BAB III METODE PENELITIAN
3.1Sejarah Singkat PT. SidoMuncul (Jamu Tolak Angin) PT. SidoMuncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang , maka pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama SidoMuncul yang berarti "Impian yang terwujud" dengan lokasi di Jl. Mlaten Trenggulun. Dengan produk pertama dan andalan, Jamu Tolak Angin, produk jamu buatan Ibu Rakhmat mulai mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannyapun selalu meningkat. Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe, Semarang.Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah, maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesinmesin modern, demikian pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan ( kini jumlahnya mencapai lebih dari 2000 orang ). Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru di Klepu, Ungaran
31
32
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-10 dan disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu, Drs. Wisnu Kaltim. Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran, dengan luas 29 ha tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11 November 2000. Saat peresmian pabrik, SidoMuncul sekaligus menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata ,1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik. Sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1951, SidoMuncul yang kini merupakan perusahaan herbal bertaraf modern senantiasa berupaya untuk memberikan produk-produk yang konsumennya,
dan
dengan
baik dan
demikian
menyehatkan
memberikan
nilai
bagi seluruh positif
bagi
masyarakat.Tak hanya mengandalkan bahan-bahan alamiah yang berkualitas tinggi dan segar, SidoMuncul juga sangatlah mementingkan basis penelitian, ilmu pengetahuan, dan teknologi dalam menjalankan proses-proses produksi dari setiap produk yang akan dijual, serta juga dalam bergerak maju untuk mengembangkan usahanya. SidoMuncul terus berkarya untuk menciptakan inovasi berupa temuantemuan baru yang berkhasiat tinggi bagi seluruh kalangan masyarakat. Oleh karena itu, SidoMuncul telah memperlengkapi pabriknya di Semarang, Jawa Tengah dengan berbagai fasilitas pendukung yang memenuhi standar
33
farmasi. Beberapa fasilitas tersebut antara lain laboratorium yang bersertifikasi ISO 17025, fasilitas produksi berstandardisasi CPOB (Cara Pengolahan Obat yang Baik) dan CPOTB (Cara Pengolahan Obat Tradisional yang Baik), pengolahan air demineralisasi dan limbah, klinik holistik, dan lahan agrowisata.SidoMuncul kini mengoperasikan delapan laboratorium yang menggunakan instrumen serta teknologi yang canggih untuk menciptakan produk-produk yang berkualitas tertinggi dan berkhasiat pasti. Kedelapan laboratorium tersebut masing-masing adalah laboratorium Instrumentasi, Mikrobiologi, Farmakologi, Formulasi, Farmakognosi, Stabilitas, Kultur Jaringan, dan Analisis Kimia (yang telah memperoleh sertifikat ISO 17025 sesuai akreditasi Komite Akreditasi Nasional dan Badan Standardisasi Nasional). Kini Tolak Angin adalah market leader dalam kategori produk jamu yang terus berusaha digoyang para pesaingnya seperti Antangin, Orangin dan Bintangin. Target market dari Tolak Angin ini adalah orang-orang yang lebih percaya terhadap jamu ataupun obat herbal dibandingkan dengan obat-obat farmasi. Namun perkembangan produk ini terancam stagnan dan ditinggalkan konsumennya karena Tolak Angin terkesan kuno dan tidak praktis yang pada awalnya berbentuk serbuk. Presiden direktur dari PT. Sido Muncul, Irwan berinovasi dengan Tolak Angin berbentuk cair dan mengemas Tolak Angin dalam kemasan sachet yang praktis, dengan begitu Tolak Angin telah memasuki pasar blue ocean karena belum ada produk yang sejenis sebelum dikeluarkannya produk Tolak Angin cair ini.
