BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEJARAH HURUF JEPANG, JENISJENIS HURUF JEPANG DAN FUNGSI PENULISANNYA, SERTA KOMIK
2.1 Sejarah Huruf 2.1.1
Sejarah Munculnya Huruf di Dunia Sejarah huruf
bermula di Mesir purba. Perkembangan bahasa tulis
bermula sejak sebelum Masehi, di mana awalnya manusia menggunakan bahasa gambar untuk berkomunikasi. Bangsa Afrika dan Eropa mengawali pada tahun 3500-4000 sebelum Masehi dengan membuat lukisan di dinding gua. (http://hobyt.wordpress.com) Sejarah tulisan mencatat perkembangan bahasa ekspresi dengan huruf atau tanda-tanda lainnya. Bahasa telah berkembang secara berbeda pada tiap peradaban manusia. Awal mula tulisan diketahui pada masa proto dengan sistem ideografik dan simbol mnemonik. Penemuan tulisan ditemukan pada dua tempat yang berbeda: Mesopotamia sekitar 3200 SM dan Mesoamerika sekitar 600 SM. Dua belas naskah kuno Mesoamerika diketahui berasal dari Zapote dan Meksiko. Sementara itu, tempat berkembangnya tulisan masih menjadi perdebatan antara di Mesir yaitu sekitar 3200 SM atau di China pada 1300 SM. (http://id.wikipedia.org.wiki/Sejarah_huruf).
25
2.1.2
Sejarah Munculnya Huruf di Jepang Menurut Iwabuchi Tadasu (1989: 280-281), huruf dimulai dari gambar
untuk menunjukkan isi atau arti suatu hal atau perkara. Gambar-gambar itu disederhanakan, lalu pada akhirnya bersamaan dengan bentuk (gambar) tersebut ditentukanlah cara-cara pengucapannya berdasarkan kebiasaan atau adat istiadat masyarakat pemakainya. Huruf yang menyatakan isi atau arti dan sekaligus menyatakan pengucapan seperti ini disebut hyoo’i moji. Salah satu contoh hyoo’i moji adalah huruf kanji. Selain hyoo’i moji, ada juga hyoo’on moji yaitu huruf yang hanya menyatakan bentuk-bentuk pengucapan yang tidak memiliki arti tertentu. Di dalam hyoo’on moji terdapat onsetsu moji dan tan’on moji. Onsestsu moji adalah huruf yang pada prinsipnya menyatakan sebuah silabel seperti huruf hiragana dan katakana, sedangkan tan’on moji adalah huruf yang pada prinsipnya menyatakan sebuah fonem seperti huruf latin. Sebelum adanya huruf Jepang yang digunakan sekarang ini, bangsa Jepang menggunakan aksara kanji China/Tionghoa. Secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang lewat barang-barang yang diimpor dari Tionghoa melalui Semenanjung Korea mulai abad ke-5 Masehi. Sejak itu pula, aksara Tionghoa banyak dipakai untuk menulis di Jepang, termasuk untuk prasasti dari batu dan barang-barang lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kanji) Sebelumnya, di awal abad ke-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani datang dari Baekje di masa pemerintahan Kaisar Oujin. Keduanya konon menjadi pengajar aksara Tionghoa bagi putra kaisar. Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Chu dan buku pelajaran menulis aksara Tionghoa untuk
26
anak-anak dengan judul Seribu Karakter Klasik. Walaupun demikian, orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa sejak abad ke-1 Masehi. Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi yang diterima sebagai hadiah
dari
Tiongkok
untuk
raja
negeri
Wa
(Jepang).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kanji) Dokumen tertua yang ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan imigran dari Tiongkok. Istana mempekerjakan keturunan imigran dari Tiongkok bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang disebut yamato kotoba dalam aksara Tionghoa. Selain itu, mereka juga menuliskan berbagai peristiwa dan kejadian penting. Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang tanpa bentuk tertulis. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis dalam bahasa Tionghoa, dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa. Sistem kanbun (漢文) merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa Tionghoa yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda diakritik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata, menambah partikel, dan infleksi sesuai aturan tata bahasa Jepang. Selanjutnya berkembang sistem penulisan man'yoogana yang memakai aksara Tionghoa untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang. Sistem ini dipakai dalam antologi puisi klasik man'yooshuu. Sewaktu menulis man'yoogana, aksara Tionghoa ditulis dalam bentuk kursif agar menghemat waktu. Hasilnya adalah hiragana yang merupakan bentuk sederhana dari man'yoogana. Hiragana menjadi sistem penulisan yang mudah dikuasai wanita. Kesusastraan
27
zaman Heian diwarnai karya-karya besar sastrawan wanita yang menulis dalam hiragana. Sementara itu, katakana diciptakan oleh biksu yang hanya mengambil sebagian kecil coretan dari sebagian karakter kanji yang dipakai dalam man'yoogana.
