BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan jenis penelitian diskriptif. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2009;4) pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan tersebut diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Peneliti menggunakan pendekatan penelitian dan jenis penelitian tersebut, karena dapat memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan dan analisis hasil pengamatan yang dilakukan. Peneliti berupaya untuk memperoleh data-data yang akurat sehingga dapat di jadikan acuan dalam proses implementasi kebijakan
PNPM
Mandiri
Pedesaan
(Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan) untuk mengatasi masalah kemiskinan di kabupaten Klaten. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah pihak yang memberikan informasi terkait masalah penelitian. Penetapan subjek dalam penelitian ini berdasarkan anggapan bahwa subjek dapat memberikan informasi yang diinginkan peneliti sesuai dengan
28
29
masalah penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian antara lain ; 1. Pak Cahyana sebagai Ketua BKM /LKM (Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat) Karya Mandiri Sejahtera 2. Warga desa Puluhan, Trucuk diantaranya : Bapak Ponidi, Bapak Zaki, Pak Tris, Saudara Agung, Bapak Maryadi C. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan pada bulan April-Mei tahun 2013. Dalam penelitian ini, penelitian di lakukan di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung seperti pedoman wawancara dan pedoman observasi. Untuk dapat merumuskan pedoman wawancara, maka dalam mewujudkannya diperlukan kisi-kisi instrumen penelitian, berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian dalam tabel 2 :
30
Tabel 2 : kisi-kisi instrumen penelitian Kisi-Kisi
Deskripsi
Kedudukan dan sasaran
Untuk mengetahui kedudukan program dan penentuan
Program
sasaran program dalam upaya pengentasan kemiskinan
Ruang Lingkup
Segala bentuk kegiatan masyarakat yang masih
Kegiatan
memenuhi komponen PNPM dan berada dalam kategori pelaksanaan PNPM mandiri
Peran pemerintah dan
Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program baik
masyarakat
sebagai pelaksana maupun sebagai fasilitator yang saling melengkapi
Tahapan pelaksanaan
Prosedur yang di tetapkan sebagai acuan tekhnis dari
program
pelaksanaan program
Penyaluran dan
Salah satu bentuk tindak lanjut dari pengajuan dana
pencairan dana
bantuan pelaksanaan kegiatan
Respon masyarakat
Tanggapan dan keterlibatan masyarakat secara langsung terkait pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan
E. Data dan Sumber Data Lofland dan lofland mengatakan bahwa “sumber data yang paling utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata,dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dokumen lain-lain (Moelong, 2009:157). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi terhadap informan
31
yang mewakili instansi maupun perorangan yang di jadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, data primer digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dari masyarakat desa Puluhan, Kec. Trucuk dan instansi pemerintah terkait implementasi program pengentasan kemiskinan di desa tersebut. 2. Data sekunder, yaitu data yang tertulis dapat berupa dari berbagai buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen atau literatur-literatur yang terkait dengan Analisis Kebijakan pengentasan kemiskinan di kabupaten Klaten. F. Tekhnik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur yaitu wawancara yang menggunakan pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan serta ada pedoman wawancara yang digunakan sebagai kontrol dalam alur wawancara. Pada penelitian ini peneliti berinteraksi langsung dengan masyarakat dan pengurus BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) di desa Puluhan, Trucuk, Klaten Penelitian
menggunakan
wawancara
semi
terstruktur
dengan
menggunakan interview guide yang pokok. Dalam proses wawancara, pertanyaan yang pokok dikembangkan setelah informan menjawab pertanyaan sehingga terjadi wawancara yang interaktif antara peneliti dengan informan.
32
2. Observasi Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah dalam penelitian ini adalah dengan cara pengamatan terselubung (observasi terselubung/covert). Tekhnik observasi ini dipilih karena peneliti tidak bisa melakukan observasi yang lebih formal. Selain itu peneliti berasumsi bahwa ketika penelitian dilakukan dengan cara formal, di takutkan reaksi/tanggapan dari subjek penelitian atas permasalahan ini tidak berdasarkan realitas dan cenderung pencitraan semata., Observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini kajian dokumen yang digunkan untuk memperoleh data antara lain; transkrip, buku, dan surat kabar, sehingga akn memudahkan peneliti didalam penyajian data. G. Keabsahan dan Keajegan Penelitian Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. Yin (2003) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut : 1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)
33
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu : a. Triangulasi data Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda. b. Triangulasi Pengamat Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. c. Triangulasi Teori Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada
34
penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut. d. Triangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. 2. Keabsahan Internal (Internal validity) Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda. 3. Keabsahan Eksternal (Eksternal validity) Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama. 4. Keajegan (Reabilitas)
35
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data. H. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan mengajukan teknik analisa data kualitatif dari Marshall dan Rossman. Dalam menganalisa penelitian kualitatif
terdapat
beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya : 1) mengorganisasikan data, 2) pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban, 3) menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data, 4) mencari alternatif penjelasan bagi data, 5) menulis hasil penelitian. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri di desa Puluhan, Trucuk. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
36
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), kemudian dibuatkan transkipnya dalam bentuk tertulis. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian tentang implementasi PNPM Mandiri Pedesaan ini. Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran
37
mengenai
penghayatan
pengalaman
dari
subjek.
Selanjutnya
dilakukan
interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.