85
BAB III LAPORAN HASIL DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Indonesia mempunyai 8 PPSP (Proyek Printis Sekolah Pembangunan). Pada tahun 1972 IKIP Surabaya mendirikan Sekolah SD, SMP, SMA. Tanggal 10- oktober-1986 SMP 29 berdiri dengan SK Mendikbud No. 0708/0/1986. Pada tahun 2008 SMPN 29 ditunjuk oleh dinas untuk menjadi sekolah Inklusi, dimana anak regular dicampur dengan Anak Berkebutuhan Khusus(ABK). Contohnya, autisme, hiperaktif, tuna laras, slow leaner, maupun down sindrome . SMPN 29 Surabaya merupakan lembaga yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan, sekolah ini bisa dikatakan sebagai sekolah favorit di daerah Surabaya, khususnya di daerah Tambaksari. Itu pun tidak luput dari peran serta seorang kepala sekolah yang handal dalam memenej semua keperluan sekolah. Di sekolah ini terbagi menjadi dua waktu yaitu ada yang masuk jam pagi dan ada yang masuk jam siang, yang masuk jam pagi yaitu kelas 8A-8D dan kelas 9A-9H dan kalau yang masuk siang itu kelas 8E-8H dan kelas 7A-
85
86
7H. Siswa disekolah ini bukan hanya sekolah regular tetapi juga ada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) .68 1. Letak geografis SMPN 29Surabaya Lembaga SMPN 29 Surabaya terlelak di jln. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 4 Surabaya KecamatanTambaksari dengan luas tanah 11.000 m . Tepatnya berada di Jalan Simomulyo No. 25 Surabaya, yang terletak di pimggir kota Surabaya. Sekolah ini berdampingan dengan banyak sekolah baik itu tingkatan SMP maupun SMA dan berdekatan dengan RS. Soetomo dan RS. Husada . kalau masalah transportasi juga bisa dikatakan mudah karena lokasi sekolh tidak terlalu jauh dar jaln raya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa letak geografis SMP Negeri 29 Surabaya sangat strategis.69 2. Visi dan Misi SMPN 29 Surabaya Untuk bisa terlaksananya program pendidikan di SMPN 29 Surabaya ini dengan baik dan lancar, maka pihak sekolah perlu membuat suatu visi dan misi dini dan ke depan. Adapun visi dan misi SMPN 29 Surabaya adalah sebagai berikut:
68
Wawancara dengan Bapak Hari Purnomo (sebagai kepala sekolah SMPN 29 Surabaya ), Selasa, 24/05/2011 69 Ibid, h. 66
87
a. Visi sekolah, yaitu berbudi luhur, mandiri, berprestasi dan ramah bagi semua b. Misi sekolah, yaitu meliputi: 1) Menumbuhkembangkan penghayatan dan katakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. 2) Melaksanakan bimbingan dan konseling dan pengajaran yang efektif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. 3) Mengakomodasi seluruh kebutuhan siswa secara edukatif. 4) Mewujudkan suasana pendidikan yang berkarakter, kondusif, dan ramah bagi semua. 5) Menghasilkan lulusan yang mampu berkompetensi, kompenten dan diterima oleh masyarakat.70
70
Ibid
88
3. Struktur Organisasi.71 Gambar 3.1
Kepala Sekolah Komite Sekolah
Drs. R. Hari Purnomo, M. M.. Semua Wakasek
Tenaga Ahli I
i
Tata Usaha
Wali Kelas/ Guru
Guru Pembimbing
S I S W A
71
Ibid
Guru Mata Pelajaran/Pelatih
89
Garis Komando Garis Koordinator Garis konsultasi
4. Daftar Siswa Anak Berberbutuhan Khusus (ABK) di SMPN 29 Surabaya. Tabel 3.1 No
Nama
Kelas
Karakteristik
Alamat
1
X
7-A
lambat belajar
Jl. Tales II/7 Surabaya
2
N
7-A
lambat belajar
Pacar keling I/89 surabaya
3
M
7-B
ADHD
Jemursari Utara IV/1 Surabaya
4
Re
7-B
Autis
Karngmnjangan IIID/2 Surabaya
5
A
7-C
Gangguan pendengaran
Rungkut Harapan F9 Surabaya
6
F
7-C
Gangguan pendengaran dan bicara
Jl. Legundi 47 / Jl. Kalikepiting 63
7
A
7-D
Borderline
Sidotopo Wetan Baru VA/38 Surabaya
8
S
7-D
Autis
Citra Harmoni B 2 No. 15 Sidoarjo
9
B
7-E
Borderline / Autis
Ploso Bogen 22 BLK
10
H
7-E
Gangguan pendengaran
Wonorejo Tmur XVI / 86 Surabaya
11
A
7-F
ADHD
Mutiara Citra Graha D9 / 17 Sidoarjo
12
I
7-F
13
M
7-F
Autis
Klampis Ngasem VI / 6B Surabaya
14
Im
7-G
Lambat belajar
Menur 78 E Surabaya
90
