BAB III Hasil Penelitian Peran Peer Group Support (Dukungan Kelompok Sebaya) Dalam Mengembangkan Resiliensi Siswa Di SMP Negeri 15 Pekalongan A. Gambaran Umum SMP N 15 Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya SMP N 15 Pekalongan Berdasarkan Surat kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Tengah, Semarang Nomor : 959/103/U/45, Tanggal 8 Juni 1995 bahwa di Kecamatan Pekalongan Barat dibuka SMP Unit Baru (UGB) dengan Nama SMP Negri 15 Kotamadya Pekalongan, yang mengampu SMP Negeri 15 Pekalongan dengan Kepala Sekolah Bapak T. Widjjanto berserta guru yang mengajarnya juga dari SMP Negari 15 pekalongan. Adapun tempat pinjam di SD Negeri Bendan VII, yang beralamat di jalan rinjani Bendan Barat Kotamadya Pekalongan, dan dibuka pertama kali mulai tahun pelajaran 1995/1996 jumlah rombongan belajar 3 kelas dengan jumlah siswa sebagai berikut : Laki-laki berjumlah 80 siswa dan Perempuan berjumlah 42 siswa. Jadi total siswa sebanyak 122 anak. Terdiri dari : Kelas 1 A = 36 siswa, Kelas 1 B = 35 Siswa; Kelas 1 C = 38 Siswa, jumlah keseluruhan = 109 Siswa dan terdapat anak yang keluar sebanyak 13 anak. Tahun Pelajaran 1996/1997 jumlah siswa ada 131 anak, terdiri dari 1 A = 27 siswa; Kelas 1 B = 23 siswa;
71
72
seluruh siswa kelas 1 ada 50 anak, Kelas II A = 42 Siswa; Kelas II B = 39 Siswa; jumlah seluruh kelas II ada 81 anak. Tahun pelajaran 1997/1998 jumlah siswa ada 158 anak, terdiri dari kelas I = 28 anak; Kelas II = 49 anak, Kelas II B = 39 anak; Kelas III = 81 anak,Tahun pelajaran 1998/1999 jumlah siswa ada 184 anak, terdiri dari kelas I = 70 anak; Kelas II = 70 anak; Kelas III = 44 anak, tahun pelajaran 1999/2000 jumlah siswa 167 anak, terdiri kelas I = 74 anak; Kelas I = 69 anak; Kelas III = 24 anak. Tahun 2000/2001 jumlah siswa ada 277 anak; terdiri dari Kelas I = 136 anak; Kelas II= 76 anak; Kelas III= 65 anak, tahun pelajaran 2001/2002 jumlah siswa ada 333 anak, dan tahun pelajaran 2002/2003 jumlah siswa ada 358 anak terdiri dari kelas I = 116 anak; kelas II =129 anak; kelas III= 113 anak.1 2. Profil SMP N 15 Pekalongan Nama Sekolah
: SMP Negeri 15 Pekalongan
Tahun beroperasi
: 1997
Akreditasi
: B/2007
Alamat Sekolah
: Jl. KH. Achmad Dahlan, Bumirejo Pekalongan
Barat –
1
Kota Pekalongan, Propinsi Jawa Tengah
Data diambil pada tanggal 27 Maret 2014.
73
3. Visi dan Misi Sama halnya dengan sekolah-sekolah pada umumnya, SMP Negeri 15 Pekalongan juga mempunyai visi dan misi sebagai ciri dan karakter sekolah tersebut. Visi dan misi SMP Negeri 15 Pekalongan adalah sebagai berikut. Visi : Terampil dalam berkarya, Santun dalam perilaku untuk menggapai prestasi Misi :
Memiliki siswa yang beriman, berilmu, sehat jasmani dan rohani Menciptakan terlaksananya proses belajar mengajar yang sesuai dengan potensi yang dimiliki
Menumbuhkan sikap mental yang peduli terhadap diri sendiri sekolah dan lingkungan
Membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri
Membentuk manusia yang terampil dan memberikan bekal hidup di masa yang akan datang
Mempersiapkan siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
4. Struktur Organisasi Pelaksana Pendidikan Sekolah Dalam sebuah lembaga pendidikan, diperlukan adanya sebuah struktur organisasi agar pelaksanaan lembaga pendidikan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan teratur. SMP N 15 juga mempunyai struktur oraganisasi yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wakil Kepala Kesiswaan, Wakil Kepala Kurikulum, Dewan Guru dan Staf Tata Usaha
74
serta Peserta Didik SMP Negeri 15 Kota Pekalongan. Adapun bagan struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut. STUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
KEPALA SEKOLAH NURLAILA ANA, M.Pd
5.
