BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel
atau
lebih
(independen)
tanpa
membuat
perbandingan
atau
menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2007). Model deskriptif ditujukan untuk menjabarkan atau mendeskripsikan sebuah situasi atau serangkaian proses dan hanya menjelaskan apa yang terjadi dan tidak menjelaskan apakah itu baik atau buruk, berdampak negatif atau positif (Ferdinand, 2006).
Penelitian ini mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model atau CAPM. Melalui metode CAPM variabel seperti return dan risiko akan diukur dan dideskripsikan sehingga diketahui berapa nilainya. Penelitian ini juga mendeskripsikan tentang jumlah ukuran investasi untuk masing-masing sekuritas yang membentuk portofolio optimal. Untuk teknik pengumpulan datanya, teknik yang digunakan adalah kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) dalam Prayudi (2013) Penelitian kuantitatif dituntut untuk mengunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
43
3.2 Variabel dan Pengukuran
Menurut Bungin (2005) dalam Rahmasita (2014) variabel penelitian diartikan sebagai gejala variabel yang bervariasi yaitu faktor-faktor yang dapat berubahubah ataupun dapat di ubah untuk tujuan penelitian. Adanya penyusunan konsep dalam penelitian dimaksudkan untuk memberikan ruang bagi penelitian itu sendiri agar tidak menyimpang dan keluar dari permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya. Variabel dalam penelitian ini disebutkan sebagai berikut: 1) Return saham (π
π‘(π) ) 2) Resiko saham (πΏ 2 m) 3) Return ekspektasi saham (E(π
π )) 4) Return pasar (π
π (π) ) 5) Resiko pasar (πΏ 2 m) 6) Return ekspektasi pasar (πΈ(π
π )) 7) Beta saham (Γ) 8) Return aset bebas resiko (π
π ) 9) Proporsi saham ke-i (ππ ) 10) Return ekspektasi portofolio (πΈ(π
π )) 11) Resiko Portofolio (πΏπ Β²)
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian
44
(Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam indeks saham IDX30 selama periode Februari 2012 sampai dengan periode Januari 2015. IDX30 merupakan indeks saham yang terdiri dari 30 saham yang ada di indeks LQ-45 yang konstituen dimana menggambarkan bahwa saham tersebut memiliki likuiditas yang tinggi dan pasar yang besar.
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006). Dalam pengambilan sampel untuk penelitian ini digunakan metode Purposive Sampling. Melalui purposive sampling sampel dipilih berdasarkan informasi yang ada dimana pemilihan sampel ditentukan dengan beberapa kriteria. Dalam penelitian ini kriteria yang menjadi penentuan untuk memilih sampel sebagai berikut: a) Perusahaan yang secara berturut-turut terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). b) Perusahaan yang secara konsisten mengeluarkan laporan keuangannya selama periode Februari 2012 sampai dengan Januari 2015. c) Perusahaan yang secara berturut-turut terdaftar dalam indeks saham IDX30 selama periode 3tahun (Februari 2012-Januari 2015). Dari 30 perusahaan yang menjadi populasi, kemudian berdasarkan kriteria sampel dipilihlah 17 perusahaan yang dapat dilihat pada tabel 3.1
45
Tabel 3.1 Sampel penelitian No. Kode Nama Perusahaan 1. ADRO Adaro Energy Tbk. 2. ASII Astra Internasional Tbk. 3. BBCA Bank Central Asia Tbk. 4. BBNI Bank Negara Indonesia (Peresero) Tbk. 5. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 6. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 7. CPIN Chareon Pokphand Indonesia Tbk. 8. GGRM Gudang Garam Tbk. 9. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 10. INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 11. JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 12. KLBF Kalbe Farma Tbk. 13. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 14. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk. 15. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 16. UNTR Unaited Tractors Tbk. 17. UNVR Unilever Indonesia Tbk. Sumber: www.idx.co.id
3.4 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Menurut Sarwono (2008) dalam Rahmasita (2014) data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkannya. Data sekunder yang dicari dalam penelitian ini berupa: 1) Indeks Harga Saham Individu (IHSI) Data harga saham individu diperoleh dari www.yahoo.finance.com dengan mencari harga saham penutupan atau close pricing dalam data harga historis atau historical price dari masing-masing sekuritas untuk setiap bulannya selama periode februari 2012 sampai januari 2015.