15
Me
7-G
Lambat belajar
Jl. Manyar Sambongan 41 Surabaya
16
Alf
7-H
Lambat belajar
Kaqlikepiting No.47/3 RT 003 RW.005
17
Irm
7-H
Lambat belajar
TempelSukorejo V/40 RT. 007 Rw. 009
18
Wa
7-I
Lambat belajar
19
Yo
7-I
Lambat belajar
20
J
8-A
Tangan Kaki Layu + Lambat Belajar
Jl. Semampir Tengah IIA / 12 Surabaya
21
Na
8-B
Anak Tuna Rungu
Jl. Manyar Indah IV/20 Surabaya
22
Ra
8-B
Anak Tuna Rungu
Griya Wage Asri Blok M / 19 Surabaya
23
Ab
8-C
Lambat Belajar + Tuna Rungu
JL. Mutiara Citra Graha D9/17 Sidoarjo
24
Mu
8-C
Tuna rungu
Jl. Sikatan XV/13 Rt. 005 RW.001 Manukan Wetan Tandes
25
Faz
8-D
Ganguan Motorik + Lambat Jl. Trenggilis Lama II / 35 Surabaya Belajar
26
Lui
8-D
Down Sindrome
Jl. Gianyar VIII / C7-33 Puri Mas gunung Anyar Surabaya
27
Na
8-D
Lambat Belajar
Jl. Menur Pumpungan III / 11 Surabaya
28
Dw
8-E
Tangan Kaki Layu + Lambat Belajar
Jl. Menur Gang II / 01 Surabaya
29
MT
8-E
Lambat Belajar
Jl. Munur Gg IV / 47 Surabaya
30
No
8-E
Lambat Belajar
Jl. Medokan Sawah 90 A Surabaya
31
Au
8-F
Autis Ringan + Hiperaktif Ringan
Jl. Nginden Jaya 11 / 23 Surabaya
91
32
Ju
8-F
Autis Ringan
Jl. Barata Jaya II / 46 Surabaya
33
Re
8-F
Autis Ringan
Griya Kebraon Barat 12 / CC - 22 Surabaya
34
Ce
8-G
Lambat Belajar
Jl. Gayung Kebonsari Graha Indah F19 Surabaya
35
Wti
8-G
Lambat Belajar + Berprestasi Tari
Jl. Karah tama No. 24Surabaya
36
Aa
8-I
Lambat Belajar
Perumahan Makarya Binangun H-19 Waru Sidoarjo
37
Au
8-I
Lambat Belajar
Jojoran V / 16 Surabaya
38
Ah
8-I
Lambat Belajar
Jl. Keputih Gg IB no 12 Surabaya
39
Eri
8-J
Lambat Belajar
Jl. Menur Gg. V / 26 Surabaya
40
Mn
8-J
Lambat Belajar
Jl. Karang Rejo VIII / 7 - E Surabaya
41
Tta
8-J
Hyperaktif Sedang
Jl. Medokan Ayu Gg 28 / 2 Surabaya
Se
9-A
Gangguan Konsentrasi
JL. Gubeng Kertajaya V F/14 B Surabaya
Fe.
9-A
Gangguan Konsentrasi
Jl. Karangmenjangan II/10 Surabaya
AH.
9-B
Gangguan Konsentrasi
Jl. Rungkut Mapan Barat IV/BC - 22 Surabaya
A
9-B
D ( Tuna Daksa )
Perum Wahyu Taman Sarirogo 5/H Sidoarjo
A
9-C
A ( Tuna Netra)
Jl. Gubeng Kertajaya V A/73 Surabaya
47
Aa
9-D
Gangguan Konsentrasi
Jl. Kutisari I/8 Surabaya
48
Rma
9-E
ADHD
Jl. Rungkut Industri Surabaya
Bana
9-F
Lambat Belajar
Jl. Jati Sari Permai II F / 9 Pepelegi Sidoarjo
Mta
9-F
42 43 44 45 46
49 50
Jl. San Antonio N3 -101 Pakuon City
92
51
Dari
9-G
Lambat Belajar
Jl. Sidokare Asri AF/12 Sidoarjo
52
Ao
9-H
Autis
Pondok Mutiara Blok BD 3 Sidoarjo
5. Data siswa 4 (empat) tahun terakhir.72 Tabel 3.2
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas I,II,III
Jumlah Tahun
pendaft
Ajaran
aran
Jumlah siswa
calon
Jumlah
Jumlah
rombongan
Siswa
belajar
Jumlah
Jumlah
rombong siswa an
siswa
Jumlah rombongan
Jumlah
Jumlah
siswa
rombongan belajar
belajar
belajar
baru 2007/
-
280
7
240
6
236
6
756
19
-
266
7
291
8
240
7
797
22
-
266
7
276
8
293
8
835
23
-
342
10
269
8
279
8
890
26
2008 2008/ 2009 2009/ 2010 2010/ 2011
72
Wawancara dengan Ibu Martini (sebagai TU sekolah SMPN 29 Surabaya) , Senin, 18/07/2011
93
6. Data Ruang Kelas.73 Tabel 3.3 Jumlah Uraian
Ruang
(1)Ruang Kelas (Asli)
14
(2)ruang lainnya yang digunakan untuk/sebagai ruang kelas, yaitu : Ruang Lap. IPA Jumlah ruang seluruhnya (a) + (b)
14
7. Data Kondisi Ruang.74 Tabel 3.4
Uraian 73 74
Ibid, Ibid,
Jumlah Ruang Yang Kondisinya
Jumlah Ruang Keterangan
94
Jumlah
Baik
Yang
Ruang
Kerusakan
Kondisinya Rusak
Ruang Kelas
14
Baik
-
-
Perpustakaan
1
Baik
-
-
R. Lap. IPA
1
Baik
-
-
Keterampilan
1
Baik
-
-
Lap. Bahasa
1
Baik
-
-
Ruang Media
1
Baik
-
-
Lap. Komputer
1
Baik
-
-
8. Data Guru.75 Tabel 3.5 Uraian
Bagi SMP
Bagi SMP
Negeri
Swasta
Guru Tetap
59
-
-
Guru Tidak Tetap/guru Bantu
13
-
-
Guru PNS dipekerjakan
-
-
-
Staf Tata Usaha
11
-
-
75
Ibid,
Keterangan
95
9. Daftar Tugas Tambahan Bagi Guru Khusus SMPN 29 Surabaya Tahun Pelajaran 2011-2012.76 Tabel 3.6 No
JENIS TUGAS
NAMA
1
Wakil Kepala Sekolah
1.
