BAB III METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional 1.
Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari N-gain tes penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi yang diperoleh dari data tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
2.
Model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan pada penelitian ini adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal dalam proses pembelajarannya. Selain itu, langkah-langkah yang diterapkan selama pembelajaran mengikuti model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus. Tahapan pembelajaran yang dilakukan meliputi orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3.
Model pembelajaran yang diterapkan sebagai pembanding di kelas kontrol yaitu model pembelajaran konvensional melalui metode diskusi. Model pembelajaran konvensional yang dimaksud yaitu bentuk pembelajaran yang sudah biasa diterapkan di kelas tersebut.
4.
Penguasaan konsep siswa merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep sebelum dan setelah pembelajaran selesai dilakukan. Peningkatan
37
38
penguasaan konsep pada siswa dilihat dari gain nilai yang diperoleh siswa setelah menjawab soal-soal tes objektif berupa soal tes pilihan ganda pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). 5.
Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu keterampilan proses IPA yang dapat mengungkap gagasan, temuan, bahkan perasaan kepada orang lain. Keterampilan komunikasi yang akan diteliti adalah keterampilan komunikasi secara lisan dan tertulis. Keterampilan komunikasi secara lisan diukur
pada
saat
diskusi
dan
presentasi
sedangkan
keterampilan
berkomunikasi tertulis (keterampilan berkomunikasi melalui grafik, bagan, tabel, dan gambar) diukur dari jawaban-jawaban siswa pada soal uraian yang diberikan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experiment (Sugiyono, 2009:114). Pemilihan metode penelitian ini didasarkan karena tidak mungkin dapat mengontrol seluruh variabel penelitian dikarenakan subjek penelitiannya adalah manusia. Pada penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas yang diberi perlakuan atau disebut kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sedangkan kelas kontrolnya menggunakan metode diskusi. Melalui kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi sebagai pembanding, maka dapat diketahui
39
pengaruh atau efektivitas model pembelajaran berbasis masalah selama pembelajaran.
C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-posttest non equivalent multiple group design (Wiersma, 1995:143). Pada desain penelitian ini, satu kelas diberi perlakuan tertentu yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus, sementara kelas yang satunya lagi yang menggunakan metode diskusi dijadikan kelas kontrol. Pada kedua kelas tersebut diberi tes awal (pretest), dan setelah dikenakan perlakuan kedua kelas tersebut diberi tes akhir (posttest). Gambaran desain penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Non Equivalent Multiple Group Design Kelas Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tahap Tes Awal T1 T1
Perlakuan X C
Tes Akhir T2 T2
Keterangan : : Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol T1 T2 : Tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol X : Model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus C : Model pembelajaran konvensional dengan metode diskusi (Wiersma, 1995:143)
40
D. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian 1.
Populasi penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bandung tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah tujuh kelas.
2.
Sampel Penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 2 yang berjumlah dua kelas, satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas lagi dijadikan kelas kontrol. Pemilihan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling, yaitu pemilihan sampel secara acak dalam kelompok, adapun maksud kelompok disini yaitu kelompok kelas XI IPA.
3.
Lokasi Penelitian Lokasi sekolah tempat dilaksanakannya penelitian beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No 93 Bandung. Lokasi tersebut berada di daerah perkotaan dan dapat dijangkau dengan mudah karena berada di pinggir jalan raya.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah: 1.
Tes objektif berupa soal pilihan ganda Tes objektif pilihan ganda digunakan untuk mengukur penguasaan konsep
siswa sebelum dan sesudah perlakuan. Tes ini diberikan pada awal dan akhir pembelajaran baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperien. Tes objektif untuk mengukur penguasaan konsep siswa ini terdiri dari tiga indikator pada materi
41
sistem saraf. Adapun soal penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.5. Cakupan soal penguasaan konsep yang digunakan yaitu sebagai berikut. Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep N o
Indikator dan TPK
Ranah Kognitif C1
1.
2.
