BAB III KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK DI TK H. ISRIATI SEMARANG
A. Konsep Preschool di TK H. Isriati Semarang 1. Tinjauan umum TK H. Isriati Semarang TK H. Isriati Semarang adalah salah satu lembaga pendidikan prasekolah di Semarang yang berlokasi di kompleks Masjid Raya Baiturrahman dengan alamat di Jl. Pandanaran No. 126 Semarang. Motivasi berdirinya TK H. Isriati ini adalah berawal dari cita-cita Ibu H. Isriati (alm.), istri mantan Gubernur Jateng, Bp. H. Moenadi, yaitu mendirikan sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Islam di lingkungan Masjid Baiturrahman Semarang. Beliau memandang bahwa pada usia prasekolah, seorang anak memiliki masa peka terutama dalam meniru tingkah laku orang yang dikaguminya. Keadaan seperti ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam rangka pembentukan kepribadian anak sebagai penerus cita-cita bangsa, dan taat kepada ajaran agama serta kepatuhan terhadap orang tuanya. Cita-cita yang luhur ini belum sempat terealisasikan sampai Ibu H. Isriati meninggal pada tanggal 25 Agustus 1975. Atas prakarsa Bp. H. Moenadi, yang saat itu menjabat sebagai gubernur Jateng, akhirnya citacita Ibu H. Isriati untuk mendirikan TK Islam di lingkungan Masjid Baiturrahman dapat terwujud di bawah tanggung jawab Yayasan Masjid Raya Baiturrahman bagian Kewanitaan. TK Islam tersebut diberi nama TK H. Isriati untuk mengenang jasa Ibu H. Isriati sebagai pencetus ide berdirinya TK H. Isriati, dan diresmikan pada tanggal 22 Desember 1976 yang terdaftar pada Depdikbud Kodia Semarang dengan nomor induk VI/ 330.1 Untuk membina dan mengembangkan suatu lembaga pendidikan, diperlukan struktur organisasi sekolah yang rapi agar tujuan yang telah 1
Wawancara dengan Kepala Sekolah TK H. Isriati Semarang pada tanggal 8 Januari 2004
53
54
ditetapkan dapat tercapai dengan optimal. Dalam perkembangannya, TK H. Isriati Semarang, yang saat ini dikepalai oleh Ibu Fathatul Barkah dan menjadi TK favorit di Semarang, mempunyai struktur organisasi sebagai berikut: STRUKTUR TK H. ISRIATI KANCAM/ PENGAWAS
YAYASAN
KEPALA TK
FORUM KOMUNIKASI ORANG TUA MURID
TATA USAHA
UMUM
GURU KELOMPOK A.1
GURU KELOMPOK B.1 GURU KELOMPOK B.2
GURU KELOMPOK A.2
GURU KELOMPOK B.3
GURU KELOMPOK A.3 GURU KELOMPOK A.4
TENAGA KEBERSIHAN
KEUANGAN
LASY
KOMPUTER
VOKAL
DRUM BAND
KOMPUTER
B. INGGRIS
LUKIS
MUSIK
TARI
AGAMA
GURU EKSTRAKURIKULER
GURU KELOMPOK B.4
KEAMANAN
PEMBANTU UMUM
55
Dalam operasionalisasi proses belajar-mengajar, TK H. Isriati membagi program kegiatan pendidikan yang terdiri dari: a. Kelompok A, bagi anak yang berusia 4-5 tahun. b. Kelompok B, bagi anak yang berusia 5-6 tahun. Masing-masing kelompok terdiri dari empat kelas, dengan keseluruhan jumlah siswa sebanyak 240 anak. Adapun tenaga edukatif yang mengajar di TK H. Isriati dibagi menjadi dua, yaitu guru kelas sebanyak 8 orang, dan guru ekstra kurikuler sebanyak 15 orang, yang terdiri dari guru agama, taru, musik, drum band, bahasa Inggris, LASY, komputer, lukis dan vokal. 2. Kurikulum TK H. Isriati Semarang Organisasi kurikulum yang digunakan di TK H. Isriati adalah kurikulum integrasi, yaitu bahwa bahan pengajaran yang disajikan merupakan suatu kesatuan yang bulat, tidak secara terpisah-pisah. Dengan menggunakan kurikulum tersebut dimungkinkan anak dapat belajar dari penghayatan seluruh kepribadiannya yang meliputi aspek intelektual, ketrampilan dan emosional.2 Adapun program kegiatan belajar di TK H. Isriati menyesuaikan dengan Program Kegiatan Belajar TK (PKB-TK) sebagaimana telah disusun oleh Depdiknas yang terangkum dalam Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak (GBPKB-TK). GBPKB-TK merupakan seperangkat kegiatan belajar yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan diri anak didik. Kegiatan-kegiatan itu meliputi upaya pengembangan pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.3
