LAPORAN TUGAS AKHIR
BAB III BATIK PEKALONGAN III.1 Batik III.1.1 Pengertian Batik Batik Kata Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap
UNIVERSITAS MERCU BUANA 65
LAPORAN TUGAS AKHIR
mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa. III.1.2 Beberapa Pendapat Tentang Asal Mula Batik Sampai saat ini belum ada yang secara pasti menyebutkan dari mana sebenarnya batik itu berasal. Namun ada beberapa pendapat yang bisa digunakan sebagai acuhan untuk mengetahui tentang asal mula batik: 1) Dari bunga rampai Sejarah Budaya Indonesia, Karangan Prof. Dr.M.Sutjipto, Penerbit Jembatan Jakarta 1964, Pada halaman 11 terdapat penegasan sebagai berikut: “Yang mengembangkan kesenian India di Indonesia adalah bangsa Indonesia sendiri. Jadi yang memperkaya kesenian Indonesia ialah orang-orang Indonesia yang telah hidup dan belajar di India untuk beberapa waktu. Dari keterangan-keterangan tersebut telah jelas, bahwa bangsa Indonesia sendirilah yang telah UNIVERSITAS MERCU BUANA 66
LAPORAN TUGAS AKHIR
menciptakan kesenian baru di Indonesia. Ini dibuktikan oleh bangunan-bangunan Borobudur, Prambanan, dan sebagainya.” 2) Dari buku Dr. Alfred Steinman (Professor Ethnologi Universitas Zurich), Batik, Asurvey of Batik design, Penerbitan F. Lewis Publisher Limited, tahun 1958. a) Pada Zaman T’ang dinasti di China (620-907 AD) raja China itu sangat tertarik pada batik, menyuruh ahli seninya keliling mempelajari batik ke Balkan, Karakorum, dan Turkestan Timur. b) Menurut pendapat Rouffaer (Sarjana Belanda), Bahwa batik Indonesia berasal dari India Selatan. c) Pada tahun 1516 di Palikat dan Gujarat dari pantai utara Malabar (India), dibuat sejenis kain batik dengan lukisan lilin. Kain ini berkembang di Malaya dengan sebutan kain Palekat. d) Pada abad 17 dan 19 Batik dari India Selatan mencapai puncak perkembanganya. Kain batik dari Dacca ini dibuat dengan wax resist. e) Pada umumnya batik dari berbagai negara bermotif geometris, sedangkan batik Indonesia motifnya lebih tinggi dan kaya akan variasi. Disamping itu ornamen batik Indonesia tidak terdapat pada batik negara lain. 3) Ditinjau dari sejarah, baik Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosaputro, kemukakan bahwa pada zaman kedatuan Sriwijaya ada hubungan timbal balik yang erat antara Sriwijaya dan Tiongkok pada zaman dinasti Kaisar Sung atau T’ang (abad 7 – 9). (Tercantum dalam pertulisan kanton). Mengenai asal mula batik dengan pendapat yang beragam ini, maka penulis berkesimpulan: a) Batik ditinjau dari segi wax-resist (perintang warna dengan malam / lilin), bahwa tehnik ini tidak hanya dipakai di Indonesia tetapi tetapi juga di negara lain seperti Jepang, yang dikenal dengan Ro-Kechi, China yang dikenal dengan Miao, dari Bangkok yang dikenal dengan Phanung, dari Rusia (Turkestan Timur) yang dikenal dengan Bokhara, dan juga di Nigeria. UNIVERSITAS MERCU BUANA 67
LAPORAN TUGAS AKHIR
b) Yang membedakan Batik Indonesia dengan negara lain ialah pada motif atau ornamen penyusun motif. Ornamen batik Indonesia (klasik) terdiri dari ornamen utama (nama motif), ornamen pengisi (isen-isen), dan motif antar bidang kosong (tanahan), sedang motif batik negara lain tidak mengenal hal semacam itu. Dengan berpegangan pada dua hal diatas maka Batik seperti yang kita kenal dengan berbagai macam variasi motif adalah murni dari Indonesia. III.1.3 Proses Pembuatan Batik Ada tiga pekerjaan utama yang menjadi dasar (prinsip) dalam pembuatan batik, yaitu pelekatan malam, pewarnaan, dan penghilangan malam. Dari tiga pekerjaan itu dengan berbagai macam kombinasi dan variasi
akan
menghasilkan
batik
yang
bervariasi
pula.
Untuk
menghasilkan batik dengan kualitas yang bagus harus didukung pula dengan sumberdaya manusia yang bagus, peralatan yang lengkap, serta bahan bahan penunjang lainya. III.1.4 Alat Dan Bahan Untuk Membatik 1.
Alat Untuk membatik diperlukan beberapa alat, baik itu merupakan
alat utama ataupun alat penunjang: a) Canting (tulis / cap)
UNIVERSITAS MERCU BUANA 68
LAPORAN TUGAS AKHIR
Terbuat dari tembaga, dengan lobang kecil diujung leher. Dibagian tengah bulat telur dengan rongga untuk
tempat lilin
(malam) dan bagian atas terbuka. Bagian pegangan terbuat dari kayu. Untuk batik cap canting yang digunakan namanya canting cap. Macamnya ada canting cecekan, untuk membuat titik-titik, canting tembokan untuk membatik bidang yang luas (nembok) / dodosan, canting ceretan untuk membatik garis yang sejajar (ada dua lubang di ujung leher). b) Wajan
Dibuat dari besi baja cor berbentuk setengah lingkaran merupakan tempat untuk mencairkan malam (lilin), dengan jalan dipanaskan diatas anglo atau kompor. Untuk batik cap alat untuk mencairkan malam ini namanya kenceng. c) Anglo atau Kompor
Terbuat dari tanah liat yang dikeringkan dan dibakar sampai berwarna
merah.
Permukaanya
berbentuk
lingkaran
untuk
meletakan wajan, dibawahnya berbentuk tabung bulat dengan sebagian sisi terbuka. Fungsinya untuk memanaskan wajan. d) Gawangan (jagrak)
UNIVERSITAS MERCU BUANA 69
LAPORAN TUGAS AKHIR
Dibuat dari bambu bulat melintang dengan empat kaki. Gunanya untuk meletakan (sampiran) mori/kain yang akan dibatik. e) Alat kerok Terbuat dari besi pelat (tipis) atau pisau tumpul f) Jadi (jedi) Terbuat dari tembaga berbentuk tabung dengan alas bulat (elip) tetapi lebih sempit dari permukaanya. Gunanya untuk merebus mori yang telah dibatik agar lilinya larut (nglorot). g) Kenceng Terbuat dari tembaga bentuknya lebih kecil dari jedi dan berfungsi bisa untuk mencuci, atau menaruh malam bekas lorotan. h) Dingklik
Terbuat dari kayu atau bambu bentuknya seperti kursi kecil dan digunakan untuk tempat duduk pembatik. i) Papan Bahanya dari kayu jati berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 50 cm, tebal 3 cm. Fungsinya sebagai landasan dalam pengemplongan. j) Kayu pemukul (ganden)
Bahanya dari kayu yang keras berbentuk silinder atau empat persegi panjang dilengkapi pasak atau pegangan. Gunanya untuk mengemplong k) Lerekan / Kerekan Terbuat dari kayu berbentuk seperti kapal. Bagian atas persegi panjang dengan panjang 130 cm lebar 60 cm, bagian bawah UNIVERSITAS MERCU BUANA 70
LAPORAN TUGAS AKHIR
mengerucut, disangga dengan empat kaki dengan tinggi 40 cm. Fungsinya untuk tempat pencelupan kain. l) Kuas Terbuat dari bambu yang dibentuk menyerupai kuas dengan ujung ditumbuk agar lemas. Fungsinya untuk pewarnaan pada bagian-bagian tertentu (nyolet). m) Ijuk Sebagai
peralatan
pelengkap
yang
fungsinya
untuk
menghilang kan sumbatan di ujung canting. n) Ender, Merupakan alat untuk mencairkan malam (wajan) pada pembuatan batik cap. 2.
Bahan Ada tiga bahan utama yang digunakan untuk membuat batik,
kualitas bahan utama akan mempengaruhi hasil produk batik. a) Kain Mori Kain yang biasa di batik yaitu kain-kain yang terbuat dari serat alam (katun dan rayon) dan serat protein (sutera dan wol), namun untuk kain dari serat wol tidak lazim untuk dibatik karena bentuk permukaan kain berbulu, sehingga sulit untuk pelekatan malam. Untuk jenis kain katun di kenal 3 macam yaitu, Primissima (sangat halus), Prima (halus), dan kain Biru (sedang). b) Malam atau lilin batik Bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain menurut motif batik, sehingga permukaan yang tertutup tidak terkena warna pada saat pewarnaan. Bahan pembuat lilin batik antara lain: Malam tawon, Gondorukem, Damar matakucing, Parafin, Mikrowax, lemak binatang (kendal). c) Zat warna dan zat bantu Ada dua jenis zat warna yang sering digunakan pembatik yaitu zat warna alam dan
UNIVERSITAS MERCU BUANA 71
LAPORAN TUGAS AKHIR
III.1.5 Cara Perawatan kain Batik Batik seperti halnya tekstil lain sangat rentan terhadap berbagai factor lingkungan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjaga keawetan batik, terutama batik yang memiliki nilai-nilai sejarah. Salah satu faktor penting dalam perawatan batik adalah cahaya. Kerusakan paling sering disebabkan oleh pancaran radiasi sinar ultra violet baik dari sinar matahari langsung maupun oleh sinar lampu fluorescent. Sebenarnya tidak hanya radiasi ultra violet saja yang merusak kain, tetapi semua spectrum cahaya menguraikan serat kain memudarkan warnanya, hanya saja radiasi ultra violet yang bersifat paling merusak. Untuk pemajangan digunakan penutup kaca yang dilapisi filter ultra violet atau dengan kaca film yang mampu memantulkan sebagian ultra violet. Selain itu ruangan sebaiknya terhindar dari cahaya matahari karena cahaya matahari mempunyai intensitas radiasi ultra violet yang jauh lebih besar dari pada lampu. Cara yang saat ini paling efektif adalah dengan sistem rotasi, sistem ini memajang benda tekstil selama 3-4 bulan kemudian menyimpanya diruang khusus selama kurang lebih 12 bulan. Selam masa penympanan itu barang lain yang sama dipamerkan. Suhu tinggi dan tingkat kelembapan tinggi mempercepat kerusakan kain, karena semakin hangat temperatur akan mempercepat perkembangan mikro organisme pengurai warna dan serat kain. Suhu maksimal untuk penyimpanan adalah 293 Kelvin. Kelembapan tinggi merupakan tempat favorit bagi jamur dan lumut yang akan mempercepat proses pelapukan kain. Kelembaban udara yang disarankan adalah 50-55 % kelembapan relatif. Dapat disimpulkan secara sederhana kondisi ruang yang ideal untuk penyimpanan kain adalah ruang yang minim radiasi UV dengan suhu kurang dari 293 Kelvin dan tingkat kelembapan 50-55% kelembaban relatif. Polusi udara juga merupakan musuh dari kain. Belerang dioksida dari asap pembakaran mesin motor dan industri cepat mengoksidasi kain sehingga lebih cepat pudar dan lapuk, akan tetapi UNIVERSITAS MERCU BUANA 72
