BAB III KOMPONEN DAN PROSES PEMASANGAN INSTALASI PJU
3.1 Deskripsi Kondisi Lapangan Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan mengurangi permasalahan yang timbul setelah pekerjaan diperlukan sebuah survey tentang kondisi lokasi rencana tempat pemasangan PJU. Hal ini dilakukan agar dapat disusun sebuah perencanaan yang tepat mengenai proses pemasangan PJU dan material yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Lokasi pemasangan PJU adalah di Rusun Cingised Kel. Cisaranten Kulon Kec. Arcamanik Kota Bandung. Pemasangan PJU ditempatkan di jalan utama sekitar rusun, sepanjang ± 620 m2. Tiang PJU diletakkan di jalan sekeliling bangunan utama rusun yang berfungsi untuk menerangi jalan bagi penghuni rusun. 3.2 Deskripsi Material dan Alat Kerja Berdasarkan hasil analisis kondisi di lapangan dan disesuaikan dengan landasan teori yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditentukan material yang tepat untuk pemasangan PJU ini.
39
GAMBAR 3.1 DENAH LOKASI PEMASANGAN PJU RUSUN CINGISED Keterangan: = PJU Baru = Bangunan Rusun Cingised
40
3.2.1 Tiang Tiang
yang digunakan dalam PJU ini adalah tiang beton daN yang
terbuat dari galvanized steel. Tiang yang digunakan yaitu tiang dengan ketinggian 9m agar lampu berada pada posisi yang cukup tinggi, sehingga penerangan ke jalan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tiang PJU di rusun Cingised merupakan tiang yang sama dengan tiang SUTR. Ornamen adalah bagian dari tiang yang dipasang dipuncak tiang dengan bentuk melengkung yang berfungsi untuk menyimpan lampu beserta armatur (housing lamp) agar posisi lampu bisa lebih menjorok ke tengah jalan. Pada pekerjaan ini stang ornament PJU menggunakan pipa besi kelas medium finishing hot dip galvanis ukuran 2” (dua inchi) dan single ornament. Dengan luas wilayah bangunan Rusun yaitu ± 950 m2 dan luas jalan rusun yaitu ± 680 m2, sepanjang jalan pemukiman digunakan kurang lebih 12 buah tiang dengan posisi tiang tersebar di sekitar bangunan Rusun. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi bangunan Rusun yang sudah ada.
41
GAMBAR 3.2 SPESIFIKASI TIANG BETON PJU
42
3.2.2. Lampu Pada sub-bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa jumlah tiang yang digunakan sebanyak 12 buah, setiap satu tiang menggunakan 1 buah lampu, maka jumlah lampu keseluruhan yang digunakan adalah 12 lampu. Kebutuhan penerangan pada setiap jalan umum tidaklah sama, tergantung dari kondisi dan fungsi dari jalan tersebut yang diperlihatkan dalam Tabel 3.1 di bawah ini.
TABEL 3.1 STANDAR PENERANGAN JALAN BERDASARKAN CIE 114 SPESIFIKASI JALAN Berkecepatan tinggi, 1 arah dan mempunyai pemisah jalan; Jalan bebas hambatan Jalan Utama
KONDISI JALAN Kepadatan dan kompleksitas jalan; Tinggi Sedang Rendah
Berkecepatan tinggi, 2 Tanpa pemisah jalan; Jalan Utama
Pengkontrolan, pencampuran Lalu Lintas ; Kurang Baik Baik Pengkontrolan, pencampuran Lalu Lintas; Kurang Baik Baik
Jalur-jalur penting distribusi; Jalan Penghubung
Pemisahan
KLASIFIKASI M1 M2 M3 dan
M1 M2 Pemisahan
dan
M2 M3
Jalan – Jalan Lingkungan / Lokal
Pengkontrolan, Pemisahan dan pencampuran Lalu Lintas; Kurang Baik M4 Baik M5 Sumber : Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di asia – www.energyefficiencyasia.org
TABEL 3.2 KLASIFIKASI INTENSITAS PENERANGAN JALAN SEMUA JALAN JALAN DENGAN JALAN DENGAN KERATAAN PERSIMPANGAN PEDESTRIAN E (Emin/Emax) M1 50 0,4 0,7 0,5 M2 30 0,4 0,7 0,5 M3 20 0,4 0,5 0,5 M4 15 0,4 M5 10 0,4 Sumber : Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di asia – www.energyefficiencyasia.org KLASIFIKASI
43
Berdasarkan Tabel di atas maka jalan di Rusun Cingised termasuk pada kategori jalan-jalan lingkungan/lokal dengan klasifikasi M5 yaitu jalan-jalan lingkungan/lokal dengan kondisi lalu lintas baik. Untuk jalan dengan klasifikasi M5 membutuhkan Erata-rata ≥ 10 lux. Jenis lampu yang digunakan untuk PJU Rusun Cingised ini adalah lampu SON 150 watt.