2.2 Jenis-jenis Huruf Jepang 2.2.1
Huruf Kanji dan Fungsinya Huruf kanji lahir pada kira-kira 1500 tahun sebelum Masehi di kalangan
suku Kan di China. Huruf kanji adalah huruf yang mengutarakan arti yang dibentuk meniru bentuk bendanya, atau tanda-tanda yang diberikan dalam menunjukkan arti sesuatu benda atau sifat atau pekerjaan atau tanda-tanda lainnya. Huruf kanji tersebut didatangkan ke Jepang pada abad ke-4 atau awal abad ke-5. Didatangkan ke Jepang juga disertai pengucapannya dalam bahasa Kan, yang kemudian di Jepang disebut dengan 音読み/on’yomi (cara baca on). Tetapi arti huruf tersebut bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang asli, sehingga huruf kanji tersebut juga dibaca dengan bahasa Jepang asli yang disebut dengan 訓読み/kun’yomi. (Situmorang, 2007: 82) Di dalam Daikanwa Jiten yang merupakan kamus (Kanwa Jiten) terbesar yang disusun di Jepang terdapat kira-kira 50.000 huruf kanji (Ishida, 1991: 76). Namun pada zaman Meiji muncullah pendapat-pendapat perlunya batasan jumlah kanji yang begitu banyak. Maka pada tahun 1900 Monbusho (Departemen Kependidikan Jepang) menetapkan 1200 huruf kanji yang harus
28
dipelajari di Sekolah Dasar. Lalu setelah itu sudah beberapa kali diterbitkan daftar kanji yang standar. Pada tanggal 16 Nopember 1946 (dengan maklumat kabinet) ditetapkanlah Daftar Tooyo Kanji (Tooyo Kanjihyoo) yang memuat 1850 huruf kanji. Kanji-kanji yang termasuk pada Daftar Tooyo Kanji ini terbatas pada kanji-kanji yang dipergunakan dalam bidang perundang-undangan, dokumen-dokumen atau surat-surat dinas, surat kabar, majalah atau kanji-kanji yang dipakai secara umum dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu sebagai lampirannya ditetapkan pula Kyoiku Kanji (Kanji yang harus dikuasai oleh siswa SD dan SLTP di Jepang) yang memuat 881 kanji, Daftar Bentuk Kanji (Jitaihyoo), 92 huruf kanji yang biasa dipergunakan untuk nama orang (Jinmeihyoo Kanji), Daftar On-Kun (Onkunhyoo), dan sebagainya. Lalu pada tanggal 1 Oktober 1981 ditetapkan lagi daftar Jooyoo Kanji (Jooyoo Kanjihyoo) yang memuat 1945 kanji lengkap dengan cara membaca on’yomi dan kun’yomi beserta ontoh-contoh katanya. Jumlah jooyoo kanji ini berasal dari 1850 tooyoo kanji ditambah 95 huruf kanji sehingga seluruhnya berjumlah 1945 huruf kanji (Nihongo Kyooshi Tokuhon Henshuubu,1989: 130). Dalam bahasa Jepang terdapat kata yang memiliki cara baca yang sama tetapi mempunyai makna yang berbeda atau yang lebih dikenal dengan homofon. Untuk karena itu dibuatlah huruf kanji untuk membedakan arti dari kata tersebut, misalnya:
29
a) はし/hashi Kata hashi dalam bahasa Jepang dapat menunjukkan arti yang berbeda-beda, diantaranya : 1) 箸 / hashi yang menunjukkan arti ‘sumpit’ 2) 橋 / hashi yang menunjukkan arti ‘jembatan’ 3) 端 / hashi yang menunjukkan arti ‘tepi’, ‘pinggir’, ‘ujung’ b) かえる / kaeru Kata kaeru dalam bahasa Jepang dapat menunjukkan arti yang berbeda-beda, diantaranya : 1) 帰る / kaeru yang menunjukkan arti ‘pulang’ 2) 蛙 / kaeru yang menunjukkan arti ‘katak’ 3) 変える / kaeru yang menunjukkan arti ‘mengubah’ 4) 孵る/ kaeru yang menunjukka arti ‘menetas’ c) あつい / atsui Kata atsui dalam bahasa Jepang dapat menunjukkan arti yang berbeda-beda, diantaranya : 1) 熱い/ atsui yang menunjukkan arti ‘panas’ (menyatakan cuaca) 2) 暑い/ atsui yang menunjukkan arti ‘panas’(menyatakan sifat benda) 3) 厚い/ atsui yang menunjukkan arti ‘tebal’ Dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa huruf kanji sering digunakan untuk mengutarakan arti dari kata kerja, kata sifat, dan kata
30
benda. Dengan adanya huruf kanji dapat memudahkan memahami arti tanpa harus memperhatikan cara baca dari huruf tersebut.