2 3
Maryam Achmad, Dwi Windu TK H. Isriati Baiturrahman, Semarang, 1992, hal. 15 Depdiknas, Pedoman Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak, Jakarta, 2001, hal 23
56
a. Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan Program pembentukan perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari anak di TK sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukan perilaku melalui pembiasaan meliputi moral Pancasila, agama, perasaan/ emosi, kemampuan bermasyarakat dan disiplin. Tujuannya adalah mempersiapkan anak sedini mungkin untuk mengembangkan sikap dan perilaku yang didasari oleh nilai-nilai moral dan agama. Pembiasaan-pembiasaan yang dikembangkan meliputi: 1) Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan 2) Mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain 3) Saling menolong sesama teman 4) Rapi dalam bertindak, berpakaian dan bekerja 5) Berlatih untuk selalu tertib dan patuh pada peraturan, seperti: a). Mau menerima tugas b). Menyelesaikan tugas c). Memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu 6) Tenggang rasa terhadap orang lain 7) Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar 8) Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan 9) Saling membantu sesama teman 10) Mencintai tanah air 11) Mengurus diri sendiri, meliputi: a). Membersihkan diri sendiri b). Berpakaian sendiri c). Makan sendiri d). Memelihara milik sendiri 12) Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk: a). Membantu membersihkan lingkungan b). Membuang sampah pada tempatnya
57
c). Menyimpan mainan setelah digunakan 13) Mengendalikan emosi, seperti: a). Berpisah dengan ibu tanpa menangis b). Sabar menunggu giliran c). Berhenti bermain pada waktunya d). Tidak cengeng dan tidak mudah tersinggung 14) Sopan santun, seperti: a). Mengucapkan terima kasih dengan baik b). Meminta tolong dengan baik c). Meminta sesuatu dengan sikap menyenangkan b. Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar Program ini terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pengembangan kemampuan dasar tersebut meliputi: 1) Daya cipta Pengembangan daya cipta adalah kegiatan yang bertujuan untuk membuat anak kreatif dalam bertutur kata, berpikir, berolah tangan dan tubuh sebagai latihan motorik halus maupun kasar. Di sini anak diajak mengenal cara mengekspresikan diri melalui ciptaannya dengan menggunakan teknik-teknik yang sudah dikuasai, seperti: membuat mainan sendiri (melipat, menempel, membentuk, dan lain-lain), melakukan ekspresi gerak menurut musik atau irama yang didengar. 2) Kemampuan berbahasa Pengembangan kemampuan berbahasa bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan sosialnya. Kemampuan berbahasa yang diharapkan dicapai adalah: a). Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana dan sebagainya
58
b). Menirukan kembali urutan angka, urutan kata (latihan pendengaran) c). Berbicara lancar dengan menyanyikan lagu anak-anak, mengucapkan sajak sederhana d). Mengenal kata-kata yang menunjukkan posisi, seperti di dalam, di luar, di atas, di bawah, dan sebagainya. e). Bercerita tentang kejadian di sekitarnya secara sederhana f). Menjawab pertanyaan tentang cerita pendek yang sudah diceritakan oleh guru g). Menyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, atau menurut cirriciri atau sifat yang sama h). Menceritakan gambar yang telah disediakan i). Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri j). Mengenal kebalikan, seperti: siang-malam, gelap-terang, jauhdekat k). Menggunakan kata ganti “aku” atau “saya” 3) Daya pikir Pengembangan
