BAB III IMPLEMENTASI SINYAL DENGAN CWDM
3.1
Optimalisasi Band Frekuensi Seiring perkembangan jaman dari waktu ke waktu, tidak dapat disangkal bahwa
perkembangan teknologi tidak dapat diragukan kembali kemajuannya. Dengan berkembangnya teknologi maka dituntut system yang dapat mencakup semua pengiriman sinyal dengan panjang gelombang secara efisien dengan budget yang rendah pula. Pemanfaatan teknologi yang dibutuhkan salah satunya yaitu mengoptimalkan jalur yang tersedia untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Optimalisasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau nilai efektif yang dapat dicapai. Optimalisasi sebagai suatu bentuk memanfaatkan sesuatu hal yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat sesuatu secara optimal. Sedangkan yang menjadi fokus yaitu pemanfaatan kanal. Jadi optimalisasi kanal memaksimalkan lebar kanal yang tersedia dalam suatu medium transmisi fiber optik agar lebih efisien dalam hal pembiayaan dan proses instalisasi . Oleh karena itu, konsep dengan metode CWDM sangat cocok digunakan di perusahaan ini. Kelebihan dengan system ini yaitu teknologi yang dipakai lebih mudah, lebih efisien dalam hal penggunaan budget pemakaian kabel fiber optik sehingga biaya akan semakin berkurang, serta dapat memaksimalkan pemakaian kapasitas kanal yang disediakan.
29
3.2
Konsep Pengiriman Data Proses pengiriman data berupa audio dan video yang digunakan di perusahaan ini
memerlukan satu panjang gelombang untuk satu program acara yang akan ditayangkan, seperti gambar berikut ini :
Gambar 3.1 Pengiriman Data Berdasarkan 1 Panjang gelombang
Berdasarkan gambar 3.1 setiap sinyal dengan panjang gelombang digunakan untuk aplikasi penyiaran, seperti contoh berikut ini : 1. Untuk panjang gelombang 1510 nm yang digunakan SCTV pada saat siaran langsung dengan bitrate 3.5 Mbps - 15 Mbps. 2. Untuk panjang gelombang 1530 nm digunakan Indosiar bitrate 3.5 Mbps - 9.8 Mbps. 3.
Untuk panjang gelombang 1550 nm digunakan untuk siaran Ochannel bitrate 1.15 Mbps – 9.8 Mbps.
30
Tabel 3.1 Pemakaian Kapasitas Data Untuk 3 Fiber Optik
Panjang gelombang
Kapasitas Data Transfer (Sesuai kebutuhan)
Kapasitas DataYang Di Sediakan (Untuk 3 Fiber Optik)
1510 nm
3.5 - 15 Mbps
270 Mbps
1530 nm
3.5 – 9.8 Mbps
270 Mbps
1550 nm
1.15 – 9.8 Mbps
270 Mbps
Pada tabel 3.1 panjang gelombang memanfaatkan kapasitas bitrate maksimal sebesar 270 Mbps untuk setiap kebutuhan yang akan diproses. Satu kabel fiber optik akan membawa satu sinyal dengan panjang gelombang dengan bitrate yang sangat besar, dan kebutuhan yang dipakai mencapai maksimal hanya 15 Mbps. Dengan konsep seperti ini maka tidak efisien dan akan membutuhkan budget yang besar dari segi penggunaan fiber optik pada masing-masing panjang gelombang. Untuk itu di SCTV dituntut untuk mengoptimalkan kapasitas kanal yang digunakan agar lebih efisien. Metode yang cocok yaitu dengan CWDM (Coarse Wavelenght Divison Multiplexing). Teknologi CWDM (Coarse Wavelenght Divison Multiplexing) memanfaatkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda sebagai kanal-kanal informasi, sehingga setelah dilakukan proses multiplexing seluruh sinyal dengan panjang gelombang tersebut dapat ditransmisikan melalui sebuah serat optik serta meningkatkan channel spacing (parameter jarak antar kanal) dan area operasi band frekuensi yang lebih ringkas sehingga didapat desain tranceiver yang lebih effisien. Dengan CWDM, maka satu kabel fiber optik bisa membawa 8 sinyal dengan panjang gelombang dengan
31
maksimal bitrate yaitu 270 Mbps sesuai kebutuhan yang akan digunakan. Seperti contoh gambar di bawah ini :
Gambar 3.2 Pengiriman Data Berdasarkan CWDM Pada gambar 3.2 menjelaskan bahwa proses pengirman panjang gelombang yang digunakan akan dikirim ke perangkat CWDM, seperti contoh berikut ini :
1. Untuk panjang gelombang 1510 nm yang digunakan SCTV pada saat siaran langsung bitrate 3.5 - 15 Mbps. 2. Untuk panjang gelombang 1530 nm digunakan Indosiar bitrater 3.5 Mbps – 9.8 Mbps. 3. Untuk panjang gelombang 1550 nm digunakan untuk siaran Ochannel bitrate 1.15 Mbps – 9.8 Mbps. Tabel 3.2 Pemakaian Kapasitas Data Untuk 1 Fiber Optik (CWDM)
Panjang gelombang
Kapasitas Data Transfer (Sesuai kebutuhan)
1510 nm
3.5 - 15 Mbps
1530 nm
3.5 – 9.8 Mbps
1550 nm
1.15 – 9.8 Mbps
Kapasitas Data Yang Di Sediakan (Untuk 1 Fiber Optik/CWDM)
270 Mbps
32
Pada tabel 3.2 dengan kebutuhan yang sama, maka dengan CWDM dengan Satu kabel fiber optik dapat mengoptimalkan kapasitas kanal sebesar 270 Mbps untuk semua kebutuhan yang akan diproses pada range area 1510 nm – 1550 nm dengan hasil yang sama dengan metode sebelumnya yaitu point to point. Spesifikasi dari perangkat CWDM yaitu seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3.3 Spesifikasi Dari Perangkat CWDM Gambar 3.3 di atas, menjelaskan bahwa spesifikasi dari perangkat CWDM yang bernama Flaslink. Dari parameter di atas bahwa daya sebesar 250 mW max.
