BAB III KONDISI UMUM, STRATEGI DAKWAH AISYIYAH DAN MUSLIMAT NU KEBUPATEN TEGAL
A. KONDISI UMUM KABUPATEN TEGAL 1. Letak Geografis Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah kabupaten di propinsi Jawa Tengah dengan ibukota Slawi. Secara geografis terletak pada 1080 57’6 hingga 1090 21’30 Bujur Timur dan antara 60 50’41 hingga 70 15 15’30 Lintang selatan. Kabupaten Tegal terletak di pesisir utara bagian barat propinsi Jawa Tengah, dalam posisi strategis pada jalan perkembangan
Semarang–Tegal–Cirebon,
serta
Semarang–Tegal–
Purwokerto–Cilacap dan perairan pantai utara Laut Jawa dengan fasilitas pelabuhan di Kota Tegal. Sedangkan luas wilayah Kabupaten Tegal adalah 87.878.555.Ha (878,79 KM²), terdiri dari 18 Kecamatan yang terbagi menjadi 287 Desa dan 6 Kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kota Tegal dan laut Jawa
Sebelah Selatan
: Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas
Sebelah Timur
: Kabupaten Pemalang
Sebelah Barat
: Kabupaten Brebes.1
Secara topografis, wilayah Kabupaten Tegal terdiri dari tiga kategori daerah yaitu: a. Daerah pantai dengan ketinggian antara 0–5 meter dari permukaan laut, terdapat di wilayah Kabupaten Tegal bagian utara, meliputi Kecamatan Kramat, Suradadi dan Warurejo. b. Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 6–100 meter dari permukaan laut, terdapat di wilayah Kabupaten Tegal bagian tengah, meliputi Kecamatan Slawi, Adiwerna, Talang, Lebaksiu, Kramat, 1
BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten Tegal, Kabupaten Tegal dalam angka tahun 2001, hlm. 4.
40
41 Tarub, Dukuhturi, Pagerbarang, sebagian Suradadi, Warurejo, Pangkah dan Kedungbanteng. c. Daerah dataran tinggi/pegunungan dengan ketinggian lebih dari 100 meter dari permukaan laut, terdapat di wilayah Kabupaten Tegal bagian selatan, meliputi Kecamatan Jatinegara, Bumiayu, Balapulang, Margasari, sebagian Pangkah dan Kedungbanteng.2 2. Kondisi Demografis Kondisi demografis ini dimaksud dengan kondisi/keadaan penduduk dilihat dari segi jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian dan agama. Jumlah penduduk di Kabupaten Tegal pada tahun 2001, sebanyak 1.398.825 jiwa atau meningkat menjadi 1,41 % dari tahun 2000. a. Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Kabupaten Tegal hampir seimbang. Adapun rinciannya jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Jumlah penduduk menurut Jenis kelamin di Kabupaten Tegal tahun 2001 No
2
Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah
1
Margasari
48.109
48.620
96.729
2
Bumijawa
42.040
42.449
84.489
3
Bojong
31.576
31.806
63.382
4
Balapulang
41.837
41.639
83.476
5
Pagerbarang
28.026
27.984
56.010
6
Lebaksiu
40.303
42.434
82.737
7
Jatinegara
27.836
27.952
55.788
8
Kedungbanteng
20.101
20.436
40.537
9
Pangkah
48.777
48.418
97.195
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Selayang Pandang Potensi dan Kondisi Daerah Kabupaten Tingkat II Tegal, 2001, hlm. 2-3.
42 10
Slawi
30.727
31.808
62.535
11
Dukuhwaru
28.078
28.484
56.562
12
Adiwerna
59.136
59.070 118.106
13
Talang
47.139
46.391
93.530
14
Dukuhturi
44.735
44.672
89.407
15
Tarub
36.937
36.269
73.206
16
Kramat
47.957
47.487
95.444
17
Suradadi
43.349
46.022
89.371
18
Warurejo
30.022
30.199
30.221
Jumlah
2001
696.685
702.140 1.398.825
2000
688.396
690.986 1.379.384
1999
658.589
677.267 1.335.856
Sumber: BPS Kabupaten Tegal3 Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui, bahwa jumlah penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan yaitu penduduk yang berjenis kelamin wanitanya lebih banyak dari lakilakinya. b. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan masyarakat akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Dengan upaya Pemerintah Kabupaten Tegal telah berusaha keras untuk memenuhi segala fasilitas baik sarana maupun prasarana pendidikan tersebut sampai ke tingkat kecamatan. Sehingga saat ini jumlah sekolah dari berbagai sekolah di mulai dari tingkat TK sampai SLTA baik negeri maupun swasta cukup banyak yang tersebar di delapan belas Kecamatan. Hal ini cukup membanggakan karena dalam bidang pendidikan sudah cukup memuaskan. Adapun rincian jumlah murid dapat dilihat pada tabel berikut ini: 3
BPS, op. cit, hlm. 31-33.
43 Tabel 2. Jenjang pendidikan dan jumlah murid di Kabupaten Tegal tahun 2001/2002. No Jenjang Pendidikan Jumlah Murid 1
2
3
4
TK - Negeri - Swasta SD - Negeri - Swasta SLTP - Negeri - Swasta SLTA - Negeri - Swasta
6.927 171.025 2.319 31.093 7.264 10.596 12.072 4
Sumber data: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Tegal.
c. Mata Pencaharian Apabila dilihat dari mata pencaharian, penduduk Kabupaten Tegal memiliki sumber penghasilan yang bermacam-macam. Adapun perinciannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3. Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Tegal (usia 15 tahun keatas ) Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Pertanian Industri Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya Tak terjawab
115.618 35.380 64.688 86.428 23.052 32.454 20
83.675 199.293 18.309 53.695 64.358 129.046 44.789 131.217 525 23.577 36.835 68.839 28 48
Jumlah
357.646
248.069 605.715
Sumber: BPS Kabupaten Tegal
4 5
hlm. 26.