LAPORAN TUGAS AKHIR
debu akan lebih merepotkan karena hampir tidak mungkin menciptakan ruang publik tanpa debu. Partikel-partikel debu bagaikan pisau kecil yang perlahan memotong serat-serat kain. Pada kelembapan terlalu rendah akan semakin banyak debu yang beterbangan. Dalam perawatan kain batik harus sering di bersihkan dengan alat penyedot debu. Koleksi baru yang akan dipajang juga harus dibersihkan sebelumdipamerkan bersama koleksi-koleksi lainnya karena kemungkinan membawapartikel debu kasar dari luar. Koleksi batik paling baik dibersihkan dengan menggunakan vacuumcleaner dengan tenaga paling pelan untuk perawatan harian. Sedangkan untuk perawatan berkala dengan menggunakan jasa konservator yang biasanya menggunakan zat kimia yang relatif aman untuk kain. Tetapi mengingat biaya untuk pemanggilan konservator, maka yang memerlukan perawatan ekstra hanyalah koleksi-koleksi batik yang memiliki nilai-nilai sejarah saja. Selebihnya koleksi batik biasa dapat dirawat oleh pengelola sendiri
UNIVERSITAS MERCU BUANA 73
LAPORAN TUGAS AKHIR
Table Serangga Perusak Kain
UNIVERSITAS MERCU BUANA 74
LAPORAN TUGAS AKHIR
III.1.6 Penyimpanan Koleksi Batik Loteng dan bawah tanah harus dihindari sebagai tempat penyimpanan karena kedua daerah tersebut sulit untuk diatur tingkat kelembapan, suhu dan polutan yang ada. Seandainya tidak memungkinan maka ruang penyimpanan harus diperhatikan lebih dari hal-hal yang mengurangi umur kain. Penyimpanan kain dapat ditumpuk dengan memberi batas kertas tisu bebas asam diantara tumpukan kain. Lemari penyimpanan disarankan menggunakan bahan plastik karena bahan ini lebih sulit teroksidasi oleh oksidan-oksidan di udara. Hindari penggunaan metal maupun kayu. Seandainya tetap ingin menggunakannya pastikan finishing yang digunakan tidak bersifat asam dan selalu batasi dengan kertas tisu bebas asam. Pembingkaian batik sangat disarankan untuk menambah keawetan benda yang dipajang. Bahan untuk bingkai dapat menggunakan kaca atau plexyglass. Keunggulan kaca ada pada harga yang lebih murah dari pada plexyglass. Sedangkan masalah kualitas kaca lebih buruk karena lebih berat danlebih mudah pecah. Kemampuan untuk meneruskan cahaya dapat dikatakan samabaiknya. Cara lain memajang kain dapat dengan digantungkan dengan catatan jenis kain yang digantung tidak terlalu berat. Untuk sebuah batik umumnya dapat digantung karena bobotnya yang relatif ringan, terlebih karena orang cenderung ingin melihat semua motif yang ada pada sebuah kerajinan batik. ( http://www. aic-faic.com ) III.2 Tinjauan Kota Pekalongan III.2.1 Sejarah Pekalongan Asal usul nama Kota Pekalongan sebagaimana diungkapkan oleh masyarakat setempat secara turun temurun terdapat beberapa versi. Salah satunya disebutkan adalah pada masa Raden Bahurekso sebagai tokoh panglima Kerajaan Mataram. Pada tahun 1628 beliau mendapat perintah dari Sultan Agung untuk menyerang VOC (Vereenigde Oost Indishe
UNIVERSITAS MERCU BUANA 75
LAPORAN TUGAS AKHIR
Compagnic / Perserikatan Maskapai Hindia Timur) di Batavia. Maka ia berjuang keras, bahkan diawali dengan bertapa seperti kalong / kelelawar (bahasa Jawa : topo ngalong) di hutan Gambiran (sekarang : kampung Gambaran letaknya disekitar jembatan Anim dan desa Sorogenen). Dalam pertapaannya diceritakan bahwa Raden Bahurekso digoda dan diganggu Dewi Lanjar beserta para prajurit siluman yang merupakan pengikutnya. Namun semua godaan Dewi Lanjar beserta para pengikutnya dapat dikalahkan bahkan tunduk kepada Raden Bahurekso. Kemudian Dewi Lanjar, yang merupakan utusan Ratu Roro Kidul memutuskan untuk tidak kembali ke Pantai Selatan, akan tetapi kemudian memohon ijin kepada Raden Bahurekso untuk tinggal disekitar wilayah ini. Raden Bahurekso memenuhi permohonan ini bahkan Ratu Roro Kidul juga menyetujuinya. Dewi Lanjar diperkenankan tinggal dipantai utara Jawa Tengah. Konon letak keraton Dewi Lanjar dipantai Pekalongan sebelah sungai Slamaran. Sejak saat itu, daerah tersebut terkenal dengan nama Pekalongan. Dalam versi lain disebutkan bahwa nama Pekalongan berasal dari istilah setempat HALONG - ALONG yang artinya hasil yang berlimpah. Jadi Pekalongan disebut juga dengan nama PENGANGSALAN yang artinya pembawa keberuntungan. Nama Pengangsalan ini ternyata juga ada dalam babad Mataram (Sultan Agung) , yaitu : "Gegaman wus kumpul dadi siji, samya dandan samya numpak palwa, gya ancal mring samudrane, lampahe lumintu, ing Tirboyo lawan semawis, ing Lepentangi, Kendal, Batang, Tegal, Sampun, Barebes lan Pengangsalan. Wong
pesisir
sadoyo
tan
ono
kari,
ing
Carbon
nggertata".
Artinya : "senjata-senjata telah berkumpul jadi satu. Setelah semuanya siap, para prajurit diberangkatkan berlayar. Pelayarannya tiada hentihentinya melewati Tirbaya, Semarang, Kaliwungu, Kendal, Batang, Tegal, Brebes dan Pengangsalan. Semua orang pesisir tidak ada yang ketinggalan (mereka berangkat menyiapkan diri di Cirebon untuk berangkat ke Batavia guna menyerbu VOC Belanda)".
UNIVERSITAS MERCU BUANA 76
LAPORAN TUGAS AKHIR
III.2.2 Kota Pekalongan III.2.2.1. Letak geografis
Kota Pekalongan terletak pada posisi yang menguntungkan karena berada di tengah – tengah perlintasan jalur utara Pulau Jawa yang menghubungkan Kota Jakarta di sisi barat dan Surabaya di sisi timur. Dari sisi ekonomi hal ini mememungkinkan Kota Pekalongan terus berkembang. Dengan posisi Letak geografis antara 6 - 50' 44" lintang selatan dan 109 - 37' 55" hingga 109 - 42' 19" Bujur timur, serta berkoordinat fiktif 510.000 - 518.000 km membujur dan 517.875 - 526.75 km melintang. Luas daerah Pekalongan sebesar 45,25 km2, secara administratif terdiri dari 4 kecamatan dan 46 kelurahan. Daerah Pekalongan memiliki iklim hujan rata-rata 2.189 mm per tahun. Dari luas Kota Pekalongan yang 4.525 ha, 32,80% merupakan tanah sawah dan 67,19% merupakan tanah kering. Dimana seluruh lahan sawah yang ada semuanya sudah teririgasi. Curah hujan di suatu daerah dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi dan pertemuan/perputaran arus udara. Rata – rata curah hujan di Kota pekalongan berkisar antara 40 mm – 285 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120 hari. Keadaan suhu rata – rata di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun tidak banyak berubah, berkisar antara 23,07 - 31,14◦C UNIVERSITAS MERCU BUANA 77
LAPORAN TUGAS AKHIR
III.2.2.2.
Pertumbuhan perekonomian Perekonomian
Kotamadya
Pekalongan
mengalami
pertumbuhan cukup besar terlihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sekitar 4,42% / tahun. Sektor ekonomi penyumbang utama PDRB adalah industri besar dan sedang serta perdagangan besar dan eceran. Prasarana ekonomi diantaranya jalan sepanjang 115.222 km, 10 unit pasar, 10 unit perbankan negara dan swasta, serta tersedianya listrik, air bersih dan telkom. 1. Industri batik Corak dan warna yang khas dari produk Batik Pekalongan telah menjadikan kerajinan Batik Pekalongan semakin dikenal. Industri dibidang batik ini telah mampu mengeksport ke berbagai negara antara lain Australia, Amerika, Timur Tengah, Jepang, Cina, Korea dan Singapura. Bagi pecinta batik, Pekalongan merupakan tempat yang tepat untuk mencari batik dan aksesorisnya, karena Pekalongan adalah tempat pasar batik, butik batik serta grosir batik, baik batik asli (batik tulis) maupun batik cap, batik printing, batik painting maupun sablon dengan harga bervariasi. memberikan
sumbangan
yang
besar
Industri
ini
terhadap
kemajuan
perekonomian di Pekalongan dengan mayoritas dari home industri. 2. Industri konveksi Disamping batik, Pekalongan juga banyak terdapat industri konveksi. Jumlah industri ini menyebar mulai dari Kedungwuni, Tirto, Bojong, Wiradesa, Buaran, Klego dan Landungsari. Sumbangan dari industri konveksi Pekalongan cukup besar dalam pengadaan pakaian di dalam negeri. Para pengusaha, yang kebanyakan adalah home industri, turut andil mensuplay beberapa grosir besar antara lain Grosir Tanah Abang di Jakarta, Tegal Gubuk di Cirebon (Jawa Barat), Pasar Klewer di Solo (JawaTengah) dan juga tempat lainnya. Produk industri ini berupa pakaian jadi baik dari batik maupun non batik antar lain : sarung,
UNIVERSITAS MERCU BUANA 78
LAPORAN TUGAS AKHIR
hem, busana wanita, pakaian anak, seprei, telapak meja, jeans dan lain - lain. 3. Pertenunan ATBM ( Alat Tenun Bukan Mesin ) ATBM merupakan industri kecil dengan hasil produksinya antara lain : handuk, kain ihrom, interior rumah dan lain - lain. Produksinya telah memasuki pangsa eksport antara lain : ke Jepang, Singapura, Amerika dan Eropa. 4. Kerajinan serat alam Dengan bahan baku berupa enceng gondog, pelepah pisang dan gedebog pisang, serat nanas serta serat alami lainnya, para pengusaha kecil memanfaatkannya untuk berbagai kerajinan seperti tas, baju, interior rumah dan lain - lain. 5. Industri pengolahan ikan Industri pengolahan ikan juga merupakan salah satu sektor andalan dari Pekalongan. Sektor ini terdiri dari : a.
Pengalengan ikan
b.
Penggaraman / pengeringan ( penggerehan )
c.
Pembekuan ikan
d.
Pemindangan
e.
