BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, karena menganalisa hubungan antara keberadaan Soil Transmitted Helminths pada tanah halaman rumah dengan kejadian infeksi pada anak.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RT.05 RW.III Rimbulor, Rejosari, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Sampel diperiksa di
Laboratorium
Parasitologi D3 Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang. Waktu Penelitian pada bulan Februari hingga bulan Mei tahun 2010.
C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 5-11 tahun di RT.05 RW.III Rimbulor, Rejosari, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak. Sedangkan sampel penelitian ini diambil secara total populasi. Unit sampling pada penelitian ini adalah lingkungan rumah tangga yang memiliki anak. Untuk sampel feaces, didapat dari pengambilan feaces pada anak. Sedangkan sampel tanah, didapat dari pengambilan pada tiga titik, yaitu :
1) Tanah halaman depan rumah Dimana tanah ini sering dijadikan tempat bermain dan tempat buang air besar anak-anak usia 5-11 tahun. 2) Tanah sekitar kamar mandi Dimana tanah ini berada di sekitar kamar mandi yang letaknya di luar rumah. Kondisi ini memungkinkan cacing untuk berkembang biak karena suasana tanah menjadi lembab. 3) Tanah sekitar pembuangan sampah Dimana tanah ini juga sering menjadi tempat bermain anak-anak usia sekolah. Dengan kondisi sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sampah, memungkinkan tanah ini mengandung zat-zat organik dan menjadi tempat cacing untuk hidup dan berkembang biak.
D. Variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini antara lain : 1.
Variabel bebas
: Keberadaan Soil Transmitted
Helminths pada tanah halaman rumah 2. Variabel terikat : Kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada anak
A. Hipotesa Ada hubungan antara keberadaan cacing Soil Transmitted Helminths pada halaman rumah dengan kejadian infeksi pada anak di RT.05 RW.III Desa Rimbulor Rejosari, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak.
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahapan, antara lain : 1. Persiapan pengambilan sampel Pemeriksa datang ke masyarakat untuk memberikan pengarahan dan membagikan informasi atau selebaran kepada orangtua bahwa akan ada pemeriksaan untuk Soil Transmitted Helminths, serta membagikan botol penampung sampel berlabel kepada para orang tua, dengan tujuan melatih orangtua dalam pengambilan sampel sendiri. Selain itu, untuk mempercepat proses pengambilan sampel. 2. Pengolahan dan Persiapan Sampel Setelah botol berisi sampel tanah didapat, kurang lebih 2,5 gram, ditambahkan formalin 10% sebagai pengawet dan dihomogenkan. Hal ini memperkecil kemungkinan telur cacing menetas sebelum dilakukan pemeriksaan. Selanjutnya sampel dibawa ke Laboratorium Parasitologi Universitas Muhammadiyah Semarang untuk diperiksa. 2. Cara Pemeriksaan sampel feaces dengan metoda pengapungan NaCl jenuh : a. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk penelitian adalah objeck glass, deck glass, lidi (± 5cm), tabung reaksi, dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah NaCl jenuh.
b. Cara Kerja 1)
Sampel diambil dari botol wadah kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi.
2)
Tabung yang berisi sampel diisi dengan NaCl jenuh sambil diaduk lalu menekan feaces menggunakan pengaduk sehingga feaces berada di dasar tabung, kemudian diisi kembali secara perlahan sampai permukaan larutan dimulut tabung sampai menjadi cembung.
3)
Diambil deck glass, diletakkan di atas permukaan larutan.
4)
Diamkan ± 45 menit kemudian deck glass diambil dan diletakkan dia atas objeck glass.
5)
Diperiksa di bawah mikroskop. (Pinardi Hadidjadja, 1990)
3. Cara Pemeriksaan sampel tanah dengan metode Suzuki (Mg Sulfat) : a. Alat dan Bahan Alat yang dipakai dalam pemeriksaan ini adalah centrifuge, tabung centrifuge, saringan kawat kasa, kaca tutup (ukuran 24 x 34 mm). Sedangkan bahan yang dipakai dalam pemeriksaan ini adalah larutan sulfas magnesicus (282 gr/liter), dan larutan hipoklorit 30%. b. Cara Kerja 1).
Saring 100 gram sampel tanah dengan saringan kawat
2).
5 gram tanah yang sudah disaring dimasukkan ke dalam tabung centrifuge
3).
Tambahkan 20 ml larutan hipoklorit ke dalam tabung yang berisi tanah, aduk dan diamkan selama 1 jam.
4).
Pusing pada kecepatan putar 2.000 rpm selama 2 menit dan buang cairan supernatant.
5).
Tambahkan air ke dalam tabung dan pusing kembali 2 kali, untuk tiap kali 2 menit pada kecepatan putar yang sama.
6).
Buang cairan supernatant, dan tambahkan larutan sulfas magnesicus dengan berat jenis 1,260 (282 gr/liter)
7).
Aduk dengan aplikator
8).
Pusing pada kecepatan putar 2.500 rpm (x 750 g) selama 5 menit
9).
Tambahkan larutan sulfas magnesicus secara hati-hati sampai mengisi penuh tabung
10). Diamkan beberapa menit 11). Secara hati-hati letakkan kaca penutup sampai kontak dengan permukaan larutan sulfas magnesicus, dan kemudian angkat kaca tutup perlahan-lahan ke atas dan letakkan kaca penutup yang mengandung cairan di atas kaca benda. 12). Periksa di bawah mikroskop (Pinardi Hadidjaja, 1994)
F. Pengumpulan data 1. Data perihal keberadaan Soil Transmitted Helminths pada tanah halaman rumah diperoleh dengan melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel tanah dengan metoda Mg Sulfat. 2. Data perihal kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths pada anak diperoleh dengan cara melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap sampel feaces dengan metoda pengapungan NaCl.
G. Pengolahan Data Variabel keberadaan cacing Soil Trnsmitted Helminths dalam tanah halaman rumah diolah dari hasil pemeriksaan laboratorium, dimana apabila ditemukan telur atau larva cacing dikategorikan “positif” dan apabila tidak ditemukan telur atau larva cacing dikategorikan “negatif”. Variabel infeksi kecacingan pada anak diolah dari hasil pemeriksaan laboratorium, dimana apabila ditemukan telur atau cacing dikategorikan “positif” dan apabila tidak ditemukan telur atau larva cacing dikategorikan “negatif”. H. Analisis data Analisis deskriptif dilakukan dengan menghitung besaran prevalensi yang dinyatakan dalam satuan persentase (%) dan grafik atau diagram. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara variabel infeksi kejadian kecacingan pada anak dengan variabel keberadaan cacing pada tanah halaman rumah dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji statistik Chi Square.
I. Definisi Operasional 4. Keberadaan cacing pada tanah adalah adanya cacing dari kelompok Soil Transmitted Helminths pada tanah halaman rumah yang diperiksa dengan metoda pengapungan Mg sulfat dan dikategorikan menjadi : a. Positif b. Negatif Skala data : nominal 5. Kejadian infeksi adalah infeksi yang diakibatkan oleh cacing Soil Transmitted Helminths pada anak usia 5-11 tahun yang didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan laboratorium metoda pengapungan NaCl jenuh dan dikategorikan menjadi : a.
Positif
b. Negatif Skala data: nominal