BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 3.1. Analisa Masalah Dalam jaringan Wide Area Network (WAN) umumnya dihubungkan lewat jaringan milik perusahaan Telekomunikasi atau Service Provider. Penggunaan jaringan milik perusahaan telkom sangat bermanfaat karena dapat menggunakan jaringan yang sudah tersedia untuk hubungan lokal maupun global. Selain memberikan layanan telepon umum, perusahaan telekomunikasi juga memberikan layanan-layanan lain tergantung kebutuhan pemakai. Layanan–layanan tersebut tersedia dalam berbagai ragam tergantung pada tehnologi yang dipakai , diantaranya adalah teknologi Dial-Up Analog Modem dengan layanan telepon umum (56 Kbps Max). Layanan ini menggunakan fasilitas Dial-Up connection untuk menghubungi Service Provider. Layanan telepon umum dengan analog modem ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain : 1.Koneksi tidak terjamin (not reliable) 2.Kecepatan maksimum 56 Kbps(Kilo bit per second) Sedangkan kelebihanya hanya dari segi biaya karena murah. Berbeda dengan tehnologi Frame Relay yang dapat berjalan pada kecepatan 64 Kbps dan dapat mencapai 45 Mbps (1,544 Mbps default). Frame Relay juga menyediakan fungsi-fungsi tambahan untuk alokasi bandwith dinamis dan pengendalian congestion (congestion control). Ini adalah metode switching WAN yang yang memungkinkan perusahaan untuk berbagi bandwith dengan yang lain untuk menghenat biaya. Frame relay dapat dianggap sebagai sebuah Jaringan yang dirancang untuk mirip dengan tehnologi leaseline yang dedicated (koneksi yang disediakan kusus untuk pelanggan), tetapi dengan harga setara tehnologi circuit switching seperti Dial-Up dengan Analog modem. Frame Relay adalah penerus dari
38
39
X25 yang dulu digunakan untuk melakukan kompensansi terhadap pysical eror sudah dihilangkan. Frame Relay adalah sebuah spesifikasi layer data link dan layer physical yang menyediakan unjuk kerja yang bagus. Adapun keuntunganya pengguanaan Frame Relay adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan jumlah jalur sewaan yang lebih sedikit 2. Jalur-jalur yang digunakan adalah merupakan jalur Virtual Circuit 3. Jalur dapat dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan perusahaan Dengan Frame Relay, Banyak pelanggan berbagi jaringan backbone yang dimiliki telkom dan karena pelanggan setuju untuk berbagi infrastuktur tersebut, mereka akan mendapatkan harga yang jauh lebih baik dibandingkan dibandingkan jika mereka masing-masing memiloki lesae line yang dedicated. 3.2. Sekilas tentang Frame Relay Frame Relay sebagai sebuah tehnologi packet-switched yang muncul pada tahun 1990, Frame Relay adalah spesifikasi Layer data link dan layer physical Yang menyediakan unjuk kerja yang bagus. Frame Relay lebih efektif dari segi biaya dan juga menyediakan fungsi-fungsi tambahan untuk alokasi bandwith dinamis dan pengendalian congestion . 3.2.1. Istilah-Istilah Frame Relay •
Acces Rate yaitu kecepatan maksimum yang mampu ditransmisikan
oleh interface Frame Relay. •
CIR (Comitted Information Rate) adalah bandwith maksimumdari data
yang dijamin untuk dikirim.CIR adalah nilai rata-rata yang diperbolehkan oleh service provider. CIR adalah sebuah rate (laju) dalam bit per detik, dimana swith frame relay setuju untuk melakukan transfer data. •
Bandwith adalah selisih antara frekuensi tertinggi dan terendah yang
digunakan oleh sinyal network.
