BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun Sekotong Lombok Barat, NTB. Pelaksanaan penelitian selama ± 65 hari dari bulan Februari hingga bulan april 2011 dengan rincian kegiatan sebagai berikut : kegiatan budidaya selama 9 minggu dengan 9 kali pengamatan. B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 : Tabel 3.1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian Alat Hand refraktometer Kamera digital Keranjang pH Universal Perahu Pisau Secchi disc Thermometer Timbangan mekanik
Spesifikasi Atago S-28E
Indikator Universal
Derajat Celcius
Keterangan Mengukur salinitas Untuk dokumentasi Tempat menampung rumput laut Mengukur pH Alat transportasi Sebagai pemotong Mengukur penetrasi cahaya dalam perairan Mengukur suhu air Sebagai penimbang berat sampel
Tabel 3.2. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian. Bahan Spesifikasi Batu karang/beton Bibit Ptilophora pinnatifida Umur ±35 Hari Botol plastik minuman/ gabus/bola plastic Tali raffia Tal ris/pengencang Ø 10 mm
29
Keterangan Sebagai pemberat/jangkar Sebagai sampel Sebagai pelampung Sebagai pengikat bibit Sebagai tali utama dan tali jangkar
30
C. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan data-data yang telah terkumpul. Data yang dihasilkan dapat berupa gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005). D. Prosedur Penelitian 1.
Pemilihan Lokasi Lokasi yang digunakan dalam budidaya ganggang merah Ptilophora
pinnatifida adalah terlindung dari pengaruh angin dan gelombang besar serta pada saat surut terendah, ganggang merah masih terendam air laut. Lokasi tersebut sangat diperlukan untuk menghindari kerusakan fisik, sarana prasarana budidaya serta petumbuhan ganggang merah itu sendiri (Brotowidjojo, Djoko dan Mulbyantoro, 1999). 2.
Persiapan tempat budidaya Untuk metode tali panjang (Long Line), tali utama sepanjang 10 meter (ø
10 mm) yang pada kedua ujungnya diberi jangkar/beton sebagai pemberat. Di dalam tali utama dipasang 10 tali pengencang sebagai tempat diikatkan bibit. Setiap 5 meter diberi pelampung utama yang terbuat dari bola plastik atau gabus. Pada setiap jarak 1 meter diberi pelampung berupa gabus/karet sandal atau botol plastik minuman. Pada saat pemasangan tali utama harus diperhatikan arah arus pada posisi sejajar atau sedikit menyudut untuk menghindari terjadinya belitan tali satu dengan lainnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :
31
Gambar 3.1 : Budidaya Ptilophora pinnatifida dengan Metode Long Line ( Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.2. Sketsa Penanaman Ganggang dengan Metode Long Line
32
3.
Persiapan Bibit Bibit yang digunakan dalam budidaya ganggang merah ini adalah bibit
yang masih segar, banyak cabang, rimbun dan runcing, tidak terdapat bercak putih atau terkelupas, warna spesifik (cerah), umur 30 hari setelah tanam, tidak terkena penyakit ice-ice, serta bibit tidak lebih lama dari 24 jam dalam penyimpanan walaupun selalu terendam air. 4.
Penanganan Bibit Sebelum ganggang merah Ptilophora pinnatifida diletakkan di lokasi
budidaya, bibit ganggang dikarantina sementara di bak beton untuk diadaptasikan selama 24 jam sebelum ditanam di lokasi budidaya. Setelah diadaptasikan, bibit langsung dipindahkan ke lokasi budidaya. 5.
Penanaman Bibit Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan penimbangan
berat awal masing-masing sekitar 30 gram/ikat, kemudian bibit tersebut diikatkan pada tali rafia. Jarak tiap bibit ganggang yang diikatkan pada tali rafia sekitar 25 cm dengan posisi tanaman 1 meter di bawah permukaan perairan.
33
Gambar 3.3 : Pengikatan bibit dengan tali rafia pada tali pengencang (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Pelampung
Ikatan ganggang
Gambar 3.4 : Sketsa Pengikatan Bibit Ptilophora pinnatifida dengan Metode Long Line Sebelum Ditempatkan di Lokasi Budidaya.
6.