Mengidentifikasi struktur dan fungsi neuron a. Siswa mampu menyebutkan nama bagian-bagian penyusun √ neuron. b. Siswa mampu menjelaskan fungsi setiap bagian-bagian penyusun neuron. c. Siswa mampu mengidentifikasi macam-macam neuron dan fungsinya. Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses pada sistem saraf manusia a. Siswa mampu menjelaskan materi penyusun sistem saraf manusia (otak dan sumsum tulang belakang) b. Siswa mampu membedakan bagian-bagian otak serta fungsinya c. Siswa mampu membedakan bagian-bagian penyusun sumsum tulang belakang dan fungsinya d. Siswa mampu membedakan saraf kranial pada manusia berdasarkan nama, tipe, letak ciri-ciri yang dimiliki serta fungsinya e. Siswa mampu membedakan saraf spinal dan fungsi yang dimilikinya f. Siswa mampu membedakan saraf simpatis dan saraf parasimpatis pada manusia g. Siswa mampu menjelaskan dampak yang muncul akibat kerusakan pada bagian tertentu otak dan sumsum tulang belakang manusia
C2
C3
C4
C5
No Soal
Jumlah
C6
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
√
8
1
√
7
1
6
1
11
1
9,10
2
√ √
√
√
√
√ √
√
42
No
Indikator dan TPK C1
3.
2.
Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses pada sistem saraf manusia a. Siswa mampu menjelaskan mekanisme jalannya impuls saraf b. Siswa mampu membedakan mekanisme jalannya gerak refleks dan gerak biasa c. Siswa mampu menjelaskan proses yang terjadi pada kelainan dalam penjalaran impuls saraf
Ranah Kognitif C2 C3 C4 C5
No Soal
C6
Jumlah
13
1
√
12,15
2
√
14
1
√ √
Soal keterampilan berkomunikasi Bentuk soal untuk mengukur keterampilan berkomunikasi tertulis pada siswa
yaitu berupa soal uraian yang meliputi keterampilan komunikasi melalui grafik, gambar, bagan, dan tabel. Adapun soal penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.6. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Soal Keterampilan Komunikasi Tertulis No
Variabel
Tujuan Khusus
No Soal 1
1.
Keterampilan komunikasi a. Mengubah data atau informasi dalam bentuk melalui bagan uraian tertulis menjadi data dalam bentuk bagan konsep atau sebaliknya
2.
Keterampilan komunikasi a. Menjelaskan informasi yang terdapat dalam melalui gambar bentuk gambar menjadi informasi dalam bentuk uraian tertulis atau sebaliknya
2
3.
Keterampilan komunikasi a. Mengubah data dalam bentuk uraian tertulis melalui tabel menjadi data dalam bentuk tabel atau sebaliknya b. Mengubah data dalam bentuk tabel menjadi data dalam bentuk bagan atau sebaliknya
3a
4.
Keterampilan komunikasi a. Membaca data atau informasi yang terdapat melalui grafik dalam bentuk grafik
3b
4
43
3.
Lembar observasi Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur keterampilan komunikasi
lisan siswa dan diisi pada sesi diskusi serta presentasi oleh masing-masing observer dari tiap kelompok. Instrumen lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.7. Tabel 3.4. Kisi-Kisi Keterampilan Komunikasi Lisan No
Aspek
Kriteria
1.
Pengorganisasian dalam kegiatan presentasi
a. Setiap anggota mempresentasikan materi sesuai dengan pembagian tugasnya masing-masing dalam kelompok b. Memberikan bahan acuan atau batasan materi yang akan dipresentasikan c. Menyampaikan materi dengan runut/sistematis dan tidak loncat-loncat d. Materi yang disampaikan difokuskan pada poin-poin esensial/penting e. Memberi kesempatan pada siswa lain/audiens untuk bertanya f. Meminta saran, ide, atau pendapat dari siswa lain/audiens untuk melengkapi jawaban pertanyaan a. Menyampaikan penjelasan dengan cara yang menarik b. Menyampaikan materi dengan jelas dan mudah untuk dipahami c. Menggunakan bahasa dan ekspresi untuk menguatkan penjelasan yang disampaikan d. Berani untuk menatap atau melakukan kontak mata dengan audiens ketika menyampaikan penjelasan a. Menggunakan media yang menarik b. Tidak terkesan membaca media pada saat presentasi c. Media yang dipergunakan saat presentasi dapat menambah pemahaman dan kejelasan materi yang disampaikan d. Terampil dalam menggunakan media presentasi e. Isi media sesuai dengan acuan materi yang akan disampaikan
2.