Darsono, S. Pd. M. M
2. 2
Staf Kepala Sekolah: 1. Koordinator Kurikulum
Urusan 1. 2.
2.
Koordinator Kesiswaan
Urusan
3.
Koordinator Sarana dan prasarana
Urusan 2. 1.
4.
Koordinator Urusan 2. Hubungan Masyarakat 1.
1.
2. 3
Triworo Parnoningrum, S. Pd Jenny Muharti, S,Pd Hj.Martini Atik riyantini, S.Pd Dra. Diaztiarni Yaenne Prayitno, S. Pd. Rr. Herli Madoearomwati, S. Pd. Hj.Indah Sri Mujiwati, S. Pd Budi Slamet, S. Pd
Pembantu Kepala Sekolah Urusan OSIS: 1. Koordinator Pembina Muhammad Jemadi, M. Ag OSOI 2. Pembina OSIS: 1. Sub Bid. Berbangsa Dan Dewi Lesmonowati, S.Pd Bernegara
76
Supardi, S. Pd.
Ibid
96
2. Sub Bid. Bela Negara 3. Sub Bid. Apresiasi Seni Muhammad Jemadi, M. Ag 4. Sub Bid. Kepribadian dan budi Pekerti Luhur. Kasnam, S. Pd 5. Sub Bid. Kesegaran Jasmani 6. Sub Bid. Ketakwaan Drs. Sunu Dharma Setyawan 7. Sub Bid. Kewiraswastaan dan Keterampilan. 8. Sub Bid. Pendidikan Politik dan Kepemimpinan
4
5 6
7 8
9
Pembantu Kepala Sekolah Urusan 1. Atie Lab. IPA Zuhdiana, S.Pd 2. Eko Haryono, S.E
Hastuti Anwar
Pembantu Kepala Sekolah Urusan Dra. Teriza Deva Dwi Yanti Lab. Bahasa Pembantu Kepala Sekolah Urusan 1. Titin Lilik Dwi Perpustakaan Yuliani, S.Pd 2. Dwi Wulunjari 3. Erwin Febby Wardhono,S.E. Pembantu Kepala Sekolah Urusan Sri Budi Mulyani, S.Pd Rumah Tangga Pembantu Kepala Sekolah Urusan 1. Sulistyowati,s.Pd UKS 2. Hj.Sri Umiastsih, S.Pd 3. Lina wijayanti,S.Pd Pembantu Kepala Sekolah 1. Tri Hadi, Pengelola Adiwiyata S.Pd(Koord) 2. Drs.Nanang supi’i 3. Drs. Sardikun 4. Meda Tri Yuwono, S.Pd.M.Pd 5. Drs. Wikan
97
Pramonoadi 10
Pembantu Kepala Sekolah Urusan Ekstra Kurikuler 1. Pembina Ekstra 1. Drs.sutopo,M.M Kurikuler: Kemirah, S.Pd 1. Pembina Gugus Depan 2. Dra. Diaztiarni Pramuka Dibantu 2 orang sanggar 2. Pembina Tari Tvdif 3. Karya Ilmiah Remaja Rizki Eka Sari, S.Pd (KIR) 1. Pembina Sains Parnoningrum, Teknologi Dan Triworo M.Pd lingkungan 2. Pembina Bidang penelitian Dewi Lesmonowati,S.Pd 4. Bola volley Tri Hadi Tjahjono, S.Pd 5. Bola Basket Kasnam, S.Pd 6. Sepak Bola Drs. Djoko Susanto 7. Teater Atyanta 8. Paskibraka Dwi Cahyo, S.Pd 9. Paduan Suara Kus Biantoro 10. Gamelan 11. Club Akademik 1. Dra.Suprih 1. IPA djarwati 2. Siti 2. Matematika Chalimah,S.Pd 1. Dra. Soedjati 3. IPS 2. Sumiarti, S.Pd 4. Bahasa Indonesia Nurul Sriviantiningrum, 5. Bahasa Inggris 6. Bahasa Jawa S.Pd 12. Berkuda Titin Lilik Dwi Yuliana, 13. Nasyid S.Pd 14. Design grafis RR.Sadia Ariati Kusuma W,S.Pd Suharti, S.Pd Drs. Sunu Dharma Setyawan Tim Teguh Sadsunu Tawanggono,S.T
98
11
Wali Kelas: 1. Wali Kelas 7A 2. Wali Kelas 7 B 3. Wali Kelas 7 C 4. Wali Kelas 7 D 5. Wali Kelas 7 E 6. Wali Kelas 7 F 7.
