BAB III PEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN A. Latar Belakang Pekan Batik Internasional Pekalongan yang menyandang gelar Kota Batik, sesungguhnya sudah memiliki potensi sebagai kota tujuan wisata. Julukan itu tidak datang dengan sendirinya tanpa sebuah alasan, akan tetapi datang dari suatu tradisi yang cukup lama mengakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik berkembang karena faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikira n baru. Industri batik di Kota Pekalongan yang mengalami pasang surut bahkan sempat mati suri akibat guncangan krisis ekonomi, sepertinya tidak mau menyerah begitu saja. Pada tahun 2003 ketika kegiatan batik mulai menunjukan geliat bangkit seiring dengan munculnya pasar grosir batik yang tumbuh subur sebagai penyangga industri perdagangan Kota Pekalongan. Pasar grosir ini menjadi tujuan wisata belanja khas Kota Pekalongan bagi para pelancong. Melihat fenomena ini, para pecinta batik membentuk Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan (PPBP). Dari wadah ini akhirnya digelar festival batik yang pertama pada September 2003 dan yang kedua pada September 2005 yang memperoleh dukungan dari Yayasan Batik Indonesia (YBI) serta tokoh batik lainnya seperti Iwan Tirta (Wawancara dengan M.Wahyu 27 Juni 2016). Kemudian pada tahun 2007 berubah menjadi Pekan Batik Internasio na l. Pengelolaanya diambil alih oleh Pemda. Pekan Batik Internasional merupakan gelar budaya, wisata dan bisnis dalam dunia perbatikan di Kota Pekalongan. Pekan Batik
Internasional ini diadakan pada tahun ganjil, biasanya digelar dalam rangka Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Pekan Batik Internasional (PBI) ini merupakan pengembangan dari event terdahulu khususnya Festival Batik yang diprakarsai Paguyuban
Pecinta Batik
Pekalongan
(PPBP), yang saat ini
pengelolaanya dilakukan sepenuhnya oleh Pemda dan dilaksanakan oleh Event Organizer. Pekan Batik merupakan agenda rutin dan menjadi tradisi Pemerintah Kota Pekalongan mendukung pariwisata dan promosi karya batik serta produk unggula n Nusantara. Pada tahun 2015 Kota Pekalongan sudah menjadi anggota jaringan Kota Kreativ Dunia, satu-satunya kota di Indonesia yang terpilih oleh UNESCO pada bidang kerajinan dan kesenian rakyat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pada kegiatan PBI 2015 mengundang UNESCO dan anggota Kota Kreativ Dunia untuk datang sebagai peserta dan tamu undangan. Kegiatan ini didukung oleh berbagai stakeholder terkait di Indonesia yakni, Kementerian
Pariwisata
RI,
Kementerian
Perdagangan
RI, Kementerian
Perindustrian RI, Kementerian Koperasi dan UKM RI, Kementerian Kominfo, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah RI Pemerinta h Provinsi Jawa Tengah, Badan Ekonomi Kreativ RI,Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia, BUMN, BUMD, Swasta dan UMKM.
B. Awal Pengelolaan Pekan Batik Internasional 1. Festival Batik Pekalongan Event perdana Festival Batik tahun 2003 yang diselenggarakan di rumah Dinas eks Residen Pekalongan (Bakorwil III Jateng) dengan menampilkan berbagai kegiatan pameran koleksi batik nusantara ini tergolong sukses, tamu undangan yang hadir tidak hanya tingkat lokal tetapi juga menteri dan para tamu mancanegara, kerabat keraton Yogyakarta ikut menyaksikannya. Bahkan saat itu kemeja raksasa setinggi pohon kelapa yang terbuat dari batik berhasil memecahkan rekor dan dicatat oleh Museum rekor Indonesia (MURI) sebagai kemeja batik terbesar di Indonesia. Gema Pekalongan sebagai Kota Batik semakin meluas. Tahun 2005 ajang festival batik kembali digelar pada bulan Sepetember Tahun 2005. Penyelenggaraan kali kedua yang mengusung tema “Dari Pekalongan membatik dunia” sangat besar pengaruhnya. Salah satu acara penting dalam Festival Batik Pekalongan Tahun 2005 adalah seminar dengan tema "Cara Mempersiapkan Mendirikan Museum Batik dan Pengelolaannya". Selain seminar Museum Batik masih ada acara menarik lainya yaitu Batik on The Road, dimana 1000 meter batik akan di batik oleh 1000 orang pembatik di jalan protokol Pekalongan ( jl Hayam Wuruk ). Direncanakan event tersebut akan memecahkan Guiness Book of Record. Seperti tahun sebelumnya Festival Batik Pekalongan 2005 ini juga di meriahkan dengan Pameran Batik - batik antik, fashion show, workshop pembuatan bahan warna alam untuk batik dan Gala Diner (Wawancara dengan Trigandi Imamudin 17 Maret 2016).
