BAB III KONSEP MANAJEMEN QOLBU AA GYM
Tidak dapat kita pungkiri bahwa adanya krisis multidimensi yang melanda Indonesia beberapa tahun terakhir dan sampai saat ini belum terselesaikan, telah membawa dampak negatif yang luar biasa terhadap masyarakat. Pengangguran, harga-harga yang tidak terjangkau, sampai pada tindak kriminal yang bermotif ekonomi menjadi berita yang sudah biasa kita dengar. Yang lebih memprihatinkan lagi ketika pengaruh globalisasi informasi dan budaya turut pula menambah pelik masalah hidup. Gaya hidup materialis, konsumeris yang mengarah pada gaya hidup hedonis telah pula mengajak banyak orang menempuh jalan pintas dengan menganiaya bahkan membunuh demi uang. Tidak hanya itu, banyaknya kasus-kasus amoral seperti perkosaan, maraknya prostitusi yang tidak hanya dilakukan orang dewasa tapi juga oleh anak-anak sekolah akibat tayangan-tayangan yang tidak mendidik, juga semakin melengkapi krisis akhlak di negeri ini. Belum lagi kasus para koruptor yang seolah tidak ada ujung pangkalnya. Semua itu terjadi karena akhlak bangsa ini yang mulai pudar dan iman yang tidak lagi dipegang. Tidak sabar menghadapi musibah, tidak sabar dalam berusaha. Iman yang lemah yang akhirnya terbujuk menempuh jalan pintas, lemahnya iman sehingga tidak mampu mengendalikan syahwat, dan hati serta keinginan yang selalu tertambat pada hal-hal yang bersifat duniawi belaka. Yang lebih memprihatinkan lagi semua ini dilakukan oleh bangsa yang mayoritas penduduknya adalah umat Islam, yang sangat memperhatikan akhlak dan cara hidup yang mulia dengan jalan yang halal sesuai dengan tuntunan Allah. Semua ini juga menjadi bukti bahwa masyarakat telah jauh dari nilai-nilai Islam dan jauh dari melaksanakan perintah Allah. Dengan menyadari semua ini sudah seharusnya bangsa ini bangkit dari keterpurukan dengan terus menerus melakukan perbaikan diri, agar hidup ini tidak sia-sia dan lebih bermakna. Inilah yang ingin diwujudkan oleh K.H. Abdullah Gymnastiar dengan dakwahnya Manajemen Qolbu
28
(MQ). Manajemen Qolbu mengajak untuk selalu sadar akan makna hidup dan tujuan hidup ini, dan apa yang seharusnya dilakukan dalam mengisi hidup ini. Meskipun MQ belum menjadi solusi bagi masalah negeri ini, namun kehadirannya telah manjadi angin segar di tengah hiruk-pikuknya masalah yang dihadapi masyarakat Islam khususnya. Hal ini terbukti dengan antusiasnya masyarakat umun, pemerintah, pengusaha, karyawan, tentara dan berbagai kalangan untuk mengikuti pengajian rutin yang diadakan oleh MQ dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh K.H. Abdullah Gymnastiar. Manajemen Qolbu yang mengutamakan kebersihan hati sebagai dasar setiap tindakan yang dilakukan setiap individu mencakup setiap sisi kehidupan. Namun dalam penelitian ini akan difokuskan pada bidang pengajaran PAI di sekolah. Bagaimana Manajemen Qolbu dapat menjadi bagian dari solusi untuk meningkatkan kualitas guru PAI. Dan untuk mengetahui siapa K.H. Abdullah Gymnastiar dan apa serta bagaimana konsep Manajemen Qolbu, akan peneliti uraikan dalam bab berikut.
A. Biografi Aa Gym
K.H. Abdullah Gymnastiar, atau yang akrab dipanggil Aa Gym lahir di Bandung, 29 Januari 1962. Nama lahirnya adalah Yan Gymnastiar, Yan diambil dari Januari sebagai bulan kelahirannya. Nama belakang Gymnastiar yang unik diambil dari kata gymnastic (senam) sebab ayah beliau kala itu senang olahraga ini. Kemudian panggilan akrab Aa dalam bahasa Sunda artinya kakak, karena kebanyakan jamaah beliau adalah kawula muda, dan Aa Gym senang dipanggil Aa agar terkesan akrab. Aa Gym adalah anak pertama dari empat bersaudara, ayahnya bernama H. Engkus Kuswara seorang perwira menengah Angkatan Udara, dan ibunya bernama Hj. Yetty Rohayati. Bersama dengan ketiga saudaranya Aa dididik di
29
keluarga yang cukup religius, dan ayahnya yang seorang militer mendidik anakanaknya dengan gaya militer, disiplin tinggi namun tetap demokratis.1 Sosok Aa Gym terkenal sebagai seorang yang ulet, suka bekerja keras dan tidak suka mengerjakan sesuatu dengan setengah-setengah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya prestasi yang beliau raih mulai SD sampai Perguruan Tinggi. Dan satu hal kebiasaan yang sekarang membawanya sukses adalah kegemarannya berdagang sejak kecil. Pendidikan formal Aa Gym dimulai dari TK, kemuadian masuk SD Sukarasa 3 dengan prestasi cukup membanggakan dengan menjadi siswa terbaik kedua. Dan bakatnya dalam bidang seni mulai kelihatan yaitu menggambar, dan bernyanyi serta aktif dalam gerakan Pramuka. Sekolah Menengah Pertama 12 Bandung kemudian menjadi tempat belajarnya setelah SD. Di SMP ini gelar siswa terbaik berhasil diraihnya, yang kemudian memudahkannya masuk ke SMA 5 Bandung yang merupakan salah satu SMA favorit di Bandung. Masa kuliah Aa Gym dimulai di kampus Universitas Padjadjaran dengan mengambil Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP). Kemudian dilanjutkan ke Akademi Teknik Jendral Ahmad Yani (ATA, sekarang UNJANI). Berbagai prestas pernah diraihnya tetap di bidang seni, bernyanyi, menggambar dan pidato dan pernah menjabat sebagai senat dan komandan Resimen Mahasiswa (Menwa). Ditengah-tengah kesibukan kuliah dan prestasi yang Aa Gym raih kebiasaan berdagang masih tetap dilakukan bahkan kuliahnya hampir gagal karena lebih sibuk berdagang. Aa Gym yang dikenal banyak orang saat ini adalah seorang suami dari Hj. Ninih Muthmainnah putri kyai dari Cijulang Tasikmalaya, dan ayah ketujuh putra-putrinya, yaitu Ghaida Tsuraya, Ghazi al-Ghifari, Ghina Roudhotul Jannah,
1
Abdullah Gymnastiar, Aa Gym Apa Adanya; Sebuah Qolbugrafi, (Bandung: MQ Publishing, 2003). hlm. 2-6.