Wali Kelas 7 G
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Wali Kelas 7 H Wali Kelas 7 I Wali Kelas 8 A Wali Kelas 8 B Wali Kelas 8 C Wali Kelas 8 D Wali Kelas 8 E Wali Kelas 8 F Wali Kelas 8 G Wali Kelas 8 H Wali Kelas 8 I Wali Kelas 8 J Wali Kelas 9 A Wali Kelas 9 B Wali Kelas 9 C Wali Kelas 9 D Wali Kelas 9 E Wali Kelas 9 F Wali Kelas 9 G Wali Kelas 9 H
Sulastri, S.Pd Solikati, S.Pd Titis Nurhayati, S.Pd Niswati, S.Pd Siti Chalimah,S.Pd Rahajeng Lukitarini Rita, S.Pd.(Koord WK 7) Hj.Tjaturini Prasetya Ningrum, S.Pd Ayuana Purwaningsih,S.Pd Sumarti,S.Pd Dra. Indah Kusumaningsih Dra. Rita Wati Rifda Hidajati, S. Pd Masni, S.Pd Nanik Dwi Whju Widjajanti, S.Pd Drs.Djoko Susanto(Kood WK 8) Dra.Soesiani Suharti,S.Pd Dra. Suprih Djarwati Dra.Erti,S.Pd Rizky Eka Sari, S.Pd Nurul Sriviyantiningrum, S.Pd Dra. Yunita Rochmawati Dra. Teriza Deva Dwi Yanti Dra. Sri Juli wulan Andarijanti Sulistiyah,S.Pd.(Koord WK 9) Titin Lilik Dwi Yulianti, S.Pd Dra. Soedjanti
12
Bendahara Pembatu Pengeluaran Norma Susiolowati, S.Pd Sekolah Bendahara Dana Sosial
13
Bendahara Dana Sosial 1. Dansos
Sulistiyah, SPd
99
2.
Teman Asuh
1.
Masdelimah, S.Pd
3. 14
15
16
17
Guru Asuh
Litbang dan Pengendalian Mutu 1. Koordinator 2. Anggota
Pengelola Inklusi 1. Koordinator 2. Bendahara/ Program Kegiatan 3. Sekertaris/Humas 4. Pemantau/Sarpras 5. SDM 6. Konsultan Guru Pengajar Koordinator Mata pelajaran: 1. Pendidikan agama 2. PKN 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. IPA 7. IPS 8. Pendidikan Jasmni 9. Bahasa Jawa 10. Seni Budaya 11. Keterampilan 12. TIK 13. BK
Pengelolaan Lab IPS
2. Sulistyowati,S.Pd Hj. Sri Umiatsih,S.Pd Dra. Soesiani 1. Drs. Sarkidun 2. Hj. Fadilah,S.Pd 3. Norma Susilowati,S.Pd 4. Drs.Sutopo,M.M 5. Dra. Indah Kusumaningsih Jenny Muharti,S.Pd Sri Budi Mulyani,S.Pd Triworo Parnoningrum,M.Pd Darsono, S.Pd.M.M Norma Susilowati, S.Pd Heny Rachmawati,S.Pd
Muhammad jemadi,M.Ag Drs. Sardikun Dra. Soesiani Dra. Teriza Deva Dwi Yanti Solikati,S.Pd Dra. Indah Kusumaningsih Dra. Sri Juli Wulan Andarijanti Dewi Lesmonowati,S.Pd Suharti,S.Pd Rr.Herlien Mandoearoemwati,S.Pd Kemirah,S.Pd Doni Upiyantri,A.Md,SH Masdelimah,S.Pd 1. 2.
Sulastri, S.Pd Nanik Dwi
100
Wahyu widjayanti,S.Pd
B. Penyajian Data 1. Perencanaan system bimbingan dan konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMPN 29 Surabaya Dari pemaparan diatas, terlihat jelas bahwa SMPN 29 Surabaya telah mengikuti prosedur yang ada, mulai dari petugas yang mengidentifikasi, instrument yang digunakan dan mekanisme yang dilaksanakan
sehingga
mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Ibu jenny Muharji, S.Pd. selaku Waka Kurikulum, penulis mengetahui bahwa perencanaan dalam menerapkan program Inkusi di SMPN 29 Surabaya yang di perlukan dalam membentuk system yang tepat meliputi sebagai berikut.77 a. Input siswa (peserta didik) Penerimaan siswa baru di SMPN 29 Surabaya ini dilaksanakan serentak, maksudnya yaitu pelaksanaan penerimaan siswa baru anak normal dengan Anak Berkebutuhan (ABK) dilaksanakan bersama-sama dan tidak membedakannya. Hanya saja untuk penerimaan siswa baru yang memiliki atau mengalami kebutuhan khusus jumlah tebatas sesuai 77
Wawancara dengan Bu Muharji (sebagai Waka Kurikulum), Selasa, 21/06/2011
101
kemampuan sekolah, sedangkan untuk mutasi siswa berkebutuhan khusus belum bisa dilaksanakan. b. Kurikulum Kurikulum yang digunakan di SMPN 29 Surabaya adalah kurikulum nasional yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hanya saja untuk peserta didik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dilakukan modifikasi sesuai dengan kemampuan siswa, modifikasi diserahkan langsung pada masing-masing guru. Karena kurikulum yang digunakan KTSP, maka tentu saja materi yang diberikan pada pendidikan di SMPN 29 tidak berbeda dengan materi yang diberikan pada sekolah regular (anak normal), hanya saja pelaksanaan pemberian materinya berbeda dengan anak normal. Kalau anak normal pada umumnya dapat menuntaskan semua materi yang ada pada semester, maka untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan materi dan alokasi waktu yang sama mereka pada umumnya tidak dapat menyelesaikan semua materi. Jadi, untuk menentukan pemberian materi guru harus benar-benar mengetahui kondisi dan kelainan masing-masing anak. Lebih lanjut Ibu Jenny Muharji, S.Pd menjelaskan bahwa agar siswa dapat mencapai dan mudah dalam menguasai materi yang diberikan
102
maka pemberian atau penyampaian materi bisa diberikan dalam dua bentuk: 1.
Materi pelajaran bimbingan dan konseling diberikan secara penuh artinya jika siswa ABK dirasa mampu untuk menerima materi, maka materi akan diberikan secara keseluruhan sebagaimana siswa regular.