Pemeliharaan Selama pemeliharaan, tanaman ganggang dibersihkan dari tumbuhan dan
lumpur yang melekat, sehingga tidak menghalangi tanaman dari sinar matahari dan mendapatkan makanan. Apabila ada sampah yang menempel pada tanaman, tali diangkat angkat perlahan, agar sampah-sampah sampah ampah yang tersangkut bisa terlepas kembali, dan apabila ada tali bentangan yang lepas ikatannya atau rusak, langsung dilakukan perbaikan. Setiap S 1 minggu sekali dilakukan pengamatan gamatan yang meliputi
34
pembersihan, sampling laju pertumbuhan, dan pengukuran parameter kualitas air laut. Prosedur dalam pengukuran kualitas air laut dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Pengukuran suhu dilakukan dengan cara mencelupkan bagian bawah dari thermometer ke dalam air selama beberapa menit. Kemudian pembacaan skala dilakukan setelah air raksa tetap atau konstan.
b.
Pengamatan kecerahan menggunakan sechi disk. Piringan ini terbuat dari lempengan besi yang berbentuk lingkaran pada bagian tengahnya dibuat kaitan untuk pengikat. Piringan sechi di cat dengan warna putih dan hitam. Cara penggunaan alat ini adalah dengan memasang tali pada kaitan dan kemudian menurunkan piringan sechi ini ke dalam air secara perlahan-lahan hingga tidak terlihat lagi, kemudian mengukur berapa panjang tali yang telah digunakan.
c.
Pengukuran salinitas dilakukan dengan menggunakan Hand refraktometer dengan cara membuka tutup sensor refraktometer dibagian ujungnya, kemudian meneteskan air sampel kebagian sensor refraktometer dan di tutup kembali, kemudian refraktometer tersebut diarahkan ke arah cahaya yang terang dan dilayar muncul bagian terang dan gelap yang merupakan skala atau kisaran salinitas yang diukur.
d.
Kecepatan arus diukur dengan cara manual yaitu menghanyutkan benda tipis yang terapung di permukaan air kemudian menghitung jarak yang di tempuh dalam satuan waktu.
35
e.
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH universal dengan cara mencelupkan sebagian dari kertas tersebut ke dalam air selama beberapa menit, kemudian hasilnya bisa dibandingkan dengan indikator yang sudah disediakan.
7.
Pemanenan Ptilophora pinnatifida dipanen pada umur 65 hari setelah tanam. Panen
sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar dapat dijemur terlebih dahulu sebelum disimpan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan kualitas ganggang merah Ptilophora pinnatifida tersebut.
Gambar 3.5 : Ganggang Merah Ptilophora pinnatifida (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Pemanenan ganggang merah Ptilophora pinnatifida dilakukan dengan mengangkat seluruh tanaman yaitu dengan pelepasan tanaman dari tali yang dilakukan di darat dengan cara memotong tali secara langsung. Kelebihan cara ini adalah dapat melakukan penanaman kembali dari bibit-bibit ganggang merah yang masih muda dengan laju pertumbuhan tinggi.
36
E. Desain Penelitian Untuk pinnatifida
mengukur dilakukan
laju
pertumbuhan
dengan
cara
ganggang
sampling
yaitu
merah
Ptilophora
dengan
mengukur
biomassa/berat thallus pada pertama kali penanaman, kemudian diukur kembali pada selang waktu 1 minggu. Sampling dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1.
Menimbang atau mengukur berat awal ganggang sebanyak 30 gram/ikat.
2.
Menimbang atau mengukur berat ganggang pada pertama kali sampling (pada umur 7 hari setelah tanam).
3.
Menimbang kembali berat ganggang pada hari ke-14, kemudian dilakukan pengamatan laju pertumbuhan.
4.
Begitu juga untuk minggu-minggu berikutnya, menimbang berat ganggang kemudian dilakukan pengamatan laju pertumbuhan kembali sampai masa panen ( ± 65 hari).
37
Berikut ini analisis data untuk menghitung pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik dengan menggunakan rumus Brinkhuis (1985) :
Pertumbuhan mutlak =
Gm = Wt – Wt-1
SGR (Spesific Growth Rate) =
ln Wt − ln Wo t
Keterangan : Gm = Pertumbuhan mutlak (gram) SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%) Wt = Berat basah pada waktu t Wo = Berat basah awal (0 hari) t = Interval waktu pengamatan (hari)
Alur dalam penelitian ini (Gambar 3.6) dapat dilihat sebagai berikut :
38
Survei Lokasi
Tahap Persiapan
• Pengajuan Surat Izin Penelitian • Penentuan Lokasi Penelitian • Persiapan Lokasi Penelitian
Tahap Pelaksanaan
• Persiapan Penanaman • Penanganan Bibit • Penanaman Bibit
Tahap Pemeliharaan
• • • •
Pembersihan Sampling Laju Pertumbuhan Pengukuran Kualitas Air Laut Dokumentasi
Tahap Pemanenan
Analisis Data dan Penyusunan Laporan
Gambar 3.6. Alur Penelitian Budidaya Ptilophora pinnatifida