36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Waktu dan tempat penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai
dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut: Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun objek penelitian yang penulis teliti adalah pengaruh persepsi kualitas pengajar, kualitas pelayanan, fasilitas belajar dan harga terhadap persepsi nilai yang menimbulkan minat masuk pada Lembaga Bimbingan Belajar SG Cabang Akses UI. Jl Raya Akses UI No 57 Cimanggis Depok Jawa Barat. Pada awalnya, Lembaga Bimbingan Belajar SG didirikan di daerah Salemba, dengan nama Salemba Study Group (SSG) dibawah pimpinan Bapak Ir Ihsan Mahyudin (mantan ketua ILUNI FTUI), Seiring dengan berjalannya waktu brand SSG diubah menjadi Salemba Group. Namun banyaknya masyarakat yang mengira lembaga ini terletak di daerah Salemba Raya, Jakarta Pusat, brand Salemba Group kemudian di ubah menjadi SG. Sehingga sampai sekarang, lembaga ini diberi nama Lembaga Bimbingan Belajar SG.
37
Seiring dengan makin banyaknya pelanggan yang menggunakan jasa pendidikan lembaga ini, bimbingan belajar SG secara resmi mulai membuka cabang pada bulan Oktober taun 2003 dengan inisiator Ace (Alumni Teknik Gas Petrokimia FTUI) dan Asep Sudrajat (Alumni Teknik Industri FTUI). Hingga saat ini, lembaga bimbingan belajar SG telah memiliki 14 cabang yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok dan Tangerang. Pusat lembaga bimbingan belajar SG beralamat di Jl. Akses UI No. 62 Kelapa dua Cimanggis, Depok. Lembaga bimbingan belajar SG merupakan bimbingan belajar yang telah mempunyai izin berdasarkan Akta Notaris: Nofriwanti Amirudin, SH No. 65 Tanggal 31-05-2010 dan SK Menkumham RI No. AHU798.AH.01.04 Tahun 2011. 3.2
Design Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian (Malhota, 2007). Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian. Desain penelitian merukakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Klasifikasi desain penelitian dibagi dua yaitu, eksploratif dan konklufif. Desain penelitian konklusif dibagi lagi menjadi dua type yaitu deskriptif dan kausal.
38
Penelitian Konklusif adalah penelitian yang dilakukan untuk membantu pembuat keputusan dalam menentukan, mengevaluasi, dan memilih alternative terbaik untuk diambil pada situasi tertentu. Penelitian konklusif bertujuan untuk menguji hipotesis dan menguji pengaruh satu variable terhadap variable lain. Karakteristik dari tipe penelitian ini adalah informasi yang dibutuhkan harus terdefinisi dengan jelas, proses penelitian bersifat formal dan terstruktur, jumlah sampel besar dan representative, serta analisis data secara kuantitatif. Hasil dari penelitian kongklusif adalah kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai masukan (input) bagi pengambilan keputusan (Malhotra,2004). Penelitian konklusif diklarifikasikan menjadi dua jenis yaitu deskriptif dan kausal. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu karakter/karakteristik atau fungsi dari sesuatu hal (Malhotra,2007). Sedangkan menurut Istijanto (2009), penelitian deskriptif merupakan jenis riset yang bertujuan menggambarkan sesuatu. Untuk riset deskriptif biasanya dilakukan analisis kuantitatif, dan pengumpulan data yang bisa berasal dari data sekunder, survey, maupun observasi. Menurut Istijanto (2008:21) kata kausal berasal dari kata bahasa inggris “to cause” yang berarti menyebabkan atau mempengaruhi. Artinya metode penelitian kausal merupakan penelitian yang bertujuan membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel – variabel yang diteliti.