30
Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fatimah, M. Ghaza al-Ghazali, dan Gheriya Rahima.2 Beliau adalah pimpinan dari pondok pesantren Daarut Tauhiid dan seorang yang dikenal karena gagasan yang ditemukannya yaitu Manajemen Qolbu, yang sangat khas karena disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari. Kehadiran Aa Gym di dunia dakwah dengan konsep yang diusungnya Manajemen Qolbu, menjadikan Aa Gym dikenal sebagai dai yang ramah dan menjadikan dakwah sebagai gerakan bersama untuk membangun diri dan bangsa dengan kemuliaan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Tentang ilmu keagamaan yang dimilikinya saat ini banyak dari kalangan ulama yang mengatakan sebagai ilmu laduni, yaitu ilmu yang diberikan oleh Allah kepada hamba yang dikehendaki-Nya dengan proses yang tidak biasa seperti orang pada umumnya. Kaitannya dengan hal ini Aa Gym mengakui ada hal-hal yang tidak biasa dalam perjalanan hidupnya, yang secara syariat memang sulit bagaimana beliau bisa menjadi seperti sekarang ini. Karena memang beliau tidak pernah belajar secara khusus sebelumnya. Keluarganya meskipun cukup religius namun pendidikan agama yang diajarkan sama dengan keluarga lain. Ayahnya juga bukan seorang kyai atau ustadz, juga Aa Gym tidak pernah nyantri sampai beberapa tahun layaknya ahli agama lainnya. Dalam perjalanan spiritualnya beliau hanya mendapat bimbingan dari beberapa guru, yaitu, K. H. Tasdikhin, K.H. Djunaidi dari Garut, dan K.H. Choer Affandi dari Manonjaya Tasikmalaya. Pengalaman spiritual Aa Gym, sebagaimana dituturkannya berawal dari kehidupan yang dilaluinya bersama adiknya yang ketiga, Agung Gunmartin yang memiliki tubuh lemah dan cacat, bahkan lumpuh karena pernah diambil sumsum tulang belakangnya. Saat SMA tubuh adiknya mulai kaku, namun tetap gigih
2
Abdullah Gymnastiar, Aa Gym Apa Adanya.....Op. Cit., hlm. 12-16.
31
sekolah bahkan saat kuliah ia harus digendong karena sudah tidak mampu berjalan bahkan kemampuan pendengaran dan penglihatannya juga semakin berkurang, namun keadaan fisiknya tidak pernah menyurutkan kegigihan dan kesabarannya untuk terus belajar dan tidak pernah lepas dari ketaatan, tahajud dan shaum tidak pernah ditinggalkan dengan tanpa mengeluh. Sampai akhirnya adik ketiga Aa Gym, Agung Gunmartin yang biasa dipanggil Aa Gung ini meninggal dipangkuan Aa Gym. Satu hal, dari pengalaman hidup bersama adiknya yang sampai saat ini terus diingat dan menjadi semangat hidup Aa Gym adalah pesan sang adik saat sebelum meninggal. “Aa tidak pernah bahagia kecuali Aa mengenal dan mencintai Allah. Dan Aa tidak akan pernah mencapai kemuliaan yang hakiki, kecuali Aa mengenal dan meniru Rasulullah.”3 Kegigihan dan kesabaran adik yang lemah dan banyak memiliki kekurangan inilah yang menjadi titik balik perjalanan hidup Aa Gym sebagai seorang muslim. Hidup bersama sang adik membawa banyak perubahan hidup Aa Gym sebagai muslim, dan ditengah-tengah pencarian jati dirinya ini Aa Gym banyak menemui beberapa peristiwa “aneh” yang hanya bisa disimak lewat pendekatan imani, yaitu mimpi bertemu Rasulullah. Bermula dari sebuah pengalaman langka: nyaris sekeluarga pada suatu ketika secara bergiliran bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Sang ibu bermimpi bertemu Rasulullah sedang mencari-cari seseorang. Pada malam lain, giliran salah seorang adiknya bermimipi Rasulullah mendatangi rumah mereka. Ketika itu ayahnya langsung menyuruh Gymnastiar, “Gym, ayolah temani Rasul.” Ketika ditemui, ternyata Rasul menyuruh Gymnastiar untuk menyeru orang mendirikan shalat. Beberapa malam setelah itu Aa memimpikan hal yang sama. Dalam mimpinya ini dia sempat ikut berjamaah dengan Rasulullah dan empat sahabat. Sementara sebelum mimpi ini terlebih dahulu ia bermimpi didatangi seorang tua berjubah putih bersih yang kemudian mencuci mukanya dengan ekor bulu merak yang disaputi madu. Setelah itu, orang tua tersebut berkata bahwa, insya Allah kelak ia akan menjadi orang mulia. 3
Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena Daarut Tauhiid Memperbaiki Diri Lewat Manajemen Qobu, (Bandung: Mizan, 2002), Cet. 8, hlm. 250.
