SKRIPSI IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMP IT NURUL ISLAM DESA KLERO, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun oleh : RINI PRIARNI Nim : 111 10 033
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013/2014
MOTTO
“The aim of education should be to teach us rather how to think, than what to think rather to improve our minds, so as to enable us to think for ourselves, than to load the memory with thoughts of other men.” ~Bill Beattie~ “ Tujuan pendidikan harusnya untuk mengajarkan kita cara bagaimana berfikir, daripada mengajarkan apa yang harus dipikirkan. Mengajarkan memperbaiki otak kita sehingga membuat kita bisa berfikir untuk diri sendiri, daripada membebani memori otak kita dengan pemikiran orang lain.”
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah Swt dan dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Kedua orang tua tercinta ( ayahanda Supriyo Utomo dan ibunda Suparni ) yang dengan tulus ikhlas selalu berdo‟a memberikan restunya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Kakak tersayang ( Rina Priarni ) yang senantiasa membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Mufiq, M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan pengarahan dan dukungan kepada penulis. 4. Semua Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah mengajarkan ilmu kepada penulis selama kuliah. 5. Teman-teman seperjuangan progdi PAI angkatan 2010 yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. 6. Keluarga besar KOPMA FATAWA yang selama ini telah membantu penulis untuk mendapatkan pengalaman baru serta selalu memberikan motivasi. 7. Keluarga besar LPM DINAMIKA yang selama ini telah membantu penulis untuk mendapatkan pengalaman baru. 8. Dan semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah Swt selalu memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang kepada semua hamba-hamba Nya. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul PESANTREN
“IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SMP IT
NURUL ISLAM DESA KLERO, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014” , tanpa ada halangan dan kesulitan yang berarti. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada uswah kita Rasulullah Muhammad Saw beserta segenap keluarga, para sahabat, dan pengikut
beliau, dengan
harapan semoga kita mendapat syafa‟at di yaumul qiyamah nanti. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1 ) Pendidikan Agama Islam ( S.Pd. I ) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai kontribusi keilmuan serta amal ibadah yang akan menambah timbangan kebaikan kelak ketika menghadap Allah Swt. Amin. Untuk sampai pada tahapan ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan baik moril, materiil, maupun sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih serta apresiasi yang setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh selaku kaprogdi Pendidikan Agama Islam ( PAI) yang telah menyetujui judul skripsi ini. 3. Bapak Mufiq, M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran serta bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penelitian dan penyusunan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 4. Segenap dosen jurusan tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam ( PAI ) STAIN Salatiga yang telah mengajarkan ilmu kepada penulis selama kuliah. 5. Seluruh karyawan, staff, dan seluruh civitas akademika STAIN Salatiga yang senantiasa melayani keperluan akademik mahasiswa dengan baik. 6. Kepala sekolah, guru, karyawan, komite, dan siswa di SMP IT NURUL ISLAM DESA KLERO, KECAMATAN TENGARAN, KABUPATEN SEMARANG yang senantiasa melayani dan membantu penulis selama kegiatan penelitian. 7. Kedua orang tua tercinta ( ayahanda Supriyo Utomo dan ibunda Suparni ) yang tak pernah lelah melantunkan do‟a untuk anak-anaknya. Serta tidak pernah mengeluh dalam setiap tetesan keringat demi kesuksesan anak-anaknya. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kesehatan dan mengampuni dosa-dosa kedua orang tua penulis. 8. Kakak tersayang ( Rina Priarni ) yang selalu membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 9. Teman-teman seperjuangan progdi PAI angkatan 2010 yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. 10. Keluarga besar KOPMA FATAWA yang selama ini telah membantu penulis untuk mendapatkan pengalaman baru serta selalu memberikan motivasi. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah Swt selalu memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya. Teriring do‟a semoga Allah senantiasa membalas semua amal kebaikan mereka. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memperluas pemahaman kita mengenai Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren. Akhir kata, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, 26 Agustus 2014 Penulis,
RINI PRIARNI NIM : 111 10 033
ABSTRAK
PRIARNI, RINI. 2010. Implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP IT Nurul Islam Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. Pembimbing Mufiq, M.Phil.
Kata Kunci: Manajemen dan Sekolah Berbasis Pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan manajemen sekolah berbasis pesantren dan peningkatan mutu di SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian berbentuk kualitatif dengan metode deskriptif. Obyek penelitiannya yaitu kepala sekolah dan mudir pesantren , bagian kurikulum, bagian kepegawaian, bagian sarana prasarana, bagian kesiswaan, bagian humas, bagian keuangan, dan bagian ketatausahaan. Peneliti menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Sumber data berupa data primer. Metode menganalisis data terdiri dari 3 kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data, Kedua, data disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen sekolah berbasis pesantren di SMP IT Nurul Islam Tengaran sudah berjalan dengan baik. Perpaduan antara manajemen sekolah dan manajemen pesantren terlihat pada program kegiatan dan program pembelajaran. Manajemen di sini dikategorikan menjadi 7 macam yaitu: manajemen kurikulum, kepegawaian, kesiswaan, sarana prasarana, keuangan, humas, dan layanan khusus. Jadi, antara manajemen di sekolah dengan di pesantren saling berkaitan. Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian peningkatan mutu di SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan teknik TQM. TQM yang diterapkan sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut terbukti melalui penjabaran pada syarat-syarat pelaksanaan TQM yang sudah terpenuhi. Seperti komitmen dari kepala sekolah, adanya visi, misi, dan tujuan sekolah, adanya perbaikan secara berkesinambungan, adanya pendekatan publisitas, dan Steering committee.
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................
i
JUDUL .....................................................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ..........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...........................................................
v
MOTTO ..................................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
viii
ABSTRAK ..............................................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B. Fokus Penelitian ......................................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................
7
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................
7
E. Penegasan Istilah ...................................................................................
8
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................................
10
2. Kehadiran Peneliti ............................................................................
10
3. Lokasi Penelitian ..............................................................................
11
4. Sumber Data .....................................................................................
11
5. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................
11
6. Analisis Data ...................................................................................
12
7. Pengecekan Keabsahan Data ...........................................................
13
8. Tahap-tahap Penelitian ....................................................................
13
G. Sistematika Penulisan ........................................................................
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia..............................................
16
2. Manajemen Pada Lembaga Pendidikan di Indonesia........................
28
3. Total Quality Management Dalam Konteks Pendidikan...................
38
4. Gambaran Penelitian Terdahulu ........................................................
41
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Sejarah SMP IT Nurul Islam Tengaran..........................................
44
B. Manajemen di SMP IT Nurul Islam ..........................................
45
C. Manajemen di Pesantren Nurul Islam
......................................
53
D. Penerapan TQM di SMP IT Nurul Islam Tengaran ......................
57
BAB IV PEMBAHASAN A. Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren ......................................
63
B. Upaya Peningkatan TQM ...........................................................
67
C. Kelebihan dan Kekurangan Sekolah Berbasis Pesantren .............
70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................
73
B. Saran ............................................................................................
77
DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN- LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS SURAT KETERANGAN PENELITIAN LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI SURAT KETERANGAN KEGIATAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya
serta
mampu
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan ( Tim Penyusun UU Sisdiknas, 2003). Pendidikan dengan berbagai coraknya berorientasi memberikan bekal kepada manusia atau peserta didik untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, semestinya pendidikan selalu diperbaharui konsep dan aktualisasinya dalam rangka merespon perkembangan zaman yang selalu dinamis dan temporal. Bekal pendidikan sejak dini baik secara formal, informal, maupun non formal menjadi tumpuan untuk melahirkan manusia baru dengan karakter yang kuat. Adapun karakter kuat ini dicirikan oleh kapasitas moral seseorang seperti, kejujuran, kekhasan kualitas seseorang yang membedakan dirinya dari orang lain, dan ketegaran menghadapi kesulitan (Suhardi, 2012). Karakter bangsa yang kuat bisa diperoleh dari sistem pendidikan yang tidak hanya mementingkan kecerdasan intelektual semata, melainkan juga kecerdasan spiritual. Sekolah formal adalah contoh lembaga pendidikan yang menekankan pencapaian prestasi anak didik dalam hal kecerdasan intelektual dan bermuara pada berbagai ukuran akademik. Sementara itu, pondok pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang mengutamakan pencapaian kecerdasan spiritual.
Pesantren merupakan institusi pendidikan Islam asli dan tertua di Indonesia yang telah turut membina dan mengembangkan sumber daya manusia untuk mencapai keunggulan (excellence). Pondok pesantren telah berperan besar dalam upaya meningkatkan kecerdasan dan martabat manusia (Siradj, 1999: 181). Secara umum, sekolah dan pondok pesantren merupakan 2 lembaga pendidikan yang
memiliki keunggulan masing-masing. Apabila keunggulan dari
kedua lembaga pendidikan itu dipadukan, maka akan tercipta sebuah kekuatan pendidikan yang mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas dan berkarakter baik. Namun harus diakui bahwa sekolah dan pondok pesantren masih mengalami masalah yang serius. Salah satunya adalah masalah manajemen. Secara umum pengelolaan manajemen di pesantren kurang diperhatikan karena pesantren merupakan lembaga tradisional dengan wataknya yang bebas sehingga pola pembinaannya hanya tergantung pada kehendak dan kecenderungan pimpinan saja. padahal sesungguhnya potensi-potensi yang ada dapat diandalkan untuk membantu penyelenggaraan pondok pesantren tersebut. Lebih lanjut, dalam iklim kompetitif seperti sekarang ini sulit bagi pesantren untuk hidup dengan baik jika tidak memiliki kemampuan untuk mengubah diri dengan cepat dan mampu berkembang seiring dengan berbagai tuntutan stakeholder. kondisi ini berlaku hampir pada keseluruhan pesantren yang bersifat profit dan non profit. Selain itu, pesantren lebih terkesan kumuh dan bukan pilihan yang populer dibandingkan dengan sekolah modern lainnya. Sementara itu, apabila diamati banyak pula sekolah yang mengalami masalah. Seperti aktifitas belajar mengajar yang mengandalkan tekstual dan terkesan kaku. Selain itu, Proses pembelajaran
hanya berpusat pada guru dan mengarah pada
transfer of knowledge saja. Tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa masih diabaikan. Penguasaan peserta didik hanya berpusat pada kemampuan kognitif saja, sedangkan kemampuan afektif dan psikomotor kurang ditekankan. Parahnya lagi, peserta didik tidak mendapatkan pendidikan moral serta kecakapan hidup. Manajemen yang diterapkan terkadang tidak jelas kemana arah tujuannya. Padahal manajemen adalah penentu keberhasilan suatu pendidikan di sekolah. Berdasarkan asumsi–asumsi di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia (RI) menggagas program Sekolah berbasis pondok pesantren. Sebelum gagasan tersebut ada, telah
bermunculan sekolah berbasis
keagamaan lainnya dengan label SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) atau SMPIT (Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu). Kondisi tersebut telah mendorong pihak sekolah baik swasta maupun negeri untuk menciptakan suasana kultural keagamaan serta mulai menekankan pentingnya peran agama dalam kurikulum. Sekolah berbasis pesantren dianggap mampu mencetak anak didik yang berpengetahuan umum serta mempunyai kepribadian religius, sederhana, dan mandiri. Sekolah berbasis pesantren merupakan model pendidikan yang mengintegrasikan berbagai kecerdasan sebagai upaya pembentukan multiple intelegence peserta didik agar memiliki kemampuan intelektual (fikr), kemampuan moralitas (zikr dan qalb), dan kemampuan untuk melakukan sesuatu atas dasar keterampilan („amal) serta profesionalitas (Purwoko, 2013:IV). Sekolah berbasis pesantren mengintegrasikan kebenaran nash (Al-qur‟an dan hadis) dengan kebenaran sains (IPTEK). Salah satu hal yang menarik pada sekolah berbasis pesantren ini adalah dimasukkannya penguasaan kitab kuning dalam kurikulum. Kitab kuning berisi naskah-naskah klasik
yang banyak mengandung pesan, tauladan, nilai, sejarah, serta ajaran-ajaran agama yang dapat memupuk sikap santun dan beradab. Sekolah
berbasis
pesantren
merupakan
salah
satu
alternatif
untuk
mengembalikan karakter bangsa yang mulai luntur di tengah arus globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini. Anak didik yang hanya dijejali pendidikan dunia saja dikhawatirkan akan melahirkan generasi buruk. Sekolah berbasis pesantren diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka mengurangi arus moral remaja yang semakin menyimpang. Saat ini, sekolah berbasis pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang banyak diminati oleh berbagai kalangan karena dianggap mampu memberikan bekal dasar-dasar keagamaan yang cukup sekaligus mampu menjadikan peserta didik tampil cakap di dunia modern. Sekolah berbasis pesantren telah diprogramkan pemerintah secara terus menerus sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mampu memenuhi kebutuhan kualitas lulusan. Banyak lulusan yang tidak siap untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan tidak produktif. Lulusan tersebut adalah produk sistem pendidikan yang tidak terfokus pada mutu. Untuk itu, Direktorat Pembinaan sekolah bertanggung jawab terhadap pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu sekolah dan Direktorat Pendidikan pondok pesantren bertanggung jawab terhadap pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu pesantren. Dari paparan di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian di sebuah sekolah
formal yang berbasis pesantren dalam setiap pelaksanaan program
pendidikannya. Objek penelitian dilaksanakan di SMP IT Nurul Islam Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
SMP IT Nurul Islam merupakan salah satu sekolah penyelenggara program sekolah berbasis pesantren yang telah diadvokasi bersama 111 sekolah berbasis pesantren lainnya se-Indonesia, dengan menjadikan Pesantren Nurul Islam atau Yayasan Sabilul Khoirot sebagai penyelenggara program-program kepesantrenannya (Purwoko, 2013:IV). Upaya memadukan pendidikan sekolah formal khususnya SMP dengan pondok pesantren akan menghasilkan sistem pendidikan yang lebih kuat dan lengkap. Namun beberapa hal yang menjadi pertanyaan penulis, bagaimana sekolah tersebut dapat mempertahankan eksistensinya menghadapi persaingan global dan bagaimana pula pengelolaan serta penerapan manajemennya. Dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul “Implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP IT
Nurul Islam
Desa Klero, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014”. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat difokuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana manajemen pendidikan di SMPIT Nurul Islam dan di Pesantren Nurul Islam atau Yayasan Sabilul Khoirot tahun pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana implementasi manajemen sekolah berbasis pesantren di SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimana peningkatan mutu pendidikan di SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran 2013/2014? 4. Apa keunggulan dan kelemahan dari manajemen sekolah berbasis pesantren?
C. Tujuan Penelitian Segala aktivitas yang dilakukan pasti tidak terlepas dari tujuan atau maksud yang hendak dicapai, begitu juga dalam penelitian ini seperti: a. Untuk mengetahui manajemen pendidikan di SMPIT Nurul Islam dan di Pesantren Nurul Islam atau Yayasan Sabilul Khoirot tahun pelajaran 2013/2014. b. Untuk mengetahui implementasi manajemen sekolah berbasis pesantren yang diterapkan oleh SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran 2013/2014. c. Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan di SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran 2013/2014. d. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari manajemen sekolah berbasis pesantren. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang penulis harapkan dalam penelitian ini berupa: 1. Kegunaan Ilmiah (teoritis) Dapat semakin memperkaya khazanah keilmuan Islam dan sumbangan pemikiran untuk pengembangan SDM terutama bagi masyarakat yang menjadikan pesantren sebagai alternatif dalam memperoleh pendidikan. 2. Manfaat Praktis 1) Dapat menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya sehingga proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung serta memperoleh hasil yang maksimal. 2) Dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi sekolah berbasis pesantren lainnya untuk menemukan pola pengelolaan atau manajemen yang lebih maksimal.
3) Bermanfaat bagi masyarakat umum sehingga mampu menumbuhkan kepedulian terhadap kondisi pendidikan Islam pada khususnya. E. Penegasan Istilah 1. Implementasi Manajemen Implementasi dipandang sebagai penerapan sebuah inovasi dan selalu melahirkan perubahan ke arah perbaikan serta dapat berlangsung secara terus menerus (Sabda, 2006:100). Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh suatu lembaga agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen memiliki beberapa indikator, yaitu: manajemen kurikulum, manajemen murid atau kesiswaan, manajemen kepegawaian, manajemen ketatausahaan, manajemen sarana prasarana, manajemen keuangan sekolah, dan hubungan masyarakat (Subroto, 1988:7). 2. Sekolah Berbasis Pesantren Sekolah merupakan lembaga untuk kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Sedangkan pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mengutamakan pengajarannya pada sektor kecerdasan spiritual dan pendalaman ajaran agama Islam. Selanjutnya, berbasis berarti dasar atau asas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sekolah berbasis pesantren merupakan model pendidikan yang mengintegrasikan antara pelaksanaan sistem persekolahan dengan pelaksanaan sistem pesantren. Sekolah berbasis pesantren merupakan perpaduan antara kemampuan sains atau keterampilan dengan kemampuan keagamaan (moralitas).
3. Mutu Pendidikan Mutu adalah ukuran baik buruknya suatu benda, keadaan, taraf, atau derajat misal kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya (Tim Penyusun KBBI, 1999:677). Mutu pendidikan merupakan kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku (Dzaujak, 1996:8). F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan menguraikannya secara menyeluruh serta teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Iqbal, 2002:33). Istilah kualitatif sendiri mengacu pada pengertian yang luas, yaitu penelitian yang menghasilkan hal-hal deskriptif, diantaranya berupa kata-kata dan perilaku orang-orang yang dapat diobservasi, baik secara lisan maupun tulisan faktual serta menganalisis data yang ada dalam penelitian (Moleong, 2001:3). Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan tersebut pada hakekatnya adalah kegiatan mengamati orang, melakukan wawancara, serta berusaha memaknai kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan penelitian (Moleong, 2001:31). Selain itu, penelitian ini juga dapat digolongkan sebagai penelitian lapangan (field research) karena peneliti langsung menggali data di lapangan.