2.2.2
Huruf Hiragana dan Fungsinya Untuk penulisan bahasa Jepang pada zaman Nara (710M – 794M)
dipakai on-kun (cara baca on’yomi dan kun’yomi) huruf kanji secara hyoo’on moji. Oleh karena hal ini pada umumnya dipakai pada man’yooshuu, maka bentuk tulisan tersebut dinamai man’yoogana. Lalu pada akhir zaman Nara bentuk huruf man’yoogana berubah, dan akhirnya menjadi soogana. Setelah itu pada pertengahan zaman Heian (794M – 1192M), setelah dibentuk soogana ini diperbaiki, disederhanakan dan diperindah, maka jadilah huruf hiragana. Oleh karena huruf hiragana pada mulanya dipergunakan oleh kaum wanita, maka huruf ini disebut onnade (Ishida, 1991: 75). Huruf hiragana yang sekarang adalah bentuk huruf hiragana yang dipilih dari soogana yang ditetapkan berdasarkan Petunjuk Departemen Pendidikan Jepang yang dimuat pada Daftar 1 Shoogakkorei Shiko Kisoku pada tahun 1900 (tahun 33 Meiji). Bentuk huruf-huruf soogana lainnya disebut hentaigana yang dipakai pada catatan-catatan atau tulisan-tulisan lama, pada waka, haiku, dan sebagainya (Iwabuchi, 1989: 230). Huruf Hiragana diambil dari bahagian huruf kanji. Berikut ini merupakan asal usul huruf hiragana (Katoo, 1991:227) 安
→
あ
以
→
い
宇
→
31
う
衣 →
え
於
→
お
加
→
か
幾
→
き
久
→
く
計
→
け
己
→
こ
左
→
さ
之
→
し
寸
→
す
世
→
せ
曽
→
そ
太
→
た
知
→
ち
川
→
つ
天
→
て
止
→
と
奈
→
な
仁
→
に
奴
→
ぬ
祢
→
ね
乃
→
の
波
→
は
比
→
ひ
不
→
ふ
部
→
へ
保
→
ほ
末
→
ま
実
→
み
武
→
む
女
→
め
毛
→
も
也
→
や
由
→
ゆ
与
→
よ
良
→
ら
留
→
る
呂
→
ろ
和
→
わ
夭
→
ん
利
→
り
礼
→
れ
Sampai sekarang belum ada pendapat yang pasti mengenai pencipta huruf hiragana. Sebab, seperti dijelaskan oleh Sada Chiaki dalam bukunya Atarashii Kokugogaku bahwa ada pendapat yang menjelaskan bahwa pembuat huruf hiragana adalah Kooboo Daishi, namun pendapat ini tidak beralasan. Sebab hiragana tidak dibuat oleh perseorangan dan tidak dibuat dalam satu kurun waktu tertentu (Sada, 1991: 59). Hiragana adalah huruf-huruf yang berbentuk あ(a)、い(i)、う(u)、え (e) 、 お (o) dan sebagainya. Huruf hiragana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki), sedangkan katakana terbentuk dari garis-garis atau coretan yang lurus (chokusenteki) (Iwabuchi, 1989: 229).
32
Pendapat ini dapat dijadikan salah satu karakteristik hiragana yang membedakannya dengan huruf katakana. Walaupun ada huruf hiragana seperti か(ka)、き(ki)、せ(se)、へ(he)、や(ya)、り(ri) yang secara sepintas terlihat sama dengan bentuk katakana カ(ka)、キ(ki)、セ(se)、ヘ(he)、ヤ(ya)、リ (ri) namun ada perbedaan yang mendasar. Perbedaan-perbedaan tersebut terletak pada bentuk coretan-coretan atau garis-garisnya. Coretan-coretan yang membentuk hiragana tampak melengkung, sedangkan coretan-coretan yang membentuk katakana tidak melengkung. Katakana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus yang terkesan kaku. Semua huruf dalam sistem penulisan bahasa Jepang dapat dipakai secara bersamaan. Huruf-huruf tersebut dipakai secara bervariasi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, untuk menguasai ragam tulisan, diperlukan penguasaan semua jenis huruf beserta fungsinya masing-masing. Beberapa fungsi huruf hiragana, antara lain
1) Huruf Hiragana digunakan untuk menulis bahasa jepang yang tidak menggunakan kanji, misalnya: a) この/ kono (Ini) b) こちら / kochira (Di sini) c) ありがとう / arigatou (Terima kasih) d) はい / hai (Iya) e) いいえ / iie (Tidak, bukan)
33
2) Berdasarkan asal-usulnya, kosakata bahasa Jepang dibagi menjadi 4 kelompok besar yakni wago (bahasa Jepang asli), kango (bahasa Kan / Cina), gairaigo (bahasa serapan asing) dan konshugo (campuran dari berbagai bahasa). Hiragana dapat dipakai untuk menulis wago, kango dan bagian-bagian kata yang dipakai pada konshugo yang berasal dari wago atau kango, misalnya:
WAGO
KANGO
KONSHUGO
たのしい
楽しい
tanoshii
tanoshii
しずかだ
静かだ
shizukada
shizukada
たべる
食べる
taberu
taberu
はこ
箱
hako
hako
にゅうがく
入学
nyuugaku
nyuugaku
だんじょ
男女
danjo
danjo
べんきょう
勉強
benkyou
benkyou
けんきゅう
研究
kenkyuu
kenkyuu
ほんばこ
kango 本+ wago 箱
honbako
kango (hon) + wago (hako)
てちょう
wago 手+ kango 帳
techou
wago (te) + kango (chou)
34
でんきスタンド denki sutando
kango 電気+ gairaigo スタンド kango (denki) + gairaigo(sutando)
なまビール
wago 生 + gairaigo ビール
nama biiru
wago (nama)+ gairaigo (biiru)
3) Hiragana dapat dipakai untuk menulis bagian kata yang termasuk yoogen (verba, adjektiva-i, adjektiva-na) yang dapat mengalami perubahan seperti berikut:
行く (i ku) VERBA
飲む (no mu) 泳ぐ (oyo gu) 高い (taka i)
