BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEPERCAYAAN MASYARAKAT JEPANG DAN RUBAH 2.1 Kepercayaan Dalam Masyarakat Jepang 2.1.1 Shomin Shinko Menurut Robert N. Bellah, sistem kepercayaan dalam masyarakat Jepang mempunyai dua konsep dasar mengenai pandangannya mengenai ke-Tuhan-an. Yaitu Tuhan sebagai suatu jenis identitas yang lebih tinggi dari segala yang ada, dan yang berfungsi memelihara, memberikan perlindungan, dan cinta kepada pemeluknya. Hal ini mencangkup dewa-dewa langit dan bumi yang terdapat dalam kepercayaan agama Budha dan penganut aliran Konfisius. Sedangkan dalam kepercayaan Shinto, dipercayai adanya dewa-dewa Shinto seperti dewa pelimdung wilaya atau propinsi, desa, dan sebagainya, serta dewa pelindung keluarga, termasuk didalamnya para nenek moyang atau leluhur. Istilah Shomin Shinko secara harfiah berarti “kepercayaan masyarakat”. Shomin Shinko atau kepercayaan rakyat ini adalah suatu sistem kepercayaan yang didalamnya tercakup masalah-masalah yang menyangkut akan kesucian dan
12
dunia sekuler, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan ajaran berbagai agama yang ada dijepang, dengan dunia empiris dalam kehidupan orang Jepang sehari-hari. Dengan begitu Shomin Shinko disebut juga dengan dasar-dasar orang Jepang. Di Jepang, agama merupakan hal yang tidak begitu dipedulikan karena bagi Jepang termasuk salah satu faktor yang menghambat perkembangan dan kemajuan negara. Sehingga rakyat Jepang sering disebut dengan orang yang irrasional namun bukan berarti mereka tidak rasional. Mereka memikirkan untung dan ruginya sebuah agama bagi negara mereka, sehingga yang tidak menguntungkan negaranya akan mereka buang. Semua agama yang ada di Jepang harus berada dibawah kepercayaan mereka, sehingga jika membahas mengenai kepercayaan orang Jepang, maka tidak akan ada habisnya. Namun secara umum, kepercayaan rakyat Jepang ini bertuju pada politik negara, sehingga harus menyesuaikan dengan negara, untuk negara, demi negara dan kemajuan negara merupakan tujuan utama. Agama yang bersifat individu, universal, dan fungsional akan bercampur dan hidup berdampingan dalam masyarakat. Dengan demikian bangsa Jepang sering dianggap juga sebagai multi personality dan kepercayaannya dianggap juga dengan multi dimensial. Jadi masyarakat Jepang membentuk kepercayaannya berdasarkan prinsip religius dan juga magic. Sehingga sering ditemui orang Jepang yang memiliki agama lebih dari satu. Dan di negara mereka hal itu merupakan hal yang wajar.
13
2.1.2 Shinto Jika membahas kepercayaan didalam masyarakat Jepang maka tidak akan jauh dari Shinto. Shinto berasal dari “Shin” yang berarti roh dan “To” yang berarti jalan. Sehingga Shinto memiliki arti lafdziah “jalan roh”,baik itu roh orang yang telah meninggal maupun roh-roh bumi dan langit. Sedangkan Shintoisme adalah kepercayaan yang berbau keagamaan yang khusus dianut oleh bangsa Jepang sampai sekarang. Shintoisme merupakan filsafat religius yang bersifat tradisional sebagai warisan nenek moyang bangsa Jepang yang dijadikan pegangan hidup. Tidak hanya rakyat Jepang yang harus menaati ajaran Shintoisme tapi pemerintah juga harus menjadi pewaris serta pelaksana dari ajaran ini. Shinto pada awalnya merupakan perpaduan antara kepercayaan serba jiwa (animisme) dengan pemujaan terhadap gejala-gejala alam. Shinto dipandang oleh bangsa jepang sebagai suatu kepercayaan tradisional warisan nenek moyang yang telah berabad-abad hidup di Jepang. Bahkan kepercayaan ini muncul dari mitos-mitos yang berhubungan dengan asal mula terbentuknya negara Jepang. Latar belakang sejarah munculnya kepercayaan Shinto ini sama dengan latar belakang sejarah asal usul terbentuknya negara dan bangsa Jepang. Hal itu dikarenakan kepercayaan ini merupakan budidaya manusia dalam bentuk cerita-
14
cerita pahlawan (mitologi) yang dilandasi kepercayaan animisme sehingga kepercayaan ini dapat digolongkan dalam klasifikasi agama alamiah. Kepercayaan Shinto merupakan ajaran yang mengandung politik religius bagi Jepang, karena taat kepada ajaran Shinto berarti taat kepada kaisar dan juga berarti berbakti kepada negara dan politik negara. Kepercayaan Shinto merupakan kepercayaan yang berkonsep memuja alam, hal ini dilihat dari pemujaan Shinto yang sangat tinggi terhadap alam. Seperti tidak menebang pohon sembarangan karena percaya bahwa ada Kami yang tinggal disitu. Pada zaman dahulu bahkan orang-orang akan menjauhi dan melarang masuk ke hutan agar tidak mengganggu Kami yang ada disana. Selain itu seni ikebana, bonsai, dan penyusunan taman dengan batu, air dan tumbuhan juga tidak lepas dari filosofi Shinto. Dengan konsep kepercayaan yang seperti ini membuat Jepang termasuk negara yang cukup sukses menjaga keletarian alamnya. Saat ini tempat yang dihuni penduduk di Jepang hanya 30% dari luas dataran yang ada. Sisa 70% berupa hutan lebat dan pegunungan bebatuan. Jalan layang atau rel kereta tidak dibuat dengan meratakan gunung tapi berbentung terowongan yang menembus gunung sehingga hutan tidak perlu dirusak. Hal ini dikarenakan kepercayaan Shinto yang mempercayai bahwa Dewa ada dimana-mana sehingga tidak boleh sembarangan apalagi merusak hutan, karena Dewa akan marah. Shintoisme