2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai human instrumen berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat simpulan atas dasar temuannya (Sugiyono, 2009). Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen berupa kamera, referensi buku, jurnal, lembar observasi, serta lembar wawancara terbuka. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini terletak di SMPIT Nurul Islam yang beralamat di Jln. Raya Salatiga-Solo KM 8, Dsn. Kaligandu, RT. 11/03, Ds. Klero, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, kode pos 50775. 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara (Umar, 1997: 99). Selain itu, data primer dalam penelitian ini berupa buku dan arsip-arsip
sekolah. 5. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk memperoleh data yang diperlukan, metode tersebut antara lain: a. Observasi Observasi merupakan
metode pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek (Arikunto, 2002:132). Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui
kegiatan siswa, sarana prasarana yang ada, layanan khusus yang tersedia, kegiatan guru, dan gambaran lainnya. b. Interview Interview atau wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan (Sukandarrumidi, 2006:88). Penelitian ini menggunakan metode wawancara tidak berstruktur, yaitu peneliti bebas mengajukan pertanyaan tanpa menggunakan pedoman interview secara lengkap. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Selain itu peneliti juga menggunakan wawancara terbuka. Interview berfungsi untuk memperoleh data tentang
manajemen
sekolah
serta
pesantrendan
peningkatan
mutu
pendidikannya. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode mencari data yang berupa catatan, buku, jurnal, dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah berdirinya, visi dan misi, tujuan, serta manajemen di sekolah tersebut. 6. Analisis Data Metode yang digunakan peneliti untuk menganalisis data terdiri dari 3 kegiatan: pertama, pengumpulan data dan melakukan reduksi data seperti memilih atau membuang data yang tidak diperlukan, serta pengecekan keabsahan data. Kedua, data disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan simpulan dari data yang telah disajikan. 7. Pengecekan Keabsahan Data Agar data yang diperoleh benar-benar objektif, maka peneliti melakukan pemeriksaan data dengan metode triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Teknik triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a. Membandingkan data pengamatan dengan hasil wawancara. b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 8. Tahap-tahap Penelitian a. Tahap pra lapangan Peneliti menyusun proposal dan landasan teori penelitian. b. Tahap pelaksanaan penelitian 1) Pengumpulan data Peneliti mengadakan wawancara kepada kepala sekolah dan perwakilan setiap bagian manajemen, mengadakan observasi, dan dokumentasi. 2) Melakukan reduksi data Data yang sudah terkumpul direduksi untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperlukan. c. Tahap akhir penelitian 1) Menyajikan data dalam bentuk deskriptif 2) Menganalisis data dan penarikan simpulan G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab. Sebelumnya diawali dengan lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi. Adapun pembagian 5 bab tersebut adalah:
BAB I
:
Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, penegasan istilah, kajian pustaka, metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, lokasi dan objek penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
: Kajian Pustaka Terdiri dari deskripsi teori yang berisi tentang paparan konsep pendidikan Islam di Indonesia, manajemen pada lembaga pendidikan di Indonesia, sekolah berbasis pesantren, dan mutu pendidikan. Kajian pustaka yang berisi tentang gambaran terhadap penelitian terdahulu yang masih relevan mengenai sekolah berbasis pesantren untuk meningkatkan mutu pendidikan.
BAB III
:
Paparan Data Dan Temuan Penelitian Memuat tentang gambaran umum SMPIT Nurul Islam dan pondok pesantren Sabilul Khoirot, serta manajemen sekolah berbasis pesantren yang diterapkan SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran 2013/2014.
BAB IV
:
Pembahasan Meliputi implementasi manajemen sekolah berbasis pesantren, analisis peningkatan mutu pendidikan di SMPIT Nurul Islam tahun pelajaran 2013/2014, serta kelemahan dan keunggulan sistem manajemen SBP.
BAB V
:
Penutup Terdiri dari kesimpulan dan saran. Selanjutnya bagian akhir meliputi daftar rujukan, lampiran, dan riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pendidikan Islam di Indonesia 1. Definisi Pendidikan Islam Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yaitu “Tarbiyah” dengan kata kerja “Robba” yang berarti mengasuh, mendidik, dan memelihara (Darajat, 1996: 25). Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis (Darajat, 1996: 25). Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil) (AlRasyidin, 2005: 32). 2. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Dalam perkembangannya, pendidikan Islam di Indonesia mengalami beberapa periodesasi atau fase-fase sejarah, di antaranya sebagai berikut: a. Periode Datangnya Islam di Indonesia Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Melalui Perdagangan Perdagangan merupakan saluran pertama proses Islamisasi di Indonesia. Pada abad ke-7 sampai abad ke-16 Masehi, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang dari Arab, Persia, dan India (Yatim, 2010: 201). Selama melakukan kegiatan dagang, para pedagang muslim juga melakukan kegiatan dakwah. Agama Islam tersebar pertama kali di Pulau Sumatera kira-kira abad ke-7 Masehi (Mansur, 2004: 111). 2) Melalui Perkawinan Penyebaran agama Islam juga ditempuh melalui jalur perkawinan. Penduduk pribumi terutama putri raja atau bangsawan tertarik menikah dengan para pedagang maupun saudagar kaya dari Gujarat dan Arab (Yatim, 2010: 202). Sebelum menikah para putri raja tersebut diislamkan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, banyak keluarga raja atau bangsawan yang masuk Islam dan diikuti oleh rakyatnya. 3) Melalui Pendidikan Islamisasi melalui jalur pendidikan, diselenggarakan di pondokpondok pesantren oleh guru agama, kyai, maupun ulama (Mansur, 2004: 114). Di situlah para calon guru agama, kyai, dan ulama dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat menerima pendidikan agama Islam (Yatim, 2010: 203). Setelah selesai mereka pun menyebarkan agama Islam di daerahnya masing-masing.
4) Melalui Kesenian atau Akulturasi Budaya Proses Islamisasi melalui jalur kesenian dilakukan dengan cara mengadakan pertunjukan seni gamelan, wayang, sastra (hikayat dan babad), seni bangunan, seni ukir dan hias (Yatim, 2010: 203). 5) Melalui Politik Di Maluku dan Sulawesi Selatan kebanyakan rakyat masuk Islam setelah penguasa atau rajanya masuk Islam (Yatim, 2010: 203). Setelah itu, kepentingan politik dilakukan dengan cara perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam (Yatim, 2010: 203). 6) Melalui Tasawuf Para ahli tasawuf memiliki keahlian yang bersifat magis dan mempunyai kekuatan menyembuhkan penyakit serta diantara mereka ada juga yang menikahi putri-putri bangsawan setempat (Yatim, 2010: 202). b. Periode Penjajahan 1) Pendidikan Islam Pada Zaman Penjajahan Belanda Sebelum kedatangan bangsa Belanda,
pendidikan Islam sudah
mulai berkembang ke seluruh pelosok tanah air meskipun pelaksanaannya masih bersifat sederhana (tradisional). Pendidikan Islam pada saat itu berbentuk halaqah dan sorogan di mushalla, masjid, madrasah, maupun pesantren. Kedatangan bangsa Belanda telah menghambat pendidikan Islam untuk berkembang seiring kemajuan zaman (Nata, 2003:14). Pada tahun 1925 pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan yaitu tidak semua kyai boleh memberikan pelajaran agama (Zuhairini, 1986: 148). Pengawasan dan tekanan kemunduran pendidikan Islam.
dari bangsa Belanda mengakibatkan
2) Pendidikan Islam Pada Zaman Penjajahan Jepang Jepang menjajah Indonesia setelah mengalahkan Belanda dalam perang dunia ke-2 pada tahun 1942 (Zuhairini, 1986: 149). Jepang mengeluarkan kebijaksanaan guna menarik dukungan dari rakyat Indonesia. Kebijaksanaan terhadap pendidikan Islam tersebut antara lain: a) Kantor urusan agama atau kantoor Voor Islamistische Zaken yang dipimpin oleh kaum orientalis Belanda diubah oleh Jepang menjadi kantor Sumubi yang dipimpin oleh tokoh Islam sendiri, yaitu K.H. Hasyim Asy‟ari (Zuhairini, 1986: 150). b) Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar atau pemerintah Jepang (Zuhairini, 1986: 150). c) Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang memberikan latihan dasar seni kemiliteran bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin (Zuhairini, 1986: 150). d) Mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir, dan Bung Hatta (Zuhairini, 1986: 150). e) Didirikannya Majelis Islam A‟la Indonesia (MIAI) dan diganti dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan 2 organisasi masyarakat Islam yaitu, Muhammadiyah dan NU (Zuhairini, 1986: 150). c. Periode Setelah Kemerdekaan 1) Orde Lama Setelah merdeka, pemerintah Indonesia mendirikan sebuah lembaga yang bernama Departemen Agama. (Zuhairini, 1986: 198).
Selanjutnya, pada tahun 1951 dibuka PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) (Zuhairini, 1986: 199). Pada tahun 1957, didirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), dan pada tahun 1960, PTAIN dan ADIA disatukan
menjadi
IAIN
Al-Jami‟ah
Al-Islamiyah
Al-Hukumiyah
(Zuhairini, 1986: 199). 2) Orde Baru Pada tanggal 30 Oktober 1965, bangsa Indonesia telah memasuki orde baru. Pada masa orde baru, dikeluarkannya surat keputusan bersama (SKB) antara menteri agama dan menteri pendidikan kebudayaan Tahun 1984 tentang pengaturan dan pembakuan kurikulum sekolah umum serta kurikulum madrasah (Zuhairini,1986: 200). SKB ini merupakan tonggak awal perbaikan mutu pendidikan agama Islam. Keberadaan pendidikan agama selalu masuk dalam agenda nasional bahkan politik (Riyadi, 2006: 164). 3. Fungsi Pendidikan Islam a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri manusia, alam sekitar, dan kemaha besaran Allah Swt, sehingga tumbuh kreativitas yang benar (Achmadi, 1987: 20). b. Menyucikan diri manusia dari syirik dan berbagai perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaan, dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai insani dan ilahi melalui pengajaran Al-qur‟an dan sunnah Nabi pada peserta didik (Achmadi, 1987: 20). c. Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menopang dan memajukan kehidupan, baik secara individual maupun sosial masyarakat (Achmadi, 1987: 20).
4. Sumber Pendidikan Islam Secara lebih luas, sumber pendidikan Islam menurut Sa‟id Ismail Ali terdiri dari 6 macam, yaitu: Al-qur‟an, hadist, qaul al-shahabat, masalih almursalah, „urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim (Al-Rasyidin, 2005: 35).
5. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam memiliki beberapa tahapan tujuan, diantaranya sebagai berikut:
a. Tujuan Tertinggi atau Terakhir 1) Dalam hal ini, pendidikan ditujukan untuk mengantarkan subjek didik menjadi hamba Allah yang paling bertaqwa dan senantiasa beribadah kepada Allah (Achmadi, 1987: 90). 2) Untuk mengantarkan subjek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil Allah di bumi) (Achmadi, 1987: 91). 3) Untuk mengantarkan subjek didik memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Achmadi, 1987: 92). b. Tujuan Umum
Tujuan umum ini berkaitan dengan kemampuan subjek didik untuk mengaktualisasikan potensi atau sumber daya insaninya (self realization), yakni menampilkan diri sebagai pribadi yang utuh (pribadi muslim) (Achmadi, 1987: 94). Tujuan umum berlaku bagi siapa saja, tanpa dibatasi ruang dan waktu serta menyangkut diri subjek didik secara total (Achmadi, 1987: 94).
c. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan (Achmadi, 1987: 100). Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada:
1) Kultur dan cita-cita bangsa di mana pendidikan itu diselenggarakan (Achmadi, 1987: 101). 2) Minat, bakat, dan kesanggupan subjek didik (Achmadi, 1987: 104). 3) Tuntutan situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu (Achmadi, 1987: 106). 6. Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia a. Definisi Pesantren Istilah pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat imbuhan pedan akhiran –an. Namun sesuai dengan hukum tata bahasa Indonesia, fonem – ian berubah menjadi –en
sehingga membentuk kata “pesantren” (Feisal,
1995: 194). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama santri atau tempat murid-murid belajar mengaji (Tim Penyusun KBBI, 1999).
b. Tipe atau Macam-macam Pesantren
1) Pesantren Salaf (Tradisional)
Merupakan
pesantren
yang
diasuh
oleh
kyai
dan
tetap
mempertahankan materi pengajaran kitab–kitab klasik Islam atau kitab dengan huruf arab gundul (DEPAG RI, 2003: 29).
2) Pesantren Khalaf (Modern)
Merupakan pesantren yang menerapkan sistem pendidikan formal seperti madrasah maupun sekolah serta memasukkan pengetahuan umum dan bahasa non arab dalam kurikulum (DEPAG RI, 2003: 30).
3) Pesantren Komprehensif atau Campuran
Merupakan pesantren yang sistem pendidikan dan pengajarannya gabungan antara tradisional dan modern (DEPAG RI, 2003: 30). Artinya dalam kurikulum terdapat pembelajaran kitab kuning namun secara regular sistem persekolahan terus di kembangkan.
c. Metode Pengajaran
1) Metode Sorogan
Santri membaca sebuah kitab dihadapan kyai, kemudian jika ada kesalahan dalam bacaan maka langsung dibenarkan oleh kyai (DEPAG RI, 2003: 38).
2) Metode Bandongan atau Wetonan
Kyai membacakan, menerjemahkan, dan menerangkan teks-teks kitab yang berbahasa arab tanpa harakat (gundul). Sementara itu, para santri memberikan harakat, memberikan makna di bawah kata, dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
3) Metode Musyawarah atau Bahtsul Masa’il
Para santri dalam jumlah tertentu duduk membentuk halaqah dan dipimpin langsung oleh kyai atau santri senior untuk membahas serta mengkaji suatu persoalan yang telah ditentukan sebelumnya (DEPAG RI, 2003: 43).
4) Metode Hafalan atau Muhafazhah
Metode ini mewajibkan para santri untuk menghafalkan bacaanbacaan dalam jangka waktu tertentu (DEPAG RI, 2003: 46). Hafalan yang dimiliki oleh santri tersebut kemudian disetorkan dihadapan kyai atau ustadz secara periodik atau insidental (DEPAG RI, 2003: 47).
5) Metode Demonstrasi atau Praktek Ibadah
Metode demonstrasi atau praktek ibadah merupakan cara pembelajaran dengan memperagakan
suatu keterampilan secara
perorangan atau kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan kyai atau ustadz (DEPAG RI, 2003: 47).
6) Metode pengajian pasaran
Metode ini merupakan kegiatan belajar yang dilakukan oleh sekolompok santri melalui pengkajian materi (kitab) tertentu pada seorang kyai atau ustadz secara terus menerus (maraton/ kilatan) selama tenggang waktu tertentu (DEPAG RI, 2003: 45). Pengajian pasaran
umumnya dilakukan pada bulan Ramadhan selama setengah bulan, 20 hari, atau 1 bulan penuh (DEPAG RI, 2003: 45).
d. Pola Kepemimpinan Pesantren
Di dalam pesantren, santri maupun ustadz sangat dipengaruhi oleh perilaku kyai. Gaya kepemimpinan di pesantren mempunyai ciri paternalistik dan free rein leadership, dimana pemimpin bersifat pasif sebagai seorang bapak yang memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berkreasi, tetapi juga bersifat otoriter yang memberikan kata-kata final untuk memutuskan apakah karya peserta didiknya dapat diteruskan atau tidak (Haryanto, 2012: 73).
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kyai menggunakan pola pendekatan situasional. Kyai tidak hanya mengajarkan kitab namun mendidik, memberikan nasihat, serta menjadi tempat konsultasi masalah, bahkan berfungsi pula sebagai orang tua sekaligus guru yang bisa ditemui tanpa batas waktu.
e. Posisi Pesantren Secara Yuridis Posisi pesantren secara yuridis meliputi: 1) Pondok pesantren dimasukkan ke dalam jalur formal dan non formal, karena dapat diselenggarakan secara berjenjang dan berkelanjutan maupun tidak berjenjang (DEPAG RI, 2003: 63). 2) Pesantren termasuk jenis pendidikan keagamaan yang berfungsi untuk mempersiapkan
peserta
didik
menjadi
anggota
masyarakat
yang
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya serta menjadi ahli ilmu agama (DEPAG RI, 2003: 63). 3) Pesantren dapat dikelompokkan dalam jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi (DEPAG RI, 2003: 63). B. Manajemen Pada Lembaga Pendidikan di Indonesia 1. Definisi Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh suatu lembaga agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Selain itu, manajemen juga dapat diartikan sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Tim Penyusun KBBI, 1999).
2. Fungsi Manajemen a. Planning (perencanaan) b. Organizing (pengorganisasian) c. Actuating (penggerakkan) d. Controlling (pengawasan) e. Evaluating (evaluasi) (Rohani, 1991: 6). 3. Manajemen Pada Sekolah a. Manajemen Kurikulum Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Namun, sekolah juga memiliki
tugas dan wewenang untuk mengembangkan kurikulum
muatan lokal sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat setempat. Manajemen kurikulum di sekolah dilaksanakan
melalui 4 tahapan, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian (Mulyasa, 2011: 40). b. Manajemen Personalia atau Tenaga Kependidikan Manajemen personalia mencakup beberapa hal yaitu, perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian pegawai (Mulyasa, 2011: 42). c. Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik (murid), mulai dari awal pendaftaran sampai peserta didik tersebut lulus (Mulyasa, 2011: 45). Misalnya berupa buku presensi murid, buku raport, daftar kenaikan kelas, buku mutasi murid, dan sebagainya. d. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Sekolah mempunyai wewenang untuk menggali dan menggunakan sumber dana sesuai keperluan sekolah. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas (Mulyasa, 2011). Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu: 1) Pemerintah pusat atau Pemerintah daerah 2) Orang tua/wali atau peserta didik 3) Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat
e. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan maupun proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran (Mulyasa, 2011: 49). Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan dan pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan sebagainya. Manajemen sarana prasarana pendidikan meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi serta penataan. f. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana untuk membina dan mengembangkan pribadi murid di sekolah (Mulyasa, 2011: 50). Hubungan harmonis dapat terwujud apabila masyarakat mengetahui gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat diinformasikan melalui laporan kepada orang tua/wali murid, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan laporan tahunan sekolah. g. Manajemen Layanan Khusus Layanan khusus di sekolah meliputi perpustakaan, UKS, BK, dan keamanan sekolah (Mulyasa, 2011: 52). Manajemen layanan khusus sangat dibutuhkan agar seluruh warga sekolah mampu melaksanakan tugas dengan optimal.
4. Manajemen Pada Pesantren a. Manajemen Kurikulum Kurikulum pada pesantren salafiyah disebut manhaj. Manhaj pada pesantren salafiyah berupa funun kitab-kitab yang diajarkan pada para santri (DEPAG, 2003: 31). Dengan demikian tamatnya program pembelajaran tidak diukur berdasarkan satuan waktu atau penguasaan topik-topik bahasan, namun berdasarkan tuntasnya santri mempelajari kitab tertentu (DEPAG, 2003: 32). Kompetensi pada pesantren salafiyah berupa penguasaan kitab secara berurutan dari yang ringan sampai yang berat, dari yang mudah ke kitab yang lebih sulit, dan berjilid-jilid serta menggunakan kitab kuning atau klasik (DEPAG, 2003: 32). b. Manajemen Personalia Personalia dalam pesantren terdiri dari kyai atau pengasuh, ustadz, serta santri. Dalam
pesantren salafiyah, pembagian tugas pondok ditentukan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati melalui rapat-rapat koordinasi pengurus pondok. Selain itu, pengurus pondok juga melakukan pengamatan lapangan, monitoring, dan evaluasi. c. Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan yang dapat dilakukan pesantren meliputi: 1) Penerimaan santri atau murid baru 2) Kegiatan pelaporan kemajuan belajar santri atau murid
3) Bimbingan dan rangsangan belajar santri yang meliputi lomba, beasiswa, penghargaan, temu karya, wisata belajar, diskusi, seminar, dan sebagainya (Asrori, 2009: 163). d. Manajemen Sarana Prasarana Sarana belajar yang terdapat di pesantren salafiyah biasanya hanya berupa papan tulis, kapur, penghapus, dan kitab-kitab klasik. Sedangkan pada pesantren khalafiyah terdapat pula buku pelajaran, alat peraga, serta dilengkapi sarana komputer, LCD, tape recorder dan sebagainya (Asrori, 2009: 162). Selanjutnya, prasarana yang terdapat di pesantren salafiyah terdiri dari ruang belajar, teras masjid atau musholla yang dapat digunakan untuk melaksanakan program belajar. Sedangkan pada pesantren khalafiyah prasarana tersebut
dilengkapi
dengan aula,
perpustakaan, bengkel,
laboratorium, dan sebagainya (Asrori, 2009: 162). e. Manajemen Keuangan 1) Pihak pesantren pada setiap awal tahun bersama-sama merumuskan rencana anggaran pendapatan dan belanja pondok pesantren (RAPBPP) sebagai acuan bagi pengelola pesantren dalam melaksanakan manajemen keuangan yang baik (http://rienytugas.blogspot.com/2012/06/manajemenkeuangan-pondok-pesantren.html). 2) Sumber-sumber keuangan berasal dari kontribusi santri, sumbangan dari individu atau organisasi, sumbangan dana dari pihak ketiga, dan hasil usaha pesantren (Asrori, 2009: 162).