ADJEKTIVA-I
広い (hiro i) 明るい (akaru i) 上手な (joushu na)
ADJEKTIVA-NA
急な (kyuu na) ハンサムな (hansamu na)
4) Hiragana dipakai untuk menulis partikel (助詞/ joshi), misalnya: a) 私の
国から
日本まで
飛行機で
4 時間かかります。
Watashi no kuni kara nihon made hikouki de yo jikan kakarimasu. (Dari negara saya sampai ke Jepang memakan waktu 4 jam dengan pesawat)
35
b) 首相は
来月
アメリカへ
行くと
言いました。
Shushuo wa raigetsu amerika e iku to iimashita. (Perdana menteri mengatakan bulan depan akan pergi ke Amerika) c) あそこに
男の
人が
いますね。あの人は
だれですか。
Asoko ni otoko no hito ga arimasu ne. Ano hito wa dare desu ka (Di sana ada laki-laki kan. Siapa orang itu?) 5) Huruf hiragana dapat dipakai untuk menulis verba bantu ( 助 動 詞 / jodoushi) misalnya: a) 桜がきれいです。 Sakura ga kirei desu (Bunga sakura indah) ( 判 断 / handan ‘pernyataan’) b) 私はカメラを買いたい。 Watashi wa kamera wo kaitai (Saya ingin membeli kamera)(希望 / kibou ‘keinginan’) c) 電気予報に
よると、明日は
寒くなるそう。
Denkiyouhou ni yoru to, ashita wa samuku narusou (Menurut ramalan cuaca, katanya besok cuaca akan menjadi dingin)(伝聞 / denbun ‘katanya’, ‘kedengarannya’) 6) Huruf hiragana dapat dipakai untuk menulis prefiks atau sufik yang ditulis dengan kanji, misalnya a) お金 / okane (uang)
36
b) 田中さん / tanaka san (tuan Tanaka) c) 長さ / takasa (tingginya)
7) Huruf Hiragana berfungsi sebagai Furigana. Furigana, yaitu cara membaca huruf kanji. Biasanya, terdapat di atas atau di bawah huruf kanji. Fungsinya, untuk mempermudah orang asing dan anak-anak dalam membaca kanji, misalnya: こくさいくうこう
a) 国 際 空 港 / kokusaikuukou (Bandara internasional) でんとうてき
b) 伝統的 / dentouteki (Tradisional) じどうはんばいき
c) 自動販売機 / jidouhanbaiki (Mesin penjualan otomatis)
2.2.3
Huruf Katakana dan Fungsinya Katakana adalah huruf-huruf yang berbentuk seperti ア(a)、イ(i)、ウ
(u)、エ(e)、オ(o) dan sebagainya. Katakana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus (chokusenteki), sedangkan hiragana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki) (Iwabuchi, 1989: 51). Bentuk garis-garis atau coretan-coretan inilah yang menjadi salah satu karakteristik katakana yang membedakannya dengan hiragana. Walaupun katakana sama dengan hiragana termasuk kelompok huruf kana, namun fungsi katakana tidak sama dengan hiragana. Katakana dapat dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti nama tempat dan nama orang asing, kata pungut dan kata-kata bahasa asing, kata-kata yang tergolong onomatope,
37
(termasuk bunyi/suara tiruan benda hidup atau mati), nama-nama binatang dan tumbuh-tumbuhan, istilah-istilah khusus bidang keahlian (senmon yoogo), nomina nama diri (koyuu meishi), dan dapat dipakai pula terutama dengan maksud memberikan penekanan, menarik perhatian pembaca, atau memberikan pengartian khusus (Ishida, 1991:75). Namun selain untuk hal-hal tersebut di atas, pemakaian katakana dapat kita temukan pula pada bahasa-bahasa telegram . Dalam ilmu bahasa Jepang seperti dalam bidang fonologi, katakana biasa dipakai untuk penulisan lambang bunyi atau pengucapan. Katakana biasa dipakai juga untuk menulis ingo (bahasa rahasia) dan zokugo (slang). Selain itu, katakana sering dipakai pada surat-surat atau buku-buku yang berhubungan dengan urusan perkantoran atau perusahaan. Dalam hubungan ini, katakana sering dipakai pada buku-buku tabungan, pada resi atau pada rekening pembayaran listrik, gas, dan sebagainya (termasuk penulisan nama orang Jepang), dan lain-lainnya. Dengan demikian katakana tidak hanya dipakai untuk penulisan kata pungut, namun dapat dipakai juga untuk menuliskan kata-kata atau kalimat-kalimat yang sebenarnya bisa dituliskan dengan huruf hiragana atau huruf kanji. Dalam
pembelajaran
bahasa
Jepang,
cara pengenalan huruf
katakana pun kebanyakan terbatas pada kata-kata yang memang berasal dari bahasa asing tersebut seperti ice cream, chocolate, milk, handkerchief, dan semacamnya yang dijadikan sebagai contoh (Mitamura, 1988). Huruf katakana tidak selalu identik dengan kata serapan asing dan tidak hanya digunakan untuk
38
menuliskan kata-kata serapan bahasa asing ke dalam bahasa Jepang saja, penggunaan huruf katakana sangatlah bervariasi. かたかなというと、一般に外来語を表記する文字という印象が強 いが、本来の日本語を表記することのほうが多いである。 (http://ja.wikipedia.org/wiki/片仮名) Katakana to iu to, ippan ni gairaigo wo hyoukisuru moji to iu inshou ga tsuyoi ga, honrai no nihongo wo hyoukisuru koto no houga ooi dearu.
