguna dapat login dan harus memiliki tingkatan administrator/supervisor untuk dapat melakukannya. Jika pengguna tidak mempunyai hak akses, maka pengguna dapat langsung melihat tampilan peta SIG. Hal ini dimaksudkan agar data dapat dikelola
30
dengan baik dengan adanya pengelolaan dari pihak administrator selaku sebagai pihak pengelola.
3.3. ANALISIS KEBUTUHAN 3.3.1. KEBUTUHAN BISNIS BBPOPT memerlukan aplikasi berbasis web agar dapat memudahkan proses peramalan. Selama ini proses peramalan dilakukan menggunakan aplikasi berbasis desktop, aplikasi ini harus dilakukan instalasi terlebih dahulu untuk bisa melakukan peramalan. Pengembangan aplikasi berbasis web ini dilakukan dengan mengacu pada beberapa hal sebagai berikut: •
Mudah dalam melakukan peramalan, tanpa harus meng-install aplikasi lagi
•
Cukup hanya dengan menggunakan jaringan internet maka user dapat melihat peramalan untuk musim depan.
•
User tidak lagi repot dalam instalasi apikasi.
•
Kapasitas database dalam jumlah besar untuk menyimpan data-data dari surveyor pertanian.
•
Database mampu beroperasi di berbagai platform Oprating System (OS)
•
Proses laporan surveyor pertanian tidak harus menggunakan kertas, namun dapat kirim via Short Message Services (SMS). Praktis dan kertas tidak tercecer, semua dapat tersimpan di database.
31
3.3.2. KEBUTUHAN PERANGKAT KERAS Dalam pembuatan sistem informasi geografis ini, penulis menggunakan alat yang mendukung pembuatan sistem, antara lain yaitu: 1 Unit komputer sebagai PC pengembang aplikasi (Software development) dalam membuat design dan coding program, adapun PC ini memiliki spesifikasi sebagai berikut : •
Processor Core 2 duo 2.8 Ghz
•
Memory DDR 2 GB
•
Harddisk 80 GB
•
Windows XP Profesional SP 3
Sedangkan untuk 1 perangkat server yang dibutuhkan adalah server IBM System x3200M3-IIH dengan spesifikasi yaitu: •
Intel Xeon X3430
•
Memory DDR3 2 GB
•
PC-10600 ECC
•
DVD RAM
•
VGA MAtrox 16MB, 2x GbE
•
Bundle 250 GB Swap SATA 3,5 HDD [39M4508]
Dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis diperlukan 1 buah Router Cisco 2811 Integrated Service Router sebagai perangkat komunikasi jaringan.
3.3.3. KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK Spesifikasi pernagkat lunak yang digunakan dalam pembuatan Sistem Informasi Geografis ini yaitu:
32
•
Windows XP Profesional SP3
•
Aplikasi MS4W (Mapserver for Windows)
•
Aplikasi ArcView
•
Aplikasi PostgreSQL
•
Aplikasi Quantum GIS
Sedangkan untuk server diperlukan aplikasi seperti: • Web Aplication Server • Apache Tomcat 6 • Windows Server 2003 (Latest Service Pack and security update Patches)
3.4. METODE PENELITIAN 3.4.1. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC) Berikut ini adalah tahapan SDLC (System Development Life Cycle) dari perancangan aplikasi yang dibuat, yaitu: 1. Requirements analysis and definition Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT) sebagai Balai peramalan di bawah koordinasi Kementrian Pertanian Indonesia memiliki tanggung jawab salah satunya adalah proses peramalan serangan hama dan penyakit tanaman padi seluruh Indonesia, hasil ramalan akan berguna dalam pengambilan keputusan.Parameternya berdasarkan serangan dan intensitas hama dan penyakit tanaman padi. Wilayah yang akan diamati adalah kabupaten karawang, sebagai produsen padi yang besar di Indonesia. BBPOPT memerlukan aplikasi Sistem Informasi Geografis yang berbasis web untuk dapat mengetahui
33