46
2) Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) Data harga saham gabungan diperoleh dari www.yahoo.finance.com dengan mencari harga saham penutupan atau close pricing untuk setiap bulannya selama periode Februari 2012 sampai Januari 2015. 3) Data BI rate atau suku bunga Bank Indonesia Data BI rate diperoleh dari www.bi.go.id yang merupakan data suku bunga dari sertifikat Bank Indonesia.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara dokumentasi. Melalui teknik dokumentasi data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti internet dan literatur-literatur lainnya seperti dengan membaca buku dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Teknik dokumentasi digunakan dengan mengumpulkan data sekunder sehingga diperoleh informasi yang dapat diuraikan sehingga penelitian dapat dilakukan.
3.6 Definisi Operasional
Menurut Nazir (2008) dalam Prayudi (2013) definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun dengan memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Indikator variabel operasional yang berhubungan dengan pembentukan portofolio dengan menggunakan metode CAPM adalah sebagai berikut:
47
A. Return dan Risiko 1) Return saham (π
π‘(π) ) Return saham adalah tingkat pengembalian yang diterima oleh perusahaan untuk setiap total investasi yang dilakukan. 2) Risiko saham (πΏ 2 i) Risiko saham merupakan tingkat dimana modal yang di investasikan mengalami penyimpangan sehingga menimbulkan kerugian. 3) Return ekspektasi saham (E(π
π )) Return ekspektasi berupa tingkat keuntungan investasi yang diharapkan akan diterima oleh investor pada tingkat risiko tertentu. 4) Return pasar (π
π (π) ) Return pasar dihitung dengan menggunakan data IHSG yang merupakan cerminan dari keadaan pasar saham secara keseluruhan dalam setiap bulannya. 5) Risiko pasar (πΏ 2 m) Dalam berinvestasi risiko pasti akan muncul baik itu kecil maupun besar. Risiko secara keseluruhan adalah penjumlahan dari risiko sistematis dan tidak sistematis. 6) Return ekspektasi pasar (πΈ(π
π )) Perhitungan return ekspektasi pasar menggunakan data IHSG dengan menjumlahkan seluruh return dari sekuritas dan menghitung rata-ratanya (aritmatic mean).
48
7) Beta saham (Γ) Beta merupakan komponen dari CAPM yang menggambarkan tentang risiko yang terjadi di pasar saham yang tidak dapat didiversifikasikan. Beta digunakan untuk mengukur risiko sistematis dalam suatu sekuritas. 8) Return aset bebas risiko (π
π ) Return aset bebas risiko digunakan untuk menentukan return pasar selain IHSG. Return aset bebas risiko merupakan return minimum yang akan diterima investor saat risiko sama dengan nol. Return aset bebas risiko diambil dari data bulanan sertifikat Bank Indonesia selama periode Februari 2012 sampai Januari 2015.
B. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Model keseimbangan CAPM digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham yang didasarkan pada koefesien beta (resiko yang didiversifikasikan). C. Portofolio Optimal Portofolio merupakan kumpulan dari beberapa sekuritas yang dibentuk guna memaksimalkan investasi pada tingkat risiko tertentu. Portofolio yang terbentuk dari beberapa sekuritas ini disebut portofolio efesien. Portofolio optimal dibentuk dari beberapa saham yang membentuk portofolio efesien yang merupakan kumpulan dari saham-saham terbaik dari portofolio efesien. Maka dapat dikatakan bahwa portofolio yang optimal merupakan portofolio efesien sedangkan portofolio efesien belum tentu merupakan portofolio optimal. Indikator dari variabel operasional portofolio optimal sebagai berikut:
49
1) Excess Return to Beta (ERB) Excess return to beta adalah selisih antara return ekspektasi dengan return aset bebas resiko dimana nilai ERB merupakan angka yang akan dijadikan sebagai dasar untuk menentukan saham-saham yang membentuk portofolio optimal. 2) Cut-off Point Portofolio optimal yang ditentukan dengan ERB melalui pemilihan dengan melihat nilai ERB yang tertinggi. Saham dengan nilai ERB yang rendah dianggap tidak dapat membentuk portofolio optimal sehingga dibutuhkan cut-off point untuk menentukan batasan ERB mana yang masuk kategori tinggi.