39
Variabel yang mempengaruhi disebut variabel independen. Sedangkan variabel yang dipengaruhi oleh perubahan variabel independen disebut variabel dependen Oleh sebab itu, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu menjelaskan hubungan kausal antara variabel – variabel melalui pengujian hipotesa dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (Persepsi kualitas pengajar, persepsi kualitas pelayanan, persepsi fasilitas belajar, dan persepsi biaya) terhadap variabel terikat (minat beli dan minat masuk). 3.3
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.3.1
Variabel Penelitian Pengertian variabel menurut Sugiyono (2012:59) adalah sebagai berikut:
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Sugiyono (2009:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
40
Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel independen, variable interverning dan variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing- masing variabel itu adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas Menurut Sugiyono (2012:59) adalah “Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis variabel independen (X) adalah Persepsi Kualitas Pengajar (X1), Persepsi kualitas pelayanan (X2), fasilitas belajar (X3) dan Persepsi Harga (X4). 2. Variabel intervening Variabel Intervening (variabel antara) merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2010:39). Dalam penelitian ini variabel intervening yaitu persepsi nilai (Y1). 3. Variable independen atau Variabel bebas Pengertian variabel depeden menurut Sugiyono (2012:59) “Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (bebas).” Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis variabel dependen (Y2) adalah Minat beli
41
3.3.2
Definisi Operasional variable Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variable atau
konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variable tersebut (Nazir, 2005). Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen atau variable X adalah Pesepsi kualitas pengajar (X1), persepsi kualitas pelayanan (X2), persepsi fasilitas belajar, (X3) dan persepsi harga (X4). Untuk variabel interverningnya yaitu pada variable (Y1 ) yakni Persepsi Nilai dan untuk variabel dependen (Y2) adalah minat beli. Definisi operasional dari variable-variabel yang diteliti dijelaskan pada tabel 3.1 berikut ini :
TABEL 3.1 OPERASIONAL PERSEPSI KUALITAS PENGAJAR Variabel
Persepsi kualitas pengajar
Indikator Pengajar di Lembaga Bimbingan Belajar SG berasal dari perguruan tinggi yang terpercaya Penguasaan materi pengajar di Lembaga Bimbingan Belajar SG sangat baik Pengajar di Lembaga Bimbingan Belajar SG lebih berpengalaman Pengajar di Lemmbaga Bimbingan Belajar SG merupakan pengajar yang terlatih
Skala Skala Ordinal Skala Ordinal
Skala Ordinal
Sumber : Whity (1996);Medley and Shannon (1994) TABEL 3.2 OPERASIONAL KUALITAS PELAYANAN Variabel Kualitas Pelayanan
Indikator Kecakapan staf dan pengajar dalam memberikan pelayanan begitu baik Staf di lembaga bimbingan belajar SG sangat tanggap dalam membantu para siswa Staf dan pengajarnya sangat ramah Staf dan pengajar memberikan perhatian yang
Skala Skala Ordinal Skala Ordinal Skala Ordinal Skala Ordinal
42
tulus kepada siswa Staf dan pengajar dapat berkomunikasi baik dengan siswa
Skala Ordinal
Sumber : Zeitham, Berry dan Parasuratman (2010:10) TABEL 3.3 OPERASIONAL FASILITAS BELAJAR Variable
Fasilitas belajar
Indikator Ruang kelas di lembaga bimbingan belajar SG sangat nyaman Materi yang diberikan lembaga bimbingan belajar SG sesuai dengan kurikulum terbaru Mushola, toilet, dan ruang parkir di lembaga bimbingn belajar SG sangat memadai Fasilitas belajar di lembaga bimbingan belajar SG selalu terjaga kebersihannya
Skala Skala Ordinal Skala Ordinal Skala Ordinal Skala Ordinal
Sumber : Sohail dan Shaikh (2004) TABEL 3.4 OPERASIONAL PERSEPSI HARGA/ BIAYA Variabel
Persepsi Harga
Indikator Biaya untuk mengikuti bimbingan belajar terjangkau Biaya bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar SG sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan Biaya masuk di lembaga bimbingan belajar SG bersaing dengan kompetitornya Manfaat yang didapat sesuat dengan biaya yang dikeluarkannya
Skala Skala Ordinal Skala Ordinal Skala Ordinal Skala Ordinal
Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:278); Lichtenstein, Ridgeway & Natemayer dalam Budiadi (2009)
TABEL 3.5
43
OPERASIONAL PERSEPSI NILAI Variabel
Persepsi Nilai
Indikator Lokasi bimbingan belajar SG mudah di akses Ada kebanggan mendaftar di lembaga bimbingan belajar SG Dengan pengajar dari perguruan tinggi terpercaya dapat menunjukan kelas khusus diantara pesaingnya.