memiliki
kuil
sendiri
yang
orang
Jepang
sendiri
menyebutnya dengan sebutan “Jinja”. Sangat berbeda dengan kuil budha yang megah dan didalamnya terdapat benda-benda berharga, bangunan Jinja cenderung
15
sangat sederhana dan menyatu dengan alam. Di altar utama hampir tidak ada apaapa, tidak ada arca, patung, ataupun benda yang harus disembah sebagai perwujudan Tuhan. Dalam literatur sering disebutkan bahwa didalam altar terdapat tiga benda utama yaitu cermin, pedang, dan permata yang mengartikan refleksi diri, kekuatan, dan cahaya. Namun benda itu hampir tidak akan terlihat karena dipajang dengan posisi yang tidak biasa. Yang paling mudah terlihat yaitu hiasan dari guntingan kertas putih dan sebuah kotak besar didepan altar utama. Bangunan kuil umumnya tidaklah besar bahkan terkadang sangat kecil, namun area kuil bisa jadi kebalikannya. Terkadang meliputi seluruh hutan dan pegunungannya. Di beberapa kuil tertentu yang terletak diatas gunung, ditengah laut, danau, ataupun yang sulit dijangkau keberadaannya, biasanya akan dibuat sebuah kuil atau bangunan lain ditempat yang lebih mudah dijangkau. Bangunan atau kuil ini berfungsi sebagai penghubung kekuil utama sehingga pengunjung tidak perlu susah payah mendaki gunung melewati ribuan tangga atau menyelam menyeberangi lautan. Kepercayaan Shinto mempercayai bahwa semua benda baik yang hidup maupun yang mati dianggap memiliki jiwa, bahkan terkadang dipercayai memiliki kemampuan untuk berbicara. Semua jiwa itu dianggap memiliki kekuasaan yang berpengaruh terhadap kehidupan yang disebut juga “Kami”. Istilah Kami dalam kepercayaan Shinto “di atas” atau ”unggul”, sehingga apabila dimaksudkan untuk menunjukkan suatu kekuatan spiritual maka kata Kami dapat diartikan dengan Dewa. Jadi bagi bangsa Jepang kata Kami tersebut berarti suatu objek pemujaan
16
yang berbeda pengertiannya dengan pengertian objek-objek pemujaan yang ada dalam agama lain. Dewa-dewa dalam kepercayaan Shinto jumlahnya tidak terbatas, bahkan senantiasa bertambah. Hal ini diungkapkan dalam istilah “Yao-Yarozuno Kami” yang berarti delapan juta dewa. Menurut kepercayaan Shinto sebuah angka yang besar berarti menunjukkan bahwa para dewa itu memiliki sifat yang agung, maha sempurna, maha suci, dan maha murah. Dan seperti halnya jumlah angka dengan bilangannya yang besar maka bilangan itu juga menunjukkan sifat kebesaran dan keagungan Kami. Dalam kepercayaan Shinto terdapat semboyan yang berbunyi “Kami negara no mishi” yang berarti tetap mencari jalan Dewa. Orang Jepang mangakui adanya Dewa bumi dan Dewa langit dan dewa-dewa lainnya dengan tugas nya masing-masing. Diantara semua dewa, yang tertinggi yaitu dewa matahari (Amaterasu Omikami) yang dipercaya memberi kemakmuran dan kesejahteraan. Amaterasu merupakan salah satu anak dari Izanami dan Izanagi dalam mitologi terbentuknya negara Jepang. Dewa-dewa ini memiliki tugas sesuai nama dan tempatnya berada, sehingga tidak akan heran jika ada kuil Shinto yang berada di puncak gunung, tebing, tengah lautan ataupun didasar danau. Karena masing-masing dewa memiliki tempat dan kewajiban masing-masing. Dalam Shinto pemujaan terhadap dewa-dewa banyak dilakukan dengan perayaan matsuri. Matsuri menurut kepercayaan Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami. Sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festifal. Matsuri diadakan diberbagai tempat di Jepang dan pada umumnya
17
diselenggarakan di Jinja. Sebagian besar Matsuri diadakan dengan ujuan untuk mendoakan hasil panen dan tangkapan ikan. Atau untuk kesuksesan, kesehatan, terhindar dari bencana alam maupun untuk ucapan terimakasih terhadap dewa karena sudah memberikan perlindungan kepada penduduk. Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi arak-arakan Omikoshi yang dipercayai sebagai kendaraan untuk para Dewa. Omikoshi berbentuk seperti rumah kecil dengan dua tiang penyangga. Yang mana ketika matsuri, Omikoshi akan diangkat beramai-ramai dan diarak sepanjang jalan sambil meneriakkan “wasshoi wasshoi”. Omikoshi memiliki beberapa bentuk sesuai dengan kuilnya. Terkadang ada yang diberi hiasan pernakpernik mewah dan ada yang biasa saja penampilannya. Terkadang didalam Omikoshi dibuat berbentuk kuil, atau diletakkan beberapa patung, dan bahkan terkadang hanya diberi hiasan guntingan kertas putih saja. Meskipun disebut dengan kendaraan dewa, orang Jepang tidak membawa Omikoshi dengan tenang, melainkan digoncang-goncangkan dan bahkan dinaiki oleh orang.