Pengolahan dan pengawetan ikan
III.2.2.3. Kesenian dan Kebudayaan 1. Tari sintren Sintren adalah kesenian tradisional masyarakat Pekalongan dan sekitarnya, merupakan sebuah tarian yang berbau mistis / magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dan Raden Sulandono. Tersebut dalam kisah bahwa Raden Sulandono adalah putra Ki Bahurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantansari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso. Akhirnya Raden Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung melalui alam goib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantansari UNIVERSITAS MERCU BUANA 79
LAPORAN TUGAS AKHIR
yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula Raden Sulandono yang sedang bertapa dipanggil rohnya untuk menemui Sulasih, maka terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan Raden Sulandono. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya. Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci (perawan), dibantu oleh pawangnya dan diiringi gending 6 orang. Pengembangan tari sintren sebagai hiburan rakyat, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan pelawak. 2. Simtud durar Simtud
durrar
merupakan
kesenian tradisional yang
bernafaskan Islam dengan menggunakan Rebana dan Jidur sebagai alat musiknya. Kesenian ini beranggotakan antara 15 orang hingga 20 orang, dengan diiringi musik mereka melantunkan puji-pujian atau sholawatan sebagai ungkapan syukur dan permohonan keselamatan dunia dan akhirat pada Allah SWT. Kesenian ini biasa digunakan pada saat pembukaan acara hajatan atau selamatan yang diselenggarakan oleh warga masyarakat Kota Pekalongan yang terkenal dengan ketaatannya dalam menjalankan perintah agama. 3. Kuntulan Kuntulan merupakan kesenian tradisional yang bernafaskan Islam yang dimainkan oleh 18 orang yang semuanya adalah lakilaki. Posisi ke-18 orang ini dalam melakukan tarian adalah 9 orang di depan dan 9 orang di belakang. Hal tersebut dimaksudkan akan mengandung makna Asmaul Khusna yaitu 99 sifat Allah SWT. 4. Sya'banan (Khol) Sya'banan (khol) adalah upacara keagamaan / kebudayaan di daerah Pekalongan yang diselenggarakan setiap tanggal 14 sya'ban (ruwah) setahun sekali untuk mengenang / mengingat jasa- jasa Sayid bin Abdullah bin Abdullah bin Tholib Al Atas, semasa hidupnya merintis pendirian Pondok Pesantren di Pulau Jawa. UNIVERSITAS MERCU BUANA 80
LAPORAN TUGAS AKHIR
5. Syawalan Adalah upacara adat bagi umat Islam yang berada di Pekalongan dan sekitarnya untuk menyaksikan pemotongan LOPIS BESAR (bahasa Jawa : LEPET GEDE) yang mempunyai ukuran diameter kurang lebih 150 cm, berat 185 kg dan tinggi 110 cm. Kegiatan ini diselenggarakan 1 minggu setelah hari raya Idul Fitri oleh Walikota / Pejabat Muspida. III.2.2.4. Makanan khas 1.
Nasi megono (bahasa Jawa : sego megono) Kota Pekalongan terkenal dengan makanan khasnya yang disebut MEGONO, yaitu sejenis lauk yang terbuat dari nangka muda (gori) yang dicincang halus dicampur dengan urapan kelapa parut dan sambal urapan (kluban). Namun dengan ramuan rempah yang lebih komplit dengan rasa sedikit pedas dan aroma bunga combrang dan irisan serai, akan menimbulkan rasa yang khas. Megono ini sangat enak dan cocok sebagai lauk sarapan pagi, cocok juga dipadu dengan lauk apapun juga. Bahkan hanya ditemani dengan tempe goreng dan sambal kecap, rasanya sangat nikmat. Di Kota Pekalongan, Megono sangat mudah dijumpai. Dari warung-warung kaki lima sampai restoran besar hampir semua menyediakan Nasi Megono.
2.
Tauto Tauto adalah makanan khas Pekalongan sejenis Soto, hanya saja untuk Tauto bumbunya ditambah dengan TAUCHO, yaitu sejenis penyedap semacam saus yang mempunyai aroma khas dan bahan pembuatannya dari kedelai. Seperti halnya dengan Soto, Tauto juga dicampur dengan daging dan jerohan serta so'on (sohun), enak sebagai lauk nasi namun lebih enak dimakan pakai lontong. Tauto Pekalongan biasanya banyak dijumpai di warungwarung di Kota Pekalongan pada siang hari.
3.
Garang asam Garang asam adalah makanan sejenis rawon, khas dari daerah Pekalongan. Tetapi untuk garang asam, kuahnya diberi UNIVERSITAS MERCU BUANA 81
LAPORAN TUGAS AKHIR
banyak tomat, sehingga memberikan rasa asam namun segar. Garang asam biasanya dicampur dengan daging, jerohan atau telur. Biasanya garang asam dimasak agak pedas, sehingga rasanya tambah nikmat. Di Kota Pekalongan, garang asam sangat mudah dijumpai di warung-warung, terutama pada siang hari. 4.
Keripik tahu Seperti halnya tempe, tahu pun bisa dibuat keripik. Bumbu dan cara pembuatannya tak jauh berbeda. Dengan kerenyahan dan kenikmatan rasanya, membuat keripik tahu cocok untuk lauk (sebagai pengganti kerupuk) dan cocok juga untuk makanan cemilan. Keripik tahu banyak dijumpai di toko-toko makanan di daerah Pekalongan dan sekitarnya.
III.2.2.5. Obyek wisata 1.
Pantai Pasir Kencana Pantai Pasir Kencana merupakan obyek wisata pantai tempat para turis domestik maupun asing biasa bersantai sambil menikmati udara pantai yang sejuk. Pantai ini cocok untuk rekreasi bersampan dan memancing dengan perahu pesiar yang siap melayaninya. Tersedia pula fasilitas mainan anak-anak, panggung terbuka, areal parkir, musholla, mck dan kamar mandi.
2.
Obyek Wisata Linggo Asri Panorama alami dan udara yang sejuk menjadi ciri khas obyek Wisata Linggo Asri yang terletak di sebelah selatan kecamatan Kajen kabupaten Pekalongan pada ketinggian 700 m dari permukaan air laut. Perpaduan potensi alam, pegunungan dan hutan wisata serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik untuk dinikmati. Disamping itu, letak yang cukup menguntungkan di tepi jalan antara kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara sehingga memudahkan bagi wisatawan untuk berkunjung.
3.
Obyek Wisata Petung Kriyono Merupakan obyek wisata yang berlokasi di lereng Gunung Raga Jambangan pada ketinggian 900-1600 m dari permukaan UNIVERSITAS MERCU BUANA 82
LAPORAN TUGAS AKHIR
laut. Sebuah kawasan yang sejuk dengan keragaman, kemolekan dan keindahan alam yang cocok untuk tempat wisata. Dari ibukota kabupaten Pekalongan berjarak 30 km dan dapat dicapai dengan kendaraan umum. Sebagai kawasan agrowisata, Petung Kriyono merupakan lokasi yang memberikan banyak pilihan untuk pemenuhan hasrat berwisata alam. Di kawasan ini Anda dapat memperoleh pengalaman melakukan penjelajahan alam dan kegiatan outbond. 4.
Obyek Wisata Curug Muncar Dikenal sebagai daerah yang sangat eksotis dengan keindahan air terjun dan pemandangan alamnya. Air terjun Curug Muncar ini banyak sekali dikunjungi oleh para wisatawan dan para pecinta alam.
5.
Obyek Wisata Rogoselo Wisata Alam Rogoselo terletak kurang lebih 14 km dari ibu kota Kecamatan Doro tepatnya di Desa Rogoselo. Wisata berupa petilasan / cagar alam Arca Baron Sekeber dan Makam Ki Ageng Atas Angin. Menurut cerita rakyat, Baron Sekeber adalah seorang sakti dari sebuah negeri di Eropa yang datang ke pulau Jawa ingin menjajal kesaktiannya. Dalam setiap pertarungan, Baron Sekeber selalu menang, sudah banyak pendekar dan orang sakti di tanah Jawa yang ia kalahkan. Hingga suatu hari ia dapat dikalahkan oleh Ki Ageng Atas Angin.
6.
Obyek Wisata Alam Lolong Wisata Alam Lolong terletak kurang lebih 6 Km dari kota Kecamatan Karanganyar. Potensi wiasata ini juga didukung dengan adanya buah durian yang sudah cukup terkenal pada setiap musimnya.
7.
Obyek Wisata Pantai Wonokerto Pantai Wisata Wonokerto terletak kurang lebih 5 km dari jalan raya Wiradesa arah utara tepatnya di Desa Wonokerto Kecamatan Wonokerto. Pada bulan Dhulkaidah di tempat ini biasa UNIVERSITAS MERCU BUANA 83
LAPORAN TUGAS AKHIR
diadakan acara sedekah laut yang diadakan oleh masyarakat nelayan setempat. 8.
Pantai Slamaran Indah Obyek wisata Slamaran Indah merupakan daerah pesisir yang bisa memberikan rasa sejuk dan nyaman. Menurut cerita yang sudah melegenda, daerah ini memiliki "penunggu", yaitu Dewi Lanjar sebagai Ratu Pantai Utara. Konon Dewi Lanjar sering menampakkan diri dengan paras yang cantik jelita tiada bandingannya.
9.
Bumi Perkemahan Dengan luas 4 hektar, Camping Ground yang berada di dusun Dranan desa Yosorejo disediakan bagi para pecinta alam, pelajar maupun para wisatawan yang dilengkapi dengan MCK, Pendopo, Pos Jaga dan tempat bermain.
III.2.3 Sejarah Perkembangan Batik Pekalongan Pada awalnya motif batik di pekalongan tidak beda jauh dengan batik Keraton, setelah mendapat pengaruh budaya luar, batik pekalongan
dibuat dengan pola yang Variatif. Pedagang India masuk
ke Indonesia , disamping menyebarkan Agama Islam mereka juga membawa komoditi dagang berupa kain dengan motif geometris diantaranya kain patola dan motif sembagi yang pada perkembanganya oleh pengusaha keturunan Arab dan Cina kain tersebut dimodifikasi dengan gaya keramik timur tengah menjadi motif jelamprang yang kemudian oleh masyarakat Pekalongan dianggap
sebagai motif asli
Pekalongan. Motif Jelamprang ini terbentuk dari pengulangan titik yang berbentuk geometris. Di Yogyakarta motif ini dinamakan motif Nitik. Antara motif nitik dan Jelamprang terdapat perbedaan pada pewarnaanya. Pada tahun 1850 beberapa pendatang Belanda yang tinggal di Pekalongan turut menekuni perbatikan. Diantaranya adalah Elisa Van Zuylen, Cristina Van Zuylen, L Met Zeelar, Simonet, dll. Gaya batik belanda cenderung bernuansa Eropa baik dari motif maupun pewarnaan. Motif – motif yang dibuat kebanyakan motif Boketan, yaitu motif tumbuhan / bunga yang digambar secara riel (apa adanya), dengan UNIVERSITAS MERCU BUANA 84
LAPORAN TUGAS AKHIR
pengaruh budaya Eropa. Batik pengaruh Belanda/Eropa ini sering disebut dengan Batik Indo Belanda atau orang pekalongan menyebut dengan batik Londo. Munculnya batik Belanda ini punya pengaruh yang besar terhadap perkembangan batik pekalongan yang berdampak pula pada perkembangan ekonomi daerah . Perkembangan batik belanda ini juga menjadi daya tarik orang-orang China keturunan di pekalongan untuk turut berkiprah di industri batik. Gaya batik China yang dibuat merupakan perpaduan antara batik gaya Eropa tetapi dengan pewarnaan yang lebih berani. Motif Boketan masih menjadi motif andalan bagi pembatik China, dengan pewarnaan
yang kadang dipadu dengan budaya China. Misal Batik
dengan warna biru (batik kelengan) digunakan pada saat ada kematian (berkabung), mudian batik dengan warna merah, hijau atau kuning, digunakan untuk pesta atau upacara pengantinan. Pembatik China pada saat itu banyak berdomisili di daerah sampangan (Kota Pekalongan) dan sebagian ada yang di daerah Kedungwuni (wilayah selatan Kota Pekalongan). Diantara pembatik-pembatik China yang terkenal antara lain Oei Soe Tjoen dari Kedungwuni. Tahun 1942 Jepang masuk Indonesia, Kedatangan jepang di Pekalongan membawa nuansa baru pada pola Batik Pekalongan. Terhentinya suplai kain dari Belanda berakibat pada kelangkaan bahan baku terutama mori. Untuk mensiasati agar produksi terus berjalan maka dibuatlah Batik dengan pola pagi sore maksudnya agar bisa digunakan pada waktu pagi dan sore hari. Pola pagi sore yang dimaksud yaitu satu lembar kain dengan garis diagonal ditengah dengan motif ataupun warna yang berbeda antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, dan dengan diberi isen – isen dan tanahan yang lebih detail agar lebih lama dikerjakan. Jenis lain yang muncul pada masa ini ialah Batik Djawa Hokokai, Motif yang ditonjolkan antara lain terang bulan yaitu tepi lebar dengan motif – motif sepanjang sisi bawah dan satu ujungnya. Setelah Jepang pergi dari Pekalongan batik jenis ini msih tetap di produksi dengan nama Jawa Baru.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 85
LAPORAN TUGAS AKHIR
Setelah masa proklamasi
sekitar tahun 1955, Bung Karno
menghendaki motif batik gaya baru yang tidak terpengaruh oleh gaya motif pesisir, keraton, China ataupun Eropa. Maka muncul Batik Indonesia. Motif Batik Indonesia merupakan perpaduan antara gaya motif pesisir dengan motif keraton, ataupun perpaduan dari berbagai macam daerah. Termasuk pula motif – motif yang diambil dari motif ukir atau pengembangan dari motif tertentu. Perkembangan Batik ini didukung pula oleh kebijaan Ali Sadikin, Gubernur Jakarta tahun 1970 yang memperkenalkan kemeja batik dengan lengan panjang sebagai pakaian resmi. III.2.4 Macam-macam Motif Batik Khas Pekalongan Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Jika dibanding dengan batik pesisir lainnya Batik Pekalongan ini sangat dipengaruhi pendatang keturunan China dan Belanda. Motif Batik Pekalongan sangat bebas, dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogya, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai hingga 8 warna yang berani, dan kombinasi yang dinamis. Motif yang paling populer di dan terkenal dari pekalongan antara lain : 1).