32
Setelah peristiwa mimpi itu Aa Gym merasakan guncangan batin, rasa takutnya akan perbuatan dosa membuatnya berperilaku aneh di hadapan orang lain, seperti menangis ketika disebut nama Allah, dan kata Bismillah dan Alhamdulillah yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Perubahan aneh pada diri Aa Gym inilah yang membawanya pada beberapa ulama untuk menanyakan perihal apa yang terjadi pada dirinya. Seorang ulama mengatakan bahwa dirinya telah dikaruniai tanazzul oleh Allah, yakni secara langsung dibukakan hati untuk mengenal Allah, tanpa melalu proses riyadhah. Sementara K.H. Choer Affandi, ulama tasawuf terkenal pimpinan pondok pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, mengatakan dirinya telah dikaruniai ma’rifatullah.4 Dari sinilah seorang Aa Gym benar-benar memulai kehidupan baru dengan terus menerus memperbaiki diri sampai ditemukannya konsep populer Manajemen Qolbu.
B. Latar Belakang Pemikiran
Konsep Manajemen Qolbu atau yang dikenal dengan MQ adalah sebuah konsep format dakwah yang membawa nama Aa Gym berkibar di dunia dakwah. Konsep ini ditemukannya bersama perjalanan hidupnya melalu proses introspeksi diri yang dilakukannya, baik bersama seluruh santri, keluarga, dan para sahabat maupun dengan dirinya sendiri. Istilah MQ kali pertama dikembangkan oleh Aa Gym di lingkungan Daarut Tauhiid yang dipimpinnya setelah terbukti ada manfaatnya kemudian mulai tahun 1998 dikembangkan kebeberapa lembaga di luar pesantren. Sebenarnya isi dari MQ bukanlah sesuatu yang baru dalam Islam. Konsep ini hanyalah sebuah konsep yang bersumber dari al-Quran dan hadits. Hanya inti dari pembahasannya lebih diperdalam pada masalah pengelolaan hati (qolbu). Mengelola hati atau membersihan hati untuk kemudian mampu mengendalikan
4
Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena .....Op. Cit., hlm. 23-24.
33
dan memperbaiki diri bukanlah bukan sesuatu yang baru, al-Ghazali juga membahas hal yang sama, demikian pula dalam tasawuf karena memang membersihkan hati merupakan inti dari ajaran Islam yang kemudian dengan hati yang dibuat bersih seseorang dapat mengenal dan dekat dengan Allah. Aa Gym juga mengakui bahwa referensi yang digunakan kebanyakan dari buku-buku karya imam al-Ghazali. Yang menjadikan konsep ini sebagai konsep Aa Gym adalah beliau mengemas apa yang tertuang dalam al-Quran maupun hadits dengan bahasa yang lebih aktual, dan telah melalui proses perenungan dan telah diterapkannya dalam kehidupannya sendiri sehingga memunculkan rumusrumus hidup, seperti langkah-langkah MQ, 5S, 7T dan sebagainya. Disinilah letak keaslian konsep Manajemen Qolbu sebagai konsep yang ditemukan oleh Aa Gym.
C. Pengertian Manajemen Qolbu.
Dalam MQ diyakini bahwa hati atau qolbulah yang mampu membuat kita berprestasi semata demi Allah. Apabila hati bersih, bening dan jernih, tampaknya seluruh perilaku kita juga akan menampakkan kebersihan, kebeningan dan kejernihan. Penampilan setiap insan merupakan refleksi dari hatinya sendiri.5 Pandangan ini berdasar pada firman Allah dalam surat asy- Syams ayat 9-10:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. asy-Syams: 910).6
5 6
Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena.....Op. Cit., .hlm. 25. R.H.A. Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), hlm 1064.
34
Dan hadits rasulullah saw:
’’Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia ada sepotong organ, yang apabila organ itu sehat maka seluruh tubuh juga sehat. Tetapi jika ia sakit, maka seluruh tubuhnya juga akan sakit, ketahuilah organ itu adalah qolbu.” (H.R. Bukhori).7 Menyimak dari hadits dan ayat tersebut kemudian Aa Gym mengemasnya dalam bahasa yang aktual yaitu Manajemen Qolbu. Yang artinya, mengelola hati supaya potensi positifnya bisa berkembang maksimal mengiringi kemampuan berpikir dan bertindak sehingga sekujur sikapnya jadi positif, dan potensi negatifnya segera terdeteksi dan dikendalikan sehingga tidak menjadi tindakan yang negatif.8 Manusia yang diciptakan Allah sebagai khalifah di bumi telah dipersiapkan oleh Allah dengan seperangkat potensi untuk dapat melaksanakan tugasnya. Namun potensi itu tidak sendirinya “siap pakai”, melainkan harus ada usaha dari setiap individu agar potensi-potensi tersebut dapat berkembang maksimal. Secara sederhana manusia diciptakan dengan tiga potensi, yaitu potensi jasad, akal, dan qolbu. Jasad adalah potensi luar biasa yang dikaruniakan Allah, karena jasadlah manusia itu dianggap ada dan dijadikan dalam bentuk yang paling sempurna pembeda dengan makhluk Allah yang lain. Dengan kerja tenaga jasad atau fisik manusia, apa yang ada dalam pikiran bisa terwujud, berbagai keahlian, kreatifitas manusia nampak dari apa yang dilakukan jasad. Namun fisik tidak dapat mengambil keputusan, fisik hanya menyalurkan proses akal.