3.
Sikap, cara, dan ekspresi tubuh selama kegiatan presentasi
Pemanfaatan media selama presentasi
No Soal 1a
1b 1c 1d 1e 1f
2a 2b 2c
2d
3a 3b 3c
3d 3e
44
No
Aspek
4.
Pemahaman isi materi yang disajikan selama presentasi
5.
Kejelasan bahasa dan suara selama presentasi
6.
Pemanfaatan waktu selama presentasi
7.
4.
Mengikuti/menyimak kegiatan presentasi dengan antusias dan empatik
Kriteria a. Materi yang disampaikan saat presentasi dan sesi tanya jawab benar dan sesuai dengan acuan b. Memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dengan jelas dan benar a. Pada saat menjelaskan, suara siswa dapat didengar dengan jelas b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dipahami oleh seluruh audiens a. Materi disampaikan dengan tuntas sesuai dengan waktu yang disediakan b. Memanfaatkan waktu yang tersedia dengan baik a. Menyimak siswa lain yang sedang menjelaskan b. Mengajukan pertanyaan pada saat sesi tanya jawab c. Memberikan saran, pendapat, dan ide untuk melengkapi jawaban siswa lain d. Tidak membuat kegiatan yang dapat mengganggu jalannya presentasi
No Soal 4a
4b
5a 5b
6a 6b 7a 7b 7c 7d
Angket Penggunaan angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui metode studi kasus. Instrumen berupa angket yang diberikan pada siswa dapat dilihat pada Lampiran B.8. Cakupan angket respon siswa terhadap pembelajaran yaitu sebagai berikut. Tabel 3.5. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran No 1 2 3 4 5
Indikator No Soal Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 1,2,3,4,7,11 melalui studi kasus pada konsep sistem saraf. Penguasaan konsep siswa 10 Keterampilan komunikasi siswa 8,9 Materi sistem saraf 5,6 Soal-soal/kasus yang diberikan kepada siswa 12,13,14,15
45
F. Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen
yang
telah
dibuat
terlebih
dahulu
dipertimbangkan
kelayakannya supaya soal yang akan digunakan pada penelitian menjadi valid. Aspek yang dipertimbangkan diantaranya adalah jenjang kognitif, kedalaman materi, dan tata bahasa. Setelah tahap pertimbangan, instrumen tersebut kemudian melalui tahap revisi dan diujicobakan untuk dianalisis dan dipilih butir instrumen yang layak digunakan pada penelitian dengan mempertimbangkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
G. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen yang telah dibuat diuji coba terlebih dahulu setelah mendapatkan pertimbangan dari dosen ahli. Uji coba ini dilakukan dengan subjek siswa-siswi SMA kelas XII yang telah mempelajari materi sistem saraf. Tujuan dilaksanakannya uji coba ini yaitu untuk mengetahui kualitas dan tingkat keterbacaan instrumen penelitian yang akan digunakan. 1.
Data Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep Berdasarkan hasil ujicoba instrumen penguasaan konsep, diperoleh data
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sebagai berikut. Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep No
DP
1 2 3 4
44,44 11.11 55,56 22,22
5
44,44
6
55,56
Reliabilitas
Tingkat Kesukaran
Validitas
Sig Korelasi
Keterangan
0,88
Mudah Sedang Sedang Mudah
0,407 0,180 0,425 0,225
Sangat Signifikan Sangat signifikan -
Dipakai Direvisi Dipakai Direvisi
Sangat Mudah Sedang
0.478
Sangat signifikan
Dipakai
0,488
Sangat signifikan
Dipakai
46
2.
