BAB III IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP N 01 PEKALONGAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Pekalongan 1.
Profil SMP Negeri 1 Pekalongan SMP Negeri 1 Pekalongan merupakan sekolah menengah pertama yang berada di jalan WR. Supratman No. 8 Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara kota Pekalongan Propinsi Jawa Tengah, dengan nomor telepon (0285) 421804. SMP Negeri 1 Pekalongan didirikan dan beroperasi sejak tahun 1948 dengan status sekolah sebagai sekolah negeri dan dengan Nomor Statistik Sekolah 201036404001. Sekolah ini sudah terakreditasi A (Amat Baik). Tanah yang ditempati adalah tanah milik Negara.1
2.
Sejarah Berdirinya Menurut ibu salah satu staf SMP N 01 Pekalongan lahir pada atnggal 10 Juni 1929, bertempt tinggal di Nyontaan sebelah barat pos polisi pekalongan timur atau POSIS) bahwa sejarah SMP N 01 mulai dibuka ada awal tahun ajaran tanggal 1 Agustus 1948. Pada saat itu, sebagai kepala sekolah dijabat oleh dua orang yaitu Mt, P. C. Tuinman berkebangsaan Belanda dan Sumarto El vas pribumi, secara bersama-sama memimpin SMP N 01 Pekalongan yang saat itu bernama Middel Bare Scoll (MS) atau sekolah menengah (SM), dan beberapa guru saaat itu Bapak 1
Dokumentasi (Arsip SMP N 01 Pekalongan), dikutip tanggal 12 April 2016
55
56
(1) Johanes Subardi, (2) Sri Subroto Tjokro Widagdo, (3) Yudokaryoso, (5) Tobing, (6) Mr. Caestelaar dan Mr. Anteslemmen, keduanya berkebangsaan Belanda. Oleh karena itu secara historis, sejak awal tanggal 1 Agustus 1948 SMP 01 Pekalongan telah melaksanakan pemelajaran Immerci. Pada waktu itu ibu Sukarti sendiri sendiri berkantor di rumah dinas direktur di Jl. Bahagia yang juga digunakan sebagai perumahan Belanda. Sementara pendidikannya di dua tempat yaitu sekolah menengah (SM) dengan kepala sekolah Bapak Sumarto El Vas bertempat di Jl. Kartini, sedangkan Middle Bare School (MS) dengan kepala sekolah Mr. P.C. Tuinman bertempat di Jl. Panjang. Kemudian pada bulan Juli 1950 pindah dan menempati gedung MILO (pada waktu itu digunakan sebgai markas militer Belanda di Jl. WR. Soepratman) atau gedung SMP N 01 Pekalongan saat ini. SMP N 01 Pekalongan (tahun 1960-2009) SMP N 01 Pekalongan terletak di Jl. WR. Soepratman no. 8 kelurahan Kandang Panjang, kecamatan Pekalongan Utara kota Pekalongan, memiliki posisi strategis ditengah kota ynag dilewati oleh angkutan kota dari semua jurusan dan memiliki jarak kurang lebih 4 km dari pusat kota, dekat dengan SMP N 2 dan SMP 3 Pekalongan, komplek SD Panjang Wetan 1 dan 2, Bank BRI, Kantor Inspektorat Kota Pekalongan, pasar Banjarsari dan Borobudur Mall, Rumah Sakit, Pantai, Museum Batik, Masjid, GOR (Gedung Olahraga), Perpustakaan daerah, Kantor Pos besar kota Pekalongan dan kantor PEMDA lainnya. Secara berturut-turut yang bertugas sebagai kepala sekolah di SMP N 01 Pekaongan pada tahun 1960-1970 adalah Bapak Iskandar Kusumodipuro,
57
kemudian tahun 1970-1972 dilanjutkan Bapak Yudhokaryoso dan tahun 19721973 dipimpin oleh Bapak Ishaq Harsokusummo, tahun 1973-1981 dipimpin oleh Bapak Drs. Soepomo EP, tahun 1981-1992 dipimpin oleh Bapak Bachron, B.A, dilanjutkan oleh ibu Hastuti Tdahjadi tahun 1992-1995, tahun 1995-2000 diampu oleh A. Sammidi, B.A, selanjutnya tahun 2001-2004 oleh Ibu Dra Tuti Indriyani, kemudian tahun 2004-2008 oleh Bapak Ali Sadikin, S.Pd, dan Bapak Teguh Apriyanto M.pd mengampu SMP N 01 Pekalongan tahun 2008-2009.2 3.
Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Pekalongan a. Visi SMP Negeri 1 Pekalongan Visi sekolah adalah gambaran sekolah yang dicita-citakan di masa depan. Visi sekolah merupakan rumusan mengenai keadaan yang diinginkan dimasa yang akan datang. Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat filosofis, khas, dan mudah diingat. Berikut merupakan visi SMP Negeri 1 Pekalongan: “Bertaqwa, Berkepribadian, Berprestasi, Dan Berwawasan Lingkungan”.
b. Misi SMP Negeri 1 Pekalongan Untuk mencapai visi tersebut perlu dirumuskan misi yang berupa kegiatan jangka menengah dengan arah yang jelas, sejalan dengan karakterkarakter utama yang dikembangkan yaitu relegius, disiplin, kejujuran, peduli terhadap lingkungan serta nasionalisme yang terimplimentasi dalam misi sebagai berikut : 1.
Menumbuhkan semangat relegius dan beraklak mulia.
2.
Menumbuhkan sikap disiplin,
kepedulian sosial,
dan semangat
kebangsaan
2
Dokumentasi (Arsip SMP N 01 Pekalongan), dikutip tanggal 12 April 2016
58
3.
Mewujudkan semangat pembelajaran yang
kooperatif, kreatif, dan
inovatif dengan tetap menjunjung tinggi budaya dan karakter bangsa. 4.
Mewujudkan proses belajar dan pembimbingan yang menggali potensi peserta didik sehingga dapat berprestasi di bidang akademik dan non akademik.
5.