7
Imam Muslim al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, Juz V, (Beirut – Libanon: dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th), hlm. 508. 8 Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena......Op Cit, hlm. 150.
35
Demikian halnya akal, secerdas apapun akal pikiran bila tidak disertai hati yang bersih, kecerdasan itu akan bisa terjerumus dalam kezaliman. Adapun hati atau “qolbu” adalah hati nurani atau lubuk hati paling dalam, yang merupakan sarana terpenting yang telah dikaruniakan Allah kepada manusia. Hati adalah tempat bersemayamnya niat, yakni yang menentukan nilai perbuatan seseorang. Berharga ataukah sia-sia, mulia ataukah nista.9 Dari pengertian tersebut dan dengan melihat kembali hadits yang menyatakan bahwa, jika hati itu baik maka baiklah seluruh tubuh dan sebaliknya jika hati itu rusak maka rusaklah seluruh tubuh, dapat diambil kesimpulan bahwa hatilah yang menjadi inti atau esensi kemanusiaan, karena walaupun manusia memiliki akal dan jasad, namun keduanya bukan inti kemanusiaan, karena qolbulah yang menerima kebenaran dari Allah dan menjadi penentu baik buruknya manusia. Komputer, ponsel, alat perekam adalah produk akal, ia bebas nilai. Pistol adalah juga produk akal. Pistol dapat digunakan untuk hal yang bermanfaat atau untuk kejahatan. Dan qolbu membuat apa yang diwujudkan oleh fisik dan akal menjadi bernilai. Misalnya ada seseorang yang memiliki fisik yang sangat kuat. Apabila tidak didasari hati yang bersih bisa jadi kekuatan fisiknya digunakan untuk menzalimi orang lain. Demikian pula dengan akal pikiran. Secerdas apapun akal pikiran bila tidak dilandasi hati yang bersih bisa terjerumus dalam kezaliman. Koruptor, mereka bukanlah orang yang bodoh melainkan mereka adalah para kaum intelek. Inilah bahayanya jika seseorang tidak mau melandasi tindakannya dengan hati yang bersih dan tidak mau berusaha membersihkan hatinya. Maka dari itu wajib kiranya bagi setiap orang, siapapun, dan berprofesi apapun untuk mempelajari ilmu membersihkan hati. 9
Abdullah Gymnastiar, Jagalah Hati: MQ for Beginners, (Bandung: MQ Publishing, 2004), hlm. XVI.
36
Upaya membersihkan hati ini harus dilaksanakan secara kontinu dan konsisten, harus dikelola dan dimanaj sehingga dapat terus mengalami perkembangan dan percepatan. Aa Gym mengatakan bahwa dengan kemampuan memanaj qolbu, seseorang akan mampu membersihkan hatinya, dan jika seseorang telah mampu membuat hatinya bersih, maka ia akan menjadi “pusat” segala aktifitas di bumi. Ia akan menyedot seluruh perhatian manusia. Baik orang yang suka berbisnis, berdakwah atau siapa saja. Orang yang hatinya bersih akan membuat geraknya memiliki magnet luar biasa, kata-katanya akan meyakinkan lawan bicaranya. Sikapnya menunjukkan bahwa ia senantiasa diawasi oleh Allah SWT. Dan totalitas dirinya menampakkan sebuah keadaan bahwa hanya ridho Allahlah yang diharapkannya.10
D. Kunci Manajemen Qolbu.
Inti dari Manajemen Qolbu adalah memahami diri kemudian mau dan mampu mengendalikan diri setelah mamahami benar siapa diri kita sebenarnya. Dan tempat untuk memahami diri dan mengendalikan diri itu adalah hati. Memahami diri diartikan secara keseluruhan dan utuh, menyadari akan kedudukan sebagai manusia, tugas dan kewajiban serta tanggung jawab, baik terhadap Allah maupun manusia dan seluruh yang diciptakan Allah. Juga memahami potensi-potensi yang dimiliki dan berusaha memaksimalkannya untuk mensejahterakan kehidupan. Jadi memahami diri tidak hanya paham siapa diri kita saja tapi juga tindakan apa yang harus dilakukan. Kaitannya dengan memahami dan mengendalikan diri, ada dua kunci menyelenggarakan MQ; Pertama, biasakanlah sekuat tenaga untuk melakukan pembersihan dan pelurusan hati; dan kedua, senantiasalah berkemauan kuat untuk meningkatkan kemampuan (keprofesionalan) diri, dalam bidang apapun. 10
Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena…..Op. Cit., hlm. 226.
