BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti (Sekaran, 2013). Data yang didapatkan adalah hasil dari menyebarkan kuesoner kepada para responden. Penelitian ini mengukur hubungan kausal antara kesadaran lingkungan dengan keputusan pembelian produk hijau. Penelitian ini melihat apakah kesadaran lingkungan berpengaruh terhadap keputusan beli produk hijau. B. Objek/Subjek Penelitian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek adalah satu anggota dari sampel (Sekaran, 2013). Objek dalam penelitian ini adalah produk hijau. Subjek pada penelitian ini adalah konsumen produk hijau. Dalam penelitian ini peneliti mengambil seting keputusan beli terhadap produk hijau. C. Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non proabiility sampling. Metode non probability sampling artinya bahwa tidak semua anggota
dari populasi dapat memiliki kesempatan yang sama menjadi sampel (Sekaran, 2013). Teknik non probability sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik ini mensyaratkan kriteria untuk menjadikan seseorang sebagai sampel (Sekaran, 2013). Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu orang dewasa yang telah membeli produk hijau. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 113 sampel. Hal ini dilakukan karena mengacu pada ketentuan Roscoe (1975) dalam Sekaran (2013) bahwa: 1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian 2. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10 kali atau lebih dari jumlah variabel dalam penelitian D. Teknik Pengumpulan Data Peneliti memperoleh data dari kuesioner yang diberikan secara langsung. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab. Pengumpulan data dilakukan dengan field survey. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan kuesoner secara langsung. Kuesioner dibagikan secara langsung bertujuan untuk mengumpulkan semua respon lengkap dalam waktu yang cukup singkat. Selain itu peneliti juga dapat memiliki kesempatan untuk menyampaikan topik penelitian dan memotivasi responden untuk menjadwab secara jujur.
E. Definisi Operasional Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Sekaran, 2013). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari pengetahuan lingkungan, sikap terhadap lingkungan, dan perilaku daur ulang. Sedangkan variabel dependen pembelian produk hijau. Setiap variabel menggunakan beberapa pernyataan dengan menggunakan skala likert untuk mengukurnya. 1. Pengetahuan lingkungan Chan dan Lau (2000) mendefinisikan pengetahuan lingkungan sebagai kumpulan dari pengetahuan seseorang mengenai isu lingkungan. Pengetahuan lingkungan diukur menggunakan tujuh pertanyaan. Sumber pertanyaan mengacu pada Schlegelmilch et al (1996), Aman (2012), Zao et al (2013) dengan melakukan pengembangan. Tujuh pertanyaan untuk mengukur pengetahuan lingkungan sebagai berikut: a. Sejauh mana konsumen mengetahui isu pemanasan global b. Sejauh mana konsumen mengetahui bahwa penguraian sampah plastik membutuhkan waktu yang lama c. Sejauh mana konsumen mengetahui bahwa deterjen dengan busa yang tinggi menyebabkan polusi air d. Sejauh mana konsumen mengetahui bahwa pembuatan kertas membutuhkan banyak pohon e. Sejauh mana konsumen mengetahui bahwa hutan dapat mencegah pemanasan global
f. Sejauh mana konsumen mengetahui efek rumah kaca g. Sejauh mana konsumen mengetahui bahaya penggunaan styrofoam 2. Sikap Lingkungan Sikap dapat didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh yang dilakukan seseorang atas suatu konsep (Peter dan Olson, 2014). Untuk mengukur sikap menggunakan
delapan
pernyataan.
Pernyataan
tersebut
mengacu
pada
Schlegelmilch et al (1996) dan Chen dan Chai (2010) dengan melakukan pengembangan. Pernyataan untuk mengukur sikap sebagai berikut: a. Sejauh mana konsumen percaya dengan bahaya dari penggunaan pestisida b. Sejauh mana konsumen setuju bahwa setiap orang dapat memperbaiki lingkungan meski dengan gerakan yang kecil c. Sejauh mana konsumen setuju bahwa seseorang memiliki kewajiban untuk memisahkan sampah anorganik dengan sampah organik d. Sejauh mana konsumen setuju bahwa bahwa pemisahan sampah dapat melestarikan lingkungan e. Sejauh mana konsumen setuju dengan program diet plastik f. Sejauh mana konsumen setuju bahwa manusia harus menggunakan sumber daya alam secara efisien utuk kepentingan generasi selanjutnya g. Sejahuh mana konsumen setuju bahwa
lingkungan harus dijaga
kelestariannya h. Sejauh mana konsumen setuju bahwa hewan dan tumbuhan memiliki hak yang sama dengan manusia.