2.2 Jenis-Jenis Rubah 2.2.1 Rubah Putih Di Jepang rubah jenis ini jarang ditemui karena jenis rubah ini adalah jenis rubah artik yang populasi terbesarnya di daerah beriklim dingin. Rubah putih memiliki bulu asli berwarna coklat terang yang akan berubah warna menjadi putih bersih apabila memasuki musim dingin. Rubah ini merupakan jenis rubah yang
18
memiliki bulu paling tebal dari semua jenis rubah lainnya. Rubah ini memiliki kebiasaan berburu dengan menyamar ditengah tumpukan salju untuk menipu mangsanya. Di Jepang rubah putih ini disebut dengan Byakko. Byakko merupakan rubah pengantar pesan Dewa Inari dan juga sebagai pendamping Dewa Inari sendiri. Namun sekarang ini orang Jepang percaya bahwa rubah putih tersebut merupakan Inari sendiri. Zaman sekarang ini orang-orang Jepang menyebut rubah putih sebagai Dewa Inari, sehingga rubah putih sangat dihargai di Jepang.
Rubah putih
2.2.2 Rubah Perak Rubah perak merupakan hewan paling berharga yang pernah ditemukan oleh manusia pada zamannya. Rubah jenis ini adalah jenis rubah yang memiliki sifat sedikit mirip dengan anjing, karena murah dijinakkan dan lebih mau dekat dengan manusia. Bulu rubah ini halus dan sangat tebal, dan jenis rubah ini adalah jenis rubah terbesar dari semua spesiesnya. Di China rubah perak ini dijadikan
19
peliharaan bahkan ternak yang nantinya akan diambil bulunya untuk dijadikan bahan utama untuk membuat pakaian hangat. Berbeda dengan domba yang bulunya dicukur, rubah ini akan dibunuh dan dikupas kulitnya untuk dijadikan bahan membuat pakaian. Berbeda dengan China, di Jepang rubah perak dipercaya sebagai pendamping rubah putih dengan kata lain merupakan hewan pendamping Dewa, sehingga rubah perak juga dipercayai sebagai hewan pembawa keberuntungan. Rubah perak merupakan hewan yang bertugas menjaga dan mendampingi Dewa Inari.
Rubah perak
2.2.3 Rubah Hitam Rubah hitam merupakan kerabat dekat dari rubah perak. Rubah jenis ini juga merupakan jenis rubah yang jarang ditemui karena populasi mereka yang sudah sangat sedikit. Hal ini dikarenakan rubah jenis ini banyak dibunuh karena
20
sering disalah kira dengan anjing liar. Rubah hitam memiliki bulu berwarna hitam legam yang membuatnya susah dikenali dimalam hari sehingga banyak yang mengira mereka adalah anjing liar yang turun dari gunung. Di Jepang rubah hitam dipercaya sebagai hewan utusan rubah putih dan juga merupakan salah satu pendampingnya. Rubah hitam merupakan hewan kepercayaan dewa Inari yang bertugas menjaga penduduk dari gangguan rubah abu-abu atau rubah padang rumput. Sehingga orang-orang Jepang percaya apabila bertemu dengan rubah hitam ketika diperjalanan maka akan selamat sampai di tujuan.
Rubah hitam 2.2.4 Rubah Merah Disebut rubah merah bukan berarti bulunya berwarna merah. Rubah jenis ini memiliki bulu berwarna orange gelap dengan identik kaki bagian bawah, ujung ekor, dan ujung kuping yang berwarna hitam serta bagian dagu hingga perut yang berwarna putih. Dari semua jenis rubah yang ada, jenis rubah merah merupakan jenis rubah dengan penyebaran terbesar diseluruh dunia. Jenis ini hampir ada di semua tempat di dunia ini sehingga rubah merah menjadi spesies rubah terbanyak.
