BAB III Langkah Pemecahan Masalah 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau optimal (nilai efektif yang dapat dicapai). Optimasi akan selalu merujuk pada studi permasalahan yang mencoba untuk mencari nilai minimal atau maksimal dari kasus tersebut. (www.id.wikipedia.com) Optimasi adalah usaha menggunakan sumber daya yang ada seefisien mungkin, dengan biaya yang sekecilnya untuk mencapai hasil yang maximal, Gunawan (2002, p57). Jadi penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan optimasi adalah cara yang paling tepat yang digunakan dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang maximal. Biaya produksi yang terkait dengan pembuatan Boarding Ramp Bridge merupakan semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai, atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi dibagi ke dalam tiga kategori besar yaitu: bahan baku langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (manufacturing overhead). Dari uraian di atas juga dapat di ketahui bahwa unsur-unsur biaya produksi terdiri dari: a. Bahan baku langsung (direct material)
24
25
Bahan baku langsung (direct labor) adalah bahan baku yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi, dan dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan ini dapat langsung dikenakan pada produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikomsumsi untuk tiap produk. Bahan yang menjadi bagian dari produk berwujud atau yang dapat digunakan dalam menyediakan jasa biasanya diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. b. Tenaga kerja langsung (direct labor) Tenaga kerja langsung (direct labor) adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau pelayanan yang dihasilkan. Seperti pada bahan baku langsung, pengamatan fisik dapat digunakan untuk menghasilkan jasa atau pelayanan. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau yang menyediakan jasa pelayanan pada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. c. Overhead pabrik (manufacturing overhead). Overhead pabrik (manufacturing overhead) adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung atau tenaga kerja langsung dikumpulkan menjadi satu kategori disebut overhead. Pada perusahaan produksi, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead produksi. Kategori biaya overhead terdiri dari aneka ragam artikel. Banyak masukan selain tenaga kerja langsung dan bahan baku langsung yang diperlukan untuk memproduksi produk. baku, listrik, pajak properti, pertanian, pertamanan halaman pabrik.
26
Jadi kriteria optimasi yang diinginkan adalah memaksimalkan laba (z) dengan (x) sebagai kendala. 3.2 Pengembangan Alternatif Solusi Untuk memaksimalkan laba (z). Maka terdapat 3 alternatif solusi yang dapat dicapai serta diterapkan pada unit usaha ini, alternatifnya yaitu sebagai berikut: -
Alternatif Solusi 1 Mengurangi biaya bahan baku merupakan bahan yang sangat mendasar dalam pembuatan BRB, bahan baku utama yang digunakan adalah besi-besi dengan macam sebagai berikut : Steel Plate, Steel RHS, Steel AS. Cara yang tepat agar unit ini dapat menghasilkan barang dengan optimal adalah dengan melakukan pemesanan besi tersebut sesuai dengan ukuran yang di inginkan agar tidak ada lagi sisa potongan besi besar pada pembuatan produk BRB tersebut. Data di dapat pada saat wawancara langsung kepada pihak BRB di selah kegiatan operasional perusahaan yang sedang berjalan yaitu pada saat proses produksi sedang berlangsung di unit BRB tersebut.
-
Alternatif Solusi 2 Mengurangi upah tenaga kerja langsung merupakan hal yang dapat dilakukan unit usaha BRB dalam menyelesaikan masalah. Aspek ini adalah
dengan
cara
mengurangi
jumlah
memanfaatkan tenaga kerja mesin otomatis -
Alternatif solusi 3
tenaga
kerja
dan
27
Menambah jam kerja mesin merupakan cara yang dapat dilakukan unit usaha BRB dalam menyelesaikan masalah ini, caranya adalah dengan menambah jumlah operasi jam kerja mesin serta menambahkan beberapa mesin baru yang menggunakan sistim otomatis agar pengerjaan cepat, beberapa mesin tersebut seperti : mesin pemotong, mesin galvaniz dan mesin yang digunakan untuk memproduksi produk ini. Karena pengerjaannya digantikan oleh sisitim otomatis maka kerja lebih cepat terselesaikan serta tidak ada perbaikan yang berkala untuk mesin lama tersebut dan jam operasi mesin juga lebih lama karena mesinnya baru dengan durability yang banyak.