L+P
5
Ibid, hlm. 58-63. BPS Kabupaten Tegal, Hasil Sensus Kependudukan Kabupaten Tegal tahun 2000,
44 d. Agama Distribusi penduduk menurut agama di Kabupaten Tegal mayoritas didominasi oleh penduduk yang beragama Islam, kemudian diikuti dengan agama protestan dan katolik. Tabel 4. Jumlah dan prosentase penduduk Menurut agama Agama
Jumlah
Islam 1.375.112 Khatolik 2.683 Protestan 3.327 Hindu 545 Budha 607 Lainnya 161
% 99.170 0.190 0.240 0.039 0.043 0.012
Jumlah 1.382.435 100.000 Sumber : BPS Kabupaten Tegal 6 B. DESKRIPSI/GAMBARAN TENTANG ORGANISASI MUSLIMAT NU KABUPATEN TEGAL. 1. Sejarah berdirinya Muslimat NU Kabupaten Tegal Dalam cita-cita perjuangan menegakkan ajaran Islam yaitu untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, dibutuhkan peran serta wanitawanita Islam. Maka pada tahun 1950 di Kabupaten Tegal berdirilah satu gerakan wanita yaitu Muslimat NU yang berpegang pada ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah. Gerakan tersebut bertujuan untuk mewujudkan wanita Indonesia yang sadar akan beragama, berbangsa dan bernegara dengan melaksanakan kewajiban dan haknya menurut ajaran Islam sehingga terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridloi Allah SWT.7 Sebagai wujud dari cita-cita tersebut di atas maka sesuai hasil konggres pertama di Purwokerto pada tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 6
Ibid, hlm. 18-19. Wawancara dengan Hj. Chiolidah Makhsan, Ketua Muslimat NU Kabupaten Tegal pada tanggal 23 September 2003. 7
45 bertepatan dengan tanggal 29 maret 1946 dideklarasikan sebuah ikrar “DENGAN WADAH PERJUANGAN MUSLIMAT NU WANITAWANITA
ISLAM
AHLUSSUNAH
WAL
JAMAAH
MENGABDI
KEPADA AGAMA, BANGSA DAN NEGARA”.8 2. Visi, misi dan program dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal. Muslimat NU merupakan badan otonomi dari Jam’iyah Nahdlotul Ulama yang berasaskan Islam menurut faham Ahlussunah wal Jamaah dan menganut salah satu dari madzhab empat yaitu Hanafi, Syafi’i, Hambali dan Maliki. Muslimat NU, dalam merumuskan visi dan misinya untuk lima tahun mendatang berdasarkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi Muslimat NU dan analisis terhadap situasi dewasa ini, serta mengacu pada khittoh 26 dan qunun asaasy yaitu “terwujudnya masyarakat sejahtera dan aman yang dijiwai Islam Ahlussunah wal Jamaah menuju bangsa yang mandiri dan berkeadilan”. Untuk
mewujudkan
visi
tersebut
maka
Muslimat
NU
mengembangkan misi (risalah), atau tugas suci yaitu: a. Pemberdayaan masyarakat dhuafa; ibu dan anak, petani, nelayan, buruh dan pedagang kecil dan lain-lain. b. Mengupayakan supremasi hukum dan sistem perundang-undangan yang memungkinkan masyarakat memperoleh keadilan politik, ekonomi, hukum, rasa aman dan tentram. c. Penanaman dan pelaksanaan nilai-nilai ajaran Islam Aswaja. Program dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal memiliki maksud, tujuan arah program serta jenis program yaitu sebagai berikut: 1. Maksud dan Tujuan Muslimat NU adalah organisasi wanita yang berasaskan Islam menurut Ahlusunnah wal Jamaah yang bersifat keagamaan. Maksud ditetapkannya program ini timbul beberapa tujuan yaitu:
8
Hasil-hasil Keputusan Konggres XIV Muslimat NU, 2000, hlm. 10.
46 a. Terwujudnya wanita Indonesia yang sadar beragama, berbangsa, dan bernegara. b. Terwujudnya wanita Indonesia yang berkualitas, mandiri, dan bertaqwa kepada Allah SWT. c. Terwujudnya wanita Indonesia yang sadar akan hak dan kewajiban menurut ajaran Islam sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. d. Terlaksananya
tujuan
jam’iyah
NU
sehingga
terwujudnya
masyarakat adil dan makmur yang merata dan diridloi Allah SWT. 2. Arah Program Dalam mencapai tujuan yang dimaksud, Muslimat NU menentukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mempersatukan gerak kaum wanita Indonesia umumnya dan wanita Ahlusunnah wal Jamaah pada khususnya. b. Meningkatkan kualitas wanita Indonesia untuk memperkuat rasa tanggung jawab terhadap agama, bangsa, negara dan menciptakan generasi penerus bangsa yang taat beragama. 3. Jenis Program 1. Bidang dakwah a. YHM (Yayasan Haji Muslimat NU) -
Membantu Pemerintah dalam membimbing pelaksanaan ibadah calon haji dengan mengadakan persiapan sedini mungkin dengan tujuan tercapainya kualitas haji mabrur.
-
Rekrutmen calon haji dengan memasang iklan dan membagikan brosur, serta mengadakan pertemuan dengan majelis ta’lim dan juga kerja sama dengan cabang-cabang Muslimat NU di Kabupaten Tegal.
-
Menyelenggarakan kegiatan umroh untuk umum dan remaja.
-
Menyelenggarakan pelatihan instruktur manasik haji.
47 -
Menyelenggarakan pelajaran manasik haji baik dari kalangan Muslimat NU dan atau masyarakat umum.
b. HIDMAT (Himpunan Da’iyah Muslimat Fatayat) NU. -
Pendataan dan pemberdayaan HIDMAT NU dan majelis ta’lim Muslimat NU.
-
Meningkatkan strategi dakwah melalui upaya pembinaan para da’iyah yang berakhlakul karimah dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peka terhadap kemajuan zaman.
-
Menyelenggarakan dan meningkatkan pendidikan dan latihan kader dakwah (khusus dakwah), penataran kaderkader da’iyah yang trampil dan professional.
2. Bidang Organisasi a. Menyempurnakan struktur organisasi yang sudah ada dengan dimunculkannya bidang hukum dan advokasi, agar lebih mampu menangani permasalahan yang timbul di masyarakat. b. Memperbaiki manajemen organisasi dan administrasi untuk meningkatkan kondisi organisasi yang lebih prima. c. Menyediakan data dan peta organisasi untuk mengetahui kekuatan organisasi dalam mengemban cita-cita Muslimat NU. d. Menyeragamkan atribut organisasi untuk seluruh Indonesia. 3. Bidang Sosial/Kesehatan. a. Ikut aktif dalam kegiatan kemanusiaan antara lain donor darah, bencana alam, penderita cacat. b. Mengusahakan kesejahteraan sosial antara lain terwujudnya keluarga maslahah melalui pemberian beasiswa, pemugaran rumah sehat, pengurusan surat nikah dan akte kelahiran kepada dhuafa. c. Meningkatkan pelayanan terhadap kesejahteraan dhuafa, lansia melalui santunan, penyuluhan khusus dan silaturrahmi.
48 d. Mengusahakan pelayanan rumah singgah bagi anak jalana, anak dan perempuan korban kekerasan. e. Mengusahakan kampanye sadar bersih lingkungan melalui GJB (Gerakan Jum’at Bersih), pelestarian air, pencemaran limbah, penghijauan. f. Mengadakan pelayanan kesehatan keluarga (perbaikan gizi), pelayanan kesehatan masyarakat (poliklinik, RB, RS). g. Memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba, penyakit menular (AIDS, HIV, Demam berdarah, hepatitis dan lainlain). h. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pemberian dan perawatan dengan membudayakan pola hidup sehat. i. Meningkatkan
kualitas
penduduk
melalui
pengentasan
kemiskinan struktural. j. Meningkatkan dan melanjutkan program kependudukan. k. Mengupayakan berdirinya pusat informasi keluarga maslahah dari pusat sampai Daerah. 4. Bidang Pendidikan a. Peningkatan kualitas dan kuantitas serta prasarana pendidikan pra sekolah di lingkungan Muslimat NU terutama TK dan TPQ pada aspek manajemen, sarana dan prasarana, materi pengajaran, SDM, panduan dan promosi serta pelayanan yang mendukung pengembangan fisik dan mental anak didik. b. Mengembangkan pendidikan kejuruan yang sangat dibutuhkan oleh Muslimat NU seperti pendidikan guru TK/sekolah pembantu perawat, sekolah perawat kesehatan, pendidikan baby sister, penitipan anak dan play group. c. Peningkatan pelatihan baik bersifat managerial dan sektoral seperti; pendidikan kader untuk memperkuat pengembangan organisasi secara berkesinambungan. d. Pelatihan teknologi tepat guna.