Terjemahan: Katakana yang umumnya dianggap sebagai huruf yang semata-mata untuk menulis kata-kata asing, sebenarnya sering dipakai untuk menulis kata-kata Jepang asli. かたかなは次の場合に用いられる。外来語、外国の人名・地名、 その他の固有名詞、動物・ 植 物 の名、擬声語(擬態語も、時によって かたかなで表記される場合がある)、電報文、とくに他と区別しよう とする場合:当用漢字外の漢字の使用を避ける場合、ひらがなで書くと、 まわりのひらがなの中に埋没してしまって、 印 象 が薄れてしまうこと がある。そんな時にはひらがなかきにせず、かたかなにすると、漢 字を使ったときよりも注意をひくという効果がある。 (http://ja.wikipedia.org/wiki/片仮名) Katakana wa tsugi no baai ni mochiirareru. Gairaigo, gaikoku no jinmei, chimei, sono hoka no koyuu meishii, doubutsu, shokubutsu no mei, giseigo
39
(gitaigo mo, toki ni yotte katakana de hyoukisareru baai ga aru), denpoubun, toku ni hoka to kubetsushiyou tosurubaai : touyou kanjigai no kanji no shiyou wo sageru baai, hiragana de kaku to,mawari no hiragana no naka ni maipotsushite shimatte, inzou ga usurete shimau koto ga aru. Sonna toki ni wa hiragana kaki ni sezu, katakana ni suru to, kanji wo tsukatta toki yori mo chuui wohiku to iu kouka ga aru.
Terjemahan: Katakana dipakai untuk menulis dalam keadaan seperti berikut. Kata-kata yang berasal dari bahasa asing, nama orang dan tempat asing, serta kata-kata benda asing, nama binatang dan tumbuh-tumbuhan, kata-kata yang menirukan sesuatu bunyi (ada kalanya juga waktu menulis kata-kata yang menunjukkan gerakan atau keadaan makhluk hidup atau benda mati), surat kawat (telegram), kata-kata yang ingin ditekankan: kata-kata yang ditulis dalam huruf kanji yang tidak termasuk lagi dalam toyo-kanji, sering ditulis dengan huruf kana. Akan tetapi, bila ditulis dengan huruf hiragana, ada kalanya kurang dapat memberikan kesan yang kuat, karena terpengaruh oleh huruf-huruf hiragana disekitarnya. Oleh karena itu, kata tersebut ditulis dengan huruf katakana, yang dapat memberi kesan yang lebih menyolok daripada bila ditulis dengan huruf kanji. Berikut ini merupakan asal usul huruf katakana (Katoo, 1991:228) 阿
→
ア
伊
→
イ
宇
→ ウ
江
→
エ
於
→
オ
加
→
カ
幾
→
キ
久
→
介
→
ケ
己
→
コ
40
ク
散
→
サ
之
→
シ
須
→
ス
世
→
セ
曽
→
ソ
太
→
タ
千
→
チ
川
→
ツ
天
→
テ
止
→
ト
奈
→
ナ
仁
→
ニ
奴
→
ヌ
祢
→
ネ
乃
→
ノ
八
→
ハ
比
→
ヒ
不
→
フ
部
→ ヘ
保
→
ホ
万
→
マ
三
→
ミ
牟
→
ム
女
→
毛
→
モ
也
→
ヤ
由
→
ユ
與
→
ヨ
良
→
ラ
流
→
ル
呂
→
ロ
輪
→
ワ
レ
→
ン
利
→
リ
礼
→
メ
レ
Beberapa fungsi huruf katakana antara lain: 1) Untuk menuliskan nama hewan dan tumbuhan Nama tumbuhan dan hewan pada umumnya bisa ditulis baik dengan huruf Katakana atau pun dengan huruf Hiragana. Petunjuk menyarankan
untuk
lebih
memprioritaskan
menggunakan
umum huruf
katakana. Tentunya, bunyi o panjang dituliskan dengan huruf katakana ウ(u)、atau terkadang dengan huruf katakana オ(o) bukan dengan tanda ー atau | (Mitamura, 1988: 38). Misalnya: a) モモ/ momo (persik) b) バラ/ bara (mawar) c) カエル / kaeru (katak)
41
d) タコ / tako (gurita) 2) Untuk menuliskan onomatope Onomatope adalah suatu bentuk ekspresi yang mengandung makna definisi tersendiri dengan cara menirukan bunyi yang mencerminkan makna tersebut, atau pun dengan menamakan bunyi-bunyian itu. Misalnya saja karakteristik suara hewan atau burung, menirukan suara alam, seperti angin, hujan, air yang mengalir, dan banyak suara-suara lain yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, menggambarkan pergerakan atau pun keberadaan sesuatu secara grafik dan sugestif (Mitamura, 1988: 41). Misalnya: a) ワンワン / wan wan (guk guk) b) ニャーニャー / nyaa nyaa(meow meow) c) ヒューヒュー / hyuu hyuu(suara angin) d) ゴロゴロ / goro goro(suara guntur) 3) Untuk menuliskan telegram Pada waktu dulu, telegram dituliskan dengan huruf katakana. Cara penulisan ini sudah digunakan sejak lama. Misalnya: a) アシタ
イク
ムカエ
タノム
Ashita iku mukae tanomu (Besok datanglah, tolong jumpai aku) b) カネ
オクレ
Kane okure (Kirimkan uang)
42
c) ニュウガク
オメデトウ