3. Perilaku Daur Ulang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) daur ulang adalah pemrosesan kembali bahan yang pernah dipakai. Untuk mengukur perilaku daur ulang menggunakan sepuluh pernyataan. Mengingat perilaku daur ulang yang diteliti pada riset sebelumnya tidak sesuai dengan perilaku daur ulang masyarakat Indonesia, maka peneliti melakukan pengembangan instrumen perilaku daur ulang. Sepuluh pernyataan yang mengukur perilaku daur ulang diantaranya: a. Seberapa sering konsumen memanfaatkan halaman kosong dari kertas yang sudah digunakan b. Seberapa sering konsumen memanfaatkan kertas bekas untuk keperluan yang lain c. Seberapa sering konsumen memisahkan sampah organik dengan anorganik d. Seberapa sering konsumen memanfaatkan barang bekas untuk keperluan lain guna meminimalkan sampah e. Seberapa sering konsumen menimbun daun untuk dijadikan pupuk kompos f. Seberapa sering konsumen memanfaatkan botol bekas sebagai wadah g. Seberapa sering konsumen menggunakan koran bekas untuk keperluan yang lain h. Seberapa sering konsumen memanfaatkan kantong plastik lebih dari satu kali i. Seberapa sering konsumen membuat buku coretan dari kertas bekas j. Seberapa sering konsumen memanfaatkan bekas kotak sepatu sebagai wadah 4. Pembelian Produk Hijau Menurut Nugrahadi (2002) mengemukakan bahwa, produk hijau adalah suatu produk berwawasan lingkungan yang dibuat oleh pemasar agar ramah terhadap
kesehatan dan lingkungan. Kasali (1997) mendefinisikan, produk hijau adalah produk yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, tidak boros sumber daya, tidak menghasilkan sampah berlebihan, dan tidak melibatkan kekejaman pada binatang. Variabel pembelian produk hijau diungkapkan dengan skala likert diukur dengan sepuluh pernyataan. Pernyataan ini mengacu pada Schlegelmilch et al. (1996), Chan dan Lau (2000), Kim et al. (2012), dan Lee (2008) dengan melakukan pengembangan. Pernyataan untuk mengukur perilaku hijau diantaranya sebagai berikut: a. Seberapa sering konsumen membeli produk ramah hijau. b. Seberapa sering konsumen memilih produk hijau terlebih dahulu. c. Seberapa sering konsumen memilih produk ramah lingkungan tanpa memperhatikan harga. d. Seberapa sering konsumen beralih ke produk hijau. e. Seberapa
sering
konsumen
menghindari
suatu
produk
yang
membahayakan lingkungan. f. Seberapa sering konsumen membeli suatu produk dengan pertimbangan isu lingkungan g. Seberapa sering konsumen membeli sayur dan buah organik. h. Seberapa sering konsumen membeli sayur dan buah organik meski harus mengeluarkan usaha lebih untuk mendapatkannya. i. Seberapa sering konsumen membeli sayuran dan buah organik tanpa memperhatikan harga. j. Seberapa sering konsumen membeli produk hemat listrik.
Ringkasan definisi operasional variabel dijelaskan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 berisi indikator dari setiap variabel beserta sumbernya.
No Variabel 1 X1: Pengetahuan lingkungan
1. 2.
3.
4.
5.
6. 7.
2
X2: Sikap
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Indikator Sejauh mana konsumen mengetahui isu pemanasan global Sejauh mana konsumen mengetahui bahwa penguraian sampah plastik membutuhkan waktu yang lama Sejauh mana konsumen mengetahui bahwa deterjen dengan busa yang tinggi menyebabkan polusi air Sejauh mana konsumen mengetahui bahwa pembuatan kertas membutuhkan banyak pohon Sejauh mana konsumen mengetahui bahwa hutan dapat mencegah pemanasan global Sejauh mana konsumen mengetahui efek rumah kaca Sejauh mana konsumen mengetahui bahaya penggunaan styrofoam
1. Sejauh mana konsumen percaya dengan bahaya dari penggunaan pestisida 2. Sejauh mana konsumen setuju bahwa setiap orang dapat memperbaiki lingkungan meski dengan gerakan yang kecil 3. Sejauh mana konsumen setuju bahwa seseorang memiliki kewajiban untuk memisahkan sampah anorganik dengan sampah organik 4. Sejauh mana konsumen setuju bahwa bahwa pemisahan sampah dapat melestarikan lingkungan 5. Sejauh mana konsumen setuju dengan program diet plastik 6. Sejauh mana konsumen setuju
Sumber Schlegelmilch et al., 1996 Aman, 2012 Zao et al., 2013
Schlegelmilch et al., 1996 Chen dan Chai, 2010
No
Variabel
3
X3: Perilaku daur ulang
4
Y1: Pembelian produk hijau
Indikator bahwa manusia harus menggunakan sumber daya alam secara efisien utuk kepentingan generasi selanjutnya 7. Sejahuh mana konsumen setuju bahwa lingkungan harus dijaga kelestariannya 8. Sejauh mana konsumen setuju bahwa hewan dan tumbuhan memiliki hak yang sama dengan manusia. 1. Seberapa sering konsumen memanfaatkan halaman kosong dari kertas yang sudah digunakan. 2. Seberapa sering konsumen memanfaatkan kertas bekas untuk keperluan yang lain. 3. Seberapa sering konsumen memisahkan sampah organik dengan anorganik. 4. Seberapa sering konsumen memanfaatkan barang bekas untuk keperluan lain guna meminimalkan sampah. 5. Seberapa sering konsumen menimbun daun untuk dijadikan pupuk kompos. 6. Seberapa sering konsumen memanfaatkan botol bekas sebagai wadah. 7. Seberapa sering konsumen menggunakan koran bekas untuk keperluan yang lain. 8. Seberapa sering konsumen memanfaatkan kantong plastik lebih dari satu kali. 9. Seberapa sering konsumen membuat buku coretan dari kertas bekas. 10. Seberapa sering konsumen memanfaatkan bekas kotak sepatu sebagai wadah. 1. Seberapa sering konsumen membeli produk ramah hijau. 2. Seberapa sering konsumen memilih produk hijau terlebih dahulu.