49 5. Bidang ekonomi a. Pengembangan koperasi An nisa’. b. Kerja sama dengan lembaga terkait untuk peningkatan SDM. c. Meningkatkan kualitas produksi. d. Menjalin kerja sama dengan koperasi wanita, KUD dan koperasi komoditi. 6. Bidang tenaga kerja a. Peningkatan kualitas tenaga kerja. -
Menyelenggarakan pelatihan untuk tenaga kerja trampil dan belum trampil.
-
Penyuluhan peningkatan kualitas nakerwan.
-
Menyediakan biro informasi tentang hasil pelatihan untuk dikerjasamakan dengan bidang-bidang Muslimat NU, lembaga-lembaga dan instansi-instansi terkait.
b. Melakukan advokasi terhadap TKI yang diperlakukan tidak adil. -
Membuka pos pengaduan.
-
Melakukan pembelaan dari pengaduan.
-
Mengadakan pelatihan advokasi bagi TKI.
-
Melakukan kajian perundang-undangan tenaga kerja.
c. Pelayanan masyarakat. -
Menyebarkan
informasi
tentang
peluang
kerja
ke
masyarakat.9 3. Rencana operasional dan rencana strategi dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal. Rencana pelaksanaan operasional dari program dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada di lingkungan Muslimat NU Kabupaten Tegal dengan menyesuaikan kondisi masing-masing lembaga sehingga ada persiapan dan kesiapan yang lebih
9
Hasil-hasil keputusan konggres XIV Muslimat NU, 2000.
50 matang dalam melaksanakan program dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Pengurus cabang dalam hal ini hanya berperan sebagai pemberi arahan, bimbingan serta melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga dan badan otonom sebagai pelaksana kegiatan. Disamping itu pengurus cabang juga melaksanakan program-program yang bersifat umum yang berkaitan dengan pengembangan dan konsolidasi organisasi dengan pengurus di tingkat bawahannya yaitu anak cabang dan ranting. Dalam menyusun rencana operasional pengurus cabang terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pengurus anak cabang se-cabang Kabupaten Tegal sehingga ada kesesuian dan persamaan persepsi dari masing- masing pimpinan. Dalam rangka untuk mencapai efektifitas pelaksanaan program tersebut sehingga sesuai dengan sasaran, maka pengurus cabang merumuskan rencana strategi untuk dijadikan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan kegiatannya yang disesuaikan dengan program yang telah ditetapkan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam melaksanakan dakwah untuk mendapatkan hasil efektif dan mencapai sasaran dakwah dengan tujuan yang akan dicapai, maka perlu adanya strategi dakwah. Dalam merencanakan strategi dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal, secara terperinci dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Da’i atau Subyek Dakwah Unsur yang paling penting dalam kegiatan dakwah Islam adalah pelaku dakwah atau disebut sebagai dakwah, karena dia sebagai salah satu dari beberapa unsur dakwah yang bertugas sebagai penggerak. Dalam hal ini Muslimat NU menyebarkan da’i yang sudah dibekali untuk menjalankan dakwah. Karena berhasil atau tidak dakwah, tergantung pada subyek dakwahnya.
51 Muslimat NU dalam melaksanakan kegiatan dakwah, da’i atau subyek dakwah dilakukan oleh perorangan maupun bersama-sama secara terorganisasi. 2) Mad’u atau Obyek Dakwah Masyarakat sebagai obyek dakwah adalah salah satu unsur yang penting di dalam sistem dakwah yang tidak kalah peranannya dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lain. Oleh sebab itu Muslimat NU Kabupaten Tegal harus mempelajari masalah yang masyarakat dalam hal ini adalah obyek dakwah Muslimat NU adalah masyarakat Kabupaten Tegal. Maka dari itu sebagai bekal dakwah bagi seorang da’i hendaknya melengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masyarakat ini. Masyarakat
Kabupaten
Tegal
beraneka
ragam
latar
belakangnya, mempunyai kemauan, keinginan, pikiran dan pandangan hidup yang berbeda-beda. Obyek dakwah adalah seluruh masyarakat Kabupaten Tegal tanpa kecuali, baik pria maupun wanita, beragama maupun belum beragama, muda ataupun tua, pemimpin ataupun rakyat biasa. Seluruh manusia tanpa memandang warna kulit, golongan asalusul keturunan atau pekerjaan. 3) Metode dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal Secara garis besar metode dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal diantaranya adalah metode bil–lisan, metode diskusi dan metode bil–hal.
Metode
bil–lisan,
didalamnya
dilaksanakan
dengan
pendekatan mauidhah hasanah, tabligh dan ceramah. Metode
bil–lisan
digunakan
pada
masyarakat
awam.
Kemudian metode bil–hal yaitu metode berdakwah dengan amal kongkrit. Pada sisi lain metode yang digunakan Muslimat NU Kabupaten Tegal adalah ceramah, tanya jawab dan diskusi. Apabila dilihat dari segi cara penyampaian dakwah yang dilaksanakan Muslimat NU Kabupaten Tegal, maka Muslimat NU
52 Kabupaten Tegal berusaha mengintegrasikan metode dakwah dengan cara tradisional an cara modern. Dengan cara tradisional yaitu sistem ceramah umum. Dalam metode ini da’i aktif berbicara sedangkan mad’u hanya mendengarkan saja. Sedangkan cara modern yaitu dengan diskusi dan tanya jawab. Sebab dengan adanya diskusi dan tanya jawab, dakwah akan lancar sehingga mad’u tidak vakum. Dalam perspektif strategi dakwah, maka metode dakwah yang diterapkan Muslimat NU Kabupaten Tegal baik yang tradisional maupun modern memiliki kekuatan (strength), yaitu metode ceramah mudah diterapkan oleh semua da’i, dan dalam metode diskusi atau tanya jawab akan mengakibatkan dalam kegiatan tersebut (pengajian) adanya timbal balik antara da’i dan mad’u. Sedangkan yang menjadi kelemahan (weakness), metode ceramah yang aktif hanya da’inya saja, sedangkan mad’u hanya mendengarkan. Peluang (opportunity), dari metode tersebut mudah dipahami untuk diterapkan. Sedangkan ancaman (threat), apabila metode yang digunakan tidak sesuai dengan materi, maka akan tidak menarik. Dari strategi dakwah tersebut, dalam hal ini metode dakwah yang dilaksanakan oleh Muslimat NU Kabupaten Tegal adalah penetapan metode disesuaikan dengan situasi dan kondisi mad’u. 4) Media dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal Muslimat NU Kabupaten Tegal dalam melaksanakan aktifitas dakwah menggunakan media massa baik elektronik maupun cetak. Media elektronik seperti radio, dan tape. Sedangkan media cetak yaitu dengan adanya buletin. Penggunaan media dakwah tersebut tergolong modern, karena pada konteks sekarang sebagian masyarakat menggunakan media tersebut sehingga sangat tepat ketika pesan-pesan dakwah disampaikan melalui media massa. Media yang digunakan adalah dengan menerbitkan buletin “Buletin Yasmin”.