Skala Skala ordinal Skala ordinal Skala ordinal
Sumber : Sweeney dan Soutar (2010:8) TABEL 3.6 OPERASIONAL MINAT BELI Variable
Minat Beli
Indikator Dengan keunggulan dan kualitas produk yang ditawarkan oleh lembaga bimbingan belajar SG dapat menimbulkan keinginan saudara untuk masuk ke lembaga bimbingan belajar SG Dengan keunggulan dan kualitas produk yang ditawarkan oleh lembaga bimbingan belajar SG dapat menimbulkan keinginan saudara unuk mereferensikan produk tersebut kepada orang lain Adanya keinginan untuk mencari informasi lebih tentang lembaga bimbingan belajar SG
Skala Skala Ordinal
Skala Ordinal
Skala Ordinal
Sumber : Ferdinand (2012:129) 3.3.3
Pengukuran Variabel Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala
likert. Definisi skala Likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang dan sekelompok orang tentang fenomena keputusan konsumen. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator dijabarkan sebagai titik tolak dalam penyusunan pertanyaan yang
44
kemudian masing-masing pernyataan diberi skor. Pemberian skor dari jawaban terhadap masing-masing variabel dengan ketentuan sebagai berikut : TABEL 3.7 SKALA INTERVAL Penilaian
Skor
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Sugiyono (2010:94) 3.4
Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1
Populasi Menurut Sukardi (2010:53) “populasi adalah semua anggota kelompok
manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian” Sisworo dalam Mardalis (2009:54) mendefenisikan populasi sebagai sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti. Jadi dapat disimpulkan populasi adalah sekelompok manusia, binatang, benda atau keadaan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai subjek penelitian dan menjadi target kesimpulan dari hasil suatu penelitian
45
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang lokasi sekolahnyanya dekat dengan lokasi Lembaga Bimbingan Belajar SG cabang Akses UI dan juga telah bekerjasama dengan SG. yang berpotensi untuk mengikuti atau mendaftar di lembaga bimbingan belajar SG 3.4.2
Sampel Menurut Sugiyono (2011:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.. Mardalis (2009:55) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagain populasi penelitian yang dapat mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian atau kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikan terhadap populasi. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Sampling Insidental. Yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti yang dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui peneliti itu cocok sebagai sumber data (sugiyono, 2009).
46
Karena metode alat analisa yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) maka jumlah sampel yang ideal adalah 100 atau lebih (Hair et al., 1998). Penentuan ukuran sampel dari populasi berdasarkan yang diisyaratkan oleh alat analisa yang digunakan. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasikan. Jadi, jumlah sampel 5-10 kali jumlah indikator. Jumlah indikator dalam penelitian ini adalah 23, ukuran sampel minimum yaitu 5 x 23 = 115. Dalam penelitian ini menggunakan 150 responden, hal ini dilakukan untuk menghindari data yang menyimpang dan juga sesuai dengan prosedur estimasi MLE yang berkisar antara 100-200 responden. 3.5
Teknik Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2012 : 308), “ teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Senada dengan Sugiyono, Juliansyah Noor (2011:138) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan cara pengumpulan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Jenis-jenis sumber data yang dikumpukan antara lain 1. Data Primer Data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:225). Teknik pengumpulan data primer yang penulis laksanakan di lembaga bimbingan belajar SG antara lain dengan cara
47
survey langsung ketempat penelitian dengan membagikan kuisioner kepada responden 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2010:137), data sekunder adalah :“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.” Data sekunder dalam penelitian yang dikumpulkan penulis adalah dengan melalui pustaka (library research) dengan cera membaca, meneliti, mempelajari teori yang ada hubungannya dalam penulisan skripsi. Selain melalui pustaka juga mencari informasi dalam penulisan ini adalah lewat internet Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dlam penelitian ini adalah dengan angket atau kuisioner. Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untukmendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66). Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioer tertutup (closed question) yaitu pertanyaan yang jawabanya telah disediakan, responden tinggal milih salah satu jawaban yang tersedia didalam kuisioner tersebut. 3.6 Teknik analisis data 3.6.1 Penelitian Deskriptif Analisi deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