NIP. 19740204 199802 2 004
6.
WAKIL KEPALA SEKOLAH ULI ROKHMAH, S.Si NIP. 19690424 199903 2 005 IPA : IX
WAKA KURIKULUM
WAKA KESISWAAN
RIDWAN, S.Pd
TARJO, S.Pd
NIP. 19680710 200212 1 008
NIP. 19740508 200312 1 010
MATEMATIKA
BHS. JAWA
DEWAN GURU
STAF TATA USAHA
7.
SISWA SMP NEGERI 15 KOTA PEKALONGAN
75
5. Keadaan Guru
DEWAN GURU
NIP. 19680808 199702 1 002 PAI
ELISABETH KOERNIAWATI, S.Pd NIP. 19711118 199702 2 003 BHS. INGGRIS
Dra. MUFIDAH
BUDI PURNOMO,S.PD
NIP. 19690501 199702 2 003 IPS
NIP. 19690717 199702 1 007 SENI RUPA
Rr. ENDAH HARSASI I, S.Pd NIP. 19680604 199702 2 002 MATEMATIKA
Dra. JULIA NIP. 19670829 199802 2 005 BHS. INDONESIA
RIDWAN, S.Pd NIP. 19650721 200312 2 001 MATEMATIKA
Dra. SUSMIYATI NIP. 19650721 200312 2 001 BHS. INDONESIA
HADIYAWATI, S.Pd NIP. 19720801 200312 2 006 BP / BK
BASUKI SISWANTO, S.Pd NIP. 19700417 200501 1 010 TIK
RIYAYA, S.E NIP. 19640928 200701 1 006 IPS
TARJO, S.Pd NIP. 19740508 200312 1 010 BHS. JAWA
DINY DYAN IZZATI, S.Pd NIP. 19781108 200801 2 011 IPA
LATIFAH HANUM, S.Pd NIP. 19630417 198501 2 002 TATA BUSANA
M. IRKHAM
WIDIYASTUTI, S.Pd.
NIP. --BP / BK
NIP. 19750209 200701 1 009 PKn
MUNDOFAR, S.Ag
BAMBANG DWIADI S, S.Pd NIP. 19670405 200212 1 004 BHS. INGGRIS Drs. AKHMAD SUADI NIP. 19661102199702 1 001 PENJASORKES
Drs. ALI IMRON NIP. 19661016 199702 1 002 IPA
76
Ijazah
Guru
Guru
No
Tertinggi
tetap
Bantu/GTT
1
S2
28
3
Jumlah 31
6. Keadaan Siswa Di bawah ini merupakan jumlah siswa dan siswi SMP N 15 Pekalongan dari angkatan 2009 hingga angkatan 2014.
No
Tahun
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX Total
Pelajaran
Rombel
Jumlah
Rombel
Jumlah
Rombel
Jumlah
1
2009 – 2010
5
175
4
166
3
102
443
2
2010 – 2011
4
159
4
156
4
149
444
3
2011 – 2012
4
146
4
149
4
140
435
4
2012 – 2013
4
139
4
137
4
142
418
4
2013 – 2014
5
164
4
136
4
137
437
7. Sarana dan Prasarana Suatu lembaga pendidikan harus mempunyai sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang efektivitas kegiatan belajar mengajar. Di bawah ini adalah table sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri 15 Kota Pekalongan.