Batik Pecinan / Cina
Batik Encim Pesisiran
HU
U
Bangsa Cina sudah lama dikenal sebagai Bangsa perantau. Mereka juga dikenal teguh dalam melestarikan adat budaya leluhurnya. Biasanya di negeri perantauan mereka memadukan budaya mereka dengan budaya lokal sebagai bentuk akulturasi budaya. Begitu juga yang UNIVERSITAS MERCU BUANA 86
LAPORAN TUGAS AKHIR
terjadi di Indonesia khususnya pada Batik. Keturunan dari para perantau Cina di Indonesia biasanya memproduksi Batik untuk komunitas sendiri atau juga diperdagangkan. Batik produksi mereka yang disebut BATIK PECINAN memiliki ciri khas warnanya cukup variatif dan cerah, dalam selembar kain banyak menampilkan bermacam warna. Motif yang digunakan banyak memasukkan unsur budaya Cina seperti motif burung Hong atau merak, dan Naga. Biasanya pola batik Pecinan lebih rumit dan halus. Pada jaman dahulu Batik Pecinan yang berbentuk sarung dipadukan dengan Kebaya Encim sebagai busana khas para wanita keturunan Cina di Indonesia. Di Pekalongan yang terkenal memproduksi Batik Pecinan salah satunya ialah Tan Tjie Hou. 2).
Batik Belanda
Eliza Womans Sarong
HU
UH
Sarong van Zuylen
HU
U
Pada zaman penjajahan Belanda tentunya banyak warga Belanda yang tinggal dan menetap di Indonesia. Mereka ternyata tertarik juga dengan budaya lokal. Sama seperti warga keturunan Cina, warga keturunan Belanda banyak juga yang membuat dan memproduksi batik. Batik yang dihasilkan warga keturunan Belanda ini mempunyai ciri khas tersendiri. Motif yang digunakan kebanyakan bunga-bunga yang banyak terdapat di Eropa seperti Tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana. Batik model ini sangat disukai di Eropa. Tokoh yang terkenal membuat BATIK BELANDA di Pekalongan yaitu Van Zuylen dan J.Jans. Karya-karya mereka mendominasi pada abad 20 silam.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 87
LAPORAN TUGAS AKHIR
3).
Batik Rifa’iyah Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif – motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai aslinya. Sesuai hal itu corak dalam BATIK RIFA’IYAH terutama yang mengenai motif hewan terlihat kepalanya terpotong. Karena dalam ajaran Islam semua wujud binatang sembelihan yang dihalalkan harus dipotong kepalanya. Biasanya warga keturunan Arab memproduksi batik jenis ini.
4).
Batik Pengaruh Kraton
Pembuat batik di Pekalongan sering membuat batik yang motifnya merupakan ciri khas dari Batik Kraton Yogyakarta ataupun Surakarta. Motif gaya kraton yang biasanya di pakai yaitu semen, cuwiri, parang dll. Walaupun bermotif pengaruh kraton tetapi teknik pembuatan dan pewarnaanya dengan gaya Pekalongan. Sehingga lebih unik dan menarik. Perlu diketahui gaya Pekalongan adalah gaya Pesisiran jadi lebih bebas dan banyak mendapat berbagai pengaruh dari luar. 5).
Batik Jawa Hokokai
Batik Jawa Hokokai. Dibuat dengan teknik tulis semasa pendudukan Jepang di Jawa (1942-1945). Ia berupa kain panjang yang dipola pagi/sore (dua corak dalam satu kain) sebagai solusi kekurangan UNIVERSITAS MERCU BUANA 88
LAPORAN TUGAS AKHIR
bahan baku kain katun di masa itu. Ciri lain yang mudah dikenali adalah pada motifnya. Motif yang dominan adalah kupu-kupu,bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi. Motif kupu-kupu, bunga krisan, dan detail yang bertumpuk menjadikan Batik Jawa Hokokai menempati posisi karya seni yang mulia. Batik jenis Jawa Hokokai biasanya dikerjakan oleh lebih dari 10 orang yang masing-masing memegang peran proses pembatikan yang berbeda. Sistem padat karya seperti ini juga memungkinkan para pekerja di industri batik tidak di PHK. Kemiskinan dan kesulitan akibat Perdang Dunia ke-II nyata-nyata memengaruhi seni Batik di Indonesia. 6).
Batik Pagi Sore Desain batik pagi sore mulai ada pada jaman penjajahan Jepang. Pada waktu itu karena sulitnya hidup, untuk penghematan, pembatik membuat kain batik pagi sore. Satu kain batik dibuat dengan dua desain motif yang berbeda. Sehingga jika pada pagi hari kita menggunakan sisi motif yang satu, maka sore harinya kita dapat mengenakan motif yg berbeda dari sisi kain yang lainnya,jadi terkesan kita memakai 2 kain yang berbeda padahal hanya 1 lembar kain. Tentu saja sekarang jarang sekali orang yang memakai kain kebaya (jarik) untuk sehari-hari, tetapi motif pagi/sore masih banyak di buat pada produk batik lainnya. Biasanya kain sutra ada yang dibuat 2 motif pada satu lembar kain jadi dapat dibuat dua baju, ada pula scarf yang biasa dipakai untuk jilbab, dibuat setengah polos dan setengah motif. Batik pagi sore memang alternatif untuk memiliki ragam batik dengan biaya terbatas.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 89
LAPORAN TUGAS AKHIR
7).
Batik Jawa Baru
Di produksi sesudah era batik Jawa Hokokay. Dalam Batik Jawa Baru motif dan warna yang ada pada era batik Jawa Hokokay lebih disederhanakan, tetapi masih berciri khas pagi sore tanpa tumpal. Kebanyakan menggunakan motif rangkaian bunga dan lung – lungan. 8).
Batik Jlamprang
Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah satu batik yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan. 9).
Batik Terang Bulan
UNIVERSITAS MERCU BUANA 90
LAPORAN TUGAS AKHIR
Suatu desain batik dimana ornamennya hanya di bagian bawah saja baik itu berupa lung – lungan atau berupa ornamen pasung atasnya kosong atau berupa titik – titik . Batik Terang Bulan ini disebut juga Gedong atau Ram – raman. 10).
Batik Cap Kombinasi Tulis
Motif Parang Sewu Batik kombinasi tulis sebenarnya batik cap di mana proses kedua atau sebelum disoga direntes atau dirining oleh pembatik tulis sehingga batik kelihatan seperti ditulis. Hal ini dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman. 11). Batik Tiga Negeri Pekalongan
Seperti halnya batik – batik negara lain dimana dalam satu kain terdapat warna merah biru soga yang semua dibuat di Pekalongan terkadang warna biru diganti ungu dan hijau. Motif Batik Tiga Negeri merupakan gabungan batik khas Lasem, Pekalongan dan Solo, pada jaman kolonial wilayah memiliki otonomi sendiri dan disebut negeri. Mungkin kalau hanya perpaduan motifnya yang khas masing-masing daerah masih wajar dan biasa, tetapi yang membuat batik ini memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya. Konon menurut para pembatik, air disetiap daerah memiliki
UNIVERSITAS MERCU BUANA 91
LAPORAN TUGAS AKHIR
pengaruh besar terhadap pewarnaan, dan ini masuk akal karena kandungan mineral air tanah berbeda menurut letak geografisnya. Maka dibuatlah batik ini di masing-masing daerah. Pertama, kain batik ini dibuat di Lasem dengan warna merah yang khas, seperti merah darah, setelah itu kain batik tersebut dibawa ke Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, dan terakhir kain diwarna coklat sogan yang khas di kota Solo. Mengingat sarana transportasi pada zaman itu tidak sebaik sekarang, maka kain Batik Tiga Negeri ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece batik. 12).
Sogan Pekalongan
Batik dengan proses dua kali dimana proses pertama latar putih kadang ada coletan, dan untuk proses kedua batik ditanahi penuh atau ornamen plataran berupa titik halus baru setelah itu disoga. Batik Soga terlihat klasik. 13).
Tribusana Merupakan batik gaya baru dimana cara pembuatan proses kedua
direntas atau riningan dan kebanyakan motif – motif nya lung – lungan lanjuran. Batik Tribusana ini ada yang tahunan dan polos. 14).
Batik Pangan / Petani
UNIVERSITAS MERCU BUANA 92
LAPORAN TUGAS AKHIR
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah dikala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing –masing dan batik ini dikerjakan secara tidak professional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar. 15).
Batik Coletan Dimana dalam suatu kain batik pewarnaan di sebagian tempat
menggunakan sistem colet dengan kuas dan untuk pencelupan hanya sekali kecuali warna soga, warna –warna lain menggunakan colet. 16).
Batik Kemodelan Adalah batik – batik klasik baik itu dari gaya Yogya maupun Solo,
dibuat dengan komposisi baru dengan pewarnaan Pekalongan dan kelihatan modern. Hal ini sangat popular di era zaman Soekarno untuk membuat batik Yogya dan Solo untuk ditambahi warna. 17).
Batik Osdekan Dalam suatu kain batik akan timbul satu warna akan dibatik lagi
terus ditimpa dengan warna lagi baik itu berupa warna tua muda atau warna lain, hal ini membuat warna batik lebih hidup dan seperti ada baying –bayang. 18).
Batik Modern
Batik
yang
dalam
prosesnya
terutama
dalam
pewarnaan
menggunakan sistem baru yang biasanya dalam pencelupan sekarang menggunakan sistem lain baik tu berupa gradasi, urat kayu maupun rintang broklat. Motif –motif ini adalah motif baru yang berhubungan dengan estetika. Komposisi gaya bebas batik ini popular di era tahun 80an.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 93
LAPORAN TUGAS AKHIR
19).
Batik Kontemporer Suatu batik yang tidak lazim kelihatan batik, tetapi masih
menggunakan proses pembuatannya sama seperti membuat batik. 20).
Batik Cap Batik yang pembuatannya menggunakan alat berbentuk cap atau
stamp baik itu proses coletan maupun keliran. 21).
Ceplok Cakar.