2.
Materi diberikan sesuai dengan tingkat kelainan masing-masing anak artinya apabila materi yang dirasakan sulit untuk diberikan karena takut siswa tidak bisa atau terlalu berat untuk menerima materi tersebut maka materi tersebut akan diberikan secara penuh atau diberikan semuanya tetapi disesuaikan dan dipilih materi mana yang harus diberikan dan materi mana yang harus di sesuaikan dengan kemampuan anak. Dari penyajian data diatas, penulis dapat menganalisa bahwa
penggunaan kurikulum (materi) yang diberikan sudah cukup bagus, karena kurikulum yang digunakan dan materi yang diberikan sudah sesuai dengan teori yang ada, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan materi yang diberikan juga sebagaimana materi yang diberikan pada anakanak normal (regular). Sedangkan pemberian materi yang diberikan dua pola yaitu (bentuk) tersebut sangat bagus, karena pemberian materi dengan cara
103
tersebut sangat berguna bagi masing-masing ABK untuk tetap bisa menerima materi sebagimana siswa pada umumnya meskipun pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan kemampuan dan kecerdasan di bawah rata-rata tidak semua materi dapat diterima secara tuntas karena kemampuannya yang terbatas. c. Pendidik Di SMPN 29 Surabaya terdiri dari guru kelas dan guru mata pelajaran. Untuk guru pembimbing khusus yang berlatar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB) belum ada karena sulitnya untuk mencari dan kalau merekut guru dari Sekolah Luar Biasa (SLB) juga sulit karena lokasi SLB dengan SMPN 29 Surabaya jauh, sehingga untuk mensiasati hal ini Kepala sekolah mewajibkan kepada para guru di SMPN 29 Surabaya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar tentang Anak berkebutuhan Khusus (ABK) dan juga memintai bantuan dari para ahli psikolog untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), sehingga dalam proses pembelajaran nantinya guru dapat mengetahui kondisi dan kelainan masing-masing anak dan mengatasi jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Antara guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru pembimbing khusus saling bekerjasama untuk menyusun program pembelajaran individual dan menentukkan materi yang akan diberikan.
104
Dari hasil penelitian di atas, bahwasanya dalam membentuk sebuah system pendidikan yang tepat memang harus dipersiapkan dengan baik karena ini menyangkut keberhasilan proses pembelajaran bagi anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kalau di SMPN 29 Surabaya belum bisa memperoleh guru pembimbing khusus berlatar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB), hal ini tidak menjadi masalah kalau memang kelainan dari siswa ABK-nya masih tingkat kelainan ringan , maka guru reguler dapat menjadi guru pembimbing khusus dengan mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar tentang Pendidikan Luar Biasa (PLB). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Direktorat pendididkan Luar Biasa (PLB) bahwa sekolah inklusi memilki Guru Pembimbing Khusus (Guru Tetap) yang berlatar belakang pendidikan umum tetapi sudah mendapatkan pelatihan yang memadai tentang ke-PLB-an, sehingga factor jarak dengan lokasi Sekolah Luar Biasa (SLB )tidak menjadi pertimbangan, karena sekolah ini telah mandiri. d. Lingkungan Agar pendidikan SMPN 29 Surabya dapat terlaksana dengan tepat, maka sekolah harus melibatkan semua pihak baik orang tua siswa, guru dan masyarakat. Agar masyarakat bersedia berpartisipasi memajukkan sekolah, maka pihak sekolah melakukan berbagai hal yaitu dengan cara memberitau masyarakat mengenai program-program sekolah, baik program yang telah
105
dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan, sehingga masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang SMPN 29 Surabaya. Sedangkan bagi orang tua diharapkan dapat bekerjasama dengan guru kelas, guru mata pelajaran, maupun guru pembimbing khusus, karena dengan adanya kerjasama maka sekolah atau guru dapat mengetaui perkembangan anaknya kepada guru, sehinga siswa berkebutuhan khusus dapat diketahui perkembangannya baik disekolahmaupun dirumah. Dari hasil penelitian diatas, bahwasanya untuk menghangatkan keharmonisan sekolah, maka sekolah tersebut memberikan sosialisasi kepada lingkungan dengan tujuan agar lingkungan sekolah memahami kondisi sekolah, jadi, untuk memperlancar pihak sekolah dengan pihak lingkungan sekolah, sekolah memberikan wadah komunikasi yang akan terbentuk dengan sebutan komite sekolah dan forum inklusi. e. Prosedur mengenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Ibu Heny Rachmawati,S.Pd. selaku konsultan guru pengajar. Dapat diketahui bahwa pengindentikasian dalam mengenali anak berkebutuhan khusus (ABK) dilakukan ketika awal anak itu masuk, yaitu melalui checklist serta adanya keputusan dari beberapa senior (ahli) dengan menyatakan bahwa
106
anak tersebut termasuk ke dalam salah satu kelainan yang ada di sekolah tersebut.78 Menurut Ibu Heny Rachmawaty,S.Pd. bahwa dalam proses pendeteksian dini, artinya dalam proses pendeteksiannya sekolah ini mencari, mengelolah, menganalisis data sendiri, serta didukung dengan data-data pendukung seperti keterangan orang tua, riwayat kesehatan. Surat rujukan dokter, dan lain-lain. Bahkan Ibu Heny Rachmawaty,S.Pd. menanbahkan jika hanya mengandalkan keterangan orang tua tidak akan maksimal, karena kebanyakan orang tua kurang jujur (menutup-nutupi kekurangan). Lebih lanjut Ibu Heny menjelaskan bahwa pendekatan dalam mengenali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) , yaitu; 1) Mengetahui kemampuan (melalui tes intelejensi) 2) Mengetahui kelebihan dan kekurangan 3) Mengetahi hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai 4) Informasi orang tua 5) Data pendukung (riwayat kesehatan)
78
Wawancara dengan bu Heny (sebagai konsultan guru pengajar ), Jum’at, 22/06/2011
107
Setelah proses tersebut di atas, Anak Berkebutuhan khusus (ABK) terbagi menjadi 6 (enam), yaitu; 1.
