BAB III IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA’ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
A. Gambaran Umum SMP Darul Ma’arif Banyuputih Kabupaten Batang 1. Sejarah berdirinya SMP Darul Ma’arif Banyuputih Pondok pesantren Darul Ma‟arif Banyuputih didirikan oleh K.H. Khusnaini Yasin pada tahun 1986. Kemudian beliau wafat pada tahun 1996 tepat 10 tahun setelah pendiriannya, kemudian dilanjutkan oleh menantu beliau yang bernama K.H.Muhtadi, S.Ag sampai sekarang. Seiring berjalannya waktu pondok pesantren Darul Ma‟arif Banyuputih mengalami
kemajuan
yang
signifikan,
kemudian
dari
berbagai
pertimbangan dan tuntutan para wali santri dan masyarakat sekitar yang menghendaki adanya pendidikan/sekolah formal, maka sesuai hasil rapat pengasuh dan dewan pengurus Pondok Pesantren darul Ma‟arif Banyuputih resmi mendirikan pendidikan/sekolah formal yang diberi nama SMP Darul Ma‟arif Banyuputih. Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi informasi SMP Darul ma‟arif Banyuputih mengalami kemajuan yang sangat pesat, itu terbukti setelah ± 4 tahun berdiri SMP Draul Ma‟arif Banyuputih mampu menyerap peserta didik sebanyak 170 siswa dengan tingkat kelulusan 100% dan berbagai prestasi.1
1
Dokumentasi Sejarah Berdirinya SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, dikutip 25 Agustus
2015.
40
41
SMP Darul Ma‟arif Banyuputih kabupaten Batang merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Pondok pesantren Darul Ma‟arif yang berdiri pada tahun 2008, pada awal berdirinya sekolah belum memiliki
gedung
sendiri,
dalam
proses
pembelajarannya
masih
berlangsung di pondok pesantren, seiring bergulirnya waktu dengan semakin banyaknya minat peserta didik sehingga SMP mengembangkan eksistensinya dengan membangun gedung sendiri dan hingga saat ini memilki dua gedung di tempat yang berbeda, yang berada di desa Banyuputih dan desa Sembung.2 2. Letak geografis SMP Darul Ma‟arif Banyuputih kabupaten Batang merupakan sekolah berbasis
pesantren
yang
memiliki
dua
gedung sebagai
penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah maupun asrama pesantren. Adapun letak geografis SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, sebagai berikut : a. Kampus 1 desa Banyuputih Secara geografis desa Banyuputih kabupaten Batang, berbatasan dengan beberapa desa, diantaranya :
2
2015.
1) Sebelah Timur
: desa Kalibalik
2) Sebelah Barat
: desa Tenggulang Harjo kecamatan Subah
3) Sebelah Utara
: desa Kedawung
4) Sebelah Selatan
: desa Luwung
MH, Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 25 Agustus
42
Keberadaan kampus 1 SMP Darul Ma‟arif Banyuputih di Jl. Kauman Masjid Banyuputih, RT/RW. 01/01, kecamatan Banyuputih kabupaten Batang. b. Kampus 2 desa Sembung Secara
geografis
desa
Sembung
kecamatan
Banyuputih
kabupaten Batang terletak dipinggir keramaian jalan patura (pantai utara). Adapun tata letak desa Sembung sebagai berikut : 1) Sebelah Utara
: desa Ketanggan kecamatan Gringsing
2) Sebelah Timur
: desa Penundan
3) Sebelah Selatan
: desa Kalangsono
4) Sebelah Barat
: desa Kalibalik
Keberadaan kampus 2 SMP Darul Ma‟arif Banyuputih di Jalan Raya Pantura, desa Sembung, kecamatan Banyuputih, kabupaten Batang, Kode Pos. 51271.3 3. Visi, Misi, Tujuan a. V i s i Terwujudnya Generasi Yang Bertaqwa, Berilmu Dan Beramal b. M i s i 1) Menciptakan generasi yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa 2) Menciptakan generasi yang berilmu dan mampu mengamalkannya 3) Mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan aswaja 4) Menciptakan generasi terampil yang Islami 3
Hasil Observasi Letak dan Keadaan Geografis SMP Darul Ma‟arif, Banyuputih, 25 Agustus 2015.
43
5) Menciptakan generasi yang berakhlaqul karimah c. T u j u a n Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sesuai dengan visi dan misi di atas, SMP Darul Ma‟arif Banyuputih memiliki tujuan sebagai berikut : 1) Terwujudnya SMP Darul Maarif Banyuputih sebagai pusat pendidikan yang berstandar Nasional 2) Terwujudnya peserta didik dengan nilai-nilai tauhid dan nilai-nilai luhur Islam lainnya 3) Terwujudnya peserta didik yang mampu membaca dan memahami Al-Qur‟an Hadis dan Kitab-kitab salaf 4) Terwujudnya peserta didik yang mampu menguasai bahasa asing ( Bahasa Arab dan Inggris) 5) Terwujudnya peserta didik yang mampu mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Aswaja.4
4
Dokumentasi Visi, Misi, dan Tujuan SMP Darul Ma‟arif, dikutip 25 Agustus 2015.