Sumber
Schlegelmilch et al., 1996 Chan and Lau (2000)
No
Variabel
Indikator 3. Seberapa sering konsumen memilih produk ramah lingkungan tanpa memperhatikan harga. 4. Seberapa sering konsumen beralih ke produk hijau. 5. Seberapa sering konsumen menghindari suatu produk yang membahayakan lingkungan. 6. Seberapa sering konsumen membeli suatu produk dengan pertimbangan isu lingkungan 7. Seberapa sering konsumen membeli sayur dan buah organik. 8. Seberapa sering konsumen membeli sayur dan buah organik meski harus mengeluarkan usaha lebih untuk mendapatkannya. 9. Seberapa sering konsumen membeli sayuran dan buah organik tanpa memperhatikan harga. 10. Seberapa sering konsumen membeli produk hemat listrik.
Sumber Kim et al., (2012) Lee (2008)
F. Pengujian kualitas instrumen Pengujian kualitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa akurat instrumen yang dibentuk. Kualitas instrumen yang lebih baik akan memberikan hasil yang lebih akurat. Oleh sebab itu peneliti harus menguji kuliatas instrumen (Sekaran 2013). Penelitian ini menggunakan beberapa pengujian kulitas instrumen diantaranya uji normalitas, uji validitas, dan uji reliabilitas. 1. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2006), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Disini peneliti menggunakan alat analisis Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas. Residual terdistribusi normal jika nilai sig hitung > 0,05 (Ghozali, 2006). 2.
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menyakinkan bahwa instrumen yang kita gunakan adalah instrumen konsep yang telah direncanakan dan bukan sesuatu yang lain (Sekaran, 2013). Uji validitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang kita gunakan mampu mengukur apa yang ingin kita ukur dan bukan mengukur yang lain (Rahmawati, Fajarwati, dan Fauziyah, 2014). Dalam
penelitian ini jenis uji validitas menggunakan validitas konstruk. Uji validitas menggunakan confirmatory factor analisys dengan bantuan menggunakan aplikasi SPSS. Suatu instrumen dikatakan valid jika memilikki nilai factor loading ≥ 0.5 (Hair et al,. 1998) 3. Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2006) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Dengan kata lain, apakah instrumen yang mengkur konsep dan membantu nilai ketepatan sebuah pengukuran stabil dan konsistem. Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas mengunakan Cronbach Alpha yang dibantu aplikasi SPSS. Apabila nilai Crobach Alpha >0,06 maka instrumen tersebut telah lulus uji reliabilitas atau dengan kata lain reable (Hair et al, 1998)
G. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Regresi linear berganda dilakukan bila penieliti ingin mengetahui keadaan variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dinaikan atau diturunkan nilainya. Jadi ketika jumlah variabel independen yang dianalasis lebih dari dua maka analisis regresi linerar berganda dilakukan (Sugiyono, 2011). Dalam analisi ini akan menguji pengaruh dari setiap variabel independen yaitu pengetahuan lingkungan, sikap lingkungan, dan periaku daur ulang terhadap variabel dependen keputusan beli hijau. Persamaan regresi linear berganda dalam penilitian ini sebagai berikut: Y = b1X1 + b2X2 + b3X3+e Keterangan: Y
= Keputusan beli hijau
b1, b2, b3
= koefisien regresi
X1
= pengetahuan lingkugan
X2
= sikap lingkungan
X3
= perilaku daur ulang
e
=0 Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pembuktian mengenai kebenaran
sifat populasi berdasarkan data sampel (Basuki dan Prawoto, 2016). Pengujian
hipotesis dilakukan dengan bantuan program SPSS 15. Beberapa uji hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya: 1.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji koefisien determinasi adalah mengukur seberapa kemampuan sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada pada angka nol sampai satu. Ketika nilai koefisien determinasi mendekati satu itu artinya variabel independen sudah memberikan hampir seluruh informasi untuk menjelaskan variabel dependen. 2.
Uji t
Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nol (H0). Menurut Ghozali (2006) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen. Variabel depeden dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan jika memiliki nilai sig > 0,05.