D. Proporsi Saham untuk Portofolio Optimal Proporsi saham dihitung dengan Excess Return to Beta (ERB), cut-oof point, nilai risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. ERB dan nilai risiko sistematis berhubungan positif dengan proporsi saham sedangkan risiko tidak sistematis berhubungan negatif dengan proporsi saham yang berarti semakin besar risiko tidak sistematisnya maka semakin kecil proporsi sahamnya. E. Return dan Risiko Portofolio Return portofolio menunjukan tingkat keuntungan harapan yang akan diterima investor dari masing-masing portofolio yang dibentuknya. Risiko portofolio merupakan tingkat penyimpangan yang terjadi saat investasi dilakukan dibeberapa saham. dalam hal ini apabila risiko hanya terjadi disalah satu saham maka tidak
50
akan mempengaruhi saham lainnya dan biasanya risiko portofolio lebih kecil daripada risiko saham individu. Tabel 3.2 Definisi Variabel No.
Variabel Return dan Risiko
Keterangan Return dan risiko merupakan komponen yang dibutuhkan untuk membantu dalam menentukan portofolio optimal dengan menggunakan metode CAPM.
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
CAPM adalah model keseimbangan yang digunakan untuk E(π
π ) = π
π + π½π . [πΈ π
π β π
π ] melakukan penilaian terhadap resiko dan return yang didasarkan pada koevesien beta. Merupakan kumpulan dari 1. Excess Return to Beta sekuritas-sekuritas terbaik (ERB). dari portofolio efesien. 2. Cut-off point. ππ Menggambarkan besarnya π = π π dana yang akan π =1 ππ diinvestasikan pada tiapDengan Zi diperoleh melalui tiap sekuritas pada rumus: portofolio optimal. π½ ππ = πΏπππ Β² (πΈπ
π΅π β πΆ β )
1.
2.
3.
Portofolio Optimal Proporsi Saham (Wi)
4.
5.
Return dan Resiko Portofolio
Menunjukan besarnya return dan portofolio yang terjadi dari pembentukan portofolio optimal.
Indikator 1. Return Saham. 2. Resiko saham. 3. Return ekspektasi saham. 4. Return pasar. 5. Resiko pasar. 6. Return ekspektasi pasar. 7. Beta saham. 8. Return aset bebas resiko.