21
Meskipun begitu keberadaan rubah merahpun sudah sangat sedikit dan termasuk langka karena perburuan liar. Di Eropa rubah jenis ini dijadikan peliharaan dan sebagai alat olahraga kuno yang berasal dari Inggris. Olah raga ini dilakukan dengan cara melepaskan rubah dilapangan terbuka, kemudian ada dua tim dengan masing-masing orangnya menunggangi kuda dan membawa sebilah tongkat panjang dan didampingi anjing pemburu. Nantinya rubah ini akan didorong dan diperebutkan untuk dimasukkan kedalam sebuah gawang. Tim yang terlebih dahulu memasukkan rubah ini kedalam gawang akan menjadi pemenang. Tidak jarang banyak rubah yang mati dalam olahraga ini, sehingga mendapat banyak kritik dari komunitas pencinta hewan. Namun hal ini disangkal dengan menyebut bahwa itu merupakan tradisi Inggris yang harus dibudidayakan. Di Jepang rubah merah dan rubah jenis lain nya dipercaya sebagai hewan keramat sehingga sangat dijaga dan dilindungi. Rubah merah dipercaya akan membawa keberhasilan hasil panen sawah dan ladang. Sehingga orang Jepang sering memberikan sesajian berupa aburage kepada rubah agar mereka menjaga sawah dan ladang.
Rubah merah
22
2.2.5 Rubah Hokkaido Sesuai dengan namanya rubah jenis ini berasal dari Hokkaido. Rubah Hokkaido memiliki warna yang lebih lembut dibadingkan rubah merah. Dan dengan identik pinggiran mata berwarna hitam. Jenis rubah ini adalah jenis rubah yang mendominasi di desa rubah yang ada di Jepang. Kebanyakan penghuni desa rubah merupakan spesies dari rubah merah Hokkaido ini. Desa rubah di Jepang dibuat dengan tujuan untuk melestarikan spesies rubah karena di Jepang sendiri dipercaya bahwa rubah adalah hewan keramat. Rubah ini dipercaya sebagai hewan yang tau balas budi dan merupakan teman yang setia. Orang jepang percaya jika kita membantu rubah yang kesusahan, rubah itu akan melindungi keluarga kita dan membantu kita jika dalam kesusahan. Rubah ini tidak memberikan balas budi berupa benda tapi berupa perlindungan dan kesehatan serta umur panjang.
Rubah Hokkaido 2.2.6 Rubah Abu-abu Dikenal juga dengan sebutan rubah padang rumput. Sesuai dengan namanya, rubah ini mendiami daerah padang rumput dan semak-semak. Rubah
23
jenis ini satu-satunya jenis rubah yang dapat memanjat pohon. Rubah abu-abu sering masuk keperkampungan dan merusak kebun penduduk. Di Jepang rubah abu-abu dipercaya sebagai jelmaan dari Yako, yaitu siluman yang sangat licik dan suka mempermainkan manusia. Yako merupakan salah satu jenis siluman dengan strata tertinggi yang sangat ditakuti oleh manusia bahkan golongan siluman sendiri. Hal itu dikarenakan Yako tidak hanya jahat pada manusia tapi juga semena-mena terhadap siluman yang stratanya lebih rendah darinya. Yako suka menipu pedagang miskin, mempermainkan saudagar kaya, merusak hasil panen, menyesatkan pengelana dan menghasut para kaisar sehingga terjadi perang. Sehingga orang Jepang sangat takut terhadap rubah abuabu. Agar rubah ini tidak mengganggu, mereka biasa memberikan sesajen agar rubah tidak masuk ke desa atau kampung.