Tema Festival Batik Pekalongan 2005 “Dari Pekalongan Membatik Dunia” berikut perjuangan untuk mendapatkan Guinnes World Record untuk kategori batik terpanjang telah menggugah kesadaran pentingnya branding, baik untuk batik pekalongan maupun city branding itu sendiri.
Target dari festival adalah
memperluas medan magnet festival batik pekalongan untuk dicatat di lembaga lembaga internasional. Bukan hanya Internasional di label event saja. 2. Sejarah Pekan Batik Internasional (tiap tahun) Saat itu ada dua agenda yang dirancang oleh pemerintah pusat yakni Kota yang menjadi alternatif event Pekan Batik Internasional yaitu antara Kota Makasar dan Kota Pekalongan sebagai pilihan event yang akan dihadiri secara langsung oleh Wapres Jusuf Kalla yang terkait dengan pengembangan industri yang berbasis ekonomi kreativ pada saat tahun 2007. Walikota dr. HM Basyir Ahmad yang melihat peluang itu dengan cepat melakukan pendekatan agar event itu bisa jatuh di Kota Pekalongan. Dengan susah payah bersama jajaranya dalam rentang waktu kurang dari dua bulan terpaksa harus bolak-balik Pekalongan-Jakarta, semua dilakukan tidak lain untuk meyakinkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Perdagangan Industri, Pariwisata serta Kementrian Koperasi dan UKM. Kegigiha n dan jerih payah yang di fasilitasi oleh Yayasan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pusat yang dimotori oleh Iman Sucipto Umar disamping para pakar batik lokal maupun pusat seperti Asmoro Dhamais, Iwan Tirta, Fatciah Ahmad, Umar Ahmad, Dudung Ali Syabana, Fatchur Rochman, Balqis Diab dan beberapa lainya membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Pekan Batik Internasional 2007 yang berlangsung selama lima hari ditetapkan di Kota Pekalongan (1-5 September). (Riyanto DC, 2008: 10).
Pekan Batik Internasional (PBI) yang berlangsung di kota Pekalongan 1-5 September 2007 mengundang beberapa pembatik dari negara asing untuk membuka stan. Dari pembatik asing itu, diharapkan Pekalongan menjadi daya tarik pengusaha dari luar negeri. PBI dibuka oleh Wapres Jussuf Kalla itu akan mengadakan beberapa kegiatan antara lain temu wicara dengan UKM Batik Nusantara bersama Wapres, launching kampung batik di Kauman Kota Pekalongan, pameran batik, street party yang diisi pesta kuliner, parade batik, malam apresiasi batik dan tour budaya serta beberapa seminar yang menghadirkan pembicara Iwan Tirta dan mantan Menparpostel Joove Ave. Bahkan dalam kegiatan itu, sudah dimulai sejak Juni lalu berupa lomba menulis tentang Batik, lomba desain, tasyakuran setahun museum batik serta bindang batik kontemporer. Wali Kota mengharapkan, dengan kegiatan itu, batik Pekalongan makin dikenal dunia, sehingga ke depan pameran itu akan mendunia sehingga kota di pantura itu bisa menjadi transaksi batik tingkat dunia (Trias, Purwadi. 2007. “Pekan Batik Internasional Undang Negara Asing”, Suara Merdeka 08 Agustus 2007). Dengan adanya event Pekan Batik Internasional tahun 2007 ini. Secara tidak langsung akan berdampak pada produk batik Pekalongan itu sendiri, selain itu juga akan memperoleh pengakuan dari daerah lain bahkan luar negeri serta sebagai upaya juga memperkenalkan ciri dan kualitas yang khas batik Pekalongan. Setelah suksesnya diselenggarakanya PBI tahun 2007 pihak Pemerintah Kota Pekalongan melanjutkan dengan diselenggarakan PBI tahun 2009 ini tepatnya pada tanggal 29 April sampai dengan tanggal 3 Mei 2009. Pekan Batik Internasional 2009 mempunyai tujuan yaitu untuk menunjukan Kota Pekalongan pantas menjadi icon