37
1. Melakukan Pembersihan dan Pelurusan Hati. Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap duniawi dan tidak pernah digunakan untuk menzalimi sesama.11
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. asy-Syams: 9-10).12 Tak jarang kita melihat berbagai sikap orang ketika mereka menghadapi suatu masalah. Sikap setiap orang akan berbeda meskipun menghadapi masalah yang sama. Ketika tersandung misalnya, ada yang spontan mengucap Inna lillah, ada yang “aduh” ada yang sedikit jengkel dengan mengucap “sialan” bahkan ada yang geram dan sambil memaki batu yang tak bersalah yang menyandung kakinya. Ada juga orang yang selalu diliputi gelisah, cemas, merasa tidak aman. Melihat tetangga mampu membeli kendaraan langsung dongkol, temannya mendapat nilai bagus langsung panas, sampai pada tindakan serakah, para koruptor yang justru dilakukan oleh orang–orang yang pintar. Alangkah sengsaranya hidup ini jika setiap hari dipenuhi oleh kekesalan, kegelisahan, ketakutan, dan kecemasan. Padahal hidup ini belum tentu lama. Dan yang menjadi penyebab ketidaktenangan hidup adalah hati yang
tertambat pada hal-hal duniawi yang bersifat
sementara, yang memberi peluang hati berpenyakit iri, dengki, serakah, ghibah dan sebagainya. Berbeda dengan orang yang selalu menjaga hatinya, keyakinannya yang amat sangat kepada Allah menjadikannya tenang. Tantangan apapun yang dihadapinya, seberat apapun diterimanya dengan ikhlas. Dihadapinya dengan sunggingan senyum dan lapang dada. Baginya tak ada masalah yang 11
Abdullah Gymnastiar, Basyar Isya, Bening Hati; Menjadikan Hidup Tentram, Nyaman, dan Lapang, (Bandung: MQS Pustaka Grafika, 2001), hlm. 29. 12 R.H.A. Soenarjo, Op. Cit., hlm. 1064.
38
tak terselesaikan. Baginya tak ada masalah dengan masalah yang menjadi masalah adalah sikapnya yang salah dalam menghadapi masalah.
13
Tersandung bukan hal yang mengesalkan, bisa jadi itu adalah peringatan dari Allah karena kaki jarang melangkah ke masjid. Teman dapat nilai bagus adalah peluang bertanya, peluang bekerjasama agar apa yang belum diketahui bisa ditemukan jawabannya, akhirnya manjadi jalan untuk bertambah ilmu demikian halnya ketika diberi kesuksesan, tak ada sombong atau takabur karena yakin semuanya dari Allah. Sesungguhnya keyakinan yang kuat kepada Allah karena hati yang bersih akan membuat seseorang mampu melihat hikmah dari setiap peristiwa yang dihadapi. Memang Qolbulah tempat ketenangan dan ketentraman atau sebaliknya tempat segala macam kegundahan. Apa yang diucapkan atau dilakukan adalah refleksi hati. Syeikh Ibnu Atho’ilah mengatakan bahwa hati itu ibarat teko. Teko hanya mengeluarkan isinya. Bila ia berisi air kopi, maka yang keluar pun air kopi. Demikian pula jika isinya air bening, maka yang keluar pun air bening. Potensi kebaikan hati akan berkembang atau sebaliknya potensi negatif akan mendominasi dan membentuk perilaku seseorang, semua itu tergantung pada usahanya menjaga dan membersihkan hati. a. Karakteristik Hati. Aa Gym dengan mengutip pendapat al-Ghazali mengungkapkan bahwa sesuai dengan keadaannya hati memiliki tiga karakter, yaitu: hati yang mati (qolbun mayyit), hati yang sakit (qolbun maridh), dan hati yang sehat (qolbun salim). 1) Hati yang mati. Jika seseorang hatinya telah mati, ia tidak bisa membedakan antara baik dan buruk, yang dia lakukan hanyalah menurutkan hawa nafsu. Hati yang mati tak ubahnya dengan jasad yang tidak bernyawa,
13
Abdullah Gymnastiar, Basyar Isya,. Op.Cit., hlm. 45.
39
tidak akan merasakan apapun. Sehingga bagi orang yang hatinya mati tidak akan merasakan dosa ketika melakukan kesalahan bahkan bangga dengan perbuatan buruk yang dilakukannya. Ciri utama pemilik qolbun mayyit adalah menolak kebenaran dari Allah dan selalu gemar berlaku kezaliman terhadap sesama. Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal Allah, dan menjadikan hawa nafsu yang memperbudak dirinya. 2) Hati yang sakit. Hati yang sakit atau qolbun maridh adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Di dalam qolbun maridh disatu pihak terdapat mahabbah, kecintaan kepada Allah. Iman, ikhlas, dan tawakal kepada-Nya. Di pihak lain terdapat rasa cinta terhadap hawa nafsu, rasa tamak untuk meraih kesenangan dan mementingkan kehidupan duniawi. Dengan demikian qolbun maridh memiliki dua kecenderungan, dan
tergantung
usaha
seseorang
untuk
memperbaiki
dan
membersihkan hatinya. Jika dibiarkan tidak dikendalikan untuk mengikuti hawa nafsu maka bisa menjadi qolbun mayyit. Namun jika segera dideteksi dan berusaha keras untuk dibersihkan akan semakin dekat dengan qolbun salim. 3) Hati yang sehat. Orang yang memiliki hati yangs sehat (qolbun salim) tak ubahnya memiliki tubuh yang sehat. Ia akan dapat berfungsi dengan optimal. Orang yang hatinya sehat hidupnya akan senantiasa diselimuti mahabbah (kecintaan) dan tawakal kepada Allah. Jika ia membenci, membenci karena Allah. Dan jika ia mencintai, akan mencintai karena Allah. Hati yang sehat akan menjadikan pemiliknya tidak pernah lalai dalam menyikapi segala yang ditentukan atasnya. Nikmat yang datang
40
tidak pernah membuatnya lalai dari bersyukur, sementara sekalipun musibah yang menimpa tidak akan pernah mengurangi keyakinan akan kasih sayang Allah.14 b. Penyakit Hati dan Cara Penyembuhannya. 1) Dengki Dengki merupakan penyakit yang menyerang tubuh bagian dalam, tepatnya hati. Kedengkian adalah perasaan seseorang yang mengharapkan
lenyapnya
nikmat
dari
orang
yang
didengki.