Autis
2.
Hiperaktif
3.
Slow Leaner
4.
Low Vision
5.
Down Sindrom
6.
Tuna Daksa
7.
Tuna Rungu
8.
Tuna Laras Adapun masalah yang terkait dengan siapa yang melaksanakan
pengidentifikasian tersebut bu Jenny Muharti,S.Pd. selaku waka kurikulum, mempertegas kembali bahwa orang yang dapat melaksanakannya adalah minimal orang yang pernah mengikuti diklat dan orang yang memiliki konsentrasi di bidang PLB( Pendidikan Luar Biasa). Dari pemaparan diatas, terlihat jelas bahwa SMPN 29 Surabaya telah
mengikuti
prosedur
yang
ada,
mulai
dari
petugas
yang
108
mengidentifikasi, instrument yang digunakan dan mekanisme yang dilaksanakan sehingga mencapai hasil tyang maksimal. 2.
Proses pembelajaran bimbingan konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMPN 29 Surabaya. Berdasrkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu guru pembimbing khusus, guru kelas, dan guru mata pelajaran dan juga hasil observasi kelas yang penulis lakukan pada kelas I sampai kelas III, maka
penulis
dapat
mengetahui
bagaimana
pelaksanaan
system
pembelajaran, model pembelajaran, strategi atau metode yang digunakan di SMPN 29 Surabaya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMPN 29 Surabaya secara umum sama dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas regular. Namun karena di dalam SMPN 29 Surabaya terdapat anak normal juga terdapat Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami kelainan dan penyimpangan, maka guru dalam mengajar di SMPN 29 Surabaya akan berbeda baik dalam strategi, model pembelajaran, metode, dan media pembelajarannya dengan yang ada dikelas regular, yang dapat penulis jelaskan sebagai berikut: a. Metode pembelajaran Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMPN 29 Surabaya
109
Penggunaan metode pembelajaran Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMPN 29 Surabaya adalah metode pembelajran yang biasanya digunakan untuk anak-anak normal pada umumnya, hanya saja dalam pelaksanaanya sedikit berbeda, hal ini di
sebabkan
karena
perbedaan
kelainan
masing-masing
anak
Berkebutuhan Khusus (ABK), lebih jelasnya penulis menjelaskan sebagai berikut: 1. Metode ceramah Metode ceramah yang digunakan adalah ceramah sebagaimana metode yang digunakan pada umunya yaitu menyampaikan materi yang diberikan dengan jalan ceramah di depan kelas, hanya saja polanya sedikit berbeda, misalnya ketika yang dihadapi guru adalah anak lamban belajar
(slow
Leaner),
maka
guru
cendrung
mengulang-ulang
keterangannya dan guru lebih banyak memperhatikan anak bermasalah.79 Metode ini akan berubah polanya lagi ketika yang dihadapi guru adalah anak dengan kelainan berbeda, sehingga guru dalam strategi atau metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kelainan, kondisi, dan kebutuhan pesrta didik 2. Metode Tanya jawab 79
Observasi dengan Ibu Masdelimah dikelas 7 A (koor. Bk), Kamis, 21/06/2011
110
Sebagaiman metode ceramah, ketika guru menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana pemahaman siswa tantang materi yang di sampaikan, maka ketika guru bertanya, guru harus benar-benar mengetahui jenis dan gradasi kelainan masing-masing anak. Misalnya ketika guru bertanya kepada anak berketerbelakangan mental ringan, maka guru bertanya secara pelan-pelan, menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dann selalu mengulang kembali pertanyaannya.80 Hal ini dilakukan karena anak berketerbelakangan mental ringan itu terkadang lamban dalam belajar konsep dan memilikin kesulitan dalam mengingat sesuatu, sehingga guru harus berbicara sangat pelan dan lebih jelas sehingga mudah dipahami siswa. Metode tanya jawab juga berlaku bagi anak berkebutuhan khusus yang lain. 3. Metode peer tutors (tutor sebaya) Menurut pemaparan guru mata pelajaran di SMPN 29 Surabaya, bahwasanya dengan menggunakan strategi tutor sebaya, maka akan memperkokoh hubungan di dalam kelas. Seorag siswa yang dapat menolong siswa lain di kelasnya akan menciptakan suasana kelas yang lebih sehat. Maisalnya siswa yang lebih pandai bisa membantu teman 80
Observasi dengan Ibu Masdelimah dikelas 7 A (koor. Bk), Kamis, 21/o6/2011
111
temannya yang mengatasi kesulitan khusus bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), membantu bukan berati member tau jawaban atau yang lainnya tetapi lebih kepada solusi dan memberikan suatu arahan kepada teman-temannya.81
b. Model pembelajaran BK bagi ABK di SMPN 29 Surabaya Model pembelajaran yang digunakan pada pendidikan SMPN 29 Surabya adalah model pembelajaran koooperatif yang mana di dalam kelas siswa didorong untuk bekerjasama dalam melakukan tugas. Guru biasanya membagi siswa menjadi beberapa kelompok, baik kelompok besar maupun kecil dengan tujuan agar siswa saling bekerjasama, saling mengajar dan belajar, dan secara aktif saling berpartisipasi dengan teman. Dengan bekerjasama dalam kelompok akan mendorong perkembangan kemampuan sosial dan komunikasi antara normal dengan Anak Berkebutuhan Khususn (ABK). Tetapi dalam penggunaannya harus tetap disesuaikan dengan kelainan dan kondisi siswa. Jadi, guru harus selalu mengetahui kondisi masingmasing siswanya. Dalam satu kelas terdiri dari dua guru. Yakni guru mata pelajaran dan guru pendamping. Posisi guru pendamping 81
Observasi dengan Ibu Masdelimah dikelas 7 A (koor. Bk), Kamis, 21/o6/2011
112
dibelakang yang berfungsi untuk menkondisikan ketika ada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang menganggu kondisi kelas, ketika Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
tidak bisa dikondisikan, guru
pendamping membawanya ke Rumah Pintar.