53 Kemudian
media
dakwah
melalui
lembaga-lembaga
pendidikan formal, seperti sekolah. Dalam media ini telah mendirikan TK RA dan TPQ, langkah ini memiliki kemudahan dalam berdakwah, sebab melalui lembaga formal ini Muslimat NU telah melaksanakan pesantren kilat. Sedangkan media dakwah melalui organisasi-organisasi Islam dan media tatap muka yang dilaksanakan Muslimat NU merupakan langkah yang tepat. Adapun dalam penggunaan media ini, telah melaksanakan, membentuk KBIH, pengajian majelis ta’lim, dan mudzakarah. Jika ditinjau dari media dakwah Muslimat NU memiliki strategi dakwah, yaitu kekuatan (strength), dengan menggunakan media massa memiliki relevansi sosiologis di masyarakat karena mayoritas umat kita beragama Islam, media pendidikan formal memiliki anggota tetap sehingga mudah dilakukan pembinaan, dan organisasi-organisasi
keagamaan
memiliki
komitmen
untuk
mengamalkan ajaran agama. Yang menjadi kelemahan (weakness), media massa sangat selektif dan terbatasnya dana yang ada. Sedangkan yang menjadi peluang (opportunity), Muslimat NU memiliki kualitas diri dalam berdakwah sehingga muda diterima oleh masyarakat. Sedangkan ancamannya (threat), jika penyampaian dakwah akan tahu karena media menjangkau semau lapisan masyarakat. Memperhatikan SWOT tersebut, Muslimat NU Kabupaten Tegal
dalam
penggunaan
media
dakwah
senantiasa
mengoptimalisasikan media yang ada dan menggunakan kesempatan yang sebaik-baiknya dalam menjalankan dakwah. Muslimat NU mencoba mengintegrasikan penggunaan media dakwah yang bersifat modern dan yang sifatnya tradisional. Penggunaan media itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
54 5) Materi dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal Materi dakwah yang diterapkan oleh Muslimat NU Kabupaten Tegal antara lain: Tafsirul Qur’an, fiqh, ahklak, dan tarikh Islam. Dalam tafsirul Qur’an, materi yang disampaikan dalam berdakwah yaitu dengan menggunakan Tafsir Jalalain. Materi fiqh yang disampaikan yaitu tentang shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan akhlak yaitu tentang akhlak terhadap Allah yang mana manusia harus mensyukuri nikmatnya dan berbakti pada-Nya, kemudian akhlak terhadap sesama manusia, sebab manusia diciptakan dengan derajat yang paling tinggi dari makhluk lain. Dan yang terakhir adalah tarikh Islam, dalam materi ini hanya digunakan pada hari-hari besar seperti isra’ mi’raj, 10 Muharram, hari raya dan hari-hari besar lainnya. Dari beberapa materi tersebut, yang paling pokok adalah tafsirul qur’an. Di samping materi-materi pokok tersebut, perlu jug ditambahkan materi peranan ulama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, persatuan dan kesatuan Indonesia. Dalam konsep strategi, materi dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal memiliki kekuatan (strength), yaitu materi tersebut mudah dimengerti dan mudah didapatkan untuk mencapai kesempurnaan ibadah seseorang. Yang menjadi kelemahan (weakness), materi tersebut monoton dan membosankan. Yang menjadi peluang (opportunity), dengan materi yang mudah dimengerti, tidak monoton dan tidak membosankan, maka target da’i dalam penyampaian materi akan mengena langsung kepada mad’u. Sedangkan yang menjadi ancaman (threat), materi ini jika tidak ditampilkan dengan baik maka akan stagnan.10 Sedangkan tujuan dari rencana strategi dakwah Muslimat NU di Kabupaten Tegal adalah:
10
Wawancara dengan Hj. Cholidah Makhsan, Ketua Muslimat NU Kabupaten Tegal pada tanggal 23 September 2003.
55 a. Menciptakan iklim yang kondusif di dalam kepengurusan Muslimat NU Kabupaten Tegal. Yaitu dengan menilai lingkungan internal, dalam hal ini Muslimat NU mengenali kekuasaan dan kelemahan internal, sehingga dapat memantau sumber daya (inputs), strategi sekarang (process) dan kinerja (outputs). b. Memberikan motivasi kepada tenaga da’i sebagai pelaksana dakwah untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. c. Membuat perencanaan struktur organisasi yang jelas pembagian tugasnya dan memungkinkan personil pengurus dapat menjalankan tugasnya secara optimal dan penuh dengan tanggung jawab. d. Membina lembaga dakwah. 11 4. Sistem pengorganisasian dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal. Dalam memilih orang-orang untuk duduk dalam kepengurusan dan mengelompokkan ke dalam kesatuan kerja yang dipertimbangkan adalah kemampuan seseorang untuk menempati tugas yang akan diberikan sehingga tidak salah penempatan. Susunan pengurus cabang Muslimat NU Kabupaten Tegal hasil konferensi pada tahun 2000 yang disusun oleh Tim Formatur untuk masa HIDMAT 2000-2005. Susunan Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Tegal periode 20002005 Ketua Nasihat
: Hj. Waenah A. Sichah
Ketua
: Hj. Cholidah Makhsan
Wakil Ketua I
: Hj. Azimatun Ni’mah, BA
Wakil Ketua II
: Hj. Dra. Umi Azizah
Sekretaris I
: Hj. Khamidah A. Fadil
Sekretaris II
: Umul Hidayah, S. Ag
Bendahara I
: Hj. Rokhilah
Bendahara II
: Khafsah
11
Wawacara dengan Hj. Azimatun Ni’mah, BA. Wakil Ketua Muslimat NU Kabupaten Tegal pada tanggal 25 September 2003.
56 Bidang Dakwah Ketua
: Hj. Masruroh
Anggota
: Hj. Saeruroh Hj. Amaeroh
Bidang Pendidikan Ketua
: Dra. Nurkhasanah
Anggota
: Hj. Khuriyah Hj. Masitoh
Bidang sosial/Kesehatan Ketua
: Hj. Aminah
Anggota
: Fasicha Wasri’ah
Bidang Ekonomi Ketua
: Hj. Nurkhikmah
Anggota
: Hj. Khotimah Hj. Mutmainah Makhfud
Bidang Organisasi Ketua
: Latifah, S. Ag
Anggota
: Siti Zahro Khasilah
Bidang Tenga kerja Ketua
: Nur’aeni, BA
Anggota
: Faricha Maryam12
5. Bentuk kegiatan dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal. Dalam rangka untuk menggerakkan organisasi sebagai wujud riil dari eksistensi organisasi, maka pengurus Cabang berusaha merealisasikan
12
Dokumen PC. Muslimat NU Kabupaten Tegal.
57 kegiatan dakwahnya yang telah direncanakan sebelumnya. Bentuk kegiatan dakwah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengajian majelis ta’lim tingkat Kabupaten. Pengajian ini dilakukan satu bulan sekali dan dihadiri oleh pengurus Kecamatan ( tiap Kecamatan ). Tujuan didirikan pengajian ini yaitu untuk membina dan membimbing umat ke jalan yang diridloi Allah SWT; untuk memudahkan komunikasi timbal balik antar warga Muslimat NU dan Fatayat NU; untuk menciptakan wadah silaturrahmi massal yang dapat menghidupkan ukhuwah islamiyah ; dan mengangkat harkat dan martabat jama’ah majelis ta’lim dalam meningkatkan amal saleh pengentasan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Materi yang digunakan dalam pengajian ini adalah tafsir dan hadits, fiqh, akhlak dan tarikh Islam. b. Pengajian Mudlakaroh Pengajian ini diadakan di Kecamatan, dilakukan setiap satu bulan sekali yang diikuti pengurus Kecamatan, materi pengajian Tafsirul Qur’an. Dalam pengajian ini, kegiatan yang dilakukan yaitu pertama, membina mubalighoh se-Cabang dengan tujuan menyamakan persepsi dalam bertabligh. Kedua, penataran calon mubalighoh peserta dari anak cabang dan ranting. Ketiga, Muslimat NU Kabupaten Tegal mengikuti pengajian di pertemuan rutin GOW Kabupaten Tegal dan PKK Kabupaten. 13 6. Pembiayaan dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal. Pembiayaan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi jalannya proses kegiatan dakwah, baik kegiatan itu berskala kecil maupun besar, rutin maupun berkala karena suskses tidaknya suatu kegiatan dapat dilihat dari tersedianya keuangan yang ada. 13
Wawancara dengan HJ. Masruroh, Ketua dakwah Muslimat Kabupaten Tegal pada tanggal 28 September 2003.