Nyuugaku omedetou (Selamat atas keberhasilan masuk sekolah baru) Seperti yang ditunjukkan di sini, tanda baca dan partikel dihilangkan dan pada umumnya bentuk sederhana lebih digunakan dari pada bentuk sopan –masu/desu (Mitamura, 1988: 44) 4) Untuk menggantikan kanji Penggunaan seperti ini sangat banyak dijumpai dalam penulisan di majalah-majalah atau koran, baik itu berfungsi untuk menggantikan penulisan kanji yang susah, maupun kanji yang jarang dipakai (Mitamura, 1988: 44). Misalnya, a) カエルはどんなエサをたべますか。 Kaeru wa donna esa wo tabemasuka. (Seperti apa makanan yang dimakan katak?) b) カギをおとした。 Kagi wo otoshita. (Menjatuhkan kunci) c) ハマキをすった。 Hamaki wo sutta. (Menghisap cerutu) d) よくきょうだいケンカをする Yoku kyoudai kenka wo suru (Sering bertengkar dengan saudara) 5) Untuk menyatakan penekanan arti , menarik perhatian pembaca Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom (Mitamura, 1988: 45). Misalnya,
43
a) ツケがまわってきた。 Tsuke ga mawatta kita. (Aku harus membayar dosa-dosaku)
b) そんなことはカンタンですよ。 Sonna koto wa kantan desu yo. (Hal seperti itu akan mudah loh) c) あの人はカンジがいい。 Ano hito wa kanji ga ii. (Orang itu memberikan kesan yang baik) 6) Untuk menuliskan kata-kata seruan dengan huruf katakana Sering
ditemui
terakhirnya
penulisan
kata-kata
seruan
yang
huruf-huruf
ditulis dengan katakana, walaupun huruf sebelumnya
ditulis dengan hiragana (Mitamura, 1988: 47). Misalnya, a) あつ いナア… Atsui naa (panasnya…) b) …だよネ …dayo ne (…ya kan) 7) Untuk menuliskan bahasa percakapan sehari-hari, zokugo (bahasa slang). Ekspresi percakapan sehari-hari biasanya dituliskan dengan katakana (Mitamura, 1988: 47). Misalnya, a) ノッポ /noppo (orang yang berbadan tinggi) b) チビ/ chibi (orang yang berbadan pendek) c) デブ / debu (orang yang berbadan gemuk)
44
8) Untuk menuliskan kata serapan bahasa asing, Cara pengenalan huruf katakana pun kebanyakan terbatas pada kata-kata yang memang berasal dari bahasa asing tersebut seperti ice cream, chocolate, milk, handkerchief, dan semacamnya yang dijadikan sebagai contoh (Mitamura, 1988: 49) a) アイスクリーム / aisukuriimu
(es krim)
b) チョコレート/ chokoreeto (cokelat) c) ミルク/ miruku (susu) d) ハンカチ / hankachi(sapu tangan) 9) Untuk menyatakan nomina nama diri (Ishida, 1991: 75) Katakana juga bisadigunakan sebagai nomina nama diri (koyuu meishi). Misalnya, a) ボク/ boku (saya) b) オレ/ ore (saya) c) アンタ/ anta (kamu) 10) Untuk menuliskan senmongo (bahasa keahlian) dan ingo (bahasa rahasia), (Ishida, 1991: 75). Morita (1997: 25) dalam buku Shakai Gengogaku menyatakan: 「隠語」は、集団内での秘密保持心理的結合を強化する機能を 持つものとして生まれたことばである。 ‘Ingo’ wa, shuudannai de nohimitsu hoji shinriteki ketsugou wo kyoukasuru kinou wo motsu mono toshite umareta kotoba dearu.
45
Terjemahan: Bahasa rahasia adalah bahasa yang muncul dengan memiliki fungsi untuk menjaga kerahasiaan atau mempererat hubungan antar orangorang yang ada dalam suatu kelompok. Misalnya: a) 「ルー」/ ‘ ruu’ (obat kadaluarsa) b) 「 ル ー ナ オ シ 」 / ‘ruu naoshi’ (memperbaharui obat yang kadaluarsa) c) 「 マ ー キ ス ル 」 / ‘maki suru’ (menempatkan obat yang sudah kadaluarsa).
2.2.4
Huruf Romaji dan Fungsinya Dalam bahasan mengenai huruf-huruf Jepang, selain huruf-huruf kanji ,
hiragana, dan katakana, ada satu huruf lagi yang harus diperhatikan yaitu roomaji. Memang huruf yang utama untuk penulisan bahasa Jepang adalah kanji, hiragana dan katakana, tetapi ada saatnya diperlukan pemakaian roomaji. Sebagai bukti dalam tulisan yang berbahasa Jepang baik dalam surat kabar, majalah-majalah, buku-buku pelajaran dan sebagainya yang ditulis dengan huruf Jepang, disana-sini selalu tampak penggunaan roomaji. Roomaji sama dengan hiragana dan katakana termasuk hyoo’on moji yaitu huruf yang hanya melambangkan bunyi, tidak melambangkan arti seperti huruf kanji. Perbedaannya, huruf hiragana dan katakana termasuk onsetsu moji
46
yaitu huruf yang melambangkan sebuah silabel, sedangkan roomaji disebut tan’on moji yaitu huruf yang melambangkan sebuah fonem. Pemakaian roomaji untuk penulisan bahasa Jepang dimulai oleh para penyebar agama Kristen yang datang ke Jepang pada akhir zaman Muromachi. Pada waktu itu huruf roomaji dipakai untuk menuliskan lafal (hatsuon) bahasa Jepang yang berdasarkan cara pemakaian roomaji bahasa Portugis. Lalu setelah memasuki zaman Meiji, dipakailah sistem Hepburn (hebonshiki, atau ada juga yang menyebutnya hyoojunshiki) yaitu sistem penulisan roomaji yang berdasarkan cara pemakaian roomaji bahasa Inggris. Namun timbul pemikiran bahwa pemakaian roomaji untuk penulisan bahasa Jepang ini akan