3.2.3 Penghantar Listrik Pada proses pemasangan instalasi PJU rusun Cingised ini, penggunaan kabel terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu : 1. Kabel yang dipasang dari SUTR yang sudah ada menuju Panel PJU sepanjang 37m, beban yang terpasang pada kabel ini adalah 30A yang didapat dari kebutuhan arus (12A) dikalikan faktor beban lebih sebesar 2,5. 2. Kabel yang dipasang dari PHB PJU ke titik-titik sambung lampu PJU sepanjang 620m dengan beban sebesar 12A, dengan pembagian 3 jurusan, yaitu: a. Jurusan 1 : Kabel sepanjang 100m dengan beban 3A. b. Jurusan 2 : Kabel sepanjang 345m dengan beban 5A. c. Jurusan 1 : Kabel sepanjang 175m dengan beban 4A. 3. Kabel yang dipasang dari titik sambung lampu PJU menuju lampu yang dipasang di tiang sepanjang 4,2m dengan beban sebesar 1A. Penggunaan kabel yang baik untuk PJU ini adalah menggunakan kabel yang berpenghantar alumunium karena pertimbangan berat, namun pada
44
beberapa instalasi juga menggunakan kabel yang berpenghantar tembaga seperti untuk kabel dari titik tiang ke lampu. Untuk mengetahui ukuran luas penampang kabel berpenghantar yang dibutuhkan, digunakan persamaan dibawah ini:
=
√××ℓ× ×
untuk tegangan tiga fasa
= 2××ℓ×Ι×cos
untuk tegangan satu fasa
dimana :
= Luas penampang yang dicari
= Tahanan jenis logam penghantar
ℓ
= Panjang penghantar/kabel
Ι
= Jumlah arus yang dibutuhkan
cos
= Faktor daya
!"#$ = 0 – 5%
Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung luas penampang kabel sebagai berikut: Dik:
= 0,0282 Ω mm2 (alumunium) dan 0,0173 Ω mm2
ℓ
= 37m, 620m, 4,2m.
Ι
= 30A, 12A, 1A.
cos
= ditentukan 0,9 atau 0,6
!"#$ = 0 – 5% 45
1. Luas penampang untuk kabel dari JTR ke PHB : =
,,-×.,.,-×.×-×.,/ 0,1%×3.
=
0/,3// /,1
= 3,14 dibulatkan menjadi 4 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 4 × 1,1 = 4,4 sqmm 2. Luas penampang untuk kabel dari PHB PJU ke titik-titik sambung PJU : a. Jurusan 1: =
,,-×.,.030×,..××.,/ 0,1%×3.
=
,,,-0 /,1
= 1,38 dibulatkan menjadi 2 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 2 × 1,1 = 2,2 sqmm b. Jurusan 2: =
,,-×.,.030×51×1×.,/ 0,1%×3.
=
-1,-5. /,1
46
= 7,97 dibulatkan menjadi 8 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 8 × 1,1 = 8,8 sqmm c. Jurusan 3: =
,,-×.,.030×,-1×5×.,/ 0,1%×3.
=
.,-1 /,1
= 3,23 dibulatkan menjadi 4 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 4 × 1,1 = 4,4 sqmm 3. Luas penampang untuk kabel dari titik sambung tiang menuju lampu : =
0×.,.,-×5,0×,×.,/ 0,1%×00.