Mewujudkan sekolah Adiwiata dengan menjadikan lingkungan sekolah yang bersih,indah,terpelihara dan lestari.
c. Tujuan Terbentuknya anak yang beriman dan bertqwa kepada Allah, berakhlak mulia, cerdas, terampil, bertanggunng jawab serta berguna bagi agama, nusa dan bangsa.3 4. Program SMP Negeri 1 Pekalongan SMP N 01 Pekalongan mempunyai program yang bersifat umum dan khusus. Program yang bersifat umum yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut serta memiliki wawasan lingkungan. Adapun program khusus yaitu pada tahun pelajaran 2015/2016 diharapkan SMP Negeri 1 Pekalongan: 1) Nilai rata-rata UAN 8,60 2) Nilai rata-rata ulangan semester 7,70 3) Memiliki tim olimpiade MIPA yang mampu menjadi juara IV tingkat propinsi. 4) Memiliki tim rumpun bahasa yang mampu menjadi juara III tingkat propinsi. 5) Memiliki tim POPDA dan Seni yang mampu menjadi juara umum tingkat kota. 6) Memiliki Kelompok Ilmiah Remaja yang mampu meraih juara III tingkat propinsi. 3
Dokumentasi (Arsip SMP N 01 Pekalongan), dikutip tanggal 12 April 2016
59
7) Memiliki tim kesenian (seni rupa, seni vokal, dan seni tari) yang mampu meraih juaraIII propinsi. 8) Memiliki Pengembangan Prestasi Bahasa Inggris yang mampu menjuarai berbagai lomba bahasa Inggris tingkat kota. 9) Memiliki Tim Adiwiyata yang mampu merahi juara 1 tingkat Nasional 10) Penerapan dan pengamalan ajaran agama. 11) Terlaksananya budaya 5S. 12) Terlaksananya budaya bersih. 13) Terlaksananya budaya disiplin. 14) Terlaksananya kepedulian sosial melalui kegiatan sosial. 15) Memiliki tenaga pendidik yang profesional dan inovatif. 16) Sekolah mengembangkan Kurikulum 2013. 17) Sekolah mengembangkan silabus untuk kelas VII sampai IX untuk semua mata pelajaran tahun pelajaran 2015/2016 18) Sekolah memiliki/mencapai Standar isi Kurikulum 2013, meliputi : telah dibuat kurikulum 2013, silabus lengkap, model/sistem penilaian lengkap, RPP lengkap. 19) Sekolah mencapai standar proses pembelajaran meliputi: pelaksanakan strategi/metode CTL, pendekatan belajar tuntas, pendekatan pembelajaran individual. 20) Sekolah memenuhi standar sarana dan prasarana sekolah meliputi: semua sarana prasarana, fasilitas, peralatan dan perawatan memenuhi SPM 21) Sekolah mencapai standar ketuntasan/prestasi/ kelulusan. 22) Tercapainya standar kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan. 23) Terealisasinya standar manajemen sekolah dan implementasinya. 24) Tercapainya standar pembiayaan pendidikan. 25) Terealisasinya standar sistem penilaian.4
4
Dokumentasi (Arsip SMP N 01 Pekalongan), dikutip tanggal 12 April 2016
60
5. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Pekalongan Diagram 3.1 Struktur Organisasi SMP N 01 Pekalongan
KOMITE KEPALA SEKOLAH ko-------------............................... SEKOLAH Budi Suheryanto, S.pd
WAKA SARPRAS/HUMAS
WAKA KURIKULUM
WAKA KESISWAAN
Surani, S. Si
Adri Tugiaswati, S. Pd
Dwi Kestri ES, S.Pd
TENAGA ADMINISTRA SI
KOORD. KESKEL
KOORD. K3
KOORD. BK
KEPALA PERPUS
KEPALA LAB
KOORD. KEPEGAWAIAN
Siti Yahro, S.PD
Nur Yahya, S.Pd
Dra. Sriwahyuni
Nurul H, S.Pd
Seno, S.Pd
Anik Wahyuningsih
WALI KELAS
GURU MAPEL
SISWA
BP/BK
61
6. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Pekalongan Tabel 3.1 Data Ruang Belajar SMP N 01 Pekalongan 1) Data Ruang Belajar No Jenis Ruangan
Jumlah
Kondisi
1
Ruang Kelas
18
Baik
2
Perpustakaan
1
Baik
3
Laboratorium
3
Baik
4
Keterampilan
1
Baik
2) Data Ruang Kantor Tabel 3.2 Data Ruang Kantor SMP N 01 Pekalongan Jumlah No
Jenis Ruangan
Kondisi
1
KepalaSekolah
1
Baik
2
Guru
1
Baik
3
Tata Usaha
1
Baik
3) Data Ruang Penunjang Tabel. 3.3 Data Ruang Penunjang SMP N 01 Pekalongan Jumlah No
JenisRuangan
Kondisi (buah)
1
Gudang
1
Baik
62
2
KM/WC Guru, TU, Kepala Sekolah
4
Baik
3
KM/WC Siswa
10
Baik
4
BK
1
Baik
5
UKS
1
Baik
6
OSIS
1
Baik
7
Musholla
1
Baik
8
Koperasi
2
Baik
9
Ruan Centre Annauncer
1
Baik
10
Pos Jaga
1
Baik
11
Kantin
4
Baik
12
Parkir Guru
1
Baik
13
Parkir Siswa
1
Baik
14
Aula
1
Baik
15
Ruang Bendahara BOS
1
Baik
4) Lapangan Olahraga dan Upacara Tabel 3.4 Data Lapangan Olahraga dan Upacara Jumlah No
Lapangan
Kondisi
1
Basket Ball
1
Baik
2
Bola Volly
1
Baik
3
Upacara
1
Baik
63
7. Keadaan Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Pekalongan 1. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah a. Kepala Sekolah
: Budi Suheryanto, S.Pd.
b. Wakil Kepala Sekolah 1) Kurikulum
: Adri Tugiyaswati, S.Pd.
2) Kesiswaan
: Dwi Kestri ES, S.Pd.
3) Humas dan Sarpras
: Surani, S.Si.
4) Kepala Perpustakaan
: Duhita Zahra, S.Pd.
5) Kepala Laboratorium
: Seno, S.Pd.
2. Guru a. Data guru/pendidik SMP N 01 Pekalongan: Tabel 3.5 Data Keadaan Guru SMP N 01 Pekalongan PANGKAT No
1.
NAMA/NIP
JABATAN
JENIS
BIDANG
GURU
GURU
TUGAS
GOL/RUANG
Budi Suheryanto,S.Pd. PembinaIV/a
Guru
Mapel.
IPA
BP/BK
BP/BK
Mapel
Matematik
Madya
NIP.19691011 199512 1 002
Kepala Sekolah
2.
Dra. Sri Wahyuni
PembinaIV/a
Guru Madya
NIP.19590508 198603 2 005 3.
FX. Suwandar, S,Pd. NIP.19600214 198602
PembinaIV/a
Guru Madya
a
64
1 002 4.