c. Media pembelajaran BK bagi ABK di SMPN 29 Surabaya Media pembelajaran yang digunakan pada pendidikan di SMPN 29 Surabaya adalah media gambar-gambar tentang materi pelajaran matematika materi tentang penambahan dan pengurangan, maka guru dapat menggunakan gambar-gambar seperti buah-buahan, bola, hewan, dan lain-lain untuk memudahkan siswa memahami materi. Media pembelajaran lain yang digunakan adalah media televisi dan VCD, misalnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq materi tentang iman kepada Allah, maka guru dapat memutarkan film tentang iman kepada Allah, maka siswa lebih tertarik untuk lebih semangat belajar dan lebih memahami materi pelajaran khususnya bagi Anak Berkebutuhan
Khusus
dengan
gangguan
pemusatan
perhatian
(hiperaktif), maka posisi duduknya harus berada di depan sehingga murid merasa diperhatikan guru. Dan media ini juga berlaku bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang lain.
113
Media lain yang digunakan adalah alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran seperti organ tubuh manusia, bunga dan lainlain. Jadi, guru disini dituntut untuk lebih kreatif dalam menggunakan media, sehingga siswa lebih tertarik dan mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Dari hasil penelitian di atas, menurut analisa penulis bahwa metode atau strategi yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran sudah cukup baik, karena sudah disesuaikan dengan kondisi Anak Kebutuhan Khusus (ABK). Menurut penulis, dalam penggunaan metode pembelajaran pada pendidikan inklusi memang harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik (ABK), bukan Anak Berkebutuhan Khusus yang harus menyesuaikan anak normal. Jika hal ini terjadi maka Anak Berkebutuhan Khusus tidak akan dapat belajar dengan anak normal dan akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi karena kelainan mereka. Dari beberapa model, metode, dan media pembelajaran yang digunakan tersebut menurut penulis sudah sangat tepat untuk digunakan
dalam
pembelajaran
bagi
Anak
Berkebutuhan
Khusus(ABK), tetapi ini bukan berarti bahwa metode yang lain tidak sesuai untuk digunakan, metode-metode yang lain tetap perlu digunakan sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik. Lebih-lebih
114
masalah metode pembelajaran sudah sesuai dengan teori yang ada, sehingga guru pada umumnya dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan metode yang sesuai bagi Anak Berkebutuhan Khusus dalam pendidikan inklusi. Dalam penggunaan metode juga harus sederhana dan jelas harus diupayakan agar metode yang digunakan tersebut tidak mempersulit siswa khusunya ABK, justru harus mempermudah siswa dalam menerima pelajaran sesuai dengan kemampuan mereka.
3.
Evaluasi bimbingan konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMPN 29 Surabaya Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, bahwasanya dalam prlaksanaan evaluasi pembelajaran Bimbingan dan Konseling badi Anak berkebutuhan Khusus (ABK) guru mengacu pada aturan-aturan kebijakan pendidikan yang berlaku sesuai kurikulum yang ada dikurikulum. Jadi evaluasi yang dilaksanakan pada sekolah regulerhanya saja cara pelaksanaannya berbeda, evaluasi tersebut meliputi: a. Ulangan Harian (UH) Ulangan Harian Bimbingan dan Konseling di SMPN 29 surabaya, dilakukan dengan 2(dua) cara yaitu:
115
1) Dilakukan sebagaimana ulangan harian pada sekolah-sekolah regular, ulangan ini dilakukan jika tidak ada kendala bagi ABK untuk diikutkan pda kelas regular. 2) Dilakukan secara terpisah dari kelas regular, jika siswa ABK dirasa tidak bisa diikutkan pada kelas regular. Hal ini bisa disebabkan keadaan ABK yang sewaktu-waktu berubah, misalnya keadaan emosi yang tidak stabil sehingga anak mudah marah dan tersinggung. b. Ulangan Tengah Semester(UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) Untuk Ulangan Tengah
Semester (UTS) dan Ulangan Akhir
Semester (UAS), siswa ABK diikutsertakan secara penuh di kelas regular artinya ABK ikut UTS dan UAS sebagaimana anak normal dan soal ulangannyadari dinas pendidikan yang terkait. Jika hasil UTS dan UAS ABK itu kurang dari nilai standar yang ditentukan, maka guru akan memberikan ulangan kedua atau semacam remidi dengan materi soalnya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan ABK. Sedangkan mengenai kemampuan dan perkembangan ABK di SMPN 29 Surabaya sewaktu-waktu bisa berubah,maka guru menggunakan teknik penilain portofolio yang mana guru diwajibkan membuat laporan
116
hasil belajar dan perkembangan ABK untuk dijadikan acuan laporan hasil belajar seperti siswa regular pada umumnya. Sedangkan mengenai waktu pelaporan hasil belajar (prestasi akademik) maupun perkembangan perilku siswa, maka untuk siswa dengan layanan kelas regular, laporan diberikan secara per-semester dan untuk siswa dengan layanan remidi atau reguler dengan pull out, laporan diberikan sewaktu-waktu sesuai dengn kebutuhan . jadi evaluasi sifatnya berubah-ubah menyesuaikan keadaan siswa. Menurut analisa penulis bahwa evaluasi bimbingan dan Konseling di SMPN 29 Surabaya dilakukan ua penilaan yaitu untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa baik regular maupun ABK yang bersekolah di sekolah regular, sehingga semua guru an sekolah bisa menindak lanjuti langkan berikutnya agar siswa ABK berhasil di sekolah regular. Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajran pada ABK tidak jauh beda dengan sekolah lainnya hanya saja dalam pelaksanaanya diperlukan ketelitian, kesabaran, perhatian dan keteladana guru agar tujaun pembelajran dapat tercapai dan akhirnya sedikit demi sedikit bisa menuju kepada kehidupan sebagaimana anak-anak normal, yang mana ABK dapat diterima dilingkungan tempat tinggal mereka dan dapat bermain serta
117
bergaul dengan anak normal sehingga tidak ada lagi perbedaan dan pemisah antara ABK dengan anak normal.