3) Anggaran diformulasikan dalam bentuk rupiah pada jangka waktu atau periode tertentu, serta dialokasikan di setiap bagian kegiatan. Termasuk dana operasional harian, pengembangan sarana dan prasarana pesantren, gaji atau infaq semua petugas atau pelaksana pesantren (http://rienytugas.blogspot.com/2012/06/manajemen-keuangan-pondokpesantren.html). f. Manajemen Hubungan Masyarakat Pesantren mengadakan beberapa kegiatan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar, diantaranya mengadakan bakti sosial, pengajian, kumpulan orang tua/wali santri, khataman, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Pesantren dapat meminta izin penyelenggaraan program kepada kantor Departemen Pendidikan Nasional Kota atau Kabupaten yang bersangkutan (Asrori, 2009: 162). g. Manajemen Layanan Khusus 1) Layanan penempatan santri di asrama berdasarkan tingkat usia 2) Proses adaptasi diri dan sosial di lingkungan pesantren bagi santri baru 3) Layanan bimbingan, konseling, dan pengasuhan 4) Layanan pembelajaran muatan keagamaan, lokal, serta umum (http://rienytugas.blogspot.com/2012/06/manajemen-keuangan-pondokpesantren.html).
5. Sekolah Berbasis Pesantren
Menjamurnya sekolah umum berbasis pembinaan Islam (pesantren) akhir-akhir ini mendapat respon dari pemerintah. Secara nasional, sekolah berbasis pesantren (SBP) mulai didirikan pada tahun 2008. Menurut data
Kemendikbud, sampai tahun 2012 tercatat
302 sekolah di Indonesia yang
bergabung dalam sekolah berbasis pesantren (SBP). Sekolah berbasis pesantren (SBP) merupakan model sekolah yang mengintegrasikan keunggulan sistem pendidikan di sekolah dan keunggulan sistem pendidikan di pesantren (Purwoko, 2013).
Tujuan dan hasil yang diharapkan dalam sekolah berbasis pesantren yaitu: pertama, mengembangkan model pendidikan unggulan yang integratif dan komprehensif dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. Kedua, mengembangkan model pendidikan yang berorientasi pada pencapaian keunggulan komparatif (comparative advantages) dan keunggulan kompetitif (competitive advantages) dalam menghadapi persaingan global. Ketiga, meningkatkan mutu sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan intelektual (fikr), skill („amal) dan moralitas (zikr & qalb) (Purwoko, 2013).
Selain
itu,
SBP
juga
memiliki
prinsip-prinsip
dasar
yaitu,
mengintegrasikan 3 kemampuan intelektual (IQ, SQ, dan EQ), berwawasan keunggulan lokal, regional, maupun internasional, tidak diskriminatif, kesadaran atas hak asasi manusia, penguasaan kitab kuning, pengembangan pendidikan kecakapan hidup, proses pembelajaran terpadu (IMTAQ dan IPTEK), dan perlakuan khusus terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan khusus.
SBP diharapkan memberikan kontribusi positif dalam memperbaiki moral para remaja. Pilihan memadukan sistem sekolah dan pesantren ini diambil setelah melihat banyak orang tua yang belum mampu mendidik anak-anaknya secara tepat. Sekolah
berbasis pesantren bisa menjadi salah satu jawaban
persoalan-persoalan karakter dan pendidikan moralitas.
Manajemen pada sekolah berbasis pesantren menggunakan perpaduan antara manajemen yang diterapkan di sekolah dengan manajemen yang diterapkan di pesantren. Sekolah berbasis pesantren (SBP) merupakan model boarding school atau sekolah berasrama. Para siswa mengikuti pendidikan reguler dari pagi hingga sore hari di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan agama atau pendidikan nilai-nilai khusus hingga malam hari di pesantren. Selama 24 jam peserta didik berada dalam pengawasan dan bimbingan para guru. Di sekolah peserta didik dituntut untuk menguasai pengetahuan umum dan teknologi, sedangkan di pesantren peserta didik dituntut untuk menguasai pendidikan agama.
Pelajaran dan pendidikan di sekolah berbasis pesantren (SBP) harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pendidikan dan pengajaran agama b. Pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum c. Pendidikan keterampilan dan sosial d. Pendidikan dan pengajaran kesenian e. Pendidikan dan pengajaran akhlak C. Total Quality Management Dalam Konteks Pendidikan 1. Definisi Total Quality Management Merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Nasution, 2005: 22). Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan (Sallis, 2011: 136).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management (TQM) merupakan teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personilnya untuk melakukan program perbaikan mutu secara berkesinambungan yang terfokus pada pencapaian kepuasan para pelanggan. 2. Syarat TQM dalam Pendidikan Ada beberapa syarat yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan TQM dalam pendidikan, diantaranya: a. Komitmen Manajemen Puncak Kepala sekolah harus mencurahkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk implementasi TQM. Dengan keterlibatan manajeman puncak (kepala sekolah), pelaksanaan TQM akan dapat digerakkan, diawasi, dan dievaluasi oleh kepala sekolah secara langsung (Nasution, 2005: 354). b. Komitmen Atas sumber daya yang dibutuhkan Segala sesuatu memang memerlukan biaya, namun biaya tersebut harus digunakan seefisien mungkin, misalnya untuk melakukan pelatihan bagi elemen sekolah dan konsultan (Nasution, 2005: 355). c. Organization Wide Steering Committee Steering committee ini dipimpin oleh kepala sekolah dan anggotanya dari warga sekolah misal, waka kurikulum, kesiswaan, humas, bagian sarana-prasarana, dan kepala administrasi sekolah (Nasution, 2005: 355). Steering committee ini berfungsi untuk menentukan cara implementasi TQM serta mengawasi pelaksanaannya. d. Perencanaan dan publikasi
Perencanaan merupakan faktor utama yang harus dilakukan sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Untuk mengimplementasikan
TQM perlu
dipersiapkan hal-hal sebagai berikut: e. Membuat visi sekolah Visi adalah pandangan jangka panjang yang merupakan perpaduan langkah strategis dan sesuatu yang dicita-citakan oleh lembaga atau sekolah (Diana, 2003: 332). Visi dapat dijabarkan dalam indikator dan tujuan sekolah. f. Membuat Sasaran dan Tujuan Umum Sasaran maupun tujuan umum harus sesuai dengan visi yang telah di buat secara bersama. Sasaran hendaknya mencerminkan kegiatan akademik dan non akademik yang akan dicapai oleh sekolah. g.
Rencana Implementasi TQM Implementasi TQM yang dibuat harus diarahkan untuk visi, misi, dan tujuan sekolah.
h.
Program penghargaan dan pengakuan prestasi Sekolah harus memberikan penghargaan terhadap siswa atau tenaga pendidik yang telah berprestasi, misal memberikan beasiswa, promosi jabatan, dan kenaikan gaji.
i. Pendekatan publisitas Seluruh elemen sekolah harus mengetahui apa yang sedang terjadi dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu, informasi yang ada harus selalu disampaikan
agar elemen sekolah dapat memahami dan mendukung
keputusan manajemen.
j. Pembentukan
infrastruktur
pendukung
dan
perbaikan
berkesinambungan Faktor lain dalam implementasi TQM adalah pembentukan infrastruktur pendukung dan perbaikan berkesinambungan antara visi, tujuan, program pengakuan, penghargaan atas prestasi, dan komunikasi (Nasution, 2005: 355). D. Gambaran Penelitian Terdahulu Kajian pustaka yang tersaji dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai gambaran terhadap penelitian terdahulu yang masih relevan mengenai sekolah berbasis pesantren untuk meningkatkan mutu pendidikan. Terdapat beberapa terbitan atau publikasi yang berkorelasi dengan judul penelitian ini, meskipun sejauh usaha dan pengetahuan peneliti belum ada yang mengkaji tentang judul yang serupa. Jurnal pendidikan karakter, tahun 2012 oleh Didik Suhardi seorang Direktur Pembinaan SMP Ditjen Dikdas Kemdikbud, menulis mengenai peran SMP berbasis pesantren sebagai upaya penanaman pendidikan karakter kepada generasi bangsa. Jurnal tersebut merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dikategorikan dalam penelitian deskriptif karena bertujuan untuk mengetahui suatu kejadian, yaitu peranan SMP berbasis pondok pesantren untuk membentuk karakter bangsa. Tujuan lain dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa sekolah berbasis pesantren merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan sekaligus mencerahkan anak bangsa. Keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual mutlak dibutuhkan demi kelangsungan masa depan bangsa ini. Kecerdasan intelektual tanpa
disertai dengan kecerdasan spiritual akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang kehilangan karakter serta jati dirinya. Berdasarkan asumsi tersebut dapat ditarik simpulan bahwa sistem pendidikan yang dinilai tepat untuk mengembalikan karakter bangsa adalah perpaduan antara sistem pendidikan formal dengan sistem pendidikan pondok pesantren. Jurnal tersebut dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini, karena manajemen sekolah berbasis pesantren yang dibahas dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya adalah perbaikan kualitas moral atau karakter peserta didik. Apabila pengelolaan manajemen berjalan dengan baik, maka output yang dihasilkan akan baik pula. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Sopyan, mahasiswa jurusan tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di STAIN Salatiga, tahun 2007 yang berjudul Manajemen Pendidikan Madrasah Aliyah Berbasis Pondok Pesantren di MA Yajri Payaman Secang Magelang Tahun Ajaran 2006/2007. Penelitian tersebut merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa madrasah yang menerapkan manajemen berbasis pesantren mempunyai peran yang signifikan dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia, baik secara moral, spiritual, maupun intelektual. Sistem manajemen tersebut juga mampu menjaga serta menaikkan eksistensi madrasah yang semakin redup. Namun dapat dikatakan bahwa madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang sejalur dengan pondok pesantren, yakni lebih berorientasi pada aspek keagamaan. Sehingga manajemen yang diterapkan pun tidak terlihat kekhasannya. Berbeda dengan penelitian di atas, maka penelitian ini lebih memperlihatkan perbedaan manajemen berbasis pesantren dengan manajemen yang lain, dengan
menjadikan SMP sebagai objek penelitian. Memadukan SMP sebagai lembaga pendidikan umum dengan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. SEJARAH SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN Bersumber dari buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013, peneliti menemukan alamat lengkap SMP IT Nurul Islam, yaitu di Jl. Raya Salatiga-Solo Km 8, Kaligandu RT 11/RW 03 desa Klero, kecamatan Tengaran, kabupaten Semarang. Selanjutnya, peneliti menemukan pula sejarah berdirinya SMP IT Nurul Islam Tengaran. Sejarah tersebut dimulai pada tahun 1974. KH. Zainal Mahmud mendirikan sebuah yayasan yang bernama Sabilul Khoirot. Yayasan tersebut memiliki pondok pesantren dengan jumlah santri yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada awal pelaksanaannya, pesantren ini masih menggunakan manajemen berbasis kyai dan bersifat tradisional. Selanjutnya sekitar tahun 1999, yayasan Sabilul Khoirot kembali mendirikan sebuah lembaga pendidikan kanak-kanak yang bernama Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TK IT) Nurul Islam. Pada tahun 2001, berdiri pula lembaga pendidikan dasar yang diberi nama Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nurul Islam. Dengan mengaplikasikan sistem full day school atau belajar sehari penuh ternyata telah menarik minat orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka di SD IT Nurul Islam. Kemudian tahun 2007, berdiri lembaga pendidikan tingkat lanjut yaitu Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nurul Islam yang berada di bawah naungan Yayasan Sabilul Khoirot. SMP IT ini menggunakan sistem sekolah berbasis pesantren yang mengintegrasikan kurikulum pendidikan nasional dengan kurikulum ‘ulum syar’i atau mata pelajaran agama.
SMP IT Nurul Islam Tengaran memiliki visi dan misi yang menunjukkan gambaran kemana sekolah akan diarahkan dan hasil apa yang ingin dicapai. Keterangan mengenai visi dan misi tersebut peneliti ambil dari buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013, diantaranya: 1. Visi sekolah yaitu melahirkan generasi cerdas, berakhlakul karimah, dan berwawasan global 2. Misi sekolah meliputi : a. Menyelenggarakan pendidikan Islam menengah pertama yang memadukan antara iman, ilmu, dan amal b. Mewujudkan peserta didik yang berkarakter, aqidah yang bersih, ibadah yang benar, akhlak yang kuat, mandiri, berwawasan yang luas, jasmani yang sehat, bersungguh-sungguh, rapi dalam urusan, bisa memelihara waktu, dan bermanfaat bagi orang lain c. Mewujudkan peserta didik yang berwawasan global dengan penguasaan bahasa Arab, bahasa Inggris, dan teknologi d. Menjadi sekolah rujukan di Jawa Tengah dan sekitarnya B. MANAJEMEN DI SMP IT NURUL ISLAM 1. Manajemen Kurikulum Peneliti telah mengajukan wawancara dengan waka kurikulum yang bernama IH pada tanggal 12 mei 2014. IH berkata: “SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum kepesantrenan (boarding school).” Hal tersebut diperkuat dengan keterangan di buku panduan SMP IT Nurul Islam tengaran tahun 2013 dan pengamatan yang menyatakan bahwa:
“SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum kepesantrenan (boarding school).” IH juga menambahkan bahwa: ”Prosedur pengelolaan kurikulum meliputi pengadaan RAKER setiap tahun bersama guru untuk membahas standart isi dan mengevaluasi kurikulum yang sudah berjalan seperti administrasi guru, konten MAPEL, dan bagian kesiswaan. Setelah itu, menyusun program kurikulum baru seperti jadwal pelajaran, administrasi, UKK/ UTS, UAN, UAS, dan sebagainya. Selanjutnya mengadakan controlling dan monitoring program baru untuk perbaikan tahun selanjutnya.” Pernyataan IH sesuai dengan keterangan yang berada di buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013/2014 dan pengamatan peneliti pada tanggal 12 mei 2014. Misal ketika para guru sedang mengadakan rapat tahunan bersama kepala sekolah di ruangan kepala sekolah. Setelah peneliti bertanya dengan salah satu guru yang bernama NR, rapat tersebut membahas tentang administrasi guru. Menurut jawaban dari IH selaku waka kurikulum pada tanggal 12 mei 2014, terdapat 3 program kegiatan di SMP IT Nurul Islam Tengaran yaitu: “program rutin terjadwal, program terproyek, dan program akademis. Namun saat ini sekolah masih beradaptasi dengan kurikulum 2013 dan mengadakan pembekalan. Konten kurikulum di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum ulum syar‟i. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 12 mei 2014 terutama pada program rutin terjadwal seperti upacara hari senin, senam sabtu pagi, sabtu bersih, sholat berjama‟ah, belajar kelompok, belajar mandiri, sholat dhuha, dan sebagainya. Selain itu, setelah melihat di buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013, SMP IT Nurul Islam Tengaran memang menggunakan kurikulum nasional dan ulum syar‟i.
2. Manajemen Personalia atau Kepegawaian Menurut wawancara dengan bagian kepegawaian yang bernama SY pada tanggal 9 mei 2014, mengemukakan bahwa: “Penerimaan pegawai baru dilakukan melalui proses legal formal. Proses legal formal dijabarkan sebagai berikut: a. Rekrutmen guru Guru yang telah memasukkan lamaran ke SMP IT Nurul Islam Tengaran akan diseleksi oleh yayasan melalui tahap test (tertulis dan lisan) b. Kemantapan Pegawai 1) Job planning. diadakan selama 3 bulan pertama. Job planning berisi tentang kesepakatan kerja bersama yang meliputi: kesepakatan gaji, peraturan, penempatan pegawai, dan jabatan. 2) Calon Pegawai. Pada bulan ke 4 sampai bulan ke 12, guru baru yang telah diterima akan memasuki tahap calon pegawai. 3) Pegawai Tidak Tetap. Memasuki tahun ke 1 calon pegawai tersebut akan menjadi pegawai tidak tetap yayasan 4) Pegawai Tetap. Setelah tahun ke 4 pegawai tidak tetap tersebut diangkat menjadi pegawai tetap yayasan 5) Pembagian Pegawai. Pegawai di SMP IT Nurul Islam Tengaran dibedakan menjadi 3 golongan: a) Guru di sekolah yang bekerja dari pagi sampai siang b) Guru atau ustadz di pesantren yang bekerja dari sore sampai malam c) Tenaga kependidikan 6) Ketentuan Gaji. Antara calon pegawai, pegawai tidak tetap, dan pegawai tetap akan memperoleh gaji yang berbeda dan akan mengalami kenaikan secara berkala. 7) Evaluasi. Evaluasi terhadap pegawai dilakukan oleh yayasan secara bertahap. 8) Unit. Unit bertugas dalam hal penempatan pegawai, melakukan pembinaan SDM, dan kesehatan.” Pernyataan di atas diperkuat dengan buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013/2014 yaitu: “Manajemen kepegawaian dilakukan melalui proses legal formal yang meliputi rekrutmen guru, kemantapan pegawai, pembagian pegawai, dan evaluasi pegawai.” Selain itu, berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, contoh dari legal formal yaitu adanya pembagian guru untuk bertugas di sekolah dan di pesantren.
3. Manajemen Kesiswaan Berdasarkan wawancara dengan bagian kesiswaan yang bernama JS pada tanggal 6 mei 2014 memaparkan bahwa: “standart prosedur operasional siswa di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi penerimaan peserta didik baru (PPDB), daftar ulang (registrasi) bagi siswa baru, dan heregistrasi (Daftar Ulang Siswa Lama).” Pernyataan tersebut sebanding dengan pengamatan yang dilakukan peneliti terutama pada saat siswa melakukan herregistrasi pada tahun ajaran 2014/2015. Selain itu, peneliti juga menemukan keterangan di atas di buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran. Siswa yang bernama MNI pada tanggal 5 mei 2014 memaparkan bahwa: “kegiatan rutin siswa meliputi kegiatan pendidikan di sekolah dan kegiatan di pesantren. Hal tersebut diperkuat dengan keterangan JS yang menyatakan bahwa: “prosedur pengelolaan siswa dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai, ketika KBM di dalam kelas, ketika istirahat, sebelum pulang sekolah, ketika pelaksanaan upacara bendera, kegiatan ekstrakurikuler, dan ketika siswa berada di pesantren.” Setelah melihat di buku panduan dan melakukan observasi langsung, peneliti telah mendapatkan kesesuaian keterangan di atas yaitu pada saat KBM, istirahat, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan di pesantren sepulang sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan bersumber dari buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013, peneliti mendapatkan informasi berupa data base siswa.