3.3 Pengembangan Metode Optimasi Dalam menganalisis proses produksi pada unit usaha Boarding Ramp Bridge, model optimasi yang digunakan adalah Linear Programming (Program Linier). Model formulasi ini digunakan untuk memecahkan permasalahan biaya produksi yang dihadapi oleh sebuah perusahaan. Model linear programming ini dapat dibuat berdasarkan dari perhitungan dan data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya, di mana formulasi model linear programming ini bertujuan untuk optimalisasi biaya produksi pada unit usaha Boarding Ramp Bridge dengan jenis Two Tunnel dan Three Tunnel. 1. Variabel Keputusan
28
Sebelum melakukan formulasi model, terlebih dahulu dilakukan pendefinisian variabel keputusan. Karena permasalahan yang dihadapi pada perusahaan adalah biaya produksi, maka variabel keputusan yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan adalah jumlah produksi BRB dengan penjabaran sebagai berikut: X1 = Jumlah produksi Boarding Ramp Bridge jenis Two Tunnel X2 = Jumlah produksi Boarding Ramp Bridge jenis Three Tunnel 2. Fungsi Tujuan Berdasarkan permasalahan tersebut, maka fungsi tujuan dari model formulasi optimalisasi
dengan
metode
linear
programming
adalah
untuk
memaksimalisasi laba produksi produk Boarding Ramp Bridge pada PT Bukaka Teknik Utama. Adapun fungsi tujuan dari model ini adalah sebagai berikut: Zmax = 238.590.829X1 + 264.491.493,7X2 Nilai Zmax yang akan diperoleh nantinya merupakan laba produksi maksimal untuk produk Boarding Ramp Bridge yang seharusnya diperoleh perusahaan setiap tahunnya. 3. Fungsi Kendala Model Agar fungsi tujuan dalam model formulasi yang telah dirumuskan tersebut dapat tercapai, maka diperlukan fungsi kendala agar masalah tersebut dapat dipecahkan dengan model tersebut. Fungsi-fungsi kendala adalah persamaan matematis yang akan membatasi solusi yang akan dihasilkan. Pada
29
pembahasan ini, kendala yang digunakan adalah kendala bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Dengan syarat X1 ≠ 0, X2 ≠ 0 dan X3 ≠ 0. a. Kendala keterbatasan bahan baku Bahan baku utama dalam proses pembutan Boarding Ramp Bridge adalah Steel Plate, Steel RHS dan Steel AS. Berdasarkan data yang ada maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 1 yaitu: 838.296.100X1 + 971.519.630,5X2 ≤ 36.055.814.550 b. Kendala keterbatasan tenaga kerja Kendala keterbatasan tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterbatasan biaya tenaga kerja. Setiap produk BRB membutuhkan biaya tenaga kerja yang berbeda-beda menurut masing-masing jenisnya. Berdasarkan data yang ada dilampiran maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 2 yaitu: 140.103.486,1 X1 + 155.312.676,9X2 ≤ 5.825.360.896 c. Kendala keterbatasan overhead pabrik Dalam penelitian ini biaya overhead yang dimasukkan ke dalam perhitungan adalah biaya depresiasi mesin. Berdasarkan data yang ada dilampiran maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 3 yaitu: 111.560.292,3 X1 + 123.670.924,3 X2 ≤ 5.040.095.162
3.4 Rancangan Implikasi Solusi Terpilih
30
Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan rancangan implikasi hasil penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memaksimalkan laba unit usaha BRB. Diantara 3 alternatif terpilih terdapat implikasi-implikasi dari masingmasing alternatif tersebut, yaitu : a. Memilih alternatif solusi 1 karena bahan baku merupakan bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses produksi menjadi produk jadi. Bahan baku dapat diidentifikasikan dengan produk atau pesanan tertentu dan nilainya relatif besar. Penggunaan bahan baku yang optimal atau sesuai dengan yang dibutuhkan dapat membantu perusahaan memperoleh laba yang maksimal karena biaya yang dikeluarkan
untuk
memenuhi
kebutuhan
bahan
baku
sudah
diperhitungkan dengan optimal. b. Memilih alternatif solusi 2 karena tenaga kerja langsung merupakan faktor pendukung yang mempengaruhi biaya produksi sehingga perhitungan yang tepat dibutuhkan agar biaya produksi optimal dan perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Dalam proses produksi
perusahaan
menggunakan
tenaga
kerja
langsung.
Pengalokasian biaya tenaga kerja yang baik dapat membantu perusahaan mengurangi anggaran biaya tenaga kerja c. Memilih alternatif solusi 3 karena mesin merupakan faktor pendukung yang mempengaruhi biaya produksi sehingga perhitungan yang tepat dibutuhkan agar biaya produksi optimal dan perusahaan dapat
31
memperoleh laba yang maksimal. Dalam proses produksi alangkah baiknya perusahaan menggunakan sebuah mesin baru, dengan mesin yang baru unit usaha tersebut dapat menambah hasil pengerjaan dan juga apabila memakai mesin baru penggunaannya bisa lebih lama dari mesin sebelumnya karena teknologi yang lebih anyar serta jarang terjadi kerusakan. Perusahaan dapat memaksimalkan penggunaan mesin baru otomatis tersebut sehingga perusahaan dapat melakukan proses produksi BRB dengan lebih optimal.
Dengan menggunakan analisis LP berdasarkan program Quantitative Management (QM) maka kita akan mengetahui apa kendala yang menghambat proses produksi unit usaha BRB tersebut.