=
.,,, /,1
= 0,01 dibulatkan menjadi 1 sqmm. dikalikan dengan faktor koreksi atau KHA yaitu 1,1 maka: 1 × 1,1 = 1,1 sqmm
Setelah diketahui luas penampang yang dibutuhkan, kemudian kita menentukan jenis dan ukuran kabel yang akan digunakan. Jaringan instalasi PJU
47
Rusun Cingised adalah jaringan SUTR sehingga kabel yang digunakan adalah kabel berpenghantar alumunium karena pertimbangan dari berat, tidak diperlukan isolasi kabel, dan biaya konstruksi jaringan akan lebih murah. Untuk itu dipilih kabel jenis TIC untuk saluran udara, kabel NYY dan kabel NYM. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis dan jumlah kabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kabel NYFGBY 2 x 16 sqmm sebanyak 37m. 2. Kabel TIC 2 x 10 sqmm sebanyak 620m. 3. Kabel NYY 2 x 2,5 sqmm sebanyak 50m. 3.2.4 Perangkat Hubung Bagi (PHB) Perangkat Hubung Bagi (PHB) adalah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengukur, pengendali, penghubung, pelindung dan pembagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik. Perlengkapan PHB dalam sistem pemasangan instalasi listrik sangat penting fungsinya yaitu mengamankan instalasi dari bahaya akibat kortsluiting (hubung-pendek listrik) dan juga berfungsi memutuskan rangkaian seluruh listrik yang menuju ke beban. 3.2.4.1 Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Untuk mengukur besarnya energi listrik digunakan kWH meter 3 fasa karena instalasi PJU menggunakan instalasi listrik 3 fasa. Untuk kWH meter disediakan oleh PLN dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan PLN.
48
GAMBAR 3.3 KWH METER 3 FASA
Alat pembatas yang digunakan adalah MCB (Mini Circuit Breaker) 3 fasa. MCB yang digunakan juga disediakan oleh PLN. Agar MCB yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan,
maka perlu
dihitung
ukuran
MCB
menggunakan rumus dibawah ini: = √3 × × Ι × cos Ι=
$
√××
dimana: Ι
= Besar arus yang dibutuhkan
= Besar daya yang digunakan
= Tegangan fasa-fasa
cos
= Faktor daya Dengan rumus diatas dapat dihitung MCB yang digunakan yaitu:
Dik:
49
dengan
= 150 x 12 = 1800
= 380 V
cos
= 0,9
maka, Ι=
,3.. ,,-×3.×.,/ ,3..
Ι = 1/,,77 Ι = 3,0422878 Dapat diketahui bahwa MCB yang digunakan adalah sebesar 10A (3,0422878 x 3 = 9,1268634).
GAMBAR 3.4 MCB 3 FASA 3.2.4.2 Pengaman Alat yang digunakan sebagai pengaman pada instalasi PJU ini adalah menggunakan fuse dengan jenis NH Fuse. Sedangkan besar pengaman yang digunakan dapat dihitung dengan rumus: 89 = 8: × ;
89
= Nilai tahanan pengaman
8:
= Arus yang digunakan
;
= Faktor beban lebih
50
Berdasarkan rumus diatas diketahui bahwa jumlah pengaman yang digunakan adalah sebesar 16A. Perhitungan dengan rumus diatas dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemasangan namun tidak mutlak tergantung dari faktor daya.
GAMBAR 3.5 NH FUSE 3.2.4.3 Kotak Panel (Panel Box) Peralatan listrik PHB harus ditempatkan atau dilindungi dengan baik menggunakan Panel Box. Kotak panel terbuat dari bahan pelat besi/baja dengan ukuran 40cm x 20cm x 60cm (P x L x T) dengan ketebalan plat besi ± 1,8 mm. 3.2.5 Pengetanahan Di lokasi pemasangan PJU, kondisi tanah adalah tanah merah atau dapat disebut juga dengan keadaan tanah tidak homogen. Kondisi tanah seperti ini memiliki rata-rata tahanan jenis 65Ω-m. Sebuah elektroda batang sepanjang 5m pada kondisi tanah dengan tahanan jenis sebesar 100Ω-m menghasilkan tahanan pengetanahan sebesar 20 Ω (Tabel 2.3). Jika jenis elektroda yang sama ditanam pada tanah yang
51
memiliki
tahanan
jenis
sebesar
65 Ω -m
akan
menghasilkan
tahanan
pengetanahan sebesar = <65?100@ × 20 = 13Ω. Tahanan pengetanahan yang menggunakan elektroda batang nilainya tidak boleh lebih dari hasil dari perhitungan rumus dibawah ini:
= A Ω dan B
8C = ; × 8D dimana:
= tahanan pengetanahan
= tegangan fasa-fasa
8C
= nilai arus pengaman
8D
= nilai arus yang digunakan
;
= faktor beban lebih
maka: 8C = 12 × 2,5 = 30 dan =
3. .
= 12,67Ω
Berdasarkan rumus diatas dapat disimpulkan bahwa elektroda batang masih memberikan nilai tahanan pengetanahan yang cukup besar, namun elektroda ini masih bisa digunakan karena pengetanahan sudah dibantu dari titiktitik yang lain, seperti dari titik SUTR. Jenis elektroda batang yang digunakan di PJU ini adalah earthing rod.