44
4. Struktur kepengurusan Bagan 1. Susunan Organisasi Komite Sekolah SMP Darul Ma’arif Banyuputih5 Kepala Sekolah
Ketua
H. Muhtadi, S.Ag
Mujar Abdullah, S.Pd.I
Wakil Ketua H. Muhtadi, S.Ag Bendahara
Sekertaris
Moh. Khalimi, S.Pd. I
Anggota
M. Sobirin, A.Md
Wakil Orang tua Kelas VII
Wakil Orang tua Kelas VIII
Wakil Orang tua Kelas IX
H. Sumaryo
Sutrisno
Misbah
Tokoh H. Sumaryo Masyarakat
H. Sumaryo
Unsur Pendidikan
Unsur Alumni
Unsur Desa
Agus M, S.Pd
Musyafaq
Subchan
5
2015.
Unsur Ulama‟ Kyai. Edi.S
Unsur Pengusaha M. Irfan
Dokumentasi Susunan Kepengurusan SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, dikutip 26 Agustus
45
5. Keadaan pendidik dan peserta didik a. Keadaan Pendidik Keadaan Guru dan Karyawan SMP Darul Ma’arif Banyuputih6 Tabel 1. Pembagian Tugas Guru sebagai Wakil Kepala Sekolah dan Urusan Tahun Pelajaran 2015/2016
No
Nama/NIP
Gol/ Jabatan Ruang Guru
Jenis Guru
Tugas Mengajar
Ket
1
Ahmad Nawawi, S.Th.I. NIP. -
MP
PAI
Wakil Kepala Sekolah
2
Samsul Arifin, S.Pd. NIP. -
MP
Bhs. Inggris
Urusan Kurikulum
MP
Amtsilati
3
Wahidin Tsalist, S.Pd.I NIP. -
Urusan Humas
4
Dewi Astuti P, S.Pd. NIP. -
MP
IPA
Urusan Kesiswaan
5
Yusanto, S.Pd. NIP. -
MP
Penjaskes
Urusan Sarana Prasarana
6
Dokumentasi Keadaan Guru dan Karyawan SMP Darul Ma‟arif, dikutip 26 Agustus 2015.
46
Tabel 2. Pembagian Tugas Guru Proses Bimbingan dan Konseling Tahun Pelajaran 2015/2016
Sasaran bimbingan No
1
Nama/NIP
Gol/ Ruang
Jabatan Guru
Jenis Guru
Dwi Rahayu, S.Pd.. NIP. -
GP
Kelas
Jml Siswa
Jml total
VII, VIII, XI
90 70 73
233
Ket
Tabel 3. Pembagian Tugas Guru Sebagai Wali Kelas dan Tugas Lainnya Tahun Pelajaran 2015/2016
No
1 2 3 4
5 6 7
Nama/NIP M. Agus Abdul Karim, S.Pd. NIP.Nur Faizah, LC. NIP.Fadli Sakur, S.Pd.I. NIP. Dewi Astuti Purwaningsih, S.Pd. NIP. Panggih Tyaspramono, S.Pd. NIP. Dwi Rahayu S.Pd. NIP. Yusanto, S.Pd. NIP. -
Gol/ Ruan g
Jabatan Guru
Jenis Gur u
Uraian tugas lain
-
-
MP
Wali Kelas 7 A
-
-
MP
Wali Kelas 7 B
-
-
MP
Wali Kelas 8 A
-
-
MP
Wali Kelas 8 B
-
-
MP
Wali Kelas 9 A
-
-
MP
Wali Kelas 9 B
-
-
MP
Pen.Jawab SKJ
Ket
47
Khanafi, S.Pd.I NIP . Himmatul Khoiroh NIP . Zaenal Abidin, S.Kom NIP. -
8 9 10
-
-
MP MP MP
Pen. Jawab Upacaa Pen. Jawab Perpustakaan Pen. Jawab Lab. TIK
Tabel 4. Pembagian Tugas Guru dalam Kegiatan Pembinaan Ekstrakurikuler Tahun Pelajaran 2015/2016
No 1 2 3 4
Gol/ Jabatan ruang Guru
Nama/NIP Himmatul Khoiroh NIP. Yusanto, S.Pd.. NIP. Ahmad Nawawi, S.Th.I. NIP. Zenal Abidin, S.Kom NIP. -
Jenis guru
Uraian tugas pembinaan ekstrakurikuler
-
-
MP
Pramuka
-
-
MP
Olahraga
-
-
MP
BTQ dan Rebana
-
-
MP
Komputer
b. Keadaan Peserta didik
Tabel 5. Jumlah Peserta Didik SMP Darul Ma’arif Banyuputih Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2015/20167
Jumlah siswa
Nama No
7
2015.