77
No
Ruang
Jumlah Luas m²
1
Luas tanah
1
5.785
2
Luas Bangunan
1
1.641
3
Ruang Teori Kelas
12
1036,8
4
Ruang Laboratorium
1
120
5
Ruang Perpustakan
1
81
6
Ruang BP
1
27
7
Ruang Guru
1
56
8
Ruang TU
1
40
9
Ruang UKS
1
7
10 Ruang Praktek Komputer
1
63
11 Ruang kepala Sekolah
1
23
12 Ruang Osis
1
7
13 Ruang Koprasi
1
7
BUKU
Jumlah
V
8118
B. Bentuk Dukungan Kelompok Sebaya di SMP N 15 Pekalongan Dari hasil observasi dan wawancara awal kepada subyek penelitian dan guru BK di SMP N 15 Pekalongan dapat diketahui beberapa permasalahan yang dialami para siswa. Diantaranya adalah sering adanya kesalah pahaman antar siswa sehingga menimbulkan perselisihan dan juga
78
beberapa permasalahan pribadi, diantaranya adalah masalah yang dibawa dari keluarga masing-masing siswa atau kesulitan dalam menangkap pelajaran. Salah komunikasi yang menjadikan kesalahpahaman merupakan faktor utama penyebab perselisihan dan pertengkaran yang terjadi di antara para siswa. Baik teman satu kelas atau teman lain kelas, bahkan antara junior dan senior juga tidak jarang terjadi perselisihan dan pertengakaran. Dalam pergaulannya di sekolah, mereka membentuk kelompok-kelompok yang mereka sebut sebagai gank sebagai wujud dari persahabatan mereka. Namun, tidak jarang image buruk melekat pada setiap kelompokkelompok tersebut. Mengingat usia mereka yang masih dalam ranah labil, tidak jarang jika salah seorang dari anggota mereka berselisih dengan teman yang lainnya, maka anggota yang lain juga ikut memusuhi teman yang berselisih tersebut. Sehingga mengundang pertengkaran antar siswa sehingga para siswa tersebut harus berhadapan dengan guru BK. Rata-rata anak sekolah menganggap guru BK sebagai momok yang ditakuti dan beranggapan bahwa siswa yang berurusan dengan guru BK adalah siswa-siswi yang bermasalah di sekolah. Kesalah kaprahan inilah yang menjadikan Bimbingan Konseling di sekolah tidak berjalan sesuai dengan tujuan bimbingan konseling itu sendiri, di mana bimbingan konseling merupakan wadah bagi para siswa untuk menggali potensi-potensi mereka serta membimbing para siswa untuk mengenali jati diri mereka. Bukan tempat untuk mengadili para siswa yang bermasalah.
79
Untuk itu, dalam penelitian ini akan ditawarkan teknik bimbingan konseling yang menyenangkan agar para siswa dapat mengubah mindset mereka tentang Bimbingan Konseling. Sehingga diharapkan mereka tidak takut lagi pada guru yang mengampu Bimbingan Konseling. Dalam penelitian ini akan dilakukan treatment/ perlakuan dalam bentuk bimbingan kelompok untuk para siswa yang menjadi subyek penelitian. Teknik pelaksanaan bimbingan kelompok di sini akan melibatkan dinamika kelompok atau dukungan sebaya yang terjadi diantara para siswa di SMP N 15 Pekalongan. Setelah melalui serangkaian kajian konsep-konsep dan hasil penelitian mengenai bimbingan kelompok yang melibatkan dinamika kelompok atau yang dikenal dengan nama support group therapy untuk meningkatkan resiliensi siswa, maka dirumuskan model support group therapy yang treatmentnya akan dilaksanakan dalam lima sesi, diluar sesi pembuka (membangun raport dan penjelasan program) serta sesi penutup (summary). Model rancangan support group therapy ini berpedoman pada buku 55 Games dalam Bimbingan Konseling karya Suwarjo dan Eva Imania Eliasa.2 Adapun rancangannya adalah sebagai berikut:
2
Suwarjo dan Eva Imania Eliasa, 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan Konseling (Yogyakarta: Paramitra Publishing, 2011).
80
Tabel. 1. Silabus Support Group Therapy SESI 1
TUJUAN
METODE
ALAT
1. Membangun rapport
1. Ice breaking: kursi raja
1. Kartu-kartu
2. Penjelasan program
2. Sharing tujuan program
harapan
3. Pembuatan
kecemasan
kontrak
aturan kelompok
dan
2. Flipchart 3. Spidol
2
Membangun pengetahuan diri
1. Ice breaking: hunting 1. Lembar friends 2. Johari Windows 3. Support group therapy
hunting
friends 2. Lembar
johari
windows
potensi positif internal 3
4
Kerjasama
Kepercayaan diri
1. Giring bola
1. Bola plastik
2. Terjerat tali
2. Tali raffia
1. Trust falls
1. Matras
2. Support group therapy positif eksternal 5
Imajinasi dan kreativitas
Kalung kertas
Kertas
folio
dan
gunting 6
Pengembangan Diri
1. Wortel, telur dan kopi
1. LCD, wortel, telur
81
2. Refleksi diri
dan bubuk kopi
3. Bahasa Angsa
2. LCD, video 3. LCD, powerpoint
7
Penutup
1. Ice breaking: yel-yel
Flipchart
2. Positive summary
C. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu menguji validitas dan relibilitas instrumen. Adapun kisi-kisi tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran III (tiga). Selain menggunakan validitas konstrak sebagai pengukur tingkat validitasnya, pengukuran validitas dilakukan dengan menggunakan product moment correlation dengan bantuan SPSS 20 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 35 item yang disusun, terdapat 33 item soal yang dinyatakan valid dan 2 item soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang tidak valid tersebut adalah item soal nomor 16 dan nomor 29. Pengukuran dilakukan dengan memberikan skala resiliensi pada subyek sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yang mana skala yang digunakan adalah model skala likert. Sebelum diberikan kepada subyek penelitian, dilakukan try out skala kepada sejumlah responden. Berdasarkan hasil try out yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh digunakan untuk pengkategorian tingkat. Dalam
82
penelitian ini digunakan 4 kategori jenjang yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, dan Rendah. Adapun cara penghitungannya adalah sebagai berikut: Skor Max = 4 x Jumlah Soal = 4 x 33 = 132 Skor Min = 1 x Jumlah Soal = 1 x 33 = 33 Rentang
=
=
= 24,75 = 25
Dengan hasil tersebut, maka kategori tingkat resiliensi dapat dibuat menjadi 4 kategori. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut: 108 – 132
: Sangat Tinggi
83 – 107
: Tinggi
58 – 82
: Sedang
33 – 57
: Rendah
Selanjutnya untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach Alpha, di mana pengambilan keputusan pada uji reliabilitas menggunakan batasan yang sudah dibahas pada Bab I. hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 Tabel. 2. D. Hasil Pretest Para Subyek Penelitian Dalam pelaksanaan pemberian treatment melalui bimbingan kelompok ini, maka subyek penelitian terlebih dahulu dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok control sebagai kelompok pembanding dan kelompok eksperimen. Dari hasil pengambilan sampel yang diperoleh secara random dari kelas VII dan VIII
83
diperoleh sebanyak 30 responden yang menjadi subyek penelitian. Adapun subyek-subyek tersebut sebagaimana dalam table berikut: Tabel. 2. Identitas subyek dari SMP N 15 Pekalongan No
Nama Inisial
Kelas
Umur
1
DN
VIII
14
2
ZN
VIII
15
3
PS
VIII
14
4
NN
VIII
15
5
FT
VIII
14
6
BS
VIII
13
7
IN
VIII
14
8
KN
VIII
14
9
AS
VIII
13
10
VR
VIII
14
11
NF
VIII
14
12
FA
VII
12
13
HS
VII
12
14
NH
VII
12
15
DR
VII
12
16
HT
VII
12
17
HR
VII
12
84
18
DV
VII
12
19
PN
VII
12
20
DA
VII
12
21
EN
VII
14
22
IQ
VII
13
23
DM
VII
12
24
RA
VII
12
25
LI
VII
12
26
MS
VII
12
27
MF
VII
13
28
TS
VII
12
29
AT
VII
12
30
AM
VII
12
Tabel. 3. Data Pre-test siswa SMP N 15 Pekalongan Pre-Test No
Nama Inisial
Kelas Total Skor
Kategori
1
DN
VIII
97
Tinggi
2
ZN
VIII
97
Tinggi
3
PS
VIII
94
Tinggi
85
4
NN
VIII
93
Tinggi
5
FT
VIII
92
Tinggi
6
BS
VIII
85
Tinggi
7
IN
VIII
83
Tinggi
8
KN
VIII
80
Tinggi
9
AS
VIII
78
Sedang
10
VR
VIII
76
Sedang
11
NF
VIII
64
Sedang
12
MR
VII
95
Tinggi
13
HS
VII
92
Tinggi
14
NH
VII
85
Tinggi
15
DR
VII
100
Tinggi
16
HT
VII
98
Tinggi
17
HR
VII
89
Tinggi
18
DV
VII
86
Tinggi
19
PN
VII
95
Tinggi
20
DA
VII
72
Sedang
21
EN
VII
70
Sedang
22
IQ
VII
81
Sedang
23
DM
VII
61
Sedang
24
RA
VII
77
Sedang
86
25
LI
VII
76
Sedang
26
MS
VII
75
Sedang
27
MF
VII
80
Sedang
28
TS
VII
67
Sedang
29
AT
VII
66
Sedang
30
AM
VII
81
Sedang
Setelah diperoleh hasil pretest maka langkah selanjutnya adalah pengujian normalitas data dan juga homogenitas data sebagai syarat untuk penghitungan uji t berpasangan (paired t test). adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1. Uji Normalitas Data Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut berdistribusi normal atau tidak. Cara menguji normalitas data ini dengan uji Liliefors. Adapun hasil dari uji normalitas data dengan bantuan SPSS 20 for windows adalah sebagai berikut. Tabel. 4. Uji Normalitas Data Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
tingkat resilien
15
100.0%
0
.0%
15
100.0%
peer group support
15
100.0%
0
.0%
15
100.0%
87
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) tingkat resilien
Statistic .136
peer group support
df 15
.119 15 * This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
Sig. .200(*)
Statistic .946
.200(*)
.957
df 15
Sig. .466
15
.634
Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika Signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Pada output pertama diketahui jumlah data valid sebanyak 15 untuk kelompok control dan 15 untuk kelompok ekperimen. Keduanya tidak ada data missing. Pada output kedua yaitu hasil uji normalitas, data tingkat resilien nilai signifikansi sebesar 0,200 dan data peer group support sebesar 0,200. Artinya signifikansi lebih dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan data tingkat resilien dan peer group support berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas dua variasi adalah variasi dari tes awal dan tes akhir baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Adapun dalam menghitung uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 20 for windows.