1. Return portofolio. πΈ(π
π ) = πΌπ + π½π . πΈ(π
π ) 2. Resiko portofolio πΏπ Β² = π½π Β². πΏπ Β² + (
ππ β πΏππ )Β²
Sumber: Data diolah (2015)
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan untuk menentukan portofolio efesien adalah dengan menggunakan metode single index model. Data yang digunakan untuk diolah berupa data harga saham penutupan untuk setiap bulannya dari masingmasing saham dan data nilai IHSG serta SBI. Data-data yang dianalisis diolah dan
51
dihitung dengan menggunakan program microsoft excel 2007. Sedangkan CAPM digunakan untuk menentukan portofolio optimal. Tahapan yang dilakukan dalam analisis adalah sebagai berikut: Analisis portofolio menggunakan metode CAPM memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung return saham (π
π‘(π) ) π
π =
πΌπ»ππΌπ‘ βπΌπ»ππΌ π‘β1 πΌπ»ππΌπ‘β1
.........................................................................(3.1)
Dimana: π
π
= Tingkat pengembalian saham ke-i
πΌπ»ππΌπ‘
= Indeks harga saham individual pada periode t
πΌπ»ππΌπ‘β1
= Indeks harga saham individual pada periode t-1
2) Risiko saham atau varian saham (πΏ 2 i) πΏ2i =
π π‘=1 [π
π β πΈ(π
π )]Β²
π
........................................................................(3.2)
Dimana: πΏ2i
= Risiko atau varians dari saham ke-i
πΈ(π
π )
= Return ekspektasi (rata-rata) dari saham ke-i
π
π
= Return dari saham ke-i
N
= Jumlah periode pengamatan
Untuk menghitung kovarian dari saham individu maka dilakukan dengan rumus: πΏπ =
πΏπ Β²
....................................................................................(3.3)
Dimana: πΏπ
= Kovarians dari saham ke-i
πΏπ Β²
= Risiko atau varian dari saham ke-i
52
3) Return ekspektasi saham (E(π
π )) πΈ(π
π ) =
π
π
...................................................................................(3.4)
π
Dimana: πΈ(π
π )
= Return ekspektasi (rata-rata) saham
π
π
= Return saham
N
= Jumlah periode pengamatan
4) Return pasar (π
π (π) ) π
π =
πΌπ»ππΊπ‘ βπΌπ»ππΊπ‘β1 πΌπ»ππΊπ‘β1
.....................................................................(3.5)
Dimana: π
π
= Return pasar
πΌπ»ππΊπ‘
= Indeks harga saham gabungan periode ke t
πΌπ»ππΊπ‘β1
= Indeks harga saham gabungan periode ke t-1
5) Risiko pasar (πΏ 2 m) πΏ2m =
π π‘=1 [π
π β πΈ(π
π )]Β²
π
...................................................................(3.6)
Dimana: πΏ2m
= risiko atau varian dari pasar
πΈ(π
π )
= Return ekspektasi dari pasar
π
π
= Return pasar
N
= Jumlah periode pengamatan
Untuk menghitung kovarians dari risiko pasar maka dapat dilakukan dengan rumus: πΏπ =
πΏπ Β² .....................................................................................(3.7)
53
Dimana: πΏπ
= Kovarian dari pasar
πΏπ Β² = risiko atau varian dari pasar 6) Return ekspektasi pasar (πΈ(π
π )) π
π
πΈπ
π =
.................................................................................(3.8)
π
Dimana: πΈ(π
π )
= Return ekspektasi pasar
π
π
= Return pasar
N
= Jumlah periode pengamatan
7) Beta saham (Γ) π½π =
πΏ ππ 2 πΏπ
........................................................................................(3.9)
Dimana: π½π
= Beta sekuritas
πΏππ
= Kovarian dari saham dan pasar
2 πΏπ
= Risiko atau varian pasar
8) Return aset bebas risiko (π
π ) π
π =
ππ΅πΌ π
....................................................................................(3.10)
Dimana: π
π
= Return aset bebas risiko
SBI = Sertifikat bank Indonesia N
= Jumlah periode pengamatan
54
9) Return ekspektasi dengan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) E(π
π ) = π
π + π½π . [πΈ π
π β π
π ] ....................................................(3.11) Dimana: E(π
π )
= Return ekspektasi sekuritas ke-i
π
π
= return aset bebas risiko
π½π
= Koefesien beta sekuritas ke-i
πΈ π
π
= return ekspektasi pasar
Penentuan portofolio optimal dengan menggunakan metode CAPM diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan Saham Efisien Penentuan saham efisien dilakukan untuk mengetahui saham mana saja yang tergolong kedalam portofolio efisien. Saham dikatakan efisien apabila memiliki nilai return saham lebih besar dibandingkan dengan return ekspektasinya. Saham efisien dapat ditentukan melalui garis SML. Garis SML menggambarkan kondisi return saham dan return ekspektasi dimana saham efisien adalah saham yang memiliki garis nilai return saham diatas garis nilai return ekspektasi. b. Menentukan kandidat saham ini dilakukan untuk menentukan saham mana saja yang akan membentuk portofolio optimal dengan mengurutkannya sesuai dengan peringkatnya. Untuk menentukan peringkat saham maka dapat dilihat dari hasil pengurangan return ekspektasi dikurang return aset bebas risiko (Rf). Apabila nilai yang dihasilkan positif maka saham tersebut masuk kandidat
55
portofolio optimal sedangkan bila bernilai negatif maka saham tersebut tidak masuk dalam kandidat portofolio optimal. c. Menghitung excess return to beta (ERB) Rumus yang digunakan untuk menghitung ERB adalah: πΈπ
π΅π =
πΈ(π
π )β π
π π½π
.......................................................................(3.12)
Dimana: ERBi
= excess return to beta saham ke-i
πΈ(π
π )
= Return ekspektasi saham ke-i
π
π
= Return aset bebas risiko
π½π
= Beta saham ke-i
d. Menentukan cut-off point (C*) Sebelum menghitung cut-off point dengan rumus tersebut, perlu dilakukan beberapa langkah-langkah seperti: i.