Wali Kelas Rombel
L
P
Jumlah
1
VII A
39
-
39
2
VII B
-
34
34
M. Agus Abdul Karim, S.Pd. NIP.Nur Faizah, LC. NIP.-
Dokumentasi Keadaan Peserta Didik SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, dikutip 26 Agustus
48
3
VIII A
35
-
35
Fadli Sakur, S.Pd.I NIP. -
4
VIII B
-
25
25
Dewi Astuti Purwaningsih, S.Pd. NIP. -
5
IX A
44
-
44
Panggih Tyaspramono, S.Pd. NIP. -
6
IX B
-
40
40
Dwi Rahayu S.Pd. NIP. -
118
99
Total
223
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah peserta didik SMP Darul Ma‟arif Banyuputih sebanyak 223 peserta didik dengan jumlah peserta didik laki-laki sebanyak 118 dan peserta didik perempuan sebanyak 99. 6. Keadaan sarana dan prasarana Tabel 6. Sarana dan Prasarana8
8
No. Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah
Keterangan
1
Gedung
2 buah
Milik Sendiri
2
Halaman
2 buah
Milik Sendiri
3
Kantor dan ruang Kepsek
2 buah
Milik Sendiri
4
Ruang kelas
6 buah
Milik Sendiri
5
Ruang TU
1 buah
Milik sendiri
6
Lab IPA
1 buah
Milik Sendiri
7
Perpustakaan
1 buah
Milik sendiri
8
Ruang UKS
1 buah
Milik sendiri
Observasi Keadaan Sarana dan Prasarana, Banyuputih 25 Agustus 2015.
49
9
Koperasi sekolah
2 buah
Milik sendiri
10
Papan tulis
6 buah
Milik sendiri
11
WC
4 buah
Milik sendiri
7. Struktur kurikulum Tabel 7. Struktur Kurikulum SMP Darul Ma’arif Banyuputih kabupaten Batang9
Kelas dan Alokasi Waktu Komponen A. MATA PELAJARAN 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 6. Ilmu Pengetahuian Alam 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8. Seni Budaya 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 10. Teknoogi Informasi dan Komunikasi
B. MUATAN LOKAL 1. Bahasa Jawa 2. Bahasa Arab
9
2015.
VII
VIII
IX
2 2 4 4 4 4 4 2 2
2 2 4 4 4 4 4 2 2
2 2 4 4 4 4 4 2 2
2
2
2
2 2
2 2
2 2
Dokumentasi Struktur Kurikulum SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, dikutip 26 Agustus
50
C. PENGEMBANGAN DIRI 1. Bimbingan konseling 2. Ibadah Syariah / Fiqih 3. Amtsilati 4. Aswaja 5. Bahasa Arab Percakapan 6. Bahasa Inggris Percakapan
JUMLAH
1 1 2 1 2 2
1 1 2 1 2 2
1 1 2 1 2 2
43
43
43
a. Muatan Kurikulum 1) Mata Pelajaran Mata Pelajaran beserta alokasi waktu berpedoman pada struktur kurikulum di atas dan terdapat 10 mata pelajaran yang diajarkan di satuan pendidikan. Rincian mata pelajaran dan tujuannya sebagai be berikut : a) Pendidikan Agama Pendidikan Agama Islam Tujuan : (1) Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia. (2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa terhadap Allah SWT.
51
b) Kewarganegaraan dan Kepribadian Tujuan : (1) Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan. c) Bahasa Indonesia Tujuan : (1) Membina ketrampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap IPTEK. d) Bahasa Inggris Tujuan : (1) Membina ketrampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman
terhadap
IPTEK
dalam
menyongsong
era
globalisasi. e) Matematika Tujuan : (1) Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematika dalam rangka penguasaan IPTEK. f) Ilmu Pengetahuan Alam Meliputi
: Fisika dan Biologi.
52
Tujuan : (1) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa untuk menguasai dasar - dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK. g) Ilmu Pengetahuan Sosial Meliputi
: Sejarah, Ekonomi, dan Geografi
Tujuan : (1) Memberikan pengetahuan sosio cultural masyarakat yang majemuk. (2) Mengembangkan
kesadaran
hidup
bermasyarakat
serta
memiliki ketrampilan hidup secara mandiri. h) Seni Budaya Meliputi
: Seni Rupa, Seni tilawah, Seni murottal, dan Seni
rebana. Tujuan : (1) Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan kecintaan pada seni islami i) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Tujuan : (1) Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan ketrampilan dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportivitas, tanggung jawab, disiplin, dan percaya diri pada siswa.
53
j) Teknologi Informasi dan Komunikasi Meliputi
: Elektronika, Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Tujuan : (1) Memberikan ketrampilan di bidang Teknologi Informatika dan ketrampilan Elektronika yang sesuai dengan bakat dan minat siswa. 2) Muatan Lokal SMP Darul Ma‟arif Banyuputih mengadakan pembelajaran Mulok sebagai berikut : Tabel 8. Muatan Lokal SMP Darul Ma’arif Banyuputih Batang10 No.