52
GAMBAR 3.6 EARTHING ROD
3.2.6 Material Pelengkap Beberapa material pelengkap selain PJU yang digunakan dalam proses pemasangan instalasi PJU adalah sebagai berikut: 1. Timer, berfungsi sebagai pewaktuan (timing) yang telah di atur waktunya sebelumnya. Alat ini digunakan untuk menyalakan lampu PJU secara otomatis atau tidak perlu pengaturan kembali. Pemasangan timer untuk penerangan dasar adalah 100% menyala pada jam 06.00 dan jam 24.00, dan 50% menyala antara jam 24.00 sampai dengan jam 06.00. 2. Lampu dan Armatur. Lampu yang digunakan biasanya adalah jenis lampu Mercury atau lampu Sodium. Lampu dan armatur ditempatkan pada ujung stang ornament dan harus dipasang dengan baik dan kokoh.
53
GAMBAR 3.7 LAMPU DAN ARMATUR PJU
3. Asesories kabel : •
Sepatu kabel (cable shoe), dipasang di ujung kabel untuk mempermudah penyambungan pada titik sambung di panel.
GAMBAR 3.8 JENIS-JENIS SEPATU KABEL •
Selongsong/tabung kabel (cable tube) biasa disebut juga dengan nama Compression Non Tension Joint berfungsi sebagai penyambung kabel, biasanya dipasang pada sambungan kabel lurus. Jenis bimetal (dua logam) Al/Cu, digunakan untuk menyambung kabel tembaga dan alumunium.
•
Isolasi berfungsi sebagai pelindung dari sambungan kabel.
54
GAMBAR 3.9 ISOLASI •
Baur, mut, dan sekrup digunakan sebagai pengencang sambungan.
3.2.7 Alat Kerja Berikut adalah alat kerja yang biasa digunakan pada saat proses pemasangan instalasi PJU, yaitu: 1. Kaki tiga (tripod) digunakan untuk menyangga tiang pada saat pemasangan tiang. Alat ini terbuat dari tiga buah pipa besi dengan ukuran dan panjang yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Salah satu ujung dari pipa-pipa tersebut terhubung dengan cara diengselkan agar tripod bisa bergerak dengan cara dimajukan kakinya satu persatu. 2. Katrol (chain block) digunakan untuk mengangkat benda-benda berat, dalam hal ini tiang PJU yang diletakkan di puncak tripod.
GAMBAR 3.10 KATROL (CHAIN BLOCK)
55
3. Alat kerja lainnya yang biasa digunakan seperti obeng, cutter, tang, kuncikunci, tespen, dll.
GAMBAR 3.11 ALAT KERJA YANG BIASA DIGUNAKAN
3.3 Proses Pemasangan Instalasi 3.3.1 Pemasangan Tiang dan Pondasi Langkah awal dari pemasangan tiang PJU adalah pemasangan tiang beton. Penggalian lubang sedalam 1/6 dari panjang tiang 9m atau sedalam 1,6m untuk tiang beton. Setelah penggalian lubang kemudian tiang diberdirikan. Pemasangan tiang dilakukan dengan menggunakan tripod (kaki tiga) atau bipod (kaki dua) yang diatasnya sudah dipasang katrol/chainblock. Setelah tiang berdiri dengan lurus, lubang tiang diperbesar dan dipondasi. Ukuran pondasi adalah tinggi tiang tertanam atau 1,6m ditambah 20 cm dari permukaan tanah. Pondasi terbuat dari semen cor dengan perbandingan campuran pasir : split : semen = 4 : 2 : 1. 3.3.2 Penggelaran Kabel dan Penarikan Kabel TIC Asesoris TIC yang digunakan antara lain wedge clamp/suspension, link 25 x 25 dan stoping buckle. Pemasangan wedge clamp memakai link 25 x 25
56
dengan pengikat stainless steel dan ukuran yang telah disesuaikan. Sisa stainless steel yang ada memakai stoping buckle agar rapih. Setelah pemasangan asesoris TIC kemudian dilakukan penarikan kabel TIC yang digunakan adalah kabel dari PHB PJU ke titik-titik sambung tiang PJU sepanjang ± 200m menggunakan kabel TIC 3x10 sqmm dan juga kabel TIC dari titik SUTR yang sudah ada ke titik-titik sambung tiang PJU sepanjang ±760m menggunakan kabel TIC 2x10sqmm. Kabel TIC yang tergulung di haspel disimpan di atas dongkrak, kemudian penggelaran kabel dimulai dari ujung tiang PJU ke tiang PJU lainnya sampai dengan