lebih baik apabila berdasarkan sistem bunyi (suara) bahasa Jepang. Sehingga pada tahun 1886 lahirlah sistem yang baru yaitu Sistem Jepang (nihonshiki) yang dicetuskan oleh Tanakadate Aikitsu. Lalu selain itu, mempertimbangkan dan membandingkan kedua sistem itu (hebonshiki dan nihonshiki), pada tahun 1937 muncullah kunreishiki (Sistem Kunrei) yang lahir dan ditetapkan dengan instruksi kabinet (naikaku kunrei). Setelah Perang Dunia II selesai pada tahun 1954, dibuatlah “Roomaji no Tsuzurikata” (Sistem Ejaan Huruf Roomaji) sebagai salah satu maklumat kabinet Jepang. Di dalam Roomaji Ni Tsuzurikata itu kunreishiki dijadikan Daftar Kesatu, sedangkan cara penulisan dengan sistem lainnya yang berbeda dengan kunreishiki semuanya dicantumkan dalam Daftar Kedua (Iwabuchi, 1982: 302). Tetapi sebagai dasar pemakaiannya ditentukan bahwa pada umumnya untuk penulisan kokugo dipergunakan Daftar Kesatu, sedangkan Daftar Kedua
47
di antaranya dipakai untuk penulisan bahasa Jepang yang menyangkut hubungan internasional (Iwabuchi, 1989: 302). Kato Akihiko (1991: 233) berpendapat bahwa bagi siswa yang mempunyai latar belakang bahasa Inggris akan lebih baik bila memakai sistem Hepburn, namun bagi siswa lainnya (yang tidak memiliki latar belakang bahasa Inggris) malah lebih praktis apabila memakai sistem kunrei terutama untuk bidang pengajaran bentuk perubahan (konjugasi/deklinasi) misalnya dalam pengajaran tata bahasa dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan sistem huruf roomaji menurut Iwabuchi (1989: 302) tersebut dapat diihat dalam tabel berikut: ヘボン式
日本式
訓令式
hebon shiki
nihon shiki
kunrei shiki
フ
fu
fu
Hu
シ
shi
si
si
チ
chi
ti
ti
ツ
tsu
tu
tu
ジ
ji
zi
zi
ヂ
ji
di
zi
ヅ
zu
du
zu
シャ行
sh
sy
sy
チャ行
ch
ty
ty
ジャ行
j
zy
zy
48
ヂャ行
j
dy
zy
Fungsi dari huruf roomaji dalam bahasa Jepang, diantaranya adalah untuk menuliskan angka dan singkatan. Huruf ini juga digunakan dalam kamus, buku teks dan buku frase untuk pelajar asing bahasa Jepang.
2.3 Komik 2.3.1
Pengertian Komik Komik adalah cerita bergambar serial sebagai perpaduan karya seni rupa,
atau seni gambar. Komik berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan cerita yang umumnya dilengkapi oleh teks untuk memperjelas jalan ceritanya (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1990:54). 漫画とは、多くの場合はコム割、フキダシ、書き文字(擬音)、 動作線、集中線などの特有の記号的表現様式を特徴とし、絵と文字を中 心として情報を創作的に表現する様式の総称である。 (http://ja.wikipedia.org/漫画) Manga to wa, ooku no baai wa komuwari, fukidashi, kakimoji (gion), dousasen, shuuchuusen nado no tokuyuu no kigouteki hyougen youshiki wo tokuchou toshi, e to moji wo chuushin toshite jouhou wo sousakuteki ni hyougensuru youshiki no soushou dearu.
49
Terjemahan : Yang disebut dengan manga, biasanya merupakan istilah asing untuk menggambarkan suatu penyampaian pesan atau informasi yang diciptakan dengan gambar dan huruf sebagai pusatnya, dengan ekspresi lambang tertentu yang menjadi keunggulannya seperti dibagi menjadi kotak-kotak, cerita yang lucu,
huruf
yang
ditulis
sebagai
tiruan
bunyi,
garis-garis
yang
menggambarkan gerak atau tindakan, garis-garis pemusatan, dan lain-lain.
2.3.2
Sejarah dan Perkembangan Komik di Jepang Manga (漫画) merupakan istilah untuk komik Jepang, beda dengan
komik Amerika. Manga pertama dibuat oleh Suzuki Kankei pada tahun 1771 berjudul Mankaku Zuihitsu.
Berikutnya terbit Shinjo no Yukikai oleh Santo
Kyoden (1798) dan manga Hyakujo karya Aikawa Minwa (1814). Namun ada juga yang menyebut manga muncul pertama kali abad ke-12. Manga generasi awal ini bertajuk ‘choju jinbutsugiga’ yang berisi berbagai gambar lucu hewan dan manusia. Manga yang dibuat banyak seniman ini memenuhi hampir semua persyaratan manga. Sederhana, memiliki cerita di dalamnya dan memiliki gambar artistik. Pada mulanya komik Jepang sangat dipengaruhi gaya Amerika, ini terlihat dari komik-komik buatan Osamu Tezuka yang sangat bergaya Waltz disney. Ia mengadaptasi karakter wajah komik Amerika, seperti mata, mulut, alis dan hidung. Beberapa komiknya yang sudah dikenal dan sudah difilmkan
50
adalah
Kimba
the
white
lion,
Black
Jack
dan
Astro
Boy.