Rubah abu-abu
2.3 Mitologi Rubah Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang 2.3.1 Kitsunetsuki
24
Dalam bahasa jepang rubah disebut dengan Kitsune, namun orang Jepang juga menyebut roh rubah dengan sebutan Kitsune. Kitsunetsuki atau kerasukan roh rubah. Menurut tradisi Jepang mereka percaya orang yang kerasukan roh rubah biasanya adalah seorang perempuan muda dan dia akan pandai membaca padahal sebelumnya tidak pandai dan bahkan tidak tahu huruf. Ahli cerita rakyat Lafcadio Hearn mengisahkan peristiwa kerasukan kitsune dalam volume pertama bukunya “Glimpses of Unfamiliar Japan”: Aneh memang kegilaan orang yang dirasuki iblis rubah. Kadang-kadang mereka berlarian telanjang sambil berteriak-teriak di jalanan. Kadangkadang mereka tidur-tiduran dengan mulut berbuih dan menyalak seperti rubah. Dan di bagian tubuh orang yang kerasukan, terlihat benjolan yang bergerak-gerak di bawah kulit yang kelihatannya memiliki nyawa sendiri. Bila ditusuk dengan jarum, benjolan tersebut langsung berpindah ke tempat lain. Benjolan tidak bisa dicengkeram, lepas bila ditekan dengan tangan yang kuat dan lolos dari jari-jari. Orang yang sedang kerasukan kabarnya bisa berbicara dan menulis bahasa yang mereka tidak kuasai sebelum kerasukan. Mereka hanya memakan makanan yang dipercaya disenangi rubah, seperti tahu, aburage, azukimeshi, dan lain lain. Mereka juga makan banyak sekali dan membela diri bahwa yang sedang makan itu bukan mereka, tapi arwah rubah. Apabila kerasukan roh rubah, maka harus melakukan ritual pengusiran roh rubah di kuil Inari. Biasanya upacara dilakukan dengan membujuk rubah agar mau keluar dari tubuh korbannya, jika cara lembut tidak berhasil maka korban
25
biasanya akan dipukuli atau bahkan dibakar sampai kulitnya melepuh untuk memaksa roh rubah keluar. Jika ada seseorang yang kerasukan roh rubah, maka seluruh keluarganya akan diasingkan oleh penduduk.
2.3.2 Hoshi no Tama Jika menggambarkan kitsune maka akan sering diikut sertakan benda putih bulat seperti bawang yang disebut Hoshi no Tama (bola bintang). Hoshi no Tama dipercayai mempunyai kekuatan sihir dan merupakan nyawa dari kitsune. Ketika tidak sedang berubah wujud atau merasuki manusia biasanya kitsune membawa hoshi no tama ini dimulut atau di ujung ekornya. Kekuatan kitsune berasal dari hoshi no tama, jika kitsune terpisah lama dari hoshi no tama maka kitsune itu akan mati. Dalam cerita abad-12 seorang laki-laki berhasil mengambil hoshi no tama dan mendapat imbalan ketika mengembalikannya: "Kau terkutuk!" maki kitsune. "Kembalikan permataku!" Tapi laki-laki itu mengabaikan permohonan kitsune, hingga kitsune berkata sambil menangis, "Baiklah, kau boleh mengambil permata itu, tapi tidak akan ada gunanya untukmu jika kau tidak tahu cara menggunakannya. Bagiku, permata itu adalah
segala-galanya.
Aku
peringatkan,
kalau
kau
tidak
mau
mengembalikannya, kau akan jadi musuhku selamanya. Tapi jika kau mengembalikannya, aku akan terus mendampingimu bagaikan dewa pelindung."
26
Setelah itu laki-laki tersebut mengembalikan permata kitsune dan saat dia diserang
oleh
sekumpulan
perampok
ketika
diperjalanan,
kitsune
itu
menyelamatkannya dan berjanji akan terus melindungi laki-laki itu dan keturunannya.
2.3.3 Kitsunebi Kitsune dipercaya sebagai pelindung oleh rakyat Jepang. Kitsune memiliki api biru yang disebut Kitsunebi yang digunakan kitsune untuk menuntun orang yang tersesat di hutan agar bisa keluar dari hutan. Selain itu orang Jepang percaya apabila terlihat cahaya biru dari hutan berarti kitsune sedang mengawasi dan melindungi desa. Jika ada kitsunebi yang berbentuk jalur panjang seperti sebuah jalan, maka kitsune sedang membimbing para siluman agar tidak memasuki wilayah manusia dan juga menjadi peringatan untuk manusia agar tidak memasuki atau mendekati tempat itu. 2.3.4 Kitsune Ame Orang Jepang sering menyebut Kitsune Ame ketika hujan tiba-tiba turun di cuaca yang hangat dan cerah tak berawan atau di Indonesia disebut hujan panas. Orang jepang percaya abapila tiba-tiba turun hujan di cuaca yang cerah berarti kitsune sedang melakukan upacara pernikahan. Mereka percaya kitsune ame membawa keberuntungan dan pertanda baik untuk petani karena hasil panen akan bagus. Pernikahan kitsune ini bisa saja sesama kitsune atau kitsune dan manusia. Manusia yang merupakan keturunan kitsune memiliki kemampuan fisik
27
dan bakat supranatural yang melebihi manusia biasa. Seorang ahli kosmologi (di Jepang dikenal dengan sebutan Omyouji) Jepang bernama Abe no Seimei memiliki kekuatan luar biasa karena merupakan keturunan kitsune.