Tabel 1 : Data Base Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas
Jumlah
Jumlah siswa
Ket
Ruang
L
P
Jumlah
7
6
85
88
173
8
9
103
142
245
9
10
51
60
111
No
1 2 Data
siswa
untuk
kelas
9
3 E,F,G,H,I, dan J belum tersedia
4. Manajemen Keuangan Sekolah Berdasarkan wawancara dengan bagian keuangan yang bernama GW tanggal 10 mei 2014, menyatakan bahwa : “sistem pembayaran SPP di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi waktu pembayaran adalah tanggal 1 sampai 10, pembayaran SPP dilakukan di sekolah pada saat jam kerja, bagi siswa yang berasal dari luar kota pembayaran SPP dapat dilakukan dengan transfer ke BCA, Setiap siswa dianjurkan untuk memiliki tabungan wajib, tabungan suka rela, dan tabungan bulanan. “ Keterangan-keterangan tersebut merupakan hasil wawancara dengan bagian keuangan. Setelah peneliti melihat di buku panduan SMP IT Nurul Islam tengaran, maka didapatkan kesesuaian antara pernyataan informan dengan buku. Selain itu, keterangan di atas diperkuat dengan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti misal, peneliti melihat ada siswa yang bernama MNI sedang melakukan pembayaran SPP di ruang KOSUMA. GW menambahkan bahwa: “Keuangan di SMP IT Nurul Islam Tengaran bersumber dari infaq pembangunan, daftar ulang siswa, SPP bulanan, dan sumbangan. Selain itu,
pemasukan keuangan digunakan untuk gaji, perbaikan sarana prasarana, dan operasional. Semuanya dikelola secara terbuka serta transparan.” Hal ini terbukti dari pengamatan peneliti misalnya adalah saat ini di SMP IT Nurul Islam tengaran sedang melakukan beberapa perbaikan sarana-prasarana. Selain itu, di buku panduan juga dijabarkan keterangan di atas. 5. Manajemen Kehumasan Berdasarkan keterangan dari bagian ketatausahaan yang bernama PYN pada tanggal 10 mei 2014, “pola hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa meliputi hubungan rutin dan hubungan insidental. Hubungan rutin berupa pertemuan pada saat pengambilan raport sedangkan hubungan insidental berupa konsultasi dengan kepala sekolah, guru BK, dan wali kelas serta home visit.” PYN menambahkan: “Kegiatan humas di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi kegiatan eksternal dan internal.” Pernyataan tersebut merupakan hasil wawancara dengan bagian kehumasan yang diperkuat dengan keterangan di buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Selain itu, peneliti juga mengadakan pengamatan dan melihat ada siswa yang sedang bersama dengan orang tuanya melakukan konsultasi dengan kepala sekolah membahas tentang kenakalan yang dilakukan siswa tersebut. 6. Manajemen Layanan Khusus Berdasarkan wawancara dengan bagian ketatausahaan yang bernama PYN tanggal 10 mei 2014, “Layanan khusus yang tersedia di SMP IT Nurul Islam meliputi unit kesehatan sekolah (UKS) dan layanan bimbingan konseling (BK). Setiap layanan memiliki prosedur masing-masing, diantaranya : a. Unit Kesehatan Sekolah 1) Setiap civitas akademik wajib membayar dana kesehatan yang jumlahnya telah ditetapkan untuk setiap tahun
2) Bagi guru dan karyawan dipotong langsung gaji per bulan, sedangkan untuk siswa dibayar 1 kali di awal tahun bersamaan dengan daftar ulang 3) Untuk sakit berat dan perlu di opname, maka akan diberi surat rujukan serta biaya pengobatan akan ditanggung pihak poliklinik b. Bimbingan Konseling (BK) 1) Bekerjasama dengan wali kelas dan bagian kesantrian dalam membuat peraturan siswa dan menangani siswa bermasalah 2) Bimbingan dapat dilakukan secara pribadi pada jam-jam kosong atau istirahat 3) Guru BK dapat mengadakan home visit” Keterangan-keterangan tersebut merupakan hasil wawancara dengan bagian ketatausahaan dan dibuktikan dengan pengamatan oleh peneliti pada tanggal 10 Mei 2014 dengan berkunjung ke UKS dan ke ruang BK. Peneliti juga memperkuat keterangan tersebut dengan berpedoman pada buku panduan. 7. Manajemen Sarana Prasarana Berdasarkan wawancara dengan bagian sarana prasarana yang bernama RD pada tanggal 07 mei 2014, prosedur manajemen sarana prasarana adalah “RD berkata dimulai dengan memberikan kartu inventaris ruangan kepada setiap wali kelas, kemudian setiap wali kelas harus mencatat atau mendata barang-barang yang terdapat di kelas. Setelah itu, wali kelas melaporkan barang-barang yang rusak atau yang belum ada ke bagian sarana prasarana. Bagian sarana prasarana berkoordinasi dengan bendahara untuk pengadaan barang baru.” Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 07 mei 2014, sarana prasarana di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi ruang kelas, lab IPA, lab bahasa, lab komputer, perpustakaan, UKS, ruang ICT, ruang BK, ruang guru, ruang TU, ruang OSIS, ruang kepala sekolah, ruang direksi, WC guru, WC siswa, ruang ibadah atau mushola, gudang, nuris mart, gapuro, lapangan, lapangan voli, dan taman. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara disertai bukti adanya kartu inventaris dari setiap kelas dan data dari setiap tahunnya. Selain itu, peneliti juga melihat keterangan yang ada di buku panduan.
C. MANAJEMEN PESANTREN NURUL ISLAM TENGARAN 1. Manajemen Kurikulum Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu musyrifah yang bernama NR tanggal 9 mei 2014, “pesantren Nurul Islam menggunakan model pembelajaran terstruktur, Moving Class, serta Out door activity. Selanjutnya instrumen penilaian berbentuk test serta non test. Laporan hasil pembelajaran atau raport disampaikan kepada orang tua/wali setiap 1 semester sekali bersamaan dengan raport sekolah. Peneliti juga mengambil sumber dari keterangan di atas di buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013. Selain itu, setelah melakukan pengamatan, peneliti mendapatkan hasil seperti pembelajaran memang dilakukan secara terstruktur, Moving Class, serta Out door activity. 2. Manajemen Kepegawaian Bersumber dari hasil wawancara dengan bagian kepegawaian yang bernama SY tanggal 9 mei 2014 memaparkan bahwa: “prosedur pengelolaan pegawai baru di pesantren meliputi rekrutmen wali kamar atau musyrif dan musyrifah dan selanjutnya kemantapan pegawai. Jadi, prosedur pengelolaan pegawai telah disepakati dan dilakukan bersama-sama antara pihak sekolah dengan pihak pesantren melalui rapat-rapat koordinasi.” Setelah melihat di buku panduan dan diperkuat dengan pengamatan, peneliti menyesuaikan pernyataan SY tersebut yaitu, “kepegawaian di pesantren Nurul Islam meliputi mudir pesantren, sekretaris pesantren, bendahara pesantren, bagian kebersihan, bagian keamanan, bagian ketakmiran, bagian kebahasaan, serta wali kamar.” 3. Manajemen Kesiswaan Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu musyrifah yang bernama NR pada tanggal 9 mei 2014 berkata bahwa:
“siswa yang sekolah di SMP IT Nurul Islam Tengaran wajib tinggal di pesantren Nurul Islam dan mengikuti semua kegiatan pesantren. Jadi, selain menjadi siswa juga akan menjadi santri. Selain itu, terdapat pula registrasi bagi santri baru dan heregistrasi bagi santri lama. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa setelah KBM di sekolah, para siswa kembali ke pesantren untuk mengikuti kegiatan kepesantrenan. Di buku panduan juga dijabarkan mengenai jadwal aktivitas harian yang dilakukan oleh santri. Hal tersebut sebagai bukti bahwa siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran harus tinggal di pesantren. 4. Manajemen Keuangan Berdasarkan buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013, “Manajemen keuangan di pesantren terfokus pada keuangan santri. Misalnya santri diperbolehkan membawa uang sebesar Rp. 20.000,00 per pekan, santri harus menitipkan uangnya kepada wali kamar atau bendahara pesantren jika melebihi jumlah yang ditetapkan, dan santri diwajibkan membayar infaq sebesar 2000,- melalui bendahara ketika meminta izin keluar kompleks tidak pada jadwal yang ditentukan.” Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu santri yang bernama BR, bahwa: “santri diperbolehkan membawa uang sebesar Rp. 20.000,00 per pekan dan diwajibkan membayar infaq sebesar 2000,- melalui bendahara ketika meminta izin keluar kompleks tidak pada jadwal yang ditentukan.” 5. Manajemen Humas Berdasarkan wawancara
dengan bagian humas yang bernama HA pada
tanggal 14 mei 2014, memaparkan bahwa “ pola hubungan orang tua dengan pesantren meliputi hubungan rutin dan hubungan insidental. Hubungan rutin berupa pertemuan ketika pengambilan raport setiap semester dan hubungan insidental berupa konsultasi dengan mudir pesantren, wali kamar, serta Home Visit. “ HA menambahkan: “bahwa pesantren Nurul Islam memiliki prosedur kunjungan pesantren diantaranya kunjungan diutamakan pada jam-jam kosong, orang tua/wali santri berbusana Islami ketika berkunjung ke kompleks pesantren, dan orang tua/wali lawan jenis dilarang masuk ke kamar putera-puterinya.”
Pernyataan tersebut diperkuat dengan keterangan di buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013. “kunjungan diutamakan pada jam-jam kosong, orang tua/wali santri berbusana Islami ketika berkunjung ke kompleks pesantren, dan orang tua/wali lawan jenis dilarang masuk ke kamar putera-puterinya.” 6. Manajemen Sarana Prasarana Pesantren Pengelolaan sarana prasarana di pesantren disesuaikan dengan pengelolaan sarana prasarana di sekolah. Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 14 mei 2014, sarana prasarana di pesantren Nurul Islam meliputi masjid, poliklinik, koperasi, kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh, kamar ustadz/ustadzah, lapangan olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran pakaian. Pernyataan tersebut diperkuat dengan wawancara RD yang menyatakan bahwa: “sarana prasarana di pesantren Nurul Islam meliputi masjid, poliklinik, koperasi, kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh, kamar ustadz/ustadzah, lapangan olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran pakaian.” 7. Manajemen layanan khusus Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 14 mei 2014, pesantren Nurul Islam memiliki layanan khusus seperti disediakannya koperasi untuk memenuhi kebutuhan pribadi santri, santri yang sakit dapat berobat ke poliklinik pesantren, santri dapat berkonsultasi dan bimbingan konseling dengan musyrif/musyrifah apabila mengalami masalah atau kesulitan, dan santri mendapatkan jaminan keamanan selama berada di pesantren. Pernyataan tersebut diperkuat dengan wawancara RD yang menyatakan bahwa: “Nurul Islam memiliki layanan khusus seperti poliklinik dan BK serta keamanan.”
D. PENERAPAN TQM DI SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN Pada tanggal 3 mei 2014, PW selaku kepala sekolah menjelaskan mengenai mutu sekolah yaitu: “standart maksimal yang mencerminkan kualitas atau prestasi yang diharapkan dan dicita-citakan. Standart ini harus berupa segala sesuatu yang bisa diukur dan di evaluasi. Selanjutnya, TQM merupakan manajemen yang berorientasi pada mutu atau kwalitas untuk memuaskan pelanggan (siswa, orangtua, guru, karyawan, dan warga sekolah lainnya).” Kemudian berkenaan dengan komitmen untuk memuaskan pelanggan, kepala sekolah di SMP IT Nurul Islam Tengaran menyatakan: “saya secara langsung senantiasa mengawasi, mengarahkan, dan mengevaluasi segala kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah sesuai dengan komitmen yang telah disepakati bersama.” Berdasarkan hasil wawancara dengan PW pada tanggal 3 mei 2014, “pihak SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014 telah memiliki komitmen sumber daya yang dibutuhkan, misalnya dana sekolah digunakan untuk pemberdayaan siswa, perbaikan sarana prasarana, dan peningkatan kinerja guru.” Berdasarkan buku panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013, peneliti menemukan visi dan tujuan yang dibuat dengan melibatkan warga sekolah yaitu: 1. Visi sekolah Visi di SMP IT Nurul Islam Tengaran adalah “MELAHIRKAN GENERASI CERDAS, BERAKHLAKUL KARIMAH, DAN BERWAWASAN GLOBAL” 2. Tujuan sekolah a. Sekolah mampu mengintegrasikan sistem pembelajaran antara ilmu, iman, dan amal dalam setiap mata pelajaran b. Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan tingkat kelulusan 100%
c. Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan nilai ujian nasional (UN) rata-rata 7,0 d. Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan penguasaan bahasa Arab dasar dalam kehidupan sehari-hari e. Sekolah mampu menghasilkan output siswa dengan penguasaan bahasa Inggris aktif f. Sekolah mampu menghasilkan output siswa yang menguasai teknologi
atau
internet dengan baik dan benar g. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki aqidah yang lurus h. Sekolah mampu melahirkan siswa yang dapat beribadah secara benar i. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki akhlak yang mulia j. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki wawasan luas k. Sekolah mampu melahirkan siswa yang sehat dan kuat l. Sekolah mampu melahirkan siswa yang dapat mengatur waktunya dengan baik m. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki sikap bersungguh-sungguh n. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki sikap rapi dalam urusannya o. Sekolah mampu melahirkan siswa yang memiliki kemandirian p. Sekolah mampu melahirkan siswa yang dapat memberikan kemanfaatan kepada orang lain q. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan Dokumen KTSP dengan lengkap r. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar isi (kurikulum satuan pendidikan atau KBK, silabus lengkap, model atau sistem penilaian lengkap, RPP lengkap, dan sebagainya.
s. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar proses pembelajaran secara lengkap, misalnya dengan strategi atau metode CTL, pendekatan belajar tuntas, pendekatan pembelajaran individual, dan sebagainya t. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar pendidik dan tenaga kependidikan, meliputi: semua guru berkualifikasi minimal S1, telah mengikuti PTBK, dan semua mengajar sesuai bidangnya u. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar sarana prasarana fasilitas sekolah yang peralatan dan perawatannya
atau
memenuhi SPM (Standar
pengelolaan minimal) v. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar pengelolaan sekolah secara lengkap, misalnya kurikulum, sarana prasarana, SDM, kesiswaan, administrasi, dan sebagainya w. Sekolah mampu memenuhi pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar, dan adil x. Sekolah mampu memenuhi atau menghasilkan standar penilaian pendidikan yang relevan y. Sekolah mampu memenuhi pengembangan budaya mutu sekolah yang memadai z. Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan menerapkan 7K secara lengkap, budaya 5 S, dan budaya BERSERI
PW juga menetapkan sebuah keputusan bersama melalui pendekatan ilmiah dengan cara melakukan identifikasi masalah, prioritas pemecahan dan analisa, mengadakan rapat insidental, rapat pekanan, rapat pimpinan, serta berkoordinasi dengan dinas pendidikan. Selain itu, keputusan diambil dengan memperhatikan materi putusan, ruang lingkup putusan, dan dengan siapa keputusan diambil. Masih berdasarkan hasil wawancara dengan PW pada tanggal 3 mei 2014,
“SMP IT Nurul Islam Tengaran rutin memberikan penghargaan atau reward. Hal ini bertujuan untuk memacu dan memotivasi guru, karyawan, serta peserta didik supaya lebih meningkatkan prestasi dan kinerja. Pemberian penghargaan atau reward sesuai dengan kesepakatan dan musyawarah bersama.” Sekolah juga menerapkan pendekatan publisitas dengan seluruh warga sekolah. Jadi, seluruh elemen di SMP IT Nurul Islam Tengaran selalu mengetahui apa yang sedang terjadi dalam lingkungan sekolah. Informasi selalu diberikan supaya elemen sekolah dapat memahami dan mendukung keputusan manajemen. Jadi pendekatan publisitas sudah diterapkan dengan baik di SMP IT Nurul Islam Tengaran. SMP IT Nurul Islam Tengaran secara bertahap telah melakukan perbaikan berkesinambungan. Seperti perbaikan sarana prasarana, perbaikan program sekolah, perbaikan kinerja guru serta prestasi siswa. Semuanya bertujuan untuk meningkatkan mutu atau kwalitas di sekolah tersebut. Berdasarkan keterangan dari PW, SMP IT Nurul Islam Tengaran telah meraih beberapa prestasi. Seperti : 1) Prestasi akademik : a) Juara I ujian nasional sekolah swasta tingkat kabupaten Semarang b) Juara II ujian nasional sekolah negeri/swasta tingkat kabupaten Semarang 2) Prestasi non akademik : telah memperoleh 30 tropi kejuaraan tingkat kabupaten dan propinsi yang meliputi juara penelitian ilmiah (penyulingan air, mengukur kadar air dalam susu, mengubah sampah menjadi tenaga listrik dan BBM). Berdasarkan prestasi-prestasi di atas, motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMP IT Nurul Islam Tengaran meningkat. Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi telah menjadikan SMP IT Nurul Islam Tengaran sebagai institusi yang berkualitas. Pihak SMP IT Nurul Islam Tengaran juga mengadakan pelatihan-pelatihan untuk menunjang prestasi dan kualitas kerja meliputi pelatihan tentang
administrasi guru, pelatihan tentang manajemen pengelolaan kelas dsb. Program unggulan sekolah meliputi prestasi akademis (nilai UN), terinternalisasinya kepribadian islami, menguasai bahasa, IPTEK, serta unggul dalam Qur‟an. PW menggunakan model kepemimpinan secara kooperatif, kolektivitas, dan lebih banyak mendengar. PW selalu mengajak semua stakeholder, komite, yayasan, untuk duduk bersama memberikan ide/gagasan serta bekerjasama dalam implementasinya.
BAB IV PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN 1. KURIKULUM Sebagai sekolah berbasis pesantren, SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan 2 kurikulum yaitu, kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum kepesantrenan (ulum syar‟i). Masing-masing kurikulum tersebut memiliki program kegiatan dan mata pelajaran. Siswa belajar di sekolah dari pagi sampai siang, kemudian dari sore sampai malam belajar di pesantren . Pengelolaan kurikulum yang baik harus memenuhi 4 tahapan yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian (mulyasa,2011: 40). Di SMP IT Nurul Islam sudah memenuhi 4 tahapan tersebut seperti diadakannya RAKER guru, penyusunan dan pengelompokkan konten mapel, pembagian jadwal pelajaran, pelaksanaan program-program yang telah disusun, serta waka kurikulum melakukan controlling monitoring, dan sebagainya. Penyusunan program kegiatan, penentuan model pembelajaran dan materi, penilaian, serta evaluasi dilakukan pula pada pesantren . 2. KEPEGAWAIAN Menurut (Mulyasa,2011: 42), manajemen kepegawaian mencakup perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian. Manajemen kepegawaian di SMP IT Nurul Islam Tengaran telah memenuhi cakupan tersebut seperti rekrutmen guru, kemantapan pegawai, adanya usul tentang cuti, adanya
ketentuan pemberhentian pegawai, pembinaan SDM yang dilakukan unit dan evaluasi secara bertahap. Selanjutnya diadakan pula pembagian pegawai yang bertugas di pesantren dan menduduki posisi sebagai mudir pesantren , sekretaris, bendahara, bagian kebersihan, keamanan, bagian ketakmiran, bagian kebahasaan, dan wali kamar. Jadi, prosedur pengelolaan pegawai telah disepakati dan dilakukan bersama-sama antara pihak sekolah dengan pihak pesantren melalui rapat-rapat koordinasi. 3. KESISWAAN Menurut (Mulyasa,2011: 46), manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik mulai dari awal pendaftaran sampai peserta didik tersebut lulus. Pengelolaan peserta didik di SMP IT Nurul Islam Tengaran telah berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya SPO (Standar Prosedur Operasional) yang mengatur PPDB, registrasi bagi siswa baru, herregistrasi bagi siswa lama, pengaturan kegiatan rutin siswa, tata tertib, dan data base siswa. Selanjutnya peserta didik yang telah diterima di SMP IT Nurul Islam Tengaran diwajibkan untuk tinggal dan mengikuti semua program pembelajaran dan kegiatan di pesantren . Jadi, selain menjadi siswa juga akan menjadi santri. Pesantren
memiliki prosedur perizinan bagi santri yang ingin meninggalkan
agenda pesantren . Selain itu, pesantren juga mengatur prosedur perpulangan bulanan, tata tertib, sanksi, dan penghargaan. Jadi, pengelolaan santri mempunyai kesamaan dengan pengelolaan siswa. Seperti yang telah dijelaskan di manajemen kurikulum, pelaporan kemajuan belajar santri disampaikan melalui raport.