posisi PHB. Hal ini dilakukan agar kabel yang digelar tidak terlalu panjang. Untuk mempermudah dalam menggelar kabel, ditempatkan beberapa buah rol di tanah agar kabel lebih ringan untuk ditarik. Kabel ditarik di atas tiang oleh 1 orang pekerja di atas tiang dan 2 orang pekerja di bawah. Kabel ditarik ke tirfit dan dimasukkan ke dalam roll kabel di atas tiang, begitu seterusnya sampai dengan ujung tiang PJU. Pada ujung tiang terakhir dipasang fixed dead end. Setelah kabel ditarik kemudian kabel TIC tersebut dirapikan kembali dari posisi haspel agar kabel tidak menggantung terlalu bawah. Setelah kabel sudah ditarik dan rapih kemudian kabel dipindahkan ke suspension dan diikat dengan plastic strap. 3.3.3 Pemasangan PHB Kotak panel atau panel box dengan ukuran (P x L x T) 40cm x 20cm x 60cm disimpan di luar dengan letak yang tidak berjauhan dengan tiang-tiang PJU dan
SUTR
agar
memudahkan
dalam
57
melakukan
pemerliharaan
atau
penanganan gangguan. Oleh karena itu diperlukan pembuatan kotak panel yang baik dan kokoh agar bisa melindungi kotak tersebut serta perlengkapan PHB yang terdapat didalamnya. Kotak panel diletakkan diatas pondasi dengan ketinggian pondasi tidak kurang dari 10cm yang tengahnya diberi lubang sebagai jalur kabel, baik kabel dari JTR menuju PHB atau kabel dari PHB menuju tiang PJU. Setelah kotak panel terpasang langkah selanjutnya adalah memasangkan perlengkapan PHB seperti: NH Fuse, kWH meter, MCB utama, dan Timer sesuai dengan tempat yang sudah disediakan di dalam kotak panel. Selanjutnya adalah menyambungkan kabel-kabel yang sudah disiapkan pada jalurnya masingmasing. Kabel yang sudah dipasangi sepatu kabel (cable shoe) diujungnya disambungkan dengan menggunakan baut/sekrup. 3.3.4 Pengetanahan Elektroda batang dengan diameter 15-20mm sepanjang 3-5m ditanam kedalam tanah sedalam 6-7m. Elektroda disambung menggunakan klem pada konduktor pengetanahan. Posisi elektroda tidak jauh dari kotak panel agar bisa lebih menghemat penggunaan kawat BC. Penanaman elektroda bisa dilakukan dengan melubangi tanah dengan bor sesuai dengan ukuran elektroda yang akan dipasang, setelah lubang selesai dibuat penancapan elektroda bisa dilakukan lebih mudah sehingga tidak akan merusak elektroda tersebut. Setelah elektroda tertanam dengan baik sambungkan ujung elektroda dengan menggunakan klem. Pemasangan pengetanahan bisa dilakukan pada titik-titik lain apabila diperlukan.
58
3.3.5 Pemasangan Lampu dan Armatur Stang Ornament PJU menggunakan pipa besi kelas medium finishing hot dip galvanis yang berukuran 2” (dua inchi). Pada saat pemasangan tiang, ornamen dipasang juga secara bersamaan dengan proses ini. Armatur harus terpasang dengan baik/kokoh pada ujung stang ornament sehingga tidak akan lepas atau manjadi miring akibat getaran-getaran angin dan gesekan ranting pohon. Sebelum armatur dipasang harus dilaksanakan pelepasan lapisan pelindung lampu, pengetesan penyalaan lampu, dan pemeriksaan instalasi di dalam armatur. Setelah diketahui kondisi lampu dan armatur sudah baik, kemudian dipasang di stang ornament dengan kuat. Lampu kemudian dipasang, setelah semua terpasang dengan baik tutup kembali glass/fiber cover yang ada pada rumah lampu. 3.3.6 Penyambungan Penyambungan yang perlu dilakukan dalam proses instalasi PJU ini adalah penyambungan antara kabel TIC 2 x 10 sqmm dengan NYM 2 x 2,5 sqmm. Penyambungan yang dilakukan adalah dengan cara dililit. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses penyambungan ini adalah sambungan harus benarbenar kuat dan baik agar meminimalisir terjadinya rugi tegangan.
59