No
DP
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
44,44 33,33 66,67 22,22 44,44 33,33 11,11 44,44 11,11 77,78 22,22 44,44 66,67 55,55 44,44 88,89 22,22 22,22 66,67 77,78 77,78 66,67 77,77 44,44 66,67 77,78 33,33 33,33 55,56
Reliabilitas
0,88
Tingkat Kesukaran
Validitas
Sig Korelasi
Keterangan
Sedang Sukar Sangat Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang
0,359 0,534 0,610 0,265 0,325 0,316 0,246 0,361 0,134 0,555 0,343 0,413 0,518 0,458 0,440 0,599 0,307 0,224 0,542 0,536 0,617 0,708 0,509 0,378 0,480 0,563 0,246 0,505 0,478
Signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat signifikan Signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan
Dipakai Dipakai Dipakai Direvisi Dipakai Dipakai Direvisi Dipakai Direvisi Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Direvisi Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Direvisi Dipakai Dipakai
Data hasil Uji Coba Instrumen Komunikasi Tertulis Sama halnya dengan tes penguasaan konsep, instrumen komunikasi tertulis
juga diuji coba terlebih dahulu. Adapun rekapitulasi hasil dari uji coba instrumen komunikasi tertulis yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut. Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Komunikasi Tertulis No
DP
1 2 3a 3b 4
26,67 31,11 17,78 20,00 37,78
Reliabilitas
0,70
Tingkat Kesukaran Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar
Validitas 0,695 0,687 0,672 0,672 0,843
Sig Korelasi Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat signifikan
Keterangan Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Hasil uji coba instrumen penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran C.
47
Adapun tahapan analisis butir soal uji coba tes penguasaan konsep dan komunikasi tertulis yaitu sebagai berikut. 1. Validitas Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Selain itu, menurut Arikunto (2007), sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan demikian, sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Cara menentukan validitas suatu soal adalah dengan mengkorelasikan skor setiap butir soal dengan skor totalnya. Validitas instrumen tes penguasaan konsep dihitung menggunakan rumus korelasi Poduct Moment dengan angka kasar yang dikemukakan Pearson sebagai berikut:
rxy =
(∑)(∑)(∑)
{(∑ )(∑) } {(∑ ) (∑) }
Keterangan : rxy = Validitas suatu butir soal N = Jumlah siswa X = Nilai satu butir soal Y = Nilai total (Arikunto, 2007:72) Nilai koefisien korelasi diinterpretasikan keberartiannya dengan kriteria validitas soal pilihan ganda sebagai berikut : 0,800-1,000 : Sangat Tinggi 0,600-0,800 : Tinggi 0,400-0,600 : Cukup 0,200-0,400 : Rendah 0,000-0,200 : Sangat Rendah (Arikunto, 2007:75)
48
2. Reliabilitas Tes Suatu tes mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap atau kalaupun berubah, perubahan tersebut tidak berarti (Arikunto, 2007:86). Rumus yang digunakan adalah
r11 = (
) (1-
∑
)
Keterangan : r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Jumlah soal p = Proporsi subjek yang menjawab soal dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab soal dengan salah ∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q S = Standar deviasi dari tes (Arikunto, 2007:100) Nilai yang diperoleh lalu diinterpretasikan keberartiannya dengan kriteria sebagai berikut : 0,800-1,000 0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,000-0,200
: Sangat Tinggi : Tinggi : Cukup : Rendah : Sangat Rendah (Arikunto, 2007:75)
3. Tingkat Kesulitan Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
P=
49
Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah siswa peserta tes (Arikunto, 2007:208) Indeks kesukaran yang diklasifikasikan sebagai berikut : 0,00-0,30 0,30-0,70 0,70-1,00
: Sukar : Sedang : Mudah (Arikunto, 2007:210)
Soal yang baik adalah soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang, namun jika diperlukan karena tujuan tertentu, soal sukar dan mudah dapat digunakan. 4.
Daya Pembeda Menurut Arikunto (2007), daya pembeda soal adalah kemampuan soal
untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Daya pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut :
D=
-
Keterangan : D = Daya pembeda Ba = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar Bb = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Ja = Jumlah siswa kelompok atas Jb = Jumlah siswa kelompok bawah (Arikunto, 2007:213) Adapun kriteria acuan daya pembeda yaitu: 0,70-1,00 0,40-0,70 0,20-0,40 0,00-0,20
: Baik sekali : Baik : Cukup : Jelek (Arikunto, 2007:218)
50
H. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Sebelum diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen) dan pembelajaran dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol), siswa di kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi tes awal (pretest) kemudian hasil tersebut dikumpulkan untuk dinilai.
2.
Setelah diberi tes awal (pretest), lalu dilakukan pengajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen) dan pembelajaran dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol). Selama pembelajaran ini dilakukan penilaian komunikasi lisan.