4. KEUANGAN Sumber dana dalam proses pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu, pemerintah/yayasan, orangtua/wali siswa, dan masyarakat. SMP IT Nurul Islam telah melakukan pengelolaan keuangan yang baik. Sumber dana berasal dari orangtua siswa berupa SPP, INFAQ pembangunan, sumbangan, dan daftar ulang. Selain itu, pihak sekolah juga mengadakan program tabungan siswa yang berupa tabungan wajib, sukarela, dan bulanan. Keuangan digunakan untuk gaji, perbaikan sarana prasarana, dan operasional. Semuanya dilakukan secara terbuka dan transparan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas (Mulyasa, 2011: 47). SMP IT Nurul Islam telah menerapkan pencapaian tersebut. Sistem pembayaran dapat dilakukan secara langsung dengan datang ke sekolah maupun melalui transfer. Selanjutnya, pengelolaan keuangan di pesantren
hanya terfokus pada keuangan santri. Seperti santri hanya
diperbolehkan membawa uang 20.000/pekan. Uang yang melebihi jumlah yang telah ditetapkan dapat dititipkan kepada wali kamar dan diwajibkan membayar infaq ketika meminta izin keluar kompleks. Berdasarkan keterangan diatas, dapat dilihat bahwa manajemen keuangan di pesantren Nurul Islam terkoordinir dengan baik. Hal tersebut tidak lepas dari RAPBPP yang dilaksanakan pada setiap awal tahun oleh pihak pesantren . 5. KEHUMASAN Hubungan sekolah dengan orangtua/wali murid dan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana untuk membina dan mengembangkan pribadi murid di sekolah (Mulyasa, 2011: 50). Hal tersebut terlihat pada pola hubungan pihak SMP IT Nurul Islam dengan orangtua/wali murid. Hubungan rutin dan
insidental seperti pertemuan pada saat pengambilan raport, home visit, dan konsultasi dengan guru BK atau kepala sekolah dapat mengembangkan sekaligus memantau kepribadian siswa. Selanjutnya, kegiatan lain yang bersifat internal dan eksternal dapat mempererat hubungan baik serta mengembangkan wawasan bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar. Selain itu, kunjungan orang tua ke sekolah memiliki prosedur atau aturan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Hal tersebut dilakukan agar pembelajaran yang sedang berlangsung tidak terganggu terutama bagi siswa yang bersangkutan. Manajemen humas yang berada di pesantren memiliki persamaan dengan di sekolah. Pesantren juga mengadakan hubungan rutin dan insidental terhadap orang tua santri. Namun, jenis kegiatan humas yang sering diadakan adalah kegiatan yang berhubungan dengan kepesantrenan seperti pengajian dan khataman. Prosedur kunjungan orang tua ke pesantren mempunyai persamaan dan perbedaan dengan sekolah. Misalnya, kunjungan diutamakan pada jam-jam kosong (tidak sedang pelajaran atau kegiatan definitif). Sedangkan contoh perbedaannya adalah orang tua dapat menghubungi anaknya via telepon ketika berada di pesantren . Sedangkan ketika di sekolah tidak diperbolehkan. 6. SARANA PRASARANA Salah satu unsur pendidikan yang tidak kalah penting adalah sarana prasarana. Seringkali proses belajar mengajar terganggu karena fasilitas yang kurang memadai. Hal ini tentunya berdampak pula pada menurunnya semangat murid dan guru dalam proses belajar mengajar. Namun di SMP IT Nurul Islam Tengaran telah memiliki sarana prasarana yang memadai seperti Ruang kelas, lab IPA, lab bahasa, lab komputer, perpustakaan, UKS, ruang ICT, ruang BK, ruang
guru, ruang TU, ruang OSIS, ruang kepala sekolah, ruang direksi, WC guru, WC siswa, ruang ibadah atau mushola, gudang, nuris mart, gapuro, lapangan, lapangan voli, dan taman. Kegiatan pengelolaan sarana prasarana meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, inventarisasi, dan penataan (Mulyasa, 2011: 50). Berdasarkan keterangan tersebut SMP IT Nurul Islam Tengaran telah melakukan pengelolaan dengan baik seperti pengadaan kartu inventaris yang diberikan kepada setiap wali kelas untuk mendata barang-barang, pengadaan barang baru pengganti barang yang rusak, penataan taman, dan pengawasan. Selanjutnya, sarana prasarana yang ada di pesantren pun cukup memadai seperti masjid, poliklinik, koperasi, kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh, kamar ustadz/ustadzah, lapangan olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran pakaian. 7. LAYANAN KHUSUS Manajemen layanan khusus meliputi perpustakaan, kesehatan, dan keamanan (Mulyasa,2011: 52). SMP IT Nurul Islam telah melaksanakan layanan khusus tersebut dengan baik seperti pengadaan UKS, BK, perpustakaan, serta adanya pengamanan di sekolah. Masing-masing layanan memiliki fungsi dan prosedur yang ditetapkan oleh sekolah. Selanjutnya layanan khusus yang ada di pesantren berupa BK, poliklinik, koperasi, dan keamanan. B. UPAYA PENINGKATAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT 1. UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH Membahas peningkatan total quality management di SMP IT Nurul Islam Tengaran tidak bisa lepas dari pembahasan kurikulum, tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
kegiatan belajar mengajar (KBM), sarana prasarana, dan
keuangan. SMP IT Nurul Islam Tengaran saat ini telah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum kepesantrenan (ulum syar‟i). Dalam melaksanakan proses pembelajaran, sekolah selalu menekankan optimalisasi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu, sekolah juga berupaya mengoptimalkan peran orang tua dan masyarakat dalam proses pengembangan sekolah dan pembelajaran. Salah satu tujuan dari TQM adalah merespon keinginan pelanggan. Untuk meningkatkan mutu layanan sekolah harus lebih dulu mengenali siapa pelanggan sekolah, jasa apa yang ditawarkan kepada pelanggan, dan bagaimana ukuran layanan bermutu. Menjawab pertanyaan tersebut tidak gampang sebab sekolah bukan pabrik yang menghasilkan suatu produk
tertentu. Pelanggan
sekolah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelanggan luar dan pelanggan dalam. Pelanggan luar terdiri dari siswa, orang tua, pemerintah/yayasan, dan masyarakat pengguna lulusan. Sedangkan guru serta karyawan disebut pelanggan dalam. Upaya untuk meningkatkan mutu layanan yang telah dilakukan SMP IT Nurul Islam Tengaran adalah: a. penggunaan dana seoptimal mungkin. Misal untuk operasional, perbaikan sarana prasarana, peningkatan kinerja guru, dan sebagainya. b. program penghargaan dan pengakuan prestasi, kegiatan ekstrakurikuler, program terproyek dan program akademis c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui pelatihan dan seminar d. Adanya layanan khusus yang disediakan sekolah misal BK dan UKS e. Adanya hubungan internal dan eksternal antara sekolah dengan pelanggan
f. Layanan pimpinan puncak yang senantiasa mengawasi, mengarahkan, dan mengevaluasi segala kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah g. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas untuk kemajuan sekolah h. Adanya pendekatan yang melibatkan seluruh anggota sekolah
Selanjutnya, SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan empat teknik atau cara TQM dalam menetapkan manajemen peningkatan mutu yaitu: school review, benchmarking, quality assurance, dan quality control.
School review adalah proses yang mengharuskan seluruh komponen lembaga pendidikan bekerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki keterkaitan misalnya orang tua dan tenaga professional untuk mengevaluasi keefektifan kebijakan lembaga pendidikan, program dan pelaksanaannya, serta mutu lulusannya. Dengan metode ini, kita dapat membeberkan kelemahan, kekuatan, prestasi lembaga pendidikan dan memberikan rekomendasi untuk pengembangan lembaga pendidikan di masa mendatang.
Benchmarking merupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik proses maupun hasil yang akan dicapai dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian, standar tersebut direfleksikan dalam realitas yang ada.
Quality assurance merupakan konsep yang mengandung jaminan bahwa proses yang berlangsung dilaksanakan sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Dengan demikian, out put yang dihasilkan pun juga sesuai dengan standar.
Quality control merupakan sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan out put yang tidak sesuai dengan standar. Sistem ini menuntut adanya indikator yang pasti dan jelas.
2. PENINGKATAN MUTU DI SMP IT NURUL ISLAM TENGARAN Untuk menghasilkan institusi yang berkualitas dan output yang unggul maka diperlukan strategi khusus agar sekolah memiliki daya saing dan tetap survive. Itu pula yang coba diterapkan di SMP IT Nurul Islam Tengaran. Dari usaha-usaha tersebut dapat dilihat hasilnya sebagai berikut: a. Prestasi akademik : 1) Juara I ujian nasional sekolah swasta tingkat kabupaten Semarang 2) Juara II ujian nasional sekolah negeri/swasta tingkat kabupaten Semarang b. Prestasi non akademik : telah memperoleh 30 tropi kejuaraan tingkat kabupaten dan propinsi yang meliputi juara penelitian ilmiah (penyulingan air, mengukur kadar air dalam susu, mengubah sampah menjadi tenaga listrik dan BBM). Berdasarkan prestasi-prestasi di atas, motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMP IT Nurul Islam Tengaran meningkat. Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi telah menjadikan SMP IT Nurul Islam Tengaran sebagai institusi yang berkualitas.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN 1. Keunggulan sekolah berbasis pesantren a. Interaksi antar siswa dengan guru bisa berjalan secara intensif serta memudahkan kontrol terhadap kegiatan siswa b. Pendidikan
SBP dapat membentuk peserta didik yang berjiwa religius,
memiliki intelektual tinggi, skill, dan moralitas yang baik c. Dengan sistem 24 jam atau sistem sepanjang hari (full-day eduactinal system), SBP akan menjadi incaran para orang tua yang sibuk dan tidak mempunyai waktu cukup untuk memberikan perhatian serta kontrol kepada putra-putrinya setelah pulang dari sekolah/madrasah d. SBP dinilai mampu membentengi para siswa dari pengaruh-pengaruh negatif arus globalisasi yang menghadirkan budaya Barat e. Konsep “one for all “lebih dipercaya orang tua karena memberikan layanan pendidikan pada putera-puterinya yang meliputi pendidikan agama, pendidikan umum, dan pendidikan kecakapan hidup. f. Lulusan SBP lebih mampu menempatkan posisinya dalam keberagaman status sosial yang berada dalam masyarakat. g. SBP mampu memadukan sistem pendidikan modern dan tradisional 2. Kelemahan Sekolah Berbasis Pesantren a. Secara konseptual, belum ada teori komprehensif mengenai bagaimana mengelola sistem pendidikan dengan berlandaskan pada nilai-nilai pesantren b. pada prinsipnya mengupayakan manajemen pendidikan berbasis pesantren merupakan sebuah usaha yang tidak mudah, apalagi harus mencari formulasi yang dapat memuaskan segala pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan
c. Sering terjadi tumpang tindih atau pengulangan pelajaran antara kurikulum pendidikan formal dan kurikulum pesantren d. Dualisme manajerial, yaitu kepala sekolah dan mudir pesantren . Meskipun telah dibagi bidang kerjanya, namun terkadang terjadi silang pendapat. Kebijakan kepala sekolah tidak sejalan dengan kebijakan mudir pesantren . Hal tersebut akan menghambat kemajuan sekolah dan pesantren terkait
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
1. Manajemen pada sekolah berbasis pesantren (SBP) menggunakan perpaduan antara manajemen yang diterapkan di sekolah dengan manajemen yang diterapkan di
pesantren.
Manajemen
sendiri
merupakan
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan oleh suatu lembaga. Manajemen sekolah dan manajemen pesantren dibedakan menjadi 7 macam yaitu : manajemen kurikulum, kepegawaian, kesiswaan, keuangan, sarana prasarana, humas, dan manajemen layanan khusus. Selanjutnya kurikulum yang diterapkan di SMP IT Nurul Islam Tengaran adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum ulum syar‟i (kepesantrenan). Kurikulum dikelola oleh waka kurikulum dan waka kurikulum membawahi beberapa bagian. Manajemennya meliputi RAKER guru, penyusunan programprogram, controlling, monitoring, dan evaluasi. Selanjutnya, manajemen kepegawaian di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi prosedur penerimaan pegawai baru, diantaranya rekrutmen guru, kemantapan pegawai, pembagian pegawai, penentuan gaji, evaluasi pegawai, dan pembinaan pegawai. Selain itu, bagian kepegawaian juga menangani perihal cuti dan pemberhentian pegawai. Selanjutnya, manajemen kesiswaan meliputi PPDB, daftar ulang (registrasi) bagi siswa baru, dan herregistrasi bagi siswa lama. Pengelolaan kesiswaan juga mencakup kegiatan rutin siswa di sekolah, tata tertib siswa, dan perihal prestasi siswa. Kemudian, manajemen keuangan sekolah mencakup sistem pembayaran SPP serta tabungan siswa. Siswa dianjurkan memiliki tabungan wajib, sukarela, dan bulanan. Pembayaran SPP pun dilakukan pada awal bulan antara tanggal 1-10.
Dana yang telah terkumpul digunakan untuk perbaikan sarana prasarana, operasional, dan gaji. SMP IT Nurul Islam selalu mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua siswa ketika pengambilan raport. Hubungan insidental berupa home visit dan konsultasi dengan kepala sekolah atau guru BK pun dilakukan oleh kedua pihak. Kegiatan-kegiatan humas dilaksanakan secara internal dan eksternal. SMP IT Nurul Islam Tengaran juga memiliki layanan khusus berupa UKS, BK, dan perpustakaan. Masing-masing memiliki prosedur pengelolaan kegiatan. Selanjutnya, prosedur pengelolaan sarana prasarana meliputi pemberian kartu inventaris ruangan kepada setiap wali kelas kemudian dilakukan pendataan barang-barang serta pengadaan barang-barang baru. Manajemen kurikulum di pesantren
Nurul Islam tidak jauh berbeda
dengan manajemen di sekolah. Bagian kurikulum secara rutin mengadakan RAKER
untuk
menyusun
program-program
kepesantrenan,
melakukan
controlling, monitoring, dan evaluasi. Model pembelajaran dilakukan secara terstruktur, moving class, dan out door activity. Kegiatan penilaiannya pun berbentuk test dan non test. Selanjutnya, bagian kepegawaian meliputi mudir pesantren , wali kamar, ketakmiran, keamanan dan kebersihan, serta sekretaris dan keuangan. Pembagian posisi tersebut dilakukan oleh pihak SMP IT Nurul Islam. Kemudian pengelolaan bagian kesiswaan memiliki prosedur yang sama dengan prosedur sekolah. Begitu pula dengan humas, sarana prasarana, dan layanan khusus pesantren dilaksanakan sejalan dengan sekolah. 2. Implementasi manajemen sekolah berbasis pesantren merupakan penggabungan antara manajemen sekolah dengan manajemen pesantren. Jadi sekolah memiliki keterpaduan kurikulum, keterpaduan proses pembelajaran, dan keterpaduan penyelenggaraan. Layanan pendidikan yang diberikan meliputi pendidikan agama,
pendidikan umum, dan pendidikan kecakapan hidup. Sistem persekolahan yang menitikberatkan pada kemampuan sains dan keterampilan dilaksanakan dari pagi sampai
siang
sedangkan
sistem
pesantren
yang
menitikberatkan
pada
pengembangan sikap dan praktik keagamaan,moralitas, serta kemandirian dilaksanakan dari sore sampai malam. Jadi, implementasi manajemen SBP dilaksanakan dengan konsep “one for all”. Maksudnya 2 unit bergabung dalam 1 sistem. 3. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang telah dilakukan SMP IT Nurul Islam Tengaran adalah pertama, penggunaan dana seoptimal mungkin. Misal untuk operasional, perbaikan sarana prasarana, peningkatan kinerja guru, dan sebagainya. Kedua, pengadaan program penghargaan dan pengakuan prestasi, kegiatan ekstrakurikuler, program terproyek dan program akademis. Ketiga, meningkatkan profesionalisme guru melalui pelatihan dan seminar. Keempat, adanya layanan khusus yang disediakan sekolah misal BK dan UKS. Kelima, adanya hubungan internal dan eksternal antara sekolah dengan pelanggan. Keenam. Layanan pimpinan puncak yang senantiasa mengawasi, mengarahkan, dan mengevaluasi segala kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Ketujuh. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas untuk kemajuan sekolah. Kedelapan. Adanya pendekatan yang melibatkan seluruh anggota sekolah. Upayaupaya tersebut telah membuahkan hasil seperti prestasi akademik dan prestasi non akademik.
Peningkatan
mutu
terlihat
dari
motivasi
menyekolahkan anaknya di SMP IT Nurul Islam Tengaran.
masyarakat
untuk
4. Keunggulan dan Kelemahan Sekolah Berbasis Pesantren a. Keunggulan Sekolah Berbasis Pesantren 1) Interaksi antar siswa dengan guru bisa berjalan secara intensif serta memudahkan kontrol terhadap kegiatan siswa 2) Pendidikan SBP dapat membentuk peserta didik yang berjiwa religius, memiliki intelektual tinggi, skill, dan moralitas yang baik 3) Dengan sistem 24 jam atau sistem sepanjang hari, SBP akan menjadi incaran para orang tua yang sibuk dan tidak mempunyai waktu cukup untuk memberikan perhatian serta kontrol kepada putra-putrinya setelah pulang dari sekolah/madrasah 4) SBP dinilai mampu membentengi para siswa dari pengaruh-pengaruh negatif arus globalisasi yang menghadirkan budaya Barat 5) Konsep “one for all “lebih dipercaya orang tua karena memberikan layanan pendidikan pada putera-puterinya yang meliputi pendidikan agama, pendidikan umum, dan pendidikan kecakapan hidup. 6) Lulusan SBP lebih mampu menempatkan posisinya dalam keberagaman status sosial yang berada dalam masyarakat. 7) SBP mampu memadukan sistem pendidikan modern dan tradisional b. Kelemahan Sekolah Berbasis Pesantren 1) Secara konseptual, belum ada teori yang baku mengenai bagaimana mengelola sistem pendidikan dengan berlandaskan pada nilai-nilai pesantren 2) Pada
prinsipnya
mengupayakan
manajemen
pendidikan
berbasis
pesantren merupakan sebuah usaha yang tidak mudah, apalagi harus
mencari formulasi
yang dapat
memuaskan
segala pihak
yang
berkepentingan dengan dunia pendidikan 3) Sering terjadi
tumpang tindih atau pengulangan pelajaran antara
kurikulum pendidikan formal dan kurikulum pesantren 4) Dualisme manajerial, yaitu kepala sekolah dan mudir pesantren . Meskipun telah dibagi bidang kerjanya, namun terkadang terjadi perbedaan pendapat. Kebijakan kepala sekolah tidak sejalan dengan kebijakan mudir pesantren . Hal tersebut akan menghambat kemajuan sekolah dan pesantren terkait B. SARAN 1. SBP telah memberikan kontribusi positif dalam memperbaiki moral para remaja. Maka dari itu, pemerintah terkait harus lebih memperhatikan perkembangan SBP. 2. Pihak sekolah dan pesantren harus lebih memperhatikan konten pelajaran untuk peserta didik. Pemisahan antara kurikulum pendidikan formal dan kepesantrenan harus jelas dan terperinci 3. Kepala sekolah dan mudir pesantren serta antar unit harus meningkatkan kerja sama atau komunikasi melalui pertemuan dan rapat-rapat koordinasi demi kemajuan bersama 4. Manajemen sekolah dan manajemen pesantren merupakan satu kesatuan yang pelaksanaannya harus tetap sejalan 5. Bagi orang tua/wali siswa dan masyarakat harus lebih berpartisipasi aktif dalam upaya memajukan pendidikan di SMP IT Nurul Islam Tengaran 6. Bagi siswa harus mampu mengamalkan apa yang telah didapat di SMP IT Nurul Islam
7. TQM dalam dunia pendidikan bisa dijadikan sebagai langkah alternatif menuju akselerasi mutu pendidikan sehingga sudah saatnya nilai-nilai dalam TQM diterapkan secara komprehensif untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1987. Ilmu Pendidikan Islam 1. Salatiga: IAIN Salatiga Press. Ahmadi, Djauzak. 1996. Peningkatan Mutu Pendidikan Sebagai Sarana Pembangunan Bangsa. Jakarta: Balai Pustaka. Al-Rasyidin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Asrori, Mohammad. 2009. Studi Islam Kontemporer. Malang: UIN Malang Press. Darajat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Cetakan kedua. Feisal, Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press. Gojali, Imam & Umiarso. 2010. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: IRCiSoD. Haryanto, Sugeng. 2012. Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kyai Di pondok Pesantren. Jakarta: Kementerian Agama RI. Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Machfudz, Masyhuri. 2010. Metodologi Riset Manajemen SDM. Malang: UIN Maliki Press. Mansur. 2004. Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah. Jogjakarta: Global Pustaka Utama. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya.