batik di Indonesia. Dari pihak Pemerintah Kota Pekalongan sendiri bertujuan untuk memperkenalkan batik Pekalongan kepada UNESCO. Melalui Pekan Batik Internasional semua jenis hasil produksi batik Pekalongan dipromosikan di ajang PBI. Workshop tentang cara pembuatan batikpun tak luput untuk dipamerkan, sehingga benar-benar menunjukkan bahwa batik adalah budaya luhur bangsa Indonesia. Pekan Batik Internasional kedua ini, dibuka oleh Menteri Perdagangan RI, Marie Elka Pangestu bertempat di Museum Batik Indonesia. Tema yang diusung adalah Batik ku, Batik Kita, Batik Dunia. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Batik Indonesia. Tema pertama dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa batik adalah warisan yang sudah mendunia dan dimiliki serta berasal dari warisan dan karya kreativ nenek moyang seluruh masyarakat Indonesia, sedangkan tema kedua untuk membangkitkan semangat rasa memiliki terhadap produk dalam negeri, sehingga masyarakat merasa bangga memakai batik sebagai icon budaya bangsa (Wawancara dengan Wahyu, 27 Juni 2016). Tema pertama dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa batik adalah warisan yang sudah mendunia dan dimiliki serta berasal dari warisan dan karya kreativ nenek moyang seluruh masyarakat Indonesia, sedangkan tema kedua untuk membangkitkan semangat rasa memiliki terhadap produk dalam negeri, sehingga masyarakat merasa bangga memakai batik sebagai ikon budaya bangsa. Event ini merupakan rangkaian kegiatan antara lain : pameran batik, kontak bisnis, seminar, gelar seni budaya Indonesia, wisata kuliner, Fashion Show, lomba merancang, desain, dekorasi dan melukis yang semuanya bernuansa batik. Kegiatan ini merupakan ajang pekan promosi batik Indonesia dan beberapa negara produsen batik untuk dunia Internasional, maka mengundang pengunjung dan wisatawan
mancanegara seperti dari Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, AS, Eropa, Australia, China, negara-negara Asean dll. Menghadapi situasi dan kondisi dunia yang terkena dampak krisis keuangan global, kegiatan Pekan Batik Internasional 2009 ini diharapkan mampu mendorong dan membangkitkan kinerja industri dan kerajinan batik Indonesia serta membawa multiplier efek bagi perekonomian dengan bangkitnya sektor riil. Untuk itu serangkaian agenda telah disiapkan guna memeriahkan kegiatan yang ditargetkan akan dikunjungi 100.000 orang baik lokal maupun Internasional ini, yaitu Batik Expo, Pesta Kuliner, Forum Bisnis & Seminar / Dialog Batik, Pentas Seni & Budaya, Parade Kendaraan Batik dan Fashion on the Road, Lomba Desain, Melukis dan Dekorasi Batik, Demo Membuat Canting Batik Tulis dan Cap. Batik Fiesta digelar tahun 2011 pengganti acara Pekan Batik Internasio na l, yang tahun ini bertepatan dengan acara World Batik Summit di Jakarta. Perayaan Hari Batik tahun 2011 ini dipusatkan di Kota Pekalongan . Hari batik yang jatuh pada tanggal 02 Oktober 2011 mempunyai spirit yang sangat istimewa bagi pengrajin batik di Kota Pekalongan pada khususnya dan seluruh masyarakat kota Pekalongan pada umumnya.
Batik Fiesta 2011 mengambil tema “Batik Seribu
Tahun Lagi”. Itulah salah satu pesan yang disampaikan oleh Ibu Ani Yudoyono, yang hadir dalam perayaan hari batik di Kota Pekalongan. Tema ini bermakna kita ingin melihat batik seribu tahun lagi, yang berarti bahwa batik merupakan budaya dari Indonesia yang akan diwariskan turun temurun kepada generasi penerus bangsa hingga akhir jaman.
Gambar 3.1 Dialog Ibu Ani Yudhoyono dengan masyarakat pengrajin batik
Sumber: Dishubparbud Kota Pekalongan 2011 Agenda Internasional di sebuah kota berbasis jasa dan budaya religi, serta kekayaan alam dan warisan budaya batik, menjadikan banyak mata melirik daerah di Pantai Utara Jawa Tengah ini. Pekan Batik Internasional 2011 menjadi tahun kunjungan wisata Kota Pekalongan. Dengan digelarnya beberapa kegiatan di Kota Batik, seperti peringatan hari jadi, rapat kerja nasional (Rakernas) jaring kota pusaka Indonesia (JKPI) dan Pekan Batik Internasional. Kegiatan inovatif dan spektakuler menghadirkan banyak duta besar serta tamu manca negara. Pada Batik Fiesta 2011 ini terdapat beberapa rangkaian acara yaitu, pemecahan rekor muri parade membatik 1.000 payung dengan peserta 750 orang pembatik wanita, 200 orang pelajar dan 50 orang seniman Pekalongan, workshop batik, pameran batik dan festival kuliner dan sebagai penutup acara ada artis ibu kota Big band maha dewi dan Five minutes (wawancara dengan Doyo, 30 Maret 2016).
