BAB III METODE PENELITIAN
1.1 Tipe Penelitian Jenis peneltian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif.
Metode
kualitatif
adalah
metode
penelitian
yang
digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah. Dengan demikian, peneliti harus menguasai setiap aspek yang akan diteliti agar
mudah
untuk
bertanya,
menganalisa,
memotret,
dan
mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiyono, 2010). Penelitian kualitatif akan berfokus untuk menggambarkan dan memahami fenomena (konsep) dalam dunia sosial tersebut (Dharma, 2011).
1.2 Unit Analisis Dalam penelitian ini, unit analisis adalah keluarga yang anggota keluarganya (pasien) mengalami gangguan jiwa. 3.3 Partisipan Penelitian Dalam menentukan partisipan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Sample tidak diambil secara acak tetapi dipilih dengan
pertimbangan
dinyatakan
tertentu
kesediaannya
untuk
dan kepada menjadi
partisipan
subjek
juga
penelitian 27
(Poerwandari, 2005). Dalam penelitian ini, istilah yang digunakan untuk menunjuk pada sumber data adalah riset partisipan. Riset partisipan dalam penelitian ini adalah 3 keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa. Peneliti tidak membatasi kriteria riset partisipan (keluarga yang memiliki anggotanya mengalami gangguan jiwa) dengan tingkatan atau level 7 diagnosa gangguan jiwa, namun lebih difokuskan kepada bagaimana fungsi keluarga memberikan dukungan sosial kepada anggota keluarga (pasien) yang mengalami gangguan jiwa.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara dan observasi. Kata-kata dan tindakan dicatat melalui pencatatan
tertulis
atau
melalui
handphone.
Wawancara
merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) sebagai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Maloeng, 2002). Selain teknik wawancara, peneliti juga menggunakan teknik observasi atau pengamatan untuk membantu pengumpulan data. Teknik Observasi yang dipakai oleh peneliti mengacu pada jenis observasi terus terang dan juga tersamar. Dalam arti bahwa peneliti saat melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang 28
kepada sumber data, supaya keluarga juga mengetahui apa yang dilakukan oleh peneliti dari awal hingga akhir penelitian. Namun, pada kondisi tertentu, observasi yang dilakukan peneliti bersifat tidak terus terang atau tersamar (tidak diketahui oleh riset patisipan).
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
menghindari
unsur
kesengajaan manipulasi data dari riset partisipan kepada peneliti (Sugiyono, 2010).
3.5 Analisa Data Analisis data yang digunakan peneliti ialah model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010). Model analisis selama di lapangan dengan komponen analisis data sebagai berikut: a) Reduksi data Data yang di temukan di lapangan dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, dan fokus pada hal-hal yang penting. Khususnya saat melakukan penelitian, peneliti menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola.
29
b) Display (penyajian data) Proses menyajikan data yang ditemukan peneliti saat melakukan penelitian. Model penyajian data yang digunakan dalam bentuk deskriptif. c) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Analisa data berupa penarikan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah
yang telah dirumuskan sejak awal,
ataupun tidak karena rumusan masalah dalam jenis penelitian ini masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. 3.6 Uji Keabsahan Data Untuk menjaga keabsahan data (validitas), maka dilakukan dengan
pendekatan
atau
metode
triangulasi.