34
Tolak Angin melakukan posisioning dengan cara merubah image sebagai produk jamu yang kuno menjadi produk jamu yang modern (obat herbal). Diantara sejumlah tokoh dan selebritis yang menjadi endorser, Agnes Monica termasuk yang paling sering mengkomunikasikan Tolak Angin, karena ingin menyasar market generasi muda. Dari strategi pricing yang digunakan, Irwan menemukan bahwa persepsi konsumen yaitu memandang produk murah = produk jelek. Oleh karena itu Irwan menaikkan harga jual Tolak Angin dari Rp.800,00 per sachet menjadi Rp.1.000,00 dan sekarang Rp.1.500,00 per sachet. Kemudian lahirlah tagline “Orang Pintar Minum Tolak Angin” yang sangat terkenal itu. Rhenald Kasali adalah tokoh yang dipandang tepat untuk mewakili kalangan atas, akademisi yang pintar, yang tahu khasiat Tolak Angin sebagai produk berkualitas. Komunikasi tersebut mengubah persepsi masyarakat yang sebelumnya mempersepsikan jamu itu hanya dikonsumsi oleh masyarakat tradisonal menjadi jamu itu layak dan baik dikonsumsi oleh orang modern sekalipun. Sebelumnya semua produsen jamu instant terjebak pada pikiran mereka sendiri bahwa jamu itu konsumsi masyarakat tradisional, makanya iklan-iklan mereka pun mengahdirkan tema dan bintang-bintang tradisional seperti antangin yang menghadirkan basuki dengan “Wes ewes ewes.. Bablas Angine” dan Tolak Angin dengan ike nurjanah dan doyok. Tolak Angin menggunakan tagline “Orang Pintar Minum Tolak Angin” sebagai posisioning utamanya yang mengubah persepsi masyarakat yang sebelumnya mempersepsikan jamu itu hanya dikonsumsi oleh masyarakat tradisonal menjadi jamu itu layak dan baik dikonsumsi oleh orang modern
35
sekalipun., serta menggambarkan segala keunggulan dari jamu Tolak Angin ini. Mulai dari jamu yang modern, praktis dan harga yang terjangkau. Kami juga sudah mewawancara beberapa orang mengenai persepsi terhadap jamu Tolak Angin. Mereka menyatakan bahwa Tolak Angin merupakan jamu yang praktis dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Hal itu menunjukkan bahwa program komunikasi yang dilakukan sudah berhasil memposisioning Tolak Angin sebagai jamu yang modern di benak audiens karena kepraktisannya dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.
3.2Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini serlama 4 bulan. Objek penelitian ini dilakukan di lingkungan cengkareng prepedan kelurahan kamal kecamatan kalideres RT 007 RW 007 Jakarta Barat.
3.3Desain penelitian Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode analisis kausal. Analisis kausal adalah penelitian untuk mengetahui tentang pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variables) terhadap variabel terikat (dependent variable). Tujuan penelitian kausal dalam hal ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan reputasi merek terhadap kepuasan konsumen Jamu Tolak Angin Sido Muncul kepada para konsumen.
36
3.4Definisi dan Oprasional Variabel 1. Variabel X1 merupakan kualitas produk pada Jamu Tolak Angin Sido Muncul.Kualitas produk menurut American Society For Quality Control yang dikutip oleh Kotler Dan Keller (2009:143) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penjual telah menghantarkan kualitas ketika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Perusahaan yang memuaskan sebagaian besar kebutuhan pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas. Kualitas jelas merupakan kunci atau menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. 2. Variabel X2 merupakan reputasi merek pada Jamu Tolak Angin Sido Muncul.Reputasi merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena adanya keunggulan–keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, seperti kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga perusahaan akan terus dapat mengembangkan dirinya untuk terus dapat menciptakan hal-hal yang baru lagi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. (Herbig dan Milewicz, 1993)
3. Variabel Ymerupakan kepuasan konsumen pada Jamu Tolak Angin Sido Muncul.Menurut Kotler dan Keller dalam buku “Manajemen Pemasaran Edisi 13” (2009:138-139) menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kekecewaan seseorang yang timbul setelah membandingkan antara kinerja produk yang dipersepsikan produk (atau asli) terhadap espektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi pelanggan
37
akan tidak puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi pelanggan akan sangat puas atau senang.
Variabel
Tabel 3.1 Operasional variabel Dimensi Indikator
Skala pengukuran
Kualitas Produk (X1)
1.From (Bentuk)
Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan bentuk, ukuran atau struktur fisik produk
2.Features (Ciri-ciri Produk)
Karakteristik atas sifat yang menunjang fungsifungsi dasar suatu produk
3.PeformanceQuality (Kualitas Kinerja)
Menggambarkan kinerja atau tingkat kemampuan oprasional suatu produk
4.Conformance Quality (Kualitas Ketepatan)
5.Durability (Ketahanan)
Menunjukan sejauh mana rancangan dan kinerja suatu produk dapat memenuhi standar yang di tetapkan Sebagai harapan hidup suatu produk atau berapa lama suatu produk dapat bertahan lama
Skala Likert
38
6.Reliablity (Keandalan)
Reputasi merek X2
Kotler Keller (2010:361) Reputasi merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena adanya keunggulan– keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, seperti kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan,reputasi berhubungan dengan citra dan penilaian dari pihak luar terhadap kualitas suatu produk,tingkat kepercayaan merek yang dimiliki konsumen terhadap baik buruknya suatu produk dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalau pelanggan,pandangan atau persepsi oleh orang-orang baik bereda didalam maupun diluar perusahaan serta
Mengukur kemungkinan suatu produk tidak akan rusak dalam jangka waktu tertentu. Konsumen akan lebih suka membeyar mahal untuk mendapatkan produk berkualitas tinggi dari pada membayar mahal untuk reparasi produk
1.keunggulan perusahaan atau produk dalam keandalan merek 2. kepercayan terhadap perusahaan atau merek 3. pengalaman perusahaan dalam mengelola merek 4. pandangan atau persepsi pelanggan terhadap perusahaan atau produk (nama baik perusahaan).