Gambar 3.2 Rekor Muro Parade Membatik 1.000 Payung
Sumber: Dishubparbud Kota Pekalongan 2011 Tahun 2013 kembali digelar Pekan Batik Internasional (PBI) di kawasan lapangan Jetayu dan GOR. Event Batik Week Internasional bersamaan dengan Pekan Inovasi dan Kreativitas yang berlangsung tanggal 2 hingga 6 oktober 2013. Pembukaan Pekan Batik Batik Internasional 2013 oleh Dirjen ekonomi kreativ berbasis seni dan budaya, dan inovasi, Prof. DR. HM Achman sya. Terlebih Presiden MURI Jaya Suprana yang datang langsung dari Singapura menyempatka n diri memberikan kota batik Pekalongan sebagai kota terbanyak mengembangaka n Sistem Informasi Management (SIM) berbasis open source di Dunia (Warta Kota Batik edisi III, 2013:16). Event
yang
diselenggarakan
sebagai
upaya
melestarikan
dan
mempertahankan batik kepada dunia Internasional serta dimeriahkan dengan
serangkaian acara, antara lain : Internasional Batik Expo, Internasional Trans Culture of Batik & Theatrikal Batik Pekalongan, Internasional Batik Conference, Pesta Kuliner Tradisional Indonesia, Gala Dinner & Fashion Show on The Loji Bridge ini ada , Festival Lampion Nusantara, Batik Village Festival dan pemberian penghargaan Pekalongan Batik Award. Semua rangakain kegiatan itu dalam rangka mendukung program Visit Jawa Tengah 2013. 9 negara yang ikut meramaika n acara Pekan Batik Internasional tahun 2013 yaitu : Malaysia, Singapura, Thaila nd, Brunei
Darusalam,
Vietnam,
India,
Korea Selatan,
Belanda
dan Jepang
(Wawancara dengan Trigandi Imamudin, 17 Maret 2016). Dari Festival Batik hingga berubah menjadi Pekan Batik Internasional ini semakin semarak dari tahun ke tahun. Pengelolaanya pun semakin matang. Kegiatan ini sekaligus juga menggairahkan ekonomi kreativ Pekalongan. Baik terhadap perkembangan industri batik maupun sektor pariwisata. Evaluasi tiap tahun pun dilakukan menonjolkan
Pekan Batik Internasional ini untuk bisa menjadi ajang
potensi yang ada di Pekalongan
dan dimantapkan
dengan
penghargaan-penghargaan yang diberikan. Tahun 2015, kembali digelar Pekan Batik Internasional 2015 yang diadakan di kawasan budaya jetayu pada tanggal 30 Juli hingga 03 Agustus 2015. Menurut Ketua Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan, Sigit Mursito, agenda ini akhirnya diikuti 104 peserta dari berbagai kalangan. Penyelenggaraan Pekan Batik Internasional yang biasanya dilaksanakan pada Oktober tiap tahunnya, pada tahun 2015 dimajukan pada tanggal 30 Juli hingga 03 Agustus 2015. Kegiatan yang dirangkaikan dengan HUT RI ke70, Pekan Batik serta HARTEKNAS (Hari Teknologi dan Inovasi Nasional) ini dinamai dengan Pekalongan Batik Week 2015 dan mengangkat tema pelangi
budaya nusantara dengan berbagai kegiatan mulai seminar Pekalongan Kota kreativ pembangunan berbasis budaya (menuju World Culture Forum 2016), pameran, festival kuliner Jawa Tengah, karnaval, Pekalongan great sale dan berbagai lomba yang dibuka oleh Mendikbud Anis Baswedan tak lain sebagai upaya meningkatka n inovasi dan kreativitas sekaligus untuk memberikan penghargaan kepada Walikota dan Wakil Walikota yang mengakhiri masa jabatanya. Sebagai penutup acara ada Video mapping performance art yang mengilustrasikan visual dengan teknologi multi media yang dipantulkan ke Museum Batik Pekalongan dengan gerak tata warna dan suara yang menceritakan kisah Kota Pekalongan mendapatkan penghargaan batik dunia serta Kota Kreativ dari UNESCO. Kegiatan kreativ menjadi kewajiban bagi Kota Pekalongan setelah 1 Desember 2014, secara resmi dinobatkan UNESCO sebagai salah satu kota kreativ dunia (Wawancara dengan Edi Haryoso, 27 Juni 2016). C. Pengembangan Pekan Batik Internasional (PBI) dalam meningkatkan Pariwisata Pekalongan Pekan Batik Internasional 2015 merupakan event bisnis penggiat wisata, yang difasilitasi oleh Pemerintah, untuk mendatangkan pembeli dari luar daerah. Dilihat dari sisi pariwsata, kegiatan ini berusaha menjual Pekalongan dengan menampilkan berbagai potensi yang dimiliki Kota Pekalongan. Event yang berlangsung lima hari ini tidak sekedar pameran batik semata namun juga diisi dengan berbagai kegiatan kesenian maupun berbagai lomba dan tidak ketingga la n peragaan busana maupun karnaval yang semuanya bernuansa batik. Tidak mengherankan jika event tersebut penuh warna-warni yang mampu menyedot pengunjung.