2.3.5 Kyuubi Kyuubi adalah sebutan orang Jepang untuk rubah berekor sembilan. Dalam cerita rakyat Jepang, Kyuubi dikenal sebagai sesosok siluman rubah yang memiliki sembilan ekor dan sangat kuat. Apabila Kyuubi marah maka akan terjadi hujan badai yang akan merusak rumah-rumah penduduk. Libasan dari salah satu ekornya saja mampu menerbangkan sebuah gunung dan meratakannya. Cerita tentang Kyuubi banyak dijadikan kedalam karya komik atau anime pada zaman sekarang ini. Yang mana biasanya Kyuubi merupakan sosok seekor rubah putih yang memiliki sembilan ekor. Orang Jepang percaya bahwa ekor seekor rubah akan makin banyak sesuai umurnya. Dan batas banyak ekor seekor rubah yaitu sembilan. Rubah yang sudah memiliki sembilan ekor akan memiliki kekuatan supranatural yang sangat hebat. Meskipun sering diceritakan bahwa Kyuubi merupakan siluman yang jahat, di Jepang mereka menghargai rubah yang ekornya banyak. Mereka percaya semakin tua seekor rubah, semakin banyak ekornya dan semakin kuat serta bijaklah rubah tersebut. Kyuubi sangat membenci manusia karena Kyuubi merupakan siluman yang sangat sensitif dengan perasaan. Ketika dia dekat
28
dengan menusia dia merasakan bahwa manusia itu sangat rakus dan tidak tahu diri sehingga Kyuubi menjadi jijik dan sangat membenci manusia. Bagi Kyuubi manusia merupakan makhluk yang tidak bisa dipercayai, sehingga jika ada manusia yang memasuki daerah tempat Kyuubi tinggal maka dia akan sangat marah dan murka. Kyuubi juga dikenal sebagai salah satu dari sembilan Dewa perang yang tidak tertarik untuk perang. Kyuubi menyukai ketenangan dan kedamaian sehingga dia bisa tidur dengan nyenyak. Oleh karena itu dia akan sangat marah apabila diganggu ketenangannya.
2.4 Pandangan Masyarakat Jepang Terhadap Rubah Bagi masyarakat Jepang rubah merupakan dewa yang melindungi hasil panen terutama padi. Selain itu orang Jepang juga percaya bahwa rubah itu membawa nasib baik dan keberuntungan serta keberhasilan sebuah usaha. Hal ini membuat rubah sangat diagung-agungkan dan dilindungi di Jepang. Apabila ada rubah yang ditemukan mati atau tidak sengaja tertabrak maka bangkai rubah itu harus dibawa ke kuil Inari, dan didoakan sebelum dibakar. Mereka percaya jika rubah itu tidak dibawa kekuil Inari maka rubah itu tidak akan menjadi Dewa tapi akan berubah menjadi siluman yang akan membalas dendam. Kuil Inari merupakan kuil khusus untuk memuja Dewa Inari. Kuil ini memiliki identik yang berbeda dengan kuil Shinto lainnya. Biasanya di depan kuil ada patung Shishigami yang merupakan dewa penjaga, sedangkan di kuil Inari
29
tidak akan ditemukan patung Shishigami melainkan patung rubah. Hal ini dikarenakan Inari merupakan seekor rubah. Patung-patung rubah ini memiliki beberapa bentuk:
1.
Patung rubah yang menggigit kunci dimulutnya Patung ini melambangkan rubah sebagai Dewa pelindung hasil panen masyarakat. Kunci yang digigit oleh rubah melambangkan padi. Padi merupakan makanan pokok rakyat Jepang sehingga menjadi kunci kehidupan di Jepang, oleh karena itu dilambangkan dengan sebuah kunci. Tapi dibeberapa kuil Inari juga sering ditemukan patung rubah yang menggigit seikat padi, bukan sebuah kunci.
2.
Patung rubah yang menggigit permata dimulutnya Orang Jepang percaya bahwa kekuatan rubah datang dari sebuat permata yang disebut Hoshi no tama. Permata pada patung ini melambangkan cahaya. Cahaya maksudnya yaitu sesuatu yang akan memberikan perlindungan dan petunjuk dikala kita kesulitan.
3.
Patung rubah yang menggigit gulungan Gulungan melambangkan pengetahuan dan kesuksesan baik dalam belajar maupun berusaha. Dewa Inari dipercaya juga sebagai dewa bisnis sehingga tidak asing jika sebuah perusahaan atau pemilik perusahaan kaya memiliki kuil Inari di area pribadi miliknya.
4.
Patung rubah yang sedang membawa bayinya
30
Rubah merupakan hewan yang setia dan penyayang. Mereka akan melindungi anaknya dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Rubah memiliki keterikatan yang erat satu sama lainnya. Meskipun rubah dewasa lebih suka menyendiri mereka akan segera mengenali jika ada saudara mereka yang berada didekatnya. Bagi dewa Inari semua rubah merupakan keluarganya sehingga dewa Inari akan melindungi rubah dan membalas budi pada orang yang menolong rubah. 5.