Pola ini melambangkan kerajinan seekor ayam betina mencakar tanah mencari makanan. Dianggap sangat pantas dipakai orang tua, seorang pengantin perempuan pada upacara siramannya, sebagai peringatan mengenai tugasnya kelak sebagai seorang isteri. Pola batik tradisional memang dimaksudkan untuk dibaca 22). Boketan. 0B
Boket bunga diulang tiga kali di badan latar krem dan satu kali di kepala latar pink tabur melati. Pinggir atas dan bawah ranting bunga latar pink.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 94
LAPORAN TUGAS AKHIR
III.3 Data Survey III.3.1 Data Survey 1 Museum Sejarah Jakarta ( Fatahillah )
Gambar Museum Sejarah Jakarta ♦ Nama proyek
: Museum Sejarah Jakarta ( Fatahillah )
♦ Sifat proyak
: Rill ( Nyata )
♦ Bentuk usaha
: Museum Perjalanan Sejarah Kota Jakarta
♦ Pemilik
: Pemerintah Daerah DKI Jakarta
♦ Pengelola
: Pemda DKI Jakarta dan DMP
♦ Lokasi
: Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat 11110
♦ Luas lahan
: 13.388 m2
♦ Luas bangunan
: 2.700 m2
♦ Jumlah koleksi
: 25.000
♦ E-mail
:
[email protected] HU
U
HU
[email protected]
U
A. Profil Museum Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah perjalanan kota jakarta beserta peninggalannya yang diresmikan pada tanggal 4 April 1974. Nama lain dari museum ini adalah Museum Fatahillah. Sesuai dengan nama resminya, museum ini adalah museum yang didirikan untuk merekam perjalanan sejarah UNIVERSITAS MERCU BUANA 95
LAPORAN TUGAS AKHIR
Kota Jakarta semenjak zaman Batavia. Bangunan museum ini terhitung merupakan bangunan kuno bergaya arsitektur kolonial abad ke-17
yang
dikelilingi
oleh
bangunan-bangunan
tua
yang
mempesona. Gedung Museum sejarah jakarta yang terlihat saat ini merupakan bangunan generasi ketiga. Peletakan batu pertamanya leh Petronella Willemina Van Hoon putri Gubernur Jenderal Joan Van Hoon 25 januari 1707. Pelaksanaan pembangunan berjalan lebih kurang tiga tahun dan diresmikan pada 10 Juli 1710. Perencanaan bangunan dibuat oleh W.J.van der Velde yang meniru balaikota Amsterdam. Bangunan bergaya barok klasik. Pelaksanaan pekerjaan dipimpin oleh Yan Kemmer yang menerima upah pekerjaan sebesar 28.800 ringgit ( rijksdoaldlers ). Untuk pembangunan ini didatangkan orang-orang Cina dari banten dan Formosa untuk menjadi kuli bangunan dengan upah murah. Gedung ini dinamakan Stadhuis ( Balaikota ) digunakan untuk kantor Gubernur Jenderal kantor Rood Van Justine, kantor College van Schepener; Weskammer, Balakota dan Dewan Urusan Kawin. Melengkapi gedung ini dibangun juga penjara dan tempat tinggal sipir yang selesai pada 1712. Pancuran air yang berada ditaman depan gedung dibangun tahun 1743. Dalam perjalanannya beberapa instansi yang semula berkantor di gedung ini, kemudian pindah ketempat lain. Kantor Gubernur jenderal sejak 1826 pindah ke Weltevreden. Pada tahun 1925 gedung ini menjadi kantor Gubernur Jawa barat sampai 1942. Oleh Jepang pada 1942 gedung ini digunakan sebagai markas militer. Sejak Kemerdekaan Republik Indonesia 1945 mulanya digunakan sebagai Kantor gubernur Jawa barat ( Agustus-Desember 1945 ), kemudian Kantor Komando Militer Kota ( KMK ) I . Kemudian menjadi Koamndo Distrik Militer ( KODIM ) 0503 sampai tahun 1972. Sejak diambil alih oleh Pemerintah DKI Jakarta pada 1972 untuk dipugar sebagai Gedung Museum Sejarah Jakarta, yang peresmiannya diakukan oleh Gubernur Ali Sadikin pada 30 Maret 1974. UNIVERSITAS MERCU BUANA 96
LAPORAN TUGAS AKHIR
B. Keistimewaan Museum Sejarah Jakarta mempunyai koleksi benda-benda bersejarah yang beragam, misalnya benda-benda arkeologi masa Hindu, Buddha, hingga Islam, benda-benda budaya peninggalan masyarakat Betawi, aneka mebel antik mulai abad ke-18 bergaya Cina, Eropa, dan Indonesia, gerabah, keramik, dan prasasti. Koleksi benda-benda tersebut dipamerkan diberbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Sultan Agung, Ruang Fatahillah, dan Ruang M.H. Tamrin. Bagi pengunjung yang ingin menikmati koleksi museum akan dimudahkan oleh tata pamer Museum Sejarah Jakarta. Tata pamer tersebut dirancang berdasarkan kronologi sejarah, yakni dengan cara menampilkan sejarah Jakarta dalam bentuk display. Koleksi-koleksi tersebut ditunjang secara grafis oleh foto-foto, gambar-gambar dan sketsa, peta, dan label penjelasan agar mudah dipahami berdasarkan latar belakang sejarahnya. Selain itu museum ini juga memamerkan benda-benda bersejarah lainnya seperti uang logam zaman VOC, aneka timbangan/dacinan, meriam Sijagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis, serta bendera dari zaman Fatahillah. Selain itu pengunjung juga dapat melihat lukisan-lukisan karya Raden Saleh, peta-peta kuno, dan sebuah foto gubernur VOC yang bernama J.P. Coen. C. Lokasi Museum ini terletak di-Jalan Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat 11110 Propinsi DKI Jakarta.
Museum Gambar Lokasi Kawasan Kota Tua
UNIVERSITAS MERCU BUANA 97
LAPORAN TUGAS AKHIR
D. Akses Untuk menuju lokasi Museum Sejarah Jakarta, wisatawan dapat berkunjung dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. E. Harga Tiket Wisatawan yang berkunjung kemuseum ini umumnya dikenai biaya masuk yang berbeda-beda berdasarkan perorangan atau rombongan. F. Fasilitas dan Akomodasi Lainnya Selain dipamerkan benda-benda bersejarah, dimuseum ini juga tersedia fasilitas lainnya, seperti perpustakaan yang mempunyai koleksi 1.200 judul, kafe, toko suvenir, musholla, ruang pertemuan, dan taman. Untuk wisatawan yang datang dari luar kota dan berniat menginap, mereka tak perlu khawatir, karena didekat museum terdapat banyak penginapan, wisma, maupun hotel. III.3.2 Data Survey 2 Museum Bank Indonesia ( BI )
Gambar Museum Bank Indonesia ♦ Nama proyek
: Museum Bank Indonesia
♦ Sifat proyek
: Riil ( Nyata )
♦ Bentuk usaha
: Museum Sejarah BI dan Perbankan
♦ Pemilik
: Pemerintah Daerah DKI Jakarta UNIVERSITAS MERCU BUANA 98
LAPORAN TUGAS AKHIR
♦ Pengelola
: Unit Khusus Museum BI, Pemda DKI & DMP
♦ Lokasi
: Jl. Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat.
♦ Luas lahan
: 14. 500 m2
♦ Luas bangunan
: 5. 500 m2
♦ Jumlah koleksi
: 36. 000
♦ E-mail
:
[email protected] HU
U
[email protected]
HU
U
A. Profil Museum Museum Bank Indonesia adalah sebuah museum yang memang sengaja didirikan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang sejarah dan peran sentral Bank Indonesia ( BI ) dalam dunia perbankan dinegeri ini. Museum ini menempati gedung tua yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 8 April 1828 M dengan luas bangunan sekitar 14.000 meter persegi. Semula, gedung ini merupakan sebuah rumah sakit dengan nama Binnen Hospital, namun kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah bank dengan nama De Javasche Bank ( DJB ). Dalam sejarahnya, De Javasche Bank adalah sebuah bank sirkulasi yang didirikan Pemerintah Belanda pada tanggal 24 Januari 1882 M. Selama berpuluh-puluh tahun, bank ini beroperasi dan berkembang berdasarkan suatu oktroi ( hak cipta ) dari penguasa Kerajaan Belanda untuk mengatur sistem moneter di tanah jajahannya. Namun, sejak pendudukan Jepang di Nusantara, bank ini praktis tidak beroperasi lagi. Pada masa revolusi, pemerintahan baru Indonesia mengalami dualisme kepemimpinan, yakni antara Pemerintah Republik Indonesia dan NICA
( Nederlandsche Indische Civil
Administrative ). Sejak saat itu, De Javasche Bank dikuasai oleh NICA. Kondisi ini tak bertahan lama, setelah selesainya Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Indonesia akhirnya mendapatkan kedaulatannya secara penuh. De Javasche Bank yang sebelumnya dikuasai oleh NICA, kemudian dinasionalisasi, dan pada tahun 1953
UNIVERSITAS MERCU BUANA 99
LAPORAN TUGAS AKHIR
diresmikan sebagai bank sentral dengan nama Bank Indonesia ( BI ). Namun, sejak tahun 1962, gedung BI ini kosong dan tidak dipakai lagi, karena telah dibangun sebuah gedung baru. Karena tidak terpakai lama, gedung ini akhirnya difungsikan sebagai museum dengan nama Museum Bank Indonesia atau sering disingkat dengan nama Museum BI. Peresmiannya dilakukan pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah. B. Tujuan Pendirian Guna menunjang pengembangan kawasan kota lama sebagai tujuan wisata di-DKI Jakarta, maka sangat tepat apabila gedung BI Kota yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah, dimanfaatkan menjadi Museum Bank Indonesia. Keberadaan museum ini nantinya diharapkan dapat seiring dan sejalan dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata bersama museum-museum lain yang saat ini sudah ada disekitarnya, seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Bahari didaerah Pasar Ikan. Museum yang direncanakan ini juga diharapkan dapat menjadi wahana pendidikan dan penelitian bagi masyarakat Indonesia maupun internasional tentang fungsi dan tugas BI, disamping merupakan wahana rekreasi. Dengan pencapaian tujuantujuan tadi, diharapkan fungsi humas dalam rangka membangun citra ( image building ) BI sebagai bank sentral akan dapat berjalan dengan lebih baik. Sesuai dengan fungsi BI, sosok museum yang direncanakan diharapkan dapat menunjukkan karateristik BI secara menyeluruh, dilihat dari aspek-aspek kelembagaan, moneter, perbankan, dan sistem pembayaran yang disusun secara historikal perspektif. Sementara persiapan pembangunan museum secara fisik terus dilakukan, Museum Bank Indonesia disajikan dalam bentuk cyber museum. Dalam Cyber Museum Bank Indonesia ini diceritakan
mengenai
perjalanan
panjang
BI
dalam
bidang
kelembagaan, moneter, perbankan, dan sistem pembayaran yang UNIVERSITAS MERCU BUANA 100
LAPORAN TUGAS AKHIR
dapat diikuti dari waktu kewaktu, sejak periode DJB hingga periode BI semasa berlakunya Undang-Undang No.11 tahun 1953, UndangUndang No. 13 tahun 1968, Undang-Undang No. 23 tahun 1999, dan Undang-Undang No. 3 tahun 2004 saat ini. C. Visi dan Misi ¾ Misi Menyediakan sarana edukasi kepada masyarakat secara menarik dengan memanfaatkan teknologi informasi yang tepat guna mengenai: •
Fungsi dan peran Bank Indonesia dari waktu kewaktu
•
Gedung cagar budaya milik Bank Indonesia dan benda-benda koleksi yang terkait dengan sejarah Bank Indonesia, termasuk pelestariannya.