Pekan Batik Internasional (PBI) 2015 yang digelar di Kawasan Budaya Jetayu, 30 Juli - 1 Agustus 2015. Menurut Koordinator PBI 2015, Supriono, menjelaskan bahwa jumlah stand sebanyak 210 unit, terdiri atas stand batik dan handycraft 120 unit dan stand kuliner 90 unit. Maksud dan Tujuan diadakan Pekan Batik Internasional (PBI) 2015 adalah : 1. Sarana promosi karya batik Nusantara 2. Meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Pekalongan 3. Sarana Temu Bisnis para pengusaha dan UMKM Batik 4. Mempertemukan pembeli dan penjual Batik Nasional dan Mancanegara 5. Meningkatkan
dukungan
pemerintah
pusat terhadap pemasaran dan
promosi karya batik, produsen ekonomi kreativ dan Pariwisata daerah. 6. Menyambut dan memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 1. Tahapan Pelaksanaan Pekan Batik Internasional Dalam penyelenggaraan Pekan Batik, disusun desain penyelenggaraan yang dapat mendorong
suksesnya event ini.
Adapun tahapan-tahapan
yang
digunakan dalam melaksanakan event ini adalah sebagai berikut: a. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Sebagai langkah awal, dilakukan persiapan kerja berupa penyusuna n program dan jadwal kerja serta pembagian kerja yang diperlukan untuk menjabarkan
ruang
lingkup
kegiatan
ke dalam
langkah-langka h
pelaksanaan secara detail. Pembentukan panitia Pekan Batik Internasio na l 2015 berdasarkan keputusan Walikota Pekalongan nomor : 510.01/238 Tahun 2015 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Kegiatan Pekan Batik Tahun 2015. Panitia ini gabungan antar SKPD (satuan kerja perangkat daerah) Kota Pekalongan, Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan, Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Pekalongan, Dinas Perindagkop dan UMKM Kota Pekalongan. Setelah semuanya menjadi satu tim kemudian saling bekerja sama dan bersinergi. b. Penyusunan Rencana Kerja Rencana kerja disusun berdasarkan waktu yang disediakan untuk melaksanakan Pekan Batik ini sesuai dengan kontrak. c. Koordinasi Dengan Instansi Dan Lembaga Terkait Diantara
para
pihak
yang
dikoordinasikan
dalam
rangka
mensukseskan Pekan Batik ini adalah: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan Jawa Tengah, Koperasi dan UKM, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Pekalongan, Kepolisian Daerah, Pengelola Tempat Penyelenggaraan, dan pihak-pihak yang terkait lainnya. d. Rekrutmen dan Penentuan UMKM Batik Proses perekrutan
peserta UMKM Batik
dilakukan
dengan
mempertimbangkan skala usaha, kinerja dan orisinalitas produk UMKM yang berada di Kota Pekalongan. Dalam proses ini pihak Penyedia Jasa selalu berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan Jawa Tengah. e. Rekrutmen dan Penentuan UMKM Kuliner
Proses perekrutan peserta UMKM Kuliner juga dilakukan dengan mempertimbangkan skala usaha, kinerja dan orisinalitas produk UMKM yang berada di Kota Pekalongan. Dalam proses ini pihak Penyedia Jasa selalu berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Pekalongan Jawa Tengah. f.
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pekan Batik Pelaksanaan Pekan Batik ini diselenggarakan selama 5 (lima) hari berturut-turut dengan menghadirkan 40 UMKM Batik dan 40 UMKM Kuliner dan berbagai rangkaian acara, yaitu: Pameran Batik Nusantara, Festival Kuliner Indonesia, Welcome Dinner & Fashion Show, Visit Pekalongan Great Sale, Festival Lampion,
Gelar Seni dan Budaya,
Pekalongan Batik Karnaval, Kontak Bisnis Batik Nasional, Lomba Stand Terbaik, dan Teatrikal Batik On The Street. Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan Pekan Batik Internasional ini selama lima bulan sebelum hari H. Waktu lima bulan ini cukup efektif untuk sebuah event ini. Persiapan yang dilakukan antara lain pembuatan proposal dan promosi Kota Pekalongan. Promosi yang dilakukan Bidang Pariwisata melalui media elektronik dan juga coffee morning yang dilakukan biasanya di Rumah Dinas Walikota dengan mengundang media pers (Wawancara dengan Trigandi Imamudin, 17 Maret 2016). g. Penyusunan Laporan Laporan kegiatan penyelenggaraan Pekan Batik disusun setelah diselesaikannya seluruh rangkaian kegiatan. Pelaporan memuat hasil-has il
yang dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan menurut Kerangka Acuan Kerja. 2. Kegiatan Pekan Batik Internasional 2015 Dalam Pekan Batik Internasional terdiri dari beberapa kegiatan. Dimana rangkaian acara ini saling berkaitan dan saling mendukung untuk keberhasilan event ini. Menampilkan rangkaian kegiatan selama sepekan dengan susunan sebagai berikut: a. Acara Pembukaan Acara pembukaan merupakan kegiatan pertama dari seluruh rangkaian kegiatan Pekan Batik yang dibuka oleh Mendikbud Anis Baswedan. Sampai di Pekalongan,
rombongan
menuju
Guest House (Rumah
Jabatan Walikota
Pekalongan) yang dilanjutkan ke tempat penyelenggaraan Pekan Batik di Kawasan Jetayu. Penyambutan Pejabat dilakukan dengan tarian tradisional Pekalongan dan Pengalungan
shawl batik
jlamprang.
