BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
A. Identitas Pasien 1. Inisial
: Sdr. W
2. Umur
: 26 tahun
3. No.CM
: 064601
4. Jenis kelamin
: Laki-laki
5. Agama
: Islam
6. Suku/ bangsa
: Jawa/Indonesia
7. Pendidikan
: SLTA
8. Status Perkawinan
: Belum kawin
9. Pekerjaan
: Tidak bekerja
10. Alamat
: Semarang
11. Tanggal masuk
: 14 Januari 2011
12. Tanggal pengkajian
: 24 Januari 2011
B. Identitas Penanggung jawab 1. Nama
: Ny.E
2. Umur
: 45 tahun
3. Pendidikan
: SLTA
25
4. Pekerjaan
: Swasta
5. Status Perkawinan
: Menikah
6. Hubungan dengan pasien
: Ibu pasien
C. Alasan masuk Klien marah-marah dan mengamuk. D. Faktor predisposisi Keluarga klien mengatakan klien sudah dua kali masuk rumah sakit jiwa terakhir rawat inap pada bulan April 2009. Klien tidak pernah kontrol dan minum obat secara teratur. Sekitar tiga bulan ini pasien sering mengurung diri di kamar. Sebulan ini pasien sering mengamuk, memecah kaca, marah-marah, pada waktu luang sering melamun. Hubungan dengan keluarga renggang. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual dan juga tidak pernah mengalami tindakan kekerasan dalam keluarga. Anggota keluarga klien ada yang mengalami gangguan jiwa yaitu pamannya dengan gejala yang sama dengan klien. Klien mengatakan mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu pernah dikeluarkan dari pekerjaan. Klien mengatakan ingin bekerja tetapi belum mendapatkannya. Masalah keperawatan : - Resiko perilaku kekerasan
26
E. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda vital : TD
: 110/90 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
RR
: 22x/menit
Suhu
: 37 0C
2. Keluhan fisik : klien mengatakan badannya sehat. Masalah keperawatan : tidak ada. F. Psikososial 1. Genogram
Sdr. W, 26 th Keterangan : Laki-laki : Perempuan : Klien : Gangguan jiwa : Tinggal serumah : Meninggal
27
Klien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Klien tinggal dengan ayah, ibu dan kedua adiknya. Klien mengatakan anggota keluarga yang paling dekat dengan klien adalah ibunya. Menurut keterangan keluarga klien, pola asuh dalam keluarga tidak ada perbedaan diantara anak-anaknya, komunikasi dalam keluarga baik, pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah. tetapi untuk pengambilan keputusan masalah kesehatan masih kurang karena keluarga klien belum mampu merawat klien yang menderita penyakit gangguan jiwa. Ada 1 anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa yaitu pamannya dengan gejala yang sama. Masalah keperawatan : Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan. 2. Konsep Diri a. Citra diri Klien mengatakan tubuhnya biasa saja tidak ada yang cacat, klien menerima keadaan tubuhnya apa adanya dan menyukai semua bagian tubuhnya. b. Identitas Diri Klien menyadari bahwa dirinya seorang laki-laki dengan umur 24 tahun dan belum menikah. Klien merasa puas dan senang sebagai seorang laki-laki. c. Peran Sebelum pasien masuk ke RSJ klien bekerja di perusahaan milik ibunya yaitu usaha kerupuk. Klien mengatakan bahwa dirinya sebagai
28
anak gagal karena tidak dapat menyenangkan atau membantu orangtuanya. d. Ideal diri Klien mempunyai keinginan untuk dapat sembuh dan ingin segera pulang agar klien dapat bekerja lagi di dalam usaha milik ibunya. e. Harga diri Klien mengatakan minder dan tidak berguna karena sering disindir oleh saudara dan tetangganya karena tidak bekerja dan belum bisa meneruskan usaha ibunya. Klien juga mengatakan keluarga jarang memuji keberhasilannya. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah 3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti dan terdekat dalam kehidupan klien adalah ibu dan adiknya. b. Peran serta dalam kelompok dan masyarakat. Klien mengatakan kadang mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat seperti Karang Taruna dan kerja bakti. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. Klien cukup mudah bergaul dengan orang lain dan mengungkapkan pendapat 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan Klien beragama Islam
29
b. Kegiatan ibadah beragama Islam Klien tidak rajin menjalankan menjalankan sholat karena sering lupa dengan waktu jam sholat. G. STATUS MENTAL 1. Penampilan Penampilan klien cukup rapi, pakaian bersih, kuku pendek, rambut disisir dan kebersihan gigi cukup. 2. Pembicaraan Klien berbicara dengan lambat, intonasi suara rendah dan mau menjawab pertanyaan. Masalah keperawatan : harga diri rendah 3. Aktivitas motorik Klien dapat berbicara tegak tanpa gangguan, melakukan perawatan diri secara mandiri seperti makan, mandi dan minum. 4. Alam perasaan Klien mengatakan perasaannya sedih dan senang. Senang karena setelah masuk rumah sakit tidak marah-marah lagi. Sedih karena jauh dari keluarga dan tidak dapat bekerja seperti orang lain . Masalah keperawatan : harga diri rendah. 5. Afek Afek klien sesuai dengan stimulus yang diberikan, ekspresi wajah kadang sedih saat bercerita tentang masa lalunya.