daya
pikir
bertujuan
agar
anak
mampu
menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui dengan pengetahuan baru yang diperolehnya. Kemampuan yang diharapkan dicapai adalah: a). Menyebut urutan bilangan b). Mengenal lambang bilangan c). Menyebut, menunjuk dan mengelompokkan warna d). Mengenal konsep bentuk geometri e). Mengenal ukuran panjang, berat dan isi f). Mengenal alat untuk mengukur g). Mengelompokkan benda menurut warna, bentuk atau ukuran h). Menyebut nama-nama hari dan bulan
59
i). Mengenal konsep waktu (hari ini, kemarin, besok, lusa, pagi, siang, sore, malam, dan lain-lain) j). Mengerjakan maze (mencari jejak) k). Menyusun puzzle l). Menunjukkan kejanggalan suatu gambar m). Mengenal perbedaan antara kasar dan halus, berat dan ringan, panjang dan pendek, jauh dan dekat n). Membedakan bermacam-macam rasa, bau atau suara o). Menyebut alamat rumah p). Memasangkan benda sesuai pasangannya 4) Ketrampilan Pengembangan ketrampilan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan motorik halus anak. Kemampuan ketrampilan yang dimaksud adalah: a). Menarik garis datar, tegak, miring kanan, miring kiri, lengkung, secara berulang-ulang dengan alat tulis secara bertahap b). Mencontoh bentuk silang (+ dan x), lingkaran, segi tiga dan segi empat secara bertahap c). Mencontoh dan menjiplak angka d). Menggambar bebas dengan menggunakan pensil warna, crayon, dan lain-lain e). Mewarnai gambar yang sudah tesedia f). Membentuk dengan plastisin (malam) g). Menggunting
kertas
mengikuti
garis
lurus,
lengkung,
gelombang dan zig-zag h). Menciptakan kreasi dengan stempel i). Menjiplak bentuk-bentuk yang sudah tersedia 5) Jasmani Pengembangan
jasmani
bertujuan
untuk
mengembangkan
ketrampilan motorik kasar anak dalam berolah tubuh untuk
60
pertumbuhan dan kesehatannya. Kemampuan yang diharapkan dicapai adalah: a). Merayap b). Merangkak c). Berjalan lurus, berjinjit dan berjingkat d). Berjalan di atas papan titian e). Melompat dengan dua kaki bersama-sama ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan f). Menendang da memantulkan bola g). Melempar dan menangkap bola h). Menari i). Senam dengan berbagai variasi Dalam mengembangkan program kegiatan belajar, TK H. Isriati juga menyusun program ekstra kurikuler yang terdiri dari melukis, menari, agama, LASY, komputer, menyanyi, bahasa Inggris, musik dan drum band.4 3. Pembelajaran agama di TK H. Isriati Semarang Dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, anak didik haruslah mendapatkan pendidikan agama sedini mungkin. Para orang tua mengharapkan agar anaknya mendapatkan bimbingan kehidupan beragama sesuai dengan agama yang mereka peluk dan yakini. Hal ini juga disadari penuh oleh TK H. Isriati. Sebagai TK Islam, di samping melaksanakan PKB-TK yang disusun oleh Depdiknas, TK H. Isriati juga melaksanakan bidang Pengembangan penghayatan dan Pengamalan Agama Islam. Pendidikan agama Islam dipandang sebagai usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar pada diri mereka tumbuh penghayatan dan keyakinan akan kebenaran agama dan akan menjadi the way of life (jalan kehidupan)mereka kelak ketika dewasa. Oleh karena itu, 4
Hasil observasi tanggal 15 Desember 2003-10 Januari 2004 dan wawancara dengan Guru kelas TK H. Isriati Semarang pada tanggal 10 Januari 2004
61
