BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif, guna membuktikan apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan pada perbankan syariah (studi kasus pada Bank Mandiri Syariah periode 20052014). Metode kuantitatif adalah penelitian yang mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. 1 P0 F
B. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri. Sedangkan untuk waktu penelitian yang digunakan yaitu sewaktu-waktu. Dalam penelitian ini, data diperoleh dari laporan keuangan triwulanan PT. Bank Mandiri Syariah periode 2005-2014 yang dipublikasikan dalam situs resmi Bank Mandiri Syariah, yaitu http://www.syariahmandiri.co.id 31 TU
1
U31T
Mashuri, MP dan .M. zainuddin, MA, Metode Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Edisi Revisi (Bandung : PT Refika Aditama, 2011),hlm.19
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu: 1. Variabel dependen (Variabel Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pembiayaan. 2. Variabel independen (variabel X) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya
atau
terpengaruhinya
variabel
dependen.
Variabel
independen dalam penelitian ini adalah: DPK dan NPF. Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana yang bersumber dari masyarakat luas atau dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Dana tersebut dapat berasal dari simpanan berupa tabungan, giro, dan deposito. Dana pihak ketiga (simpanan) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2 P1F
2
UU Perbankan RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan
Total DPK DPK = Total Aset 2. Non Performing Financing (NPF) Mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Jadi,besar kecilnya NPF ini menunjukkan kinerja suatu bank dalam pengelolaan dana yang disalurkan. Apabila porsi pembiayaan bermasalah membesar, maka hal tersebut pada akhirnya menurunkan besaran pendapatan yang diperoleh bank. Pembiayaan Bermasalah NPF =
x 100% Total Pembiayaan
3. Pembiayaan Pembiayaan adalah transaksi dalam Perbankan Syariah yang merupakan bentuk penyaluran dana ke sektor riil. Perbedaan utama dengan kredit terletak pada konsep bunga. Prinsip ekonomi Islam mengkategorikan
bunga
sebagai
riba
dan
hukumnya
haram.
Pembiayaan menggunakan konsep profit and loss sharing atau bagi hasil. Besarnya bagian tergantung pada perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. 3 P2 F
Populasinya adalah seluruh bank syariah baik umum maupun unit usaha syariah. 2. Sampel sampel penelitian yang dilakukan hanya satu bank umum syariah yaitu Bank Syariah Mandiri. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: a. Bank syariah berskala nasional b. Semua bank syariah yang tidak bernilai nol c. Bank syariah yang mempublikasikan laporan keuangan triwulan dengan periode 2005-2014. E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian Data yang digunakan dalam penilitan ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
3
Ibid, hlm. 157
Tahap pertama, salah satu yang perlu dilakukan dalam penelitian adalah pendayagunaan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dengan jasa informasi yang tersedia. Studi kepustakaan terutama diarahkan untuk memperoleh landasan teori yang digunakan dalam analisis data. Hal ini penulis lakukan guna memfasilitasi dalam melihat permasalahan, yaitu untuk memperoleh konsep yang telah ada, juga sebagai bentuk pemanfaatan data sekunder berupa buku-buku, makalah-makalah, jurnal dll yang berhubungan dengan materi pembahasan proposal ini. Tahap kedua, pada tahap kedua dengan mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan triwulanan Bank Mandiri Syariah yang dipublikasikan dalam situs resmi bank yang bersangkutan. Data diperoleh dari laporan keuangan triwulanan PT Bank Mandiri Syariah periode 20052014 yang dipublikasikan dalam situs resmi Bank Mandiri Syariah, yaitu 31TU
http://www.syariahmandiri.co.id
U3 1T
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angkaangka dan perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program SPSS16 for windows untuk mengatur pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dan menguji hipotesis yang diajukan. Analisa ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis
tersebut. Adapun Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Analisis regresi berganda Dalam penelitian ini, alat statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk memprediksi dan atau mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan variabel independen yang diketahui. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. 2. Uji asumsi klasik a. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau nilai residual memiliki distribusi normal agar uji statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji nnormal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. b. Uji heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas, yaitu keadaan ketika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Uji heterokedastis dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu Uji Glejser, Uji Park, Uji Spearmen, dan Melihat Grafik. c. Uji multikolinearitas Tujuan dari uji multikolinearitas adalah menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolinearitas diantara variabel
independen. Alat statistik yang
sering digunakan adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI). d. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear
terdapat
korelasi
antara
kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1. Jika
autokorelasi. berurutan
terjadi
Autokorelasi
korelasi, maka muncul
karena
ada
problem
observasi
yang
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini
sering ditemukan pada data time series karena “gangguan”
pada seseorang atau data cenderung mempengaruhi “gangguan” pada seseorang atau data tahun berikutnya. Beberapa uji statistik yang dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi diatas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. 3. Uji hipotesis a. Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) Uji statistik t dimaksudkan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Selain untuk uji pengaruh, uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing variabel bebas sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka suatu
variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. b. Uji signifikasi simultan (uji statistik f)
Uji statistik f digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Apabila nilai probabilitas signifikasi < 0.05, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
c. Uji koefisien determinasi (r2) Uji
koefisien
determinasi
pada
intinya
mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai r2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi untuk data cross section relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Sedangkan untuk data
time series biasanya memiliki nilai
koefisien determinasi yang
tinggi. Kelemahan
mendasar
penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka r2 pasti meningkat
tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan
untuk
menggunakan
adjusted
r²
pada
saat
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Kenyataannya, nilai adjusted r² dapat bernilai negatif walaupun yang dikehendaki bernilai positif. Jika dalam uji empiris terdapat nilai adjusted r² negatif, maka nilai adjusted r² dianggap bernilai nol.