1.
2.
Mata Pelajaran
Bahasa Jawa
Bahasa Arab
Kelas
Jumlah Jam
VII
2
VIII
2
IX
2
VII
2
VIII
2
IX
2
Rincian Mulok SMP Darul Ma‟arif Banyuputih adalah sebgai berikut : a) Mulok Bahasa Jawa Tujuan
: Untuk mengembangkan kompetensi berbahasa Jawa
untuk melestarikan bahasa Jawa. 10
Dokumentasi Muatan Lokal SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, dikutip 26 Oktober 2015.
54
b) Mulok Bahasa Arab Tujuan : Untuk mengembangkan kompetensi berbahasa Arab 3) Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan
diri
adalah
kegiatan
yang
bertujuan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk ekstrakurikuler. Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan tidak terprogram. 1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut: Tabel 9. Kegiatan Pengembangan Diri Secara Terprogram11 No.
Nama Kegiatan
Kelas
Tiap kelas diberikan 1 jam pelajaran ( 1 x 40 menit )
Bimbingan Konseling 1. VII 2.
11
Ibadah Syariah / Fiqih
Alokasi Waktu
VIII
Tiap kelas diberikan 1 jam pelajaran ( 1 x 40 menit )
Dokumentasi Kegiatan Pengembangan Diri secara Terprogram SMP Darul Ma‟arif Bnayuputih, dikutip 26 Agustus 2015.
55
IX VII 3.
Bahasa Percakapan
Arab
VIII IX VII
4.
Bahasa Inggris Percakapan
Tiap kelas diberikan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit )
VIII
Tiap kelas diberikan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit )
VII 6.
Aswaja
VIII
Tiap kelas diberikan 1 jam pelajaran ( 1 x 40 menit )
IX VII 7.
Amtsilaty
VIII
Tiap kelas diberikan 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit )
IX
Adapun rincian kegiatan dan tujuannya adalah sebagai berikut : b) Kegiatan bimbingan dan konseling Meliputi : 1) Masalah kesulitan belajar siswa 2) Pengembangan karir siswa 3) Pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi 4) Masalah dalam kehidupan sosial siswa c) Ibadah Syari‟ah / Fiqih Meliputi praktek wudlu, sholat fardhu serta sholat – sholat sunnah dan dzikir sesudah sholat.
56
Tujuan : 1) Untuk menanamkan arti pentingnya kewajiban melaksanakan sholat fardhu bagi setiap peserta didik. 2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui ibadah sholat fardhu dan sholat sunnah secaa benar. d) Bahasa Arab Percakapan Meliputi Mufrodat ( Kosakata ), Khiwar ( Percakapan ), dan Al Qowa’ida ( kaidah – kaidah ) Tujuan:
Membina
keterampilan
berbahasa
Arab
serta
dapat
menggunakan bahasa sebagai dasar pengetahuan agama Islam. e) Bahasa Inggris Percakapan Meliputi vocabularies, expression dan confercation Tujuan : membina ketrampilan berbahasa Inggris dan berpidato Bahasa Inggris f) Aswaja Meliputi teori dan prakter amaliah ahlussunnah wal jamaah g) Amtsilaty Belajar qowaid dengan metode amtsilaty, tujuan : 1) Siswa diharapkan dapat memahami struktur Bahasa Arab dengan baik 2) Siswa diharapkan bisa membaca kitab kuning
57
Untuk Kelas IX diberi kegiatan Bimbingan Belajar secara intensif untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional. Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin – Sabtu sesuai dengan kondisi sekolah pada pukul 14.00 – 16.00. Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada Kepala Sekolah dan orang tua murid dalam bentuk kualitatif : Katergori
Keterangan
A
Sangat Baik
B
Baik
C
Cukup
D
Kurang
2. Kegiatan pengembangan diri tidak terprogram, dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut: Tabel 10. Kegiatan Pengembangan Diri tidak Terprogram SMP Darul Ma’arif Banyuputih12
Contoh
Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal
12
Piket kelas Ibadah sholat berjama‟ah Upacara pengibaran bendera setiap hari Senin Berdoa sebelum dan setelah selesai pembelajaran di kelas Bhakti social
Dokumentasi Kegiatan Pengembangan Diri tidak Terprogram SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, dikutip 26 Agustus 2010.