40
•
DLCI
(Data
Link
Connection
Identifier),
digunakan
untuk
mengidentifikasi rangkaian virtual dalam sebuah network Frame Relay. •
DE (Discard Eligibility) digunakan dalam network Frame relay untuk
memberitahu sebuah swith bahwa Frame dapat secara preferensi dibuang jika swicth terlalu sibuk. •
PVC (Permanent Virtual Circuit) adalah sebuah koneksi logikal yang
didefinisikan dalam software,yang dipelihara secara permanent. •
SVC (Switched Virtual Circuit) sebuah rangkaian virtual yang dibuat
secara dinamis dibuat dengan permintaan (on demand) dan diakhiri segera setelah transmisi berakhir dan rangkaian tidak diperlukan. •
FECN (Foward Congestion Notification) adalah sebuah bit yang di set
oleh network Frame Relay yang memberitahu penerima DTE bahwa congestion telah ditemukan pada jalur diantara sumber dan tujuan.Sebuah alat yang menerima frame-frame dengan bit FECN yang diset dapat menanyakan protocol-protocol dengan prioritas lebih tinggi untuk mengambil tindakan flow control yang diperlukan. •
BECN (Backward Explisit Congestion Notification) adalah bit yang
diset oleh network Frame Relay yang bergerak menjauh dari frame yang menuju kesebuah jalur congested (jenuh), sebuah DTE yang menerima frame dengan BECN dapat menanyakan protokol di level yang lebih tinggi untuk mengambil tindakan untuk mengendalikan aliran data.
41
3.3. Desain Jaringan Frame Relay
user switch
Router DCE DSU/SCU DTE Jakarta Router A
Switch
Telkom / Service Provider DSU/SCU
DCE
FR-Switch Virtual Circuit DSU/SCU DTE Router C
Switch
42
Batam CPE
Demar
CO
Demarc
CPE
3.3.1. Istilah Yang Digunakan Dalam Desain Jaringan •
Customer Premise Equipment (CPE) adalah peralatan yang
terletak di tempat pelanggan termasuk milik pelanggan maupun barang sewaan. •
Central Officer (CO) adalah fasilitas switching untuk
perusahaan milik telekomunikasi yang terdekat dengan langganan si pemakai yang menyediakan pelayanan WAN. •
Demarcation adalah pembatasan pemisah antara peralatan
milik perusahaan telekomunikasi dan CPE •
Lokal Loop adalah jalur telekomunikasi antara demare sampai
Central Office (CO). •
Data Terminal Equipment (DTE) adalah peralatan komputer
termasuk bridge dan router dimana aplikasi switching berada dan dimiliki pemakai. •
Data Circuit – terminating Equipment (DCE) adalah peralatan
untuk mentranslasikan data dari DTE menjadi data yang dimengerti oleh protocol WAN. Biasanya termasuk DSU/CSU, NTI, modem dan paket switcher yang dimiliki oleh pemilik Frame Relay. •
Data Service Unit (DSU) adalah peralatan yang menyesuaikan
physical Interface DTE ke fasilitas transmisi. DSU adalah juga peralatan yang mengatur timing jaringan. •
Channel Service Unit (CSU) adalah peralatan digital interface
yang menghubungkan peralatan pemakai dengan jaringan digital telepon lokal. •
Chanel Service Unit / Data Service Unit (CSU/DSU) adalah
alat layer phisical yang digunakan dalam WAN untuk mengkonversi sinyal digital CPE menjadi apa yang dimengerti oleh switch di service provider
43
3.4. Algoritma Cara kerja Jaringan Frame Relay Berikut ini adalah proses kerja jaringan Frame Relay : 1. Host di Network pengguna mengirimkan sebuah frame data keluar network local.Alamat hadware dari Router (sebagai default getway ) akan masuk kedalam header dari frame. 2. Router mengambil frame tersebut,melakukan ektraksi paket dan membuang apa yang tertinggal di frame.Router kemudian melihat IP tuuan didalam paket dan melakukan cek apakah Router mengetahui bagaimana cara untuk mencapai network tujuan tanpa melihat routing table. 3. Router kemudian akan meneruskan data tersebut keluar dari interface yang menurutnya dapat mencari network remote yang menjadi tujuan. Jika Router tidak mampu menemukan netwok tujuan di routing tabelnya Router akan membuang paket tersebut. Karena interface yang akan meneruskan packet tersebut adalah sebuah interface serial yang di encapsulasi dengan frame relay, maka Router akan meletakkan kelayar Network Frame relay dan di encapsulasi dalam sebuah frame Relay. 4. CSU/DSU (Chanel Service Unit / Data Service Unit) menerima sinyal digital dan melakukan encoding terhadap sinyal itu menjadi sebuah tipe pensinyalan digital yang terdapat di Packet Switching Exchange (PSE). PSE menerima sinyal digital dan melakukan ekstraksi bit 1 dan bit 0 dari line tersebut. 5. CSU/DSU (Chanel Service Unit / Data Service Unit) terhubung kesebuah demarcation(demarc) yang dipasang oleh Service Provider, dan lokasinya adalah titik pertama yang menjadi tanggung jawab Service Provider (titik terakhir di sisi