3.3
Proses Pengiriman Data Saat Live (Siaran langsung) Yang menjadi pokok utama pembahasan yaitu mengirimkan data dari Studio A
sampai data itu diterima pada Studio B dengan konsep CWDM. Untuk mengetahui proses pengiriman dari Studio A sampai ke Studio B, maka berikut topologi link fiber optik.
33
Gambar 3.4 Topologi Link Fiber Optik
Gambar 3.4 menjelaskan topologi fiber optik yang digunakan pada SCTV. Topologi yang digunakan menggunakan konsep dari topologi Star. Terdiri atas Studio Penta atau A, IDC (duren tiga), stasiun transmisi kebun jeruk, stasiun transmisi jalan panjang, IVM daan mogot, dan yang menjadi pusat sentral Senayan city. Semua link fiber optik yang digunakan akan berpusat pada titik tengah node/server yang menjadi sentral data. Alur lebih detail tentang proses pengiriman dari studio A ke studio B seperti konsep dibawah ini, Gambar 3.5
34
Gambar 3.5 Blok Diagram dari Studio Control ke Master Control Saat Live
Mekasnisme pada gambar 3.5 di atas bahwa alur pengiriman data secara umum dari satu link ke link berikutnya yaitu dari studio control sampai ke master control. Studio control terdiri dari camera unit, audio unit, vtr yang masing-masing pengiriman data akan di swith atau di mixer sebelum data itu di kirimkan ke master control. Data yang di kirim akan di terima dan di olah pada encoder untuk dikonversi sinyal yang diterima dari decimal menjadi biner. Sinyal yang sudah dipilih jalurnya akan dikirimkan ke perangkat mux CWDM. Dari Pengiriman ini lah menggunakan media transmisi fiber optik. Sinyal yang dikirim akan di terima oleh demux CWDM, yang hasil keluaran dari demux dikirimkan ke decoder yang bertugas mengkonfersi kembai sinyal dari biner menjadi decimal. Setelah proses selesai, sinyal yang telah diolah akan dikirim ke master control untuk dikirim ke satelit guna disiarkan ke pemancar. Dari alur pengiriman data, maka sinyal yang dikirim melalui mux/demux pada CWDM akan diproses lebih seperti gambar blok 3.5, tapi perlu diketahui panjang gelombang yang digunakan sesuai table berikut ini:
35
Tabel 3.3 Panjang Gelombang Untuk Jalur Studio A ke Studio B
Pada tabel 3.3, menjelaskan untuk panjang gelombang yang digunakan saat live/siaran langsung. Untuk Main/utama panjang gelombang yang ditentukan itu 1510 nm. Proses selanjutnya yaitu multiplexing dan demultiplexing. Tahapan ini memproses sinyal yang dioleh pada perangkat flanslink (CWDM). Seperti Gambar 3.6 yang merupakan blok diagram pengiriman data dari studio A ke studio B .