58
Spontan, yaitu kegiatan yang tidak terjadwal dalam kejadian khusus
Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
Memberi dan menjawab salam Meminta maaf Berterima kasih Mengunjungi teman yang sakit Membuang sampah pada tempatnya Menolong orang yang sedang kesusahan Melerai pertengkaran Performa guru Mengambil sampah yang berserakan Berbicara dengan sopan Mengucapkan terima kasih Meminta maaf Menghargai pendapat orang lain Memberi kesempatan terhadap pendapat yang berbeda Mendahulukan kesempatan kepada orang yang lebih tua Memberi penugasan kepada peserta didik secara bergilir Mentaati tata tertib Berpakaian rapi dan bersih Menepati janji Memberikan penghargaan kepada yang berprestasi Berperilaku santun Pengendalian diri dengan baik Memuji pada orang yang jujur Mengakui kebenaran orang lain Mengakui kesalahan diri sendiri Berani mengambil keputusan Berani berkata benar Melindungi kaum yang lemah Membantu kaum yang fakir Sabar mendengarkan orang lain Membela kehormatan bangsa Mengembalikan barang yang bukan miliknya Budaya antri Mendamaikan
59
Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan di SMP Darul Ma‟arif Banyuputih pada Tahun Pelajaran 2015 / 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 11.
Jenis Pengembangan diri A. Bimbingan Konseling
Nilai-nilai
yang
Strategi
ditanamkan Kemandirian
pembentukan
Percaya diri
karakter
Kerja sama
kepribadian
Demokratis
pemberian
Peduli sosial
motivasi
Komunikatif
atau
bimbingan karir
Jujur B.Kegiatan
Kemandirian
Ekstrakurikuler
Percaya diri
terprogram
Kerja sama
(Kepemimpinan
Demokratis
dan
Peduli sosial
berorganisasi)
1. Kepramukaan
Komunikatif
Latihan
Kegiatan OSIS
Jujur Disiplin Toleransi Cinta damai Kerja keras 2. Kerohanian
Religius
( Ibadah Syariah, Rasa kebangsaan Aswaja Amtsilaty )
dan Cinta tanah air Komunikatif
Beribadah rutin Peringatan besar agama Kegiatan keagamaan
hari
60
B. Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma’arif Banyuputih Kabupaten Batang 1. Pengertian Sekolah Berbasis Pesantren MH selaku Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif Banyuputih menyampaikan tentang Sekolah Berbasis Pesantren yang di laksanakan SMP Darul Ma‟arif sebagai berikut : “Sekolah berbasis pesantren ya sekolah yang didalamnya terdapat pesantren sebagai tempat tinggal murid, SMP Darul Ma‟arif awalnya yang berdiri duluan itu pesantrennya, setelah itu baru di dirikan SMP pada tahun 2008.” 13 Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh SA selaku Waka Kurikulum, bahwa: “Sekolah berbasis pesantren merupakan sekolah yang memuat kurikulum kepesantrenan dan bernaung di bawah yayasan pesantren.” 14
Tidak jauh berbeda apa yang disampaikan oleh MR selaku guru Mulok pesantren, ungkapnya: “SMP berbasis pesantren ya sekolah yang berada dibawah naungan yayasan pesantren, sekolahnya itu milik pesantren mbk..” 15 Sedangkan KH selaku Guru Matematika menyampaikan sebagai berikut: “Sekolah Berbasis Pesantren itu sekolah yang memadukan pengetahuan umum dan pengetahuan Islam ala pesantren.” 16 13
MH (S1 W1), Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 25 Agustus 2015 Pukul. 10.15 WIB 14 SA (S2 W1), Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 10.55 WIB. 15 MR (S3 W1), Guru Mulok Pesantren , Wawancara Pribadi, Banyuputrih, 26 Agustus 2015 Pukul 11.25 WIB.
61
Hal senada juga diungkapkan oleh NF Selaku Guru Bahasa Arab, menuturkan bahwa: “Sekolah Berbasis Pesantren adalah subuah lembaga pendidikan yang tidak hanya mengajarkan pendidikan umum, tetapi juga mengajarakan pendidikan agama.” 17 Jadi, sekolah berbasis pesantren merupakan sekolah umum yang dipadukan dengan pesantren sebagai asrama peserta didik, selain itu kurikulum pesantren juga dimasukkan kedalam kurikulum sekolah. 2. Tujuan Sekolah Berbasis Pesantren Adapun yang mengenai tujuan didirikannnya sekolah berbasis pesantren Kepala Sekolah menuturkan, bahwa: “Tujuan didirikannya SMP berbasis pesantren sih sebenarnya sama dengan sekolah umum lainnya, cuman yang jadi perbedaannya bahwa SMP Darul Ma‟arif ini lebih cenderung menonjolkan pelajaran pesantren, antara pelajaran umumnya 50% dan pelajaran pesantrennya itu 50% .”18 Tidak hanya Kepala Sekolah yang menuturkan tujuan didirikannya sekolah berbasis pesantren, dari pihak Gurupun mengatakan bahwa sebagai sekolah berbasis pesantren memiliki tujuan untuk mencetak peserta didik agar memiliki pengetahuan yang luas yang berbudi pekerti luhur., ujar SA Waka kurikulum SMP Darul Ma‟arif: “Sekolah berbasis pesantren itu sebagai wajah baru dunia pendidikan di Indonesia dengan memadukan kurikulum Nasional dan pesantren, untuk peserta didiknya agar memiliki pengetahuan luas 16
KH (S4 W1), Guru Matematika, Wawancara Pribadi, Banyuputrih, 26 Agustus 2015 Pukul 09.20 WIB 17 NF (S5 W1), Guru Bahasa Arab, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 26 Agustus 2015 Pukul 10.00 WIB. 18 MH (S1 W2), Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 25 Agustus 2015 Pukul. 10.25 WIB.