•
Ilmu pengetahuan ekonomi, moneter, dan perbankan yang diperlukan masyarakat setempat
¾ Visi Visi yang ingin dicapai oleh Museum Bank Indonesia adalah menjadi wahana sumber informasi tentang sejarah Bank Sentral Indonesia yang terpercaya, informatif, modern dan menarik yang dikelola secara profesional. D. Keistimewaan Museum Bank Indonesia memiliki banyak koleksi, baik dalam bentuk benda bersejarah, dokumen, informasi, dan lain-lain yang terkait dengan sistem moneter dan kebijakan yang dilakukan oleh BI dari masa berdirinya hingga sekarang. Diantara koleksi benda bersejarah museum ini adalah perforator manual, pintu khazanah, mesin hitung ontel Remington 77, lemari brankas, lemari besi Lampertz, alat pelubang kupon/deviden, kapstok gantung, fragmen neraca, timbangan emas, mesin penghitung uang elektronik, prasasti pendirian gedung De Javasche Bank, alat press kertas, mesin hitung National, dan sebuah meja kerja gaya Belanda lama. Selain koleksi benda-benda bersejarah, dimuseum ini juga terdapat ruang yang menyediakan dokumen dan informasi seputar Bank Indonesia. UNIVERSITAS MERCU BUANA 101
LAPORAN TUGAS AKHIR
Ruangan ini bernama Pusat Informasi Bank Indonesia. Dalam ruangan ini, pengunjung akan disuguhi informasi tentang time series yang cukup panjang mengenai sejarah dan peran Bank Indonesia. E. Lokasi Museum ini berlokasi di-Jalan Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia. F. Akses Akses menuju museum ini sangat mudah, karena terletak tepat diseberang Halte Bus Way, Stasiun Kota. G. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya ¾ Ruang Penitipan Barang ¾ Ruang Auditorium ¾ Souvenir Shop ¾ Ruang Serbaguna ¾ Kafe Museum ¾ Fine Dining Restaurant ¾ Perpustakaan ¾ Pertokoan ¾ Masjid III.3.3 Data Survey 3 Museum Tekstil
Gambar Museum Tekstil UNIVERSITAS MERCU BUANA 102
LAPORAN TUGAS AKHIR
♦ Nama proyek
: Museum Tekstil
♦ Sifat proyek
: Rill ( Nyata )
♦ Bentuk usaha
: Museum Pertekstilan Indonesia
♦ Pemilik
: Pemerintah Daerah DKI Jakarta
♦ Pengelola
: Pemda DKI Jakarta dan DMP
♦ Lokasi
: Jl. Aipda K. S. Tubun No. 4
Tanah Abang
Jakarta Pusat ♦ Luas lahan
: 16. 410 m2
♦ Luas bangunan
: 10. 560 m2
♦ Jumlah koleksi
: 1200 Buah
♦ E-mail
:
[email protected] HU
U
A. Profil Museum Museum Tekstil merupakan sebuah cagar budaya yang secara khusus mengumpulkan, mengawetkan, serta memamerkan karya-karya seni yang berkaitan dengan pertekstilan Indonesia. Museum ini secara resmi dibuka pada tanggal 28 Juli 1976 dan berdiri di atas areal seluas 16.410 meter persegi, serta menempati gedung tua dikawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dalam sejarahnya gedung yang digunakan sebagai museum ini, dahulu merupakan rumah pribadi seorang warga keturunan Perancis yang hidup diabad ke-19. Namun, gedung ini kemudian dijual pada seorang anggota konsulat Turki bernama Abdul Aziz Al Musawi Al Katiri. Pada tahun 1942, gedung ini dijual lagi kepada orang yang bernama Karel Cristian Cruq. Tidak begitu lama, gedung ini pun beralihtangan lagi dan dijadikan Markas Besar Barisan Keamanan Rakyat ( BKR ) pada saat menjelang kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1947, kepemilikan gedung ini dipegang oleh seseorang yang bernama Lie Sion Phin. Setelah beberapa kali beralih kepemilikan dan beralih fungsi, akhirnya pada tahun 1975, gedung ini diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan dijadikan sebagai Museum Tekstil. Peresmian Museum Tekstil dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 28 Juni 1976.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 103
LAPORAN TUGAS AKHIR
B. Keistimewaan Sebagai sebuah museum tekstil terbesar di Indonesia, museum ini mempunyai koleksi-koleksi yang terhitung banyak, yakni sekitar 1.000 buah. Keistimewaan museum ini terletak pada koleksi-koleksinya yang kebanyakan merupakan koleksi tekstil tradisional Indonesia. Koleksi-koleksi tersebut dikelompokkan dalam empat bagian, yakni koleksi kain tenun, koleksi kain batik, koleksi peralatan, dan koleksi campuran. Wisatawan yang berkunjung kemuseum ini dapat menyaksikan aneka kain batik bermotif geometris sederhana hingga yang bermotif rumit, seperti batik Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Palembang, Madura, dan Riau. Dimuseum ini juga terdapat sebuah taman dihalaman belakang yang diberi nama Taman Pewarna Alam. Taman seluas 2.000 meter persegi ini berisi pohon-pohon yang dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna alam. Penanaman pohon-pohon itu bertujuan mendidik masyarakat agar mengenal dan mengetahui pohon-pohon yang dapat digunakan sebagai bahan baku pewarna alam. Keistimewaan lainnya yang terdapat dimuseum ini adalah kursus membatik. Kursus ini dilaksanakan bersamaan dengan harihari buka museum. Kursus membuat batik ini dilaksanakan disebuah bangunan yang terletak dihalaman paling belakang Museum Tekstil. Bangunan ini bergaya rumah panggung lebar yang tak mempunyai sekat didalamnya. Semua bahan bangunannya terbuat dari kayu dengan cat berwarna coklat tua. Diruangan ini tidak terdapat pendingin ruangan ( AC ), karena telah terdapat beberapa jendela yang mengelilingi ruangan untuk mengalirkan udara segar. C. Lokasi Museum Tekstil bertempat di-Jalan Aipda K.S. Tubun No. 4 Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 104
LAPORAN TUGAS AKHIR
D. Akses Untuk mengunjungi museum ini tidaklah terlalu sulit, karena letaknya berada di-Jakarta Pusat. Untuk menuju lokasi museum, pengunjung dapat menggunakan berbagai jenis angkutan, seperti bus Transjakarta, metronimi, dan kendaraan umum lainnya yang telah tersedia didalam kota. E. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya Dimuseum Tekstil telah terdapat fasilitas penunjang, seperti perpustakaan dan toko seni yang menjual cenderamata. III.3.4 Data Survey 3 Museum Batik Pekalongan
♦ Nama proyek
: Museum Batik Pekalongan
♦ Sifat proyak
: Rill ( Nyata )
♦ Pengelola
: Lembaga Museum Batik
♦ Lokasi
: Jl. Jetayu no. 1 Pekalongan, Jawa Tengah,
Indonesia ♦ Luas lahan
: 3.675 m2
♦ Luas bangunan
: 2.500 m2
♦ Jumlah koleksi
: 800 jenis dan motif.
♦ E-mail
: museumbatik.kotapekalongan.go.id U
UNIVERSITAS MERCU BUANA 105
LAPORAN TUGAS AKHIR
A. Profil Museum Museum Batik di kota Pekalongan merupakan realisasi hasrat bangsa Indonesia yang berbudaya untuk menyumbangkan sebuah pusat kegiatan budaya dan ekonomi yang senantiasa berusaha mencapai taraf tingkat dunia dan sekaligus berfaedah bagi masyarakat Bangunan yang dipakai sebagai museum adalah gedung bekas Kantor Perbendaharaan Pemerintahan Belanda di Pekalongan yang dipakai pada paruh awal abad XIX Masehi. Bekas ruang tempat menyimpan uang pada waktu gedung ini masih digunakan oleh Pemerintah Belanda juga masih dapat dijumpai di dalam museum ini Museum yang diresmikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 12 Juli 2006 mempunyai 300 koleksi kain batik hasil sumbangan dari berbagai kalangan yang dipamerkan pada dua ruang pamer yang ada: ruang pamer T untuk koleksi batik Pekalongan dan corak pesisir, serta ruang pamer L untuk koleksi batik Nusantara yang berasal dari daerah lain di luar pesisir pantai utara pulau Jawa Selain ruang pamer tetap juga ada ruang administrasi, ruang penyimpanan dan konservasi koleksi, ruang pertemuan dan Kedai Batik tempat pengunjung bisa membeli souvenir dengan bahan dasar kain batik. Juga akan ada ruang perpustakaan, serta ruang data, informasi dan juga ada ruang HaKI B. Keistimewaan Di dalam museum itu, terdapat ratusan batik, mulai dari batik-batik kuno yang diproduksi sebelum Indonesia merdeka, sampai batik yang dibuat sejak Indonesia merdeka sampai batik modern masa kini. Namun tentu saja, tidak sembarang batik dipilih untuk dijadikan koleksi museum tersebut. Hanya batik-batik terbaik dan memiliki keunikan serta batik bersejarah, yang dijadikan koleksi museum itu.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 106
LAPORAN TUGAS AKHIR
C. Lokasi Lokasi Museum Batik terletak di Jl. Jetayu Nomor 3, dan merupakan lokasi bisnis dan pusat pendidikan yang cukup baik, sehingga sangat mudah dijangkau dengan bermacam kendaraan atau angkutan kota. Terletak di daerah bundaran Jatayu dekat jalan Diponegoro Kota Pekalongan. Daerah ini juga merupakan simbol kerukunan antar umat beragama Kota Pekalongan yang terbina sangat baik. Di samping Museum Batik Pekalongan berdiri Masjid dengan latar belakang Gereja Katholik Pekalongan. Di sekitar kawasan ini juga berdiri Gereja Protestan dan tempat ibadah penganut Tri Dharma. D. Akses Untuk mengunjungi museum ini tidaklah terlalu sulit, karena letaknya berada jalur kendaraan umum sehingga untuk menuju lokasi museum, pengunjung dapat menggunakan berbagai jenis angkutan, seperti angkot, kendaraan umum lainnya yang telah tersedia didalam kota. E. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya Soal fasilitas yang ada pada Museum Batik relatif lengkap, yaitu :
¾ Perpustakaan ¾ Ruang pamer, ¾ Ruang seminar, ¾ tempat pelatihanmembatik / workshop, ¾ fasilitas HAKI, ¾ kedai tempat penjualan.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 107
LAPORAN TUGAS AKHIR
III.3.4
Tabel Analisis Perbandingan Data Survey
ANALISA LINGKUNGAN MUSEUM FATAHILLAH
MUSEUM BI
MUSEUM TEKSTIL
MUSEUM BATIK
KESIMPULAN Lokasi
suatu
museum
sangatlah menentukan komplek sitas pengunjung yang datang, begitu juga dengan kalangan pengunjung yang datang. Lebih baik lokasi museum tersebut harus mudah dicari dan berada dilokasi
Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat 11110
Jl. Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat
Lokasi MUSEUM FATAHILLAH sangat strategis, untuk diwilayah kota tua khususnya museum fatahillah adalah museum terbesar diantara sekitarnya. Museum ini berada dekat dengan pusat kota tua, pelabuhan, pemukiman, terminal bus way, gedung pemerintahan dan pusat perdagangan. Dapat diakses dari berbagai jalur perjalanan. Karena berdekatan dengan stasiun antar kota beos. Letaknya yang berada ditepi jalan sangatlah memudahkan kita untuk menjangkaunya, dengan menggunakan berbagai macam kendaraan umum maupun pribadi.
Lokasi MUSEUM BANK INDONESIA berada dilokasi yang sangatlah strategis, untuk didaerah Jakarta barat khususnya kawasan kota tua, museum BI merupakan museum perbankan pertama dijakarta. Berdekatan dengan berbagai bangunan tua, perumahan, sekolahan, gedung pemerintahan dan pertokoan. Letaknya yang berada dipinggir jalan raya, sangat memudahkan dalam menjangkaunya. Dan dapat dijangkau melalui jalan kaki atau dengan kendaraan umum maupun pribadi.
