BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis Masalah Dalam proses produksi terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi hasil keluaran produksi. Ada 4 faktor yang saling berhubungan satu dengan yang lain, keempat faktor ini saling tergantung dan tidak bisa berjalan sendiri. Keempat faktor ini terdiri dari manusia, mesin, metode dan material. Pengawasan dari keempat faktor tersebut tetap harus dilakukan agar hasil keluaran produksi dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Namun tentu saja pengawasan yang dilakukan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan prosesnya. Penulis yang bekerja di departemen engineering bertanggung jawab untuk memastikan kondisi mesin selalu dalam kondisi baik. Namun terkadang timbul masalah dengan mesin-mesin yang dipakai, saat masalah ini timbul maka tindakan cepat diperlukan agar masalah cepat terselesaikan dan tidak mengganggu keluaran produksi. Untuk memantau kondisi mesin agar tetap dalam kondisi baik ada beberapa solusi yang mungkin diterapkan, namun tentunya tiap solusi mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, diantaranya adalah: 1. Menugaskan
seorang teknisi untuk setiap hari memantau kondisi
sebuah line produksi. Kelebihannya: kondisi mesin terus terkontrol. Kekurangannya: dibutuhkan banyak teknisi, tentunya berpengaruh pada biaya yang akan dikeluarkan untuk menggaji mereka.
23
24
2. Mengajarkan operator produksi agar dapat memperbaiki mesinnya saat terjadi masalah. Kelebihan: masalah cepat terselesaikan dan tidak perlu banyak teknisi. Kekurangan: sumber daya manusia seorang operator produksi tidak memenuhi kualifikasi untuk dapat memperbaiki mesin. 3. Membuat sebuah sistem panggilan agar operator produksi dapat memanggil teknisi apabila terjadi masalah pada mesin produksi. Kelebihan: teknisi dapat dengan mudah mengetahui jika terjadi masalah pada suatu line produksi. Kekurangan: diperlukan sebuah sistem yang dapat mengakomodir kebutuhan pengguna, baik operator produksi maupun teknisi. Dari beberapa solusi di atas, penulis mengambil solusi ketiga yaitu membuat
sebuah
sistem
panggilan
karena
solusi
ini
dapat
langsung
diimplementasikan dengan tidak memerlukan penambahan sumber daya manusia serta dapat digunakan untuk melakukan analisa masalah yang telah terjadi.
Tabel 3.1 Proses pada sistem panggilan Input
Proses
Output
Saklar panggil hidup
Membaca status panggilan
Tampilan line produksi yang bermasalah
Catatan perbaikan masalah
Menyimpan data
Laporan mengenai masalah yang terjadi, perbaikan yang dilakukan dan jumlah waktu yang dibutuhkan
Kondisi tertentu
Pencarian data
Laporan mengenai masalah yang terjadi, perbaikan yang dilakukan dan jumlah waktu yang dibutuhkan
25
3.2 Analisis Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan perancangan sistem panggilan maka penulis terlebih dahulu menganalisa akan kebutuhan dasar sistem. Kebutuhan dasar sistem ini juga disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, yaitu antara lain: 1. Operator produksi harus dapat memanggil teknisi. 2. Teknisi harus dapat memonitoring status dari kondisi line produksi. 3. Teknisi harus dapat memasukan data tambahan (melengkapi data yang sudah ada). 4. Teknisi dan supervisor harus dapat melihat data yang ada. 5. Supervisor harus dapat mengubah pengaturan untuk disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
3.3 Perancangan dan Pemodelan Sistem Pada subbab ini penulis akan melakukan perancangan dan pemodelan sistem. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perancangan yang lebih detail nantinya. Secara umum gambaran dari sistem panggilan yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1. Operator produksi memanggil teknisi dengan menekan saklar panggil yang telah disediakan. Apabila saklar panggil ditekan maka layar monitoring yang terdapat di ruangan teknisi akan menampilkan line produksi yang memanggil. Berdasarkan status panggilan tersebut maka teknisi dapat langsung menuju line produksi yang memanggil. Saklar panggil di line produksi juga dilengkapi lampu strobo agar teknisi dapat tetap melihat status panggilan saat sedang berada di ruangan produksi (tidak sedang berada di ruang teknisi).
26
Gambar 3.1 Skema sistem panggilan Rangkaian dari saklar panggil yang terdapat pada line produksi dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini. Terlihat bahwa saklar panggil mempunyai dua fungsi yaitu untuk menyalakan lampu strobo dan juga mengirim masukan ke port paralel.