serangan hama dan penyakit tanaman padi di kabupaten karawang, BBPOPT dapat mengetahui serangan hama dan penyakit tanaman padi yaitu dengan cara meramal luas serangan dan intensitas hama dan penyakit tanaman padi, berdasarkan rumus peramalan yang digunakan di BBPOPT. Hasil dari peramalan tersebut akan menjadi peringatan dini dalam pertanian, Serangan hama dan penyakit tanaman padi akan dideteksi lebih awal melalui proses peramalannya. Sebelum menggunakan aplikasi berbasis web, BBPOPT menggunakan aplikasi berbasis desktop, aplikasi desktop memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah mudah dalam instalasi, instalasi dilakukan di setiap komputer PC yang akan melakukan peramalan berikut hasilnya. Sedangkan kekurangannya adalah kesulitan dalam perawatan atau maintenance system. Selain itu kekurangannya adalah kurang praktis. Jika user ingin menggunakan aplikasi desktop maka harus menginstall dahulu aplikasi tersebut, sehingga aplikasi tersebut terlihat sulit dalam penggunaannya (not user friendly). Sedangkan keinginan daari BPPOPT adalah dengan adanya aplikasi maka dapat dengan mudah dalam penggunaannya. Keunggulan aplikasi berbasis web adalah praktis dalam penggunaannya, hanya terhubung dengan jaringan lokal atau internet maka user dapat menggunakannya sewaktu-waktu tanpa instalasi aplikasi pada komputer. Aplikasi berbasis web menggunakan system client-server. Instalasi dan konfigurasi aplikasi dilakukan di server, sedangkan client hanya terhubung dengan server untuk menjalankan aplikasinya. Sistem client-server dijalankan pada jaringan lokal ataupun internet, terhubung antar jaringan. Aplikasi berbasis web dapat dengan mudah digunakan, cukup dengan
34
hanya klik menu yang ditampilkan maka user akan memperoleh informasi yang diinginkan, tampilan yang disajikan cukup mudah dicerna oleh user, bahkan untuk tingkat pemahaman yang kurang akan ilmu komputer.
2. System and software design Pada proses ini menjelaskan tentang tahapan perancangan system yang akan dibuat, beberapa langkah dalam pembuatan tahap-tahap perancangan system yaitu: a. Studi Literatur dan Studi Pustaka b. Analisa Data Yang Didapat c. Studi Sistem Informasi Geografis (SIG) d. Penentuan Wilayah e. Pembuatan Layer Peta f. Pemindahan data kedalam PostgreSQL g. Pembuatan Web SIG menggunakan MapServer h. Dokumentasi
35
Dokumentasi Gambar 3.2. Bagan perancangan system Pada Gambar 3.2 menjelaskan tentang alur perancangan system, mulai dari studi literatur dan pustaka, analisis data, Studi SIG, menentukan wilayah, pembuatan layer peta, penggunaan data postgreSQL, membuat webGIS menggunakan mapserver hingga pembuatan dokumentasi. 3. Implementation and unit testing Pada tahap ini rancanganan sistem aplikasi yang dibuat akan memerlukan aplikasi pendukung, yaitu web server, database maupun framework, berikut adalah aplikasi pendukung tersebut, yaitu: a) Aplikasi pendukung : Mapserver dan Pmapper b) Database server : PostgreSQL beserta plugin PostGIS
36
4. Integration and system testing Setelah aplikasi sudah implementasi, maka selanjutnyaadalah bertemu dengan user, aplikasi baru ini memerlukan follow up dari user pengguna di BBPOPT, aplikasi harus sesuai dengan user, jika aplikasi masih belum berjalan dengan baik atau masih terjadi error, maka perlu adanya perbaikan sistem. Perbaikan sistem ini tidak seluruhnya diganti atau diperbaiki, melainkan hanya sebahagian saja dari aplikasi tersebut, hal ini dilakukan karena adanya dokumentasi atau user manual dalam pembuatan rancangan sistem. 5. Operation and maintenance Pada tahapan ini dilakukan proses pemeliharaan aplikasi.Pemeliharaan dilakukan berjangka waktu, setelah aplikasi sudah implementasi, user akan memberikan feed back tentang aplikasi yang dibuat. Jika masih terdapat kesalahan baik dari sistem maupun user maka aplikasi tersebut akan dilakukan perubahan. Perubahan dilihat berdasarkan tingkat kesalahan atau kerusakan, user hanya memerlukan update aplikasi ataupun
Requirements definition System and software design Implementation and unit testing Integration and system testing Operation and maintenance
Gambar 3.3. SDLC metode waterfall
37
Pada Gambar 3.3. diatas adalah urutan SDLC menggunakan metode waterfall metode ini digunakan karena sesuai dengan situasi dan keadaan dalam meyusun proyek penelitian ini.Metode ini menggunakan tahap yang beruruta, mulai dari merancang sistem sampai pada maintenance atau operasional.