3.
Setelah selesai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus (untuk kelas eksperimen) dan pembelajaran dengan metode diskusi (untuk kelas kontrol), siswa diberikan tes akhir (posttest) dan kemudian hasilnya dikumpulkan untuk dinilai.
4.
Setelah dilakukan tes akhir (posttest), siswa di kelas eksperimen diberi angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah melalui studi kasus.
I. Analisis dan Pengolahan Data 1.
Tes Objektif Pilihan Ganda dan Tes Uraian. Untuk memperoleh data mengenai penguasaan konsep dan keterampilan
komunikasi tertulis digunakan metode perhitungan kuantitatif yang dimulai dari
51
menghitung dan mengubah skor mentah menjadi nilai. Pengubahan skor menjadi nilai untuk penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis setiap siswa adalah sebagai berikut.
% tiap siswa =
! "
! "
X 100% (Arikunto, 2006)
Ada tidaknya perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dapat diketahui melalui uji perbedaan antara penguasaan konsep di kelas kontrol dengan kelas eksperimen dan uji perbedaan antara keterampilan berkomunikasi siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum menguji hipotesis diperlukan uji prasyarat terlebih dahulu. a.
Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
terdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji chi kuadrat. Menurut Sudjana (2002), uji normalitas dapat menggunakan rumus:
χ²= Keterangan: χ² : harga chi kuadrat f0 : frekuensi hasil pengamatan fh : frekuensi yang diharapkan
∑& '()(#$ #% )
#%
52
Jika harga χ²hitung lebih besar dari harga kritis χ²tabel maka data tersebut tidak terdistribusi normal, dan jika harga χ²hitung lebih kecil dari harga kritis χ²tabel maka data tersebut tersebar dalam distribusi normal (Arikunto, 2006). b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians
dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada hasil pretest kedua kelas untuk mengetahui apakah kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan rata-rata yang sama atau tidak. Teknik pengolahan data yang digunakan untuk melihat homogenitas suatu data yaitu dengan rumus uji F. Menurut Arikunto (2006), rumus uji F adalah sebagai berikut: F=
*+,-+ .- /0,10.+, *+,-+ .- /0,203-4
Keterangan : F : Harga F Variansi terbesar : variansi besar dari data sampel Variansi terkecil : variansi kecil dari data sampel Jika harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka data tersebut homogen (Arikunto, 2006). c.
Melakukan Uji Beda Uji beda dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut
memiliki pengetahuan awal yang berbeda. Jika terdapat perbedaan maka hipotesis penelitian yang diuji yaitu hasil gain. Namun bila kedua kelas tersebut memiliki pengetahuan awal yang sama atau hampir sama maka hipotesis penelitian yang digunakan yaitu melalui uji nilai tes akhir (posttest).
53
d.
Melakukan Uji hipotesis Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat data yang
berdistribusi normal dan tidak normal, serta ada yang homogen dan tidak homogen. Meskipun demikian, berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada lampiran D menunjukkan bahwa uji hipotesis yang perlu dilakukan adalah uji hipotesis nonparametrik U Mann-Whitney karena data dari kedua atau salah satu kelompok tersebut berdistribusi tidak normal. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian U Mann-Whitney yaitu sebagai berikut: 1) Menyusun data dari urutan yang terbesar ke yang terkecil 2) Menentukan ranking untuk semua nilai data dalam semua kelompok, jika terdapat data yang sama maka ranking yang diberikan merupakan hasil dari pembagian hasil kali ranking awal dengan jumlah dibagi jumlah data. 3) Menentukan jumlah data (n) perkelompok dengan total data (N). 4) Menentukan jumlah ranking (Rn) 5) Menentukan nilai U dan U’ Rumus dari Uji U Mann-Whitney yaitu sebagai berikut Z=
5 67 87
Keterangan : a) U yaitu nilai U b)
μ:
c)
<: yaitu simpangan baku
yaitu nilai mean (rata-rata)
μ: = ) ;
<: = =
) ( ) > > ) ;
(Levin, : 605)
54
Apabila nilai Zhitung setelah dibandingkan dengan nilai Ztabel adalah lebih kecil, maka H0 diterima atau ditafsirkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebaliknya jika Zhitung lebih besar dari Ztabel maka H0 ditolak atau ditafsirkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Analisis normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis terhadap data tes awal (pretest), tes akhir (posttest) maupun gain
dapat dilihat pada Lampiran D.