Nasution, Nur. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Bogor: Ghalia Indonesia. Nata, Abuddin. 2003. Metodologi Studi Islam. Depok: Raja Grafindo Persada. Purwoko. 2013. Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013. Tengaran: Nuris Press. Riyadi, Ahmad. 2006. Politik Pendidikan (Menggugat Birokrasi Pendidikan Nasional). Yogyakarta: Ar-Ruzz. Rohani. 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara. Sallis, Edward. 2010. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: IRCisD. Sabda, Syaifuddin. 2006. Model Kurikulum Terpadu IPTEK dan IMTAQ. Ciputat: Quantum Teaching. Siradj, Sa'id Agiel. 1999. Pesantren Masa Depan. (wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren). Bandung: Pustaka Hidayah. Subroto, Suryo. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Bina Aksara. Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: UGM Press.
Tim Penyusun. 2003. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah (Pertumbuhan Dan Perkembangannya). Jakarta: DEPAG RI. Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. 2003. Total Quality M.anagement. Yogyakarta: Andi Offset. Cetakan 10. Umar, Husein. 1997. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Press. Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yunus, Mahmud. 1996. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hida Karya Agung.
Zuhairini. Dkk. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Rieny, 2012. Manajemen Keuangan Pondok Pesantren, (http://rienytugas.blogspot.com/2012/06/manajemen-keuangan-pondokpesantren.html). Suhardi, didik. 2012. Peran SMP Berbasis Pesantren Sebagai Upaya Penanaman Pendidikan Karakter Kepada Generasi Bangsa, dalam (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=6615&val=436).
LAMPIRAN TRIANGGULASI DATA
Manajemen Kurikulum
Manajemen Kepegawaian
Manajemen Kesiswaan
WAWANCARA A: SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum kepesantrenan (boarding school). A: Prosedur pengelolaan kurikulum meliputi pengadaan RAKER setiap tahun bersama guru. Setelah itu, menyusun program kurikulum baru seperti jadwal pelajaran, administrasi, UKK/ UTS, UAN, UAS. Selanjutnya mengadakan controlling dan monitoring program baru B : Penerimaan pegawai baru dilakukan melalui proses legal formal.
OBSERVASI SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan (KTSP) dan ulum syar‟i.
DOKUMEN SMP IT Nurul Islam Tengaran menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) ditambah dengan kurikulum kepesantrenan (boarding school).
Pengelolaan kurikulum meliputi pengadaan RAKER setiap tahun menyusun program kurikulum baru,mengadakan controlling dan monitoring program baru untuk perbaikan tahun selanjutnya.
Pengelolaan kurikulum meliputi pengadaan RAKER setiap tahun menyusun program kurikulum baru,mengadakan controlling dan monitoring program baru untuk perbaikan tahun selanjutnya.
contoh dari legal formal yaitu adanya pembagian guru untuk bertugas di sekolah dan di pesantren.
C : standart prosedur operasional siswa di SMP IT Nurul Islam Tengaran meliputi penerimaan peserta didik baru (PPDB), daftar ulang (registrasi) bagi siswa baru, dan heregistrasi (Daftar Ulang Siswa Lama).
Pernyataan tersebut sebanding dengan pengamatan yang dilakukan peneliti terutama pada saat siswa melakukan herregistrasi pada tahun ajaran 2014/2015.
Penerimaan pegawai baru dilakukan melalui proses legal formal. Seperti Rekrutmen guru, Kemantapan Pegawai, pembagian pegawai, dan evaluasi pegawai. Pengelolaan siswa meliputi penerimaan peserta didik baru (PPDB), daftar ulang (registrasi) bagi siswa baru, dan heregistrasi (Daftar Ulang Siswa Lama).
Manajemen Keuangan
Manajemen kehumasan
Manajemen Layanan Khusus
Manajemen sarana prasarana
D : Manajemen keuangan sekolah meliputi sistem pembayaran SPP, tabungan siswa, dan pengelolaan dana sekolah E: pola hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa meliputi hubungan rutin dan hubungan insidental.
Pembayaran SPP dari tanggal 1-10, dana sekolah digunakan untuk perbaikan sarana prasarana, dan siswa memiliki tabungan wajib serta sukarela peneliti melihat ada siswa yang sedang bersama dengan orang tuanya melakukan konsultasi dengan kepala sekolah membahas tentang kenakalan yang dilakukan siswa tersebut. Layanan khusus yang tersedia di SMP IT Nurul Islam meliputi unit kesehatan sekolah (UKS) dan layanan bimbingan konseling (BK).
F : Layanan khusus yang tersedia di SMP IT Nurul Islam meliputi unit kesehatan sekolah (UKS) dan layanan bimbingan konseling (BK). G : dimulai dengan adanya kartu inventaris memberikan kartu dari setiap kelas dan data inventaris ruangan dari setiap tahunnya. kepada setiap wali kelas, setiap wali kelas harus mendata barang-barang yang terdapat di kelas. wali kelas melaporkan barang-barang yang rusak atau yang belum ada ke bagian sarana prasarana. Bagian sarana prasarana berkoordinasi dengan bendahara untuk pengadaan barang baru.
Manajemen keuangan sekolah meliputi sistem pembayaran SPP, tabungan siswa, dan pengelolaan dana sekolah
pola hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa meliputi hubungan rutin dan hubungan insidental. Selain itu, ada hubungan internal dan eksternal
Layanan khusus yang tersedia di SMP IT Nurul Islam meliputi unit kesehatan sekolah (UKS) dan layanan bimbingan konseling (BK). dimulai dengan memberikan kartu inventaris ruangan kepada setiap wali kelas, setiap wali kelas harus mendata barang-barang yang terdapat di kelas. wali kelas melaporkan barangbarang yang rusak atau yang belum ada ke bagian sarana prasarana. Bagian sarana prasarana berkoordinasi dengan bendahara untuk pengadaan barang baru.
Manajemen kurikulum
Manajemen kepegawaian
Manajemen Kesiswaan
Wawancara H: pesantren Nurul Islam menggunakan model pembelajaran terstruktur, Moving Class, serta Out door activity. Selanjutnya instrumen penilaian berbentuk test serta non test. Laporan hasil pembelajaran atau raport disampaikan kepada orang tua/wali setiap 1 semester sekali bersamaan dengan raport sekolah. B: prosedur pengelolaan pegawai baru di pesantren meliputi rekrutmen wali kamar atau musyrif dan musyrifah dan selanjutnya kemantapan pegawai. Jadi, prosedur pengelolaan pegawai telah disepakati dan dilakukan bersamasama antara pihak sekolah dengan pihak pesantren melalui rapat-rapat koordinasi. C : siswa yang sekolah di SMP IT Nurul Islam Tengaran wajib tinggal di pesantren Nurul Islam dan mengikuti semua kegiatan pesantren. Jadi, selain menjadi siswa juga akan menjadi santri. Selain itu, terdapat pula registrasi bagi santri baru dan heregistrasi bagi santri lama
Observasi peneliti mendapatkan hasil seperti pembelajaran memang dilakukan secara terstruktur, Moving Class, serta Out door activity.
kepegawaian di pesantren Nurul Islam meliputi mudir pesantren, sekretaris pesantren, bendahara pesantren, bagian kebersihan, bagian keamanan, bagian ketakmiran, bagian kebahasaan, serta wali kamar.
Dokumen pesantren Nurul Islam menggunakan model pembelajaran terstruktur, Moving Class, serta Out door activity. Selanjutnya instrumen penilaian berbentuk test serta non test. Laporan hasil pembelajaran atau raport disampaikan kepada orang tua/wali setiap 1 semester sekali bersamaan dengan raport sekolah. kepegawaian di pesantren Nurul Islam meliputi mudir pesantren, sekretaris pesantren, bendahara pesantren, bagian kebersihan, bagian keamanan, bagian ketakmiran, bagian kebahasaan, serta wali kamar.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa setelah KBM di sekolah, para siswa kembali ke pesantren untuk mengikuti kegiatan kepesantrenan
Di buku panduan juga dijabarkan mengenai jadwal aktivitas harian yang dilakukan oleh santri. Hal tersebut sebagai bukti bahwa siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran harus tinggal di pesantren.
Manajemen Keuangan
D: santri diperbolehkan membawa uang sebesar Rp. 20.000,00 per pekan dan diwajibkan membayar infaq sebesar 2000,- melalui bendahara ketika meminta izin keluar kompleks tidak pada jadwal yang ditentukan.
Manajemen Humas
E: pola hubungan orang tua dengan pesantren meliputi hubungan rutin dan hubungan insidental. Hubungan rutin berupa pertemuan ketika pengambilan raport setiap semester dan hubungan insidental berupa konsultasi dengan mudir pesantren, wali kamar, serta Home Visit. G : sarana prasarana di pesantren Nurul Islam meliputi masjid, poliklinik, koperasi, kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh, kamar ustadz/ustadzah, lapangan olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran pakaian.
Manajemen Sarana Prasarana
Peneliti melihat orang tua/wali santri berbusana Islami ketika berkunjung ke kompleks pesantren,
sarana prasarana di pesantren Nurul Islam meliputi masjid, poliklinik, koperasi, kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh, kamar ustadz/ustadzah, lapangan olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran pakaian
Manajemen keuangan di pesantren terfokus pada keuangan santri. Misalnya santri diperbolehkan membawa uang sebesar Rp. 20.000,00 per pekan, santri harus menitipkan uangnya kepada wali kamar atau bendahara pesantren jika melebihi jumlah yang ditetapkan, dan santri diwajibkan membayar infaq sebesar 2000,- melalui bendahara ketika meminta izin keluar kompleks tidak pada jadwal yang ditentukan. kunjungan diutamakan pada jam-jam kosong, orang tua/wali santri berbusana Islami ketika berkunjung ke kompleks pesantren, dan orang tua/wali lawan jenis dilarang masuk ke kamar putera-puterinya.
sarana prasarana di pesantren Nurul Islam meliputi masjid, poliklinik, koperasi, kantor yayasan, asrama santri, rumah pengasuh, kamar ustadz/ustadzah, lapangan olahraga, kamar mandi, dapur, dan area jemuran pakaian.
Manajemen Layanan Khusus
F : Nurul Islam memiliki layanan khusus seperti poliklinik dan BK serta keamanan.
KODE : A
: Waka Kurikulum
B
: bagian Kepegawaian
C
: bagian Kesiswaan
D
: bagian Keuangan
E
: bagian humas
F
: bagian layanan khusus
G
: bagian sarana prasarana
H
: musyrifah
Nurul Islam memiliki layanan khusus seperti disediakannya koperasi untuk memenuhi kebutuhan pribadi santri, santri yang sakit dapat berobat ke poliklinik pesantren, santri dapat berkonsultasi dan bimbingan konseling dengan musyrif/musyrifah apabila mengalami masalah atau kesulitan, dan santri mendapatkan jaminan keamanan selama berada di pesantren.
Nurul Islam memiliki layanan khusus seperti poliklinik dan BK serta keamanan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
No
Nama
Jabatan
Tahun Masuk
Alumni
1
H. Lutfi Chakim, Lc
Direktur
2006
Al-Azhar
2
M. Fakhrul Iqbal, A. Md
K.Asrama Pa
2009
UNS
3
Nurrohmah, A. Md
K. Asrama Pi
2007
Al-Mukmin
4
Ashim Abdullah
Musyrif
2007
Isy Karima
5
Yudi Ardiyansah
Musyrif
2010
Abu Bakar
6
M. Anwarul Kafi
Musyrif
2010
Pare
7
Abdurrahman
Musyrif
2011
Pare
8
Kuslim
Musyrif
2011
Abu Bakar
9
Sugiyanto, S. PdI
Musyrif
2011
El Emirot
10
Santoso, S. Sos. S. PdI
Musyrif
2011
STAIN
11
Muh. Hisom
Musyrif
2008
Abu Bakar
12
Mustofa A. Nurhuda
Musyrif
2009
Yaman
13
Danang
Musyrif
2011
Pare
14
Dwi Waluyo
Musyrif
2011
Pare
15
Siti Rofiqoh
Musyrifah
2011
PP.Gontor
16
Wiwin Prehati, S. Pd. I
Musyrifah
2011
STAIN
17
Anis Cholsatul M
Musyrifah
2011
STAIN
18
Ari Anisatun Hasanah
Musyrifah
2012
Al-Mukmin
19
Julia Permata
Musyrifah
2012
PP.Gontor
20
Eka Anisawati
Musyrifah
2012
STAIN
21
Anisatus Sa‟diyah
Musyrifah
2012
Pare
22
Fu‟ila Wirdiyah
Musyrifah
2012
MAN PK
23
Maftuhah
Musyrifah
2012
Aliyah
24
Yuliana Dewi
Musyrifah
2012
PP.Gontor
25
Retno Wahyuningsih
Musyrifah
2012
PP.Gontor
26
Aini Faizah
Musyrifah
2012
PP.Gontor
27
Uma Luthfian
Musyrifah
2012
PP.Gontor
28
Agustina
Musyrifah
2012
Pare
29
Muntasiroh
Musyrifah
2012
Pare
Tabel 1: Struktur Organisasi Ma‟had Sumber :
(dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 2 No
Mata Pelajaran
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
1
Pendidikan Agama Islam
2
2
2
2
PKN
2
2
2
3
Bahasa Indonesia
4
4
4+2 *)
4
Bahasa Inggris
4
4
4+2 *)
5
Matematika
4
4
4+2 *)
6
Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4+2 *)
7
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
8
Seni Budaya
2
2
2
9
Pendidikan Jasmani
2
2
2
10
TIK
2
2
2
11
Muatan Lokal
a. Bahasa Jawa
2
2
2
b. Bahasa Arab
4
4
4
36
36
36
Jumlah *) tambahan jam pelajaran Tabel 2 Sumber
: Konten Kurikulum Pendidikan Nasional : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 3 No Mata Pelajaran
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
1
Aqidah
1
1
1
2
Qur‟an Hadits
2
2
2
3
Siroh Nabawiyah
1
1
1
4
Tahsin dan Tahfidzul 12*)
12*)
12*)
1*)
1*)
1*)
4
4
4
Qur‟an 5
Halaqoh Tarbawiyah
Jumlah
*) dilaksanakan di luar jam reguler Tabel 3: Konten Kurikulum Ulum Syar‟i Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 4 No Jenis Kegiatan
Kelas VII Kelas VIII
1
Pramuka SIT
2
Robotik
3
KIR
Kelas IX
KET
-
Wajib
4
Jurnalistik
-
Pilihan
5
PMR
-
Pilihan
6
English Club
-
Pilihan
7
Arab Club
-
Pilihan
8
Bela Diri
-
Pilihan
9
Qiro‟ah
-
Pilihan
10
Sport Club
-
Pilihan
11
Tata Boga
-
Pilihan
12
Bimbingan OSN
-
Pilihan
13
Bimbel
-
-
Wajib
Tabel 4 : Kegiatan Ekstrakurikuler Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 5 No
Jam
Kegiatan
1
04. 30 – 05. 00 wib
Sholat Shubuh
2
05.00 – 06. 15 wib
Setoran Tahfidz Al-Qur‟an
3
06.15 – 07. 00 wib
Mandi, makan pagi, dan kebersihan kamar
4
07. 30 – 08. 10 wib
Reguler
5
08. 10 – 08. 50 wib
Reguler
6
08. 55 – 09. 35 wib
Reguler
7
09. 35 – 10. 15 wib
Reguler
8
10. 15 – 10.30 wib
Istirahat
9
10. 30 – 11. 10 wib
Reguler
10
11. 10 – 11. 50 wib
Reguler
11
11. 50 – 12. 20 wib
Istirahat dan sholat Dhuhur
12
12. 20 – 12. 55 wib
Reguler
13
12. 55 – 13. 40 wib
Reguler
14
13. 40 – 15.00 wib
Makan siang dan istirahat
15
15. 00 – 15. 30 wib
Sholat Ashar
16
15. 30 – 16. 10 wib
Program Kebahasaan ( Bahasa Arab )
17
16. 10 – 17. 00 wib
Mandi dan kebersihan kamar
18
17. 00 – 17. 45 wib
Muroja‟ah hafalan
19
17. 45 – 18. 30 wib
Sholat maghrib atau Tahsin
20
18. 30 – 19. 00 wib
Makan Malam
21
19. 00 – 19. 30 wib
Sholat Isya‟
22
19. 30 – 20. 15 wib
Conversation
23
20. 15 – 22. 00 wib
Belajar Mandiri atau kelompok
24
22. 00 – 04. 00 wib
Istirahat malam
25
04.00 – 04. 15 wib
Sholat Tahajud dan persiapan sholat subuh
Tabel 5 : Jadwal Kegiatan Pendidikan dan Ma‟had Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013
Lampiran 6 Program Rutin Terjadwal
Program Terproyek
Program Akademis
Apel / Upacara hari senin
Out bond
Sukses UN
Senam sabtu pagi
Bakti sosial
Bimbingan belajar
Sabtu bersih
Peduli lingkungan
Bimbingan OSN
Kegiatan sholat berjamaah
Jumpa tokoh
Program klinis siswa
Kultum ( baca hadits )
Karya wisata / PLS
Program pengayaan
Muhadhoroh di ma‟had
Festival seni
Program remidial
Tasmi‟ Al-Qur‟an
Jumpa native teacher
Tutor sebaya
Qiroatul kutub
Pameran pendidikan
Tahfidz dan tahsin Al- Mukhoyyam Qur‟an
Al-
ba‟da subuh dan Qur‟an
maghrib di ma‟had Mufrodat / muhadatsah dan Olahraga conversation di ma‟had Kegiatan
15
kebersihan di ma‟had
antar
sekolah
menit Pelatihan
dasar
kedisiplinan
dan
kepemimpinan Belajar mandiri
Pesantren kilat
Belajar kelompok
Tadarus bersama
Qiyamul Lail
Khotmul Qur‟an
Sholat dhuha
Ifthor bersama
Nurul Islam Fair
Pengiriman siswa ke masyarakat
Language Fair
Iktikaf
Lomba antar kelas
Sehari bersama AlQur‟an
Tabel 6 : Program Kegiatan Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2013
Lampiran 7
No
Nama
Jabatan
Status
Tahun
Kepeg
masuk
Alumni
1
Priyono
Kabag TU
PTTY
2011
SMA
2
Galih Wahyuningsih Bendahara
PTTY
2009
D1
3
Harun Anwar
OB
PTY
2007
SMA
4
Novia Yudhasari, S. Si
Adm. Penilaian
PTTY
2011
UNNES
Tabel 7: struktur organisasi bagian tata usaha Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 8
No Nama
Jabatan
Status
Tahun
kepeg
masuk
Alumni
1
Purwoko, S.Pd
Kepsek
GTY
2007
UNS
2
Iriyanti Dwi Hapsari, S.Pd
Urs. kurikulum GTY
2007
UNS
3
Khoirul Umar, S. Pd.I
Urs. PAI
GTY
2008
UMS
4
Djoko Setiawan, S. Pd
Urs. kesiswaan
GTTY
2011
UKSW
5
Rendi Pamungkas, S. Pd.