44
penerima) .Demarc biasanya berupa jack RJ-45 yang dipasang dekat dengan Router dan CSU/DSU (kadang disebut smart jack). 6. Demarc biasanya adalah kabel twisted-pair yang terhubunng ke loop local. Loop local terhubung ke Central Officer (CO) yang terdekat. Loop local dapat melakukan koneksi dengan berbagai media fisik, yang umumnya digunakan adalah kabel twisted pair dan serat optik. 7. CO menerima frame dan mengirimnya melaui awan (cloud) frame relay menuju ketujuannya .Awan ini bisa berupa lusianan kantor switching –atau bahkan lebih. 8. Segera setelah frame relay mencapai kantor switching yng terdekat dengan kantor tujuan maka ia akan dikirim melalui loop local. Frame diterima pada demarc, dan lalu dikirim ke CSU / DSU. Akhirnya Router melakukan ekstraksi pada paket atau mengeluarkan packet dari framenya dan meletakkan packet tersebut kesebuah frame LAN yang baru untuk dikirimkan ke host yang menjadi tujuan. Frame LAN akan memiliki alamat hadware dari host yang menjadi tujuan akhir pengiriman data.Ini terdapat di cache ARP dari Router ,jika tidak ditemukan maka sebuah broadcast ARP akan dilakukan Pengguna dan server tidak perlu mengetahui semua yang terjadi pada saat frame melakukan perjalanan ke network frame relay . Server disisi Remote harus bisa digunaka semudah server disisi lokal.
3.5. Pembahasan Masalah PT ABC yang terletak di kota Jakarta mempunyai cabang yang terletak di kota Batam. Untuk keperluan pekerjaan dan proyek-proyek mereka, mereka perlu terhubung dan terkoneksi untuk bertukar menukar informasi serta mentransfer data. Mereka perlu untuk melakukan konfigurasi pada masing masing Router mereka dengan menggunakan layanan Frame Relay dari Telkom atau Service Provider.
45
Mengingat dunia jaringan yang sangat luas dan komplek, maka pada penulisan kali ini penulis hanya akan menjelaskan konfigurasi Internetwork Operating System (IOS) pada Router Cisco dengan menggunakan program Router simulator Network Visualizer 4.0. Adapun langkah-langkahnya akan dimulai dari cara instalasi Network Visualizer 4.0, pembuatan mode (bentuk) jaringan, pembuatan konfigurasi IOS Router, Verifikasi jaringan, pengetesan jaringan.
3.5.1. Instalasi Program Routersim Network Visualizer 4.0 Untuk melakukan instalasi program ini hampir sama dengan windows, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Masukan CD Network Visualizer 4.0 dalam CD-ROOM
Klik My Computer, kemudian akan tampil pilihan drive
Pilih drive (D:) CD-ROOM, lalu klik dua kali
Pilih Folder Network Visualizer Versi 4.0, lalu klik dua kali
Pilih Netvisi4_single, lalu klik dua kali
Proses instalasi akan berjalan
Ikuti petunjuk yang ada
3.5.2. Pembuatan Model (Bentuk) Jaringan Pada Network Visualizer versi 4.0 kita bisa membuat sendiri model jaringan yang dikehendaki maupun yang suadah di sediakan. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan jaringan adalah sebagai berikut :
Dari menu utama klik ” Net visualizer screen”
Akan tampil menu utama Routersim Network Visualizer
46
Gambar 3.1. Menu utama Routersim Network Visualizer Versi 4.0
Gambar 3.2. Menu utama Network Visualizer
Dari menu” View” klik “Device List”, Akan tampil peralatan
yang akan digunakan Kemudian pembuatan model jaringan dilakukan.
47
Gambar 3.3. Tampilan Device List
Gambar 3.4. Model Jaringan
48
3.5.3. Langkah - langkah Konfigurasi IOS Router Pembuatan konfigurasi IOS Router dimulai dengan konfigurasi Router A sebagai Router Jakarta, konfigurasi Router C sebagai Router Batam, sedangkan Router B sebagai Switch Frame Relay sebagai DCE untuk menggantikan fungsi DSU / SCU supaya bisa digunakan oleh Router remote yaitu Router A (Jakarta), Router C (Batam ) .