Jl. Aipda K. S Tubun No. 4 Jakarta Pusat Lokasi MUSEUM TEKSTIL berada dilokasi yang sangatlah strategis, untuk didaerah Jakarta pusat khususnya daerah tanah abang, museum Tekstil merupakan museum satu-satunya didaerah itu. Berdekatan dengan pasar tanah abang, stasiun KA tanah abang, perumahan, sekolahan, hotel dan pertokoan. Letaknya yang berada dipinggir jalan raya, sangat memudahkan dalam menjangkaunya. Dan dapat dijangkau melalui jalan kaki atau dengan kendaraan umum maupun pribadi.
yang
strategis
serta
Jl. Jetayu no. 1 Pekalongan, Jawa Tengah
sebaiknya museum terletak pada
Lokasi berada didekat jalan utama dan merupakan lokasi bisnis dan pusat pendidikan yang cukup baik, sehingga sangat mudah dijangkau dengan bermacam kendaraan atau angkutan kota. Terletak di daerah bundaran Jatayu dekat jalan Diponegoro Kota Pekalongan
satu lokasi sehingga pengunjung dapat mudah mencapainya dan menjadikan
lokasi
kawasaan
museum menjadi kawasan wisata yang strategis.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 108
LAPORAN TUGAS AKHIR
KONDISI SEKITAR TAPAK • Depan : Pos Indonesia, Kafe Batavia • Kanan : Museum Seni Rupa & Keramik, Museum Bahari • Kiri : Museum Wayang • Belakang : Stasiun KA Jakartakota, Museum BI, Museum Bank Mandiri • Faktor view : Pencahayaan dan view terhadap museum ini tidak baik, karena hanya mengandalkan cahaya matahari. • Faktor Suara : Tidak baik, karena Berada dekat dengan jalan raya • Bangunan : Bentuk bangunan Menyerupai bangunan DAM Diamsterdam belanda. Listrik : PLN
KONDISI SEKITAR TAPAK KONDISI SEKITAR TAPAK • Depan : Halte Bus Way Kota, Stasiun KA Jakartakota • Kanan : Museum Bank Mandiri, • Kiri : Jl. Kali Besar Utara, Terminal Bis • Belakang : Jl. Kali Besar Barat • Faktor view : Pencahayaan dan view terhadap museum ini cukup baik, krn terlihat jelas view dari bangunan museum yang berada ditepi jalan dengan pencahayaan yang secukupnya. • Faktor Suara : Tidak baik, karena Berada dekat dengan jalan raya, • Bangunan : Bangunan tua bekas sebuah rumah sakit yaitu Binnen Hospital Listrik : PLN dan Generatot Set
• Depan : Kali angke, Pasar Tanah Abang, Stasiun KA • Kanan : Pertokoan, Hotel, Perumahan • Kiri : Pasar, Pertokoan, Jl. Raya • Belakang : Pertokoan, Perumahan • Faktor view : Pencahayaan dan view terhadap museum ini sangat baik, karena terlihat view dari bangunan museum yang berada ditepi jalan dengan pencahayaan secukupnya. • Faktor Suara : Tidak baik, karena berada dIpinggir dari tepi jalan. • Bangunan : Menenpati bangunan tua bekas rumah pripadi pada abad ke19 Listrik : PLN
Kondisi sekitar tapak • Depan : berhadapan dengan gedung pembantu gubernur • Kanan : berhadapan dengan gereja katolik • Kiri : berhadapan dengan masjid • Belakang : rumah tahanan • Faktor view : Pencahayaan dan view terhadap museum ini sangat baik, karena terlihat view dari bangunan museum yang berada ditepi jalan dengan pencahayaan secukupnya. • Faktor Suara : Tidak baik, karena berada dIpinggir dari tepi jalan • Bangunan : Menenpati bangunan tua bekas kantor
Faktor geografis pada sebuah museum sangat mempengaruhi kelangsungan museum tersebut, baik dari kondisi tapak, cahaya, suara, bangunan maupun sistem elektrikal dan mekanikal yang ada dimuseum tersebut.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 109
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA ASPEK MANUSIA MUSEUM FATAHILLAH
MUSEUM BI
MUSEUM TEKSTIL
MUSEUM BATIK
Staf museum terdiri dari : • Kepala museum • Sub Bag tata usaha • Staff teknis dan non teknis bimbingan edukasi • Staff teknis dan non teknis koleksi • Staff teknis dan non teknis konservasi Tugas Kepala Museum : • Memimpin pelaksanaan tugas museum • Melakukan pelaksanaan terhadap fungsi museum Tugas Sub Bag Tata Usaha : Melakukan urusan tata usaha Menangani urusan rumah tangga Menangani urusan registrasi Melakukan dokumentasi koleksi, perpustakaan dan urusan keamanan Staf Teknis & Non Teknis Bimbingan Edukasi : • Melayani penerbitan dan publikasi • Melakukan kegiatan bimbingan dngan metode edukatif kultural • Memberikan informasi & penerangan terhadap koleksi museum Staff Teknis & Non Teknis Koleksi : • Melakukan pengumpulan & penelitian Mengolah koleksi benda-benda sejarah
Staf museum terdiri dari : • Kepala museum • Sub Bag tata usaha • Staff teknis dan non teknis bimbingan edukasi • Staff teknis dan non teknis koleksi • Staff teknis dan non teknis konservasi Tugas Kepala Museum : • Memimpin pelaksanaan tugas museum • Melakukan pelaksanaan terhadap fungsi museum Tugas Sub Bag Tata Usaha : Melakukan urusan tata usaha Menangani urusan rumah tangga Menangani urusan registrasi Melakukan dokumentasi koleksi, perpustakaan dan urusan keamanan Staf Teknis & Non Teknis Bimbingan Edukasi : • Melayani penerbitan dan publikasi • Melakukan kegiatan bimbingan dngan metode edukatif kultural • Memberikan informasi & penerangan terhadap koleksi museum Staff Teknis & Non Teknis Koleksi : • Melakukan pengumpulan & penelitian • Mengolah koleksi benda-benda sejarah
Staf museum terdiri dari : • Kepala museum • Sub Bag tata usaha • Staff teknis dan non teknis bimbingan edukasi • Staff teknis dan non teknis koleksi • Staff teknis dan non teknis konservasi Tugas Kepala Museum : • Memimpin pelaksanaan tugas museum • Melakukan pelaksanaan terhadap fungsi museum Tugas Sub Bag Tata Usaha : Melakukan urusan tata usaha Menangani urusan rumah tangga Menangani urusan registrasi Melakukan dokumentasi koleksi, perpustakaan dan urusan keamanan Staf Teknis & Non Teknis Bimbingan Edukasi : • Melayani penerbitan dan publikasi • Melakukan kegiatan bimbingan dngan metode edukatif kultural • Memberikan informasi & penerangan terhadap koleksi museum Staff Teknis & Non Teknis Koleksi : • Melakukan pengumpulan & penelitian • Mengolah koleksi benda-benda sejarah
Staf museum terdiri dari : • Kepala museum • Sub Bag tata usaha • Staff teknis dan non teknis bimbingan edukasi • Staff teknis dan non teknis koleksi • Staff teknis dan non teknis konservasi Tugas Kepala Museum : • Memimpin pelaksanaan tugas museum • Melakukan pelaksanaan terhadap fungsi museum Tugas Sub Bag Tata Usaha : Melakukan urusan tata usaha Menangani urusan rumah tangga Menangani urusan registrasi Melakukan dokumentasi koleksi, perpustakaan dan urusan keamanan Staf Teknis & Non Teknis Bimbingan Edukasi : • Melayani penerbitan dan publikasi • Melakukan kegiatan bimbingan dngan metode edukatif kultural • Memberikan informasi & penerangan terhadap koleksi museum Staff Teknis & Non Teknis Koleksi • Melakukan pengumpulan & penelitian • Mengolah koleksi benda-benda sejarah
KESIMPULAN
Faktor SDM pada sebuah museum sangat mempengaruhi kelangsungan museum tersebut, baik dari pelayanan pada pengunjung, pengelola maupun orang yang berada disekitar museum tersebut
UNIVERSITAS MERCU BUANA 110
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENGUNJUNG YANG DATANG : - Melakukan pengamatan dan penelitian sejarah baik dahulu dan sekarang - Pengunjung yang datang mulai dari orang tua sampai anak-anak. - Pengunjung yang menggunakan fasilitas perpustakaan, kafe, Rg. tunggu, studio koleksi, storage, auditorium Dll. - Pengunjung local maupun mancanegara atau untuk malakukan study. - Bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan budaya bangsa dan perjalanan kota Jakarta khususnya. KEGIATAN PENGUNJUNG : - Melihat-lihat benda koleksi museum. - Berbincang-bincang dengan pemandu - museum baik diluar maupun didalam - ruangan lainnya. - Menyelesaikan biaya-biaya administrasi - Foto-foto untuk dokumentasi - Berwisata - Bernostalgia GOLONGAN PENGUNJUNG : Kelas menengah kebawah, kelas menengah dan kelas menengah keatas. Dan yang berasal dari Jakarta, luar kota maupun turis asing dari luar negeri.
PENGUNJUNG YANG DATANG : - Melakukan pengamatan dan penelitian sejarah BI baik dahulu dan sekarang - Pengunjung yang datang mulai dari orang tua sampai anak-anak. - Pengunjung yang menggunakan fasilitas perpustakaan, kafe, Rg. tunggu, studio koleksi, storage, auditorium Dll. - Pengunjung local maupun mancanegara atau untuk malakukan study. - Bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan perbankan indoneia dan perjalanan Bank Indonesia khususnya.
PENGUNJUNG YANG DATANG : - Melakukan pengamatan dan penelitian sejarah proklamasi indonesia. - Pengunjung yang datang mulai dari orang tua sampai anak-anak. - Pengunjung yang menggunakan fasilitas perpustakaan, kafe, Rg. tunggu, studio koleksi, storage, auditorium Dll. - Pengunjung local maupun mancanegara atau untuk malakukan pameran galeri - Bertujuan untuk mengetahui sejarah. Perkembangan sejarah bangsa dan perjalanan jurnalistik khususnya.
KEGIATAN PENGUNJUNG : - Melihat-lihat benda koleksi museum. - Berbincang-bincang dengan pemandu museum baik diluar maupun didalam ruangan lainnya. - Menonton theatre - Foto-foto untuk dokumentasi - Berwisata - Bernostalgia
KEGIATAN PENGUNJUNG : - Melihat-lihat benda koleksi museum. - Berbincang-bincang dengan pemandu museum baik diluar maupun didalam ruangan lainnya. - Melihat-lihat galeri foto - Foto-foto untuk dokumentasi - Berwisata - Bernostalgia
GOLONGAN PENGUNJUNG : Kelas menengah kebawah, kelas menengah dan kelas menengah keatas. Dan yang berasal dari Jakarta, luar kota maupun turis asing dari luar negeri.
GOLONGAN PENGUNJUNG : Kelas menengah kebawah, kelas menengah dan kelas menengah keatas. Dan yang berasal dari Jakarta, luar kota maupun turis asing dari luar negeri.