Hj. Fatimah, S.Pd.
PembinaIV/a
Guru
Mapel
Madya
NIP.19610524 198403
Bhs. Inggris
2 003 5
Rubiya, S.Pd.
PembinaIV/a
Guru
Mapel
Madya
NIP.19600603198803
Seni Budaya
1 006 6
Dwi Kestri ES, S.Pd
PembinaIV/a
Guru
Mapel
IPS
Mapel
IPS
Mapel
Prakariya
Mapel
Bhs.
Madya
NIP.19610518 198203 2 008 7
Hj. Yulihartini, S.Pd.
PembinaIV/a
Guru Madya
NIP.19600723 198103 2 007 8
Seno,S.Pd.
PembinaIV/a
Guru Madya
NIP.19581205 198301 1 001 9.
Rita Utami, S.Pd.
PembinaIV/a
Guru Madya
NIP.19650607 198902
Inggris
2 001 10
NurKawakib, S.Pd.
PembinaIV/a
Guru
Mapel
IPA
Mapel
PKN
Madya
NIP.19640421 198803 2 010 11
Nurul Haibah, S.Pd.
PembinaIV/a
Guru
65
NIP.19630621 198405
Madya
2 002
12
Duhita Zahra, S.Pd.
PembinaIV/a
Guru
Mapel
PKK
Mapel
Bhs.
Madya
NIP.19631117 198902 2 002 13
Nur Yahya, S.Pd.
Pembina IV/a
Guru Madya
NIP.19690623 199903
Inggris
1 003 14
A Harwiningsih, S.Pd.
Pembina IV/a
Guru
Mapel
Madya
NIP.19680505 199203
Bhs. Indonesia
2 007 15
Sri Widiyatminingsih,
Penata Tk.
S.Pd.
IIII/d
Mapel
Matematik a
NIP.19561227 197710 2 002 16
Suci Rahayu NIP.19571225 198301
PenataTk I
Guru Muda
Mapel
PKN
Guru Muda
Mapel
Bhs
III/d
2 001 17
Siti Yahro, S.Pd. NIP.19670327 200212
Penata Tk I III/d
Indonesia
2 003 18
Surani, S.Si. NIP.19680406 200212
Penata Tk I III/d
Guru Muda
Mapel
IPS
66
2 007 19
Subandi, S.Pd. NIP.19720608 200501
Penata Tk I
Guru Muda
Mapel
Bhs. Jawa
Guru Muda
Mapel
B.
III/d
1 010
20
Musriyatun, S.Pd. NIP.19760202 200501
Penata Tk I III/d
Indonesia
2 016
21
Bambang Indarto,
Penata Tk I
S.Sn
III/d
Guru Muda
Mapel
Seni Budaya
NIP.19661223 200312 1 002
22
Agus Sulistiyo, M.Pd.
Penata III/c
Guru Muda
Mapel
Penjasorke s
NIP.19780322 200501 1 012 23
Ikasari Dewi, S.Si.
PenataIII/c
Guru Muda
Mapel
IPA
Penata III/c
Guru Muda
Mapel
B.Indonesi
NIP 19790929 200604 2 013 24
Adri Tugiyaswati, S.Pd NIP. 19700806 200604 2 013
a
67
25
Rachmat Nugraha,
Penata III/c
Guru Muda
Mapel
S.Pd.
Penjasorke s
NIP.19730327 200604 1 013 26
Hamidatunnisa , S.Ag. Penata III/c
Guru Muda
Mapel
P. Ag. Islam
NIP.19681212 200501 2 001 27
Tuti Azhariyah, S.Pd.
Penata Muda
Guru
Tk.I III/b
Pertama
Penata
Guru
MudaIII/a
Pertama
Aida Armanusah,
Penata Tk
Guru
S.Ag
1/IIIb
Pertama
Penata Muda
Guru
NIP.19790211 200801
Mapel
IPA
BP/BK
BK
Mapel
P. Ag.
2 013 28
Feri Ufa Irawan, S.Pd NIP.19860228 201102 1 001
29
Islam
NIP. 19710327 200701 2 023 30
Lia Khihmatul Maulana, S,Pd
IIIa
Mapel
Pertama
Matematik a
NIP. 19910323 201502 2 004 31
Niken Bintari D.,S.Pd
Penata Muda
NIP. 19910625
III/a
201502 2 001
Guru Pertama
BP/BK
BK
68
32
Surtikanti,S.Pd
Penata III/c
Guru Muda
Mapel
IPS
-
GTT
Mapel
P. Ag.
NIP.19770711 200701 2 012 33
Sudarsih
Kristen
NIP 34
Diyah Anggraini,
-
GTT
Mapel
S.Pd.
Matematik a
NIP. 35
Akrom Hasani,
-
GTT
BK
BK TIK
-
GTT
BP/BK
BK
-
GTT
Mapel
P. Ag.
S.Kom. NIP. 36
Maria Ulifah, S.Psi. NIP.
37
Nur Hikmah, S. HI
Islam B.Jawa 38
M.Syafieudin, S.Si
-
GTT
Mapel
IPA
b. Daftar Nama Wali Kelas Nama Guru
Yuli Hartini, S.Pd
Wali Kelas VII A
Nama Guru
Subandi, S.Pd
Wali Kelas VIII D
69
Ika Saridewi, S.Si
VII B
Bambang Indarto, S.Sn
VIII E
Lia Khikmatul M, S.Pd
VII C
Agus Sulistyo, M.Pd
VIII F
Siti Yahro, S.Pd
VII D
Nurul Haibah, S.Pd
IX A
Nur Hikmah, S.HI
VII E
Tuti Azariah, S.Pd
IX B
Diyah Anggraeni RS, S.Pd
VII F
Rita Utami, S.Pd
IX C
Fatimah, S.Pd
VIII A
Hamidatunnisa, S.Ag
IX D
Rahmat Nugraha, S.Pd
VIII B
Musriyatun, S.Pd
IX E
A. Harwiningsih, S.Pd
VIII C
FX.Suwandar, S.Pd
IX F
3. Petugas Khusus 1) OSIS a. Rahmat Nugraha, S.Pd b. M. Syafieudin, S.Si 2) Pengembang Mutu a. Nurkawakib, S.Pd ( Koordinator SDM dan PKB) b. FX. Suwandar, S.Pd (KoordinatorPeningkatan Kelulusan Kelas IX) 3) Pengembang Prestasi a. Agus Sulistyo, M.Pd (Bidang Olah Raga) b. Ika Saridewi, S.Si ( Bidang Seni dan mapel lain) c. Bambang Indarto, S.Sn ( Bidang Seni ) 4) Kesejahteraan Keluarga
: Siti Yahro,S.Pd
5) Usaha Sekolah dan UKS
: Suci Rahayu
6) Koordinator Agama Non Islam
: A.Harwiningsih, S.Pd
7) Pembina Keagamaan Islam
: Hamidatunnisa, S.Ag
8) Koperasi Siswa
: Yuli Hartini, S.Pd
70
9) Koordinator Bina Lingkungan
: Nuryahya, S.Pd
10) Koordinator Mutasi&Publikasi
: Subandi, S.Pd
11) Petugas Perpustakaan
: Niken Bintari D. S.Pd.