Router Batam S0/0
S0/0.1 Router Jakarta S0/0
S0/0.2
Router X Gambar 3.5. Disain Jaringan 3.5.3.1. Konfigurasi Router A sebagai Router Jakarta
49
Untuk melakukan konfigurasi , dengan cara mengklik Router A yang akan di gunakan sebagai Router Jakarta, Setelah itu dari User Exec mode masuk ke Previled Exec mode dengan cara mengetik ” enable” atau “ ena ” Dan untuk melakukan konfigurasi secara keseluruhan, harus masuk ke Global Configurasi mode dengan cara mengetik ”config terminal” atau ” config t “ dari Previled Exec mode. Router>enable Router#config t RouterA(config)#
Kemudian dari Global configurasi mode kita mulai mengkonfigurasi Router A yang akan digunakan sebagai Router Jakarta, Adapun syntak konfigurasinya adalah sebagai berikut : Router(config)#hostname JAKARTA
JAKARTA(config)#enable secret routera JAKARTA(config)#line vty 0 4 JAKARTA(config-line)#password jakarta JAKARTA(config-line)#login JAKARTA(config-line)#line console 0 JAKARTA(config-line)#password jakarta JAKARTA(config-line)#login JAKARTA(config-line)#^z JAKARTA# JAKARTA#config t JAKARTA(config)#interface S0/0 JAKARTA(config-if)#encaspulation frame-relay JAKARTA(config-if)#no shutdown JAKARTA(config-if)#exit JAKARTA(config)#interface s0/0.1 point-to-point JAKARTA(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 JAKARTA(config-subif)#frame-relay interface-dlci 101 JAKARTA(config-subif)#exit JAKARTA(config)# JAKARTA(config)#interface f0/0 JAKARTA(config-if)#ip address 172.18.1.1 255.255.255.0 JAKARTA(config-if)#no shut JAKARTA(config-if)#exit JAKARTA(config)#exit
50
BATAM#copy run start
Gambar 3.6. Konfigurasi Router A sebagai Router Jakarta 3.5.3.2. Konfigurasi Router C sebagai Router Batam Sedangkan untuk melakukan konfigurasi pada Router C sebagai Router Batam, dengan cara mengklik Router C yang akan di gunakan sebagai Router Batam, Setelah itu dari User Exec mode masuk ke Previled Exec mode dengan cara mengetik ” enable” atau “ ena ” Dan untuk melakukan konfigurasi secara keseluruhan, harus masuk ke ” Global Configurasi mode” dengan cara mengetik ”config terminal” atau ” config t “ dari Previled Exec mode. Router>enable
51
Router#config t Router(config)#
Kemudian dari ” Global configurasi mode” kita mulai mengkonfigurasi Router C yang akan digunakan sebagai “Router Batam”, Adapun syntak konfigurasinya adalah sebagai berikut : Router(config)#hostname BATAM
BATAM(config)#enable secret routerc BATAM(config)#line vty 0 4 BATAM(config-line)#password batam BATAM(config-line)#login BATAM(config-line)#line console 0 BATAM(config-line)#password batam BATAM(config-line)#login BATAM(config-line)#^z BATAM# BATAM#config t BATAM(config)#interface S0/0 BATAM(config-if)#encaspulation frame-relay BATAM(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
BATAM(Config-if)#frame-relay interface-dlci 100 BATAM(config-if)#no shut BATAM(config-subif)#exit BATAM(config)# BATAM(config)#interface f0/0 BATAM(config-subif)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.0 BATAM(config-if)#no shut BATAM(config-subif)#exit
BATAM (config)# BATAM#copy run start
52
Gambar 3.7. Konfigurasi RouterC sebagai Router Batam 3.5.3.3. Konfigurasi Router B sebagai Switch Frame Relay Penggunaan Router di penulisan ini tidak menggunakan hubungan lewat jaringan Frame Relay telkom yang sesungguhnya, maka harus ada Router yang di Konfigurasi menjadi Switch Frame relay supaya Router-Router dapat terhubung dengan baik. Interface serial Cisco router jenis syncronous memerlukan clock rate yang biasanya diadadakan oleh peralatan DSU/CSU. Oleh karena hubungan ini tidak menggunakan DSU/CSU yang sebenarnya maka clocking harus dibuat pada Router yang di konfigurasi menjadi Frame Relay switching. Penulis akan mengkonfigurasi Router B dan sebagai Frame Relay switch. Berikut adalah konfigurasi Router B sebagai Frame relay Switch :