Acara Pembukaan
ditandai
dengan
pencontrengan batik. b. Pameran Batik Nusantara Pameran ini dilakukan pada tanggal 30 Juli – 3 Agustus 2015 pada pukul 10.00 WIB – 21.00 WIB di GOR Jetayu, kawasan budaya jetayu. Tahun 2015 ada 150 stand. Produk pameran ada beragam mulai dari karya batik, batik tulis dan cap, aneka kerajinan, komoditas unggulan produk ekonomi kreativ, komoditas unggula n daerah dan pariwisata, barang seni, multi produk dan jasa dan masih banyak lagi. Diantaranya 40 stand merupakan fasilitasi dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pekalongan. Peserta merupakan UKM Batik dari Kota
Pekalongan dan sekitarnya. Selain itu, bagi UKM batik yang belum memperole h fasilitas mengikuti pameran juga dapat secara mandiri mengikuti pameran ini. Standar pameran adalah standar Nasional yang terdiri dari stand partisi R-8 Oktogonal dan stand special design khusus. Adapun area luar disediakan tenda tertutup dan tenda scarnavil (kerucut). Pameran Batik Nusantara merupakan pameran batik terbesar di Pekalongan dan Jawa Tengah, sebagai media promosi bagi keberagaman karya batik baik dari Pekalongan maupun dari daerah lain. c. Pesta Cita Rasa Kuliner Indonesia Kawasan Budaya Jetayu Kota Pekalongan sebagai kawasan wisata Pekan Batik dilengkapi area Festival Kuliner Indonesia yang menyajikan masakanmasakan khas Kota Pekalongan dan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Panitia menyediakan stand-stand kuliner dengan penampilan yang eksklusif dan nyaman untuk menikmati sajian kuliner yang ada. Tahun ini panitia menyediakan stand kuliner di sekitar Kawasan Jalan Jetayu dengan lebih dari 75 peserta yang 40 pesertanya merupakan fasilitasi dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pekalongan. Stand kuliner yang disediakan terbagi dalam 2 bagian, yakni di sepanjang Jalan Raden Saleh dan di Jalan Jetayu sebelah panggung utama Lapangan Jetayu. Berbagai makanan, minuman dan camilan disajikan oleh peserta pesta cira rasa ini. Mulai dari minuman teh khas Pekalongan sampai dengan bebek goreng dengan lima tingkat kepedasan selalu siap untuk dihidangkan. d. Gala Dinner Dan Fashion Show
Dalam rangka menyambut kedatangan peserta pameran dan tamu- tamu undangan yang datang ke Pekalongan, maka pada malam tanggal 31 Juli 2015 telah digelar kegiatan sebagai kelanjutan dari rangkaian peringatan hari batik berupa Gala Diner & Fashion Show. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman belakang rumah jabatan pembantu Gubernur Jawa Tengah di kawasan Jetayu Pekalongan. Panitia mengisi jamuan makan tersebut dengan acara hiburan dan Fashion show yang menampilkan karya-karya desainer terkemuka Nasional dan karya batik khas Pekalongan. Batik sebagai sebuah karya seni tradisional telah mampu bertahan dan terus berkiprah dalam setiap momen. Batik tidak hanya tampil dalam suasana remi atau suasana pesta, namun telah menyatu dalam aktivitas kerohanian dalam wujud busana muslim atau busana beribadah lainnya. e. Gelar Seni Budaya Pekan Batik adalah kegiatan seni dan budaya serta pariwisata yang kurang lengkap tanpa sajian pagelaran kesenian dan pentas seni. Panggung hiburan disiapkan oleh panitia untuk menghibur masyarakat yang datang pada perhela tan selama 5 hari mulai dari pagi sampai malam harinya. Berbagai kesenian daerah dan penampilan musik-musik modern hadir setiap harinya.
Gambar 3.3 Penampilan Tari Batik Jlamprang
Sumber: Dishubparbud Kota Pekalongan 2015 f.
Seminar dan Talk Show Seminar ini merupakan Rembug batik nasional dengan tema: “Pekalongan
Kota Kreativ, Pembangunan Berbasis Budaya (menuju World Culture Forum 2016)” yang dilaksanakan di Ruang Amarta Setda Kota Pekalongan pada tanggal 30 Juli 2015, dimulai pukul 08.00 s.d. 15.00 WIB. Batik diakui sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO, selain menjadikan batik sebagai salah satu asset budaya Indonesia, batik juga menjadi asset strategis peningkatan kesejahteraan masyarakat. Omset dari industry batik sejak menjadi world heritage naik 300% menjadi sekitar 10 triliun per tahun. Indonesia sebagai salah satu negara anggota asean harus ikut serta menerapkan
pasar bebas asean 2015. Sehingga UMKM batik di Indonesia harus bersiap-siap untuk meningkatkan daya saing terhadap produk sejenis dari luar negeri.