Tingkat efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional melalui metode diskusi dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan komunikasi tertulis dapat diketahui melalui perhitungan perbandingan gain yang dinormalisasi (N-gain). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung N-gain yaitu sebagai beikut. N-gain =
?@ " ?@
" ?@
Nilai N-gain yang diperoleh kemudian diinterpretasikan berdasarkan indeks gain pada Tabel 3.8. berikut ini. Tabel 3.8. Kategori Indeks Gain yang Dinormalisasikan Rentang G≥0,70 0,30
Kategori Tinggi Sedang Rendah (Adaptasi dari Meltzer, 2002)
55
2.
Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi Lisan Keterampilan komunikasi lisan yang diukur dengan menggunakan
instrumen lembar observasi dapat diketahui dengan mengolah jumlah kemunculan kriteria komunikasi lisan pada tiap aspek baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah komunikasi lisan siswa adalah sebagai berikut. a.
Menghitung kemunculan tiap kriteria komunikasi lisan % kemunculan tiap kriteria =
b.
" A!B @!C! @!C! @!A
X 100%
Pengkategorian Persentase kemunculan tiap kriteria komunikasi lisan di kelas eksperimen
dan kelas kontrol ditafsirkan berdasarkan tabel tafsiran harga persentase berikut. Tabel 3.9. Kategori Tafsiran Persentase Komunikasi Lisan Tingkat Penguasaan 86%-100% 76%-85% 60%-75% 55%-59% <54%
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Purwanto, 2008)
3.
Hubungan antara Penguasaan Konsep dengan Keterampilan Komunikasi Analisis
hubungan
antara
penguasaan
konsep
dan
keterampilan
komunikasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. a.
Uji normalitas Adapaun maksud dilakukannya uji normalitas ini yaitu untuk menentukan
jenis analisis korelasi yang akan digunakan (parametrik dan nonparametrik). Analisis uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0.
56
b.
Analisis Regresi dan Kelinieran Regresi Analisis Regresi dan kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui
hubungan fungsional antara variabel-variabel (Sudjana, 2002). Uji ini digunakan untuk mengatahui jenis regresi yang ditemukan dalam hubungan tersebut. Adapun analisis regresi dan kelinieran regresi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. c.
Analisis Korelasi Analisis korelasi yang dilakukan yaitu dengan mencari nilai r atau
koefisien korelasi. Untuk memperoleh nilai r tersebut juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0. Koefisien korelasi yang diperoleh lalu dikategorikan sesuai tabel berikut ini. Tabel 3.10. Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi 0,800-1,00 0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,00-0,200
4.
Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2007:75)
Angket Data yang terkumpul dari hasil pengisian angket oleh siswa untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah diolah melalui tahapan sebagai berikut: a.
Mengakumulasikan semua jawaban siswa pada tiap pertanyaan.
b.
Menghitung presentase jawaban ya dan tidak yang diberikan siswa. Rumus yang digunakan yaitu:
57
Persentase =
!"" @!?
!"" D!
X 100% (Sugiyono, 2009)
c.
Menganalisis
data
respon
siswa
terhadap
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dari hasil data angket dan menafsirkan data tersebut.
J. Prosedur Penelitian Tahapan dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. 1.
Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi : a. Membuat RPP dan skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui pembelajaran. b. Membuat instrumen penelitian. c. Pertimbangan instrumen penelitian. Hal ini dilakukan agar soal yang akan digunakan pada penelitian menjadi valid. d. Revisi instrumen. e. Instrumen yang sudah direvisi diujicobakan untuk dianalisis dan dipilih butir instrumen yang layak digunakan pada penelitian
2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan RPP dan skenario pembelajaran yang telah dibuat.