sejak awal TK H. Isriati memperkenalkan agama Islam kepada anak didik yang kaitannya dengan materi yang dikembangkan, disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwa anak-anak.5 Bidang-bidang pengembangan yang dilaksanakan di TK H. Isriati meliputi:6 a. Aqidah, meliputi: 1) Rukun Iman yang 6 2) Pengenalan tentang Allah meliputi 20 sifat-Nya 3) Pengenalan nama-nama malaikat Allah beserta tugas-tugasnya 4) Pengenalan kitab-kitab Allah 5) Pengenalan Nabi-nabi dan Rasul Allah 6) Mempercayai adanya hari qiamat 7) Mempercayai taqdir b. Akhlak, meliputi: 1) Adab terhadap orang tua 2) Adab terhadap guru 3) Adab terhadap orang yang lebih tua umurnya 4) Adab terhadap orang yang lebih muda umurnya 5) Adab terhadap teman sebaya 6) Adab bertamu 7) Adab bertetangga 8) Adab menengok orang sakit c. Ibadah, meliputi: 1) Rukun Islam yang 5 2) Dua kalimat syahadat 3) Sholat, yang meliputi: adzan dan iqomah, wudlu, dan gerakangerakan shalat. 4) Lafadz dzikir, takbir, tasbih, tahmid, istighfar, dan lain-lain 5) Beramal shadaqah 5 6
hal. 17-19
Maryam Achmad, loc. Cit. Program Kerja TK H. isriati Baiturrahman Semarang Tahun Pelajaran 2003-2004,
62
6) Berqurban 7) Berpuasa di bulan Ramadlan 8) Ibadah haji melalui latihan manasik haji d. Hafalan surat-surat pendek, meliputi: Surat Al-Fiil, Al-Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar, Al-Kafirun, AnNashr, Al-Lahab, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas dan Al-Fatihah. e. Doa sehari-hari, meliputi: 1) Doa belajar 2) Doa sebelum dan sesudah makan 3) Doa sebelum dan sesudah tidur 4) Doa sebelum dan sesudah ke kamar kecil 5) Doa untuk kedua orang tua 6) Doa untuk kebaikan dunia dan akhirat 7) Doa sebelum bepergian 8) Doa naik kendaraan f. Ejaan Al-Qur’an, meliputi: 1) Mengenal huruf hijaiyyah berharokat dan tidak berharokat 2) Membentuk kata dengan huruf hijaiyyah g. Syair dan lagu, meliputi: 1) Assalamu’alaikum I dan II 2) Bismillah 3) Shalawat Nabi 4) Shalawat Badar 5) Berhitung dalam bahasa Arab 6) Dan lain-lain 4. Metode pendidikan TK H. Isriati Semarang Pelaksanaan pendidikan di TK H. Isriati menggunakan pendekatan integratif dan menganut prinsip bermain sambil belajar, sehingga seluruh kegiatan belajar dilaksanakan melalui kegiatan bermain. Metode belajarmengajar yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara yang efektif untuk
63
mengembangkan anak didik. Melalui bermain, seorang anak dapat mengembangkan motorik, bahasa, sosial, emosi maupun kecerdasannya. Dengan kegiatan bermain pula, anak belajar mengenal dan mencintai lingkungan sosialnya. Lingkungan belajar yang menarik, bersifat informal, akan merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak, juga dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar. Namun demikian, metode bermain bukanlah satu-satunya metode yang digunakan di TK H. Isriati. Metode lainnya di antaranya adalah metode bercerita, demonstrasi dan eksperimen.7 B. Perkembangan Sosial Anak di TK H. Isriati Semarang Perkembangan sosial merupakan suatu proses sosialisasi untuk memperoleh kemampuan berperilaku sosial yang sesuai dengan tuntutan sosial, atau untuk menjadi orang yang bermasyarakat. Perkembangan sosial juga dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku individu dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat di mana dia berada.8 Untuk mengetahui tingkat perkembangan sosial anak diperlukan penelitian yang cukup dan data yang akurat. Untuk memperoleh data dalam penelitian perkembangan sosial anak di TK H. Isriati ini penulis menggunakan metode observasi. Sebagaimana kita ketahui metode observasi adalah metode pengambilan data dengan menggunakan pengamatan langsung dengan tujuan dan prosedur yang sistematis.9 Tujuan dari penelitian ini jelas, yaitu untuk mengetahui perkembangan perilaku sosial anak di TK H. Isriati. Adapun prosedur yang dilakukan pun sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Di antaranya adalah dengan menyusun kisi-kisi dan panduan observasi, sehinnga observasi yang dilakukan mempunyai batasan-batasan yang jelas. Selain itu, pengamatan 7