Gambar 3.2 Rangkaian saklar panggil
27
Pada subbab-subbab berikutnya akan dijelaskan dengan rinci mengenai perancangan apilkasi, meliputi pemodelan dengan activity diagram, sequence diagram dan use case diagram sesuai dengan kebutuhan penggunaan aplikasi yang akan dibuat.
3.3.1 Use Case Diagram Untuk dapat melihat interaksi yang akan dilakukan pengguna dengan sistem maka sebelum memulai penyusunan program dilakukan pemodelan terhadap sistem dan pengguna terlebih dulu. Proses pemodelan ini adalah penggambaran sistem secara nyata kedalam bentuk simbol-simbol yang memiliki aktor sebagai obyek. Namun sebelum dapat menggambarkan diagramnya maka terlebih dulu kita harus mengetahui aktifitas pengguna terhadap sistem. Pada sistem panggilan yang akan dibuat terdapat beberapa aktifitas yang terjadi antara pengguna dan sistem, yaitu: 1. Dengan aplikasi panggilan ini operator produksi dapat memanggil teknisi. 2. Pada aplikasi panggilan terdapat display dimana teknisi dapat melihat status panggilan. 3. Aplikasi panggilan dapat menyimpan data yang berhubungan dengan panggilan yang terjadi. 4. Teknisi dan supervisor dapat melihat dan mencetak laporan yang ada. 5. Supervisor dapat merubah pengaturan aplikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan inilah maka penulis menggambarkan diagram use case nya. Karena dengan diagram use case dapat dengan mudah
28
terlihat interaksi antara pengguna dengan aplikasi yang akan dibuat. Gambar 3.3 menggambarkan diagram use case dari sistem panggilan yang akan dibangun.
Gambar 3.3 Use case sistem panggilan Sebagai tambahan penjelasan dari use case diagram pada Gambar 3.3, pada tabel 3.1 di bawah ini penulis tambahkan kebutuhan-kebutuhan pengguna (aktor) dari sistem panggilan.
Tabel 3.2 Kebutuhan aktor pada sistem panggilan No
Kebutuhan
Aktor
Use case
1
Operator produksi menggunakan saklar untuk memanggil teknisi
Operator produksi
Panggil teknisi
2
Setelah masalah selesai, teknisi memasukkan data tambahan yang berguna untuk analisa masalah
Teknisi
Masukkan data
3
Data yang ada dapat dilihat dan dicetak
Teknisi, Supervisor
Cetak laporan
4
Supervisor dapat merubah pengaturan aplikasi sesuai kondisi di lapangan
Supervisor
Rubah pengaturan
29
3.3.2 Activity Diagram Activity diagram dapat menunjukkan konteks use case, dengan kata lain bagaimana sebuah use case berjalan. Activity diagram dapat menunjukkan logika prosedural, proses bisnis dan jalur kerja. Pada dasarnya activity diagram adalah sama seperti flowchart (diagram alir), namun activity diagram mempunyai kelebihan karena dapat menggambarkan aktifitas secara paralel. Ada beberapa aktifitas yang dilakukan pengguna pada sistem panggilan yang nantinya dapat digambarkan dengan activity diagram, yaitu: 1. Aktifitas operator produksi saat memanggil teknisi. Aktifitas ini dimulai saat masalah terjadi hingga selesainya masalah. Aktifitas seorang operator produksi saat terjadi masalah hingga selesai adalah sebagai berikut: a. Saat terjadi masalah pada mesin produksi, operator produksi menghidupkan saklar panggil. b. Operator menjelaskan masalah yang terjadi pada teknisi yang datang. c. Operator mematikan saklar panggil ketika teknisi telah selesai memperbaiki masalah pada mesin.
2. Aktifitas teknisi saat menangani panggilan. Aktifitas teknisi dimulai saat adanya panggilan dari operator produksi hingga terselesaikannya masalah. Aktifitas dari seorang teknisi saat terjadi masalah adalah sebagai berikut: a. Teknisi menerima panggilan dari operator yang disampaikan oleh aplikasi panggilan dalam bentuk audio maupun visual.
30
b. Teknisi menuju lokasi panggilan berasal. c. Teknisi memperbaiki permasalahan pada mesin. d. Ketika masalah terselesaikan, teknisi kembali ke ruangannya. e. Teknisi memasukkan data-data mengenai masalah yang terjadi dan penanganan yang dilakukan.