C. Analisis Data Sebagaimana pemaparan pada pembahasan di atas SMPN 29 Surabaya adalah pendidikan Inklusi yang mana pendidikan yang mempunyai program layanan pendidikan yang meberikan kesempatan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bersekolah di umum (regular) dan belajar dengan anak-anak normal disertai dengan pemberian layanan pendidikan yang sesuai karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Adapun hal-hal yang perlu diketahui dalam penelitian ini (Implementasi bimbingan dan konseling bagi anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMPN 29 Surabaya) 1. Penanganan Anak Berkebutuhan khusus (ABK) Dunia pendidikan adalah wahana yang tidak asing lagi bagi kita. Hal ini dikarenakan
bahwa manusia tidak pernah statis, tetapi selalu
mengalami perkembangan dan perubahan. Oleh karena itu, pendidikan dapat dijadikan sebagai suatu sarana untuk mencapai perkembangan dan perubahan ke arah positif secara maksimal. Artinya, bahwa jika manusia tersebut mampu mengembangkan potensi-potensi mereka guna mendapatkan kebagian dan kepuasan dalam kehidupannya.
118
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang membutuhkan pelayanan atau perhatian khusus agar mereka dapat menggembangkan potensinya. Karena mereka mengalami gangguan dalam perkembangannya, baik fisik, mental, sosial maupun intelektual. SMPN 29 Surabaya adalah suatu lembaga formal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), yang mana pelayanannya dengan system inklusi . inklusi adalah suatu program, dimana anak-anak diberikan layanan tanpa membedakan-bedaka kelaianan yang ada pada diri anak, tetapi anak diberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan dan tingkat
kemampuan
dengan
memberikan
kesemptan
kepada
Anak
Berkebutuhan Khusus(ABK) untuk mengikuti pendidikan dalam system sekolah regular. Dalam melaksanakan sekolah bimbingan dan konseling, SMPN 29 Surabaya secara garis besar telah terlaksana dengan baik mulai dari penyusuna program yang dikenal dengan Program Pendidikan individual (PPI) dengan kurikulum KTSP, pelaksanaan serta evaluasi program kerja yang dilaksanakan setiap akhir pekan. Dimana dalam pertemuan setiap akhir pekan digunakan oleh para guru sebagai ajang sharing atas semua masalah yang ada dalam lapangan. Menurut penulis, ajang sharing di sekolah ini sangat penting sekali, mengingat bahwa tidak semua guru Anak
119
Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ada tidak berlatar belakang pendidikan Luar Biasa (PLB). Pengidentifikasian yang dilaksanakan cukup baik, yaitu dalam pendeteksian terhadap anak digali sampai sedalam-dalamnya. Hal ini terbukti dengan blanko angket yang harus diisi oleh orang tua anak yang didalamnya memuat data pribadi serta riwayat kelahiran, kesehatan dan lainlain. Serta adanya rekomendasi dari para senior, termasuk di dalamnya yaitu kepala sekolah. Pemberian bimbingan dan konseling dalam rangka pembentukan tingkah laku yang diharapkan (terapi tingkah laku) dengan bimbingan konseling behaviorisme hendaknya dilakukan dengan hati karena ABK (hiperaktif) sangat sensitive dan memiliki kelainan pertumbuhan yang berbeda dari yang lain serta membutuhkan perhatian khusus sehingga mampu menumbuhkan konsep yang baik. Terapi yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yakni: 1.
Autis dengan konsentrasi, memusatkan pikiran.
2.
Hiperaktif dengan refleksi, kepatuhan, konsentrasi.
3.
Slow leaner dengan pembelajran Berulang-ulang.
4.
Low vision dengan alat bantu pembesar
120
5.
Down Sindrom dengan pembelajaran individual Konsep diri adalah ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Dari pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain. Penyatuan komitmen sekolah dengan orang tua dapat mendorong untuk menghasilkan perasaan positif dan berarti. Penerimaan dan perlakuan guru dan orang tua terhadap mereka akan kemampuan anak sesuai dengan kemampuan dan perkembangan sangat mendorong aktualisasi dirindan kesadaran akan potensi dirinya. Bahkan sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan kata-kata ‘jangan’, ‘tidak boleh’ ‘nakal’, tanpa penjelasan lebih lanjut.