Hasil observasi dan wawancara dengan Guru Kelas TK H. Isriati Semarang pada tanggal 15 Desember 2003-10 Januari 2004 8 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003, hal. 31 9 M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988, hal. 212
64
tidak hanya dari pihak penulis saja, tetapi juga dibantu oleh pihak lain, dalam hal ini guru kelas. Hal ini untuk menghindari subyektivitas penulis, sehingga hasil
observasi
yang
didapatkan
benar-benar
obyektif
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. Setidaknya ada 6 indikator, yang masing-masing indikator dibagi dalam beberapa item pertanyaan, yang digunakan penulis sebagai batasan observasi terhadap siswa-siswi kelompok A.4 dan B.4, yang masing-masing terdiri dari 30 anak. Hasil observasi yang dilakukan selama kurang-lebih 30 hari dapat dilihat pada tabel berikut:10
10
Hasil observasi terhadap anak-anak kelompok A.4 dan B.4 TK H. Isriati Semarang pada tanggal 15 Desember 2003-15 Januari 2004
65
Hasil Observasi Perkembangan Sosial Anak terhadap 30 Anak Kelompok A.4 No
Indikator
1 Keterampilan berteman
Item Pertanyaan
a. Apakah anak bermain dengan anak lain ? b. Apakah anak bergabung dengan kelompok anak-anak ketika bermain ? c. Apakah anak suka menggoda atau mempermainkan anak lain/usil? d. Apakah anak melepaskan permainan dengan sikap menyenangkan 2 Keterampilan a. Apakah anak bercakap-cakap berkomunikasi dengan anak lain ? b. Apakah anak menjauhkan diri dari suatu kelompok ? 3 Kepedulian a. Apakah anak mau berbagi sosial mainan dengan anak lain ? b. Apakah anak mau membantu anak lain ? c. Apakah anak mencoba mempertahankan hak sendiri, baik yang berupa barang maupun tempat ? 4 Menggunakan a. Apakah anak memperhatikan aturan yang ada guru di kelas ? b. Apakah anak selalu membuat gaduh/ramai di kelas ? 5 Kemampuam a. Apakah anak sabar menunggu mengendalikan giliran ? diri ? b. Apakah anak suka merampas permainanan anak lain? 6 Kemandirian a. Apakah anak suka mengadu pada guru ? b. Apakah anak cepat ngambek?
Hasil Sering Jarang Tidak Pernah J. Anak % J. Anak % J. Anak % 25 83,3% 3 10% 2 6,7% 6,7% 22 73,3% 5 16,7% 3 10%
6
20%
7
23,3%
17
56,7%
20
66,7%
5
16,7%
5
16,7%
22
73,3%
8
26,7%
-
-
6
20%
3
10%
21
70%
22
73,3%
8
26,7%
-
-
10
33,3%
14
46,7%
6
20%
9
30%
2
6,7%
19
63,3%
21
70%
8
26,7%
1
3,3%
5
16,7%
8
26,7%
17
56,7%
24
80%
6
20%
-
-
3
10%
7
23,3%
20
66,7%
6
20%
16
53,3%
10
33,3%
5
16,7%
5
16,7%
20
66,7%
66
Hasil Observasi Perkembangan Sosial Anak terhadap 30 Anak Kelompok B.4 No
Indikator
1 Keterampilan berteman
Item Pertanyaan
a. Apakah anak bermain dengan anak lain ? b. Apakah anak bergabung dengan kelompok anak-anak ketika bermain ? c. Apakah anak suka menggoda atau mempermainkan anak lain/usil? d. Apakah anak melepaskan permainan dengan sikap menyenangkan 2 Keterampilan a. Apakah anak bercakap-cakap berkomunikasi dengan anak lain ? b. Apakah anak menjauhkan diri dari suatu kelompok ? 3 Kepedulian a. Apakah anak mau berbagi sosial mainan dengan anak lain ? b. Apakah anak mau membantu anak lain ? c. Apakah anak mencoba mempertahankan hak sendiri, baik yang berupa barang maupun tempat ? 4 Menggunakan a. Apakah anak memperhatikan aturan yang ada guru di kelas ? b. Apakah anak selalu membuat gaduh/ramai di kelas ? 5 Kemampuam a. Apakah anak sabar menunggu mengendalikan giliran ? diri ? b. Apakah anak suka merampas permainanan anak lain? 6 Kemandirian a. Apakah anak suka mengadu pada guru ? b. Apakah anak cepat ngambek?