Gambar 3.4 Activity diagram sistem panggilan
31
3. Aktifitas supervisor saat melakukan pengaturan. Aktifitas ini dimulai saat supervisor hendak melakukan pengaturan pada aplikasi hingga selesai. Tahapan-tahapan aktifitasnya adalah sebagai berikut: a. Supervisor memilih menu pengaturan yang ada pada form utama. b. Supervisor memasukkan kata sandi pada form login. c. Jika kata sandi sesuai maka supervisor akan melihat form setting. d. Supervisor melakukan perubahan-perubahan yang diinginkan. e. Supervisor menyimpan data perubahan. Activity diagram di bawah ini (Gambar 3.5) menunjukkan tahapan dan aktifitas supervisor saat melakukan pengaturan aplikasi.
Gambar 3.5 Activity diagram supervisor melakukan pengaturan
32
3.3.3 Sequence Diagram Sebuah Sequence diagram, secara khusus, menjabarkan behavior sebuah skenario tunggal. Diagram tersebut menunjukkan sejumlah objek contoh dan pesan-pesan yang melewati objek-objek ini di dalam use case. (Fowler 81) Gambar 3.6 menampilkan sequence diagram saat teknisi hendak memasukkan data. Dari diagram terlihat bahwa teknisi harus mencari waktu kejadian terlebih dulu, setelah hasil pencarian ditampilkan barulah teknisi bisa memasukkan (melengkapi) data-data yang kurang. Yaitu data-data yang tidak dapat masuk ke dalam basis data secara otomatis tetapi harus dimasukkan secara manual oleh teknisi, diantaranya adalah data hasil analisa penyebab masalah, action yang dilakukan untuk memperbaiki masalah, kategori masalah, hasil perbaikan dan teknisi yang menangani panggilan.
Gambar 3.6 Sequence diagram teknisi memasukkan data
33
Sedangkan Gambar 3.7 menampilkan sequence diagram saat supervisor hendak melakukan pengaturan. Supervisor dapat masuk ke form setting dari menu yang ada pada form utama, namun sebelum form setting terlihat akan ditampilkan form password yang meminta supervisor untuk memasukkan kata sandi. Apabila kata sandi sesuai maka barulah form setting ditampilkan. Penggunaan kata sandi ini diperlukan untuk membatasi pengguna yang dapat melakukan pengaturan aplikasi, karena aplikasi ini akan digunakan juga oleh teknisi.
Gambar 3.7 Sequence diagram supervisor melakukan pengaturan
3.4 Perancangan Basis Data Sebelum membuat sebuah basis data untuk menyimpan data yang digunakan pada aplikasi, penulis terlebih dulu akan membuat perancangannya. Subbab ini akan berisi perancangan basis data yang nantinya akan digunakan pada aplikasi panggilan.
34
Penulis menggunakan basis data Microsoft Access (Version 7.0 MDB) yang dapat diakses secara langsung melalui menu Visual Data Manager dari aplikasi Visual Basic. Penulis menggunakan tiga entity pada basis data ini, yaitu:
1. tblTeknisi, dengan atribut sebagai berikut: Field
Tipe
Panjang 7
Key PK
nik_tek
Text
nama_tek Tlp_tek
Keterangan Nomor induk teknisi
Text
10
-
Nama teknisi
Text
12
-
Nomor telephone
2. tblPanggilan, dengan atribut sebagai berikut: Field
Tipe
Panjang
Key
Keterangan
kode
Text
15
PK
Kode panggilan
nik_tek
Text
7
FK
Nomor induk teknisi
dt
Integer
2
-
Down time yang terjadi
mesin
Text
10
-
Mesin yang bermasalah
kategori
Text
18
-
Kategori masalah
cause
Text
7
-
Penyebab masalah
error
Text
20
-
Kode error
action
Text
50
-
Action dari teknisi
result
Text
10
-
Hasil perbaikan teknisi
Keterangan Kode line produksi
3. tblLine, dengan atribut sebagai berikut: Field
Tipe
Panjang
kd_line
Text
2
Key PK
nm_line
Text
10
-
Nama line
nik_tek
Text
7
FK
Teknisi
prod
Text
10
-
Jenis produksi
35
Untuk menggambarkan hubungan dari atribut-atribut diatas, di bawah ini penulis sertakan diagramnya dalam bentuk diagram ER. Entity relational diagram digunakan untuk menggambarkan komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan fakta dari ’dunia nyata’ yang yang kita tinjau.