88
Tabel. 5. Uji Homogenitas ANOVA tingkat resilien
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 2104.433
df 13
Mean Square 161.879
12.500
1
12.500
2116.933
14
F 12.950
Sig. .215
Metode pengambilan keputusan untuk uji homogenitas yaitu jika Signifikansi > 0,05 maka data tersebut dinytakan homogen dan jika Signifikansi < 0,05 maka data tidak homogen. Karena hasil dari tabel menunjukkan p-value = 0,215 yang artinya lebih besar dari 0,05 maka data diambil dari sampel yang homogen. E. Hasil Post test Para Subyek Penelitian Setelah melakukan serangkaian uji normalitas dan homogenitas, maka penelitian dilanjutkan dengan memberikan tes akhir untuk para subyek. Namun untuk kelompok eksperimen, post test dilakukan setelah para subyek diberi perlakuan (treatment). Sedangkan kelompok kontrol dibiarkan dan tidak mengikuti treatment. Deskripsi data diperoleh dari hasil pengukuran skala resiliensi dan ratting scale peer group support yang ditunjukkan masing-masing subyek, yaitu pada saat pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan sebelum terapi, post-test dilakukan setelah terapi dilakukan. Post-test ini berlaku untuk kedua kelompok, baik
89
kelompok pembanding maupun kelompok eksperimen. Kemudian ratting scale peer group support dilakukan ketika observasi untuk mengamati bentuk dukungan yang muncul pada subyek kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok control, bentuk dukungan kelompok sebaya terintegrasi pada keseharian mereka di sekolah. Berikut ini hasil post test kedua kelompok. 1. Hasil Pre test – Post test Kelompok Kontrol Tabel.6. Hasil Pre test – Post test Kelompok Kontrol NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
INISIAL ZN PS FT BS IN AS NF MR HR PN EN IQ RA LI MS
PRETEST POSTEST 97 105 94 103 92 103 85 111 83 101 78 105 64 92 89 105 95 108 70 91 81 95 77 88 76 92 75 99 95 104
Dari tabel di atas, dapat diketahui ada perubahan nilai yang diperoleh para subyek antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol.
90
2. Hasil Pre test – Post test Kelompok Eksperimen Tabel.7. Hasil Pre test – Post test Kelompok Eksperimen NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
INISIAL DN NN KN VR HS NH DR HT DV DA DM MF TS AT AM
PRETEST 97 93 80 76 92 85 100 98 86 72 61 80 67 66 81
POST TEST 114 114 115 102 105 95 116 105 101 108 97 95 101 83 106
Begitu pula dengan kelompok eksperimen, terdapat perubahan nilai dari para subyek antara pretest dan posttest. 3. Hasil Ratting Scale Peer Group Support Kelompok Eksperimen Ratting scale ini bertujuan unutk mengetahui bentuk dukungan kelompok sebaya yang muncul di antara siswa. Ratting scale hanya berlaku untuk kelompok eksperimen, di mana kelompok ini adalah kelompok yang menerima perlakuan. Kemudian peer group ini akan menjadi pelaku support group therapy untuk mengembangkan resiliensi subyek penelitian.
91
Adapun aspek-aspek dari peer group support adalah: dukungan emosional, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Berikut ini adalah hasil ratting scale peer group support. Tabel.8. Ratting Scale Peer Group Support Kelompok Eksperimen
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
INISIAL DN NN KN VR HS NH DR HT DV DA DM MF TS AT AM
POST TEST 114 114 115 102 105 95 116 105 101 108 97 95 101 83 106
RATTING SCALE 32 21 29 17 22 28 27 28 30 18 17 26 22 28 23
Data yang diperoleh dari ratting scale tersebut adalah data untuk variabel X (dukungan kelompok sebaya) dan variabel Y untuk pengembangan resiliensi. Kemudian,
untuk
mengetahui
peranan
peer
group
support
dalam
mengembangkan resiliensi siswa, data di atas akan di uji dengan menggunakan statistik non parametik uji t berpasangan (Paired T test).