Hasil Sering Jarang Tidak Pernah J. Anak % J. Anak % J. Anak % 28 93,3% 2 6,7% 6,7% 25 83,3% 5 16,7% -
3
10%
10
33,3%
17
56,7%
21
70, %
9
30%
-
-
28
93,3%
2
6,7%
-
-
-
-
9
30%
21
70%
28
93,3%
2
6,7%
-
-
24
80%
5
16,7%
1
3,3%
3
10%
5
16,7%
22
73,3%
22
73,3%
8
26,7%
-
-
1
3,3%
16
53,3%
13
43,3%
25
83,3%
5
16,7%
-
-
-
-
6
20%
24
80%
1
3,3%
9
30%
20
66,7%
4
13,3%
4
13,3%
22
73,3%
67
Adapun deskripsi hasil observasi yang terdapat pada tabel di atas adalah sebagai berikut: 1. Ketrampilan berteman a. Apakah anak bermain dengan anak lain? Pada item pertanyaan ini, pada kelompok A.4, mayoritas anak, yaitu 25 anak (83,3 %) sering melakukannya, sedang 3 anak (10%) jarang dan 2 anak (6,7%) lainnya tidak pernah. Untuk kelompok B.4, hampir seluruh anak, yaitu, 28 anak (93,3%) bermain dengan anak lain, dan 2 anak (6,7%) lainnya jarang melakukannya. b. Apakah anak bergabung dengan kelompok anak-anak ketika bermain? Pada kelompok A.4, 22 anak (73,3%) melakukannya, 5 anak (16,7%) jarang dan 3 anak (10%) lainnya tidak pernah. Sedangkan kelompok B.4, sebanyak 25 anak (83,3%) sering bergabung dengn kelompok anak-anak ketika bermain, dan 5 anak (16,7%) lainnya jarang melakukannya. c. Apakah anak suka menggoda atau mempermainkan anak lain/ usil? Pada kelompok A.4, 6 anak (20%) sering melakukannya, 7 anak (23,3%) jarang melakukan dan 17 anak (56,7%) lainnya tidak pernah. Untuk kelompok B.4, 3 anak (10%) sering usil, 10 anak (33,3%) jarang dan 17 anak (56,7 %) lainnya tidak pernah usil terhadap temannya. d. Apakah
anak
melepaskan
permainan
dengan
sikap
yang
menyenangkan? Pada kelompok A.4, mayoritas anak, yaitu 20 anak (66,7%) melakukannya, 5 anak (16,7%) jarang dan 5 anak (16,7%) sisanya tidak pernah. 2. Ketrampilan berkomunikasi a. Apakah anak bercakap-cakap dengan anak lain? Untuk kelompok A.4, sebanyak 22 anak (73,3%) sering melakukan dan 8 anak (26,7%) lainnya jarang melakukannya.
