BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2012:7), penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distributif dan hubungan antar variabel. Sedangkan penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. B. Populasi, Sample dan Sampling 1. Populasi Menurut Sugiyono (2012:115), populasi adalah wilayah generalisasi terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diteteapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sampel Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Pengukuran sampel merupakan suatu langkah yang diambil dalam melaksanakan suatu penelitian. Hair et.al. (dalam Ferdinand, 2002:47) memberikan pedoman ukuran sampel yang diambil, yaitu : a. 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. d. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi. Sempel pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sesuai karakteristik penelitian. Sempel minimal yang diambil dalam penelitian ini adalah berdasarkan jumlah parameter yang diestimasi dikalikan lima. Jumlah parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44× 5 = 220 sampel. 3. Sampling Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2012:117), Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria-kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut. 1.) Mahasiswa dan mahasiswi yang masih menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2.) Memiliki perangkat telepon seluler khususnya Smartphone. C. Definisi Operasional dan Pengukurannya Menurut Sugiyono (2012:31), definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional
menjelaskan
cara
tertentu
yang
digunakan
untuk
meneliti
dan
mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. 1. Perangkat Ponsel
Dari pengertian pada tinjauan pustaka perangkat ponsel dapat diartikan sebagai bentuk fisik dari ponsel itu sendiri yang meliputi desain, kemampuan, dan kinerja perangkat ponsel yang digunakan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penelitian ini, perangkat ponsel sebagai variabel anteseden yang akan mempengaruhi kualitas produk sebagai variabel independen. Dalam pengukurannya variabel perangkat ponsel dapat diketahui dengan 4item skala yang dikembangkan oleh Ranganathan dan Ganaphathy (dalam Rebecca et.al 2015) : a. Perangkat telepon selular saya sama dengan produk Smartphone lainnya. b. Perangkat telepon selular saya bermanfaat bagi saya. c. Perangkat telepon selular saya menggambarkan citra kualitas d. Perangkat telepon selular saya memiliki nilai estetika yang berkualitas tinggi. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran, 2006). 2. Perangkat Lunak Ponsel Dari pengertian dari tinjauan pustaka, perangkat lunak dapat diartikan sebagai fitur-fitur yang tersedia pada ponsel yang menunjang kinerja telepon selular yang bermanfaat untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret. Perangkat lunak ini sebagai indikator anteseden yang akan mempengaruhi produk ponsel sebagai variabel independen. Dalam pengukurannya variabel perangkat lunak dapat diketahui dengan 3item skala yag dikembangkan oleh Chau dan Lai (dalam Rebecca et.al 2015) : a. Fitur perangkat lunak saya memuaskan b. Perangkat lunak telepon selular sama dengan produk Smartphone lainnya c. Perangkat lunak telepon selular saya bermanfaat bagi saya
Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). 3. Jaringan Ponsel Pengertian dari tinjauan pustaka merupakan suatu sarana penunjang aktivitas mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta melalui telepon selular yang dilakukan dengan saluran nirkabel. Kualitas jaringan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kinerja yang dirasakan dari jaringan selular dalam hal aksesibilitas, stabilitas, dan keandalan sinyal. Jaringan telepon selular ini merupakan variabel anteseden yang akan mempengaruhi kualitas penyedia sebagai variabel independen. Pengukuran variabel perangkat lunak dapat diketahui dengan 9-item skala yang dikembangkan oleh Loiacono (dalam Rebecca et.al 2015) : a. Jaringan telepon selular saya berfungsi sesuai yang diharapkan. b. Jumlah tingkat kesalahan jaringan telepon saya rendah. c. Jaringan telepon selular saya selalu ada. d. Fitur-fitur pada jaringan telepon seluar saya memuaskan. e. Ada sedikit bahkan tidak ada gangguan pada layanan jaringan telepon selular saya. f.
Jaringan telepon selular saya dapat diandalkan.
g. Layanan yang diberikan oleh jaringan selular saya optimal. h. Saya puas dengan jaringan jaringan telepon selular saya. i.
Secara keseluruhan, saya puas dengan kualitas jaringan telepon saya. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1)
STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). 4. Dimensi Kualitas Layanan
Menurut pengertian dari tinjauan pustaka, kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret
Surakarta,
sesuai dengan peraturan
perusahaan agar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Ekonomi dan Sebelas Maret Surakarta dapat memberikan kepercayaan terhadap perusahaan ponsel. Kualitas layanan merupakan variabel anteseden yang mempengaruhi kualitas penyedia sebagai variabel independen Dalam pengukurannya variabel kualitas layanan dapat diketahui dengan 10item skala yang dikembangkan oleh Bailey dan Pearson (dalam Rebecca et.al 2015) : a. Dukungan Pelanggan yang Tersedia di Toko 1.)
Pengaturan tampilan di toko telepon selular saya memuaskan
2.)
Perangkat layanan otomatis di toko telepon selular saya mudah di gunakan.
3.)