Gambar 3.4 Anies Baswedan memberikan sambutan dalam pembukaan Seminar Nasional
Sumber: Dishubparbud Kota Pekalongan 2015 g. Karnaval Batik Pekalongan Ikon acara Pekan Batik yang tidak bisa dilewatkan adalah penampila n karya-karya batik tulis Pekalongan dengan desain pakaian, workshop dan karnaval yang sudah berjalan selama hampir tiga tahun. Ratusan peserta mengikuti acara ini mulai dari anak sekolah, mahasiswa, pengusaha batik dan masyarakat umum secara total menampilkan karya-karya fashion batik karnaval yang menyedot ribuan pengunjung dari berbagai kota dan media massa Nasional. Peserta karnaval budaya batik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu budaya kreativ dan festival kostum. Pada
kelompok budaya kreativ tercatat ada 16 kelompok dan festival kostum diikuti 104 peserta. Karnaval budaya batik ini digelar pada tanggal 2 Agustus mulai pukul 08.00 wib.
Gambar 3.5 Peserta Kostum Karnaval
Sumber: Dishubparbud Kota Pekalongan 2015 h. Video Mapping Performance Art Penutupan Pekan Batik Week 2015 tersebut, dimeriahkan dengan sebuah acara yang cukup spektakuler yakni video mapping tentang sejarah perjalanan Kota Pekalongan menjadi kota batik dunia hingga kemudian ditetapkan
sebagai
Kota
Kreativ
UNESCO.
Video
mapping
ini
dipersembahkan oleh Sembilan Matahari Bandung yang memukau ribuan penonton, mengingat tontonan itu menggunakan teknologi multi media yang dipantulkan ke Museum Batik Pekalongan dengan gerak tata warna dan suara yang menarik.
Gambar 3.6 Pengunjung menikmati sajian Video Maping
Sumber: Dishubparbud Kota Pekalongan 2015 i.
Pekalongan Great Sale
Kegiatan ini merupakan pesta diskon bagi para pembeli batik untuk semua toko di Pekalongan dengan discount mencapai 30% yang pelaksanaan sepenuhnya ditangani oleh Dinas Perindagkop dan UKM kota Pekalongan yang dilaksanakan selama kegiatan pekan batik. 3.
Kontribusi
Penyelenggaraan Pekan Batik Internasional
Terhadap
Pariwisata Kota Pekalongan a. Kunjungan Wisatawan Pekan Batik Internasional memiliki peran yang sangat penting bagi pariwisata di Pekalongan yaitu sebagai alat promosi Kota Pekalongan. Setelah keberhasilan
mencapai
minat
berkunjung
wisatawan,
maka
wisatawan tersebut perlu diyakinkan agar mereka mau dan ingin kembali berkunjung. Hal ini dapat dilihat data dan jumlah kunjungan wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di Pekalongan disajikan pada tabel 1 yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Pariwisata dan Kebudayaan Pekalongan. Tabel 1: Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di Pekalongan Tahun
Wisatawan
Jumlah
Domestik
Mancanegara
2013
192.883
238
193.121
2014
194.396
232
194.628
2015
194.864
256
195.120
Sumber : Data Arsip Kantor Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Pekalongan 2016 Dilihat dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah kunjunga n wisatawan ke Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Pekalongan, dalam tiga tahun terakhir, jumlah kunjungan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup baik, peningkatan tertinggi pada tahun 2015. Dari jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat maka event PBI ini sebagai promosi wisata yang dilakukan oleh Pemerintah dan dapat terjangkau oleh wisatawan mancanegara.