Metode
triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi waktu. 4.3.1 Triangulasi waktu partisipan I Peneliti melakukan triangulasi dengan sumber waktu, yaitu pada tanggal 18 Juni 2014 pukul 14.15 WIT tepatnya di rumah riset partisipan, pada saat wawancara jawaban partisipan masih tetap sama dengan wawancara sebelumnya. Partisipan masih mengatakan jika hanya
30
An.H sendiri yang datang besuk Ny.H di RS. anggota keluarga yang lain tidak bisa datang karena adik-adik dari An.H sementara bersekolah dan suami Ny.H sedang bekerja. Walaupun hanya seorang diri yang memberikan dukungan kepada Ny.H dengan setiap berkunjung membawa makanan, partisipan juga mengatakan bahwa dia selalu memberikan dorongan dan motivasi untuk Ny.H agar minum obat dan makan dengan teratur. “Iya ade. Beta sa yang datang lia mama disini. Ade-ade jauh harus skolah. Papa juga kerja. Jadi cuma beta yang datang lia mama” “Beta datang jaga bawa makanan par mama tiap hari. Kalo mama su abis makan, beta slalu bilang mama minum obat biar mama istirahat teratur deng seng talalu banya pikiran, mama juga bisa tenang supaya mama cepat bae, lalu mau pulang Jadi beta kasi inga antua tarus karna jang sampe seng minum obat akang kambuh lai ulang. Bukan itu sa, mandi jua beta jaga kasi inga sekalipun mama ni orangnya paling bersih, beta tetap kasi inga antua sa”
4.3.2 Triangulasi waktu partisipan II Wawancara dilakukan pada tanggal 16 Juni 2014 pukul 17.20 WIT, pada saat di rumah partisipan II. Partisipan mengatakan jika Y masuk RS sampai ketiga kalinya karena kurang perhatian dari orang tua kandung. Dan karena faktor ekonomi yang membuat orang tua Y tidak bisa datang menjenguk Y di RS. Partisipan juga 31
mengatakan bahwa kasih sayang yang diberikan untuk Y adalah harus menjaga Y dengan baik, tidak masuk RS lagi. Dan berdoa untuk Y agar bisa keluar dan bisa bersama dengan kami. Datang jenguk setiap hari dan bawa makanan serta pakaian ganti untuk Y. Dalam hal ini juga partisipan mengatkan selalu mengingatkan klien untuk minum obat dengan teratur agar cepat sembuh dan keluar dari RS. “Dia masu rumah saki ni su katiga kali ade, mama deng papa seng talalu perhatikan dia kaka jua kan ada sibuk urus rumah tangga juga to. Harus urus suami urus anak harus bajual, tapi pas dia di RS ni, kaka datang lia tarus” “Skarang ni harus jaga dia deng bae-bae biar jang masu RS lai. Berdoa juga supaya capat kaluar bisa deng katong lai” “Kaka jaga bawa datang makanan par dia makan siang deng biskuat karna dia paleng suka biskuat, susu ultra, makanan-makanan ringan bagitu e” “Kaka jaga tanya suster dia su minum obat kablom, kalo sudah kaka bilang minum obat teratur supaya bae lalu mau kaluar dari RS”.
4.3.3 Triangulasi waktu partisipan III Pada saat melakukan wawancara tanggal 17 Juni 2014 pukul 14.30 WIT tepat di rumah partisipan. Partisipan mengaku bahwa selalu mengingatkan An.N untuk membersihkan diri yaitu mandi, sisir rambut, dan
32
memakai pakaian yang bersih. Selain itu, partisipan mengaku memberikan dukungan untuk An.N minum obat dan kami juga berdoa buat dia agar dia cepat pulang. Partisipan mengatakan sudah berusaha memberikan dukungan yang terbaik. Akan tetapi partisipan mengaku bahwa ibu An.N tidak bisa datang lihat An.N di RS karena harus mengurus anak-anak yang lain dan harus berjualan setiap sore untuk menambah penghasilan. “Iya nona, om kasi ingat dia mandi sisir rambut deng pake pakiang yang bersih supaya lia akang rapi-rapi sadiki” “Katong kasi dukungan par dia supaya dia mau minum obat deng katong juga berdoa par dia biar dia capat pulang dari RS jua nona, su dua tahun labe ni dia ada di RS” “Iya, om merasa sudah usaha kasi dukungan yang terbaik par dia” “Tanta seng bisa datang karna harus liat anak-anak yang laeng lai. Antua jua harus bajual cari penghasilan par tambah-tambah lai”
33