Mengurutkan nilai ERB saham-saham yang diteliti mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil.
ii.
Menghitung Ai dari masing-masing saham yang diteliti dengan rumus: π΄π =
iii.
πΏππ Β²
...................................................................(3.13)
Menghitung Bi dari masing-masing saham yang diteliti dengan rumus: π΅π =
iv.
πΈ π
π βπ
π .π½ π
π½π Β² πΏππ Β²
...............................................................................(3.14)
Sebelum menentukan Ai dan Bi maka perlu diketahui cara menghitung πΏππΒ² yaitu dengan rumus: πΏΒ²π = π½π Β². πΏΒ²π . πΏΒ²ππ
......................................................(3.15)
56
Dimana: πΏΒ²π
= resiko atau varian saham
πΏΒ²ππ = varian dari kesalahan residu saham ke-i v.
Menghitung nilai Ci. Nilai Ci dihitung dengan menggunakan rumus: πΏπ Β²
πΆπ = vi.
1+πΏ π Β²
π π=1 π΄ π π π=1 π΅π
..................................................................(3.16)
Selanjutnya besarnya cut-off point dapat diketahui dengan melihat nilai Ci terbesar. Dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci.
vii.
Saham yang membentuk portofolio optimal adalah saham-saham yang nilai ERBnya lebih besar atau sama dengan nilai ERB yang ada pada titik C*.
e. Menentukan proporsi saham yang membentuk portofolio Untuk mengetahui besarnya proporsi untuk masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal maka dapat dilakukan dengan rumus: ππ =
ππ π π π =1 π
...............................................................................(3.17)
Dimana: ππ
= Proporsi saham ke-i
π
= Jumlah saham pada portofolio
Sedangkan untuk Zi dihitung dengan menggunakan rumus: ππ =
π½π 2 πΏ ππ
(πΈπ
π΅π β πΆ β ) .................................................................(3.18)
57
f. Menghitung return dan risiko portofolio i.
Return ekspektasi portofolio
a) Beta portofolio (Γp) merupakan rata-rata dari beta sekuritas atau saham individual (Γi). Untuk menghitung beta portofolio maka dapat dilakukan dengan rumus: π½π =
π π=1 ππ
. π½π
..................................................................(3.19)
b) Alpa portofolio (Ξ±p) merupakan alpa rata-rata dari sekuritas (Ξ±i). Untuk menghitung alpa portofolio dapat menggunakan rumus: πΌπ =
π π=1 ππ . πΌπ
.................................................................(3.20)
c) Dengan mamasukan alpa portofolio dan beta portofolio dalam sebuah persamaan maka akan dihasilkan return ekspektasi dengan rumus: πΈ(π
π ) = πΌπ + π½π . πΈ(π
π ) .....................................................(3.21) ii.
Risiko Portofolio Untuk menghitung risiko portofolio dapat dilakukan dengan rumus: πΏπ Β² = π½π Β². πΏπ Β² + ( ππ β πΏππ )Β²
.........................................(3.22)