Kedengkian seseorang akan memakan kebaikan yang telah dilakukan sebagaimana api memakan kayu bakar. Ciri-ciri orang yang mengidap penyakit dengki dalam hatinya adalah perasaan senang dalam diri ketika melihat penderitaan orang lain dan perasaan sedih ketika orang lain lebih sukses. Dengki juga dapat diukur, caranya adalah dengan merenungkan seberapa banyak kebahagiaan yang didapat saat melihat orang lain susah dan berapa banyak pula penderitaan yang kita rasakan saat melihat orang lain senang. Dengki bisa timbul karena ujub (bangga diri), merasa dirinya paling hebat tidak mau ada saingan. Dan ketika dengki itu menjadi penyakit kritis bagi seseorang, akan menyebabkan orang tersebut menjadi pendengki yang takabur yang selalu merendahkan orang lain. Itulah bahayanya dengki, sifat dengki menjadikan pemiliknya menjadi orang yang berakhlak buruk dan dapat menghancurkan hidupnya. Dan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah dengan terus menerus membersihkan hati dengan menambah ilmu dan riyadhah (latihan).
14
Abdullah Gymnastiar, Amanah: Manajemen Qolbu untuk Kepemimpinan, (Bandung: MQ Publishing, 2004), hlm. 28-36.
41
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu tentang keyakinan yang kuat yang harus dimiliki, bahwa hanya Allahlah yang mampu mengatur rizki kepada hamba-Nya dan telah terukur sesuai dengan keadaan hamba-Nya. Kemudian riyadhah adalah latihan mengatasi kedengkian. Belajar dengan mengakui bahwa orang lain lebih sukses dan lebih baik. 2) Riya’ Orang yang riya’ adalah orang yang melakukan kebaikan baik ibadah yang bersifat ritual, shalat, puasa, haji, atau kebaikan lainnya, namun tidak tertuju kepada Allah melainkan hanya untuk mendapat pujian, penghargaan dan penghormatan dari makhluk. Oleh karena itu riya’ disebut juga syirik kecil, perbuatan menyekutukan Allah meskipun tidak bersifat terang-terangan seperti menyembah matahari atau berhala. Riya’ akan menyebabkan sengsara karena jika kebaikan yang dilakukan tidak mendatangkan pujian, penghargaan dan penghormatan dari orang lain akan memunculkan kemarahan dan kekecewaan. Penyakit riya’ muncul karena kurang benar menata niat ketika melakukan kebaikan. Untuk itu sebagai usaha mengikis riya’ dalam hati adalah dengan menjaga niat ketika akan melakukan kebaikan sekecil apapun, tujukan semua amal ikhlas karena Allah, dan yakin bahwa hanya Allah yang Maha Pemberi sebaik-baik balasan. 3) Amarah Seorang pemarah adalah orang yang belum mampu manahan hawa nafsu dalam dirinya, sehingga masalah yang datang sering disikapi dengan luapan emosi yang tidak terkendali. Jika ditimbang dari sudut kemarahan, ternyata manusia dapat digolongkan dalam empat golongan.
42
Pertama, orang yang lambat marah, lambat reda, dan lama bermusuhannya. Jenis ini adalah orang yang paling jelek. Seseorang yang sedang marah dan durasinya lama akan kesulitan saat harus mengambil keputusan yang tepat. Selain itu, akibat kemarahannya, orang lain akan menjauhinya karena takut terjerumus dalam permusuhan. Kedua, cepat marah dan lambat redanya. Jenis kedua ini lebih jelek dari yang pertama. Sebab apapun yang terjadi akan disikapi dengan kemarahan. Orang seperti ini bisa tiba-tiba marah dan membutuhkan waktu lama untuk meredakan kemarahannya. Ketiga, cepat marah, cepat redanya. Seseorang yang memiliki sifat ini kondisinya cenderung turun-naik. Ia bisa marah tiba-tiba dan sedetik kemudian kembali pada kondisi semula, seolah tidak terjadi apa-apa. Keempat, lambat marah dan cepat redanya. Orang yang memiliki sifat ini sangat sulit tersinggung. Ia akan mencari seribu alasan untuk memaafkan orang lain, lalu melupakan kesalahannya. Namun jika ia marah, akan cepat memaafkan kesalahan orang lain. Marah bisa muncul karena berbagai faktor yang pada dasarnya adalah jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan atau harapkan. Meskipun demikian orang yang dapat menahan
dan
mengekang
perasaan
amarahnya
dan
tidak
melampiaskannya dialah yang terbaik, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah. Dan sebagai ikhtiar untuk dapat mengekang kemarahan adalah dengan memperbanyak istighfar dan wudhu. 4) Dendam Dendam merupakan buah dari hati yang terluka, tersakiti, teraniaya, atau merasa terambil haknya. Wujud yang paling konkrit adalah kemarahan, dan puncak dari rasa dendam adalah dia akan
43
sekuat tenaga mencari jalan untuk mencemarkan, mencoreng bahkan mencelakakan “musuh” sampai binasa. Inilah bahayanya dendam. Memang sesuatu yang manusiawi jika seseorang yang tersakiti ia akan merasa sakit dan marah. Namun jika kemarahan itu kemudian menyebabkan hati kita tertutup dan melahirkan kezaliman, itu yang tidak dibenarkan. Islam mengajarkan “Idfa’ billatii hiya ahsan” (balaslah sikap buruk dengan sikap yang lebih baik). Maka untuk mencegah munculnya dendam adalah dengan terus berlatih mensikapi apapun yang menyakitkan, sikap buruk orang lain dengan sikap terbaik sebagai sarana melatih kesabaran dan sarana menuju kemuliaan. Cukup serahkan semua balasan kepada Allah, dan mendoakan agar orang yang telah berbuat zalim diberikan kesadaran.15 c. Tahap-tahap Membersihkan Hati. Dalam MQ, Aa Gym merumuskan adanya tahap-tahap membersihkan hati yang dapat dilakukan oleh setiap individu agar setiap upayanya dalam membersihkan hati dapat dilakukan secara kontinu dan terkontrol. Tahap-tahap tersebut adalah: 1) Tekad yang kuat. Harus disadari bahwa sesungguhnya tidak ada kesuksesan hakiki yang dicapai oleh seseorang di dunia ini. Apabila seseorang menganggap bahwa telah mengalami kesuksesan, maka sebenarnya ia sedang ditawari untuk meraih sukses berikutnya yang harus diraih lewat usaha-usaha yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Untuk itu tekad yang kuat dalam upaya membersihkan hati, memahami diri dan memperbaiki diri yang dilakukan setiap hari harus terus dinyalakan untuk mengimbangi setiap permasalahan yang muncul kemudian. 15
Abdullah Gymnastiar, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), Cet. 2, hlm. 108-125.