68
Adapun di kelompok B.4, mayoritas anak, yaitu 28 anak (93,3%) sering bercakap-cakap dengan temannya, dan hanya 2 anak (6,7%) yang jarang melakukannya. b. Apakah anak menjauhkan diri dari suatu kelompok? Untuk kelompok A.4, 6 anak (20%) sering menjauhkan diri, 3 anak (10%) hanya kadang-kadang, dan 21 anak (70%) tidak pernah. Sedangkan di kelompok B.4, sebanyak 21 anak (70%) tidak pernah menjauhkan diri dari suatu kelompok dan 9 anak (30%) sisanya jarang melakukannya. 3. Kepedulian sosial a. Apakah anak mau berbagi mainan dengan anak lain? Pada kelompok A.4, mayoritas anak, yaitu 22 anak (73,3%) mau berbagi mainan, sedang sisanya, yaitu 8 anak (26,7%) jarang mau melakukannya. Adapun di kelompok B.4, hampir seluruh anak, yaitu 28 anak (93,3%) mau saling berbagi dan hanya 2 anak (6,7%) saja yang jarang mau berbagi. b. Apakah anak mau membantu anak lain? Untuk kelompok A.4, 10 anak (33,3%) yang mau melakukannya, 14 anak (46,7%) jarang mau, dan 6 anak (20%) lainnya tidak pernah membantu temannya. Sedangkan di kelompok B.4, mayoritas anak, yaitu 24 anak (80%) mau membantu temannya, 5 anak (16,7%) hanya kadang-kadang dan 1 anak (3,3%) saja yang tidak pernah mau membantu temannya. c. Apakah anak mencoba mempertahankan hak sendiri, baik yang berupa barang maupun tempat? Pada kelompok A.4, 9 anak (30%) sering melakukannya, 2 anak (6,7%) kadang-kadang melakukannya, dan 19 anak (63,3%) lainnya tidak pernah melakukannya. Adapun di kelompok B.4, 3 anak (10%) masih sering melakukan, 5 anak (16,7%) sudah jarang dan 22 amak (73,3%) lainnya tidak pernah.
69
4. Menggunakan aturan yang ada a. Apakah anak memperhatikan guru di kelas? Untuk item ini, pada kelompok A.4, mayoritas anak, yaitu 21 anak (70%) melakukannya, 8 anak (26,7%) kadang-kadang semaunya sendiri dan 1 anak (3,3%) tidak pernah melakukannya. Sedangkan pada kelompok B.4, 22 anak (73,3%) memperhatikan guru di kelas dan 8 anak (26,7%) sisanya kadang semaunya sendiri b. Apakah anak suka membuat gaduh/ ramai di kelas? Pada kelompok A.4, sebanyak 5 anak (16,7%) sering sekali ramai di kelas, 8 anak (26,7%) kadang-kadang, dan 17 anak (56,7%) lainnya tidak pernah. Adapun di kelompok B.4, 1 anak (3,3%) sering ramai, 16 anak (53,3%) jarang dan 13 anak (43,3%) lainnya tidak pernah. 5. Kemampuan mengendalikan diri a. Apakah anak sabar menunggu giliran? Pada kelompok A.4, mayoritas anak, yaitu 24 anak (80%) mau melakukannya dan 6 anak (20%) siasanya jarang melakukannya. Sedangkan di kelompok B.4, 25 anak (83,3%) sabar menunggu giliran, dan 5 anak (16,7%) sisanya jarang mau menunggu. b. Apakah anak suka merampas permainan anak lain? Untuk item ini, di kelompok A.4, 3 anak (10%) sering melakukannya, 7 anak (23,3%) jarang melakukan, dan 20 anak (66,7%) lainnya tidak pernah. Adapun di kelompok B.4, mayoritas anak, yaitu 24 anak (80%) tidak pernah merampas permainan temannya, sedangkan 6 anak (20%) sisanya hanya kadang-kadang melakukannya. 6. Kemandirian a. Apakah anak suka mengadu pada guru? Di kelompok A.4, 6 anak (20%) sering mengadu, lebih dari separuh kelas, yaitu 16 anak (53,3%) jarang melakukannya, sedang 10 anak (33,3%) sisanya tidak pernah.
70
Pada kelompok B.4, 1 anak (3,3%) masih sering mengadu, 9 anak (30%) kadang melakukan, dan 20 anak (66,7%) lainnya tidak pernah. b. Apakah anak cepat ngambek? Untuk kelompok A.4, 5 anak (16,7%) masih sering ngambek, 5 anak (16,7%) sedah jarang, dan 20 anak (66,7%) lainnya tidak pernah. Sedangkan di kelompok B.4, 4 anak (13,3%) masih sering ngambek, 4 anak (13,3%) sudah berkurang frekuensi ngambeknya, dan 22 anak (73,3%) lainnya tidak pernah ngambek lagi. Demikian deskripsi hasil observasi terhadap perkembangan sosial anak di TK H. Isriati Semarang. Adapun analisis lebih lanjut akan dibahas pada bab selanjutnya.