PENGUNJUNG YANG DATANG : - Melakukan pengamatan dan penelitian sejarah proklamasi indonesia. - Pengunjung yang datang mulai dari orang tua sampai anak-anak. - Pengunjung yang menggunakan fasilitas perpustakaan, kafe, Rg. tunggu, studio koleksi, storage, auditorium Dll. - Pengunjung local maupun mancanegara atau untuk malakukan pameran galeri - Bertujuan untuk mengetahui sejarah Perkembangan sejarah bangsa dan perjalanan jurnalistik khususnya. KEGIATAN PENGUNJUNG : - Melihat-lihat benda koleksi museum. - Berbincang-bincang dengan pemandu - museum baik diluar maupun didalam - ruangan lainnya. - Melihat-lihat galeri foto - Foto-foto untuk dokumentasi - Berwisata - Bernostalgia
Pengunjung yang datang dimuseum sangat terpengaruh pada fasilitas pelayanan museum dan koleksi apa saja yang ada didalam museum tersebut. Begitu juga dengan lokasi dan jenis pelayanan museum swasta atau pemerintah, seperti Museum Sejarah Jakarta golongan pengunjung berasal dari Golongan bawah sampai golongan atas.
GOLONGAN PENGUNJUNG : Kelas menengah kebawah, kelas menengah dan kelas menengah keatas. Dan yang berasal dari Jakarta, luar kota maupun turis asing dari luar negeri
UNIVERSITAS MERCU BUANA 111
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA ASPEK BANGUNAN MUSEUM FATAHILLAH
Tampak Arsitektur Museum Sejarah Jakarta adalah ciri-ciri bangunan pada abad ke-17 yang bergaya arsitektur kuno dengan bentuk bangunan yang mirip seperti gedung diamsterdam yaitu istana DAM Square, bangunan ini terdapat menara diatasnya yang menunjukan arah mata angin. Bangunan ini juga terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap dibagian timur dan barat, serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, rg pengadilan dan penjara bawah tanah.
MUSEUM BI
Tampak Arsitektur Museum Bank Indonesia adalah seperti layaknya sebuah museum, namun dengan perkembangan zaman yang ada bangunan didesain semodern mungkin, dengan tampak dari bangunan yang sederhana, megah, kokoh dan dengan warna-warna yang simpel. museum ini juga terlihat sperti rumah tinggal.
MUSEUM TEKSTIL
Tampak Arsitektur Museum Tekstil adalah seperti layaknya sebuah rumah pribadi, karena memang dahulu museum ini bekas rumah pribadi peninggalan orang belanda. Kemudian dijual dan menjadi berbagai macam fungsi dan kegunaan. Namun dengan perkembangan zaman yang ada bangunan didesain semodern mungkin, dengan tampak dari bangunan yang sederhana, megah, kokoh dan dengan warna yang mirip dengan aslinya.
MUSEUM BATIK
Bentuk bangunan Museum Batik Pekalongan ini merupakan bentuk gedung perkantoran diaman dulu merupakan gedung bekas Kantor Walikota lama bergaya kolonial yang mempunyai nilai sejarah dimana gedung ini merupakan peninggalan VOC Kolonial Belanda
KESIMPULAN
Tampak arsitektur pada sebuah bangunan museum harus bisa memiliki suatu filosofi cita-cita dari museum itu sendiri. Hal lain yang bisa menjadi hal yang paling penting adalah bentuk bangunan tersebut mampu memberikan dampak fisik dan psikologis untuk mengurangi rasa takut dan anker bagi mereka yang datang museum tersebut.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 112
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA ASPEK RUANG MUSEUM FATAHILLAH
Pada Museum Sejarah Jakarta terdapat receptionist yaitu dimana para pengunjung atau tamu yang datang dapat menanyakan segala hal yang tidak diketahui pada museum tersebut. Contohnya menanyakan ruangan, waktu berkunjung, sejarah museum, juga bisa sebagai tempat tiket masuk.
MUSEUM BI
Pada Museum Bank Indonesia juga terdapat receptionist yang berada didepan area pintu masuk atau lobby, yaitu berguna untuk pengunjung atau tamu yang datang agar dapat meminta tiket masuk, menitipkan barang, menanyakan segala hal yang tidak diketahui pada museum tersebut. Contohnya menanyakan ruangan, waktu berkunjung, sejarah museum, Dll.
MUSEUM TEKSTIL
Pada Museum juga terdapat receptionist yang berada didepan area pintu masuk, yaitu berguna untuk pengunjung atau tamu yang datang agar dapat menanyakan segala hal yang tidak diketahui pada museum tersebut. Contohnya menanyakan ruangan, waktu berkunjung, sejarah museum, jenis pameran, jadwal pameran. Dll.
MUSEUM BATIK
Pada Museum juga terdapat receptionist yang berada didepan area pintu masuk, yaitu berguna untuk pengunjung atau tamu yang datang agar dapat menanyakan segala hal yang tidak diketahui pada museum tersebut. Contohnya menanyakan ruangan, waktu berkunjung, sejarah museum, jenis pameran, jadwal pameran. Dll.
KESIMPULAN
Setiap museum baik milik pemerintah maupun milik swasta wajib dan harus menggunakan receptionist, karena itu adalah sebuah ruang publik yang sangat vital keberadaannya dimuseum.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 113
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disetiap museum tidak hanya terdapat satu ruang pamer saja, tetapi ada beberapa ruang pamer tergantung pada fungsi, kegunaan nya dan jenis koleksinya.
Pelayanan penunjang museum yang paling utama yaitu ruang pamer koleksi, di museum Sejarah Jakarta Ruang pamer terdapat ruang pamer tetap dan tidak tetap dan berada dilantai 1 dan 2.
Pelayanan penunjang museum yang paling utama yaitu ruang pamer koleksi, di museum Bank Indonesia juga terdapat ruang pamer koleksi tetap dan tidak tetap yang berada dilantai atas.
Pelayanan penunjang museum yang paling utama yaitu ruang pamer koleksi, di museum Tekstil juga terdapat ruang pamer koleksi tetap dan tidak tetap yang berada dilantai bawah.
Pelayanan penunjang museum yang paling utama yaitu ruang pamer koleksi, di museum Batik juga terdapat ruang pamer koleksi tetap dan tidak tetap.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 114
LAPORAN TUGAS AKHIR
Pencahayaan pada museum dapat terbagi menjadi 2 yaitu 1. pencahayaan alami 2. pencahayaan buatan Akan lebih baik jika dalam museum dapat mengabungkan kedua pencahayaan ini agar mendapatkan hasil yang maksimal, tapi penggunaan pencahayaan ini jangan berlebihan kepada koleksi museum karena dapat merusak koleksi tersebut.
Untuk menerangi koleksi museum digunakan lampu sorot/ spotlight yang tidak langsung mengenai benda koleksi sehingga tidak meruksak benda koleksi.
Untuk menerangi koleksi museum digunakan lampu sorot atauspotlight, sedangkan untuk penerangan secara keseluruhan digunakan penerangan alami yang bersumber dari jendela- jendela yang terbuka.
Pencahayaan yang digunakan pada ruang pamer ini menggunakan lampu sorot atau spotlight yang tidak langsung menenai benda koleksi. Selain itu penggunaan lampu juga mempengaruhi suasana ruang.
Untuk menerangi koleksi museum digunakan lampu sorot/ spotlight yang tidak langsung mengenai benda koleksi sehingga tidak meruksak benda koleksi.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 115
LAPORAN TUGAS AKHIR
Menggunakan sirkulasi udara secara alami
Mengunakan sirkulasi udara secara buatan ( mengunakan AC )
Mengunakan sirkulasi udara secara buatan ( mengunakan AC )
Mengunakan sirkulasi udara secara buatan ( mengunakan AC )
Selama halnya seperti pencahayaan, penghawaan juga terbagi menjadi dua yaitu : 1. penghawaan alami 2. penghawaan buatan. Penghawaan ini tergantung pada jenis koleksi yang dipamerkan, oleh sebab itu kita harus meneliti terlebih dahulu koleksii yang akan dpajang atau dipamerkan.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 116
LAPORAN TUGAS AKHIR
Pada Museum Sejarah Jakarta terdapat fasilitas utama pada museum yaitu ruang kantor, dengan adanya ruang kantor agar mempermudah dalam berbagai kegiatan pekerjaan dan sebagai tempat para pengelola staff atau karyawan museum bekerja. Diantaranya seperti kegiatan surat-menyurat, administrasi, diskusi, kegiatan ketata usahaan, kegiatan managemen keuanagan dan museum Dll.
Pada Museum Bank Indonesia terdapat fasilitas utama pada museum yaitu ruang kantor, dengan adanya ruang kantor agar mempermudah dalam berbagai kegiatan pekerjaan dan sebagai tempat para pengelola staff atau karyawan museum bekerja. Diantaranya seperti kegiatan surat-menyurat, administrasi, diskusi, kegiatan ketata usahaan, kegiatan managemen keuangan dan museum Dll.
Pada Museum Tekstil terdapat fasilitas utama pada museum yaitu ruang kantor, dengan adanya ruang kantor agar mempermudah dalam berbagai kegiatan pekerjaan dan sebagai tempat para pengelola staff atau karyawan museum bekerja. Diantaranya seperti kegiatan suratmenyurat, administrasi, diskusi, kegiatan ketata usahaan, kegiatan manegemen keuangan dan museum Dll.
Pada Museum Batik terdapat fasilitas utama pada museum yaitu ruang kantor, dengan adanya ruang kantor agar mempermudah dalam berbagai kegiatan pekerjaan dan sebagai tempat para pengelola staff atau karyawan museum bekerja. Diantaranya seperti kegiatan surat-menyurat, administrasi, diskusi, kegiatan ketata usahaan, kegiatan manegemen keuangan dan museum Dll.
Didalam setiap museum baik milik pemerintah maupun milik swasta, kecil ataupun besar wajib dan harus terdapat sebuah ruangan khusus menangani pekerjaan mengenai sistem managemen museum tersebut.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 117
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disetiap
museum
tidak hanya terdapat satu koridor saja, tetapi ada beberapa koridor pada setiap sudut atau sisi bangunan
museum
tergantung pada fungsi, Pada Museum Sejarah Jakarta terdapat koridor pada setiap ruang, dengan adanya koridor maka mempermudah pengunjung dalam melihat-lihat benda koleksi yang terdapat dimuseum tersebut. Karena koridor tersebut berguna untuk jalan atau akses menuju dari ruang yang satu keruang yang lainnya pada museum tersebut.
Pada Museum Bank Indonesia terdapat koridor pada setiap ruang, dengan adanya koridor maka mempermudah pengunjung dalam melihat-lihat benda koleksi yang terdapat dimuseum tersebut. Karena koridor tersebut berguna untuk jalan atau akses menuju dari ruang yang satu keruang yang lainnya pada museum tersebut.
Pada Museum Tekstil juga terdapat koridor pada setiap ruang, dengan adanya koridor maka mempermudah pengunjung dalam melihatlihat benda koleksi yang terdapat dimuseum tersebut. Karena koridor tersebut berguna untuk jalan atau akses menuju dari ruang yang satu keruang yang lainnya pada museum tersebut.
Pada Museum Batik juga terdapat koridor pada setiap ruang, dengan adanya koridor maka mempermudah pengunjung dalam melihat-lihat benda koleksi yang terdapat dimuseum tersebut. Karena koridor tersebut berguna untuk jalan atau akses menuju dari ruang yang satu keruang yang lainnya pada museum tersebut.
kegunaan nya dan jenis ruangannya.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 118
LAPORAN KERJA PRAKTEK III.3.5
Kesimpulan Analisis Perbandingan Data Survey Dari hasil pengamatan dilapangan, maka penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan, yaitu : 1). Tampak keseluruhan bangunan yang ditampilkan semua bangunan museum merupakan hasil peninggalan bangunan Belanda. 2). Tema dan gaya dari museum Bank Indonesia lebih moderen dan visualisasinya lebih menarik dari pada museum lain yang monoton dalam pendisplaian koleksi. 3). Pengaturan dan penataan display kurang aktraktif sehingga membuat suasana ruang menjadi monoton. 4). Penataan pencahayaan harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi keindahan art work yang di pamerkan.
UNIVERSITAS MERCU BUANA 119