Patung tiga ekor rubah yang sedang duduk Patung ini melambangkan Byakko dan kedua pendampingnya, yaitu rubah perak dan rubah hitam. Yang akan menjaga masyarakat dari gangguan Yako dan melindungi hasil panen sehingga panen padi akan bagus. Biasanya patung ini ditemukan dipinggir-pinggir hutan atau sawah. Patung ini diletakkan didalam sebuah kuil kecil yang bahkan terkadang besarnya hanya muat untuk patung itu saja. Di Jepang terdapat ribuan kuil Inari yang sampai sekarang jumlah
pastinya tidak dapat dipastikan. Hal itu karena terkadang kuil ini dibuat diatas loteng rumah, dihalaman, ditengah hutan, di dalam goa, dan kebanyakan didalam bangunan atau tanah pribadi yang tidak boleh dimasuki sembarang orang. Inari merupakan Dewa panen, kesuksesan, keberuntungan serta kesehatan sehingga banyak orang yang menjadikan bagian dari rumah atau tanah pribadinya sebagai bagian dari kuil Inari agar mereka tidak perlu jauh-jauh memberikan sesajen ataupun pergi berdoa ke kuil utama.
31
Kuil Inari yang paling terkenal yaitu Fushimi Inari Taisha yang terdapat di Kyoto. Fushimi Inari Taisha merupakan kepala atau kuil utama dari semua kuil Inari yang ada di Jepang. Kuil ini terletak dilembah Inari Yama yang terletak di Fushimi-ku, Kyoto. Ditengah lembah terdapat gerbang utama (Roumon) dan kuil utama (Go-honden). Kuil utama ini terletak dipemukiman penduduk, sehingga akan sangat mudah mencapai tempat ini. Jauh ditengah hutan dibelakang kuil utama ini terdapat sub kuil Inari yang bernama Okumiya. Okumiya memiliki identik yaitu dengan berjejernya ribuan Toori dijalan menuju kekuil ini. Toori ini kebanyakan merupakan sumbangan dari perusahaan-perusahaan besar yang ada di Jepang. Hal itu dikarenakan Inari juga dikenal sebagai dewa bisnis dan keberhasilan usaha. Toori adalah sebutan untuk gerbang kuil Shinto. Toori berbentuk seperti bangunan dengan dua tiang penyangga danbagian atas dihubungkan dengan bentuk tiang yang lebih meruncing keatas dibagian kanan dan kirinya. Toori umumnya terbuat dari kayu, namun ada juga yang dibuat dari batu yang dibentuk dan disusun. Ukuran Toori ini bervariasi, tergantung tempat dan kuilnya. Dengan melihat Toori disuatu tempat, kita bisa mengetahui bahwa ada kuil didaerah tersebut. Toori kadang terletak didepan kuil, terkadang Toori ini terletak sangat jauh dari kuil. Di Jepang akan banyak ditemukan Toori tapi tidak kelihatan sedikitpun ada kuil, hal ini dikarenakan terkadang Toori ada di pinggir hutan sedangkan kuilnya sendiri berada puluhan kilometer diatas bukit atau gunung. Terkadang ada Toori dipnggir lautan dengan kuilnya jauh ditengah lautan sehingga tidak dapat dilihat jika tidak menyelam.
32
Jejeran Toori menuju Okumiya Tiap tahunnya di kuil Fushimi Inari diadakan matsuri untuk memuja dewa Inari. Salah satu matsuri terbesar dikuil Fushimi Inari yaitu Hatsuuma Matsuri. Hatsuuma Matsuri diadakan setiap awal Februari untuk memperingati hari kuda. Orang Jepang percaya bahwa Inari pertama kali turun ke bumi di hari kuda sehingga akan diadakan festifal besar-besaran dikuil ini. Festifal ini diadakan selama dua hari berturut-turut. Hari pertama anak-anak akan berarakarak sambil membunyikan gendang. Hal ini disebut dengan Taiko Uri. Setiap anak akan membawa gendang masing-masing, mereka tidak akan bicara melainkan membuat keributan dengan suara gendang, sehingga hari pertama matsuri ini akan sangat berisik. Setelah itu akan diadakan pemujaan di kuil Inari dan esok harinya akan diadakan festifal pada umumnya seperti bazar mendadak dan kembang api. Selain Hatsuuma matsuri setiap awal tahun biasanya tanggal 12 Januari akan diadakan Busha Matsuri. Busha matsuri adalah ritual untuk mengusir aura jahat untuk satu tahun kedepan. Kuil Inari dipercayai dapat mengusir aura jahat yang datang dari laut, sehingga kuil-kuil besar Inari pada umumnya dibangun diatas pegunungan yang menghadap kearah pantai dan laut. Ritual ini dilakukan dengan menembakkan anak panah keempat arah dengan tujuan untuk penyucian.