4. Tenaga Kependidikan (Pendukung) a. Koordinator/kepegawaian
: Anik Wahyuningsih
b. Pengurus gaji
: Sugito
c. Bendahara BOS
: Bejo Gambren Diono A.Md.
d. Aset
: Yuana Cahya Prayitna
e. Penyimpan barang
: Rizal
f. Petugas perpustakaan
: Slamet Utami
g. Lab. IPA
: M. Syafieudin, S.Si.
h. Lab. Komputer
: Akrom Hasani, S. Kom.
i. Persuratan
: Erlinawati
j. Kesiswaan
: Zaenal Aripin
k. Kebersihan
: Panca Nata Negara
l. Penjaga Sekolah
: Sudiyono
m. Keamanan 1
: Wiyono
n. Keamanan 2
: Drajat
o. Urusan Rumah Tangga
: Nur Hidayah5
5. Data Siswa Tabel. 3.6 Data Keadaan Siswa SMP N 01 Pekalongan
5
Kelas
Jumlah Siswa
Rombel
VII
229
6
VIII
227
6
Arsip SMP N 01 Pekalongan, dikutip tanggal 12 April 2016
71
IX
238
6
Jumlah Total
694
18
B. Implementasi Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Pembentukan Karakter Siswa di SMP N 01 Pekalongan Implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti untuk pembentukan karakter siswa di SMP N 01 Pekalongan, dapat diketahui melalui hasil wawancara dan observasi, sebagai berikut: 1. Kriteria Pendekatan Saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pertama, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang ada atau tidak fiktif. Pernyataan ini didapat dari sebuah wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu: “Ya ..., sesuai dengan materi, misalnya: materi iman kepada Allah. Ya saya ajak anak-anak keluar kelas, belajar di taman kemudian saya suruh mengamati ada apa di taman, setelah itu saya meminta anak untuk menerangkan mengapa saya ajak mereka ke taman, dan akhirnya mereka mengerti bahwa apa yang ada di dunia ini adalah bukti dari adanya Allah, yaitu Allah yang menciptakan langit dan pepohonan dan bumi beserta isinya, pokoknya sebisa mungkin tidak fiktif. Hal ini sesuai dengan isi buku tentang materi iman kepada Allah, yaitu bahwa iman kepada Allah adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah itu ada, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari”. Hasil observasi pada Rabu tanggal 13 April 2016 di ruang kelas VIII D. Guru memulai pelajaran dengan salam dan do’a bersama, setelah itu guru menanyakan pelajaran pertemuan yang lalu, dan menyampaikan tujuan
72
pembelajaran pada pertemuan tersebut. Ketika itu membahas materi pokok Makanan dan Minuman yang Halal dan yang Haram, dan untuk mencapai tujuan pembelajaran guru menggunakan metode diskusi dengan system kelompok
yang
beranggotakan
4-5
orang.
Setiap
kelompok
yang
beranggotakan 4-5 anak. Setiap kelompok harus berdiskusi dan menyelesaikan 5 pertanyaan. Waktu diskusi adalah 2 menit, dan setelah selesai berdiskusi hasil diskusi dipresentasikan oleh perwakilan dari masing-masing kelompok dan diikuti pertanyaan dari kelompok lain. Sementara itu guru menjadi moderator dan mengamati siswa sebagai penilaian. Setelah semua kelompok melakuakan presentasi, guru membahas jawaban dari kelompok kemudian menarik kesimpulan dersama murid. Di akhir pembelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan pengamatan berkaitan dengan materi tentang makanan dan minuman halal dan haramdan menemukan masalahmasalah yang berkaitan dengan materi pokok tersebut. Tugas tersebut dikumpulkan secara individu pada kertas folio pada pertemuan selanjutnya, guru juga memberitahu kepada siswa tentang tugas individu yang harus dikerjakan di kelas yaitu membuat poster tentang bahaya Miras (minuman keras) yang dikerjakan pada pertemuan selanjutnya.6 Kedua, Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pikiran subjektif atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Pernyataan ini diperoleh dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yag berbunyi:
6
Observasi di kelas VIII D, hari Rabu tanggal 13 April 2016 jam 09. 15
73
“karena pembelajaran yang digunakan dengan melihat fenomena nyata yang terjadi dilingkungan sekitar jadi penjelasan, pertanyaan dari siswa ke guru maupun sebaliknya itu tidak serta-merta sekedar pertanyaan yang ada dalam buku melainkan pertanyaan yang benar-benar logis dan terjadi pada lingkungan nyata.”7
Ketiga, mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memcahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran Pernyataan ini juga didapat dari sebuah wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, yaitu: “pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini membuat siswa menjadi lebih aktif dan kritis sebab pada proses pembelajarannya tidak serta merta guru yang harus menerangkan melainkan siswa harus lebih aktif, dengan menggunakan gambar, slide, kemudian melihat masalah yang terjadi di lingkungan secara nyata dapat memancing rasa ingin tahu mereka dan juga kekritisan mereka pada suatu hal.8
Keempat, mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. Data ini diperoleh penulis ketika melalukan penamatan. Pada waktu itu siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi dari masing-masing kelompok tentang materi pokok makanan dan minuman yang halal dan yang haram, meskipun ada perbedaan pendapat mengenai hasil diskusi dari masingmasing kelompok ketika dipresentasikan tetapi mereka menyikapi perbedaaan
7
Aida Armanusah, Guru Mapel PAI dan Budi Pekerti kelas VIII di SMP N 01 Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan 13 April 2016 8 Aida Armanusah, Guru Mapel PAI dan Budi Pekerti kelas VIII di SMP N 01 Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan 13 April 2016
74
tersebut dengan mengkaji kembali perbedaan tersebut sehingga ditemukan jawaban atas perbedaan tersebut.9 Kelima, mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan dan dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. Data ini diperoleh dari hasil wawancara yang berbunyi: ”tujuan dari pembelajaran ini adalah agar anak dapat berfikir secara rasional dan objektif yakni dengan mengaitkan fenomena-fenomena ataupun permasalahan nyata yang ada disekitar lingkungan.” 10 Keenam, berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan. Data ini diperoleh ketika penulis melakukan mengamatan, ketika itu siswa secara individu diberi tugas untuk membuat poster yang bertemakan tentang keharaman Miras, poster tersebut harus berdasarkan fakta yang ada dan tidak keluar dari konsep yang telah ditentukan dalam buku panduan siswa bahwa poster harus berisi gambar yang menarik serta kata-kata yang singkat jelas, dan mengandung arti (pesannya tersampaikan).11 Ketujuh, tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem pembelajarannya. Data ini diperoleh ketika ketika wawancara