Urs. Sarpras
GTTY
2011
UNS
6
Athia Fitriawati , Lc.
Guru PAI
GTY
2007
Mesir
7
Sunarto, S.Ag.
Guru Qurdis
GTY
2006
STAIN
8
Nur Syarifah, S. Pd. I.
Guru Tahfidz
GTY
2007
STAIN
9
M. Rohib Hirzi, S. Pd.
Guru PKn
GTTY
2007
UNNES
10
Sri Suwarsi, A. Md.
Guru IPS
GTY
2007
UNDIP
11
Nurrohmah
Guru B. Arab
GTY
2008
Ponpes
12
Dewi Uswati, S. Pd.
Guru IPA
GTTY
2008
UNNES
13
Fitriya Habibi, S.Pd.
Guru IPS
GTTY
2009
UNS
14
Galuh Widiarini, S. Pd.
Guru B. Inggris
GTTY
2009
IKIP
15
Widdatul Fidqi, A. Md.
Guru B. Inggris
GTTY
2009
UTY
16
Siti Yulaikah, S. Pd.
Guru B. Ind
GTTY
2009
UNS
17
Ida Pramuwasti, S. Pd.
Guru B. Ind
GTTY
2009
UNS
18
M. Fachrul Iqbal, A. Md.
Guru SKI
GTTY
2010
UNS
19
Sulistyarini, S. Pd.
Guru Mat
GTTY
2010
UKSW
20
Juli Alim, S. Pd.
Guru IPA
GTTY
2010
UNS
21
In‟am Shoimin, S. Ag.
Guru B. Jawa
GTTY
2011
STAIN
22
Linda Maryani, S. Pd.
Guru OR
GTTY
2011
UNNES
23
Indah Safitri, S. Pd.
Guru B. Inggris
GTTY
2012
UKSW
24
Tri Maulida W, S. Pd.
Guru B. Ind
GTTY
2012
UNS
25
Widiarti, S. Pd.
Guru IPS
GTTY
2012
UNS
26
Dyah Erna Y, S. Si.
Guru Mat
GTTY
2012
UNDIP
27
Sugiyanto
Guru B. Arab
GTTY
2012
Ponpes
28
Nur Huda
Guru PAI
GTTY
2012
Ponpes
29
Abdurrahman
Guru SBK
GTTY
2012
Ponpes
30
Wiwin Prihati
Guru B. Arab
GTTY
2012
Ponpes
Tabel 8 : Ustadz/ustadzah SMP IT Nurul Islam Tengaran Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran
Lampiran 9 No Nama
Jabatan
Status
Tahun
Kepeg
masuk
Alumni
1
Zuhri Ma‟sum
Security
PTTY
2009
PGA
2
Widodo
Security
PTTY
2009
STM
3
Mahmudi Ismail
Security
PTTY
2009
PGA
4
Sugiyanto
Security
PTTY
2010
SMP
5
Slamet Widodo
P. kebersihan
PTTY
2009
SMP
6
Suwondo
P. kebersihan
PTTY
2011
SMA
7
Bambang Maryono
P. kebersihan
PTTY
2009
SMP
8
Tuminem
P. kebersihan
PTTY
2008
SD
9
Fitri
Laundry
PTTY
2010
SMA
10
Supadmi
Laundry
PTTY
2008
SMP
11
Samiati
Laundry
PTTY
2008
SMP
12
Giyarti
Laundry
PTTY
2010
SMP
13
Kalimah
Laundry
PTTY
2010
SD
14
Suratmi
Logistik
PTTY
2009
SMK
15
Mukminatun
Logistik
PTTY
2008
SMP
16
Rusmiyati
Logistik
PTTY
2008
SMP
17
Ratmi
Logistik
PTTY
2009
SMK
18
Mu‟minah
Logistik
PTTY
2008
SMP
19
Alfi Anisa
Logistik
PTTY
2009
D3
20
Murni
Logistik
PTTY
2010
SMP
21
Atiqoh
Logistik
PTTY
2010
SMA
22
Asnawi
Logistik
PTTY
2008
SMP
Tabel 9: Daftar karyawan Sumber :
(dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 10 No Jenis Pelanggaran
Point
Aspek Ibadah 1
Tidak sholat dhuhur berjama‟ah di masjid
B
2
Terlambat sholat berjama‟ah tanpa udzur syar‟i
A
3
Tidak menjaga adab-adab di masjid
A
Aspek Akhlak 1
Bertutur kata jorok atau tidak sopan
2
Menjalin hubungan dengan lain jenis
B/C
a. Surat-suratan, HP (Telepon/sms), FB
B
b. Mengadakan perjanjian
C
c. Pacaran
C
d. Tukar kado dan sejenisnya
C
e. Kontak fisik
C
3
Mengadakan pesta ulang tahun dan sejenisnya
B/C
4
Tidak berseragam sekolah
A
5
Berseragam tidak lengkap
A
6
Siswa putra memakai perhiasan/aksesoris putri
B
7
Berkuku panjang atau diberi warna
A
8
Berambut gaya punk/ tidak pantas
A
9
Membawa HP/ alat elektronik
B
10
Merokok
C
11
Minum-minuman keras/narkoba
C
12
Membawa senjata api/ tajam
C
13
Berjudi/ hal-hal yang mengarah kepada perjudian
C
14
Kemusyrikan/ yang mengarah kepada kemusyrikan
C
15
Tidak sopan terhadap guru (perbuatan dan ucapan)
B/C
16
Mengabaikan anjuran dan perintah guru
B
17
Mencaci teman dan memanggil dengan panggilan jelek
B
18
Berkata kotor
B
19
Mengancam dan membuat teman tidak aman/nyaman
B
20
Bekerja sama dalam kemungkaran
B
21
Membuat geng
B
22
Bermusuhan
B
23
Bertengkar atau adu fisik
B/C
24
Penganiayaan
C
25
Berbohong atau memberikan keterangan palsu
B
26
Ghosob
B
27
Mencuri
C
28
Membuang sampah sembarangan
B
29
Merusak dan mengotori fasilitas umum
B
30
Menginjak-injak rumput taman
A
31
Merusak tanaman
A
32
Mencemarkan nama baik lembaga
B/C
Aspek Pendidikan dan Pengajaran
1
Tidak berseragam sekolah/ tidak lengkap
A
2
Terlambat masuk sekolah
A
3
Tidak mengikuti upacara hari Senin
A
4
Membolos/meninggalkan seluruh/sebagian pelajaran
B
5
Menyontek
B
6
Menggunakan buku catatan yang bergambar tidak B Islami
7
Mengarang atau menggambar yang tidak Islami
B
Tabel 10: Bentuk-bentuk Pelanggaran dan Pembobotannya Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013 Lampiran 11
Point A
Sanksi 1. Teguran atau peringatan 2. Mencari mufradat atau vocabularies 3. Menghafal 4. Merangkum atau menulis 5. Menyapu 6. Meminta nasehat dan tanda tangan pembina 7. Menulis Al-Qur‟an atau hadits sesuai pelanggaran 8. Membaca Al-Qur‟an 9. Sholat di shaf pertama selama 3 hari 10. Hukuman fisik (push up, sit up, back up, dsb )
B
1. Membuat dan membaca surat pernyataan 2. Membuang sampah
3. Membersihkan kamar mandi atau WC 4. Wajib lapor rutin ke pengasuh 5. Potong rambut cepak 6. Dilarang keluar komplek dalam jangka waktu tertentu 7. Meminta nasehat dan tanda tangan pengasuh/ustadz 8. Tasmi‟ ayat Al-Qur‟an atau hadits sesuai pelanggaran
9. Memakai jilbab khusus bagi siswa perempuan 10. Digundul (putra) untuk point-point tertentu 11. Merangkum atau menulis 12. Hukuman fisik (push up, sit up, back up) 13. Menulis Al-Qur‟an atau hadits sesuai pelanggaran 14. Membaca Al-Qur‟an 15. Sholat di shaf pertama selama 3 hari C
1. Digundul (putra) 2. Mengembalikan atau mengganti kerusakan 3. Skorsing 4. Pemanggilan orang tua/ wali siswa yang bersangkutan
5. Mendapat surat peringatan (SP) 6. Dikembalikan kepada orang tua/wali Tabel 11: Point Pelanggaran dan Sanksinya Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013.
Lampiran 12 No Prestasi
Point
1
Mendapat rangking I,II,III di kelas masing-masing
10
2
Mampu mengarang dengan bahasa Arab/Inggris minimal 15 2 halaman folio
3
Menjadi duta sekolah dalam lomba-lomba perorangan
10
4
Menjadi duta sekolah dalam lomba beregu
10
5
Menjadi juara perorangan dalam lomba antar sekolah
20
6
Menjadi juara beregu dalam lomba antar sekolah
20
7
Menjadi juara perorangan dalam lomba internal sekolah
15
8
Menemukan inovasi baru atau positif dalam mata 20 pelajaran tertentu
9
Tidak mengikuti remidiasi dalam UTS/UAS/UKK
5
10
Dapat berpidato dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab
20
dengan baik
11
Membuat karya Ilmiah, karya kreatif yang dipromosikan 20 oleh pembimbing
12
Aktif, berprestasi, dan produktif dalam ekstrakurikuler 15 atau kegiatan OSIS
13
Tidak melakukan pelanggaran selama 1 semester
10
14
Tidak melakukan pelanggaran selama 2 semester
10
Tabel 12: Pedoman Prestasi Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013.
Lampiran 13
No
Rentang Nilai
Level / Kategori
1
101- 120 point
A
2
76 – 100 point
B
3
51 – 75 point
C
4
25 – 50 point
D
Tabel 13: Kategori Prestasi Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2013. Lampiran 14
No
Nama
Bahan
Merk
Tahun Jumlah Kondisi Barang
Barang
Barang B
RR
RB
KET
1.
Kursi murid
Kayu
NN
-
28
27
1
-
-
2.
Kursi guru
Kayu
NN
-
1
1
-
-
-
3.
Meja guru
Kayu
NN
-
1
1
-
-
-
4.
Meja murid
Kayu
NN
-
14
14
-
-
-
5.
Papan tulis
Triplek NN
-
2
-
2
-
-
6.
Almari
Kayu
NN
-
1
1
-
-
-
7.
Proyektor
-
infocus 2013
1
1
-
-
-
8.
Kabel LCD
-
-
2013
20 M
-
1
-
-
9.
Sapu
-
NN
-
1
-
1
-
-
10.
Sulak
-
NN
-
1
-
-
1
-
11.
Data kelas
Kayu
NN
-
1
1
-
-
-
12.
Speaker
-
-
2013
2
2
-
-
-
13.
Jam dinding
-
-
-
1
1
-
-
-
14.
Lampu
-
-
-
2
2
-
-
-
15.
Jendela
Kaca
-
-
11
11
-
-
-
16.
Pintu
Kayu
-
-
1
1
-
-
-
17.
Penghapus
-
-
-
1
-
-
1
-
Tabel 14: Kartu Inventaris Ruangan Kelas 8C Sumber : Dokumen Sekolah
Lampiran 15
Jam
Aktifitas Harian
04.00 – 04.30
Bangun tidur dan sholat subuh Masjid
Musyrif/musyrifah
04.30 – 05.30
Tahfidz Al-Qur‟an
Masjid
Musyrif tahfidz
05.30 – 06.00
MCK
WC
Mandiri
06.00 – 06.30
Makan Pagi
Dapur
Musyrif/ mandiri
06.30 – 07.00
Green
And
Clean,
Tempat
sholat Masjid/kamar
PJ
Mandiri
dhuha, dan persiapan KBM 07.00 – 07.30
Berangkat ke sekolah
Sekolah
Mandiri
07.30 – 13.40
KBM
Sekolah
Kepala sekolah
13.40 – 14.00
Makan siang
Dapur
Musyrif/wali kamar
14.00 – 15.00
Istirahat siang
Kamar
Mandiri
15.00 – 15.30
Sholat Ashar
Masjid
Musyrif/musyrifah
15.30 – 16.00
Persiapan kegiatan tutorial
Kamar
Mandiri
16.00 – 17.00
Kegiatan tutorial Arab/Inggris
Indoor/Outdoor
Tutor
17.00 – 17.30
MCK dan persiapan maghrib
Kamar mandi
Mandiri
17.30 – 17.50
Ma‟tsurot
Masjid
Musyrif/musyrifah
17.50 – 18.15
Sholat Maghrib
Masjid
Musyrif/musyrifah
18.15 – 18. 40
Tahsin Qiro‟ah
Masjid
Musyrif tahsin
18. 40 – 19.00
Makan malam
Dapur
Musyrif/wali kamar
19.00 – 19.30
Sholat Isya‟
Masjid
Musyrif/musyrifah
19.30 – 20.15
Tutorial Arab/Inggris
Indoor
Tutor
20.15 – 21. 30
Belajar malam
Indoor
Mandiri/kelompok
21. 30 – 22.00
Bersih diri, kamar, dan tidur Kamar
Mandiri
malam Tabel 15: Aktivitas Harian (senin-kamis) Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran 2013 Lampiran 16 Jam
Aktifitas Harian
Tempat
04.00 – 04.30
Bangun tidur dan sholat Masjid
PJ Musyrif/musyrifah
subuh 04.30 – 05.30
Tahfidz Al-Qur‟an
Masjid
Musyrif tahfidz
05.30 – 06.00
MCK
WC
Mandiri
06.00 – 06.30
Makan Pagi
Dapur
Musyrif/ mandiri
06.30 – 07.00
Green And Clean, sholat Masjid/kamar
Mandiri
dhuha, dan persiapan KBM 07.00 – 07.30
Berangkat ke sekolah
07. 30 – 11.40 KBM 11.40 – 13.00
Sholat
jum‟at
Sekolah
Mandiri
Sekolah
Kepala sekolah
(putera), Masjid dan Out door
Kepala
sekolah/
Halaqoh tarbawiyah (puteri) 13.00 – 13.30
murobbiyah
Makan siang dan sholat Dapur
dan Musyrif dan wali
dhuhur (puteri)
kamar
kamar
13.30 – 15.00
Istirahat siang
Kamar
Mandiri
15.00 – 15.30
Sholat ashar
Masjid
Musyrif/musyrifah
15.30 – 16.00
Persiapan
kegiatan Kamar
Mandiri
muhadhoroh 16.00 – 17.00
Kegiatan muhadhoroh
Indoor/Out
Musyrif/musyrifah
door 17.00 – 17.30
MCK dan persiapan maghrib
Kamar mandi
Mandiri
17.30 – 17.50
Ma‟tsurot
Masjid
Musyrif/musyrifah
17.50 – 18.15
Sholat maghrib
Masjid
Musyrif/musyrifah
18.15 – 18.40
Tahsin Qiro‟ah
Masjid
Musyrif Tahsin
18.40 – 19.00
Makan malam
Dapur
Musyrif/ wali kamar
19.00 – 19.30
Sholat isya‟
Masjid
Musyrif/musyrifah
19.30 – 20.30
Halaqoh Tarbawiyah (putera)
Indoor
Murobbi
20.30 – 21.30
Belajar malam
Indoor
Mandiri/kelompok
21.30 – 22.00
Bersih diri, kamar, dan tidur Kamar malam
Tabel 16: Aktivitas Harian (jum‟at) Sumber : Buku Panduan SMP IT Nurul Islam Tengaran 2013
Mandiri
Lampiran 17
Jam
Aktifitas Harian
Tempat
04.00 – 04.30
Bangun tidur dan sholat Masjid
PJ Musyrif/musyrifah
subuh 04.30 – 05.30
Tahfidz Al-Qur‟an
Masjid
Musyrif tahfidz
05.30 – 06.00
MCK
WC
Mandiri
06.00 – 06.30
Makan Pagi
Dapur
Musyrif/ mandiri
06.30 – 07.00
Green And Clean, sholat Masjid/kamar
Mandiri
dhuha, dan persiapan KBM 07.00 – 07.30
Berangkat ke sekolah
Sekolah
Mandiri
07.30 – 09.30
KBM
Sekolah
Kepala sekolah
09.30 – 12.00
Ekstra kurikuler
Menyesuaikan Kesiswaan
12.00 – 12.30
Sholat dhuhur
Masjid
Musyrif/musyrifah
12.30 – 13.00
Makan siang
Dapur
Musyrif/
wali
kamar
13.00 – 15.00
Istirahat siang
Kamar
Mandiri
15.00 – 15.30
Sholat ashar
Masjid
Musyrif/musyrifah
15.30 – 16.00
Persiapan kegiatan pramuka Kamar
Mandiri
16.00 – 17.15
Kegiatan pramuka
Outdoor
Tim Pramuka
17.15 – 17.45
MCK dan persiapan maghrib
Kamar mandi
Mandiri
17.45 – 18.15
Sholat maghrib
Masjid
Musyrif/musyrifah
18.15 – 18.45
Kajian tematik
Masjid
Muwajjih
18.45 – 19.00
Makan malam
Dapur
Musyrif/ kamar
wali
19.00 – 19.30
Sholat isya‟
Masjid
Musyrif/musyrifah
19.30 – 20.00
Forum musyrif/musyrifah
Indoor
Musyrif/musyrifah
20.00 – 22.00
Tashliyah / hiburan
Indoor
Musyrif/musyrifah
22.00 – 04.00
Tidur malam
Kamar
Mandiri
Tabel 17: Aktifitas Hari sabtu Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Lampiran 18 Jam
Aktifitas Harian
Tempat
04.00 – 04.30
Bangun tidur dan sholat Masjid
PJ Musyrif/musyrifah
shubuh 04.30 – 05.30
Tasmi‟ Al-Qur‟an
05.30 – 06.00
Forum
musyrif
Masjid perihal Masjid
Musyrif tahfidz Musyrif/musyrifah
agenda ahad 06.00 – 07.00
Kerja bakti massal
Lingkungan
Musyrif/musyrifah
asrama 07.00 – 07.30
Makan pagi
07.30 – 12.00
Bebas
Dapur (diperbolehkan -
Musyrif /mandiri Mandiri
keluar kompleks) 12.00 – 12.30
Sholat dhuhur
Masjid
Musyrif/musyrifah
12.30 – 13.30
Makan siang
Dapur
Musyrif/
wali
kamar
13.30 – 15.00
Istirahat siang
Kamar
Mandiri
15.00 – 15.30
Sholat ashar
Masjid
Musyrif/musyrifah
15.30 – 16.00
Checking peralatan sekolah
Kamar
Mandiri
16.00 – 17.00
Bebas
Indoor/Out door
Mandiri
17.00 – 17.30
MCK dan persiapan maghrib
Kamar mandi
Mandiri
17.30 – 17.50
Ma‟tsurot
Masjid
Musyrif/musyrifah
17.50 – 18.15
Sholat maghrib
Masjid
Musyrif/musyrifah
18.15 – 18.40
Tahsin Qiro‟ah
Masjid
Musyrif Tahsin
18.40 – 19.00
Makan malam
Dapur
Musyrif/
wali
kamar
19.00 – 19.30
Sholat isya‟
Masjid
Musyrif/musyrifah
19.30 – 21.30
Belajar malam
Indoor
Mandiri/kelompok
21.30 – 22.00
Bersih diri, kamar, dan Kamar tidur malam
Tabel 18: Aktifitas Hari ahad Sumber : (dokumen sekolah, 2013).