58 Untuk itu setiap pimpinan Cabang hendaknya tidak mengabaikan faktor yang sangat menentukan ini. Karena faktor ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur efektifitas (jalannya proses) dari pelaksanaan kegiatan dakwah tersebut. Pembiayaan dakwah Muslimat NU Kabupaten Tegal disesuaikan dengan kebutuhan dari kegiatan dakwah itu sendiri, tidak ada rincian anggaran yang pasti walaupun semua kegiatan sumber dananya berasal dari pengurus cabang, hal ini karena kebutuhan dari masing-masing kegiatan berbeda tergantung event kegiatan itu sendiri. Sumber pembiayaan dakwah organisasi ini berasal dari: a. Partisipasi dari pengurus cabang Muslimat NU. b. Bulan dana dari Muslimat NU c. Sumbangan halal dan tidak mengikat 14 C. DESKRIPSI/GAMBARAN
TENTANG
ORGANISASI
AISYIYAH
KABUPATEN TEGAL. 1. Sejarah Berdirinya Aisyiyah Kabupaten Tegal Aisyiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di kalangan Wanita dan merupakan gerakan Islam amar ma’ruf nahi mungkar, berakidah Islam dan bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah, yang mempunyai tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi Allah SWT. 15 Di dalam anggaran dasar Aisyiyah, bahwa yang melatarbelakangi berdirinya organisasi Aisyiyah adalah: 1. Nikmat beragama menciptakan masyarakat sejahtera. 2. Cara mencapai masyarakat sejahtera diatur dalam peraturan yang bernama agama Islam. Masyarakat sejahtera menurut ajaran agama Islam bertujuan menciptakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 14
Wawancara dengan Hj. Rohilah, Bendahara Muslimat NU Kabupaten Tegal pada tanggal 29 September 2003. 15 AD/ART aisyiyah, Pimpinan Pusat aisyiyah, Yogyakarta, 1996, hlm. 10.
59 3. Tiap-tiap manusia, khususnya muslim, wajib menciptakan masyarakat sejahtera. 4. Untuk mendapat hasil guna yang sempurna, upaya menciptakan masyarakat sejahtera dilakukan dalam sistem kerja yang disebut organisasi. 5. Gerak Aisyiyah didasarkan pada kesadaran beragama dan kesadaran berorganisasi.16 Aisyiyah Kabupaten Tegal berdiri sejak muktamar ke–35 yang bertepatan pada tahun 1955. tujuannya tidak menyimpang dari organisasi Aisyiyah pusat yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi Allah SWT. 17 2. Visi, Misi dan program dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal Aisyiyah adalah komponen dalam Muhammadiyah yang bergerak dikalangan wanita yang merupakan gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar, berasaskan Islam, bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah. Aisyiyah dalam berjuang dan bekerja melalui aspek wanita untuk mencapai masyarakat Islam yang diridloi Allah SWT. Agar maksud dan tujuan
tersebut
dapat
tercapai
maka
Aisyiyah
dituntut
untuk
mengoperasionalisasikan idealisme gerakannya sebagai gerakan Islam itu ke dalam visi, misi dan secara lebih kongkrit ke dalam program sehingga ada persambungan antara idealisme dan realita. Aisyiyah dengan komitmen gerakan dan kepribadiannya memiliki visi dalam kehidupan. Visi Aisyiyah adalah sebagai berikut “Aisyiyah sebagai gerakan ajaran Islam secara istiqomah dan bersikap aktif melalui dakwah amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang sehingga menjadi rahmatan lil ’alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat yang diridloi Allah SWT dalam kehidupan”.
16
Ibid, hlm. 6. Wawancara dengan Dra. Hj. Sriyatun, Ketua Aisyiyah Kabupaten Tegal pada tanggal 15 September 2003. 17
60 Sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar, Aisyiyah memiliki misi yang mulia dalam kehidupan ini, yaitu sebagai berikut: a. Menegakkan dan menyebarluaskan ajaran Islam yang didasarkan kepada keyakinan tauhid yang murni menurut Al-qur’an dan Sunnah secara benar. b. Mewujudkan kehidupan yang Islami dalam diri pribadi, keluarga dan masyarakat luas. c. Menggalakkan pemahaman terhadap landasan hidup keagamaan dengan menggunakan akal sehat yang dijiwai ruh, berpikir yang Islami dalam menjawab tuntutan dan menyelesaikan persoalan kehidupan bermasyarakat. d. Menciptakan semangat beramal dengan amar ma’ruf nahi mungkar dan dengan menempatkan potensi segenap warga masyarakat baik pria dan wanita dalam mencapai tujuan organisasi.18 Program dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal mempunyai tujuan, prioritas, dan jenis program yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan program Program Aisyiyah bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja Aisyiyah sebagai satu organisasi dan mencakup hal-hal berikut : a. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia. b. Terciptanya sistem organisasi. c. Terciptanya sarana dan prasarana organisasi yang memadai. d. Meningkatnya kualitas kinerja organisasi. e. Berkembangnya kualitas dan kinerja amal usaha. 19 2. Prioritas Program Program Aisyiyah diarahkan pada empat hal sebagai berikut: a. Mengoperasionalkan KBIH Aisyiyah Kabupaten Tegal.
18 19
Shoimah Kastolani, op. cit., hlm. 1. Ibid, hlm. 11.
61 b. Mengembangkan dan mengoperasionalkan Rumah Bersalin Hj. Mafroh di Grogol. c. Menertibkan
dan
mengoperasionalkan
“Koperasi
Sakinah”
Aisyiyah Kabupaten Tegal. d. Merintis berdirinya sekolah Aisyiyah selain TK ABA dan TPQ Aisyiyah Kabupaten Tegal. 3. Jenis Program Program Aisyiyah disusun menurut enam bidang utama yaitu: 1. Bidang Tabligh a. Tabligh dan penyiaran Islam. -
Menyusun peta dakwah dengan memperhatikan konteks tempat dan konteks waktu.
-
Menyusun materi dakwah yang sesuai dengan tuntutan penerima dakwah.
-
Memasyarakatkan
pola
hidup
sejahtera
dan
cara
mencapainya sesuai dengan ajaran Islam. -
Mengintensifkan sarana dakwah melalui kontak langsung dengan penerima dakwah lewat media dakwah yang ada.
-
Menyelenggarakan pelatihan kursus mubalig yang diikuti oleh cabang dan ranting se Kabupaten Tegal.
-
Intensifikasi data mubalig dan peta dakwah dengan berbagai aspeknya untuk kepentingan pengembangan dakwah Aisyiyah.
-
Mengupayakan adanya perpustakaan taman baca sebagai penunjang pengentasan materi dakwah.
-
Mengoperasionalkan
keberadaan
KBIH
(Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji) Aisyiyah kabupaten Tegal b. Pembinaan Keluarga -
Mengintensifkan dan mengembangkan pendidikan keluarga yang
mengarah
pada
mawaddah dan rahmah.
penciptaan
keluarga
sakinah,
62 -
Memasyarakatkan nilai-nilai ajaran martabat wanita.