yang
berbunyi:
“pada
awal
pembelajaran
saya
selalu
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tujuannya agar tidak meluas ketika saya suruh anak untuk berdiskusi, melalakukan pengamatan dan
9
Observasi di kelas VIII D, hari Rabu tanggal 13 April 2016, jam 10. 13 Aida Armanusah, Guru Mapel PAI dan Budi Pekerti kelas VIII di SMP N 01 Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan 13 April 2016 11 Observasi di kelas VIII D, hari Rabu tanggal 13 April 2016, jam 10. 38 10
75
lain-lain, metode yang saya gunakan pun saya usahakan untuk berganti-ganti setiap melakukan pembelajaran, ya .. tujuannya agar anak tidak bosan dan tentunya pebelajaran jadi lebih menarik mbak ... ’’. 12 2. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP N 01 Pekalongan. Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis peroleh langkahlangkah pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan menggunakan
pendekatan
saintifik meliputi tiga tahap yaitu mengamati,
menganalisis dan menyimpulkan. Data ini diperoleh dari hasil observasi ketika sedang membahas materi pokok tentang makanan dan minuman yang halal dan yang haram, ketika itu guru mmenyuruh siswa mengamati sebuah gambar tentang fenomena para remaja yang sedang mengkonsumsi Miras, setelah itu guru menyuruh salah satu siswa untuk menganalisis dengan memberikan 5 pertanyaan, pertanyaan tersebut kemudian dikumpulkan dan diakhir pertemuan guru menyuruh salah satu siswa untuk menyampaikan kesimpulan dari apa yang dipelajari hari ini kemudian guru memberikan kesimpulan secara global tentang apa yang telah dipelajari.13 3. Jejaring Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SPM N 01 Pekalongan. Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik siswa diajarkan untuk saling berkomunikasi diantaranya dengan membentuk jejaring atau pembelajaran kolaboratif. Begitu pula yang diterapkan di SMP N 01 yang 12
Aida Armanusah, Guru Mapel PAI dan Budi Pekerti kelas VIII di SMP N 01 Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan 13 April 2016 13 Observasi di kelas VIII C, hari Rabu tanggal 13 April 2016 jam 11. 05
76
menggunakan pembelajaran kolaboratif pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, walaupun masih sebatas dengan metode diskusi, tutor sebaya, sosio drama, dan juga demonstrasi. Data ini dipeloreh dari wawancara yang berbunyi: “Metode yang saya gunakan dalam pembelajaran kolaboratif ya ... ada diskusi, sosio drama, tutor sebaya, dan juga demonstrasi, yang penting siswa itu dapat berkomunikasi satu sama lain biar melatih mereka untuk berbicara didepan umum.14 4. Model Pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP N 01 Pekalongan. Dari hasil wawancara dan observasi, model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP N 01 Pekalongan ada dua model, yaitu pembelajaran berbasis masalah dan juga pembelajaran berbasis proyek. Pertama, pembelajaran berbasis masalah, pada observasi yang telah dilakukan oleh penulis, pembelajaran berbasis masalah ditemukan dalam materi pokok hijrah Rasulullah ke Madinah. Dalam pertemuan yang membahas materi pokok tersebut, guru menanyangkan video tentang keadaan kota mekah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, dimana banyak sekali masalah yang Rasulullah hadapi yaitu berbagai ancaman dari kaum kafir Quraisy yang diberikan kepada Rasulullah dan kaum muslimin di Mekkah. Guru menyuruh siswa untuk mengamati video tersebut secara berkelompok, setelah selesai
14
Nur Hikmah, Guru Mapel PAI dan Budi Pekerti kelas VII SMPN 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 13 April 2016
77
menyaksikan video tersbut siswa berdiskusi dengan kelompoknya masingmasing untuk memecahkan masalah yang ada dalam video tersebut, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan dari kegiatan tersebut muncul beberapa pendapat yang berbeda sehingga terjad perdebatan yang positif antar siswa. Dan guru meluruskan apa yang kurang dari perdebatan tersebut serta materi yang telah dikaji oleh siswanya karena peran guru adalah sebagai mediator.15 Kedua, pembelajaran berbasis proyek, data ini didapat dari keterangan wawancara yang berbunyi: “Pembelajaran berbasis proyek biasanya saya suruh siswa untuk mengamati fenomena yang ada dilingkungan sekitar, tentunya yang berhubungan dengan materi, tugas itu dilakukan secara berkelompok biasanya saya beri waktu satu minggu untuk pengamatan dan menulisa hasil laporan yang berupa analisis hasil pengamatan dalam bentuk ketikan rapi, terkadang saya juga menyuruh untuk membuat makalah, tugas kelompok ini terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.16 Untuk Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP N 01 Pekalongan yang meliputi materi pembelajaran dan pelaksanaannya yaitu: a. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP N 01 Pekalongan. Materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap. Materi pelajaran menggunakan buku
15
Observasi kelas VII B pada hari selasa 12 April jam 11.00 Aida Armanusah, Guru Mapel PAI dan Budi Pekerti kelas VIII di SMP N 01 Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan 13 April 2016 16
78
paket dari pusat, sebagaimana hasil wawancara dengan guru PAI dan Budi Pekerti, yang mengatakan bahwa, “Materi PAI dan Budi Pekerti ini berdasarkan Buku Paket dari pusat, namanya BPSN kepanjangan dari Buku Pedoman Standar mutu Nasional, dan juga kami menggunakan LKS sebagai pelengkap”. 17 Adapun materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VII di SMP N 01 Pekalongan, sebagai berikut: Pelajaran 1: Lebih dekat dengan Allah SWT yang Sangat Indah NamaNya. Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu: a. Mengartikan Iman kepada Allah SWT b. Menunjukkan makna asmaul husna: Al Khabir, Al-Alim, As-sami’ dan Al basir. c. Menyebutkan contoh perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat Allah Al Khabir, Al-Alim, As-sami’ dan Al basir. Pelajaran 2: Hidup Tenang dengan kejujuran, Amanah, dan Istiqomah. Adapun tujuan dari materi yang diajarakan, agar peserta didik mampu: a. Mengartikan pengeertian jujur, amanah, dan istiqomah sebagai implementasi dari surat al-Anfal:27 dan hadits yang terkait. b. Menyebutkan makna
jujur, amanah, dan istiqmah
implementasi dari surat al-Anfal:27 dan hadits yang terkait.