62
untuk menciptakan generasi Islami yang berbudi pekerti luhur, kurang lebihnya seperti itu mbk...”19 Diungkapkan pula oleh MR Guru mulok pesantren yang menuturkan tentang tujuan didirikannya sekolah berbasis pesantren: “ Tujuannya membekali siswa agar menguasai ilmu agama dan ilmu umum.”20 KH menuturkan mengenai tujuan didirikannya sekolah berbasis pesantren yaitu untuk menyeimbangkan pendidikan umum dengan pendidikan di pesantren, ujarnya: “Tujuan didirikannya SBP untuk mensinergikan pendidikan umum dan pesantren untuk membekali siswa menuju masa depan.”21 Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh NF mengenai tujuan didirikannya sekolah berbasis pesanatren, beliau menuturkan sebagai berikut: “Tujuannya agar menciptakan generasi yang berilmu, beramal dan berakhlakul karimah.”22 Tujuan didirikannya sekolah berbasis pesantren agar peserta didik memiliki pengetahuan agama dan pengetahuan umum secara seimbang. 3. Kurikulum Sekolah Berbasis Pesantren Berkaitan dengan kurikulum berbasis pesantren yang dilaksanakan di SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, MH Menuturkan sebagai berikut:
19
SA (S2 W2), Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 11.10 WIB. 20 MR (S3 W2), Guru Mulok Pesantren , Wawancara Pribadi, Banyuputrih, 26 Agustus 2015 Pukul 11.30 WIB. 21 KH (S4 W2), Guru Matematika, Wawancara Pribadi, Banyuputrih, 26 Agustus 2015 Pukul 09.25 WIB 22 NF (S5 W2), Guru Bahasa Arab, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 26 Agustus 2015 Pukul 10.10 WIB.
63
“ya,, pelajaran pesantrennya banyak yang di ajarkan di sekolahan selain di ajarkan di pesantren. Ada mata pelajaran amsilati, safinatun najah, tahhfidz qur’an, sebelum memulai pembelajaran kami biasakan anak-anak untuk membaca surat-surat yang ada di juz „amma ternyata tahun ini juga ada wacana peraturan Bupati bahwa setiap sekolah yang ada di Kabupaten Batang diwajibkan membaca al-qur‟an terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran dan alhamdulillah sebelum peraturan ini di berlakukan kami sudah melaksanakannya.”23
Kurikulum berbasis pesantren yang diajarkan di SMP Darul Ma‟arif, dapat diketahui oleh pernyataan MR sebagai berikut: “Di SMP sendiri mengajarkan nahwu-shorof memakai kitab Jurmiyah dan amriti, kalau pelajaran fiqih itu memakai kitab fathul qorib dan safinah.”24 Kemudian menurut SA, menyampaikan bahwa: “Kalau kurikulum pesantrennya itu banyak mbk, seperti mata pelajaran, bahasa Arab., nahwu shorof memakai kitab jurmiyah dan amriti., pelajararan fiqih memakai kitab safinah, fathul qorib, aqidah memakai kitab hujjah min ahlus sunnah wal jama’ah, ada lagi mbak tahfidz al-qur‟an setiap murid wajib menghafalkan juz „amma dan surat-surat penting lainnya seperti: Q.S. Yasin, Waqi‟ah, al-Muluk.”25 KH menambahkan, bahwa: “Kurikulum yang dipakai di SMP Darul Ma‟arif itu melaksanakan kurikulum yang ditetapkan dinas (KTSP) dan diambil muatan lokal dari pesantren serta adanya pengkajian kitab kuning, adanya program tahfidzul qur’an, ilmu alat dan tajwid.”26 Dari beberapa wawancara diatas mengenai kurikulum di SMP Darul Ma‟arif, peneliti juga melakukan observasi tentang kurikulum di 23
MH (S1 W3), Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 25 Agustus 2015 Pukul. 10.25 WIB. 24 MR (S2 W3), Guru Mulok Pesantren , Wawancara Pribadi, Banyuputrih, 26 Agustus 2015 Pukul 11.40 WIB. 25 SA (S3 W2), Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 11.20 WIB. 26 KH (S4 W2), Guru Matematika, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 26 Agustus 2015 Pukul 09.50 WIB.