b. Ekonomi Jika semula batik hanya dikenal sebagai tradisi yang diketahui pembuatannya melalui proses yang tidak gampang dan sebagai seni nilai budaya, kemudian meningkat menjadi batik industri untuk kesejahteraan ekonomi. Potensi sebuah daerah tidak akan bisa berkembang tanpa ada campur tangan pemerintah daerah sebagai regulator. Event Pekan Batik Internasional ini jadi lembar sejarah kota. Sinergi antara pemimpin daerah dan masyarakat yang mendorong kemajuan kota dan memperkokoh keberadaan Kota Pekalongan sebagai Kota Batik serta Kota Kreativ Dunia (UNESCO). Selain itu event Pekan Batik Internasional ini mampu membangun ekonomi kerakyatan antara lain, menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan penjualan batik yang dijual oleh pedagang kecil karena pamor batik terangkat. Data dari transaksi PBI selama lima hari mencapai Rp. 4,5 Miliar. Transaksi itu, dihasilkan dari transaksi produk kreativ sebesar Rp.3 miliar dan transaksi stan kuliner sebesar Rp.520 juta. Bukan hanya pengusaha kalangan atas aja yang merasakan efek dari PBI, juga masyarakat pengrajin setempat yang sangat kreativ sekaligus mempunysi jiwa kewirausahaa n yang sangat kuat, sebagai penopang terus berlangsungnya kegiatan usaha batik serta dapat memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah Pekalongan. Gerak roda perekonomian di Kota Pekalongan, sangat di pengaruhi oleh industri batik, sehingga batik mempunyai peranan yang sangat penting didalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menggerakan kembali sektor riil Industri Kecil Menengah (IKM) yang mempunyai daya lentur dalam menghadapi berbagai guncangan badai krisis ekonomi c. Citra Kota Pekalpngan Sebagai Kota Batik Bahwa penyelenggaraan
Pekan Batik
Internasional
semakin
memperkokoh keberadaan Kota Pekalongan sebagai Kota Batik serta memantapkan branding Pekalongan The World of City Batik. Event PBI sebagai upaya pelestarian dengan melakukan inventarisasi dan dokumentasi dan kajian batik seperti melakukan pameran sebagai wadah kreativitas seniman dan apresiasi masyarakat. Selain itu memasukan batik sebagai kurikulum sekolah serta mempromosikan secara terus menerus baik di media lokal maupun Internasional juga sebagai upaya yang dilakukan Pemerinta Kota Pekalongan untuk meningkatkan citra sebagai Kota Batik.
Dengan adanya Pekan Batik Internasional yang digelar Pemkot Pekalongan ini merupakan bagian dari wadah edukasi, meningat Kota Pekalongan yang merupakan satu-satunya Kota Batik terbesar di nusantara dan dunia terus menggelorakan semangat batik yang sesungguhnya. d. Budaya Batik memiliki potensi membangun citra bangsa Indonesia dipentas dunia. Batik kini memang tak lagi sekedar jarik atau kemben yang identik dengan masyarakat tempo dulu atau pedesaan. Wujudnya pun tak melulu helaian kain panjang tanpa jahit. Upaya masyarakat Pekalongan untuk lebih mengenalkan batik Pekalongan di kancah dunia dengan mengkolaboras ika n dengan budaya lain dengan trans culture agar menjadi perhatian banyak negara. Tanpa menerjang pakem batik tradisional, sejumlah industri mode berkreasi mengkawinkannya dengan detail modern. Dengan demikian batik bisa menjadi life style (gaya hidup), sekaligus merubah image bahwa batik tidak hanya dipakai suatu kalangan saja. Selain itu para seniman juga mencoba merepresentatifkan batik dengan membuat tarian batik jlamprang. Tarian yang berasal dari dasar tahapan membuat batik. Dengan adanya akulturasi budaya ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan batik sebagai warisan budaya tak benda. D. Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan Pekan Batik Internasional. Dalam penyelenggaraan event Pekan Batik Internasional 2015 yang diselenggarakan pada tanggal 30 Juli - 1 Agustus 2015 panitia mengalami beberapa kendala atau hambatan yang di hadapi. Hal ini yang menjadi ganjalan besar yang
harus diatasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 24 Juni 2016 dengan Bapak Edi Haryoso, maka terdapat kendala yang dihadapi diantaranya sebagai berikut : 1. Disinkronkan panitia dari beberapa instansi untuk bekerjasama tentunya tidak mudah, karena mempunyai karakter dan latar belakang yang berbeda satu sama lain . Maka panitia semuanya menjadi satu tim yang kemudian saling bekerjasama dan bersinergi dimana mereka harus mengerjakan pekerjaan sesuai skill masing- masing agar bisa berkoordinasi dengan baik panitia yang satu dengan panitia lainnya. 2. Dalam mendatangkan peserta pameran dari luar negeri untuk datang ke Pekalongan tentunya tidak mudah. Maka panitia berusaha semaksima l mungkin untuk bisa mendatangkan peserta pameran dari beberapa negara untuk terselenggaranya event Pekan Batik Internasional ini. Biasanya panitia bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri untuk mendatangka n peserta ini. 3. Kurangnya koordinasi panitia dengan pihak ketiga event organizer sebagai pelaksana
mengakibatkan
beberapa agenda
yang
seharusnya
bisa
diselesaikan dengan cepat terkadang jadi lama dan ini menyebabkan molornya waktu. 4. Kurangnya anggaran dari Pemda untuk event PBI. Padahal event ini merupakan event Provinsi dari Pemerintah sendiri. Anggaran yang keluar untuk kegiatan kegiatan Pekan Batik Internasional (PBI) oleh Pemerinta h hanya Rp. 50.000.0000,-. Anggaran ini terlalu kurang untuk event sebesar ini. Disini peran event organizer selain membantu mengorganisir juga
membantu mencari dana dari sponsor-sponsor dan juga dengan membuat paket Pekalongan city tour.