17
Aida Armanusah, Guru Mapel PAI dan Budi Pekerti kelas VIII di SMP N 01 Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan 13 April 2016
sebagai
79
c. Menampilkan contoh perilaku jujur, amanah, dan istiqomah sebagai implementasi dari surat al-Anfal:27 dan hadits yang terkait. Pelajaran ke 3: Semua bersih Hidup Jadi Nyaman Adapun tujuan dari materi yang diajarkan, agar peserta diidk mampu: a. Mengartikan Pengertian Thaharah b. Mempraktikan tatacara tayamum dengan baik dan benar c. Menyebutkan hikmah thaharah Pelajaran ke 4: Indahnya Kebersamaan dengan Sholat Berjamaah. Adapun tujuan dari materi yang diajarkan agar peserta didik mampu: a. Menunjukkan tata cara sholat wajib berjamaah b. Mendemonstrasikan tata cara sholat wajib berjamaah c. Melaksanakan sholat wajib berjama’ah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam. d. Menjelaskan pengertian sholat wajib berjamaah dan dasar hukumnya e. Menyebutkan halangan, keutamaan, dan tatacara sholat wajib berjamaah f. Mempraktikkan sholat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari Pelajaran ke 5: selamat datang Nabi Kekasihku Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu:
80
a. Menjelaskan kelahiran Nabi Muhammad SAW b. Mendefinisikan Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul c. Menjelaskn dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah Pelajaran 6: Dengan Ilmu Pengetahuan Semua menjadi lebih Mudah Adapun tujuan materi yang diajarkan, agar peserta didik mampu: a. Membaca Qs. Al- Mujadalah: 11 dan QS. Ar-rahman: 33 b. Mengartikan Qs. Al- Mujadalah: 11 dan Qs. Ar-rahman: 33 c. Menyebutkan kandungan isi surat Al- Mujadalah: 11 dan Qs. Arrahman: 33. 18 b. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekekrti di SMP N 01 Pekalongan. Pembelajaran adalah inti dari suatu prooses pendidikan secara umum dan seorang guru memegang memgang peran yang penting dalm suatu proses pembelajaran, sesorang guru dituntut untuk mampu membimbing dan menfasilitasi peserta didik agar mereka dapat memahami serta mampu mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki, dan juga memberikan motivasi kepada peserta didik agar ia terdorong untuk belajar sebaik mungkin untuk mewujudkan keberhasilan berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Sebelum proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti dimulai dari seorang guru terlebih dahulu melakukan perencanaan 18
Dokumentasi Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VII tahun ajaran 2015-2016. Diambil 12 April 2016
81
dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang didalamnya mencakup: KI dan KD, tujuan
pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, media, metode dan evaluasinya. Setiap proses pembelajaran tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Data ini diperoleh dari hasil dengan ibu Nur Hikmah, yang mengatakan bahwa: “Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik ya tentunya harus direncanakan terlebih dahulu, lebih-lebih ini pelajaran PAI dan Budi Pekerti tujuannya kan tentunya untuk membentuk karakter siswa agar mempunyai akhlak yang baik dan juga keimanan. Ya .. secara umum murid-murid disini insyaAllah baik, tapi mungkin ya ada beberapa lah yang tidak, ya ... sebisa mungkin kita mengarahkan agar anak menjadi pribadi yang baik dari walaupun itu dari hal yang kecil misalnya kedisiplinan, seperti kalau ada yang datang terlambat, ada hukumannya, tidak membawa Al Qur’an waktu tadarus mendapat poin minus, membuang sampah sembarang dan juga berkata kotor itu dapat sanksi atau hukuman.”19 Selain itu guru menggunakan strategi dan pendekatan dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, yang mana guru menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kurikulum 2013, tujuannya agar peserta didik mampu berpikir secara ilmiah terhadap fenomena yang ada. Sebagaimana yang dikatakan oleh ibu Nur Hikmah: “Pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tentunya menggunakan pendekatan saintifik karena kan menggunakan kurikulum 2013, dan menggunkan pendekatan saintifik ini menurut saya lebih efektif pembelajarannya, selain siswa menjadi lebih aktif dan lebih termotivasi, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik ini juga membuat siswa menjadi lebih faham dengan pelajaran yang disampaikan karena siswa yang lebih aktif dari gurunya, jadi pesan yang disampaikan dari pelajaran PAI tersebut lebih mengena sehingga dihaparkan dapat membentuk karakter siswa yang lebih baik tentunya.”20
19
Nur Hikmah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 13 April 2016 20 Nur Hikamh, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 13 April 2016
82
Selain menggunakan strategi dan pendekatan dalam proses pembelajaran, guru juga menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti seperti metode diskusi, demonstrasi, sosiodrama, Tanya jawab, penugasan dan lain sebagainya. Metode yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam dan budi pekerti ini disesuaikan dengan materi dan tujuan yang hendak dicapai. Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Aida Armanusah bahwa: “Ya... tentunya menggunakan metode yang berbeada-beda, karena kan disesuaikan dengan materi dan tujuan pemeblajarannya, ya... kadang menggunakan metode diskusi, sosiodrama, demonstrasi, Tanya jawab dan juga penugasan.”21 Dengan penggunaan berbagai metode dan media pembelajaran yang bervariasi serta menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti tersebut diharapkan peserta didik dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan akan teecapai dengan baik dan pada akhirnya tidak hanya mampu menguasai materi pelajaran saja namun ia mampu berakhlak mulia dalam kehidupan sehar-harinya. Secara umum metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti ini sudah baik, karena mampu menarik perhatian dari peserta didik dan rasa ingin tahu peserta didik dalam pembelajaran aktif. Dan menurut penuturan beberapa peserta didik, “ Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti menyenangkan dan banyak siswa yang aktif untuk bertanya aupun menjawab pertanyaan ketika pelajaran”. 21