-
Memasyarakatkan usaha pencegahan narkoba, minuman keras, sex bebas dan bentuk penyakit sosial lainnya lewat media dakwah dan keluarga Islam.
-
Kepedulian terhadap keluarga dluafa, muallaf melalui dakwah.
-
Mengupayakan diklat/orientasi keluarga sakinah disetiap jenjang organisasi Aisyiyah ( ranting, cabang, daerah ).
-
Mengupayakan adanya badan konseling keluarga sakinah.
2. Bidang pembinaan kader a. Kerjasama antar bagian, pembinaan kader BPK, bagian pendidikan PAMM dan AMM di kabupaten Tegal. b. Mengoperasionalkan secara simultan dan terpadu terhadap pengkaderan di lingkungan pendidikan keluarga dan komponen Aisyiyah dalam satu kesatuan. c. Mengupayakan kerja sama penyelenggaraan pendidikan khusus untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia di organisasi Aisyiyah kabupaten Tegal. d. Mengintensifkan pembinaan guru dan murid sekolah Aisyiyah dan komponen penyelenggara amal usaha Aisyiyah sarana pembinaan kader Aisyiyah. e. Menyusun data mengenai anggota dan pemimpin serta pengembangan amal usaha Aisyiyah Kabupaten Tegal. f. Mengembangkan
dan
meningkatkan
peran
aktif
dalam
pembinaan dan peningkatan kualitas generasi muda Aisyiyah. 3. Bidang Dikdasmen a. Mengupayakan adanya pendidikan Aisyiyah seperti TK ABA, TPQ Aisyiyah di kabupaten Tegal. b. Mengembangkan sekolah-sekolah Aisyiyah seperti TK ABA, TPQ Aisyiyah menjadi tempat pendidikan yang berkualitas di Kabupaten Tegal.
63 c. Meningkatkan kualitas kesejahteraan guru dan karyawan di lembaga pendidikan Aisyiyah. 4. Bidang BINKES (Pembinaan kesehatan) a. memasyarakatkan gerakan hidup sehat dan sadar lingkungan. b. Mengintensifkan pendirian amal usaha Aisyiyah dibidang semua jenjang organisasi ranting, cabang dan daerah c. Meningkatkan kualitas pelayanan medis yang Islami pada lembaga-lembaga kesehatan Aisyiyah. d. Mengupayakan
adanya
pos
pelayanan/kesehatan
balai
pengobatan, rumah bersalin di setiap cabang/ranting. e. Mengupayakan peningkatan kualitas tenaga kesehatan bekerja sama dengan persyarikatan dan instansi terkait. f. Melestarikan kegiatan dana sehat Aisyiyah yang didukung oleh seluruh cabang dan ranting. g. Mengembangkan dan mengoperasionalkan rumah bersalin Hj. Mafroh agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di lingkungannya. h. Merintis berdirinya tabloid dan buletin (tabulin) disetiap cabang/ranting. i. Dianjurkan bagi semua siswa perguruan Muhammadiyah, untuk berobat di balai pengobatan/RB Aisyiyah. 5. Bidang ekonomi a. Pengembangan kewirausahaan dan usaha kecil, pengembangan koperasi dan pengembangan badan usaha Aisyiyah yang konkrit dan produktif. b. Menggalang kerja sama dan jaringan bisnis dengan berbagai pihak untuk mengembangkan program-program ekonomi dan kewirausahaan
baik
di
lingkungan
Aisyiyah
maupun
dilingkungan sekitarnya. c. Mengikuti sertakan anggota pada pelatihan-pelatihan pilot proyek pengembangan ekonomi kecil dan menengah baik
64 secara mandiri maupun secara bekerja sama dengan instansi lain dan organisasi lainnya yang terkait. d. Meningkatkan dan mengembangkan koperasi sakinah Aisyiyah Kabupaten Tegal. 6. Bidang PKS (Pembinaan Kesejahteraan Sosial) a. Mengupayakan adanya desa binaan Qoriyah Toyibah, PA Aisyiyah posyandu lansia Aisyiyah. b. Menyelenggarakan panti asuhan dari TK sampai SLTA. c. Menyelenggarakan santunan keluarga non panti. d. Menyelenggarakan santunan anak jalanan. 20 3. Rencana operasional dan rencana strategi dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal. Rencana program dakwah disusun oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah yang menyusun program umum secara keseluruhan dan disusun oleh majelis-majelis yang ada di lingkungan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal yang menyusun program-program khusus yang berkaitan dengan spesialisasi majelis. Dalam menyusun program-program ini mengacu pada musyawarah Daerah yang merupakan manifestasi dari kehendak warga Aisyiyah secara keseluruhan. Operasionalisasi dari rencana-rencana program tersebut adalah majelis-majelis yang ada di lingkungan pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal yang disesuaikan dengan kondisi majelis dan Pimpinan Cabang. Sehingga ada kesesuaian serta keseimbangan antara keduanya dan terhindar dari benturan pelaksanaan kegiatan. Hal ini dimaksudkan dalam rangka mengoptimalisasikan rencana program dalam pelaksanaannya. Jadi tidak ada rencana yang pasti, tapi harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pimpinan Cabang di lingkungan Aisyiyah Kabupaten Tegal.21
20
Keputusan Musyawarah Daerah 1, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal, 2001, hlm. 36-39. 21 Wawancara dengan Dra.Sriyatun, Ketua aisyiyah kabupaten Tegal pada tanggal 17 September 2003.
65 Dalam melaksanakan dakwah untuk mendapatkan hasil maksimal dan mengarah pada sasaran yang tepat sesuai dengan tujuan akhir dakwah, maka harus ditunjang dengan adanya strategi yang efektif dan efisien. Dalam
perspektif
strategi
dakwah
nampaknya
Aisyiyah
Kabupaten Tegal dalam menjalankan dakwahnya menggunakan konsep analisis SWOT. Secara garis besar strategi dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal dapat dikategorikan ke dalam tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam hal perencanaan dimulai dari konsolidasi
pengurus
dengan
mengkoordinir,
mengendalikan
dan
menyebarkan dan menyebarluaskan tenaga mubalighat. Selain itu juga mempersiapkan materi dakwah dan metode. Pada tahap pelaksanaan, yaitu berdakwah dengan memperhatikan kondisi mad’u. Metode dan media tersebut disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Sedangkan pada tahap ketiga adalah evaluasi, yaitu dengan menilai seobyektif mungkin, apakah dakwah yang dilakukan mencapai target sasaran dan tujuan atau tidak. Strategi dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal, secara terperinci dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Da’i atau Subyek Dakwah Begitu pula Aisyiyah, dalam melakukan kegiatan dakwah Islam pelaku dakwah atau disebut sebagai da’i, merupakan komponen yang penting dan merupakan salah satu dari beberapa unsur dakwah yang bertugas sebagai penggerak. Aisyiyah dalam menyebarkan da’i atau subyek dakwah juga membekali para da’i agar dalam menjalankan dakwah dapat sampai kepada mad’u. Dalam melaksanakan kegiatan dakwah, Aisyiyah juga mengirimkan da’i atau subyek dakwah perorangan maupun bersamasama secara terorganisasi. 2) Mad’u atau Obyek Dakwah Sebagai salah satu unsur yang penting maka Aisyiyah menjadikan masyarakat Kabupaten Tegal sebagai obyek dakwah Oleh sebab itu Aisyiyah Kabupaten Tegal juga mempelajari masalah yang
66 ada dalam masyarakat Kabupaten Tegal. Dan para da’i diberikan bekal dakwah dengan beberapa pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masyarakat ini. 3) Metode dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal Metode dakwah merupakan komponen dasar dalam dakwah. Dimana metode merupakan cara atau cara bekerja.22 Dalam hal ini adalah cara berdakwah. Secara garis besar metode dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal diantaranya adalah metode bil–hal dan metode bil–lisan. Metode bil– hal yaitu metode berdakwah dengan amal kongkrit. Sedangkan metode bil–lisan, didalamnya dilaksanakan dengan pendekatan mauidhah hasanah, tabligh dan ceramah. Dilihat dari segi penyampaian dakwah yang dilaksanakan Aisyiyah Kabupaten Tegal, maka Aisyiyah Kabupaten Tegal berusaha mengintegrasikan metode dakwah dengan cara tradisional dan modern. Cara tradisional, adalah sistem ceramah umum. Dalam metode ini da’i aktif berbicara dan mendominasi situasi, sedangkan mad’u hanya mendengarkan apa yang disampaikan, komunikasi hanya berlangsung satu arah yaitu dari da’i kepada mad’u. Cara modern, adalah diskusi, didalamnya terjadi komunikasi dua arah dan yang penting terjadi proses tanya jawab antara da’i dan mad’u. Dari perspektif strategi dakwah, yang diterapkan Aisyiyah Kabupaten Tegal baik yang tradisional maupun modern memiliki kekuatan (strength), metode tersebut mudah diterapkan semua da’i, metode ceramah dapat menyebarkan informasi secara serentak, dalam metode diskusi terjadi tanya jawab antara mad’u dan da’i, metode bil– lisan dan bil–hal dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Sedangkan yang menjadi kelemahan (weakness), metode ceramah, dalam hal ini yang aktif dan mendominasi hanya da’i 22
Syamsuri Shiddiq, Dakwah dan Tekhnik Berkhotbah, Penerbit Al-Ma’arif, Bandung, 1981, hlm. 13.