Skala Likert
39
pandangan publik atas suatu perusahaan atau produk yang dinilai baik atau tidak yang dipandang secara global
Kepuasan
Soviandi Nor Rachman (2006), Shah Alam dan Yasin (2010). Kepuasan konsumen a) atau pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu produk dinilai memuaskan bila b) produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan c) pelanggan merupakan elemen penting dalam menciptakan produk yang lebih baik, lebih efektif dan tidak efisien d)
Kesesuaian Skala Likert manfaat konsumen Y produk dengan harapan pelanggan. Perasaan senag menggunak an produk. Keinginan merekomen dasikan kepada orang lain. Hubungan yang baik dengan perusahaan atau produk. (sumber : Antari Setuyawati (2009), Hendi Muhammad (2009) dalam penelitian Ahmad Rifai (2013) 3.5Pengukuran Variabel Di dalam melalukan penelitian, peneliti memberikan skala untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti melalui tanggapan responden dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan pada skala 5 titik (Sekaran, 2006). Skala ini memiliki unit pengukuran yang sama sehingga jarak antar satu titik dengan titik lainnya dapat diketahui.
40
Dalam skala interval dengan pembagia bobot sebagai berikut : 1. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5 2. Jawaban setuju diberi bobot 4 3. Jawaban netral diberi bobot 3 4. Jawaban tidak setuju diberi bobot 2 5. Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1 3.6Populasi dan Sampel 3.6.1Populasi Populasi menurut Sugiyono (2007) dalam buku metodologi peneitian bisnis, mendefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan
oeh
peneliti
untuk
di
pelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah masyarakat atau konsumen. Populasi pada penelitian ini hanya mengambil pada responden yang mengkonsumsi
produk
jamu
Tolak
Angin
Sido
Muncul
di
lngkungancengkareng prepedan kelurahan kamal kecamatan kalideres RT 007 RW OO7 Jakarta Barat. Dikarenakan populasi yang sangat besar maka metode menjadi sangat sensitive sehingga sulit mendapatkan ukuran-ukuran goodness of fit yang baik.
41
3.6.2Sampel Pengambilan sampel (sampling) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri dari sejumlah anggota yang dipiih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tak semua, elemen populasi akan membentuk sampel. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Menurut Roscoe dalam buku Research Methods for Business (1982) yang dikutip oleh Sugiyono (2009) “ukuran sampel yang layak dalam penelitian ini adalah 30 sampai dengan 500”. Mengacu pada pernyataan tersebut, dalam penelitian ini sampel yang diambil atau dipilih sejumlah 100 responden yang mengkonsumsi produk jamu Tolak Angin Sido Muncul. Data dikumpulkan dengan kuisioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan untuk para responden atau kuisioner berisi daftar pertanyaan yang berstruktur, jenis pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner adalah pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban yang sudah ditetapkan.
3.7Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan kuisioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan untuk para responden atau kuisioner berisi daftar pertanyaan yang berstruktur, jenis pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner adalah pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban yang sudah ditetapkan.
42
Dalam penelitian ini, peneiti menggunakan teknik convenience sampling, hal ini dilakukan mengingat jumlah sampel yang sangat banyak, artinya penelitian jumlah sampel dan sampel terpiih dalam penelitian dilakukan dengan menyebar kuisoner terhadap responden secara acak yang tidak sengaja ditemui oleh peneliti dan dengan didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya representative atas populasi dan kesesuian dengan persyaratan dalam alat analisis. Teknik convenience sampling, pada penelitian ini hanya mengambil sampel pada responden yang pernah menikmati produk dari jamu Tolak Angin Sido Muncul. Lalu bertanya apakah calon respoden bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kuisoner. Bila bersedia, maka pengisian kuisoner dilanjutkan. Dengan kata lain disini sampel terdiri dari pengguna produk kosmetik wardahyang bersedia dan mudah bagi penelitinya untuk memberikan kuesioner penelitian. Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer. Data primer tersebut, didapat dari penyebaran kuesioner sebanyak 100.
3.8Data dan pengambilan Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data sumber primer adalah data sumber yang didapat langsung dari responden memberikan memberikan data kepada pengumpulan data.