Aida Armanusah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 13 April 2016
83
Sedangkan bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran ini yaitu: menggunakan tes tertulis, tes lisan, unjuk kerja, dan tugas portofolio. Selain itu peserta didik dalam setiap pertemuannya diberi tugas untuk mengerjakan latihan-latihan yang ada di LKS maupun buku siswa, kemudian untuk mengevaluasi materi pertemuan sebelumnya guru kadang mengadakan post test pada akhirpembelajaran terkait dengan materi yang telah diajarkan.22
Selain melalui pembelajaran, metode yang harus dilakukan untuk Pembentukan karakter peserta didik harus menggunakan metode tambahan yang lebih tepat agar karakter baik tersebut dapat melekat pada diri peserta didik, sehinggga ia mampu berperilaku dengan baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah
individu
yang
bisa
membuat
keputusan
dan
siap
mempertanggungjawabkan setiap akibat dan keputusan yang dibuat. Data ini diperoleh dari wawancara dengan bu Nur Hikamh, yaitu: “karakter itu ya... dapat dibentuk, karakter itu kan pemebentukan pribadi siswa, jadi anak itu mau dibentuk seperti apa, kemudian biar berkarakter, punya akhlak yang baik atau bagaimana itu bisa. Misalnya di SMP N 01 Pekalongan ini, ingin membentuk karakter untuk disiplin, maka kita tegakkan kedisiplinan kalau yang datang terlambat tidak dapat masuk dan diberi sanksi tentunya, itu dilakukan untuk membentuk karakter disiplin anak, agar anak terbiasa hidup disiplin dalam kehidupan sehari-harinya, disiplin tepat waktu diantaranya. Misalnya lagi karakter jujur, selain kita ajarkan dalam materi PAI dan budi pekerti tentang kejujuran sebagainaya, di SMP N 01 22
Observasi, di kelas VIII B, hari Rabu 13 April, pukul 10. 35
84
Pekalongan ini juga ada yang namanya kantin kejujuran, dimana di kantin itu siswa bisa mengambil sendiri apa yang mau dibeli, membayar sendiri dan mengambil uang kembaliannya sendiri tanpa ada yan mengawasi, itu kami lakukan untuk membentuk karakter kejujuran dalam diri siswa, dan masih banyak karakter-karakter yang lain lagi tentunya.”23 Dalam sebuah proses tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, begitu pula pada pelajaran PAI dan Budi pekerti yang diterapkan di SMP N 01 Pekalongan ini, tentunya mempunyai maksud dan tujuan tersendiri, yaitu “Terbentuknya karakter religius pada diri peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.” Pembentukan karakter siswa perlu dilakukan dengan kondisi yang tenang dan menyenangkan, hal terebut tentu saja menuntut kreativitas guru dalam menciptkan lingkungan yang kondusif dalam proses pembelajaran. Pembentukan karakter dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya. Pemebntukan karakter siswa harus menggunakan cara atau metode yang tepat agar terjadi perubahan karakter pada diri siswa. Sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hikmah, yang mengatakan bahwa: “Untuk membentuk karakter siswa ya tentu ada metode atau caranya, metode yang digunakan untuk itu diantaranya dengan pembiasaan, keteladanan, pengarahan atau nasihat, dan juga aturan-aturan. Karena dalam aturan itu kan nanti di dalamnya ada konsekuensi yang harus ditantanggung setiap kali melanggar aturan, tentunya itu akan membuat anak jera dan tidak mengulangi perbutannya buruknya kembali.”24
23
Nur Hikmah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 13 April 2016 24
Nur Hikmah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 13 April 2016
85
Sedangkan cara atau metode yang digunakan untuk membentuk karakter siswa melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti adalah: 1. Pembiasaan memberikan penghormatan kepada Guru Salah satu cara utuk membentuk karakter siswa di SMP N 01 Pealongan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti adalah memberikan penghormatan kepada guru. Hal ini terlihat ketika guru masuk ke dalam kelas, ketua kelas langsung menyiapkan teman-teman yang lain untuk berdiri dan memberikan salam kepada guru,. Menurut penuturan guru pembiasaan ini bertujuan agar siswa senantiasa menghormati, patuh dan taat kepada guru yang memberikan ilmu kepadanya. 2. Pembiasaan membaca do’a sebelum pelajaran Salah satu cara lain untuk membentuk karakter siswa di SMP N 01 Pekalongan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti guru selalu mengawali dengan pembacaan surat al fatikhah yang dipimpin oleh guru dan diikuti oleh murid sebelum pelajaran dimulai, hal itu dimaksudkan agar siswa selalu mengawali segala pekerjaan dengan bacaan basmalah dan do’a agar ilmu yang dipelajari memberikan manfaat bagi siswa maupun guru yang mengajar. Kegiatan pembiasaan membaca do’a (al fatihah yang dipimpin oleh guru kemudian diikuti siswa serta mengucapkan basmallah secara bersama-sama) sebelum pelajaran dimulai adalah salah satu cara untuk membentuk karakter religius pada diri siswa.