44
Contoh sederhana, bisa dikatakan setiap orang mampu melaksanakan shalat malam, atau puasa Senin-Kamis. Namun orang yang mampu itu tidak semua mau melaksanakannya. Di sinilah pentingnya tekad, tanpa tekad yang kuat konsistensi itu menjadi tidak dapat terwujud. 2) Ilmu pemahaman dan pengenalan diri. Setelah tekad yang kuat yang harus terus dinyalakan, harus juga dimiliki “ilmu” mengenai pemahaman dan pengenalan diri. Karena orang akan dapat membersihkan hatinya dengan jalan memperbaiki diri apabila ia telah sadar tentang keadaan dirinya. Ilmu memahami diri ini berbanding lurus dengan tekad. Begitu seseorang dapat meraih keuntungan dalam upaya memahami diri, tentulah tekad untuk terus menerus memperbaiki diri akan bertambah besar pula. Dan semakin besar tekad untuk terus menerus mempebaiki diri, semakin ingin ditambah ilmu tentang pengenalan dirinya. 3) Evaluasi diri. Berapa banyak waktu yang disediakan untuk melakukan evaluasi diri. Setelah tahu ilmunya bahwa sombong itu begini dan begitu kriterianya, juga telah tahu bahwa sombong itu akan mengakibatkan begini dan begitu. Dengan pengetahuan itu, apakah kemudian seseorang dapat mengendalikan kesombongan dalam diri? Apakah sudah mengetahui bahwa dirinya tidak sombong? Inilah tahapan ketiga yang bisa disebut sebagai menafakuri diri sendiri. 4) Evaluasi oleh orang lain. Proses mengevaluasi diri itu perlu terus menerus diperluas. Apabila tahapan ketiga hanyalah menyangkut diri sendiri, yaitu dinilai oleh diri sendiri. Pada tahapan keempat ini seseorang dinilai oleh orang lain di luar dirinya. Tentu saja tidak usah mencari orang yang
45
jauh, cukup pada awalnya yang menilai adalah keluarga, istri, suami dan anak. Setelah itu dikembangkan lagi penilaian oleh sahabat dan orang-orang disekitarnya. Menerima kritikan dan masukan dari orang lain, jika semua itu dilakukan secara kontinu dan konsisten untuk memperbaiki diri maka akan membuat seseorang dapat mengendalikan diri lantaran ada orang-orang yang secara konkret mengawasi perkembangan dirinya. 5) Belajar kepada orang lain. Tahap terakhir ini berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu bagaimana seseorang mau belajar kepada orang lain. Misalnya, apabila melihat seseorang menunjukkan kesombongannya, lantas ia hanya berkata. “Ah, sombong betul orang itu.” Atau kemudian sifat sombong itu dikembalikan kepada dirinya, tentulah tidak ada gunanya jika ia mengatakan bahwa, orang itu sombong. Yang akan bermanfaat bila kesombongan yang terjadi dalam diri orang lain itu kemudian dikendalikan agar dirinya tidak menjadi sombong. Hidup akan menjadi lebih efektif karena perilaku orang-orang disekitarnya dapat dipelajari untuk memperbaiki dirinya.