Gambar 3.8 ERD pada aplikasi panggilan
3.5 Perancangan Tampilan Antar Muka Setelah tahap perancangan kebutuhan sistem dilakukan maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan hasil rancangan tersebut kedalam sistem yang akan dibuat. Agar hasil aplikasi dapat sesuai dengan kebutuhan maka terlebih dahulu dilakukan perancangan tampilan antar muka yang akan dibahas lebih lanjut pada Subbab 3.5 ini. 1. Rancangan tampilan monitoring
36
Pada form ini akan ditampilkan line produksi yang mengalami masalah, berdasarkan tombol panggilan yang ditekan. Pada form ini juga akan ditampilkan jumlah panggilan dan waktu yang terpakai dari semua panggilan yang terjadi. Form ini berfungsi sebagai display yang akan selalu dilihat oleh teknisi. Perancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Rancangan tampilan monitoring
Ada kemungkinan dimana terdapat dua line produksi atau lebih yang memanggil teknisi pada waktu bersamaan, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis merancang tampilan nama line yang ada pada form ini agar bisa berganti-ganti pada jeda waktu yang telah ditentukan agar dapat menampilkan semua line produksi yang sedang memanggil. Semua line produksi yang memanggil akan dimasukkan dalam sebuah list, lalu penulis
37
akan menambahkan sebuah timer pada form ini yang akan mengambil isi dari list tersebut secara berurut untuk ditampilkan pada form. Untuk memperjelas rancangan tersebut, berikut ini penulis sertakan algoritma yang digunakan. Algoritma AntriTampilan DEKLARASI: N
: integer
DEFINISI: N←1
Procedure Timer (input L : List) DEKLARASI: {tidak ada} DEFINISI: if Panjang(L) >= 1 then Write List(N) if N = Panjang(L) then N←1 else N←N+1 endif endif end procedure end algoritma
2. Rancangan tampilan input data Pada form ini pengguna dapat memasukkan data sebagai pelengkap data yang sebelumnya sudah masuk secara otomatis. Proses pemasukkan data tidak harus dilakukan, namun lebih baik dilakukan agar laporan menjadi lengkap dan analisa data dapat dilakukan dengan tepat. Data-data yang
38
dimasukkan adalah data yang menyangkut jenis permasalahan dan perbaikan yang telah dilakukan serta analisa sebab permasalahan.
Gambar 3.10 Rancangan tampilan input data
3. Rancangan tampilan lihat data Pada form ini pengguna dapat melihat data yang ada. Pengguna juga dapat mencetak data yang diinginkan. Pada rancangan lihat data disediakan pilihan agar pengguna dapat mencari data sesuai keinginannya. Pilihan yang disediakan yaitu pencarian data berdasarkan kategori, sebab, mesin, kode error, teknisi, maupun gabungan dari beberapa atau keseluruhan pilihan tersebut. Pengguna juga dapat mencetak hasil pencarian data yang telah dilakukan.
39
Gambar 3.11 Rancangan tampilan lihat data
4. Rancangan tampilan login Form ini diperlukan untuk membatasi pengguna yang dapat melakukan perubahan pengaturan. Form ini akan tampil saat pengguna hendak melakukan pengaturan saja.
Gambar 3.12 Rancangan tampilan login
40
5. Rancangan tampilan pengaturan Pada form ini pengguna dapat melakukan pengaturan-pengaturan yang diperlukan agar aplikasi dapat disesuikan dengan keinginan pengguna.
Gambar 3.13 Rancangan tampilan pengaturan Pengaturan yang dapat dirubah adalah: a. Warna tampilan dari aplikasi. b. Indikator suara jika ada panggilan dapat diatur hidup atau mati. c. File suara yang akan digunakan dan perulangannya. d. Nama dari masukan port paralel. e. Data teknisi
3.6 Perancangan Flowchart Aplikasi Sama seperti activity diagram, flowchart atau diagram alir digunakan untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, dan jalur kerja. Pada aplikasi panggilan yang akan dibuat ini penulis juga menyertakan diagram alirnya
41
yang dapat dilihat pada Gambar 3.14. Dari diagram alir ini dapat terlihat alur kerja dari aplikasi panggilan yang akan dibuat mulai dari inisialisasi sampai selesainya program. Diagram alir ini juga menunjukkan pemilihan menu oleh pengguna.
Gambar 3.14 Flowchart aplikasi panggilan