30
6. Interaksi selama wawancara Kontak mata positif tetapi kadang menunduk. Klien mau menjawab pertanyaan perawat tetapi klien kadang tiba-tiba diam dan tidak fokus pada pertanyaan perawat. 7. Persepsi Pada saat dikaji klien tidak mengalami halusinasi atau ilusi. 8. Proses pikir Pembicaraan klien yang cepat kadang sulit dimengerti oleh perawat Selama berkomunikasi dengan perawat, dapat diobservasi bahwa pembicaraan klien cukup terarah, jawaban koheren dengan pertanyaan yang diajukan. 9. Isi pikir Pada saat wawancara klien mampu menjawab apa yang ditanyakan. Klien mau menjawab sesuai pertanyaan yang diberikan dengan jawaban singkat. 10. Tingkat kesadaran Klien mampu berorientasi terhadap waktu, orang dan tempat. Klien mengatakan tahu hari ini hari apa, tanggal berapa, dan saat ini klien berada dimana. 11. Memori Klien mampu mengingat tanggal dan tahun lahir serta peristiwa yang terjadi pada saat lampau maupun sekarang dan klien mampu mengingat nama dan mengenali wajah pemeriksa.
31
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien dapat berkonsentrasi dan saat diminta mencoba menghitung sebelas ditambah tujuh jawaban klien delapan belas dan sembilan dikurangi empat jawaban klien lima. 13. Kemampuan penilaian Klien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian bermakna sehingga klien mampu mengambil keputusan, tetapi dengan bantuan orang lain. 14. Daya tilik diri Klien menyadari bahwa dirinya mempunyai masalah dan harus dirawat di rumah sakit jiwa. H. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan Klien mampu memenuhi kebutuhan makan dan minum secara mandiri. Klien makan 3 kali sehari dan habis 1 porsi. 2. BAB/BAK Klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang lain. Klien BAB 1-2 hari sekali dan BAK rata-rata 4-5 kali sehari. Klien juga mampu membersihkan diri setelah BAB dan BAK. 3. Mandi Klien mau mandi, gosok gigi, dan keramas secara mandiri. Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, dan keramas 3 hari sekali.
32
4. Berpakaian atau berhias Klien mampu menggunakan pakaiannya sendiri dan menyisir rambut sendiri. 5. Kebersihan diri Kebersihan diri hanya dilakukan seperlunya saja. 6. Istirahat dan tidur Klien mengatakan jika di rumah jarang tidur siang. Klien tidur malam mulai pukul 21.00 dan bangun pada saat shubuh. Setelah di RSJ kilien tidak tidur siang karena udaranya panas. Klien tidur pukul 20.00 dan bangun pukul 05.00 setelah bangun pagi lien sholat shubuh. 7. Penggunaan obat Klien setelah opname yang pertama tidak melakukan kontrol sehingga klien juga tidak minum secara teratur. Selama di RSJ klien mau minum obat sesuai dosis yaitu dua kali sehari pagi dan sore. Setelah minumobat klien merasa ngantuk dan kadang pusing. 8. Aktivitas di rumah Klien mengatakan bisa membantu membersihkan rumah. 9. Kegiatan di luar rumah Klien mengatakan setelah berhenti bekerja dia merasa minder karena sebagai pengangguran sehingga klien tidak rutin mengikuti kegiatan di masyarakat seperti kerja bakti dan Karang Taruna.
33
I. MEKANISME KOPING Klien mengatakan biasanya bila mempunyai masalah akan diam dulu tetapi karena selalu disindir oleh saudara dan tetangganya belum bisa meneruskan usaha ibunya klien menjadi jengkel dan marah dengan memecahkan kaca rumah dan perabotannya dan merasa lega setelah melakukannya. Sekarang klien tidak ingin marah-marah tetapi malu dan minder bergaul karena tidak mempunyai pekerjaan. Masalah keperawatan : harga diri rendah. J. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Klien mengatakan kadang-kadang mengikuti kegiatan yang diadakan di kampungnya seperti Karang Taruna. K. PENGETAHUAN Klien berpendidikan SLTA, menurut pendapat klien penyebab sakit jiwa adalah karena malu terus menjadi jengkel dan marah-marah seperti dirinya. L. ASPEK MEDIK Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid Terapi Medik : Chlorpromazine
2 x 100 mg
Persidal
2x
2 mg
Trihexypenidil
2x
2 mg
34
M. ANALISA DATA NO 1.
NAMA
MASALAH
DS : -
Gangguan konsep diri : Klien mengatakan bahwa dirinya malu
harga diri rendah
sebagai anak gagal karena klien tidak dapat
menyenangkan
atau
membantu
orang tuanya. -
Klien mengatakan bahwa dirinya merasa minder dengan kondisinya yang sudah tidak bekerja lagi.
-
Klien juga mengatakan orang tuanya jarang memuji keberhasilannya.
DO : -
Kontak
mata
menunduk.
positif
Klien
tetapi mau
kadang
menjawab
pertanyaan perawat tetapi klien kadang tiba-tiba diam dan tidak fokus pada pertanyaan perawat. -
Klien
berbicara
dengan
lambat
dan
intonasi suara rendah.
35
2.
DS : -
Resiko perilaku Klien mengatakan merasa jengkel jika
kekerasan
disindir oleh saudara dan tetangganya karena tidak bekerja dan belum mampu meneruskan usaha ibunya. -
Klien mengatakan jika jengkel memecah kaca atau perabot rumah tangga..
DO : -
Klien kelihatan jengkel jika disinggung tentang sindiran saudara dan tetangganya
3.
DS : -
Klien mengatakan bahwa dirinya gagal Gangguan penampilan sebagai
anak
menyenangkan
karena atau
tidak
membantu
dapat peran orang
tuanya. DO : -
Klien menunduk ketika menceritakan tentang kondisinya.
36
N. Daftar Masalah : 1. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah. 2. Resiko tinggi perilaku kekerasan. 3. Gangguan penampilan peran. 4. Berduka fungsional. O. Pohon Masalah : Resiko perilaku kekerasan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Core Problem
Gangguan penampilan peran P. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
37
38