64
sekolah tersebut yang mana hasil observasinya adalah ketika peneliti mengunjungi salah satu kelas yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar, disitu mata pelajarannya adalah fathul qorib (fiqih) sedang diajarkan sebagai pengkajian kitab kuning, yang kita ketahui bahwa kitab kuning menjadi karakteristik pondok pesantren. Tetapi di SMP Darul Ma‟arif kitab sudah menjadi bagian dari kurikulum sekolah.27 Sebagai sekolah berbasis pesantren dalam pelaksanakannya juga melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan, salah satunya dengan pembiasakan melaksanakan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjama‟ah, kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari di SMP Darul Ma‟arif, adanya program takhasus Qur’an juga menjadi program wajib yang harus dilaksanakan peserta didik, program takhasus Qur’an (hafalan qur‟an) disetorkan kepada guru pembimbing dalam waktu satu tahun siswa diwajibkan untuk hafal juz 30 bagi kelas VII, hafalan juz 1 bagi kelas VIII dan hafalan juz 2 bagi kelas IX, dan juga hafalan surat-surat penting yang ada di Al-Qur‟an.28 Kurikulum yang diajarkan SMP Darul Ma’arif Banyuputih yaitu kurikulum yang ditetapkan oleh Dinas KTSP 2006 dan kurikulum pesantren dengan menggunakan pengkajian kitab-kitab kuning (mulok pesantren).
27
Hasil Observasi Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma‟arif, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 10.15. 28 Hasil Observasi Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma‟arif, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 10.45.
65
Sekolah berbasis pesantren dengan sekolah formal lainnya memiliki beberapa perbedaan, baik dari tujuan maupun kurikulum yang dipakai di sekolah. Seperti halnya yang disampaikan oleh MH, bahwa: “Tujuannya sih sebenarnya sama dengan sekolah umum lainnya cuman di sekolah yang berbasis pesantren penguasan ilmu agamanya tidak hanya mata pelajaran PAI, tapi juga menggunaakan pengkajian kitab-kitab kuning, diharapkan agar nilai-nilai pesantren dipakai di sekolahan umum.” AN, selaku Wakil Kepala Sekolah menambahkan, bahwa perbedaan sekolah berbasis pesantren sangat terlihat jelas dari kurikulum yang diajarkan dan keberadaan pondok pesantren sebagai asrama peserta didik, ujarnya: “Awalnya karena pesantren terlebih dahulu didirikan maka harapan kami dengan adanya Sekolah formal diharapkan wawasan santri tidak terfokus pada bidang agama saja, tetapi juga mampu dan menguasai ilmu-ilmu umum, disitulah perbedaannya antara Sekolah berbasis pesantren dengan sekolah formal lainnya, di SMP berbasais pesantren kurikulum pelajaran ala pesantren di masukan ke dalam kurikulum sekolah, adanya pesantren juga menjadi salah satu perbedaannya, karena di sekolah formal lainnya tidak memiliki bangunan pondok pesantren” 29 Perbedaan yang ada di sekolah berbasis pesantren dan sekolah formal lainnya terletak pada kurikulum pesantren yang dimasukkan pada kurikulum sekolah dan adanya asrama pesantren sebagai tempat tinggal peserta didik/santri.
29
AN (S5 W1), Wakil Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 27 Agustus Pukul. 11.30 WIB.
66
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma’arif Banyuputih Kabupaten Batang Dalam implementasi sekolah berbasis pesantren, ada beberapa faktor pendukung dan penghambat yang dirasakan oleh SMP Darul Ma‟arif Banyuputih kabupaten Batang. Yaitu: 1. Faktor pendukung a. Kegiatan pengembangan diri dan ekstrakurikuler MH menuturkan beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan sekolah berbasis pesantren, ujarnya: “Setiap keberhasilan yang diraih itu pasti ada faktor pendukung dan penghambatnya, kalau di SMP sini alhamdulillah terdapat banyak kegiatan pengembangan diri bagi siswa dan kegiatan ekstrakurikuler sebagai penunjang ataupun sarana bagi siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.”30 Kegiatan pengembangan diri yang ada di SMP Darul Ma‟arif dilaksanakan secara terprogram dan tidak terprogram yang difasilitasi dan dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilakukan dalam bentuk ekstrakurikuler, sedangkan kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram
dilaksanakan secara rutin, spontan, dengan adanya
keteladanan dari para pendidik.31
30
MH (S1 W4), Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 25 Agustus 2015 Pukul. 11.00 WIB. 31 Hasil Observasi Faktor Pendukung Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma‟arif, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 11.00 WIB.
67
b. Kinerja guru Dikatakan bahwa faktor pendukung dalam pelaksanaan sekolah berbasis pesantren dari dewan pengajar memiliki jabatan sesuai dengan kemampuan masing-masing guru, sebagaimana pernyataan NF, sebagai berikut: “Guru-guru yang mengampu mata pelajaran di sesuaikan dengan keahliannya masing-masing, hal tersebut menjadi faktor pendukung terlaksananya sekolah berbasis pesantren.”32 c. Adanya asrama pesantren SA, menyampaikan sebagai berikut: “Adanya pondok pesantren memudahkan untuk melanjutkan pembelajaran yang belum tersampaikan di sekolah, kebetulan saya di pondok juga sebagai ustad.”33 d. Peran Kepala Sekolah Peran merupakan suatu yang menjadi bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan, dalam hal ini peran Kepala Sekolah sebagai faktor pendukung dalam
pelaksanaan sekolah berbasis pesantren.