33
Panah dan busur yang digunakan merupakan buatan khusus untuk menyucikan wilayah itu. Setelah anak panah ditembakkan ke empat arah, panah terakhir dan yang terbesar akan ditembakkan oleh kepala biksu kuil itu. Empat panah pertama dinamai Hamayumi yang berfungsi untuk mengusir setan dan panah utama dinamai Kamiya (panah dewa) yang berfungsi untuk menyucikan tempat itu. Selain dua matsuri terkenal diatas, di kuil Inari juga melakukan matsuri dimusim semi (awal bertanam) dan musim dingin (selesai panen). Hal ini dilakukan karena dewa Inari akan turun ke perkebunan atau sawah penduduk untuk menjaga tanaman agar tumbuh subur dan menghasilkan panen yang baik dan bagus. Kemudian diakhir musim gugur ketika memasuki musim dingin maka dewa Inari akan kembali kelangit. Berbeda dari kuil-kuil lain yang biasanya menjadikan sake atau beras merah sebagai sesajen, dikuil Inari mereka memberikan aburage sebagai sesajen. Hal itu dikarenakan rubah dipercayai menyukai aburage. Aburage adalah nama sejenis makanan dijepang. Aburage ini merupakan lembaran tahu yang sangat tipis yang digoreng hingga berwarna kuning keemasan. Aburage sering disebut juga dengan nama lain Usuage dan Inariage. Makanan ini sangat mudah menyerap kaldu shingga sering digunakan dalam makanan berupa sup atau dijadikan pembungkus bahan makanan lain. Aburage biasanya dibuat di pabrik tahu atau oleh tukang tahu. Tahu dipotong tipis dan lebar yang kemudian digoreng sebanyak dua kali. Pertamatama tahu digoreng dalam minyak panas dengan suhu 110℃ sampai 120℃
34
kemudian dipindahkan ke dalam minyak bersuhu tinggi sekitar 180℃ sampai 200℃.
Aburage Selain aburage, makanan yang identik dengan rubah atau Inari yaitu Inarizushi. Inarizushi merupakan nasi putih yang dimasukkan kedalam kulit tahu atau aburage. Sebelumnya aburage dimasak dengan kecap asin dan gula, sehingga aburage berubah warna menjadi coklat tua. Setelah itu aburage dibelah dan diisi dengan nasi putih, karena nasi putih adalah padi dari hasil sawah yang dilindungi oleh dewa Inari sehingga makanan kesukaan rubah diisi dengan hasil yang diberikan rubah sebagai pertanda terimakasih dan penghormatan.
Inarizushi
Zaman modern ini Inarizushi telah disajikan dalam berbagai bentuk yang lucu dan menarik perhatian.
35
Inarizushi menyerupai Rilla Kuma
Inarizushi berbentuk Totoro Satu lagi makanan yang berhubungan dengan rubah yang sangat terkenal yaitu Kitsune Udon. Meskipun bernama kitsune udon, udon ini tidak dimasak menggunakan rubah. Rubah sangat dijunjung tinggi di Jepang sehingga tidak mungkin rubah dijadikan bahan pembuat masakan. Disebut kitsune udon karena udon ini memiliki identik yaitu menggunakan aburage didalamnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, aburage merupakan makanan kesukaan rubah sehingga udon ini disebut dengan kitsune udon.
36
Kitsune udon Selain makanan yang berhubungan dengan rubah, di Jepang terdapat sebuah desa yang dihuni oleh rubah. Walaupun disebut desa, desa rubah tidak seperti desa manusia. Desa rubah ini berupa hutan luas perbukitan Shiroshi di Miyagi yang diberi pagar dan didalamnya dibuatkan beberapa rumah untuk rubah. Rubah-rubah disini berkeliaran bebas layaknya di dalam hutan. Desa rubah ini dijadikan tempat wisata di Jepang. Pengunjung yang datang ketempat ini harus mengikuti beberapa peraturan yang sudah dibuat oleh pihak penjaga tempat itu. Hal itu dilakukan agar rubah-rubah tidak terganggu kenyamanannya. Seperti yang saya jelaskan rubah merupakan hewan sakral di Jepang sehingga sangat dijaga dan di lestarikan keberadaannya. Di desa ini diizinkan memotret, memberi makan, ataupun mengelus rubah. Tapi tidak semua rubah boleh diganggu. Pendatang hanya dibolehkan memberi makan rubah yang berkeliaran dan makanan yang boleh diberikan telah disediakan oleh
pihak
pengelola sehingga rubah-rubah tidak boleh diberi makan sembarangan. Selain itu hanya boleh mengelus rubah yang mendekati pengunjung. Rubah tidak boleh dikejer-kejar apalagi ditakut-takuti.
37
Desa rubah terletak di perbukitan Shiroshi di daerah Miyagi. Memakan waktu 30 menit menggunakan mobil dari stasiun Shiroshi menuju daerah ini. Penduduk setempat lebih mengenal desa rubah dengan nama Zao Fox Village. Desa rubah ini dibuka setiap tahunnya, baik musim panas ,maupun musim dingin. Untuk memasuki desa rubah harus membeli tiket dahulu, sama halnya seperti memasuki kebun binatang. Harga tiket biasanya seharga 700 yen atau kira-kira 75.000 rupiah. Dengan 700 yen bisa menjelajahi dan melihat jenis rubah yang ada di desa rubah.
38