67 sedangkan mad’u bersikap pasif sehingga komunikasi hanya satu arah. Metode lain yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab. Peluang (opportunity), dari metode diskusi dan tanya jawab, mudah dan praktis untuk diterapkan. Sedangkan ancamannya (threat), jika metode tidak sesuai dengan materi maka akan tidak menarik dan monoton. Dalam penerapan metode dakwah, strategi yang dilaksanakan oleh Aisyiyah Kabupaten Tegal adalah penerapan metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi mad’u.23 4) Media dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal Dalam melaksanakan aktifitas dakwah, Aisyiyah Kabupaten Tegal menggunakan media massa baik elektronik maupun media cetak. Media elektronik seperti radio dan tape. Selain itu melalui lembagalembaga pendidikan formal. Dalam hal ini Aisyiyah Kabupaten Tegal menggunakan pendidikan sekolah dan kantor pemerintahan. Media dakwah yang diterapkan oleh Aisyiyah Kabupaten Tegal tersebut relevan dengan bentuk-bentuk penyampaian dakwah yang ditawarkan oleh Hamzah Ya’kub yakni media lisan, tulisan, lukisan, audio visual dan akhlak.24 Pada dasarnya Aisyiyah Kabupaten Tegal telah menyadari pentingnya media dalam melaksanakan dakwah di era informasi sekarang
ini.
Karena
informasi
merupakan
tulang
punggung
kehidupan, artinya informasi sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat setiap hari baik kebutuhan ekonomi, politik maupun pesanpesan agama. Oleh karena itu penggunaan media dalam dakwah sangat relevan dalam mengajak manusia untuk mengikuti (menjalankan) kebaikan untuk mencapai tujuan yang baik. Penggunaan media dakwah oleh Aisyiyah Kabupaten Tegal dengan alat seperti di atas tergolong modern, karena pada konteks 23
Wawancara dengan Dra. Sriyatun, Ketua Aisyiyah Kabupaten Tegal pada tanggal 17 September 2003. 24 Hamzah Ya’kub, op. cit., hlm. 47–48.
68 sekarang, sebagian masyarakat menggunakan media tersebut. Sehingga sangat tepat ketika pesan-pesan dakwah disampaikan melalui media massa. Dalam hal ini Aisyiyah Kabupaten Tegal menggunakan media massa dengan menerbitkan majalah yaitu majalah “Suara Aisyiyah”. Kemudian
media
dakwah
melalui
lembaga-lembaga
pendidikan formal, seperti sekolah, pemerintah daerah yang dilakukan oleh Aisyiyah Kabupaten Tegal tidak hanya sebatas mengajar agama, melainkan juga mendidik. Sebab mengajar hanyalah memberikan pengetahuan agama, sehingga orang yang pandai ilmu agama tapi tidak taat menjalankan agama, dengan mendidik agama di lembaga formal merupakan
media
dakwah.
Karena
hal
ini
bertujuan
untuk
melaksanakan perintah agama, langkah ini memiliki kelebihan atau kemudahan dalam berdakwah, sebab melalui lembaga formal waktu pertemuan selalu rutin dan kontinyu. Terhadap media melalui lembaga-lembaga formal ini telah melaksanakan pertemuan PDA dan PCA di TK ABA se-Kabupaten Tegal setiap lima bulan sekali. Sedangkan media dakwah melalui organisasi-organisasi Islam dan media tatap muka yang dilaksanakan oleh Aisyiyah Kabupaten Tegal merupakan langkah yang tepat. Ini disebabkan masyarakat Kabupaten Tegal banyak organisasi-organisasi berbasis Islam. Dengan demikian organisasi-organisasi Islam dapat dijadikan sebagai sasaran dakwah. Sedangkan media tatap muka ini sifatnya tradisional, karena cara-cara tersebut sudah dilakukan sejak zaman dahulu, namun demikian media tersebut masih dipandang cukup efektif. Dalam hal penggunaan media dakwah melalui organisasiorganisasi Islam dan tatap muka ini, Aisyiyah Kabupaten Tegal telah melaksanakan, dengan membentuk KBIH, pengajian rutin di tiap PCA se-Kabupaten Tegal, pengajian Ramadhan dan pengajian akbar. Ditinjau dari strategi dakwah, maka media dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal memiliki kekuatan (strength) yaitu dengan menggunakan media massa baik elektronik maupun cetak. Hal ini akan
69 memudahkan para mubalighat dalam pelaksanaan dakwah agar dapat sesuai dengan situasi dan kondisi yang diperlukan. Yang menjadi kelemahan (weakness), media massa sangat selektif dan kurangnya kualitas anggota sehingga sangat terbatas, dana yang masih kurang. Sedangkan yang menjadi peluang (opportunity), Aisyiyah Kabupaten Tegal memiliki kualitas diri dalam berdakwah sehingga mudah diterima oleh mad’u. Sedangkan ancaman (threat), jika penyampaian dakwah salah maka semua peserta pengajian akan tahu karena media yang dipakainya tidak sesuai dengan yang diharapkan mad’u. 5) Materi dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal Materi dakwah yang Aisyiyah Kabupaten Tegal, dalam hal ini materi yang digunakan adalah aqidah, akhlak dan syari’ah. Materi aqidah merupakan nilai-nilai dasar agama yang fundamental, karena materi ini menyangkut seseorang. Aqidah inilah yang merupakan inti dari ajaran Islam, kemudian akhlak dan syari’ah sebagai penopang dari aqidah. Syari’ah merupakan peraturan-peraturan atau sistem yang ditentukan oleh Allah SWT. untuk umat Islam, baik terperinci maupun pokok-pokok yang meliputi beberapa bagian yaitu masalah aqidah, muamalat maupun hukum-hukum yang lainnya. Sedangkan akhlak mencakup beberapa aspek, dimulai dari akhlak terhadap Allah SWT. yang mana manusia harus mensyukuri nikmatnya, menjalankan perintah, menjauhi larangan dan berbakti pada-Nya, kemudian akhlak terhadap sesama manusia, sebab manusia diciptakan dengan derajat yang paling tinggi dari makhluk yang lain. Penerapan strategi dakwah, dalam bidang materi dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal memiliki kekuatan (strength), yaitu materi tersebut
mudah
didapatkan
dan
dipelajari
untuk
mencapai
kesempurnaan ibadah seseorang. Yang menjadi kelemahan (weakness), materi tersebut monoton dan terkesan membosankan. Yang menjadi peluang (opportunity), dengan materi yang mudah didapatkan dan dimengerti, maka masyarakat akan lebih mudah mempelajari dan