Mandiri
LEMBAR WAWANCARA 1
NAMA
: IRIYANTI DWI HAPSARI, S.Pd
JABATAN : WAKA KURIKULUM 1. Bagaimana manajemen kurikulum di SMP IT Nurul Islam Tengaran ( secara garis besarnya)? a. Kurikulumnya menggunakan KTSP di tambah dengan kurikulum kepesantrenan (boarding school) b. Setiap tahun mengadakan RAKER guru c. Setelah itu, menyusun program kurikulum baru seperti jadwal pelajaran, administrasi, UKK/ UTS, UAN, UAS, dan sebagainya d. Controlling dan monitoring untuk perbaikan tahun selanjutnya. 2. Bagaimana prosedur penyelenggaraan evaluasi hasil belajar serta bagaimana bentuk evaluasinya ? a. Ulangan harian dilaksanakan di dalam kelas b. Penugasan dan proyek dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas c. Ulangan diatur oleh masing-masing guru MAPEL berdasarkan PROMES dan PROTA sedangkan proyek dapat berkoordinasi dengan kurikulum serta kepala sekolah 3. Bagaimana konten kurikulum yang ada di sekolah ini ? ada kurikulum pendidikan nasional dan ada kurikulum ulum syar‟i. 4. Apakah ada program baru yang akan dikembangkan oleh sekolah ini? Ada, yaitu kurikulum 2013. Saat ini sekolah masih beradaptasi dengan kurikulum tersebut dan mengadakan pembekalan 2013. 5. Apa saja kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini? Ada banyak, seperti pramuka, PMR, bela diri, qiro‟ah, olahraga, english dan arab club. 6. Apa saja program kegiatan yang diselenggarakan di sekolah ini ? Ada 3. Program Rutin Terjadwal, Program Terproyek, Program Akademis. 7. Laporan hasil evaluasi berbentuk apa ? a. Raport : sekolah dan pesantren b. Produk siswa seperti membatik dan pameran.
LEMBAR WAWANCARA 2
NAMA
:
DJOKO SETIAWAN, S.Pd.
JABATAN : BAG. KESISWAAN 1. Bagaimana manajemen kesiswaan yang ada di sekolah ini ? Setiap tahun, sekolah mengadakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan prosedur yang telah ditetapkan bersama-sama. 2. Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan kesiswaan ? Kegiatan kesiswaan terutama ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari sabtu dan setiap siswa wajib mengikutinya. 3. Bagaimana prosedur pelaksanaan tata tertib siswa ? Intinya siswa harus memiliki akhlak yang baik dan rajin beribadah. Ada kriteriakriteria yang berkenaan dengan tata tertib siswa. Siswa yang melanggar peraturan atau kriteria tersebut akan mendapat sanksi dan point pelanggaran. 4. Apa prestasi yang diraih siswa dalam waktu 3 tahun terakhir ? a. Akademik : prestasi UN no.1 sekolah swasta se kab smg No. 3 SN/SS se kab smg b. Non akademik : lomba dan karya siswa Lebih dari 30 tropi kejuaraan dan penelitian ilmiah seperti penyulingan air, mengubah sampah mnjd tenaga listrik.
LEMBAR WAWANCARA 3 NAMA
: PURWOKO
JABATAN : KEPALA SEKOLAH
1. Apa yang Anda ketahui tentang mutu sekolah ? Standart maksimal yang mencerminkan kualitas atau prestasi yang diharapkan dan di cita-citakan. Standart ini harus berupa segala sesuatu yang bisa di ukur dan di evaluasi. 2. Apa yang Anda ketahui tentang total quality management (TQM) ? Manajemen yang berorientasi pada mutu atau kwalitas untuk memuaskan pelanggan (siswa, orangtua, guru, karyawan, dan warga sekolah lainnya) 3. Komitmen apa yang Anda terapkan untuk memuaskan pelanggan ? Saya berkomitmen untuk senantiasa mengawasi, mengarahkan, dan mengevaluasi segala kegiatan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. (planning, supervisi, pembinaan, dan evaluasi secara berkala). 4. Apakah sekolah ini juga memiliki komitmen sumber daya yang dibutuhkan ? Ya, jelas. Misal dana yang ada digunakan untuk pemberdayaan sekolah baik guru, siswa, dan karyawan. 5. Bagaimana cara Anda untuk mencapai visi dan misi sekolah ? a. Sosialisasi secara masif kepada semua warga sekolah atau civitas akademik dan seluruh stake holder. b. Bekerjasama dengan semua instansi terkait c. Planning dalam bentuk RKT, RKS,RKAS d. Mengadakan supervisi dan evaluasi 6. Bagaimana cara Anda dalam menetapkan sebuah keputusan bersama melalui pendekatan ilmiah ? a. Identifikasi masalah b. Prioritas pemecahan dan analisa c. Mengadakan rapat insidental, rapat pekanan, rapat pimpinan, serta berkoordinasi dengan dinas pendidikan d. Keputusan diambil dengan memperhatikan materi putusan, ruang lingkup putusan, dan dengan siapa keputusan diambil. 7. Apakah sekolah rutin mengadakan evaluasi kerja dan evaluasi sistem kerja ?
ya. Sekolah rutin mengadakan evaluasi yang dilakukan dalam rapat pekanan, rapat semesteran, dan rapat tahunan. 8. Apakah
warga
sekolah
sering
mendapatkan
pelatihan-pelatihan
guna
menunjang prestasi dan kualitas kerja ? Ya. Sering. Misal pelatihan tentang administrasi guru, pelatihan tentang manajemen pengelolaan kelas dsb. 9. Apakah sekolah mengadakan program penghargaan dan pengakuan prestasi bagi warga sekolah ? Jelas iya. Sekolah memberikan penghargaan atau reward sesuai dengan kesepakatan dan musyawarah bersama. 10. Apakah ada peningkatan kualitas sekolah dilihat dari manajemennya ? Ada. Peserta didik selalu meningkat dilihat dari sisi kualitas dan kuantitas. Selain itu, manajemen guru dan karyawan jelas berkembang secara cepat setiap tahunnya. 11. Apa program unggulan sekolah untuk meningkatkan kualitas warga sekolah ? a. Prestasi akademis (nilai UN) b. Terinternalisasinya kepribadian islami c. Menguasai bahasa, IPTEK, serta unggul dalam Qur‟an 12. Apakah setiap warga sekolah memiliki pemahaman tentang visi dan misi serta mengetahui informasi yang berkembang di sekolah ? Ya. Jelas. Dengan begitu diharapkan dapat bekerjasama. 13. Apakah sekolah rutin mengadakan perbaikan (seperti sarana prasarana, program, dsb)? Ya. Jelas. 14. Model kepemimpinan apa yang Anda gunakan ? Kooperatif, kolektivitas, dan lebih banyak mendengar. 15. Bagaimana cara Anda menjaga manajemen sekolah agar dapat berjalan dengan baik ? Mengajak semua stakeholder, komite, dan yayasan untuk duduk bersama memberikan ide/gagasan serta bekerjasama dalam implementasinya. 16. Apa prestasi yang diraih dalam waktu 3 tahun terakhir ? c. Akademik : prestasi UN no.1 sekolah swasta se kab smg, No. 3 SN/SS se kab smg
d. Non akademik : lomba dan karya siswa Lebih dari 30 tropi kejuaraan dan penelitian ilmiah seperti penyulingan air, mengubah sampah mnjd tenaga listrik, dan mengukur kadar air dalam susu. 17. Apa tugas pokok kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah ? edukator, manajer, administrator, supervisor, pemimpin atau leader, inovator, dan motivator.
LEMBAR WAWANCARA 4
NAMA
: PRIYONO
JABATAN : BAG. KETATAUSAHAAN 1. Bagaimana cara menjalin hubungan orang tua dengan sekolah ? Sekolah mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua ketika pengambilan raport. Selain itu, sekolah juga mengadakan home visit. 2. Apa saja kegiatan yang dilakukan humas sekolah selama ini ? Kegiatan eksternal, kegiatan ahad pagi dengan masyarakat sekitar, rapat bersama dengan pengurus BP3, melayani kunjungan tamu, berkonsultasi dengan tokoh masyarakat, dan penyebaran informasi melalui media cetak serta online. Kegiatan internal, rapat dewan guru, upacara sekolah, karya wisata, penyampaian informasi melalui surat edaran, penggunaan papan pengumuman di sekolah, majalah dinding, dan kegiatan perlombaan atau pentas seni. 3. Apakah selama ini ada kendala dalam melaksanakan tugas kehumasan ? Kendala pastinya ada. 4. Biaya yang digunakan untuk kegiatan kehumasan berasal dari mana saja ? Dari sekolah. Namun khusus untuk karya wisata siswa diwajibkan membayar iuran sesuai dengan ketentuan sekolah.
LEMBAR WAWANCARA 5
NAMA
: RENDI
JABATAN : BAG. SARANA PRASARANA 1. Bagaimana manajemen sarana prasarana di SMP IT Nurul Islam Tengaran? a. Bagian sarana prasarana memberikan kartu inventaris ruangan kepada setiap wali kelas b. Setiap wali kelas harus mencatat atau mendata barang-barang yang terdapat di kelas c. Wali kelas melaporkan barang-barang yang rusak atau yang belum ada ke bagian sarana prasarana d. Bagian sarana prasarana berkoordinasi dengan bendahara untuk pengadaan barang baru 2. Apakah ada kendala dalam mendata sarana prasarana ? Ada. Terutama kartu inventaris ruangan. Banyak wali kelas yang terlambat menyetorkan kartu tersebut. selain itu, data yang disetorkan tidak lengkap. 3. Apakah sekolah memiliki langganan khusus dalam setiap pembelian barang ? Dulu iya, sekarang tidak.
LEMBAR WAWANCARA 6
NAMA
: SUGIYARTO
JABATAN : BAG. KEPEGAWAIAN 1. Siapa saja yang termasuk bagian kepegawaian di SMP IT ini ? Ada kepala sekolah dan seluruh guru, staff, serta karyawan SMP IT . 2. Bagaimana prosedur penerimaan pegawai baru ? Penerimaan pegawai baru dilakukan melalui proses legal formal, yaitu rekrutmen guru, kemantapan Pegawai (Job planning, calon pegawai, pegawai tidak tetap, pegawai tetap), pembagian pegawai, ketentuan gaji, dan evaluasi. 3. Apa pendapat anda mengenai usul tentang cuti dan pemberhentian pegawai ? Guru tidak diberikan cuti tahunan. Karena telah mengikuti hari libur sekolah. Pemberhentian pegawai terdiri dari 2 macam yaitu, pemberhentian pegawai dengan hormat dan pemberhentian pegawai dengan tidak hormat. 4. Apa yang sekolah lakukan untuk pegawai yang berprestasi ? Memberikan reward dan penghargaan 5. Kegiatan apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kinerja dan prestasi pegawai ? Pelatihan-pelatihan dan seminar.
LEMBAR WAWANCARA 7 BAG. MA‟HAD 1. Apa yang Anda ketahui tentang mudir ma’had ? Mudir sama dengan direktur atau pimpinan. Yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan ma‟had. 2. Bagaimana hubungan sekolah dengan ma’had ? Merupakan unit terpisah. Sekolah dilaksanakan mulai pagi-siang, ma‟had dilaksanakan dari siang-malam. 3. Apakah ma’had memiliki visi dan misi seperti sekolah ? Ya. Tentu. 4. Siapa saja yang mengelola ma’had ? Direktur, wakil ma‟had putera dan puteri, dan pembina (musyrif/fah). 5. Bagaimana manajemen kurikulum di ma’had ini (garis besar)? Ma‟had memiliki program-program kepesantrenan dan program kebahasaan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di dalam ma‟had serta outdoor. Sedangkan sistem penilaiannya hampir sama dengan sekolah. 6. Apakah ma’had memiliki staff khusus seperti sekolah ? Iya. Tentu. Seperti bagian ketakmiran dan wali kamar. 7. Apakah rutinitas santri terjadwal dengan baik ? Iya. Jelas. Memiliki jadwal kegiatan seperti layaknya sekolah. Peraturan dan sanksinya pun hampir sama dengan sekolah. 8. Apakah ma’had menyediakan penghargaan bagi warga ma’had yang berprestasi ? Iya. Tentu, seperti beasiswa, uang, barang yang bermanfaat, dan rihlah ilmiyah. 9. Apa saja yang dilakukan oleh humas untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat? Ada hubungan rutin dan insidental. Selain itu, ma‟had juga memiliki prosedur kunjungan ma‟had. 10. Bagaimana manajemen keuangan di ma’had ? Intinya santri hanya boleh membawa uang 20.000/pekan.
LEMBAR WAWANCARA 8
NAMA
: Gatot Widodo B
JABATAN
: Bendahara
1. Bagaimana sistem pembayaran SPP di SMP IT Nurul Islam Tengaran? a. Siswa harus membayar SPP paling lambat tanggal 10. b. Pembayarannya di petugas atau transfer lewat rekening c. Siswa yang telah membayar akan mendapatkan kwitansi
2. Sumber keuangan di SMP IT ini berasal dari siapa saja ? Infaq pembangunan, daftar ulang, SPP bulanan, dan sumbangan
3. Apakah siswa ketika di sekolah diwajibkan untuk menabung ?
Tidak. Hanya dianjurkan.
4. Pemasukan keuangan dipergunakan untuk apa saja ?
Gaji, perbaikan sarana prasarana, operasional
LEMBAR WAWANCARA 9
NAMA
: Harun Anwar
JABATAN
: bag. humas
1. Bagaimana hubungan sekolah dengan orang tua siswa ? Ada hubungan rutin, insidental, dan home visit 2. Kegiatan apa saja yang dilakukan sekolah untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat ? Hubungan internal dan eksternal 3. Bagaimana jika ada orang tua yang ingin mengunjungi anaknya di sekolah ? Orang tua terlebih dahulu menghubungi pihak sekolah, orang tua boleh menemui anaknya ketika istirahat, kunjungan orang tua di luar jam sekolah sepenuhnya diatur oleh ma‟had, dan orang tua tidak boleh menelepon anaknya ketika jam sekolah. 4. Tahukah anda bagaimana hubungan ma’had dengan masyarakat ? Ya. Tahu. Hubungannya sama seperti di sekolah. 5. Bagaimana jika ada orang tua siswa yang ingin mengunjungi anaknya di ma’had ? Kunjungan orang tua diutamakan pada jam-jam kosong, orang tua harus berbusana Islami, orang tua lawan jenis tidak boleh masuk di kamar putera-puterinya, dan orang tua boleh menelepon anaknya ketika di ma‟had.
LEMBAR WAWANCARA 10
NAMA
: Muhammad Nurul Ihsan
JABATAN
: Siswa
1. Apa Anda senang sekolah di sini? Jelaskan alasanmu !
Ya senang. Karena di SMP IT Nurul Islam Tengaran ini saya bisa memperoleh pengetahuan agama, pengetahuan umum, serta keterampilan. 2. Apakah Anda menyukai pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah ini ?
Ya. Suka 3. Program sekolah apa yang Anda paling sukai? Program terproyek 4. Apakah Anda menyukai kepala sekolah Anda ? Alasannya? Ya suka. Karena bijaksana dan setiap ada permasalahan selalu membantu solusinya 5. Apakah Anda menyukai guru-guru Anda? Alasannya? Suka. Karena selalu memberikan yang terbaik untuk para siswa. 6. Apakah fasilitas yang ada cukup membuat Anda nyaman? Ya. Nyaman. Karena fasilitas di sini cukup memadai. 7. Apakah Anda puas dengan layanan khusus yang diberikan oleh sekolah ? Ya. Puas 8. Apakah hubungan orang tua Anda dengan sekolah terjalin dengan baik ? Ya. Terjalin dengan baik 9. Apakah Anda keberatan dengan biaya yang diterapkan oleh sekolah seperti biaya SPP? Tidak. 10. Apakah Anda paham betul dengan kegiatan rutin yang ada di sekolah ?
Ya paham. Misal kegiatan upacara setiap hari senin, kegiatan ekstrakurikuler, dan KBM di kelas. Semuanya ada aturannya. Misal ketika berangkat sekolah tidak boleh naik motor/sepeda, semua siswa wajib ikut upacara, ekstrakurikuler diadakan hari sabtu, siswa dianjurkan sholat dhuha dan wajib sholat dhuhur berjama‟ah di masjid. 11. Apakah Anda nyaman tinggal di ma’had ? Ya. Nyaman 12. Berapa sekali Anda pulang ke rumah dan prosedur nya bagaimana ? Sebulan sekali. Santri yang pulang mengisi daftar kepulangan, santri yang dari luar kota harus dijemput keluarga, dan santri yang tidak pulang wajib lapor wali kamar.
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1.1 Gapuro depan SMPIT
Gambar 1.2 Gedung sekolah
Nurul Islam Tengaran
Gambar 1.3 Ruang KOSUMA
Gambar 1.4 Musholla SMP IT Nurul Islam
Gambar 1.5 NURIS MART
Gambar 1.6 klinik SMP IT Nurul Islam
Gambar 1.7 Ruang Direksi SMP IT
Gambar 1.8 Latihan Pramuka Putra
Nurul Islam Tengaran
Gambar 1.9 Latihan Pramuka Putri
Gambar 1.10 KBM di SMP IT Nurul Islam
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: RINI PRIARNI
Tempat&Tanggal Lahir
: Sragen, 14 Februari 1992
Alamat
: Jln. Semboja. Dsn. Ngemplak RT 04/RW 01 Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50661
Jenjang Pendidikan
:
1. TK ISLAM BAWEN (lulus tahun 1998) 2. SD IT PERMATA BUNDA BAWEN (lulus tahun 2004) 3. SMP NEGERI 1 BAWEN (lulus tahun 2007) 4. MAN SALATIGA (lulus tahun 2010) Pengalaman Bekerja
:
1. Guru ekstra TPQ di SDN BARAN 02 AMBARAWA selama 1 tahun 2. Guru ekstra TPQ di SDN BEJALEN AMBARAWA (aktif) 3. Guru PAI di SDN SUDIRMAN AMBARAWA (aktif) 4. Pernah menjadi guru bantu di SMP N 2 TUNTANG selama 2 bulan 5. Pernah menjadi guru privat di beberapa kesempatan Pengalaman Organisasi
:
1. LPM DINAMIKA (anggota) 2. KOPMA FATAWA (pengurus) Hobi
:
1. Mendengarkan musik 2. Menulis 3. Jalan-jalan pagi Demikian biografi singkat ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.