Waktu tunggu untuk memperoleh layanan dukungan pelanggan cepat.
4.)
Karyawan layanan pelanggan sangat profesional dan sabar.
b. Layanan Pelanggan dengan Media Suara 1.)
Proses dukungan pelanggan dengan media suara berlangsung sederhana dan mudah.
2.)
Ketika saya menggunakan dukungan pelanggan dengan media suara, terdapat hanya sedikit waktu tunggu antara tindakan saya dengan tanggapan petugas layanan pelanggan.
3.)
Petugas layanan pelanggan sangat profesional dan sabar.
4.)
Saya puas dengan dukungan pelanggan dengan media suara.
c. Layanan Pelanggan dengan Media Online 1.)
Sangat mudah melakukan pengoperasian pada situs web layanan pelanggan.
2.)
Ketika saya menggunakan situs web layanan pelanggan, terdapat hanya sedikit waktu tunggu antara tindakan saya dengan tanggapan petugas pelanggan online.
3.)
Ketika saya menggunakan situs web layanan pelanggan, sangat mudah untuk menemukan informasi yang saya butuhkan. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS
= Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). 5. Kualitas Produk Kualitas produk menurut tinjauan pustaka dapat didefiniskan suatu karakteristik yang terdiri dari penampilan, kinerja dan daya tahan yang terdalam dalam produk sebuah perusahaan untuk menjaga loyalitas pelanggan yakni mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kualitas produk merupakan variabel independen dan akan mempengaruhi kualitas keseluruhan sebagai variabel dependen. Dalam pengukurannya variabel kualitas produk dapat diketahui dengan 7item skala yang dikembangkan oleh Ranganathan dan Chau (dalam Rebecca et.al 2015): a. Produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) berfungsi sesuai yang diharapkan. b. Jumlah kerusakan produk telepon selular (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) rendah. c. Fitur-fitur produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) memuaskan. d. Produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) selalu tersedia bagi saya.
e. Produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) sangat dapat diandalkan f.
Saya puas dengan produk telepon selular saya keseluruhan (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya)
g. Secara keseluruhan, saya puas dengan seluruh produk telepon selular saya (perangkat telepon selular termasuk perangkat lunaknya) Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2007). 6. Kualitas Penyedia Kualitas penyedia menurut daftar pustaka dapat didefinisikan sebagai bagian yang penting dalam penjualan produk perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yakni mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam bentuk tindakan yang sesuai aturan perusahaan. Kualitas penyedia sebagai variabel independen yang akan mempengaruhi kualitas keseluruhan sebagai variabel dependen. Penyedia ponsel dinilai menggunakan 6-item skala yang dikembangkan oleh Loiacono dan Beiley (dalam Rebecca et.al 2015): a. Penyedia layanan telepon selular saya bermanfaat sesuai yang diharapkan b. Penyedia layanan telepon selular selalu ada untuk saya c. Kualitas layanan keseluruhan yang ditawarkan oleh penyedia layanan telepon selular saya memuaskan. d. Penyedia layanan telepon selular saya sangat dapat diandalkan e. Saya puas dengan kualitas layanan keseluruhan yang ditawarkan oleh penyedia layanan telepon selular saya f.
Secara keseluruhan, saya puas dengan kualitas layanan yang ditawarkan oleh penyedia layanan telepon selular saya.
Indikator tersebut diukur dengan menggunakan lima poin skala likert (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). 7. Kualitas Keseluruhan Secara keseluruhan menurut tinjauan pustaka, dapat didefinisikan kualitas keseluruhan mengacu pada kinerja disintesis produk dan jasa dan melibatkan empat aspek yang saling terkait yang menjadi kinerja kualitas. Pada penelitian ini kualitas keseluruhan sebagai variabel dependen. kualitas keseluruhan ponsel dinilai menggunakan 4-item skala yang dikembangan dari penelitian sebelumnya Ranganathan dan Ganapathy; Chau dan Lai; Loiacono; Bailey dan Pearson (dalam Rebecca et.al 2015): a. Secara keseluruhan, saya senang dengan kualitas pengalaman telepon selular saya b. Secara keseluruhan, kualitas pengalaman telepon selular saya memenuhi bahkan melebihi harapan saya c. Secara keseluruhan, saya puas dengan kualitas pengalaman telepon selular saya d. Telepon selular saya keseluruhan berkualitas tinggi. Indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert lima poin (1) STS = Sangat Tidak Setuju, (2) TS = Tidak Setuju, (3) N = Netral, (4) S = Setuju, (5) SS = Sangat Setuju (Sekaran,2006). D. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2000:177) Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup artinya kuesioner yang disajikan dalam bentuk pertanyaan sehingga responden tinggal memberikan tanda silang atau centang pada kolom atau tempat yang sesuai. E. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini menggunakan data primer sebagai penyebaran kuisioner dan data sekunder sebagai literatur.
1.