58
1) Pertemuan I a) Guru memberikan tes awal (pretest) b) Guru memberikan penjelasan singkat mengenai sistem saraf pada manusia sebagai informasi awal dan pengantar untuk siswa dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah pada kasus yang akan diberikan pada siswa. c) Guru membagi kelas menjadi enam kelompok secara acak berdasarkan jumlah siswa dalam kelas dan juga berdasarkan ciri dari pembelajaran berbasis masalah yang terdiri dari kelompok kecil (4-6 orang siswa per kelompok), lalu meminta siswa untuk duduk secara berkelompok dengan kelompoknya masing-masing. d) Tiap kelompok siswa diberi tiga kasus yang berkaitan dengan masalah sistem saraf lalu diminta untuk membaca dan memahami permasalahan pada kasus yang diberikan. e) Siswa mendiskusikan kasus yang diberikan dan pada saat awal kegiatan diskusi guru membantu siswa untuk menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, serta
memotivasi siswa agar terlibat pada kasus yang diberikan. f)
Guru berperan untuk mengorganisasikan siswa pada proses belajar dengan
cara
membantu
siswa
mendefinisikan
dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah atau kasus yang diberikan pada mereka.
59
g) Guru memberikan penekanan pada siswa untuk mengemukakan ide kelompoknya sendiri mengenai rumusan masalah, teori yang berkaitan dengan kasus, serta mencari pemecahan masalah terhadap kasus tersebut h) Siswa merespon tugas yang diberikan guru dengan berdiskusi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kasus. i)
Guru membantu siswa dengan cara mengarahkan mereka untuk mencari referensi mengenai konsep-konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, seperti literatur dan info-info dari buku serta internet. (Kegiatan ini dapat dilanjutkan di luar jam pelajaran mengingat waktu pembelajaran yang disediakan di kelas tidak akan mencukupi).
j)
Guru menugaskan tiap kelompok siswa untuk mempersiapkan presentasi pada pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan II a) Guru meminta empat kelompok siswa tampil di depan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi mereka yang berkaitan dengan kasus pada artikel. Tiap kelompok mempresentasikan kasus selama 15 menit dan pemilihan kasus serta urutan kelompok yang akan tampil presentasi ditunjuk langsung oleh guru pada saat itu juga. b) Selama
kegiatan
presentasi,
keterampilan
berkomunikasi secara lisan diobservasi dan dinilai.
siswa
dalam
60
c) Guru menganalisis dan mengevaluasi kegiatan presentasi dan diskusi yang dilakukan siswa terhadap kasus yang diberikan melalui unjuk kerja pada forum diskusi kelas. d) Guru memberikan penjelasan tambahan terhadap hasil diskusi kelas untuk memperjelas pemahaman siswa terhadap materi/topik yang dipelajari. 3) Pertemuan III a) Guru menunjuk dua kelompok terakhir siswa untuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum presentasi di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain mendengarkan dan menanggapinya. b) Selama
kegiatan
presentasi,
keterampilan
siswa
dalam
berkomunikasi secara lisan diobservasi dan dinilai. c) Guru menganalisis dan mengevaluasi kegiatan presentasi dan diskusi yang sudah dilakukan siswa terhadap kasus yang diberikan. d) Guru memberikan penjelasan tambahan terhadap hasil diskusi kelas untuk memperjelas pemahaman siswa. e) Guru memberikan tes akhir (posttest). b. Pengumpulan data dari instrumen pembelajaran yang digunakan. c. Mengolah dan menganalisis data yang telah didapatkan dari instrumen yang digunakan. d. Menyimpulkan data yang diperoleh dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. e. Menyusun laporan.
61
K. Alur Penelitian Penelitian Pendahuluan di Sekolah yang Akan Dijadikan Lokasi Penelitian
Studi Pustaka tentang Pembelajaran Berbasis Masalah dan Analisis Kurikulum serta Materi Ajar IPA Kelas XI
Pembuatan Instrumen Penelitian Penguasaan Konsep dan keterampilan Berkomunikasi
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Judgement Instrumen Penelitian
Revisi Instrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen Penelitian (Uji Validitas, Uji Reliabilitas, RevisiPembeda, Instrumendan Penelitian Daya Tingkat Kesukaran) Pelaksanaan Pretest
Pembelajaran di kelas Eksperimen dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran di kelas Kontrol dengan Metode Diskusi Kelompok Pelaksanaan Posstest
Hasil Penelitian
Analisis dan Pengolahan Data
Kesimpulan
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Angket