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan studi pustaka dan studi literatur sebagai bahan referensi untuk pembuatan Sistem Informasi Geografis dan pengumpulan data informasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan sistem ini adalah : 1. Studi Literatur dan Studi Pustaka Dalam studi literatur, berisi informasi mengenai data tanaman padi, luas lahan yang menjadi lahan tanaman padi, intensitas penyerangan hama terhadap daerah tersebut. Studi pustaka tentang alur sistem yang sudah ada. 2. Analisa Data Yang Didapat Setelah dilakukan studi literature dan studi pustaka, maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap luas lahan tanam yang cocok untuk tanaman padi yang kemudian diukur dengan tingkat intensitas serangan hama dan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisa tersebut kemudian dimasukan kedalam bentuk tabel data yang mendeskripsikan luas lahan, tingkat intensitas serangan hama, luas serangan hama. 3. Studi Sistem Informasi Geografis (SIG) Setelah data hasil analisis sudah didapatkan, kemudian dilakukan studi GIS dengan mencari informasi yang berkaitan dengan penggunaan GIS di
38
beberapa bidang, penelitan dan pengembangan yang telah dilakukan. 4. Penentuan Wilayah Menentukan wilayah lahan tanaman berupa warna yang menggambarkan kondisi dari lahan tersebut. 5. Pembuatan Layer Peta Setelah memahami mengenai mekanisme kerja GIS, kemudian akan dilakukan pembuatan layer-layer peta yang mendeskripsikan simbol dari luas perluasan lahan sawah, tingkat intensitas serangan hama pada tanaman padi. Setelah layer peta dibentuk kemudian dilakukan integrasi terhadap mapserver guna menampilkan data yang secara visual. 6. Pemindahkan data kedalam PostgreSQL Tahap ini akan memindahkan data yang terdapat pada file .shp ke PostgreSQL yang digunakan untuk keperluan merubah data nantinya. 7. Pembuatan WebGIS menggunakan MapServer Setelah memindahkan data ke PostgreSQL, selanjutnya membuat WebGIS dengan menggunakan mapserver yang memakai framework sebagai landasan pembuatan peta GIS. Kemudian menggunakan PHP sebagai pemrograman Web untuk menghubungkan web dengan GIS sehingga peta dapat ditampilkan pada halaman web. 8. Dokumentasi Pada tahap ini penulis akan mendokumentasikan aplikasi SIG yang telah dibuatnya secara terperinci.
39
3.4.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat penelitian berada di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) kabupaten Karawang Kementerian Pertanian Indonesia. Penelitian dilaksanakan terhitung dari bulan November 2010 sampai dengan Oktober 2011.
3.4.3. JENIS PENELITIAN Penulisan Tesis ini
menggunakan
metodologi kuantitatif dengan
pendekatan Group Field Project di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT) Kementrian Pertanian Indonesia, BPPOPT memiliki fungsi sebagai lembaga peramalan terhadap organisme seperti hama dan penyakit tanaman padi.
3.4.4. SUMBER DATA Data yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data asli yang berasal dari langsung dari staff BBPOPT melalui proses pengamatan maupun wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan langsung dari BBPOPT melalui dokumen dan laporan tahunan. Data yang diperlukan adalah •
Peta dasar mengenai kabupaten Karawang
•
Data-data penyerangan hama sawah di kabupaten Karawang
•
Data-data penyakit yang menyerang sawah di kabupaten Karawang
40
3.4.5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa cara yaitu: •
Wawancara (Interview) Bertanya langsung dengan staff BBPOPT baik dari staff teknis maupun fungsional
•
Studi Pustaka (Literatur Study) Penulis memperoleh data dari buku-buku yang berkaitan dengan pertanian maupun SIG untuk penulisan teori maupun wawasan keilmuan penulis.