BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Kota Surakarta, dimana di kota ini terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Lapangan Manahan Futsal Hall, yang terletak di Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan lokasi penelitian di Lapangan Manahan Futsal Hall didasarkan atas 2 (dua) alasan, yaitu: a. Lapangan Manahan Futsal Hall merupakan salah satu lapangan futsal terkemuka di Kota Surakarta karena lokasinya berada di tengah kota. b. Terdapat banyak komunitas olahraga futsal di lokasi tersebut yang menjadi member tetap, sehingga memudahkan pencarian informan dalam penelitian ini.
B. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita
34
empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan
pendekatan
kualitatif
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode diskriptif. Menurut Keirl dan Miller (Dalam Moleong, 2004:131) yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia, kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Pertimbangan penulis menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong (2004:133): 1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apa bila berhadapan dengan kenyataan ganda. 2. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. 3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
35
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena (Nazir, 2003: 86).
C. Populasi Dan Sampel Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Menurut Sugiyono (2009:57), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka dari penjelasan tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah komunitas olahraga futsal di Manahan futsal hall. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dan sifat yang mewakili seluruh populasi yang ada. Sedangkan Sampling adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dari teori yang akan muncul. Dalam penelitian kualitatif, sampling digunakan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya (constructions). Menurut Sugiyono (2009:217), teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel dalam penelitian dan terdapat
36
berbagai macam teknik sampling dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (Purposive sample) (Moleong, 2010:224). Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, seperti orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan dalam penelitian, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek yang diteliti (Sugiyono, 2009:218). Pengambilan sampel yang dilakukan disini melihat bagaimana interaksi yang terjalin antar pelaku olahraga futsal. Sampel yang diambil untuk informan diharapkan dapat memberikan informasi yang sebanyak mungkin, sehingga data yang diambil benar-benar dapat mewakili terhadap penelitian. Dalam penelitian ini informannya berjumlah 10 orang. Dengan sampling terdiri dari 7 pelaku olahraga futsal, dengan kriteria individu tersebut memiliki pengetahuan yang lebih mengenai futsal dan tim futsalnya, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel melalui tingkat kerutinan dalam latihan futsal, kemudian 2 orang teman pelaku olahraga futsal dan 1 orang pengelola lapangan futsal.
37
D. Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari: 1. Informasi tentang pola interaksi sosial dalam komunitas olahraga futsal di Manahan futsal hall Surakarta. 2. Observasi langsung terhadap pelaku olahraga futsal yang tergabung dalam komunitas futsal di Manahan futsal hall Surakarta. 3. Arsip serta dokumen-dokumen pendukung dari institusi terkait.
E. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview) Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung yang merupakan proses memperoleh data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab tatap muka antara pewawancara
dengan
responden
atau
informan
(Sutanto,
2006:128). Wawancara mendalam tidak dilakukan dengan struktur yang ketat, melainkan bersifat “open ended” dan dilakukan secara informal guna menyatakan pendapat responden tentang suatu peristiwa
tertentu.
Kelonggaran
ini
akan
berguna
untuk
memudahkan proses wawancara. Wawancara dapat dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data
38
yang mempunyai kedalaman, dan dapat dilakukan berulang-ulang demi penjelasan masalah yang dipelajarinya (Sutopo, 1988:24). Wawancara
ini
bisa
dilakukan
dengan
cara
menanyakan
permasalahan yang akan diteliti kepada salah satu responden, kemudian
apabila
jawabannya
dirasa
kurang
menjelaskan
permasalahan yang dimaksud, maka wawancara bisa dilakukan lagi kepada responden lainnya dengan materi wawancara yang sama dan begitu seterusnya sampai kejelasan masalah yang diteliti dapat tercapai. Pada intinya, wawancara adalah suatu bentuk dari wacana. Gambaran-gambaran khususnya mencerminkan struktur dan tujuan wawancara yang berbeda, yaitu bahwa wacana dibuat dan diorganisir dengan menanyakan dan menjawab pertanyaanpertanyaan. Catatan sebuah wawancara yang peneliti buat dan kemudian digunakan di dalam pekerjaan analisa dan interpretasi adalah sebuah penggambaran atau representasi dari percakapan tersebut. 2. Observasi Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Susanto, 2006:126). Istilah observasi dalam penelitian kualitatif telah menjadi sinonim dengan penelitian lapangan, kerja lapangan atau observasi tidak terkontrol, observasi partisipan dan non-partisipant (Guban dan Lincoln dalam
39
Ahmadi, 2005:101). Tujuan pengumpulan data melalui observasi adalah untuk mendeskripsikan latar yang diobservasi, kegiatankegiatan yang terjadi dilatar itu, orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan, dan makna latar, kegiatan-kegiatan, dan partisipasi mereka dalam orang-orangnya (Patton dalam Ahmadi, 2005:101). Observasi memungkinkan untuk merekam perilaku atau peristiwa ketika perilaku dan peristiwa tersebut terjadi. Selltiz (1959)
menjelaskan
bahwa
aset
utama
observasi
adalah
memungkinkannya untuk merekam perilaku ketika terjadi (Selltiz dalam Ahmadi, 2005:101). Observasi lapangan pada penelitian ini dilakukan dengan jalan formal maupun nonformal. Metode ini mampu mengarahkan peneliti untuk mendapatkan sebanyak mungkin pengetahuan yang berkaitan dengan masalah atau fokus penelitian. 3. Dokumentasi Teknik
pengumpulan
data
dengan
dokumentasi
ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Sutanto, 2006:136). Dokumen disini mengacu pada material (bahan) seperti fotografi, video, film, memo, surat, rekaman kasus dan jenis-jenis lainnya yang dapat digunakan sebagai informasi suplemen sebagai bagian dari kajian kasus yang sumber data utamanya adalah wawancara dan observasi (Bogdan & Biklen dalam Ahmadi, 2005:114).