70 kemudian mengamalkan. Sedangkan ancamannya (threat), adalah materi ini jika tidak ditampilkan secara variatif maka akan stagnan. Rencana strategi dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal telah disusun ketika MUSYKERDA, bersamaan dengan penyusunan program kerjanya. Adapun tujuannya adalah: 1. Mendirikan Perpustakaan sebagai fasilitas pendukung warga Aisyiyah. 2. Sosialisasi dan distribusi buku tentang dakwah untuk membantu para mubalighot dalam pelaksanaan dakwah agar dapat sesuai dengan situasi dan kondisi yang diperlukan. 3. Membuka konsultasi keagamaan melalui radio atau media lainnya agar keberadaan Aisyiyah lebih dikenal masyarakat serta membantu pemecahan berbagai masalah kehidupan. 4. Membuka konsultasi remaja agar Aisyiyah bisa menjadi sahabat remaja, memberikan bimbingan para remaja agar tidak berperilaku yang menyimpang dari aqidah islamiyah. 25 4. Sistem pengorganisasian dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal. Dalam hal ini panitia menerima daftar nama-nama calon anggota Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal periode 2000–2005 terkumpul sebanyak 60 orang nama calon PDA, yang kemudian berdasarkan perolehan suara yang ada telah diseleksi sebanyak 25 orang yang masuk sebagai nominasi calon anggota pimpinan. Musyawarah
Daerah
menetapkan
cara
pemilihan
dengan
formatur, sesuai dengan tata tertib pemilihan, musyawarah Daerah menetapkan 5 orang sebagai formatur, sidang formatur menetapkan 13 nama calon Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal periode 2000– 2005 sebagai berikut: 1. Dra. Hj. Sriyatun 2. Hj. Khasanah Ali 3. Hj. Muniroh A. Faqih, Amd 25
hlm. 14.
Musyawarah Kerja Daerah I, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal, 2003,
71 4. Hj. Aminah Hafidz 5. Halimah 6. Dra. Hj. Purwaningsih Apt 7. Hj. Masrifah 8. Tuti Alawiyah, SE 9. Hj. Masruroh Said 10. Khasanah Syafi’i. 11. Munifah. 12. Hj. Windiyani. 13. Hj. Masruroh Thoyib. Dari ketiga belas calon tersebut, sidang menetapkan pada Dra. Hj. Sriyatun sebagai ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal periode 2000–2005. Susunan Pimpinan daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal periode 2000–2005 Ketua
: Dra. Hj. Sriyatun
Wakil Ketua I
: Hj. Khasanah Ali
Wakil Ketua II
: Hj. Muniroh Faqih, A.Md
Sekretaris I
: Hj. Aminah Hafidz
Sekretaris II
: Halimah
Bendahara I
: Dra. Hj. Purwaningsih Kamal
Bendahara II
: Hj. Masrifah
Bagian Tabligh Ketua
: Hj. Masruroh Said
Anggota
: Hj. Mamunah Badrun Nakhiyah
Bagian DIKDSMEN Ketua
: Tuti Alawiyah, SE
Anggota
: Nur Rokhmah Sofuroh
72 Bagian BINKES Ketua
: Hj. Windiyani
Anggota
: Khafsah Hj. Fatimah
Bagian Ekonomi Ketua
: Hj. Masruroh Thoyib
Anggota
: HJ. Nur Sobah Hj. Maemunah Sulam
Bagian Pembina Kader Ketua
: Munifah
Anggota
: Sri Hartini Endang Suroso
Bagian PKS Ketua
: Khasanah Syafi’i
Anggota
: Masturoh Hj. Khunaenah 26
5. Bentuk kegiatan dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal Dalam rangka untuk menggerakkan roda organisasi sebagai wujud riil dari sebuah persyarikatan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, maka Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal berusaha untuk merealisasikan program-programnya yang telah direncanakan sebelumnya. Secara umum bentuk kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Aisyiyah Kabupaten Tegal yaitu: 1. Mengadakan pengajian rutin di tiap PCA se kabupaten Tegal satu bulan sekali setiap hari Sabtu, Minggu terakhir.
26
2001.
Keputusan Musyawarah Daerah I, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tegal,
73 2. Mengadakan pengajian Romadlon a. Minggu 1 tingkat Kabupaten dihadiri oleh seluruh PCA (Mubaligh dari
Daerah/Kabupaten,
bertempat
di
Gedung
Dakwah
Muhammadiyah Kabupaten Tegal. b. Minggu II s/d IV di adakan di semua PCA di Kabupaten Tegal (Mubalig dari Cabang). 3. Membantu
PDA
dalam
mensosialisasikan
pendirian
Akademi
kebidanan (AKBID) Aisyiyah. 4. Membentuk KBIH Aisyiyah serta mengadakan bimbingan manasik haji. 5. Melaksanakan sosialisasi penjabaran program PDA dalam pertemuan koordinator PDA/PCA setiap dua bulan sekali. 6. Memberikan pembinaan keluarga sakinah serta masyarakat sejahtera melalui penataran calon pengantin dan pengantin baru. 7. Kerja sama dengan tim penggerak PKK Kabupaten Tegal dalam pelaksanaan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. 8. Mendistribusikan buku tuntunan shalat serta buku saku do’a dalam amalan
sehari-hari
ke
PCA
se–Kabupaten
Tegal
untuk
memusyawarahkan doa dan syiar Islam. 9. Mengadakan pengajian akbar di gedung Korpri dalam rangka forum silaturrahmi serta reuni KBIH Aisyiyah untuk menjaga kemabruran dari seluruh anggota KBIH Aisyiyah.27 6. Pembiayaan dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal Pembiayaan merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kelangsungan proses kegiatan dakwah baik dalam skala kecil maupun besar, rutin maupun berkala. Pembiayaan kegiatan dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal disesuaikan dengan kebutuhan dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Sumber pembiayaan dakwah Aisyiyah Kabupaten Tegal berasal dari: 27
Musyawarah Kerja Daerah I.
74 a. Iuran rutin dari anggota b. Infak Ramadhan dari aghniya c. Zakat, infak, sodaqoh dari anggota dan aghniya. d. Kontribusi dari RB (BKJA) Aisyiyah tiap bulan. e. Menghimpun dana dari jamaah haji yang tergabung dalam KBIH Aisyiyah. f. Kontribusi dari pembimbing haji Aisyiyah. g. Kontribusi dari penyuluh agama yang ditunjuk Aisyiyah.28
28
Keputusan Musyawarah Daerah I, op. cit, hlm. 36.