48
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan pada kuesioner. Pada teknik analisis ini seluruh variable yang diteliti dideskripsikan berdasarkan skor jawaban responden. Dalam hal ini penulis menggunakan model analisis kuantitatif yaitu suatu model analisis yang dipakai untuk mengetahui dan menguji pengaruh persepsi kualitas pengajar, kualitas pelayanan, fasilitas belajar dan harga terhadap minat beli yang dimediasi oleh persepsi nilai. Model analisis kuantitatif yang dipakai adalah : 3.6.1.1 Uji Validitas Menurut Sugiyono (2010;267) uji validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berdeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Aritonang R (2007;123) uji validitas digunakan untuk mengukur variable yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrument yang memiliki validitas yang tinggi karena karakteristik yang akan diukur dari variable yang demikian tidak dapat diobsevasi secara langsung, tetaoi hanya melalui indicator (petunjuk tak langsung) tertentu. Untuk uraian selanjutnya, instrument yang dijadikan contoh adalah angket, yaitu daftar yang terdiri atas beberapa butir pertanyaan. Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan cara mencari
49
kolerasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal serta pilihan jawaban lebih dari dua plihan, perhitungan korelasi antara pertanyaan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasI Pearson (product moment coefisient of corelation) dengan rumus :
Keterangan : rXY = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = skor Total ƩX = Jumlah skor dalam distribusi X ƩY = Jumlah skor dalam distribusi Y ƩY² = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ƩY² = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden Kriteria Uji = ʳhitung > ʳtabel , valid ʳhitung < ʳtabel , tidak valid Pengujian validitas menggunakan korelasi product moment (indeks validitas) dimana butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi butir pernyataan ≥ 0,30 (Barker et al, 2002:70).
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
50
Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya atau kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Alpha Crobach, dimana secara umum suatu instrument dapat dikatakan handal (reliable) apabila nilai alfa cronbachnya > 0.6 Rumus :
Dimana : r = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan αb2 = Jumlah varians butir αt2 = Jumlah varians total 3.6.2
Penelitian Inferensial Statistik dengan Analisis SEM Untuk menganalisis penelitian ini penulis menggunakan The Structural
Equation Modeling (SEM). Model persamaan struktural. Structural Equation Modeling (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik simultan (Ferdinand, 2000). Alasan penelitian ini dilakukan dengan SEM dikarenakan dalam model peneitian ini digunakan variabel intervening yaitu persepsi nilai, disamping itu masing-masing variabel diukur melalui indikator-indikator sehingga perlu dilakukan uji kelayakan model apakah model yang dianalisis dalam penelitian ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
51
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. Menurut Ghozali (2006), PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Ghozali, 2006), karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Misalnya, data harus terdistribusi normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif. Menurut Ghozali (2006) tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen. 3.6.2.1 Model Pengukuran atau Outer Model Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian
52
tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam Ghozali, 2006). Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2006). Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s Alpha (Ghozali,2006). 3.6.2.2 Model Struktural atau Inner Model Inner model (inner relation, structural model dan substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Dalam menilai model dengan
53
PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2006). Di samping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Qsquare mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. 3.6.2.3 Uji Hipotesis Hartono (2008) dalam Jogiyanto dan Abdillah (2009) menjelaskan bahwa ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai Ttable dan T-statistic. Jika T-statistic lebih tinggi dibandingkan nilai T-table, berarti hipotesis terdukung atau diterima. Dalam penelitian ini tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (α)= 5 % = 0.05. dan menghasilkan T Tabel sebesar 1.96.