40
F. Validitas Data Untuk meningkatkan validitas data yang diperoleh selama penelitian, maka perlu dilakukan review informan. Review informan merupakan salah satu cara yang penting pada akhir wawancara juga pada saat penelitian berlangsung. Peneliti mengulangi dalam garis besarnya apa yang telah dikatakan oleh informan dengan maksud agar dapat memperbaiki bila ada kekeliruan atau menambah apa yang masih kurang. Peneliti memeriksa hasil wawancara untuk mendapatkan pengertian yang tepat, atau melihat kekurangan-kekurangan yang mungkin ada untuk lebih dimantapkan (Sutopo, 2002:83). Untuk meningkatkan kredibilitas data selama proses penelitian, dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori (Moleong, 2001:178). Penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
41
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah
atau
tinggi,
orang
berada,
orang
pemerintahan. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen (Moleong, 2001: 178).
G. Teknik Analisa Data Analisa atau analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian dengan pendekatan studi kasus, yang merupakan cara spesifik untuk menghimpun data, mengorganisir data, dan menganalisa data. Tujuannya untuk menghimpun data yang mendalam, sistematis, komprehensif tentang kasus yang diambil. Analisa data dalam penelitian kualitatif sejak awal peneliti terjun lapangan, yakni sejak mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membuat catatan-catatan lapangan. Dalam penelitian kualitatif, data diinterpretasi dengan memberikan makna, menerjemahkan, atau membuatnya dapat dimengerti. Makna yang diberikan dimulai dari sudut pandang orang-orang yang distudi dengan menemukan bagaimana orang-orang yang distudi melihat dunia, bagaimana mereka mendefinisikan situasi atau apa maknanya bagi mereka. Menurut Neuman, analisis data merupakan suatu pencarian (search) pola-pola dalam data-perilaku yang muncul, objek-objek atau badan pengetahuan (Neuman dalam Ahmadi, 2005:147). Sekali suatu pola itu diidentifikasi, pola itu diinterpretasi ke dalam istilah-istilah teori sosial atau latar dimana teori sosial itu terjadi. Analisis data
42
mencakup menguji, menyortir, mengkategorikan, mengevaluasi, membandingkan, mensintesakan dan merenungkan (contemplating) data yang direkam, juga meninjau kembali data mentah dan terekam. Spradley mengetengahkan bahwa jenis analisis apapun termasuk cara berpikir (Spradley, 2005:147). Penelitian ini menggunakan analisis data yang dikemukakan oleh Spradley. Seperti dalam tulisan Spradley (1980), dikemukakan ada empat teknik analisis data, yaitu analisis data domain, analisis taksonomi, analisis tematik dan analisis komponensial. Penelitian ini menggunakan analisis komponensial yang terlebih dahulu mencari atau memilih domain dalam membuat analisis. Pada setiap domain terdapat sejumlah warga atau anggota, kategori-kategori, atau included terms. Domain tersebut dan included terms atau kategori-kategori yang tercakup didalamnya telah diidentifikasi sewaktu analisis domain; kesamaankesamaan dan hubungan internalnya telah dipahami melalui analisis taksonomis. Pada analisis komponensial, yang diorganisasikan adalah kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh melalui observasi dan atau wawancara terseleksi. Analisis komponensial mencakup seluruh proses penelitian kontraskontras, menyortir kontras-kontras tersebut, mengelompokkan satu sama lain sebagai dimensi kontras dan memasukkan seluruh informasi ke dalam suatu paradigma. Masing-masing warga dari suatu domain sesungguhnya mempunyai atribut atau karakterisitik tertentu yang umumnya diasosiasikan dengannya. Atribut atau karakteristik itulah yang membedakannya satu dari yang lain, dengan kata lain kontras itulah yang membedakan antara yang satu dengan yang lain. Dengan mengetahui warga suatu domain (melalui analisis domain), kesamaan dan
43
hubungan internal antar warga disuatu domain (melalui analisis taksonomis), dan perbedaan antar warga dari suatu domain (melalui analisis komponensial), kita akan memperoleh pengertian yang komprehensif, menyeluruh, rinci, kita telah memahami makna dari masing-masing warga domain secara holistik. Dengan menggunakan observasi terseleksi dan pertanyaan-pertanyaan pengkontrasan (contras questions), sejumlah dimensi yang kontras diantara warga suatu domain akan dapat diidentifikasi. Persoalan kontras semacam itulah yang menjadi perhatian dalam analsis komponensial. Sebagaimana halnya analisisanalsis terdahulu, analisis komponensial juga baru dilakukan setelah peneliti mempunyai cukup banyak fakta atau informasi dari hasil wawancara atau observasi yang melacak kontras-kontras diantara warga suatu domain. Kontraskontras tersebut oleh peneliti dicarikan dimensi-dimensi yang bisa mewadahinya.
H. Teknik Pemilihan Informan Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive. Informan ditentukan atau diambil berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan tujuan penelitian. Informan ditentukan dengan sengaja berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya tentang keadaan obyek penelitian. Bilamana pada proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informasi, maka tidak perlu lagi mencari informan baru. Dalam hal ini, jumlah informan bisa sedikit atau pun banyak tergantung dari tepat atau tidaknya pemilihan informan kunci dan kompleksitas serta keragaman fenomena sosial yang diteliti.
44