86
3. Pemberian nasehat agar berperilaku yang baik Selain metode pembiasaan, guru juga sering memberikan nasehat kepada siswa misalnya seperti ucapan-ucapan yang selalu ditekankan dalam setiap pembelajaran maupun diluar pembelajaran, yaitu ucapan tetap 5S (senyum, salam, sapa, sopan santun, dan shodaqoh). Sebagaimana wawancara dengan ibu Nur hikmah bahwa: “kata-kata yang selalu ditekankan oleh bapak oleh bapak atau ibu guru kepada siswa dalam setiap pembelajaran maupun diluar yaitu ucapan tetap 5S (senyyum, salam, sapa, sopan santun dan shodaqoh). Selain itu kita selalu mengingatkan siswa untuk selalu tepat waktu ketika masuk kelas dan selalu jujur ketika mengerjakan ulangan dan dalam hal lainnya.“25 Tujuan dari ucapan ini adalah agar dalam diri siswa tertanam sifat sopan santun kepada siapa saja yang bertemu dengannya, mereka selalu memberikan senyuman, salam dan menyapa dengan penuh rasa sopan. Tidak hanya kepada bapak ibu guru saja melainkan kepada orang lain pula. Metode pemberian nasihat ini, bertujuan untuk membentuk karakter santun dalam diri siswa, sehingga siswa mampu bersikap santun kepada seluruh warga sekolah dan mempraktekkanya baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Selain itu, ketika mengerjakan ulangan guru juga sering menyelipkan kata-kata “kerjakan sendiri-sendiri”. Hal ini guru gunakan agar siswa mampu bersikap jujur dalam mengerjakan ulangan dan percaya diri atas jawabannya sendiri. 4. Keteladanan 25
Nur Hikmah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 13 April 2016
87
Metode keteladan ini juga digunakan guru, yaitu dengan selalu memberikan contoh untuk membuang sampah pada tempatnya, selain itu guru juga selalu memberikan nasehat untuk membuang sampah pada tempatnya, metode ini guru gunakan untuk membentuk karakter peduli lingkungan pada diri siswa, sehingga siswa mampu membiasakan diri untuk hidup bersih. Dan beberapa keteladan lain seperti disiplin dan tepat waktu, bertutur kata yang baik, serta berperilaku dan berpakaian yang sopan. Selanjutnya, “Teknik yang digunakan untuk menilai karakter atau perilaku yang telah dibentuk tentunya dengan teknik observasi atau pengamatan
terhadap
perilaku
sehari-hari
siswa
baik
didalam
pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Data ini dipeloreh dari hasil wawancara dengan ibu Nur Hikamh, yaitu: “Membentuk karakter anak itu membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi saya yakin bisa, karena pada dasarnya setiap anak itu punya karakter masing-masing. Hanya kita harus mengarahkan supaya anak mempunyai karakter yang bagus, padasarnya setiap anak sudah mempunyai karakter yang bagus, tapi ya kadang-kadang ada pengaruh dari luar. Pengaruh lingkungan keluarga dan juga masyarakat itu akhirnya ada perubahan, nah tugas kita disini berusaha meluruskan ini loh perilaku yang baik ini seperti ini. Untuk menilai atau mengetahui apakah karakter itu telah terbentuk atau belum ya dengan mengamati setiap perilaku siswa. Dengan menggunakan pengamatan saja kan kita bisa melihat apakah anak itu sudah berperilaku baik atau belum, ya cukup dengan pengamatan pada perilaku siswa. 26
26
Nur Hikmah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 13 April 2016
88
C. Efektivitas Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk Pembentukan Karakter Siswa di SMP N 01 Pekalongan Efektif dapat diartikan sesuatu yang ada efeknya atau pengaruhnya. Pendekatan saintifik yang
diterapkan di SMP N 01 Pekalongan untuk
pembentukan karakter siswa dikatakan efektif apabila metode atau cara yang digunakan melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di SMP N 01 Pekalongan tersebut membawa siswa mempunyai karakter yang baik. Metode atau cara yang digunakan untuk membentuk karakter peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti tidak terlepas dengan yang namnya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh seorang pendidik. Menurut penuturan guru PAI dan Budi pekerti di SMP N 01 Pekalongan pendekatan saintifik ini sangat berpengaruh pada pembentukan karakter siswa, baik dari karakter keberanian siswa, kepercayaan diri siswa maupun karakter-karakter baik lainnya. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan ibu Nur Hikmah, yang mengatakan bahwa: “Pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI dan Budi pekerti ini, ya ... sangat berpengaruh untuk pembentukan karakter siswa, ya ... diantaranya siswa ini menjadi lebih berani dalam bertanya dan juga menjawab pertanyaan ketika diskusi, berarti ini kan sudah memunculkan karakter rasa kepercayaan diri dalam diri siswa, kemudian lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.”27
Selain itu pembelajaran dengan pendekatan saintifik juga dimaksudkan untuk membentuk peserta didik yang berkarakter, dalam setiap langkah 27
Nur Hikmah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 13 April 2016
89
pembelajarannya mempunyai makna tertentu dalam pembentukan karakter peserta didik. Misalnya dalam langkah pembelajaran yang pertama yaitu mengamati, dapat menumbuhkan sikap jujur, melatih kesungguhan dan ketelitian dalam mencari informasi. Kedua, menanya, dapat mengembangkan sikap kreativitas, rasa ingin tahu dan berfikir kritis. Ketiga. mengumpulkan Informasi dapat mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunkasi, kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari dan mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Keempat,
mengasosiasikan
atau
mengolah
informasi
dapat
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan dan kerja keras. Kelima, mengkomunikasikan dapat mengembangkan sikap jujur, teliti
toleransi,
kemampuan berfikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu Nur Hikmah, bahwa: “Dalam setiap langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini kan mempunyai tujuan untuk membentuk karakter tertentu pada diri siswa, ya .. tentunya karakter yang baik, seperti yang ada dalam buku Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, pada halaman 82, disini tertera langkah kegiatan pembelajaran, seperti mengamati, aktivitas belajarnya memebaca, mendengar, menyimak, dan melihat. Kompetensi atau sikap yang ingin dikembangkan yaitu, melatih kesungguhan, ketelitian, dan juga mencari informasi atau rasa ingin tahu. Nah, kami disini mengembangkan sikap siswa agar mempunyai karakter seperti itu tentunya, dan saya rasa untuk keefektivannya, sudah bisa dikatakan efektif, sebab dalam pembelajaran itu sebagian besar siswa yang ada disini sudah mencerminkan sikap tersebut, mereka aktif, berani mengungkapkan pendapat, menghargai pendapat orang lain, jujur dan bertanggung jawab tentunya,. Misalnya ketika saya mengadakan ulangan, saya selalu megatakan untuk mengerjakan sendiri-sendiri, ya ... saya melihat mereka benar-benar tenang mengerjakan sendiri-sendiri, dan ketika kemaren waktu saya menunjuk anak untuk saya ikutkan mengikuti lomba pidato, mereka antusias
90
untuk ikut, sebagian besar dari mereka mengacungkan jarinya, berarti kan itu artinya karakter keberanian dalam diri anak sudah ada mbak. “28 Berdasakan hasil observasi yang telah penulis lakukan, siswa di SMP N 01 Pekalongan memang terlihat aktif dalam pembelajaran, mereka juga rajin belajar yaitu ketika jam pelajaran kosong siswa banyak yang menghabiskan waktunya di perpustakaan, mereka juga disiplin, yaitu ketika mendengar bel masuk, mereka lansung masuk kelas tanpa disuruh atau menunggu guru datang, dan ketika bertemu dengan guru saat berada diluar kelas mereka selalu mengucapkan salam dan mencium tangan serta mengamalkan slogan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun dan shodaqoh) dalam kesehariannya.
28
Nur Hikmah, Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP N 01 Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 13 April 2016