2. Berkemauan Kuat untuk Meningkatkan Kemampuan (keprofesionalan) Diri di Bidang Apapun. Hati yang bersih adalah hati yang senantiasa membuat pikiran bekerja efektif lantaran hanya kebaikan yang dipikirkannya. Hati yang bersih akan mampu membuat pemiliknya bertindak profesional dalam bidang apapun. Untuk menjelaskan hal ini akan digambarkan bagaimana penerapan MQ di Daarut Tauhiid. Daarut Tauhiid, sebagaimana dituturkan oleh Aa Gym, didirikan untuk membangun SDM yang unggul dengan kekuatan sinergi, zikir, pikir, dan
46
ikhtiar. Dengan kata lain MQ hendak mewujudkan SDM yang ahli zikir, ahli pikir, dan ahli ikhtiar, ketiganya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan zikir, seseorang akan memiliki kekuatan yang mendalam dan benar sehingga mentalnya akan sangat kuat, penuh semangat, tidak kenal putus asa karena ingat pertolongan Allah. Zikir juga akan menumbuhkan sifat tawadhu, zuhud, dan wara’. Kesuksesan akan membuat semakin tawadhu, karena keikhlasan berjuang hanya mengharap ridho Allah. Sifat zuhud pun akan terbentuk dan menjadikan dunia sebagai sarana bukan tujuan. Dan wara’, hati-hati dalam menjalani hidup. Pendamping zikir adalah ibadah yang benar dan istiqamah. SDM unggul lainnya bercirikan sebagai ahli pikir. Allah menjadikan pikiran untuk digunakan secara cepat, kreatif, efisien, dan efektif. Ini harus dilatih terus menerus, bahkan Allah menantang manusia dengan firman-Nya, afala tatafakkarun (“apakah kamu tidak berpikir?”). Si jenius Einstein, pernah mengatakan bahwa kejeniusan yang dimilikinya adalah hasil kerja sepuluh persen dari kapasitas pikirannya. Bayangkan betapa luar biasanya potensi pikiran, jika sepuluh persennya saja sudah mampu melahirkan seorang Einstein. Ciri ketiga dari SDM yang ingin dibentuk adalah unggul dalam ikhtiar. Melatih fisik, kecepatan dan daya tahan kerja. Kombinasi ibadah yang bagus, strategi yang tepat dan ikhtiar yang all out akan menjadikan sebuah karya yang mendekati sempurna.16 Menjadi seoarang yang memiliki keprofesionalan atau bersikap profesional tidak hanya milik mereka para pengusaha atau bisnisman saja melainkan milik semua manusia. Allah menciptakan semua manusia lengkap dengan potensi masing-masing. Pekerjaan yang dianggap paling rendah
16
Abdullah Gymnastiar, Aa Gym dan Fenomena…..Op. Cit., hlm. 235-250.
47
sekalipun adalah pekerjaaan profesional, jika orang tersebut melakukannya dengan niat dan cara yang benar. Jika ada seorang akuntan yang profesional maka ada juga seorang tukang sapu yang profesional, niatnya yang ikhlas, jujur, tepat waktu, mutu pekerjaan yang bagus dan akhlak yang mulia selalu mengiringi dan bersyukur, itulah prestasi atau sukses seorang tukang sapu yang profesional sehingga dia benar-benar dipercaya melakukan tugasnya yang tidak semua orang mau dan mampu melakukannya. Dan bagi seorang muslim penilaian kerja tidak semata karena manusia, bos atau direktur tetapi penilaian Allah yang menjadi standar kerjanya, sehingga dalam keadaan apapun, ada pengawasan atau tidak dari atasan tetap bekerja dengan usaha terbaik. Menurut Aa Gym seorang yang profesional adalah orang yang benarbenar dipercaya karena kejujuran, cakap dan selalu tidak pernah berhenti untuk berkreasi dan berinovasi. Inilah yang menjadi syarat bagi muslim yang kredibel dipercaya dan terpercaya sebagai seorang yang profesional. a. Kejujuran yang terbukti dan teruji. Kejujuran merupakan sifat penting yang menjadi indikator kebenaran perilaku dan ketinggian akhlak seseorang. Kejujuran yang terbukti dan teruji telah dibuktikan oleh Rasulullah, sejak kecil beliau sangat menjaga perilakunya sehingga mendapat gelar al–Amin, orang yang sangat terpercaya.17 b. Menggalang kecakapan Nabi Muhammad selalu melakukan sesuatu yang membuat orang lain puas. Siapapun yang bertemu dengan beliau akan merasa puas. Contoh,
ketika
berdagang.
Cara
berdagangnya
memuaskan,
menimbangnya memuaskan, dan harganya pun memuaskan. Singkatnya,
17
Abdullah Gymnastiar, Jagalah.....Op. Cit., hlm. 113.
48
sebelum dan sesudah bertransaksi dengan beliau setiap orang hanya akan memperoleh kepuasan. Kepuasan yang diperoleh adalah buah dari kecakapan, kedalaman ilmu tentang bagaimana berdagang dengan benar. Kecakapan disebut juga kemampuan yang mendalam dan benar dalam suatu bidang. Dengan bekal kecakapan ini kemudian orang akan berkomitmen kepada kita.18 c. Mengembangkan kreasi dan inovasi Manusia selalu dihadapkan pada berbagai bentuk perubahan, untuk itu kita harus selalu siap untuk menghadapi perubahan karena jika tidak, kita sendiri yang akan tergilas oleh perubahan.19 Manusia harus selalu berpikr kreatif inovatif, menemukan solusi-solusi baru dengan terus menambah ilmu dan wawasan sehingga setiap perubahan baru atau pun permasalahan baru yang muncul dapat diimbangi dengan pemecahan masalah yang benar. Begitulah orang yang profesional dipercaya dan terpercaya karena kecakapan dan kreatifitas, dan ide-idenya yang cemerlang buah dari kegigihan menambah ilmu, pengalaman, dan wawasan. Dan tetap semua itu akan lebih efektif jika lahir dari kebersihan hati. Karena hati yang bersihlah yang dapat membuahkan kajujuran dan tekat memperbaki diri, dan hati yang bersihlah yang akan membuat pikiran bekerja dengan efektif dan dapat memunculkan gagasan kreatif dan inovatif. Membersihkan hati dan meningkatkan keprofesionalan diri sebagai langkah untuk menyelenggarakan MQ untuk terus menerus memperbaiki diri merupakan rangkaian yang berjalan bersama sebagai proses sekaligus produk. Dengan kebersihan hati mampu mengarahkan tindakan yang baik dan efektif, demikian halnya dari tindakan-tindakan tersebut akan semakin terasa
18 19
Abdullah Gymnastiar, Amanah......Op. Cit., hlm. 19-21. Abdullah Gymnastiar, Jagalah......Op. Cit., hlm. 119.
49
manfaatnya yang kemudian memacu untuk terus membuat hati semakin cemerlang.