(http://naburo.wordpress.com) Keahlian Osamu Tezuka membuat manga menjadikan tempat berguru para mangaka (penulis komik). Beberapa diantara muridnya adalah Ishinomori Shotaro, Akatsuka Fujio dan Fujiko Fujio yang terkenal dengan Doraemon. Osamu Tezuka merupakan salah satu orang yang paling mempengaruhi perkembangan manga. Manga mulai menemukan ciri khasnya setelah perang dunia ke-2. Salah satu pelopornya adalah Fujiko Fujio yang sukses dengan Doraemon. Ciri khas itu meliputi karakter wajah serta penceritaan. Tokoh-tokoh manga kini bermata besar, memiliki raut wajah halus dan pipi bulat, hidung sempit dan bibir tipis. Latar belakangnya dibuat senatural mungkin. Para mangaka diketahui sangat memperhatikan detail. Bila sebelumnya lembaran komik hanya terdiri atas 4 kotak gambar, kotak gambar manga bisa lebih dari itu. Para mangaka berusaha membuat gambarnya bergerak, karena itulah mereka kadang-kadang membuat hingga 10 kotak gambar dalam 1 lembar manga untuk mendapatkan kesan pergerakan. Membuat kita seolah sedang menonton film kartun saat membaca manga. Setelah Perang Dunia II, manga telah berkembang menjadi sebuah fenomena internasional dalam dunia industri hiburan. Rumah penerbitan Jepang (termasuk
tiga
besar
rumah
penerbitan
yakni
Kodansha,
Shueisha, dan Shogakukan) telah merilis ratusan lebih judul manga di berbagai belahan dunia.
51
2.3.3
Komik Himechan no Ribon seri ke 4
Komik Hime Chan no Ribon 4 (姫ちゃんのリボン4)yang berarti Pita Hime, merupakan komik seri yang ditulis oleh Megumi Mizusawa pada tahun 1992. Jumlah komik ini ada 10 jilid yang diterbitkan dari bulan Agustus 1990 sampai Januari 1994.
Komik ini merupakan komik remaja yang juga
ditayangkan menjadi anime seri sampai episode ke 61 diproduksi oleh Studio Gallop , yang disiarkan pada tanggal 2 Oktober 1992 sampai 3 Desember 1993. Komik Hime Chan No Ribon ini merupakan kisah seorang gadis kelas 2 SMP yang tomboi. Pada suatu malam, seorang putri dari negeri sihir bernama Erika menjumpai Hime. Erika memiliki wajah yang serupa dengan wajah Hime, yang membedakannya hanya rambut mereka. Hime memiliki rambut yang pendek seperti laki-laki dan Erika memiliki rambut panjang dan terlihat cantik serta anggun. Erika datang untuk meninjau bumi selama setahun dan untuk membuktikan bahwa dirinya layak menjadi seorang putri, dia harus memberikan benda ciptaannya sendiri untuk digunakan orang lain. Karena itu Erika memberikan Hime sebuah pita merah yang bisa merubahnya menjadi orang lain. Dengan pita itu, Erika juga bisa terus mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Hime melalui bola kristalnya. Pita itu bukan hanya bisa membuatnya berubah menjadi orang lain, tapi pita itu juga bisa membuatnya berbicara dengan boneka singa kesayangannya yang bernama Pokota. Rahasia ini hanya diketahui oleh Hime, Erika dan Arisaka yang juga merupakan penduduk dunia sihir. Tapi, tanpa disadari, rahasia ini juga diketahui oleh teman sekelas Hime yaitu Daichi. Di komik ini diceritakan mengenai pengalaman-
52
pengalaman mereka di sekolah dan Daichi yang selalu membantu Hime ketika dia sedang dalam kesulitan. Dalam komik Hime Chan no Ribon 4 ini diceritakan tentang kisah Hime dan kawan-kawannya ketika sedang melakukan karya wisata. Pada suatu hari, teman sekelas Hime lainnya yaitu Hibino memergoki Hime yang sedang berbincang dengan Pokota. Tentu saja hal ini aneh bagi Hibino dan akhirnya secara diam-diam Hibino menyelidiki hal tersebut. Setelah penyelidikan diamdiam, Hibino akhirnya juga mengetahui rahasia Hime yang dapat berubah menjadi orang lain. Hibino juga bermaksud untuk menceritakan hal ini kepada wartawan agar dia menjadi orang terkenal. Hime yang mengetahui hal tersebut akhirnya merubah dirinya menjadi Hibino dan bermaksud untuk mengagalkan rencana Hibino dengan berjanji bertemu dengan wartawan itu. Tapi, Hime tidak menyadari bahwa itu merupakan jebakan dari Hibino agar mereka dapat muncul secara bersamaan. Erika yang mengetahui hal itu sangat panik dan langsung turun ke bumi dan menghentikan waktu di bumi. Tanpa disadari, ternyata hal tersebut menyebabkan waktu di bumi dan di dunia sihir terganggu sehingga Hime yang sekarang berwajah Hibino tidak bisa kembali ke dirinya yang semula. Sebagai hukuman, Erika juga tidak bisa kembali ke dunia sihir dan harus tinggal selama satu bulan di bumi. Hime yang tidak bisa kembali ke rumah selama sebulan dengan keadaannya seperti itu, akhirnya tinggal di sebuah rumah kosong dan sebagai pengganti dirinya, Erika merelakan memotong rambutnya agar menyerupai Hime dan menjalani hidup sebagai manusia dengan menjadi Hime selama satu bulan.
53