43
3.9Metode Analisi Data 1. Uji Validitas Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk mengukur salah satu valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,2006). Mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan rtable untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana (n) adalah jumlah sampel penelitian. Jika r hitung > r tabe dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut atau indicator tersebut dinyatakan valid. Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan hasil kritis pad taraf signifikan 0,05. Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
= Dimana :
∑ [
∑
– (∑ ) (∑ ) ][
∑
− (∑ ) ]
44
r = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat n = Banyaknya sampel X = Skor tiap item Y = Skor total Variabel
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan rediabel atau handal jika jawaban seserang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghazali,2006). Pengukuran reliabilitas yang akan digunakan dalam peneitian ini adalah dengan menggunakan alat SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20, yakni dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliable jika nilai cronbach alpha > 0.6 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2006). Untuk uji reabilitas digunakan teknik cronbachalpha, dimana suatu instrument dapat dikatakan handal (realible).
= Dimana :
−1
1−
∑
45
=
∑
∑
r11= Reliabilitas Instrument k = Banyaknya butir pertanyaan = jumlah varians butir = Jumlah varians total 3.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi variabel penggangu atau residual memelikik distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006). Pada
prinsipnya
normalitas
dapat
dideteksi
dengan
melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan antara lain (Ghozali, 2006).
4.
Uji Asumsi Klasik Dalam melakukan analisis data kuantitatif seringkali menggunakan uji
persyaratan analisis. Daam artikel ini akan dibahas tentang persyaratan uji analisis untuk regresi berganda yang juga sering disebut dengan istilah uji
46
asumsi klasik. Menurut Damodar Gujarti (2006) agar model regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji persyaratan analisis untuk regresi berganda yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
A. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk meguji apakah model regresi ditemukan adanyakolerasi antar variabel besar (independen). Modal regresi yang baikseharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabelvariabel ini tidak orthogonal. Untuk mendeteksi ada atau tidakya multikolinieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut: 1) Nilai R2 yang dihasilkan suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikasikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. 3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, Variace Inflation Factor (VIF). (Ghozali,2005)
47
B. Uji Heterokedastitas Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heterokedastitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda. Salah satunya metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya Heterokedistitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dan semestinya dari semestinya. Heterokedistitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear, yaitu bahwa variasai residual sama untuk semua penagamatan atau disebut homokedestitas (Gujarti dalam Elmasari, 2010). Untuk melihat ada atau tidaknya Heterokedastitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residunya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heterokedastitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidak adanyapola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya ). Dasar analisisnya adalah sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seprti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastitas.
48
b. Jika pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, makatidak terjadi heterokedastitas.
5. Uji Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda adalah metode analisis yang tepat ketika peneitian melibatkan satu variabel terikat yang diperkirakan berhubungan dengan satu atau lebih variabel bebas. Tujuan analisis regresi berganda adalah memperkirakan perubahan respon pada variabel terikat terhadap beberapa variabel bebas (Hair, Anderson, Tatham, Black, 1995) Sumber : Yamin Kurniawan (2009). Analisis regresi berganda adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel dependen (Y) dengan satu atau beberapa variabel independen (X). Hubungan matematis digunakan sebagai salah satu model regresi yang digunakan untuk meramal atau memprediksikan nilai (Y) berdasarkan nilai (X) tertentu. Dengan analisis regresi akan diketahui variabel dependen dan dengan variabel yang signifikan tadi dapat digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen. Hubungan matematis dapat digambarkan sebagai berikut :
=a+
+
+
Y
= Keputusan pembelian
a
= Konstanta
+e
49
= Koefisien regrasi = Iklan di media televisi = Harga = Merek
6. Uji signifikan Simultan (Uji F statistik) Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006). Dalam
penelitian
ini
pengujian
Hipotesis
secara
simultan
simaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yaitu iklan di televise, harga, merek terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikatnya. Hipotesis yang akan digunakan daam penelitian ini adalah : H01 :
=
=
= 0, variabel- variabel bebas (iklan dimedia televisi,
harga, merek) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama- sama terhadap variabel terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian). Ha1:
:
≠ 0, variabel-variabel bebas (iklan di media televisi, harga,
dan citra merek) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersamasama terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian)
50
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2006), yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel : Apabila F tabel > F hitung, maka H01 ditolak. Apabila F tabel < F hitung, maka H01 diterima.
7. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t statistik) Uji t pada dasarnya menunjukan sebarapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghazali, 2006). Penguji ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (iklan di media televisi, harga, dan merek) terhadap variabel terikat ( keputusan pembelian) secara terpisah atau parsial. Hipotesa yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah: H02 :
≠ 0, variabel bebas (iklan di media televisi, harga, dan
merek) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) Ha2 :
≠ 0, variabel bebas (iklan di media televisi, harga, dan
merek) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2006) : 1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel Apabila t tabel > t hitung maka H0 diterima dan Ha ditolak Apabila t tabel < t hitung maka H0 ditolak dan Ha diterima Dengan tingkat signifikansi 95% ( = 5%)
51
2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.