Gambar 3.6 Blok Diagram dari SCTV Senayan City ke Studio Penta
Alur dari Blok diatas adalah bahwa proses pengiriman data yang masuk pada SDI in, SDI in akan diolah oleh perangkat encoder. SDI (Serial Data Interface) disini merupakan panjang gelombang yang akan dikirim. Sinyal ini menuju transmite yaitu encoder ataupun decoder dimana keluaran tersebut akan masuk keperangkat MUX CWDM yaitu mengunakan perangkat Nevian. Encoder berfungsi untuk mengkodekan data input menjadi data dengan format tertentu dimana format yang dapat di terima oleh perangkat CWDM. Format dimaksud yaitu mengkonfersi bentuk sinyal decimal menjadi sinyal biner. Sedangkan decoder sendiri berfungsi menggembalikan kembali proses encoding sehingga dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Atau menggubah
36
sinyal biner ke bentuk sinyal decimal. Perangkat yang digunakan yaitu produk dari perusahan nevian yaitu 3GHD-OE-L-2 SFP. Semua sinyal yang masuk dari encoder atau pun decoder akan di kirimkan ke mux CWDM. Kemudian sinyal yang masuk di gabungkan menjadi satu sinyal keluaran. Sinyal yang sudah melewati mux CWDM akan di olah lagi di satu perangkat yaitu WOS. Fungsi wos ini menyeplit atau membagi dua sinyal data yang akan di kirimkan. Keluaran dari perangkat ini adalah dua kabel FO, dimana tujuannya yang satu buat main dan yang satu lagi buat backup. Sinyal yang melewati kabel fiber optik akan diolah kembali oleh WOC. Fungsi woc yaitu mengembalikan sinyal yang telah displit menjadi satu sinyal keluaran. Kemudian data tersebut akan diterima diDemux CWDM. Demultiplexing menggubah sinyal yang di terima dari wos menjadi sinyal aslinya dengan masing-masing variasi panjang gelombang. Secara detail proses pengiriman sebagai berikut ini :
Gambar 3.7 Proses Pengiriman
Proses pada gambar 3.7 yaitu blok dari pengiriman/TX, sinyal yang di kirimkan berupa sinyal 3G/HD/SDI/ASI akan masuk maupun yang keluar melewati perangkat 3GHD-OE-L-2 SFP. Sinyal ini mengirimkan bervariasi panjang gelombang yaitu 1510 nm untuk kondisi live. Perangkat 3GHD-OE-L-2 SFP ini berfungsi sebagai encoder ataupun decoder. Menerima berbagai format yang telah di kirimkan menjadi satu sinyal utuh yang dapat di baca oleh perangkat CWDM, serta menggembalikan kembali sinyal tersebut menjadi sinyal aslinya.
37
Perangkat 3GHD-OE-L-2 SFP adalah perangkat konverter yang memberikan performa konversi media yang tinggi untuk berbagai format sinyal dari 19.4Mbps hingga 2970Mbps. Oleh sebab itu perangkat ini mampu mengangkut semua format sinyal SD, HD, ASI dan 3G.
Gambar 3.8 Proses Mux CWDM Sampai Demux CWDM
Kemudian pada gambar diatas, sinyal yang telah di olah oleh encoder atau decoder akan diolah kembali oleh MUX CWDM. Mux adalah perangkat yang melakukan proses penggabungkan dari berbagai panjang gelombang yang telah diterima. Multiplexing disini menggabungkan berbagai sinyal menjadi satu sinyal informasi yang utuh dengan tujuan menghemat jumlah saluran fisik. Jadi MUX CWDM ini berfungsi sebagai perangkat yang menerima berbagai panjang gelombang dengan mengacu pada metode CWDM. Perangkat Mux CWDM masih di produksi oleh perusahaan nevian yaitu flashlink. Perangkat ini mampu mengolah panjang gelombang dari 1470 nm sampai 1610 nm yang dapat di lewati oleh satu kabel optik. Sinyal yang telah di proses akan di terima oleh WOS (Wideband Optikal Skrup). WOS (Wideband Optikal Skrup) berfungsi menyeplit atau membagi dua sinyal yang masuk ke perangkat WOS. Prinsipnya WOS yaitu serat yang masuk SPDT (Single Pole Dua Throw) optik pada modul akan di changeover. Metode yang sering di pakai ada dua, tetapi yang digunakan di SCTV sendiri menggunakan WOS 2 x 2. Berikut metode WOS :
38
WOS 2 x 2 WOS 2 x 2 yaitu memiliki dua input/output pelabuhan dan 2 port yang umum. Mekanisme splite pada WOS untuk SCTV menggunakan WOS 2x2.
Gambar 3.9 WOS 2 x 2
Sinyal yang telah di split atau di bagi nantinya akan ada dua sinyal keluaran. Sinyal ini menjadi sinyal main (utama) dan satu lagi menjadi sinyal backup. Tujuannya di bagi karena apabila salah satu kabel fiber optik terputus maka akan ada backupnya. Kemudian sinyal ini akan masuk ke perangkat WOC (Wideband Optikal Coupler). Woc disini berfungsi menyatukan kembali sinyal yang telah di split atau di bagi.
Gambar 3.10 Proses Penerimaan Sinyal
Blok penerimaan/RX dimana sinyal yang telah diproses oleh WOC (Wideband Optikal Coupler) akan diolah oleh DEMUX CWDM. Demultiplexing yaitu perangkat yang melakukan proses secara berlawanan dari penggabungan sinyal. De-Multiplexing adalah memisahkan sinyal utuh menjadi sinyal yang bervariasi sesuai dengan panjang
39
gelombang yang telah di kirimkan. Jadi, DEMUX CWDM ini berfungsi sebagai perangkat yang mengubah sinyal utuh menjadi berbagai panjang gelombang dengan mengacu pada metode CWDM. Kemudian sinyal tersebut akan di proses kembali oleh decoder yang berfungsi menggembalikan proses encoding sehingga dapat melihat atau menerima informasi aslinya yang akan menghasilkan keluaran sinyal 3G/HD/SDI/ASI.
40