Data Primer Menurut Sugiyono (2012:139), sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Kuisoner terdiri dari 9 variabel dan 44 pertanyaan. Karakteristik responden dalam penelitan ini yaitu mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memiliki ponsel serta masih menempuh pendidikan.
2.
Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2012:141), sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti merujuk sumber data sekunder untuk melakukan penelitian adalah literatur, buku, dan internet untuk menunjang kelancaran penelitian F.
Metode Pengumpulan Data 1.
Kuisioner Instrumen dalam penelitian ini adalah angket kuisioner yang disusun dengan menggunakan model likert. Penyusunan dalam membuat model likert dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang bertema positif dari berbagai sumber yang
diadopsi dan penelitian sebelumnya. Seluruh data yang telah diterima selanjutnya dikumpulkan, ditabulasi dan dibuat perhitungan. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memiliki ponsel serta yang masih menempuh pendidikan. 2.
Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis seperti literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berhubungan dengan penelitian serta menunjang penulisan dalam penelitian ini.
G. Metode Analisis 1.
Analisis Deskriptif Analisis
deskriptif
dilakukan
dengan
mengumpulkan,
mengolah
dan
menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh gambaran mengenai sifat objek dan data tersebut (Sekaran, 2000). Analisis deskriptif dalam penelitian ini berguna untuk menghitung presentase dari nilai jawaban yang didapat dari responden. 2.
Uji Instrumen a.
Uji Validitas Uji Validitas dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa instrumen atau alat ukur, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur suatu konsep benar-benar melakukan fungsi ukurnya yaitu konsep yang diinginkan (Sekaran, 2000). Penelitian ini menggunakan uji validitas berupa Factor Analysis. Untuk dapat dilakukan analisis faktor maka harus dipenuhi syarat nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) lebih besar dari 0,5 dan Bartlett’s of Sphericity mempunyai nilai signifikan dibawah 0,05 serta masing-masing item pertanyaan memiliki Measure of Sampling Adequacy (MSA) dalam Anti Image Matrices (bagian anti image correlation, diagonal ke bawah yang bertanda “a” lebih besar dari 0,5. Sedangkan untuk melihat skor loading factor masing-
masing item pertanyaan dapat dilihat dalam table Rotated Component Matrix (Santoso, 2002:100-101). Indikator-indikator semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan loading factor 0,4 sebagai cutting point. Penentuan validitas instrumen yang mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956: 145).
0,80 – 1,00 = validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 – 0,80 = validitas tinggi (baik)
0,40 – 0,60 = validitas rendah (kurang)
0,00 – 0,20 = validitas sangat rendah (buruk/tidak valid)
b. Uji Reliabelitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS Statistics 20 for windows. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali, 2006). Dalam pengukuran (Triton, 2005) mengklasifikasikan nilai cronbach alpha sebagai berikut:
Nilai 0,00 – 0,20 dikategorikan kurang reliabel
Nilai 0,21 – 0,40 dikategorikan agak reliabel
Nilai 0,41 – 0,60 dikategorikan cukup reliabel
Nilai 0,61 – 0,80 dikategorikan reliabel
Nilai 0,81 – 1,00 dikategorikan sangat reliabel
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat berkorelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006:95). Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a.) 1,65 < DW < 2,35 : Tidak terjadi autokorelasi b.) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 maka tidak dapat disimpulkan. c.) DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi autokorelasi Keterangan : DL batas bawah DW dan DU batas atas DW b.
Uji Multikoliniaritas Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Kuncoro, 2001:114). Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2001). Cara mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Batas VIF adalah 10 dan nilai dari tolerance adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinearitas maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari model penelitian (Ghozali, 2001:63-64).
c.
Uji Normalitas Menurut Gozhali (2001:74) uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov satu arah dengan koreksi Lilliefors. Menurut
Algifari
(2013:346),
pengambilan
keputusan
mengenai
normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut : a.) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal b.) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal. 4. Uji Hipotesis a. Regresi Berganda Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel secara simultan maupun untuk menguji hipotesis tentang pengaruh antar variabel independen atau secara parsial (Sekaran, 2000). Penghitungan analisis regresi berganda dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistics 22 for windows. Nilai dinyatakan signifikan bila ≤ 0,05. b. Uji Koefesien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2006), uji determinasi digunakan utuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar nilai koefesien determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Begitu sebaliknya semakin kecil nilai koefesien determinasi berarti semakin kecil kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan menurut Wiyono (2011), hasil R-square sebesar 0,67; 0,33; 0,19 mengindikasikan bahwa model “baik”, “moderat”, dan “lemah” c.
Uji Statistik F Menurut Ghozali (2006), Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan kedalam model memiliki pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen.
Cara membaca uji F menurut Ghozali (2006:88) yaitu dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nial F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha. d.
Uji Statistik t Menurut (Suliyanto, 2011:62), pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak. Variabel bebas akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel bebas tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel. Cara
membaca
uji
t
menurut
Ghozali
(2006:88-89)
dengan
cara
membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.