53
Router>enable Router#config t Router(config)# Router(config)#hostname FRSWITCH
FRSWITCH(config)# frame-relay switching FRSWITCH (config)# no ip routing FRSWITCH (config)# interface s0/1 FRSWITCH (config-if)# encapsulation frame-relay FRSWITCH (config-if)# frame-relay intf-type dce FRSWITCH (config-if)# frame-relay route 101 interface s0/0 100 FRSWITCH (config-if)# clock rate 64000 FRSWITCH (config-if)# no shut FRSWITCH (config-if)# interface s0/0 FRSWITCH (config-if)# encapsulation frame-relay FRSWITCH (config-if)# frame-relay route 100 interface s0/1 101 FRSWITCH (config-if)# clock rate 64000 FRSWITCH (config-if)# frame-relay int-type dce FRSWITCH (config-if)# no shut FRSWITCH(config-if)# ^ z FRSWITCH# FRSWITCH#copy run start
54
Gambar 3.8. Konfigurasi RouterB sebagai Switch Frame Relay 3.5.4. Melakukan Verifikasi Konfigurasi jaringan Frame Relay Verifikasi jaringan digunakan untuk keperluan trouble-sooting untuk mengetahui status dari interface dan PVC setelah mengkonfigurasi Frame Relay.
Show run adalah untuk menampilkan status interface yang telah
dikonfigurasi
Show interface digunakan untuk mengecek lalu lintas LMI.Perintah
ini akan memperlihatkan tentang encapsulasi dan juga informasi di layer 2 dan layer 3 dan juga memperlihatkan sambungan informasi sambungan , protocol, DLCI dan LMI.
55
Show frame-relay pvc untuk melihat status pvc dan daftar dari semua
pvc dan nomor dlci yang sudah dikonfigurasi
Show frame-relay untuk melihat switching table
Show frame-relay map untuk melihat pemetaan (mapping) layer
network ke DLCI 3.5.5. Pengujian Konektifitas Jaringan Frame Relay dengan Ping dan Telnet : Dari host yang terhubung Router Jakarta lakukan ping ke Router Batam dengan IP address 192.168.1.2 JAKARTA#ping 192.168.1.2 Dari
host
yang
terhubung
Router
Batam
ping
ke
Router
Jakarta dengan IP adress 192.168.1.1 BATAM#ping 192.168.1.1 Kemudian dari host yang terhubung Router Jakarta lakukan remote
(jarak
jauh)
ke
Router
Batam
“telnet” atau “conect” JAKARTA#telnet 192.168.1.2 Atau bisa juga dengan nama Routernya JAKARTA#telnet BATAM BAB IV PENUTUP
dengan
perintah
56
4.1. Kesimpulan Frame relay adalah tehnologi packet switched. Frame relay yang dapat berjalan dengan kecepatan 1,544 Mbps, Frame relay juga menyediakan fungsi tambahan untuk alokasi bandwith yang dinamis dan pengendalian congestion dan tehnologi frame relay lebih menghemat uang dari alternatif yang lain. Frame Relay adalah sebuah spesifikasi layer data link dan layer physical yang menyediakan unjuk kerja yang bagus. Dengan Frame Relay, Banyak pelanggan berbagi jaringan backbone yang dimiliki telkom dan karena pelanggan setuju untuk berbagi infrastuktur tersebut, mereka akan mendapatkan harga yang jauh lebih baik dibandingkan jika mereka masing-masing memiliki lease line yang dedicated. 4.2. Saran Oleh karena peralatan Cisco adalah peralatan yang mahal maka seharusnya perusahaan memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada karyawan agar mengurangi resiko kerusakan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA 56
57
1. Leamle, Tod. “CCNA Study Guide”. Elex Media Komputindo, Jakarta 2003. 2. Tutang “Membangun sendiri Jaringan LAN”Dengan Windows 2000 Server”. Elex media Komputindo, Jakarta 2005. 3. Tharom,
Tabratas,
Marta
Dinata,
Xerandy
“
Mengenal
Tehnologi
Informasi”.Elex Media Komputindo,Jakarata 1999. 4. Wijaya, Hendra “Cisco Router”. Elex Media Komputindo, Jakarta 2004. 5. Wijaya, Hendra “ Cisco Switch”. Elex Media Komputindo, Jakarta 2004.
57