Seperti halnya yang dipaparkan oleh SA, bahwa: “Untuk faktor pendukung sendiri macam-macam mbk,,, ya salah satunya yang menjadi faktor pendukung kami, yang saya rasakan sendiri itu adanya peran Kepala Sekolah yang selalu memberikan motivasi maupun arahan kepada guru-guru, sehingga kami sebagai dewan pengajar juga selalu semangat dalam bekerja.”34
32
NF (S5 W3), Guru Bahasa Arab, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 26 Agustus 2015 Pukul 10.20 WIB. 33 SA (S2 W3), Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 11.15 WIB. 34 SA (S2 W3), Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 11.15 WIB.
68
Sebagai seorang pendidik dan pembimbing Kepala Sekolah senantiasa menjadi teladan bagi pendidik dan peserta didik, seperti yang peneliti lihat bahwa ketika jam kerja Kepala Sekolah selalu datang tepat waktu, menjadi Imam sholat dhuha, justru terkadang masih ada sebagian murid yang terlambat datang, anak-anak yang terlambat datang diberikan teguran dan di suruh untuk menjalankan sholat dhuha sendiri dengan diawasi langsung oleh Kepala Sekolah. Kepala Sekolah mendidik siswa agar selalu melakukan kebiasaan yang baik, bukan hanya dalam hal pelajaran, namun juga dalam bersikap dan berperilaku. 35
2. Faktor Penghambat Selain faktor pendukung diatas, ada beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan sekolah berbasis pesantren. a. Peserta didik Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah bahwa dalam pelaksanaannya terdapat faktor-faktor penghambatnya, bahwa tidak semua siswa tinggal di pondok pesantren padahal ada beberapa mata pelajaran mulok pesantren yang belum tersampaikan di ajarkan kembali di pesantren, ujarnya bahwa: “Kami juga tidak memungkiri masih banyak faktor penghambat yang kami alami Belum 100% peserta didik tinggal di Pesantren, masih ada santri yang tinggalnya di rumah (laju) sehingga materi yang akan diajarkan belum semuanya tersampaikan.”36 35
Observasi Faktor Pendukung Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren, Banyuputih, 26 Agustus 2015 Pukul 07.00 WIB. 36 MH (S1 W5), Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 25 Agustus 2015 Pukul. 11.10 WIB .
69
b. Sarana dan prasarana Beberapa guru menyampaikan bahwa faktor penghambatnya itu sendiri kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, sebagaimana dituturkan oleh ZA, bahwa: ”Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Darul Ma‟arif bisa dikatakan kurang memadai mbk,,,dari siswa yang begitu banyak disini kami hanya memiliki beberapa komputer saja, padahal disini ada pelajaran TIK, yang seharusnya siswa langsung praktik malah teori saja yang disampaikan.”37 Keterbatasan sarana dan prasana yang dimiliki SMP Darul Ma‟arif juga dibuktikan ketika peneliti terjun ke lapangan walaupun SMP Darul Ma‟arif memiliki 2 gedung yang berbeda di desa yang berbeda pula, masih ada beberapa sarana dan prasarana yang seharusnya dimiliki, adanya perpustakaan sekolah juga tidak diimbangi dengan jumlah buku yang ada di perpustakaan, jumlah komputer yang ada di ruanganan praktik TIK hanya ada 4 buah itupan yang dipakai untuk praktik siswa padahal dari jumlah sekian banyak siswa jumlah komputer seharusnya perlu adanya penambahan lagi, tidak adanya laboratorium IPA yang ada hanya beberapa alat praktiknya yang diletakkan di ruang komputer.38 c. Kepercayaan masyarakat Keberadaan sekolah formal lain yang berdekatan dengan SMP Darul Ma‟arif Banyuputih, menyebabkan kurangnya kepercayaan 37
ZA (S6 W1), Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul. 09.00 WIB . 38 Hasil Observasi Faktor Penghambat Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma‟arif, Banyuputih, 27 Agustus 2015 Pukul 11. 00 WIB.
70
masyarakat sekitar untuk menyekolahkan anaknya. Sebagaimana dituturkan oleh Kepala Sekolah, bahwa: “Secara garis besar masyarakat sekitar kurang memberikan kepercayaan untuk menyekolahkan anaknya di SMP ini, justru sebagian besar muridnya berasal dari luar daerah sekaligus memondokkan anaknya di pesantren Darul Maarif yang masih dalam satu yayasan dengan SMP ini.”39
39
MH (S1 W6), Kepala Sekolah SMP Darul Ma‟arif, Wawancara Pribadi, Banyuputih, 25 Agustus 2015 Pukul. 11.10 WIB .